LP GASTRITIS. RS. HAJI.doc

18
BAB 1 KONSEP DASAR A. Pengertian Gastritis (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Mekanisme kerusakan lambung diakibatkan oleh ketidakseimbangan factor- faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan produksi mucus bikarbonat aliran darah. Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. 1. Gastritis Akut Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang 1

Transcript of LP GASTRITIS. RS. HAJI.doc

BAB 1KONSEP DASAR

A. Pengertian

Gastritis (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Mekanisme kerusakan lambung diakibatkan oleh ketidakseimbangan factor-faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan produksi mucus bikarbonat aliran darah.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

1. Gastritis Akut Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi.

2. Gastritis KronisInflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteriHelicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimunmis., anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Berkaitan denganH.pylori.factor diit sepert iminum panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol, merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.

B. Etiologi

Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :

1. Gastritis Akut

a. Penggunaan obat-obatan. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.b. Alkohol

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.c. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakard. Stress

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.

2. Gastritis Kronik

Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.

Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :

1. Gastritis Akut

Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.C. PatofisiologiMenurut Priyanto, 2008 proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena obat-obatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.D. Tanda dan Gejala

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :

1. Gastritis akut

a. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung.

b. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.

c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

2. Gastritis kronis

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.E. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dapat ditentukan dengan endoskopi, serangkaian pemeriksaan sinar-X gastrointestinal (GI) atas, dan pemeriksaan histologis. Tindakan diagnostik untuk mendeteksi Helicobacterpylori mencakup tes serologis untuk antibodi terhadap antigen Helicobacterpylori dan tes pernapasan.

F. Komplikasi

Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.b. Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori.

a. Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap vitamin.b. Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap vitamin B12.c. Gangguan penyerapan zat besi.G. Penatalaksanaan1. Gastritis akut

Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (mis: aluminium hidroksida); untuk menetralisir alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer. Bila korosi luas atau berat, emetik dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.

Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

2. Gastritis kronis

Diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stres, dan memulai farmakoterapi. Helicobacterpylori dapat diatasi dengan antibiotik (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismut (Pepto-Bismol). Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.

H. Prognosis

1. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.2. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A.

3. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang berulang.BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

GASTRITISA. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien ( Jyer ctal, 1996 )

1. Adapun pengkajian pada pasien gastritis adalah :

- Biodata klien

Identitas klien dan identitas penanggung jawab

- Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan gastritis

- Riwayat penyakit dahulu

Ada identifikasi penyakit gastritis

- Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga terdapat riwayat penyakit gastritis.

- Riwayat kesehatan lainya

Tidak terdapat penyakit yang lain.2. Observasi dan pemeriksaan fisik

a. Keadaan avrium baik

b. vital sign

- suhu

- temperature

- nadi

- tekanan darah

c. Pola aktifitas sehari hari

- pola nutrisi dan metabolisme

- pola istirahat tidur

- pola aktifitas latihan

- pola persepsi terhadap kesehatan

- pola eliminasi

- pola kognitif perseptual

- pola konsep diri

- pola koping

- pola seksual reproduksi

- pola peran hubungan

- pola nilai dan kepercayaan

d. Pemeriksaan laboratorium

- pemeriksaan darah

- pemeriksaan feses

- pemeriksaan pernafasan

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peradangan pada mukosa lambung)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (muntah), intake tidak adekuat

4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisikC. Rencana KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1.Nyeri epigastrial b/d iritasi pada mukosa gaster ditandai dengan adanya gambaran nyeri (meringis, tegang, menangis )perubahan tanda vital(tachycardi).

NOC :

Setelah dilakukan askep...... jam, tingkat kenyamanan dengan kriteria hasil :

Klien mengatakan nyeri berkurang (skala 2-3)

Ekspresi wajah tenang

Klien dapat beristirahat dan tidurNIC :

Manajemen Nyeri :

Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)

Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri Kaji faktor yang dapat menyebabkan nyeri timbul Kaji factor yang dapat menyebabkan nyeri timbul Kaji skala nyeri Monitor tanda tanda vital Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi (relaksasi) untuk mengurangi nyeri Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, output meningkat( muntah), gangguan absorpsi nutrient ditandai dengan TB/ BB tidak seimbang , pasien tidak dapat menghabiskan makanan yang disajikan.

NOC :

Setelah dilakukan askep .... jam, klien menunjukan status nutrisi adekuat

Nutritional Status

Intake nutrisi baik Intake makanan baik Asupan cairan cukup Peristaltic usus normal Berat badan meningkatNIC :

Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori.

Anjurkan masukan kalori yang tepat sesui dengan tipe tubuh dan gaya hidup.

Berikan makanan pilihan.

Anjurkan penyiapan dan penyajian makanan dengan teknik yang aman.

Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memperolehnya

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan mengandungtinggi serat untuk mencegah konstipasi

Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

Monitor adanya penurunan BB dan guladarah

Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidakselama jam makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, totalprotein, Hb dan kadar Ht

Monitor mual dan muntah

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor intake nuntrisi

3. Kekurangan volume cairan b/d intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan ditandai dengan turgor jelek, kulit kering, produksi urine < 30 cc / jam, mual muntah, kadar elektrolit menurun.

NOC :

Setelah dilakukan askep selama..... jam, Intake dan output dalam 24 jam seimbang

Dengan Kriteria Hasil :

Tonus otot baik Mual, muntah tidak ada Porsi makan di habiskan Mukosa bibir lembab

Hidrasi kulit baikNIC :

Pain Managemant :

Catat karakteristik muntah dan / atau drainase Awasi tanda vital Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah / cairan melalui muntah, penghisapan gaster / lavase, dan defekasi. Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada saat defekasi. Jadwalkan aktivitas untuk memberikan periode istirahat tanpa gangguan Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida

4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisikNOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....Insomnia dapat teratasi dengan kriteria hasil :

Jam tidur labih cepat. Kebiasan tidur kembali seperti semula. Kualitas tidur 7 8 jam. Tidur nyenyak. Tidak gelisah Tidur teratur setiap malam secara konsisten.

NIC :

Instruksikan pasien untuk tidur pada waktunya

Monitor waktu tidur pasien

Identifikasi penyebab kekurangan tidur pasien.

Menambah waktu tidur pasien.

Diskusi dengan pasien dan keluarga pasien untuk meningkatkan tekhnik tidur.

Menentukan pola tidur pasien

DAFTAR PUSTAKABrunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Charles, J.Reeves, dkk. 2001. Buku 1 Keperawatan Medikal Bedah Ed. I. Salemba Medika. Jakarta.Dermawan, Deden, Tutik Rahayuningsih. Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan). 2010. Penerbit Gosyen Publishing. Yogyakarta.

Slamet Suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed.3. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

No Name. http://www.search-document.com/pdf/1/2/pengertian-penyakit-gastritis.html. (Diunduh tanggal 4 Mei 2015)1