LP KDM

download LP KDM

If you can't read please download the document

Transcript of LP KDM

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Kenyamanan dan Keamanan

Oleh Ni Made Juniari 0902105014

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2010

A. Konsep Dasar kebutuhan Dasar Manusia 1. Pengertian Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dsar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subyektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, social, spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transeden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri. Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. 2. Fisiologi nyeri Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Nyeri memiliki 3 komponen penting yaitu resepsi, persepsi dan reaksi. a. Resepsi Resepsi merupakan proses perjalanan nyeri. Semua kerusakan seluler, yang disebabkan oleh stimulus termal, mekaniuk, kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi (seperti histamine, bradikin dan kalium) akan bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap stimulus yang yang akan membahayakan) untuk memulai transmisi neural

menghasilkan nyeri. Kemudian impuls saraf yang dihasilkan oleh

stimulus nyeri, menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengonduksi stimulus nyeri: serabut Adelta b. Persepsi Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang kompleks. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis kemudian ke thalamus dan ke otak tengah. Dari thalamus, serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai areal otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis dan system limbic. Ada sel-sel di dalam system limbic yang diyakini mengontrol emosi khususnya ansietas. Dengan demikian, system limbic berperan aktif dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi saraf berakhir di dalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan mempersepsikan sensasi nyeri. c. Reaksi 3. Klasifikasi Nyeri A. Berdasarkan Sumbernya Cutaneus atau superficial: mengenai kulit atau jaringan

subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Misalnya terkena ujung pisau atau gunting.

Deep Somatic atau nyeri dalam: muncul dari ligament,

pembuluh darah, tendon dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lama dari cutaneus. Misalnya sprain sendi. Visceral (pada organ dalam): stimuli reseptor nyeri dalam

rongga abdomen, cranium dan thoraks. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan. B. Berdasarkan Penyebab

femur.

Fisik: terjadi karena stimulus fisik. Misalnya karena fraktur

Psycogenic: terjadi karena sebab yang kurang jelas atau

susah diidentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari. Misalnya orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya. C. Berdasarkan Lama atau Durasinya

Nyeri akut: terjadi setelah tubuh terkena cidera, atau

intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan. Nyeri kronik: nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. D. Berdasarkan Letak atau Lokasi Radiating pain: nyeri menyebar dari sumber nyeri ke

jaringan di dekatnya.

Referred pain: nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu

yang diperkirakan berasal dari jaringan penyebab. Intractable pain: nyeri yang sangat susah dihilangkan.

Misalnya nyeri pada kanker.B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Evaluasi Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dan situasi kondisi klien, maka diharapkan klien:1. Nyeri (baik akut atau kronik) klien dapat berkurang/hilang dengan criteria

hasil sebagai berikut: Pasien menunjukkan ekspresi wajah rileks. Pasien dapat tidur atau beristirahat secara adekuat. Pasien menyatakan nyerinya berkurang skalanya.

2. Ketidakberdayaan klien dapat teratasi dengan criteria sebagai berikut: Pasien menyatakan perasaan dan cara yang sehat untuk

berhubungan dengan mereka. Pasien mengungkapkan rasa control terhadap situasi sekarang. Pasien mau ikut serta dalam perawatan diri.

3. Ansietas klien diharapkan menurun atau hilang dengan criteria hasil sebagai berikut:

Klien menyatakan kesadaran tentang perasaan dan cara sehat untuk

menghadapinya. Klien menunjukkan rentang normal dari perasaan dan

berkurangnya ansietas atau rasa takut. Klien menunjukkan kemampuan untuk mengatasi masalah.

4. Tidak mengalami cedera dengan criteria hasil: Klien menunjukkan homeostasis yang ditunjukkan dengan tidak adanya perdarahan.

Klien tidak mengalami injury.