LP KB IUD

11
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFEKSI GENITALIA AKIBAT PEMASANGAN KB IUD DI RUANG POLI KB – RS IMMANUEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan matakuliah “Keperawatan Maternitas” Disusun Oleh: Agnes Gae Dopo PPN 12051

description

Kontrasepsi IUD

Transcript of LP KB IUD

Page 1: LP KB IUD

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

INFEKSI GENITALIA AKIBAT PEMASANGAN KB IUD

DI RUANG POLI KB – RS IMMANUEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan matakuliah

“Keperawatan Maternitas”

Disusun Oleh:

Agnes Gae Dopo

PPN 12051

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2013

Page 2: LP KB IUD

A. PENGERTIAN

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin Devices

(IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif,

reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usi

produktif (Saefudin. 2003). Prawiroharjo (2005) menambahkan bahwa alat

tersebut digunakan sebagai usaha pencegahan kehamilan. AKDR atau IUD

berbentuk spiral, terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lillitan tembaga yang

juga mengandung hormon. Dimasukkan melalui vagina kedalam rahim dan

memiliki benang (BKKBN.2003)

Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam

jaringan tubuh yang dapat menyebabkan cedera seluler setempat akibat

metabolisme toksin maupun reaksi antibodi-antigen (Potter & Perry. 2005)

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya infeksi pada proses pemasangan IUD adalah

1. Memiliki resiko infeksi seksual sebelumnya seperti nutrisi ibu tidak adekuat

2. Tidak mengkonsumsi antibiotik dalam 20 hari pertama setelah pemasangan IUD

3. Teknik dan proses pemasangan IUD

C. PATOFISIOLOGI

Pencegahan kehamilan

Pemasangan KB IUD

Infeksi

Masuknya benda asing dari vagina menuju uterus

Ibu menderita/beresiko menderita PMS

Kurang paparan informasi

Proses infeksi

Perangsangan reseptor nyeri

Kurang PengetahuanNyeri

Page 3: LP KB IUD

D. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari infeksi genitalia pada pemasangan IUD adalah:

Tanda:

1. Nyeri di area yang terinfeksi

2. Muncul tanda-tanda infeksi seperti rubor, kolor, dolor,

3. Ibu tampak tidak nyaman

E. PENATALAKSANAAN

1. Mengkonsumsi antibiotik sesuai indikasi

2. Melepaskan IUD

F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Kemungkinan Data Fokus

a. Wawancara

Identitas klien, keluhan utama (nyeri), riwayat obstetrik, riwayat ginekologi,

riwayat perkawinan, pekerjaan, pendidikan, keluhan sejak kunjungan terakhir,

pengeluaran pervaginam, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, Riwayat KB.

b. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)

Kesadaran: composmentis, GCS 15.

Tanda-tanda vital: nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu meningkat (> 370C), RR

normal (16 – 20 x/mnt)

Genitalia: adanya tanda-tanda infeksi

Ekstremitas: akral dingin

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan cultus jaringan yang terinfeksi

2. Laboratorium hematologi

Page 4: LP KB IUD

1. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN1 DS: klien mengeluh

nyeri skala 3-5 (0-5) diarea genitalia melakukan KB dengan pemasangan IUD beberapa waktu

yang laluDO: klien tampak kesakitan klien tampak memegang area yang sakit Nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu meningkat (>

370C), RR normal (16 – 20 x/mnt) Muncul tanda-tanda infeksi pada genitalia

Pemasangan KB↓

Terinfeksi ↓

Reaksi peradangan↓

Merangsang reseptor nyeri↓

Nyeri

Nyeri

2 DS: klien mengeluh cemas dengan keadaannya dirinya tidak paham mengenai penyakit yang sedang

dideritanya tetap melakukan hubungan seksualDO: klien dan keluarga tampak cemas Nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu meningkat (>

370C), RR normal (16 – 20 x/mnt) Muncul tanda-tanda infeksi pada genitalia

Pemasangan KB↓

Terinfeksi ↓

Reaksi peradangan↓

Berhubungan seksual↓

Resiko penyebaran infeksi

Resiko penyebaran infeksi

3 DS: klien mengeluh cemas dengan keadaannya dirinya tidak paham mengenai penyakit yang sedang

dideritanya

Pemasangan KB↓

Terinfeksi ↓

Reaksi peradangan

Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasI

Page 5: LP KB IUD

DO: klien tampak cemas klien terus bertanya kepada tenaga kesehatan tentang

penyakitnya Nadi meningkat (> 100 x/mnt), suhu meningkat (>

370C), RR normal (16 – 20 x/mnt) Muncul tanda-tanda infeksi pada genitalia

↓Kurang paparan informasi dan

pengalaman↓

Kurang pengetahuan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Nyeri yang berhubungan dengan adanya kotraksi dini yang semakin kuat dan semakin sering

2. Resiko penyebaran infeksi menular seksual berhubungan dengan adanya jaringan pada daerah genitalia yang terinfeksi

3. Kurangnya pengetahuan tentang kontraksi dini pada kehamilan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak

mengenal sumber-sumber informasi.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Nyeri Tujuan : setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama

1x24 jam, klien menyatakan

memahami teknik relaksasi nyeri

Kriteria hasil:

nyeri berkurang, TTV dalam batas

1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi

nyeri.

2. Kaji stres psikologi ibu/pasangan

dan respons emosional terhadap

kejadian

1. Membantu dalam mendiagnosis dan

menentukan tindakan yang akan

dilakukan.

2. Ansietas terhadap situasi darurat

dapat memperberat ketidak

nyamanan karena syndrome

Page 6: LP KB IUD

normal, ibu dapat

mendemonstrasikan teknik

relaksasi dan ibu tidak meringis

atau menunjukan raut muka yang

kesakitan.

3. Berikan lingkungan yang tenang

dan aktivitas untuk menurunkan

rasa nyeri. Instruksikan klien

untuk menggunakan metode

relaksasi, misalnya: napas dalam,

visualisasi distraksi, dan jelaskan

prosedur.

4. Kolaborasi: Berikan analgesik.

ketegangan, ketakutan, dan nyeri.

3. Dapat membantu dalam

menurunkan tingkat asietas dan

karenanya mereduksi

ketidaknyamanan

4. Meningkatkan kenyamanan dan

mengurangi nyeri

2 Resiko

penyebaran

infeksi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

penyebaran infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil:

1. Klien memahami

informasi mengenai

pencegahan penyebaran infeksi

2. Penyebaran infeksi

tidak terjadi

3. Penyakit infeksi

klien segera dapat

disembuhkan

1. anjurkan klien untuk

menjaga higiene area genitalia

2. anjurkan klien untuk

tidak melakukan hubungan

seksual sementara dalam proses

pengobatan

3. anjurkan klien untuk

menjaga keadekuatan nutrisi

1. Kebersihan

mencegah pertumbuhan

mikroorganisme patogen

2. Penularan

infeksi dapat terjadi melalui

hubungan seksual

3. Nutrisi yang

baik mempercepat proses

penyembuhan luka dan mencegah

infeksi bertambah buruk

4 Kurangnya Tujuan: setelah dilakukan tindakan 1. kaji pengetahuan klien 1. Menyediakan intervensi yang

Page 7: LP KB IUD

pengetahuan keperawatan selama 1x pertemuan

klien memperoleh informasi

mengenai kondisinya secara akurat

Kriteria hasil:

Klien mengungkapkan

pemahamannya terhadap

informasi yang disampaikan

2. jelaskan penyebab klien

menderita infeksi setelah

pemasangan IUD

3. jelaskan langkah-langkah yang

diperlukan klien untuk

mengobati infeksi, mencegah

infeksi bertambah buruk,

mencegah penularan infeksi

4. Berikan kesempatan bagi ibu

untuk mengajukan pertanyaan

tepat sasaran

2. Pengetahuan yang baik dari

seorang klien terhadap penyakit

yang dideritanya membantu

menenangkan klien

3. Menjaga nutrisi, higene dan

menghentikan aktifitas seksual

sementara waktu dapat membantu

klien mencapai kondisi

kesehatannya seperti sediakala

4. Proses tanya jawab penting

untuk mengetahui tingkat

pemahaman klien terhadap

informasi yang diberikan

Page 8: LP KB IUD

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media

Aesculapius FKUI

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika

Perry & Potter. 2005. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta. EGC

Saefudin. 2003. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika

Yuliaikhah, Lily S.Si. T, 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Penerbit Buku

Kedokteran ECG, Jakarta

WiknjosastroHanifa, Abdul Bari Saifuddin, dan Trijatmo Rachimhadhi. Ilmu Bedah

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.