IUD Kelompok 4 New
-
Upload
rola-mesrani-simbolon -
Category
Documents
-
view
62 -
download
3
Transcript of IUD Kelompok 4 New
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM / IUD (Intra Uterine Devices)
A. Definisi
American College of Obstetricians and Gynecologist menyatakan kontrasepsi
jangka panjang, terutama intra uterine device dan implan, sebagai alat kontrasepsi yang
paling aman dan efektif untuk perempuan usia produktif (Anna, 2011).
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan kedalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara
kontrasepsi jangka panjang.
Intra uterine device (IUD) atau awam menyebutnya spiral adalah alat plastik kecil
yang terbungkus dengan kabel tembaga. Alat berbentuk "T" ini menghambat kehamilan
dengan mencegah bertemunya sel sperma dan sel telur dengan cara menghentikan jalan
sperma ke tuba falopi atau dengan mengganti jalan uterus sehingga telur yang matang
tidak dapat dibuahi. IUD merupakan alat kontrasepsi yang digunakan didalam rahim.
Sesuai tipenya, IUD dapat digunakan secara efektif dalam jangka waktu 5-10 tahun tanpa
harus diganti. Bentuknya cukup kecil sehingga ginekolog dapat memasukkan alat ini ke
dalam uterus dengan prosedur yang mudah (Anna, 2011).
Gambar 1: IUD (Anna, 2011)
B. Jenis-jenis IUD
1. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene dimana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai
efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD ini
melepaskan levonorgestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode
ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
2. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3. Multi Load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas kebawah 3,6 cm. Batangnya diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2
untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan
mini.
4. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe
A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran
30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis
ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB nasional
adalah IUD jenis ini.
Klasifikasi AKDR
a. Un-medicated Devices/ generasi pertama
Misalnya :
1. Grafenberg Ring
2. Ota Ring
3. Margulies Coil
4. Lippes Loop (dianggap sebagai IUD standar)
5. Saf ± T ± Coil
6. Delta Loop: Modified Lippes Loop D: penambahan benang chroic cat gut pada
lengan atas terutama untuk insersi post partum
b. Medicated Devices/ generasi kedua
1. Mengandung logam
AKDR + Cu Generasi pertama
1) Cu T200: tahun + T (3 tahun daya kerja)
2) Cu-7: Gravidard (3 tahun daya kerja)
3) ML Cu + 250 (3 tahun daya kerja)
AKDR + Cu Generasi kedua
1) Cu + 380 A: paragard (8 tahun daya kerja)
2) CuT + 380 Ag (5 tahun daya kerja)
3) CuT-220 C (3 tahun daya kerja)
2. Mengandung hormone Progestasert: Alza-T dengan daya kerja 1 tahun LNG-
20: mengandung levonorgestrel
C. Daya Guna
Daya guna IUD biasa (non medicated IUD) seperti Lippes Loop (ukuran D) dan
cincin anti karat mempunyai angka kegagalan tinggi. Yaitu 2 sampai 6 untuk 100 wanita.
Sebaliknya IUD tembaga (Tcu 380 dan MLCu 375) yang mempunyai luas permakaian
tembaga yang besar adalah IUD yang sangat efektif karena kegagalan tahun pertamanya
hanya atau kurang dari 1. Angka kehamilan tahun pertama dan kumulatif dalam 8 tahun
adalah 0,6 dan 2,3 untuk Copper T 380A. IUD dengan luas permukaan tembaga yang lebih
kecil (Tcu 200, Tcu 220, dan Tcu7) dan progestase (IUD yang melepaskan progesterone)
mempunyai angka kegagalan pertama 1 sampai 3 per 100 wanita (Hanafi, 2003)
D. Daya Tahan
Daya tahan IUD sekitar 3,5 sampai 8 tahun. Untuk jenis IUD yang mengandung
hormon (progestasen- T) mempinyai daya tahan selama 18 bulan. Untuk IUD jenis Lippes
Loop mempunyai daya kerja untuk selama-lamanya sampai menopause selama tidak
menimbulkan masalah atau leluhan pemakaianya (Hanafi, 2003).
E. Mekanisme IUD
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan yaitu:
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya
implantasi
3. Gangguan/ terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi didalam endometrium
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri
6. Dari penelitian juga dikatakan bahwa IUD mencegah spermatozoa membuahi sel telur
7. Untuk IUD yang mengandung Cu:
a. menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya
implantasi dan mungkin juga menghambat aktvitas alkhali phospatase
b. mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mukosa uterus
c. mengganggu jumlah DTM dalam sel endometrium
d. mangganggu metabolisme glikogen
8. Untuk IUD yang mengandung progesteron
a. Gangguan proses pematangan proliferatif ± sekretoir sehingga timbul penekanan
terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin
F. Keuntungan dan Kerugian IUD
No Keuntungan Kerugian1 Efektivitasnya tinggi ® 0,6 – 0,8
kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Haid lebih lama dan banyak
3 Metode jangka panjang (10 tahun) Perdarahan antar menstruasi (spotting).4 Sangat efektif (tidak perlu mengingat-
ingat seperti jika memakai pil)Saat haid lebih sakit
5 Tidak mempengaruhi hubungan seksual karena tidak takut hamil
Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
7 Tidak ada efek samping hormonal Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
8 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan
9 Dapat digunakan hingga menopause Sakit kepala, berat badan bertambah, perubahan mood, serta rasa nyeri.
10 Tidak ada interaksi dengan obat-obat Nyeri saat berhubungan seks dan inflamasi di bagian vagina. Efek samping tersebut akan berkurang atau menghilang seiring dengan lamanya alat KB ini digunakan.
11 Dapat dibuka kapan saja (oleh tenaga medis)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal
12 Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif
Wanita harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya kedalam vagina, sebagian wanita tidak mau melakukan ini.
13 Relatif tidak mahal Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
14 Mengurangi kunjungan ke klinik15 Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun
pasangannyaSumber: Kusumaningrum (2009)
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk
memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus
diperhatikan adalah:
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. Bila terlambat haid 1 minggu
e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati, 2009).
G. Indikasi
1. Wanita pada usia reproduktif
2. Wanita pada keadaan nullipara
3. Wanita yang menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Wanita menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusukan bayinya
6. Wanita setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Wanita dengan resiko rendah dari IMS
8. Wanita yang tidak menghendaki hormonal
9. Wanita yang tidak menyukai untuk mengingat ± ingat minum pil setiap hari
10. Wanita yang tidak menghendaki kehamilan, setelah 1 ± 5 hari senggama
H. Kontraindikasi
1. Wanita yang sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2. Wanita dengan perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4. Wanita yang 3 bulan terakhir sedang mengalami abortus atau sering mengalami
abortus septik
5. Wanita dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
6. Wanita dengan penyakit trofoblas yang ganas
7. Wanita yang diketahui menderita TBC pelvic
8. Wanita dengan kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
I. Efektivitas IUD
Efektifitas IUD (Hanafi, 2003):
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa
lama IUD tetap tinggal dalam uteri tanpa:
a. Ekspulsi
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
a. IUD-nya: ukuran, betu kandungannya
b. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
c. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas
diketahui:
1) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD
2) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD.
J. Waktu penggunaan
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2. Hari pertama sampai ke 7 siklus haid
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pasca persalinan setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenore laktasi
4. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
K. Petunjuk bagi klien
1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR
2. Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah tali secara rutin terutama
setelah haid
3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah
haid apabila:
a. Kram/ kejang di perut bagian bawah
b. Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah senggama
c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
4. AKDR perlu dilepas setelah waktu yang ditentukan tetapi dapat dilakukan lebih awal
apabila diinginkan
5. Kembali ke klinik apabila:
a. Tidak dapat meraba tali AKDR
b. Merasakan bagian yang keras dari AKDR
c. AKDR terlepas
d. Siklus terganggu
e. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
f. Adanya infeksi
L. Pemasangan IUD
IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak
hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah
pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4
minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita
menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah
melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama,
tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua
abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap
habis menstruasi (ILUNI FKUI, 2010).
1. Persiapan alat
a. Bivalve speculum (kecil, sedang, besar)
b. Tenakulum
c. Sonde uterus
d. Forsep/ korentang
e. Gunting
f. Mangkuk untuk larutan antiseptic
g. Sarung tangan steril
h. Cairan antiseptic untuk membersihkan serviks
i. Kassa
j. Lampu untuk penerangan
k. IUD yang masih belum rusak dan terbuka
2. Langkah-langkah
Prosedur sebelum pemasangan
a. Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .
b. Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan larutan antiseptik. Pegang
bibir anterior dengan tenakulum. Menarik tenakulum dengan hati-hati mengurangi
sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus dan memudahkan pemasangan
sonda uterus. Tenakulum harus tetap terpasang selama memasang IUD supaya
serviks tetap tertarik.
c. Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam rongga uterus sampai
mencapai fundus. Setelah menentukan arah serta panjang kanalis servikalis dan
rongga uterus, siapkan IUD untuk dipasang.
Langkah pemasangan
Langkah 1
a. Setelah uterus diukur, buka separuh dari kemasan.
b. Pegang kedua ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi
sampai knop di ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung. Knop tidak perlu
ditarik ke dalam tabung. Benang bisa putus kalau ditarik terlalu keras.
Langkah 2
a. Luruskan flens berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai
ujung bawah flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.
b. Pegang benang lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat
penghisap) ke dalam tabung insersi. Ini untuk memastikan bahwa benang tidak
tertekan pada alat oleh plunger.
c. Sebelum dipasang, tabung dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi uterus.
Tetukan harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah
memasukkan plunger kedalam tabung insersi.
Langkah 3
a. Pastikan bahwa flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di
dalam uterus.
b. Keluarkan tabung insersi yang telah terisi dari kemasan .
c. Masukkan tabung insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens
menyentuh os servikal.
Langkah 4
a. Perhatikan bagian plunger yang kasar. Pegang plunger dengan erat dan lepaskan
lengan horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai
ujungnya menyentuh bagian yang kasar.
b. Jarak antara flens dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.
Langkah 5
Pegang tabung dan plunger secara bersamaan, tekan alat secara hati- hati sampai flens
menyentuh os servikal lagi.
Langkah 6
a. Pegang plunger dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya dengan
menarik tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.
b. Supaya alat tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger
sambil terus menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi.
c. Gunting benang sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.
Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan Akdr
Pemerisaan ulang IUD menurut Manuaba (1998) menyatakan jadwal
pemeriksaan ulang IUD sebagai berikut: 2 minggu setelah pemasangan, 1 bulan setelah
pemeriksaan pertama, 3 bulan setelah pemeriksaan kedua, setiap 6 bulan sampai 1
tahun.
Kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR Menurut BKKBN (2003) :
1. Bulan pasca pemasangan
2. Bulan kemudian
3. Setiap 6 bulan berikutnya
4. 1 tahun sekali
5. Bila terlambat haid 1 minggu
6. Perdarahan banyak dan tidak teratur.
M. Cara pelepasan IUD
1. Petugas harus siap ditempat
2. Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
3. Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
4. Alat-alat yang harus tersedia lengkap sesuai dengan standart yang ditentukan :
a. Meja dengan alas duk steril
b. Sarung tangan kanan dan kiri
c. Lidi kapas, kapas first aid secukupnya.
d. Cocor bebek/spekulum
e. Tampon tang
f. Tutup duk steril
g. Bengkok
h. Lampu
i. Timbangan berat badan
j. Tensimeter
k. Stetoskop
5. Langkah-langkah :
a. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping
dan cara menanggulangi efek samping.
b. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
c. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter.
d. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
e. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynecology dengan posisi
litotomi.
f. Bersihkan vagina dengan Lysol
g. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.
h. Pasang speculum sym.
i. Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan tampon tang
j. Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan
k. Pasien dirapikan kembali
l. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami
setelah AKDR dilepas dan kapan harus kontrol (Imbarwati, 2009).
N. Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380A)
Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380A) menurut Saefuddin (2004):
1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan
konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan
sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13
minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya
tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri
analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat,
lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila
tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan
konseling dan pemantauan. Beri ibu profen (800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3
bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak
Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas,
berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri (apabila
memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya.
Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound.
Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru
atau bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita
atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan
yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR
dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, L. K. (2011). IUD, kontrasepsi paling aman dan efektif. Diperoleh dari http://health.kompas.com/read/2011/06/21/10145289/IUD - Kontrasepsi - Paling - Aman - dan - Efektif pada tanggal 19 Maret 2013.
ILUNI FKUI. (2010). Keluarga Berencana (KB). http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb pada tanggal 19 Maret 2013.
Hanafi, H. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari.
Imbarwati. (2009). Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Diperoleh dari http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf pada tanggal 19 Maret 2013.
Kusmarjadi, Didi. (2010). KB IUD (=Intrauterine divece). Diperoleh dari http://www.drdidispog.com/2010/02/kb-iud-intrauterine-device.html pada tanggal 19 Maret 2013
Kusumaningrum, Radita. (2009). Faktor-Faktor yang MempengaruhiPemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakanpada Pasangan Usia Subur. Diperoleh dari http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf pada tanggal 19 Maret 2013
Muhammad. (2008). Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female). Diperoleh dari http:\IUD\IUD.mht.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD) pada tanggal 19 Maret 2013
Zahra. (2008). KB Spiral. Diperoleh dari http://sekarlove.multiply.com/reviews/item/2 pada tanggal 19 Maret 2013