lp-hdr

6
PERONIKA SARI 22011215005 4 LP dan SP Tindakan Keperawatan Harga Diri Rendah Pengertian: - evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsen,1998). - Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult dam Videbeck, 1998). - Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, rasa gagal mencapai keknginan (Keliat,1998). Tanda dan Gejala : - mengkritik diri sendiri - perasaan tidak mampu - pandanga hidup yang pesimistis. - Tidak terima pujian - Penurunan produktifitas - Penolakan terhadap kemampuan diri - Kurang memperhatikan perawatan diri - Berpakaian tidak rapih - Selera makan berkurang - Tidak berani menatap lawan bicara - Lebih banyak menunduk - Bicara lambat dengan nada suara lemah. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulangkali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang realistis. Faktor presipitasi: hilangnya sebagian anggota badan, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Ggangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

description

mm

Transcript of lp-hdr

Page 1: lp-hdr

PERONIKA SARI 220112150054

LP dan SP Tindakan Keperawatan Harga Diri Rendah

Pengertian:

- evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsen,1998).

- Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult dam Videbeck, 1998).

- Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, rasa gagal mencapai keknginan (Keliat,1998).

Tanda dan Gejala :

- mengkritik diri sendiri

- perasaan tidak mampu

- pandanga hidup yang pesimistis.

- Tidak terima pujian

- Penurunan produktifitas

- Penolakan terhadap kemampuan diri

- Kurang memperhatikan perawatan diri

- Berpakaian tidak rapih

- Selera makan berkurang

- Tidak berani menatap lawan bicara

- Lebih banyak menunduk

- Bicara lambat dengan nada suara lemah.

Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulangkali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang realistis.

Faktor presipitasi: hilangnya sebagian anggota badan, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Ggangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

Situasional. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang terjadi secara situasional bisa disebabkan tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugaskesehatan yang kuang menghargai klien dan keuarga.

Kronik. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klen sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat. Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas bila telah memengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun bertindak,

Page 2: lp-hdr

PERONIKA SARI 220112150054

maka dianggap telah memengaruhi koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila dikondisikan klien dibiarkan tanpa ada intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri dapat muncul risiko periaku kekerasan.

Caplan dalam Keliat (1999) mengatakan bahwa lingkungan sosial, pengalaman individu, dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak, serta tidak dihargai akan memengaruhi individu. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku seperti harga diri rendah.

Pohon Masalah

Koping Individu Tidak Efektif (Causa), Harga Diri Rendah Kronis (care problem), Isolasi Sosial, Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi (Effect), dan Resiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan.

Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Harga diri rendah kronis.2. Koping Individu tidak efektif3. Isolasi sosial.4. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi5. Risti perilaku

Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data yang Perlu dikajiHarga Diri Rendah Kronis

Subjektif: Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu. Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau

bekerja.Objektif:

Mengkritik diri sendiri Perasaan tidak mampu Pandangan hidup yang pesimis Tidak menerima pujian Penurunan produktivitas Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri Berpakaian tidak rapi Berkurang selera makan Kurang memperhatikan perawatan diri Tidak berani menatap lawan bicara Lebih banyak menunduk Bicara lambat dengan nada lemah.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah kronis.

Page 3: lp-hdr

PERONIKA SARI 220112150054

Rencana Tindakan Keperawatan

1. Rencana tindakan keperawatan pada klien. Tujuan/strategi pelaksanaan

Strategi pelaksanan 1 (SP 1) untuk klien.

a. Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien.d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.e. Memberikann pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.b. Melatih kemampuan kedua.c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

Tindakan keperawatan untuk klien.a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.

Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu klien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya.1) Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek

positif seperti kegiatan klien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.

2) Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan klien.

b. Membantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunakan.Rindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini setelah mengalami bencana.

2) Bantu klien menyebutkan dan beri penguatan terhadap kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien.

3) Perlihatkan respon yang kondusif dan jadilah pendengar aktif.c. Membantu klien agar dapat memilih dan menetapkan kegiatan sesuai dengan

kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:1) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan

dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan sehari-hari.2) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapat dilakukan secara mandiri.

Tentukan aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dan bantuan penuh dari keluarga dan lingkungan terdekat klien.

d. Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:1) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah

dipilih klien) yang akan dilatihkan.

Page 4: lp-hdr

PERONIKA SARI 220112150054

2) Bersama kliendan keluarga memperagakan beberapa yang akan dilakukan klien.

3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada setiap kemajuan yang diperlihatkan klien.

e. Membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan.Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:1) Memberikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilakukan.2) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari.3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkatan toleransi dan perubahan setiap

aktivitas.4) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.5) Berikan kemampuan pada klien untuk mengungkapkan perasaannyasetelah

melaakukan kegiatan.6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klien.

2. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga. Tujuan/strategi pelaksanaan

Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk keluarga.a. Mendiskusikan masalah yang diraskan keluarga dalam merawat klien.b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yangdialami klien

beserta proses terjadinya.

Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga.

a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah akut.b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien harga diri

rendah.

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga.

a. Membantu keuarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat.b. Menjelaskan follow up klien setelah datang.

Tindakan keperawatan untuk keluarga.a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.b. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi klien yang mengalami gangguan

konsep diri: harga diri rendah kronis.c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien.d. Jelaskan cara-cara merawat klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah

kronis.e. Demonstraasikan cara merawat klien dengan gangguan konsep diri: harga diri

rendah kronis.f. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien dirumah.