LP HF

37
A. Konsep Teori Lansia 1. Batasan Lansia Perkembangan lanjut usia adalah tahapan perkembangan akhir dari siklus perkembangan manusia. Perkembangan lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua pada perkembangan lanjut usia adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian perkembangan lanjut usia: Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60 tahun sampai 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang 1

description

keperawatan gerontik

Transcript of LP HF

Page 1: LP HF

A. Konsep Teori Lansia

1. Batasan Lansia

Perkembangan lanjut usia adalah tahapan perkembangan akhir dari siklus

perkembangan manusia. Perkembangan lanjut usia adalah periode penutup dalam

rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai

meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis

yang semakin menurun.

Proses menua pada perkembangan lanjut usia adalah proses alami yang disertai

adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

sama lain.

Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian perkembangan lanjut usia:

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi

usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60 tahun sampai 70 tahun dan usia

lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang.

Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua

atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,

Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang

dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang

definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan

orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau

lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan

membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan

orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih

dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal

kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah

suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang

menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah

disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang

perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

1

Page 2: LP HF

menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -

59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun

dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

2. Proses Menua (Aging Process)

Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap

orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah

60 tahun.

Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Dharmojo, 2000).

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua

(Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.

Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.

Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan

pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ

vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

3. Teori Proses Menua

a. Teori – Teori Biologi

1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies

tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram

oleh molekul – molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami

mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi

penurunan kemampuan fungsional sel).

2) Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak).

3) Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada

jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan

2

Page 3: LP HF

tubuh menjadi lemah dan sakit.

4) Teori “Immunology Slow Virus” (Immunology Slow Virus Theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke

dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

5) Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi

jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan

usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

6) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas

(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti

karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak

dapat regenerasi.

7) Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,

khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,

kekacauan dan hilangnya fungsi.

8) Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah

sel-sel tersebut mati.

b. Teori Kejiwaan Sosial

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka

yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.

Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil

dari usia pertengahan ke lanjut usia.

2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini

merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa

perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh

3

Page 4: LP HF

tipe personality yang dimiliki.

3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara

berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :

Kehilangan Peran

Hambatan Kontak Sosial

Berkurangnya Kontak Komitmen

c. Teori Psikologi

1) Teori Tugas Perkembangan

Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua

antara lain adalah:

Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan

Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

Selain tugas perkembangan di atas, terdapat pula tugas perkembangan yang

spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan

Kematangan fisik

Harapan dan kebudayaan masyarakat

Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan

yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 1954).

2) Teori Individual Jung

Carl Jung (1960) Menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari

seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa

dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari

Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini

kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-

4

Page 5: LP HF

pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat

dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan

mental.

3) Teori Delapan Tingkat Kehidupan

Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi

dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu. Ericson

(1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (delapan tingkat

kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas perkembangan yang harus

dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan

putus asa.

Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan Erikson

dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah dalam tiga

tingkat yaitu: pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, perubahan

tubuh terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.

Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas

perkembangan yang harus dijalani oleh lansia adalah menerima identitas diri

sebagai orang tua dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan untuk

menghadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi). Adanya pensiun

dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang dapat dirasakan sebagai sesuatu

yang menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan penurunan harga diri dari

orang tua tersebut.

4. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan yang

menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai

masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (1994)

menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:

a. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,

b. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola

hidupnya,

c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal

atau pindah,

5

Page 6: LP HF

d. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah

banyak, dan

e. Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan

dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang

mendasar adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri

makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat

terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi

tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi

pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara

fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan

teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri – ciri

penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:

a. Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya

b. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

c. Selalu mengingat kembali masa lalu

d. Selalu khawatir karena pengangguran

e. Kurang ada motivasi

f. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan

g. Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat

yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan

hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran

minimal terhadap diri dan orang lain.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Ketuaan

a. Hereditas atau ketuaan genetik

b. Nutrisi atau makanan

c. Status kesehatan

d. Pengalaman hidup

e. Lingkungan

f. Stres

6

Page 7: LP HF

6. Perubahan – Perubahan yang Terjadi pada Lansia

a. Perubahan Fisik

1) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan

intra dan ekstra seluler

2) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon

waktu untuk mereaksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran,

presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena

meningkatnya keratin

3) Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon

terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya

ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang

pandang.

4) Sistem Kardiovaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun

sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan

elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.

5) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan

menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas

residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.

6) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi, sehingga menyebkan gizi buruk, indera

pengecap menurun karena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera

pengecap sampai 80%, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk

rasa manis dan asin.

7) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran

darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai

ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-

ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika

urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.

Pembesaran prostat, 75 % dialami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva

terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan

menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.

8) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon

7

Page 8: LP HF

menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas

tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi

sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.

9) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak,

kulit kepala dan rambut menipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam

telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.

10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh

menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine

vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut - serabut otot, sehingga

lansia menjadi lamban bergerak. otot kram dan tremor.

11) Sistem Reproduksi : Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita

meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan ukuran dan hilangnya

elastisitas, penurunan sekresi vagina, atropi uterus dan ovarium, serta penurunan

tonus muskulus pubokoksigeus. Pada pria lanjut usia, penis dan testis menurun

ukurannya dan kadar androgen berkurang.

b. Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

Perubahan fisik, khususnya organ perasa

Kesehatan umum

Tingkat pendidikan

Keturunan

Lingkungan.

c. Perubahan Perubahan Psikososial

Pensiun : nilai seorang diukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan

peranan dalam pekerjaan

Merasakan atau sadar akan kematian

Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak

lebih sempit.

Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan

famili.

Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran

8

Page 9: LP HF

diri, perubahan konsep diri.

d. Perubahan Spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow,

1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat

dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970).

7. Patofisiologi Proses Penuaan

9

Penurunan berbagai fungsi sistem dan organ tubuh ; paru, jantung, ginjal, pencernaan, penglihatan, musculuskletal, dll

Diagnosa Keperawatan :a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanb. Keterbatasan mobilitas fisikc. Gangguan rasa nyaman ; Nyerid. Gangguan pemenuhan aktivita sehari-harie. Resiko terjadinya infeksif. Resiko terjadinya cedera

Perubahan-perubahan yg terjadi:- Terganggunya pembentukan

sel-sel baru- Penurunan fungsi imunitas - Penurunan semua fungsi organ

tubuh.- Tidak stabilnya keadaan

psikologis- Memasuki group / kelompok

lansia dalam komunitas

Berbagai teori ttg.proses menua :A.Faktor Biologi

- Teori Kesalahan.- Teori Keterbatasan- Teori Pakai Dan Usang- Teori Imunitas- Teori Radikal Bebas- Teori Ikatan Silang

B. Faktor Psikologis- T.Tugas perkembangan- T.Delapan tingkat kehidupan- T. Jung

C. Faktor Sosial.- Teori Stratifikasi- Teori Aktifitas- Teori Kontinyuitas

Page 10: LP HF

KONSEP HEART FAILURE

A. DEFINISIGagal jantung (Heart Failure) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien

dan oksigen. Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat

kontraktil dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi

umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi

atau degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan

dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam,

koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia membutuhkan suatu peningkatan curah

jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

B. ETIOLOGI

Di negara – negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit arteri

koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya miokardium

(kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik,

miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab

pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung

kongestif yang penting. Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab

gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal

jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan dapat

diperbaiki.

C. KLASIFIKASI

            Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu atrium kanan dan atrium kiri yang

dipisahkan oleh septum intratrial, serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh

septum intraventrikuler. Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu bagian jantung

misalnya jantung bagian kiri ataupun jantung bagian kanan, dan juga bisa terjadi pada

kedua-duanya. Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung

berhenti bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak mampu lagi memompakan

darah seperti biasanya yang terjadi pada orang normal tanpa kelainan gagal jantung.

10

Page 11: LP HF

 Gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya

gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun

dengan akibat tekanan akhir diastolic dalam ventrikel kiri dan volum akhir diastolic

dalam ventrikel kiri meningkat. Sedangkan gagal jantung kanan karena gangguan atau

hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan

menurun tanpa didahului oleh adanya gagal jantung kiri. Bila gangguan jantung kiri dan

jantung kanan terjadi bersamaan. Dalam keadaan gagal jantung kongestif, curah jantung

menurun sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan sistemik bersama dengan

bendungan paru.

D. PATOFISIOLOGI

Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen:

1. Ketidak mampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan

stroke volum dan cardiac output menurun.

2. Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)

menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan

curah ventrikel.

3. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload)

akan menyebabkan volume dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel

meninggi.

4. Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung

dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal

jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mamu untuk

memenuhi kebuthuna sirkulasi tubuh.

5. Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk kedalam

ventrikel atau pada aliran balik venous return akan menyebabkan pengeluaran

atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja(tekanan

atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung itu sendiri. Beban volume

atau preload disebabkan karena kelainan ventrikel memompa darah lebih banyak

semenit sedangkan beban tekanan atau afterload disebabkan oleh kealinan yang

meningkatkan tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau

11

Page 12: LP HF

gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh

hilangnya jaringan kontraktil (infark miokard). Dalam menghadapi beban lebih,

jantung berkompensasi seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila

beban lebih yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan melampaui

batas dan ini menimbulkan keadaan yang merugikan. Manifestasi klinis gagal jantung

adalah manifestasi mekanisme kompensasi.

Jika terjadi gagal jantung , tubuh mengalami beberapa adaptasi baik pada

jantung dan secara sistemik. Jika stroke volume kedua ventrikel berkurang oleh karena

penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat., maka volume dan

tekanan pada akhir diastolik dalam kedua ruang jantung akan meningkat. Ini akan

meningkatkan panjang serabut miokardium akhir diastolik, menimbulkan waktu sistolik

menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, terjadi dilatasi ventrikel .

Cardiac output pada saat istirahat masih bisa baik tapi, tapi peningkatan tekanan

diastolik yang berlangsung lama /kronik akan dijalarkan ke kedua atrium dan sirkulasi

pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan

menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.penurunan

cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau

penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral.

Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium,

frekuensi denyut jantung dan vena ; perubahan yang terkhir ini akan meningkatkan

volume darah sentral.yang selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi –

adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat

mengganggu tubuh. Oleh karena itu , takikardi dan peningkatan kontraktilitas

miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien – pasien dengan penyakit

arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti

pulmoner.

Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer ;adaptasi

ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ – organ vital, tetapi jika aktivasi

ini sangat meningkatmalah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan. Resitensi

vaskuler perifer dapat juga merupakan determinan utama afterload ventrikel, sehingga

aktivitas simpatis berlebihan dapat meningkatkan fungsi jantung itu sendiri. Salah satu

efek penting penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah ginjal dan

12

Page 13: LP HF

penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan menimbulkan retensi sodium dan

cairan.

Sitem rennin – angiotensin – aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan

peningkatan resitensi vaskuler perifer selanjutnta dan penigkatan afterload ventrikel kiri

sebagaimana retensi sodium dan cairan. Gagal jantung berhubungan dengan

peningkatan kadar arginin vasopresin dalam sirkulasi yang meningkat, yang juga

bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi

peningkatan peptida natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang

menunjukan bahwa disini terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.

13

Page 14: LP HF

F. MANIFESTASI KLINIS

Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort, fatig, ortopnea, dispnea

nocturnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, Irama derap, ventricular heaving,

takikardi, pulsus alternans, ronchi dan kongesti vena pulmonalis. Pada gagal jantung

kanan timbul fatig, edema, anoreksia dan kembung. Pada pemeriksaan fisik bisa

didapatkan hipertrofi jantung kanan, heaving ventrikel kanan, irama derap atriu kanan,

murmur, tanda-tanda penyakit paru kronik, tekanan vena jugularis meningkat, asites,

hidrotoraks, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, dan edema pitting. Sedng, pada

gagal jantung kongestif terjadi manistasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.

New York Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsioanal dalam empat

kelas:

Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan.

Kelas 2: Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktifitas

sehari-hari tanpa keluhan.

Kelas 3 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari  tanpa keluahan.

Kelas 4: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan

harus tirah baring.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan

pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan

segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard

menunjukkan adanya aneurime ventricular.

2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan

dinding.

4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu

membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau

insufisiensi. Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan

14

Page 15: LP HF

kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan

kontrktilitas.

5. Rontgen dada: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan

mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh

darah abnormal.

6. Oksimetri nadi: Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung

kongestif akut menjadi kronis.

7. Analisa gas darah (AGD): Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis

respiratori ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

8. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin: Peningkatan BUN menunjukkan

penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi

gagal ginjal.

9. Pemeriksaan tiroid: Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas

tiroid sebagai prepencetus gagal jantung kongesti

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan pengobatan adalah :

1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat

farmakologi

3. Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan

terapi antidiuretik, diit dan istirahat.

Terapi Farmakologis :

1. Glikosida jantung.

Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat

frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan

tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi

edema

2. Terapi diuretik.

Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan

harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

3. Terapi vasodilator.

15

Page 16: LP HF

Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap

penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel

dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat

diturunkan.

4. Diet

Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi dapat berupa :

1. Kerusakan atau kegagalan ginjal

Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya

dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari

gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.

2. Masalah katup jantung

Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi

kerusakan pada katup jantung.

3. Kerusakan hati

Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang

menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab

jaringan parut yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.

4. Serangan jantung dan stroke.

Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung

daripada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan

mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena

serangan jantung atau stroke

J. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,

pekerjaan, alamat

2. Riwayat Penyakit / keluhan utama : Lemah saat meakukan aktivitas, sesak nafas

3. Riwayat penyakit sekarang :

16

Page 17: LP HF

Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktifitas ringan sampai

berat.

Seperti apa kelemahan melakukan aktifitas yang dirasakan, biasanya

disertai sesak nafas.

Apakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot

rangka dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan

pergerakan.

Bagaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-

hari.

Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya

kelemahan beraktifitas, apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat

beraktifitas.

4. Riwayat Penyakit dahulu :

Apakah sebelumnya pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,

hiperlipidemia.

Obat apa saja yang pernah diminum yang berhubungan dengan obat

diuretic, nitrat, penghambat beta serta antihipertensi. Apakah ada efek

samping dan alergi obat.

5. Riwayat penyakit keluarga :

Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga

yang meninggal, apa penyebab kematiannya.

6. Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :

Situasi tempat kerja dan lingkungannya

Kebiasaan dalam pola hidup pasien

Kebiasaan merokok

Pengkajian per sistem

1. BREATHING

• Terlihat sesak

• Frekuensi nafas melebihi normal

2. BLEEDING

• Inspeksi : adanya parut, keluhan kelemahan fisik, edema ekstrimitas.

• Palpasi : denyut nadi perifer melemah, thrill

17

Page 18: LP HF

• Perkusi : Pergeseran batas jantung

• Auskultasi : Tekanan darah menurun, bunyi jantung tambahan

3. BRAIN

• Kesadaran biasnya compos mentis

• Sianosis perifer

• Wajah meringis, menangis, merintih, meregang dan menggeliat.

4. BLADDER

• Oliguria

• Edema ekstrimitas

5. BOWEL

• Mual

• Muntah

• Penurunan nafsu makan

• Penurunan berat badan

6. BONE

• Kelemahan

• Kelelahan

• Tidak dapat tidur

• Pola hidup menetap

• Jadwal olahraga tak teratur

7. PSIKOSOSIAL

• Integritas ego : menyangkal, takut mati, marah, kuatir.

• Interaksi social : stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya

ekonomi, kesulitan koping.

Pengkajian Fokus Lansia

1.      Fungsi Kognitif

Pengkajian fungsi kognitifdilakukan dalam rangka mengkaji kemampuaan klien

berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien :

No Item pertanyaan Benar Salah 1. Jam berapa sekarang ?    

2. Tahun berapa sekarang ?    

18

Page 19: LP HF

3. Kapan bapak/ibu lahir ?    

4. Barapa umur bapak/ibu sekarang ?    

5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?    

6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu sekarang ?

   

7. siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ?

   

8. tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?    

9. siapa nama presiden Indonesia sekarang ?    

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1Jawab :

   

JUMLAH BENAR

Analisa Hasil :

Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan

Skor benar : 0-7   : Ada gangguan

2.      Status Fungsional

Modifikasi indeks kemandiriaan katz

Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klienn dalam,

menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa

pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan

pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan , artinya jika klien

menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan

fungdi meskipun ia sebenarnya mampu.

No AktivitasMandiri( nilai 1 )

Tergantung( 0 )

1. Mandi dikamar mandi ( manggosok, membersikan, dan mengeringkan badan )

   

2. Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya

   

3. Memakan makanan yang telah disiapkan    

4. Memelihara kebersihan diri untuk    

19

Page 20: LP HF

penampilan diri ( menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis )

5. Buang air besar di WC ( membersikan dan mengeringkan daerah bokong )

   

6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)   

7. Buang air kecil dikamar mandi ( membersikan dan membersikan daerah kemaluan )

   

8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih    

9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat

   

10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang di anut

   

11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan membersikan ruangan.

   

12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga

   

13. Mengelolah keuangan ( menyimpan dan menggunakan uang sendiri )

   

14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian

   

15. menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan ( takaran obat dan waktu minum obat tepat )

   

16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, aktivitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan

   

17. Melakukan aktivitas di waktu luang ( kegiatan keagamaan, social, rekreasi, oloaraga,dan menyalurka hobi ).

   

JUMLAH POIN MANDIRI

Analisa hasil :

Point : 13-17   : Mandiri

Point : 0-12     : Ketergantungan

4.      Status Psikologis ( Skala Depresi Geriatik Yesavage, 1983 )

No Apakah bapak/ ibu dalam satu minggu terakhir.

1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani

20

Page 21: LP HF

2. Banyak meninggalkan kesenangan/ minat dan aktifitas anda? 

3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? 4. Sering merasa bosan? 5. Penuh pengharapan akan masa depan?6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? 7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat

diungkapkan?8. Merasa bahagia disebagian besar waktu? 9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda?   10. Sering kali merasa tidak berdaya? 11. Sering merasa gelisah dan gugup?

12. Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang bermanfaat?

13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan?14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah

dengan daya ingat dibandingkan orang lain? 15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan

sekarang?  16. Sering kali merasa merana? 17. Merasa kurang bahagia? 18. Sangat khawatir terhadap masa lalu? 19. Merasa  bahwa hidup ini sangat

menggairahkan?20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang

baru? 21. Merasa dalam keadaan penuh semangat? 22. Berpikir bahwa keadaaan anda tidak ada

harapan? 23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik

dari pada anda? 24. Sering kali menjadi kesal dengan hal yang

sepele?25. Sering kali merasa ingin menangis? 26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi? 27. Menikmati tidur? No. Apakah bapak / ibu dalam satu minggu

terakhir :28. Memilih menghindar dari perkumpulan social?29. Mudah mengambil keputusan? 30. Mempunyai pikiran yang jernih?

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU              Analisa hasil :

Tergantung      nilai 1Normal         nilai 0Nilai     :6-15    : Depresi Ringan Sampai Sedang

21

Page 22: LP HF

Nilai     :16-30  : Depresi BeratNilai      :0-5     : Normal

Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas

miokardial, frekuensi, irama dan konduksi listrik.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan otot jantung.

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  perubahan membran kapiler-

alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler paru.

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah

jantung/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai okigen,

kelemahan umum, dan immobilisasi.

No Dx. Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, frekuensi, irama dan konduksi listrik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, curah jantung meningkat dengan criteria hasil:

Menunjukkan tanda vital dalam batas yan bisa diterima

Melaporkan penurunan dispnea

Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung

1. Auskultasi nadi apikal dan mengkaji frekuensi, irama jantung .

2. Catat bunyi jantung3. Mengkaji kulit terhadap adanya pucat dan

sianosis4. Berikan oksigen tambahan dengan kanula

nasal/masker dan obat  sesuai indikasi  (kolaborasi)

 

22

Page 23: LP HF

2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan otot jantung

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas efektif dengan kriteria hasil:

Pola nafas kembali teratur

RR kembali normal 16-24 x/menit

 

1. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan ekspansi dada.

2. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas

3. Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan

4. Tinggikan kepala (posisikan semifowler) dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.Kolaborasi pemberian Oksigen dan px BGA

5. Ajarkan klien nafas dalam6. Mengetahui tingkat kebutuhan oksigen

berlebih7. Mengindikasikan terapi oksigen8. Menyatakan adanya kongesti paru atau

penumpukan secret. Menunjukkan kebutuhan adanya intervensi lanjut

9. Meningggikan kepala dan memposisikan semi fowler mengurangi beban dan meringakan upaya untuk bernapas,

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  perubahan membran kapiler-alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler paru.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pertukaran gas lebih baik dengan criteria hasil: Menunjukkan status

pernafasan yang normal berdasarkan : PaO2 PaCO2, pH arteri, dan saturasi o2 dalam batas normal

1. Pantau bunyi nafas dan  catat adanya crackles pada pasien.

2. Ajarkan/anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam.

3. Membantu pasien untuk melakukan perubahan posisi secara berkala.

4. Pantau hasil dari GDA dan  nadi oksimetri.

 

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan criteria hasil: Mempertahankan

keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB ideal TB –100 ± 10

1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.

2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam. dan  terapkan terapi diuretic.

3. Pertahakan pasien duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.

4. Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang akan dilakukan

23

Page 24: LP HF

%) oleh pasien.

5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai okigen, kelemahan umum, dan immobilisasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan aktivitas menjadi toleran dengan criteria hasil:

Berpartisipasi aktif pada aktivitas yag diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.

Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital DBN selama aktivitas.

1. Periksa tanda vital sebelum dan setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator dan obat-obat diuretic.

2. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat adanya takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan pucat.

3. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.4. Implementasi program rehabilitasi jantung.

 

24

Page 25: LP HF

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner, Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. EGC: Jakarta

2. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35458-Kep%20Kardiovaskuler-

Askep%20Gagal%20Jantung.html

3. Wiley J, Sons.2009. Nursing Diagnosis Definitions and Classification

(NANDA) 2009-2011. USA:Wiley-Blackwell

4. Morhead S, Maas M, Johnson M. 2004. Nursing Outcomes

Classification (NOC). USA:Mosby-Elsevier.

5. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM. 2004. Nursing

Interventions Classification (NIC). USA:Elvo

25