Lp Kenyamanan
-
Upload
fakuayafajavadfa -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Lp Kenyamanan
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN KENYAMANAN
Oleh:
PUTU PUPUT DIRGAHAYU
1202105070
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2014
A. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Kenyamanan
1. Pengertian
Adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan , dalam berespons terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Lynda Juall Carpenito.M, 2006). Konsep
kenyamanan memiliki subjektivitas yang hampir sama dengan nyeri.
(Fundamental vol.2, 2006). Nyeri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Nyeri akut
adalah keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa
ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama
enam bulan atau kuramg.
b. Nyeri kronis
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang menetap atau
intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
Nyeri merupakan kondisi berupa prasaan yang tidak menyenangkan . sifatnya
sangat subyektif karena prasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tindakanya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya . berikut ini pendapat beberapa ahli
mengenai rasa nyeri:
1. Menurut Mc. Coffery (1979)
Nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dimana eksistensinya
diketahui jika seseorang pernah mengalaminya.
2. Menurut Wolf, Firest (1974)
Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan nyeri
yang bisda menimbulkan ketegangan.
3. Menurut Arthur C. Cuvton (1983)
Nyeri adalah suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul bila mana jaringan
yang sedang dirusak dean menyebabkan individu tersebut bereaksi atau
menghilangkan rangsang nyeri.
4. Secara umum nyeri di artikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional ( A.AZIZ Alimul
Hidayat kdpk 2008 ).
2. Fisiologis nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan dangan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-
ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit at;iu bahkan myelin yang tersebar
pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ viseral, persendian, dinding arteri,
hati dan kandung empedu. Reseptor dapat memberikan respons akibat adanya
stimulasi atau rangsangan.
Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi,termal,listrik atau mekanis,
stimulasi oleh zat kimiawi diantaranya seperti histamine,prostaslandin dan
macam-macam asam seperti yang dilepas apabila terjadi kerusakan pada jaringan.
Selanjutnya stimulasi yang di terima oleh reseptor tersebut di transmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sum-sum tulang belakang oleh dua jenis tersebut
berupa impuls-impuls nyeri ke sum-sum tulang belakang oleh dua jenis tersebut,
yaitu A ( delta ) yang ber myelin rapat dan serabut lamban (serabut C ).
Impuls-impuls yang ditranmisika oleh serabut delta( serabut A ) mempunyai sifat
inhibitor yang di tranmisikan ke serabut C.
Serabut-serabut aferen masuk ke sefinal melalui akar dorsal ( dorsal doot )
serta senape pada dorsal horn tersebt terdiri atas beberapa lapisan atau lamina
yang saling bertautan . di antara lapisan 2 dan 3 terbentuk subs tantia selantinosa
yang merupakan saluran utama impuls kemudian impuls menjadi nyeri
menyebrangi sum-sum tulang belakang pada interneuron dan ersambung ke jalur
spinal asendens yang paling utama . yaitu spinothaimiktract ( sst ) atau jalur
spinetalamus spinoreticular tract ( srt ) yang membawa informasi mengenai sifat
mengenai lokasi nyeri.
Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri . yaitu
jaur oplate dan jalur monoplate . jalur oplate di tandai dari thalamus yang melalui
otak tengah dan medulla ke anduk dorsal sum-sum tulang belakang
neorotransmiter dalam mimplush supresif.
Super supresif telah mengaktifkan stimulasi nociceptor yang di
tranmisikan oleh serabut A . jalur monoplate merupakan jalue desenden yang
tidak memeberikan respon terhadap nolaxone yang kurang banyak diketahui
mekanismenya ( long 1989 ).
3. Karakteristik Nyeri :
Rasa nyeri bersifat subyektif. Untuk mengetahui lokasi nyeri, perawat
biasanya meminta klien untuk menunjukkan semua daerah yang dirasakan tidak
nyaman. Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan sebagai yang
ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat
dan klien. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri
yang lebih objektif. Berikut adalah contoh untuk menentukan skala nyeri.
Numeris
0 1 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Sangat nyeri
Deskriptif
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri yang tidak
tertahankan
Analog visual
Tidak nyeri Nyeri yang tidak tertahankan
Klien menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya
tentang tingkat keparahan nyeri pada waktu melakukan pengkajian.
4. Batasan Karakteristik
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis
Pengancaman
Sumber
Serangan
Waktu
Pernyataan nyeri
Gejala-gejala
klinis
Pola
Perjalanan
Suatu kejadian.
Sebab external atau penyakit
dalam.
Mendadak.
Sampai 6 bulan.
Daerah nyeri tidak diketahui
dengan pasti.
Pola respon yang khas dengan
gejala yang lebih jelas.
Terbatas.
Biasanya berkurang beberapa
saat.
Suatu situasi, status
ekstisensi.
Tidak di ketahui atau
pengobatan yang terlalu
lama.
Bisa mendadak ,berkembang
dan terselubung.
Lebih dari 6 bulan atau
bertahun- tahun.
Daerah nyeri sulit di bedakan
intersinya sehingga sulit di
evaluasi.
Pola respon berfariasi sedikit
gejala-gejala.
Berlangsung terus menerus
sehingga dapt bervariasi.
Penderita meningkat setelah
beberapa saat.
Selain perjalanan nyeri di atas terdapat jenis nyeri yang spesifik di
antaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menyalar (nyeri paint), nyeri
phisicogenik, nyeri phantom in ekstremitas, nyeri neurologist dan lain-lain.
Umumnya nyeri somatis dan viseral ini bersumber dari bolit dan jaringan
di bawah kulit superficial, yaitu pada otot dan tulang nyeri menjalar adalah nyeri
yang berasal pada bagian tubuh yang lain.
Nyeri phisigogenik adalah nyeri yang tidak di ketahui secara fisik
biasanya timdbl akibat phisikologis.
Nyeri phantom adalah nyeri yang di sebabkan kerana salah satu
ekstremitas di amputasi . nyeri neourologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena
adanya spasme di beberapa jalur syaraf.
5. Patofisiologi Nyeri
Campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku
↓
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls
melalui serabut saraf perifer.
↓
Masuk dan sampai ke medula spinalis
↓
stimulus mencapai koretks serebral
↓
otak menginterprestasikan kualitas nyeri
↓
Nyeri akut dan Nyeri kronis.
6. Sifat Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi disebabkan oleh
stimulasi tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual,
maksudnya respon individu terhadap nyeri tidaklah sama. Stimulus nyeri dapat
berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan kerusakan dapat
terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu. Mahon
menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat
individu, tidak menyenangkan, merupakan suatu yang mendominasi, dan bersifat
tidak berkesudahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi inspeksi dan palpasi.
Inspeksi dilakukan dengan mengamati ekspresi wajah klien yang
menunjukkan adanya tanda ketidaknyamanan seperti klien terlihat
meringis, tegang, gelisah, merengek, dll. Palpasi dilakukan pada bagian
tubuh yang dikeluhkan nyeri oleh klien untuk mengetahui level nyeri
klien.
8. Terapi/tindakan penanganan
- membantu klien melakukan personal hygiene
- memodifikasi lingkungan sekitar klien seperti suhu, pencahayaan, dan
hindari suara bising yang berlebihan
- ajarkan teknik distraksi, relaksasi dan guided imagery
- kolaborasi pemberian analgesic apabila klien mengeluh nyeri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Data Objektif
Data yang mungkin muncul.
o Klien tampak meringis kesakitan.
o Klien tampak gelisah.
o Klien terlihat memegang daerah yang terasa nyeri.
b) Data subjektif
o Klien mengeluh merasa nyari.
o Klien mengatakan skala nyeri 6 ( 1-10 ).
o Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk.
o Klien mengatakan nyeri dirasakan saat pagi dan sore hari.
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik px mengeluh susah tidur , px.
mengeluh nyeri, nyeri dirasakan dengan skala 4 (berat), px tampak
mengiris, gelisah dan tampak berprilaku berjaga-jaga atau melindungi
daerah yang sakit
3. INTERVENSI
No Diagnoa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera
mekanik ditandai dengan
melaporkan nyeri secara
verbal
Setelah diberikan asuhan
keperawatan …x 24 jam
diharapkan klien melaporkan
nyeri berkurang/dapat
terkontrol dengan criteria
hasil :
Pain Level
- TTV dalam batas normal/
not compromised (skala
5). (Nadi: bayi 120-
160x/mnt, toddler 90-
140x/mnt, prasekolah 80-
110 x/mnt, sekolah 75-
100x/mnt, remaja 60-
90x/mnt; RR: bayi 35-40
x/mnt, toddler 25-32x/mnt,
anak-anak 20-30 x/mnt,
remaja 16-19 x/mnt; TD:
Pain management
- Kaji TTV klien, catat jika ada
perubahan.
- Lakukan penilaian yang
komprehensif pada nyeri yang
mencakup lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Observasi isyarat non verbal dari
kenyamanan terutama pada klien
dengan ketidakmampuan untuk
berkomunikasi secara efektif.
- Pastikan klien menerima
perawatan analgesic.
- Ajarkan klien atau keluarga
menggunakan teknik
nonfarmakologi (relaxation,
Pain Management
- Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal dapat
mengindikasikan
bahwa nyeri
berkurang.
- Untuk mengetahui
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Untuk mengurangi
rasa nyeri klien.
- Lingkungan yang
nyaman dapat
menambah tingkat
bayi 85/54 mmHg, toddler
95/65 mmHg, sekolah
105-165 mmHg, remaja
110/65 mmHg; suhu :
Suhu tubuh 36-37,5°C)
- Klien melaporkan
nyerinya berkurang
mencapai skala 5 (none)
- Ekspresi muka terhadap
nyeri mencapai skala 5
(none).
- Klien tidak menggosok
area nyeri mencapai skala
5 (none).
- Klien tidak mengerang
atau menangis mencapai
skala 5 (none)
Pain Control
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama......x24
guided imagery, music therapy,
distraction, ect).
- Kendalikan factor-faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
kenyamanan klien
Analgetic Administration
- tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan frekuensi
- cek riwayat alergi
- pilih analgetik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
- tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- tentukan analgetik pilihan, rute
kenyamanan klien
sehingga dapat
mengurangi rasa
nyeri klien.
- Untuk mengetahui
kualitas nyeri klien.
- Untuk mengurangi
rasa nyeri klien
melalui teknik
nonfarmakologi.
- Untuk mengurangi
rasa nyeri secara
mandiri
- Mengurangi rasa
nyeri klien jika
teknik
nonfarmakologi
tidak dapat
menghilangkan.
- Mengurangi rasa
jam pasien dapat
mengontrol nyeri dengan
indikator:
Mengenali faktor
penyebab
Mengenali onset
(lamanya sakit)
Menggunakan
metode pencegahan
Menggunakan
metode nonanalgetik
untuk mengurangi
nyeri
Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
Mencari bantuan
tenaga kesehatan
Melaporkan gejala
pada tenaga
kesehatan
pemberian dan dosis optimal
- pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
- monitor vital sign sebelum
dansesudah pemberian analgetik
pertama kali
- berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala (efek samping)
nyeri klien jika
teknik control nyeri
tidak dapat
menghilangkan.
Analgesic
Administration
- Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal dapat
mengindikasikan
bahwa nyeri
berkurang.
- Untuk mengetahui
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Mencegah
kesalahan
pemberian obat.
Menggunakan
sumber-sumber
yang tersedia
Mengenali gejala-
gejala nyeri
Mencatat
pengalaman nyeri
sebelumnya
Melaporkan nyeri
sudah terkontrol
- Pemberian
analgesic yang tepat
dapat mengurangi
nyeri lebih cepat
- Mencegah
terjadinya efek
samping.
4. EVALUASI
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera mekanik
ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal
S :
- Klien mengatakan nyerinya sedikit berkurang
O :
- Kontrol nyeri
1. Menjelaskan faktor penyebab nyeri ( 5 = didemonstrasikan
sering)
2. Menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri ( 5 = didemonstrasikan sering)
3. Menggunakan analgetik sesuai rekomendasi ( 5 =
didemonstrasikan sering)
- Level nyeri
1. klien melaporkan nyeri skala 5
- TTV klien dalam batas rormal.
TD : 120/80
RR : 16-20x/menit,
RR: 60-100x/menit
- T: 36-37,5oC ( 5 = no deviation per normal range)
A : tujuan tercapai sebagian
P : Pertahankan kondisi klien