IUD EROSI PORTIO

48
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “J” P1001 AKSEPTOR AKTIF KONTRASEPSI IUD DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS RENGEL KABUPATEN TUBAN TANGGAL 18-31 APRIL 2011 Oleh : NOVIRA ROSALINA (08.06.01.319) 5

Transcript of IUD EROSI PORTIO

Page 1: IUD EROSI PORTIO

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “J” P1001 AKSEPTOR AKTIF KONTRASEPSI IUD

DENGAN EROSI PORTIO

DI PUSKESMAS RENGEL KABUPATEN TUBAN

TANGGAL 18-31 APRIL 2011

Oleh :

NOVIRA ROSALINA

(08.06.01.319)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA

PRODI DIII KEBIDANAN TUBAN

JL.Diponegoro No.17 Telp.( 0356 ) 321287 TUBAN

TAHUN AKADEMIK 2011/2012

5

Page 2: IUD EROSI PORTIO

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan kebidanan pada Ny “J” Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan

Erosi Portio di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban sebagai laporan praktek klinik

kebidanan yang telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing ruangan maupun

akademik di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban.

Mengetahui,

Pembimbing AkademikSTIKES NU Tuban

UMMU QONITUN, S.SiTNIK. 45115024

Kepala Ruangan NeonatusRSUD Dr. R. Koesma Tuban

Hj. TRI AGUSTINA K, SST NIP. 196708191992032005

6

Page 3: IUD EROSI PORTIO

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penyusun panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny “J” Akseptor

Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio” tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang

bersangkutan, penyusunan laporan Praktik Klinik Kebidanan ini tidak akan terwujud.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih pada

kepada :

1. Dr. Yusnita Firdausi selaku Kepala Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban yang

telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktek klinik

kebidanan.

2. H. Miftahul Munir, SKM.M.Kes. selaku Ketua STIKES NU Tuban yang telah

memberikan kesempatan untuk melaksanakan praktek di RSUD Dr. R. Koesma

Tuban

3. Hj. Tri Agustina K, SST selaku pembimbing ruangan di Puskesmas Rengel

Kabupaten Tuban yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami selama

praktek.

4. Ummu Qonitun, S.SiT selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan kepada kami.

5. Seluruh staf dan karyawan di Pukesmas Rengel Kabupatren Tuban atas bantuan

dan bimbingannya

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari

kata sempurna, karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan

penyusun terima dengan tangan terbuka demi tercapainya kesempurnaan laporan di

masa yang akan datang. Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tuban, April 2011

Penyusun

7

Page 4: IUD EROSI PORTIO

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang 1..........

B. Tujuan 2...........

C. Ruang lingkup 3...........

D. Metode penulisan 3...........

E. Pelaksanaan 3...........

F. Sistematika penulisan… 3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................5

A. Konsep Dasar Kontrasepsi IUD 5

B. Konsep Dasar Erosi Portio 5

C. Konsep dasar asuhan kebidanan menurut hellen varney.....11

BAB III TINJAUAN KASUS ..............................................................14

A. Pengkajian 14 ........

B. Interpretasi data 17.........

C. Identifikasi masalah potensial 18.........

D. Identifikasi kebutuhan segera 18.........

E. Intervensi 18.........

F. Implementasi 19.........

G. Evaluasi 20.........

BAB IV PENUTUP.............................................................................. 24

A. Kesimpulan..........................................................................24

B. Saran ...................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 5: IUD EROSI PORTIO

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma baru program KB telah diubah visinya dari mewujudkan

NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2010”.

Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

memiliki jumlah anak yang ideal, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa

pada Tuhan Yang Maha Esa. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan

alasan utama diperlukannya Keluarga Berencana.

KB adalah suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat, kedewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan

kesehatan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga untuk mewujudkan keluarga

kecil bahagia dan sejahtera (Undang – undang No. 16 Tahun 1992).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2007, pengguna kontrasepsi IUD menduduki peringkat ke empatdari jumlah

746.702 peserta KB dan yang menggunakan IUD sebanyak 2,74% (BKKBN,

2007).

Dalam pemakaian metode kontrasepsi pada akseptor KB terdapat

beberapa efek samping. Karena itu, dalam diperlukan adanya kegiatan pembinaan

yang lebih intensif.

Berdasarkan metode atau alat yang digunakan, angka drop out tertinggi

terjadi pada pemakaian kondom (38%), diikuti seara berturut-turut adalah karena

ingin hamil (34%), masalah kesehatan (15,5%), efek samping (11%). Khususnya

pada IUD, faktor yang mempengaruhi wanita berhenti menggunakan IUD adalah

karena terjadi komplikasi (32%), suami merasa tidak nyaman (11%).

Salah satu efek yang sering muncul karena terjadinya komplikasi pada

akseptor IUD diantaranya adalah Erosi Portio. Erosi portio merupakan pengikisan

yang terjadi pada mulut rahim yang biasa disebabkan oleh karena manipulasiatau

keterpaparan bagian tersebut oleh suatu benda, misalnya saat pemasangan IUD,

hubungan seksual yang mengakibatkan terjadinya peradangan dan menjadi

infeksi.

9

Page 6: IUD EROSI PORTIO

Oleh karena itu berdasarkan data-data yang telah dijelaskan diatas,

sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan kita harus mampu memberikan asuhan

kebidanan secara menyeluruh atau komprehensif sehingga masalah yang terjadi

pada akseptor IUD dengan erosi ortio dapat diatasi dengan baik dan tepat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan mempelajari asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat

mengerti dan memahami tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada

akseptor IUD dengan erosi portio melalui pendekatan manajemen

kebidanan.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan pengkajian baik dari

subyektif maupun data obyektif pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif

Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten

Tuban.

2. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi masalah potensial atau

mendiagnosa pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD

dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

3. Mahasiswa diharapkan mampu mengantisipasi masalah potensial atau

diagnosa lain pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD

dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

4. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada

Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di

Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

5. Mahasiswa diharapkan mampu merencanakan asuhan kebidanan secara

menyeluruh pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD

dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

6. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan rencana secara

menyeluruh pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD

dengan Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

7. Mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi asuhan yang telah

diberikan pada Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan

Erosi Portio di Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

10

Page 7: IUD EROSI PORTIO

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penyusunan laporan asuhan kebidanan ini dilakukan pada Ny.

“J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di Puskesmas

rengel Kabupaten Tuban.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini yaitu

dengan menggunakan pendekatan proses kebidanan dengan memberikan

Asuhan pada klien secara langsung mengenai proses Asuhan Kebidanan pada

Ny. “J” P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio di

Puskesmas rengel Kabupaten Tuban.

2.2.2 Data Primer

a). Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab kepada klien atau keluarga untuk

mendapatkan data subjektif menggali/mengetahui keluhan pasien.

b). Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada pasien untuk

memperoleh data objektif.

c). Pemeriksaan Fisik

Yaitu melakukan pemeriksaaan fisik melalui inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi.

2.2.3 Data Sekunder

a). Studi Kepustakaan dan Praktek Lapangan

Yaitu mencari informasi melalui beberapa sumber yang berasal

dari literatur yang menjadi landasan teoritis dalam memberikan

asuhan kebidanan.

b). Pemeriksaan Penunjang

Yaitu pemeriksaan untuk melengkapi data primer yakni

laboratorium.

1.5 Pelaksanaan

Praktik lapangan ini dilaksanakan di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban

pada tanggal 18-31 April 2011

11

Page 8: IUD EROSI PORTIO

1.6 Sistematika Penulisan

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Ruang Lingkup

1.4 Metode Penulisan

1.5 Pelaksanaan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dasar sesuai dengan kasus/ askeb yang diambil

2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan ( Tinjauan teori Menurut Hellen

Varney)

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.2 Diagnosa/ Masalah

3.3 Diagnosa/ Masalah potensial dan antisipasi tindakan (bila ada)

3.4 Tindakan Segera (bila ada)

3.5 Intervensi / Perencanaan

3.6 Implementasi / Pelaksanaan

3.7 Evaluasi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 9: IUD EROSI PORTIO

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar AKDR

2.1.1 Pengertian

Salah satu alat kontrasepsi modern yang telah di rancang

sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi

kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri  sebagai usaha

kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplatasi

dalam uterus

Tindakan yang menbuat individu atau pasangan suami istri

untuk mendapat objek–objek, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mengatur interval dan mengontrol waktu kapan ingin

punya anak serta berapa jumlah yang diinginkan.

Kontrasepsi adalah menolak kontrasepsi atau pertemuan antara

sel telur perempuan yang telah matang dan sperma laki–laki (sel mani).

Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara perhitungan cara

operasi untuk penjarangan dan pembatasan  kehamilan.

2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana

a. Mendapatkan objek–objek tertentu

Misalnya : Konseling jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan

kerugian sesuai dengan alat kontrasepsi yang di

gunakan

b. Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan

c. Mendapatkan kelahiran yang tidak diinginkan

d. Mengatur interval di antara kehamilan

2.1.3 Macam – Macam AKDR

a.     AKDR CuT-380A

Suatu alat yang terbuat dari plastik yang  fleksibel, berbentuk

huruf T  sehubungan oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga

(Cu).

b.    Mengandung  tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload

(Cu ML250 dan 375), Nove T.

13

Page 10: IUD EROSI PORTIO

c.     AKDR-Cu Generasi kedua

1) CuT-380A = ParGard

2) CuT-380Ag

3) CuT-220C

4) Nova-T = Novagard : mengandung Ag

5) Delta-T : Modified CuT-220C

6) MLCu-375

2.1.4 Mekanisme kerja AKDR

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.

2) Mempengaruhi  fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

3) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) bekerja terutama mencegah

sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma

sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilisasi.

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalan uterus.

2.1.5 Keuntungan Menggunakan AKDR

a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang (10 Tahun proteksi dari CuT380A dan

tidak perluh diganti.

d. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat.

e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil.

f. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT 380 A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i. Dapat  dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah

haid berhenti)

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

14

Page 11: IUD EROSI PORTIO

2.1.6 Kerugian Menggunakan AKDR

a. Efek samping yang umum terjadi

Perubahan siklus haid (umumnya pada bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan)

1) Haid lebih lama dan banyak

2) Perdarahan (spotting) antarmenstruasi.

b.    Komplikasi lain

1) Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah

pemasangan

2) Perdarahan berat pada waktu haid yang dapat menyebabkan

anemia

3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila

pemasangannya benar).

4) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

5) Tidak baik digunakan pada perempuan IMS atau perempuan

yang sering berganti pasangan.

6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS memakai AKDR.

7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik seringkali

perempuan takut selama pemasangan.

8) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR biasanya menghilang 1-2 hari.

9) AKDR tidak dapat dilepaskan oleh klien sendiri.

10) AKDR dapat keluar tanpa diketahui.

11) Tidak mencegah terjadi kehamilan ektopik karena fungsi

AKDR untuk mencegah kehamilan  normal.

12) Perempuan harus memeriksa benang AKDR dan waktu ke

waktu (Arum, Setya, Jogjakarta : 2009 Hal 155-156).

13) Erosi porsio

  Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak

steril dan dapat menyebabkan infeksi.

AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan

lamanya haid (darah merupakan media subur untuk

berkembangbiaknya kuman menyebabkan terjadinya infeksi).

15

Page 12: IUD EROSI PORTIO

Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan canalis

cervicalis   dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat

menyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi

erosi pada portio (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal 167).

2.1.7 Persyaratan Pemakaian AKDR

a.     Yang dapat menggunakan

1) Usia reproduktif

2) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangkah panjang

3) Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi

4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

5) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

6) Resiko rendah dan IMS

7) Tidak menghendaki metode hormonal

8) Tidak menyukai memakai kontrasepsi yang mengingat-ingat

misalnya : minum pil tiap hari

9) Tidak menghendaki kehamilan

10) Perokok berat

11) Pascakeguguran

12) Sedang memakai antibiotik atau anti kejang

13) Gemuk ataupun yang kurus

14) Sedang menyusui

15) Penderita tumor jinak payudara

16) Penderita kanker payudara

17) Pusing, sakit kepala

18) Tekanan darah tinggi < 140 / 90 mmHg

19) Varises di tungkai maupun vulva

20) Penderita penyakit jantung

21) Pernah menderita stroke

22) Penderita diabetes tidak lebih dan 20 tahun

23) Penderita penyakit hati dan empedu

24) Malaria

25) Penyakit tiroid

16

Page 13: IUD EROSI PORTIO

b.    Yang tidak di perkenalkan

1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)

2) Pendarahan vagina ynag tidak diketahui (sampai dapat  

dievaluasi)

3) Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis,servicitis)

4) Tiga bulan berakhir sedang mengalami atau sering menderita

PRP atau abortus

5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak

rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.

6) Penyakit trofoblas yang ganas

7) Diketahui menderita TBC pelvic

8) Kanker alat genital

9) Ukuran rongga rahim kurang dan 5 cm

2.1.8 Waktu Penggunaan AKDR

a. Setiap  waktu dalam siklus haid,yang dapat di pastikan klien tidak

hamil.

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c. Segera setelah melahirkan,selama 48 jam pertama atau setelah 6

minggu pasca persalinan,setelah 6 bulan apabila menggunakan

metode Amenorhoe Laktasi

d. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila

tidak ada gejala infeksi.

e. Selama 1-5 hari setelahsenggarna yang tidak dilindungi.

2.1.9 Petunjuk Bagi Klien yang Menggunakan AKDR / IUD

a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu   

pemasangan AKDR.

b. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang

AKDR secara rutin terutama setelah haid.

c. Setelah bulan pertama pemasangan. Hanya perlu memeriksa

keberadaan benang  setelah haid  apabila mengalami :

o   Kram / kejang pada perut bagian bawah

o   Pendarahan (spothing)

o   Nyeri telah senggama atau apabila pasangan  mengalami tidak

nyaman selama melakukan hubungan seksual.

17

Page 14: IUD EROSI PORTIO

d. Copper T-380A perluh dilepas setelah 10 tahunpemasangan, tetapi

dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan

e. Kembali ke klinik apabila :

1.   Tidak dapat teraba benang AKDR

2.   Merasdakan bagian yang keras dan AKDR (batang)

3.   AKDR terlepas

4.   Siklus terganggu / meleset

5.      Terjadi pengeluaran cairan dan vagina yang mencuringakan

6.      Adanya infeksi. (Winkjosostro, Jakarta : 2003 Hal 143).

18

Page 15: IUD EROSI PORTIO

2.2. Konsep Dasar Erosi Porsio

2.2.1 Pengertian Erosi Porsio

Erosi Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu

berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. (Winkjosastro,

Jakarta : 2005 Hal 167).

Erosi porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan

oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat

mengakibatkan menjadi radang dan lama – lama menjadi infeksi.

(www.google memahami Reproduksi wanita, 10 mei 2010).

2.2.2 Etiologi Erosi Porsio

a. Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR

Pada saat pemasangan alat kontrasepsi  yang digunakan tidak

steril yang dapat menyababkan infeksi.

AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama

haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya

kuman) penyebab terjadi infeksi.

b. Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel

canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat

memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi

pada porsio (hubungan seksual).

c. Pada masa reproduktif karena adanya infeksi seperti cervicitis

dapat menyebabkan bata antara epitel canalis cervicalis dan epitel

portio berpindah.

d. Rangsangan luar maka epitel gampang berlapis banyak dan porsio

mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.

(Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal. 167).

2.2.3 Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio

Selain dari personal hygiene yang kurang IUD juga dapat

menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan

media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan

adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.

Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio

menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai

dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum

19

Page 16: IUD EROSI PORTIO

tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah, ditemukan

ovulasi nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-

SP, Jakarta : 2005).

2.2.4 Tanda dan Gejala

a. Sekret bercampur darah setelah bersenggama. (www.goegle

memahami Reproduksi wanita, 10 mei 2010).

b. Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrorarghia.

c. Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah

kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel

Portio.

e. Pada Erosi sering di ketemukan ovula nobathii. (Winkjosastro,

Jakarta : 2005 Hal 175).

2.2.5 Penanganan

Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3

10% atau Al Bothyl yang menyebabkan nekrose Epitel silinderis

dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan Epitel gepeng

berlapis banyak. (www.goegle memahami Reproduksi wanita, 10 mei

2010).

20

Page 17: IUD EROSI PORTIO

2.3. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

2.3.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan

menggunakan langkah – langkah sehingga merupakan alur kerja dan

perorganisasian pikiran dan bertindak sebagai suatu langkah – langkah

yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi bidan.

Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah berurutan dimana

setiap langkah disempurnahkan secara periodik, proses ini dimulai dari

pengumpulan data dasar dan berakhir dengasn evaluasi.

Dengan adanya proses manajemen asuhan kebidanan ini maka

mudah kita dapat mengenali dan mengidetifikasi masalah selanjutnya,

merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif.

2.3.2 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varneys Midwivery,

1997

a. Idetifikasi dan Analisa Data Dasar

Merupakan langkah awal dalam manajemen kebidanan,

langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam

mengidentifikasi masalah ibu. Pada tahap ini merupakan dasar

langkah selanjutnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam langkah

identifikasi data dasar meliputi :

1)      Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, mencari data menggalih data atau

informasi, baik dan ibu, keluarga, maupun tim kesehatan

lainnya atau data yang memperoleh dan hasil pemeriksaan

pada pencatatan dokumen medik. Hal – hal yang dilakukan

dalam pengumpulan data

a. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan antara

bidan dengan ibu maupun tim medis lainnya.

b. Observasi dan pemeriksaan fisik

Merupakan metode pengumpulan data yang tidak dapat

disahkan, observasi adalah melihat, dan pemeriksaan

fisik dilakukan inspeksi, dan palpasi

21

Page 18: IUD EROSI PORTIO

2)      Pengolahan data

Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar, maka

selanjutnya dapat dikumpulkan dalam :

1). Data subjektif

Data yang dikumpulkan dalam data subjektif antara lain

adalah keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat

ginokologi dan KB.

1. Keluhan utama :

Adanya pengeluaran sekret bercampur darah dan

kadang juga bercampur dengan nanah.

2. Riwayat menstruasi :

Perdarahan diluar siklus haid (metrorrhagia)

3. Riwayat ginekologi dan KB :

Gangguan pola haid (metrorrhagia) dan pengunaan

jenis alat kontrasepsi AKDR.

2). Data objektif

Pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan inspekulo

Data objektif :

Pemeriksaan  inspekulo : portio uteri disekitar ostium   

uteri eksternum     tampak daerah kemerahan, dapat pula

dilihat langsung sekret bercampur darah atau dapat pula

sekret bercampur dengan nanah.

b.      Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

Menginterpretasikan data secara spesifik ke dalam suatu

rumusan diagnosa kebidanan dan masalah. Diagnosa lebih sering

didefinisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa yang dialami

oleh klien sedangkan masdalah lebih sering berhubungan dengan

bagaimana klien menguraikan keadaan yang dirasakan.

Diagnosa / masasarkan keluhan ibu bahwa keluar sekret

bercampur darah setelah bersenggama, perdarahan diluarsiklus

haid (metrorrhagia), dapat pula sekret bercampur dengan nanah.

Dan pemeriksaan fisi khususnya pemeriksaannnn inspekulo :

tampak  portio uteri sekitar ostium uteri eksternum (OUE)

22

Page 19: IUD EROSI PORTIO

Tampak daerah kemerahan yang dikarenakan semakin menipis

epitel portio sehingga pembuluh darah disekitar OUE nampak

jelas yaitu kemerahan dan apabila dapat dilihat langsung sekret

bercampur darah ini disebsbkan karena menipisnya Epitel portio

dan adanya kontak langsung (setelah senggama atau terpapar

dengan benda-benda asing) maka portio mudah berdarah, sekret

yang keluar dapat bercampur dengan nanah yang disebabkan oleh

gonococcus, maka keadaan tersebut di atas dapat ditegakkan

sebagai Erosi Portio.

c.       Identifikasi adanya diagnosa atau masalah  potensial

Pada tahap ini mengantisipasi masalah potensial yang

mungkin terjadi atau yang akan dialami oleh ibu bila tidak

mendapat penanganan yang adekuat, didapat melalui pengamatan

yang cermat, observasi secara akurat dan persiapan untuk segalah

sesuatu yang mungkin terjadi

Diagnosa/masalah potensial:    

Dengan adanya erosi portio pada ibu dapat menyebabkan

terjadinya cervicitis, drop out ibu dan alat konra sepsi yang

digunakan yaitu IUD.

d. Tindakan Segera

Perlunya tindakan segerah (Emergency) dan kolaborasi

pada tahap ini erosi portio bukan masalah yang mengancam

keselamatan ibu sehingga tidak memerlukan tindakan segera

(Emergency) namun hanya memerlukan tindakan kolaborasi

dalam menaangani masalah yang dialami oleh klien.

Tindakan emergency /kolaborasi :

Dilihat dan masalah yang dihadapi ibu maka bidan

melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

antibiotik dan analgetik.

e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Merencanakan    tindakan secarah komprehensif yang

didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui

kebenaranya, sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan

asumsi yang seharusnya di kerjakan atau tidak oleh bidan.

23

Page 20: IUD EROSI PORTIO

         Rencana tindakan :

1. Jelaskan pada ibu penyebab erosi portio.

2. Beri health education (HE)tentang personal higyene, gizi  

yang cukup, istirahat dan tidur yang cukup.

3. Beri dukungan moril /support pada ibu agar tiodak larut

dengan kondisi yang dialami saat ini.

4. Beri penanganan dengan albotil.

5. Penatalaksanaan pemberian obat antybiotik dan analgetik.

6. Anjurkan ibu selalu datang untuk kontrol atau kapan saja

setiap ada keluhan.

f.       Pelaksanaan tindakan Asuhan kebidanan

Langkah implementasi atau pelaksanaan asuhan didalam

manajemen kebidanan dilaksanakan oleh bidan maupun

bekerjasama dengan tenaga kesehatah lain berdasarkan rencana

yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan kebidanan di

upayakan dalam waktu singkat dan seefektif mungkin, hemat dan

berkualitasserta  sesuai rencana yang komprehensif.

Implementasi memberikan asuhan kebidanan yang sesui dengan

masalah atau penyakit yang diderita ibu.

g.     Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan.

Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan

yang      diberikan kepada klien. Pada tahap ini bidan harus

melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang di

hadapi klien, apakah masalah di atasi seluruhnya. Sebagian telah

dapat dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru

Selain terhadap permasalahan klien, bidan juga harus

mengenal apakah rencana yang telah ditetapkan dapat dilakukan

dengan baik,apakah perlu disusun kembali intervensi yang lain

sehingga masalah dapat dipecahkan dengan tepat.

Pada prinsipnya tahapan evaluasi adakah pengkajian

kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan beberapa

jauh tercapainya rencana yang dilakukan.

a.    S = Subjektif

24

Page 21: IUD EROSI PORTIO

Merupakan ringkasan dan langkah I dalam proses

manajemen asuhana kebidanan yang di peroleh dan apa yang

dikatakan, disampaikan dan dikeluarkan oleh ibu melalui

anamnese dengan ibu dan kelurganya.

b.    O = Objektif

Merupakan ringkasan dan langakah I dalam proses

manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh melalui

inspeksi, palpasi, auskultasi, auskultasi dan hasil

pemeriksaan laboratorium dan USG.

c.    A = Assesment

Merupakan ringkasan dan dan langkah II, III dan IV

dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana dibuat

kesimpulan berdasarkan dan data subjektif dan objektif

sebagai hasil pengambilan keputusan klinik terhadap ibu

tersebut.

d.   P = Planning

Merupakan ringkasan dan langkah V. VI dan VII

dalam proses manajemen asuhan kebidanan dimana planning

ini dilakukan berdasarkan dan hasil kesimpulan dan evaluasi

terhadap keputisan ibu yang diambil dalam rangka mengatasi

masalah ibu atau memenuhi kebutuhan ibu.

25

Page 22: IUD EROSI PORTIO

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

1. Data Subyektif

Anamnese pada tanggal : 18 April 2011 Jam : 11.00 WIB

1. Biodata / Identitas

Nama Pasien : Ny. “J” Nama Suami : Tn “D”

Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun

Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Karangtinoto 5/3 Alamat : Karangtinoto 5/3

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin kontrol kontrasepsi IUD karena merasakan nyeri

sekitar panggul dan keputihan

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 6 hari

Dismenore : tidak ada

Fluor albus : tidak ada

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

No Suami u.k Penol. Penyulit BB/PB Sex H/M Meneteki KB Ket

1. 1 9bln bidan - 3100kg

49cm

L 6 th 6 bulan IUD

26

Page 23: IUD EROSI PORTIO

5. Riwayat Penyakit yang pernah / Sedang Diderita Akseptor dan Riwayat

Penyakit Keluarga

- Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita pasien.

Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit menurun

(Diabetes Melitus), menahun (jantung, ginjal) dan menular (hepatitis).

- Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit menurun (diabetes miletus), menahun (jantung dan ginjal)

dan menular (hepatitis)

6. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, minum-minuman keras

ataupun jamu-jamuan selain obat yang diberikan dari dokter / bidan.

7. Pola Kehidupan Sehari-hari

Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali setiap hari dan BAK

4-5 kali setiap hari.

Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang,

nasi, lauk pauk, sayur, buah dan minum air putih

6-7 gelas perhari.

Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang 1 jam per hari dan

tidur malam 7 jam hari.

Personal Hygiene : Ibu selalu mandi dan gosok gigi 2 kali / hari dan

ganti baju 1 kali / hari serta membersihkan daerah

kemaluannya setiap selesai BAB / BAK.

Rekreasi : Ibu lebih suka nonton TV di ruang dan jalan-jalan.

Sexualitas : Ibu mengatakan melakukan hubungan seks 1 kali

dalam seminggu

8. Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada larangan dalam

mengikuti keluarga berencana (KB)

2. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Keadaan Umum

Kesadaran : composmentis

27

Page 24: IUD EROSI PORTIO

Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/mnt

Nafas : 20 x/mnt

Suhu : 365 oC

BB : 52 kg

2. Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Rambut : ikal, hitam, bersih dan tidak berketombe

Muka : tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam

Mata

conjungtiva : merah muda

sklera : putih (tidak ikterus)

Hidung : tidak ada polip, simetris

Mulut

Stomatitis : tidak ada

bibir pucat : tidak ada

gigi : tidak ada caries.

Leher

Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada

Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada

Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Dada : simetris

Payudara

Bentuk : simetris

Puting susu : menonjol

Perut

Luka parut : tidak ada

Pembesaran : tidak ada

Genetalia

Varices : tidak ada

Oedema : tidak ada

Kebersihan : bersih

28

Page 25: IUD EROSI PORTIO

Bau : tidak berbau

Keputihan : ada

Kaki / ekstremitas

Varices : tidak ada

Odema : tidak ada

Anus : tidak ada hemoroid

Pungung : simetris, tidak ada kifosis

2. Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid, vena

jugularis.

Payudara : tidak ada benjolan abnormal

Perut : tidak ada benjolan

Auskultasi

Dada : Weezing paru : normal (tidak ada)

3. Reflek patella

Ka/ki : ki (+) / ka (+)

3. Pemeriksaan Inspekulo

Nampak portio berwarna kemerahan

Nampak benang IUD pada portio

Nampak adanya cairan disekitar portio

Tidak ada benjolan pada portio.

3.2 Interpretasi Data

Tanggal : 01 April 2008 Pukul : 11.15 WIB

Diagnosa : P1001 Akseptor Aktif Kontraspesi IUD dengan Erosi Portio

Ds : - Ibu mengatakan ingin kontrol kontrasepsi IUD karena merasakan

nyeri sekitar panggul dan keputihan

Do : - TD : 120/70 mmHg

Suhu : 36,5 oC

Nadi : 80 x/mnt

BB : 52 kg

- Pada pemeriksaan inspekulo

Nampak portio berwarna kemerahan

Nampak benang IUD pada portio

29

Page 26: IUD EROSI PORTIO

Nampak adanya cairan disekitar portio

Tidak ada benjolan pada portio.

3.3 Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

- servicitis

3.4 Kebutuhan Segera / Kolaborasi

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

3.5 Intervensi

Tanggal : 18 April 2011 Pukul : 11.25 WIB

Diagnosa : P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio

Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 15 menit, masalah

yang dirasakan ibu dapat teratasi.

Kriteria hasil : - Ibu dapat mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

Rencana Tindakan :

1. Lakukan komunikasi terapiutik dengan ibu

Rasional : agar disaat dilakukan pemeriksaan, ibu dapat kooperatif

2. Lakukan pemeriksaan inspekulo

Rasional : untuk melihat kondisi cerviks ibu

3. Jelaskan kepada ibu tentang penyebab erosi portio

Rasional : dengan penjelasan tentang erosi portio ibu akan bersikap

kooperatif dan mau menerima anjuran petugas dan dokter

4. Jelaskan pada ibu tentang :

Personal hygiene yaitu utamanya pada daerah kewanitaan.

30

Page 27: IUD EROSI PORTIO

Rasional : memberi rasa nyaman dan mencegah terjadi infeksi lebih

lanjut

Gizi yang cukup

Rasional : dengan memakan makanan yang cukup gizi membantuh

memulihkan stamina dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak

Istirahat dan tidur yang cukup

Rasional : istirahat dan tidur yang cukup membuat memulihkan stamina

5. Beri dukungan moral

Rasional : agar ibu merasa tenang serta kecemasan itu merasa berkurang

6. Beri albothyl pada daerah porsio pada portio

Rasional : dengan pemberian albothyl akan mempercepat penyembuhan

erosi portio

7. Penatalaksanaan pemberian obat

Rasional : dengan pemberuian obat pada klien agar masalah dapat teratasi

dan menjadi sembuh.

8. Anjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR kapan saja atau setiap ada

keluhan

Rasional : agar ibu dapat teratasi masalahnya serta merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan.

3.6 Implementasi

Tanggal : 18 April 2011 Jam : 11.00 WIB

1.  Melakukan komunikasi terapiutik dalam menjelaskan prosedur pemeriksaan

kepada ibu dengan ramah dan sopan

2. Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan :

Menyuruh ibu untuk berbaring di tempat yang telah disediakan

Melakukan vulva hygiene

Memasang inspekulo dan melihat keadaan cerviks

3. Menjelaskan kepada ibu adanya infeksi pada portio

31

Page 28: IUD EROSI PORTIO

4.    Memberi penyuluhan tentang

a. Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap kali

kotor atau basah

b.   Gizi yang cukup yaitu yang memenuhi kebutuhan dengan cukup

karbohidrat, protein dan vitamin

c.    Istirahat dan tidur yang cukup

5.  Memberi dukungan moral dengan memberi support dengan menyerahkan diri

pada Allah SWT.

6.  Memberikan albotyl dengan cara mengoleskan albotil menggunakan klem di

sekitar portio yang terjadi radang.

7.  Melakukan penatalaksanaan pemberian obat

pemberian obat :

-  Antalgin 3x1

- Metronidazole 3x2

8.  Menganjurkan ibu datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja setiap

ada keluhan.

3.7 Evaluasi

32

Page 29: IUD EROSI PORTIO

Tanggal : 18 April 2011 Pukul : 11.25 WIB

S : Klien mengatakan telah paham dan mengerti tentang penjelasan yang

diberikan petugas kesehatan.

O : Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan serta dapat

menjawab pertanyaan dari petugas kesehatan.

Keadaan umum dan tanda-tanda vital

a.    TTV : TD         : 110/80 mmHg

           N          : 80x/menit

           P          : 20x/menit

           S          : 36,40C

b.   BB sekarang : 53 kg

c.   Pemeriksaan inspekulo

1.     Nampak adanya cairan putih disekitar serviks

2.     Nampak portio kemerah-merahan

3.     Nampak benang AKDR

A : P1001 Akseptor Aktif Kontrasepsi IUD dengan Erosi Portio

P : Berikan penyuluhan tentang :

1.  Personal hygiene yaitu utamanya pakaian dalam menggantinya setiap

kali kotor atau basah.

2. Istirahat dan tidur yang cukup

Berikan terai obat :

- Lyncopar 3x1

- Ferofort 1 x 1 mg

- Mefinal 3 x 1 mg

Anjurkan ibu untuk datang kembali untuk kontrol AKDR atau kapan saja

setiap ada keluhan 

33

Page 30: IUD EROSI PORTIO

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari teori, Konsep dasar prinsip-prinsip keluarga

berencana Akseptor IUD dengan masalah erosi portio maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Dari pemeriksaan inspekulo dapat diketahui kondisi cerviks yang terkena

erosi portio

2. Meskipun erosi portio tidak mengancam keselamatan ibu tapi memerlukan

tindakan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah masalah lebih lanjut

yaitu Cervicitis, disebsbkan karena erosi portio adalah keadaan ostium

uteri eksternum terjadi pengikisan yang mudah berdarah dan temukan

34

Page 31: IUD EROSI PORTIO

juga sekret yang yang bercampur dengan nanah sehingga terjadi portal of

entry masuknya kuman yang dapat menyebabkan Cervicitis.

3. Komplikasi lain dari erosi portio dapat terjadi Droup Out dari alat

kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR (CuT 380A) yang dikarenakan

oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang pengetahuan erosi portio dan

kecemasan yang dialami ibu dapat menyebabkan droup out ibu dari alat

kontrasepsi yang digunakan.

4.2 Saran

Bagi Mahasiswa

Sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan skill

dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB khususnya pada

kontrasepsi IUD serta mengunakan lahan praktek sebaik-baiknya untuk

menerapkan dan melakukan teori yang telah diperoleh dari instansi pendidikan

dengan kasus yang ditemukan dilapangan

Lahan Praktik

Dapat menyesuaikan antara teori dan praktik terutama dalam melakukan

asuhan kebidanan pada akseptor KB khususnya pada kontrasepsi IUD dan

dapat meningkatkan jumlah fasilitas sarana dan prasarana dalam pemberian

asuhan kebidanan.

Institusi Pendidikan

Agar memperbanyak buku atau prothap yang berkaitan dengan asuhan

kebidanan pada akseptor KB khususnya pada kontrasepsi IUD sehingga dapat

dijadikan masukan dalam pembuatan laporan praktek kebidanan yang akan

datang

35

Page 32: IUD EROSI PORTIO

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Manuaba. 1998. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Saifudin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifudin, Abdul Bari. 1976. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=144&catid=7

Sarwono, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka : 2006, Jakarta

36