Aspek Kenyamanan Termal Dalam

21
Penggunaan Material Yang Tidak Menghasilkan Gas Beracun Secara tidak sadar bahan bangunan apalagi produk baru sering mengandung bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit, terutama bahan bangunan hasil industri, seperti kayu olahan, particle board, cat tembok, pipa plastik, dan sebagainya. Bahan bangunan ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, gangguan pernafasan, penyakit kulit dan sebagainya. Tentunya korban paling dirugikan adalah penghuni rumah karena setiap hari harus berkontak dengan bahan-bahan berbahaya ini, terutama anak kecil. Berikut beberapa material/bahan bangunan yang berpotensi bahaya beserta akibat (penyakit) yang akan ditimbulkan: Bahan bangunan/ material Bahaya/ penyakit yang ditimbulkan Kayu sumber bahaya: penggunaan politur, melamin (urea formal-dehyde) Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, Lantai Vilil, karpet plastik (yang dibuat dari PVC), lem kontak Kanker, pembakaran menguapkan asam klorida (mematikan tanaman), penyakit hati, ginjal Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata buta,

Transcript of Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Page 1: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Penggunaan Material Yang Tidak Menghasilkan

Gas Beracun

Secara tidak sadar bahan bangunan apalagi produk baru sering mengandung

bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit, terutama bahan bangunan

hasil industri, seperti kayu olahan, particle board, cat tembok, pipa plastik, dan

sebagainya. Bahan bangunan ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti

kanker, gangguan pernafasan, penyakit kulit dan sebagainya. Tentunya korban

paling dirugikan adalah penghuni rumah karena setiap hari harus berkontak dengan

bahan-bahan berbahaya ini, terutama anak kecil.

Berikut beberapa material/bahan bangunan yang berpotensi bahaya beserta

akibat (penyakit) yang akan ditimbulkan:

Bahan bangunan/ material Bahaya/ penyakit yang ditimbulkan

Kayu

sumber bahaya: penggunaan politur,

melamin (urea formal-dehyde)

Alergi kulit, mata, gangguan selaput

lendir

Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, Lantai

Vilil, karpet plastik (yang dibuat dari

PVC), lem kontak

Kanker, pembakaran menguapkan

asam klorida (mematikan tanaman),

penyakit hati, ginjal

Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner,

cat epoksi yang mengandung

etylalkohol, epoksi mesin

Penyakit syaraf, darah, pernafasan,

mata buta, gangguan keseimbangan,

selaput lendir, eksim pada kulit

Asbes (plafon dan atap) Asbestose (penyakit paru), kanker

Gas radon (merupakan penguapan

dari tanah)

Mutagen dan karsinogenik (penyebab

kanker)

Lalu bagaimana solusinya?

Page 2: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Untuk meminimalisasi bahaya yang mungkin ditimbulkan dari material atau bahan

bangunan tersebut, setidaknya kita mempunyai beberapa solusi diantaranya :

1. Apabila rumah baru saja dicat, atau ada furniture yang baru difinishing

(dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga bau

menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap

tinggi selama 6 – 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan

digunakan dengan baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar.

2. Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan dasar air,

yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah

menguap lebih rendah. Berbagai bahan material rumah tinggal yang baik digunakan

sebenarnya tersedia cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal

dari alam dan tidak melalui industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya.

3. Pilih bahan bangunan yang sehat (tidak tercampur bahan kimia berbahaya)

seperti batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam,

bata merah, genteng tanah, kaca, beto, batako, conblok, kertas dll.

Pemilihan bahan bangunan dan material untuk isi rumahPemilihan bahan bangunan dapat berpengaruh pada kesehatan Anda, karena dari bahan

bangunan, dapat timbul pencemaran udara dan gangguan kesehatan akibat terlepasnya gas

beracun, bahan-bahan karsinogenik (penyebab kangker), dan sebagainya. Contoh bahan

material yang dapat mengganggu kesehatan:

Finishing cat, finishing kayu olahan, finishing besi, dapat mengandung formaldehyde, bahan

beracun yang dapat mengeluarkan gas beracun yang dapat menimbulkan keracunan, alergi,

memicu asma, penyakit tenggorokan dan pernafasan, serta menimbulkan kanker

(karsinogenik). Karena bahan ini banyak digunakan didalam material untuk rumah tinggal

seperti cat, lem kayu, dan sebagainya, sangat mungkin ini menjadi sumber utama polusi

udara didalam rumah. Saran untuk hal ini, bila rumah baru saja dicat, atau ada furniture

yang baru difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga

bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi

selama 6 - 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan digunakan dengan

baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar.

Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan dasar air, yang lebih

ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah menguap lebih

Page 3: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

rendah. Berbagai bahan material rumah tinggal yang baik digunakan sebenarnya tersedia

cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui

industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Contoh material bangunan yang sehat

antara lain:

Bahan material dari alam Batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu,

rumbia, ijuk, alang-alang, logam

Bahan material buatan bata merah, genteng tanah, kaca, beton,

batako, conblok, kertas

Berikut adalah table yang menjelaskan material yang tidak menghasilkan gas beracun.

Jenis pekerjaan

Material / bahan yang mengganggu kesehatan

Material yang menjadi sumber masalah

Jenis penyakit yang bisa timbul

Alternatif material/ penanganan

Pekerjaan kayu misalnya: kusen, furnitur, lantai, rangka atap

Bahan bangunan kayu yang dilem

Perekat / lem kayu yang mengandung fenol/ formaldehide

Alergi kulit, gangguan selaput lendir seperti pernafasan, mata, mulut, dan sebagainya. Material ini dicurigai juga karsinogenik (menyebabkan kanker)

Di samping menggunakan kayu dengan perekat, bisa menggunakan kusen beton cetak untuk menggantikan kusen, atau menggunakan cara tidak di lem, tapi

Page 4: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

disatukan dengan pasak, dan sebagainya.Bambu bisa menggantikan fungsi kayu untuk jangka waktu yang agak pendek.

Konstruksi kayu yang diawetkan (kayu yang diawetkan)

pengawetan dengan Ter (penyulingan batu bara)

 Kanker Beton precast untuk kusen, rangka struktural.- baja.- alumunium

Pekerjaan kayu

 Pekerjaan penyelesaian akhir

Penggunaan politur / plitur (Etilakohol)Penggunaan melamin (Urea formalhide)

Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir

Kayu bisa tanpa finishing dibiarkan terlihat serat kayu dan teksturnya.

Instlasi saniter

Pipa-pipa air bersih dari PVC

PVC Polivinylklorida

Kanker, kalau dibakar menguapkan asam klorida (menyebabkan matinya tumbuh-tumbuhan)

Page 5: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Lem kontak Penyakit hati, dan ginjal, kanker

Pekerjaan lapisan isolasi seperti lapisan kedap air untuk dak beton

Lapisan kedap air

Bitumaen hidrokarbon

Penyakit kulit jika berhubungan lama dicurigai penguapan jadi kasinogenik

Menggunakan konstruksi yang relatif tidak memerlukan lapisan isolasi, misalnya daripada dak beton, lebih baik menggunakan atap konvensional

Lapisan pelindung termal(misalnya lapisan alumunium dengan beberapa lapisan komposit untuk mengurangi hawa panas di bawah atap)

 Styrol Sakit kepala, kelelahan dan depresi, gangguan tingkah laku dan mata, rasa mual, dicurigai penguapan jadi mutagen dan kasinogenik

Gunakan jenis atap yang memiliki aliran udara yang baik agar relatif tidak memerlukan lapisan pelindung termal.

Pekerjaan lantai

 Vinil 30/30 cm

 PVC Polivinylklori

Kanker, kalau dibakar

Gunakan tegel,

Page 6: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

 - Saat ini banyak material sintetis untuk karpet dan penutup lantai.

dan karpet plastic (PVC)

da menguapkan asam klorida (menyebabkan matinya tumbuh-tumbuhan)

keramik, parkit, bamboo mat (lapisan pengganti karpet dari bambu), dsb.

 Lem kontak Penyakit hati dan ginjal, kanker

 Karpet nylon yang dilem

 Lem kontak Penyakit hati dan ginjal, kanker

Pekerjaan cat -Cat ruangan,-Cat kamar

 Cat PVC /emulsi (cat tembok)

 PVC Polivinylklorida

Kanker, kalau dibakar menguapkan asam klorida (menyebabkan matinya tumbuh-tumbuhan)

-Sebaiknya bangunan dibiarkan lebih dari dua bulan sebelum ditempati. -Menggunakan material alternatif seperti dilapisi larutan semen, bata ekspos, batu ekspos, dsb

Amoniak Penyakit

Page 7: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

sebagai bahan pencair

kulit, gangguan pernapasan

 Pekerjaan cat

Cat sintetis Tinner sebagai bahan pencair

Mempengaruhi saraf, darah dan pernapasan

Cat meni (cat besi)

Mengandung plumbum oksida

Meracuni tulang, gigi, otak, mengakibatkan  kanker

Cat epoksi dan vernis epoksi

Etylalkohol sebagai bahan pencair

Mata buta, gangguan keseimbangan, selaput lendir

Pekerjaan langit-langit

Lembar gelombang/ datar asbes semen

Asbes (serat mineral yang sangat halus)

Asbestose (penyakit paru-paru), kanker

Bahan gas (Radon)

Tanah di tempat bangunan dan bahan bangunan tanah

Gas radioaktif yang menguap keluar dari dalam tanah

Mutagen dan kasinogenik

PEMILIHAN BAHAN BANGUNAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

Pemilihan bahan bangunan merupakan salah satu elemen terpenting dalam konsep

Sustainable (Berkelanjutan) ini. Kriteria pemilihan bangunan ini pada dunia industri biasanya

hanya berputar pada perkiraan harga pasaran, yang biasanya tidak memperdulikan "harga"

durabilitas bahan bangunan dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari produksi dan

transport bahan tersebut.

Page 8: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Kriteria umum dari konsep ini sangat mempertimbangkan pengaruh pada lingkungan, kadar

keracunan yang diakibatkan dari pemakaian bahan tersebut, umur pemakaian bahan dan biaya

yang dibutuhkan. Sehingga diperlukan analisis yang matang untuk menentukan dengan tepat

apakah material tersebut cukup "berkelanjutan" dengan analogi parameter yang cukup

sederhana yaitu pengaruh ke lingkungan dari bahan itu, dari pengambilan pertama dari alam

sampai pemakaian di bangunan dan pemakaian ulang bahan itu selanjutnya.

PemiIihan bangunan itu sebenamya juga sangat subjektif, dan mempunyai banyak faktor

pertimbangan. Misalnya saja memilih kayu sebagai material daripada baja kedengarannya

akan sangat baik, tetapi kayu memerlukan energi yang lebih intensif untuk memproduksi dan

tidak mengakibatkan racun seperti yang dihasilkan baja. Tetapi baja, juga lebih mudah untuk

dibentuk menjadi bentukan baja yang lain dan dipakai kembali sehingga mempunyai umur

yang panjang.Untuk memudahkan analisa yang akan dilakukan, ada beberapa faktor dan

strategi yang harus dipertimbangkan dalam memiIih material bangunan :

l. Bangunan yang dirancang dapat dipakai kembali dan memperhatikan

sampah/buangan bangunan pada saat pemakaian

Metode dari pemakaian ulang bangunan, penataan ulang dan perbaikan bangunan daripada

penghancuran Dan pembangunan Yang baru harus dipelajari lebih dalam. Beberapa Frima

Arsitek di Belanda saat ini merancang bangunan menjadi bangunan yang dapat dengan

mudah dibangun kembaIi clan dipakai ulang setelah batas waktu bangunan tersebut.

Fase perancangan bangunan merupakan fase terpenting dari penentuan bagaimana bangunan

dan lingkungan itu akan terbentuk nantinya. Dalam fase ini harus dapat diidentifikasikan

seberapa besar potensi aliran sampah yang akan dihasilkan dari bangunan tersebut, dari

proses pembangunan sampai masa akhir dari bangunan tersebut.

Minimal, rancangan harus sudah mempunyai pemecahan untuk mengatasi permasalah yang

akan muncul nanti, misalnya; pemisahan material, pengumpulan material, penyimpanan

material yang dapat didaur ulang seperti kertas, kaca, plastik dan baja. Titik pengumpulan

barang harus dapat diakses dengan mudah oleh pemakai. Bangunan bertingkat mungkin bisa

menyediakan tabung peluncuran sampah yang terpisah untuk beberapa macam bahan yang

Page 9: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

dapat didaur ulang. Sementara bangunan tingkat rendah dapat menyediakan paling tidak satu

tempat pengumpulan pada setiap lantai. Dalam merancang dan menempatkan pusat lokasi

penyimpanan dan pembuangan sampah pada bangunan harus sangat memperhatikan

aksesbilitas dan efek dari penempatan pada titik tersebut pada pemakai bangunan.

Selama fase pembangunan sendiri, akan banyak sekali buangan material yang dihasilkan dari

pembangunan, penghancuran dan pada saat prosedur pembersihan. Dalam pembangunan

gedung yang berasal dari penghancuran gedung sebelumnya, produk buangan yang utama

adalah; kayu, aspal/beton/batu, dinding kering, roofing, baja, dan paper products.

Pemakaian ulang bahan-bahan dari gedung yang lama menjadi lebih ekonomi dibandingkan

dengan biaya pembuangan yang semakin tinggi, peraturan yang semakin ketat, dan harga

material yang semakin tinggi. Membentuk perencanaan sampah pada saat awal perencanaan

bangunan akan dapat menghemat pembiayaan dan material yang akan diambil dari alam,

sehingga dapat lebih melestarikan sumber daya alam. Perencanaan dalam hal ini harns dapat

mengidentifikasikan muatan buangan dan daur ulang lokal, dapat menentukan market dari

material bekas, mengidentifikasi beberapa macam material buangan yang disimpan dan juga

membutuhkan sistem pelaporan yang akan dapat menentukan jumlah dan kualitas dari

material buangan yang disimpan.

2. Bahan bangunan tersebut dapat dipakai kembali

Diutamakan memilih bahan bangunan yang dapat didaur ulang atau dipakai kembali.

Memakai kembali bahan bangunan pada lokasi pembangunan memberikan keuntungan yang

sangat besar pada alam Daripada membuang seluruh sampah dari lokasi pembangunan,

perancang harns lebih memikirkan cara pemakaian kembali bahan bangunan yang ada untuk

mengurangi sampah solid yang dihasilkan dari pembangunan tersebut.

Kemampuan material untuk diolah kembali dapat dilihat pada saat setelah material digunakan

atau setelah material dihasilkan. Menentukan material dengan kemampuan untuk diolah

kembali dengan angka yang cukup tinggi adalah metode lain yang dapat mengefisiensikan

energi dari proses manufaktur. Beberapa material bangunan yang mempunyai angka

presentasi kemampuan untuk dapat dipakai kembali cukup tinggi termasuk rangka baja dan

beton bertulang, gypsum wallboard dan facing paper, panel plafon akustik dan sistem

Page 10: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

penggantungnya. (Bahan-bahan ini mempunyai standarisasi yang cukup tinggi pada beberapa

negara berkembang).

3. Keaslian Material

Apakah material tersebut datang dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui? contohnya,

jika kayu, apakah kayu tersebut diambil dari sumber yang akan diperbaharui, dalam hal ini

apakah ada usaha penanaman kembali? Dan ada juga produk kayu yang dihasilkan dari mutu

kayu yang rendah dan kayu yang sudah tidak dipakai pada saat produksi.

Perkiraan jarak dari sumber dan produk ke lokasi pembangunan juga harus diperhatikan.

Memakai kayu dari sumber yang dapat diperbaharui dengan jarak ribuan kilometer dari lokasi

mengakibatkan efek negatif pada lingkungan. Menggunakan sumber yang jauh lebih dekat ke

lokasi bangunan akan tidak hanya akan mengurangi biaya dan pengaruh pengangkutan pada

lingkungan tapi juga membantu ekonomi daerah setempat, yang juga menjadi tujuan lain dari

konsep ini.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa material yang diambil, ditambang, diolah

atau dibangun beradius 500 mil dari lokasi pembangunan dapat mengefisiensikan biaya dan

pengaruh pada lingkungan pada saat pengangkutan, dan merupakan salah satu parameter

"sustainable"nya material tersebut (DOE Building Technologies Program: Sustainable

Building Materials). Sehingga material lokal yang tersedia harus diteliti lebih awal pada saat

proses perancangan untuk memaksimalkan keuntungan dari potensial yang ada.

4. Energi yang diwujudkan

Saat ini, energi yang diwujudkan, adalah metoda yang memperhitungkan seluruh energi dan

biaya yang tidak terlihat tapi dibutuhkan pada saat memproduksi material tersebut Energi

tersebut dihitung mulai dari produksi awal material, yaitu pengambilan material utama dam

fabrikasi yang diperlukan, pengepakan material, transportasi ke site, sampai ke pemasangan

ke bangunan. Hal ini akan menghasilkan perhitungan yang akurat Beberapa perhitungan

umum dari energi yang diwujudkan pada beberapa material termasuk ; kayu = 1, bata = 2,

kaca = 3, baja = 8, plastik = 30, dan aluminium = 80. (Environmental Auditing and Building

Construction, Energy and Air Pollution Indices for Building Materials). Tabel tentang

beberapa energi yang diwujudkan material

Page 11: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

seperti contoh dibawah ini;

Tabel4.1 Embodied Energy, diadaptasi dari Sam Mukhtar, Building Today, Green Living

5. Produksi Material

Walaupun hal ini tidak begitu jelas pengaruhnya pada bangunan tersebut, tetapi pemakaian

bahan bangunan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar pada lingkungan dimana

bangunan itu dibangun. Pada saat proses produksi material tersebut diawal, juga harus

memperhatikan material seperti apakah yang akan dihasilkan. Apakah nantinya material

bangunan tersebut menghasilkan produk yang berbahaya atau sejumlah polusi di tanah, air

ataupun udara? Bagaimana perusahaan yang menghasilkan material ini menangani buangan

tersebut?

Saat ini beberapa produsen material mulai memikirkan bagaimana caranya agar proses

produksi material menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Bahkan di beberapa

negara maju, seperti Jerman dan Swiss, memberikan penyuluhan kepada masyarakatnya

untuk membeli produk-produk yang memakai teknologi yang ramah lingkungan dan tidak

mengakibatkan buangan yang mencemari lingkungan , baik udara, tanah maupun air.

6. Efek racun dari material

1. Material yang mengandung racun

Page 12: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Fenomena bangunan yang "sakit" saat ini meningkatkan kekhawatiran pada perancang

mengenai kualitas udara dalam ruangan. Salah satu dari penyebab "penyakit" ini adalah

bangunan tersebut memakai material yang mengeluarkan zat beracun secara lambat

Formaldehyde dengan campuran lem, resin dan campuran minyak dalam cat serta kandungan

bahan organik dalam udara yang dipakai sebagai campuran dalam material bangunan

hanyalah sebagian dari bahan kimia yang mengakibatkan bangunan "sakit". Di negara-negara

berkembang, beberapa material bangunan yang mengandung asbes dan timah merupakan

bahan yang illegal; begitupun, masih ada juga kerusakan lingkungan yang diakibatkan

pemakaian bahan kimia pada saat pembangunan. Dan sebagai panduan umumnya, perancang

sebaiknya menghindari pemakaian bahan yang dapat menghasilkan formaldehyde, larutan

organik, kandungan bahan kimia dalam udara, dan klorofluor karbon. Kandungan bahan

kimia dalam udara dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, sakit

kepala dan iritasi dermatologis dan beberapa penyakit lain. Beberapa kandungan kimia dalam

udara dapat mengeluarkan bau yang tidak enak yang tidak dapat dihirup pada orang-orang

yang mempunyai indra penciuman sensitif.

2. Effisiensi Ventilasi

Perlu diingat pada saat memilih bahan bangunan yang sensitif pada lingkungan tidak

menjamin menghasilkan lingkungan dalam menjadi lebih baik. Pemilihan bahan bangunan

tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan sistem ventilasi dan mekanisasi yang baik untuk

menghasilkan kualitas lingkungan dalam yang baik.

Ventilasi yang efektif dan cukup sangat menentukan kualitas kandungan udara yang baik

dalam ruangan. Pengaruh ventilasi sangat besar bagi kenyamanan pemakai bangunan dan

juga mengontrol tingkat polusi dalam bangunan.Ventilasi juga merupakan kunci penting

untuk menjaga agar kualitas udara dalam ruangan termasuk men-supply udara bersih yang

masuk keseluruh ruangan lain sehingga udara dapat berputar dengan baik dan memenuhi

kebutuhan pernafasan pemakai ruangan. (di Amerika hal tersebut

distandarisasi . oleh ASHRAE - American Society for Heating, Refrigeration and Air

Conditioning : Engineers, standard 62-200 1).

Page 13: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Filtrasi udara yang semakin efisien dengan kualitas filtrasi yang tinggi dapat memberikan

85% efisiensi bukaan dan juga mengurangi tingkat partikel dan allergens dalam udara.

Selanjutnya, sistem ventilasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga udara dari luar tidak

langsung masuk kedalam ruangan yang dipakai dan udara tersebut dapat berputar dan

bergerak dalam luasan tertentu. Sistem exhaust dalam ruangan dapat mengurangi pengaruh

polusi udara yang terjadi akibat mesin photo copy, peralatan-peralatan melukis, dan

memasak. Sistem ventilasi juga harus mudah dicapai untuk perawatan.

3. Teknik Konstruksi yang digunakan

Selain muatan kimia dari bahan dan akibat terkontaminasinya material bangunan tersebut

dengan udara yang masuk dari luar melalui ventilasi, maka peran proses konstruksi juga

sangat menentukan berapa besar efek racun yang dihasilkan oleh material pada pemakai

bangunan. Beberapa praktek konstruksi dapat mencegah terkontaminasinya ruangan indoor.

Banyak masalah kualitas udara dalam ruangan dimulai saat masa pembangunan gedung.

Sebenamya masalah-masalah ini dapat dicegah dengan melakukan proses konstruksi yang

runut (Marilyn ; 2003, urutan proses konstruksi tersebut dapat dibaca pada Building

Construction Phase, Greenguard Environmental Institute).

Beberapa material yang dipakai dalam proses kosntruksi dapat menyerap zat kimia dan

terkontaminasi lalu melepaskannya didalam ruangan. Proses konstruksi dengan emisi kimia

awal yang tinggi termasuk pengecatan, pengapuran dan beberapa proses yang termasuk

pengeringan komponen yang harus dilakukan sebelum pemasangan material interior seperti

karpet, plafon dan perabotan. Sehingga sangat disarankan pemakaian sistem saluran ventilasi

sementara selama konstruksi dan membiarkan bangunan tersebut 100% mendapatkan udara

luar langsung selama 2 minggu.

7. Memprioritaskan material alami

Material alami seperti batu, kayu, dan tanah umumnya menggunakan energi yang sedikit

untuk diproduksi, menghasilkan racun yang lebih sedikit dan menghasilkan polusi yang lebih

sedikit pada lingkungan. Material alami yang disini bukan saja material yang berasal dari

alam, tetapi juga berasal yang dari alam setempat.

8. Mempertimbangkan durabilitas dan umur dari produk

Page 14: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

Proses produksi yang konstan, perawatan dan pembuangan bahan dalam budaya "membuang"

adalah kegiatan yang tidak sustainable (berkelanjutan). Material yang berkelanjutan (sustain)

termasuk material yang tidak membutuhkan perawatan yang tinggi dan tidak secara konstan

diganti.

Sumber :

http://economy.okezone.com/read/2012/03/05/472/587327/waspadai-material-dan-bahan-

bangunan-beracun

Page 15: Aspek Kenyamanan Termal Dalam

http://architectaria.com/memilih-bahan-bangunan-yang-tidak-berbahaya-dan-ramah-

lingkungan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1302/1/arsitektur-indira.pdf

http://www.astudioarchitect.com/2008/09/bahan-material-berbahaya-dalam-rumah.html