LP DM

19
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS A. Pengertian Diabetes Mellitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik yaitu adanya peningkatan nilai glukosa dalam darah (Hiperglikemi) yang berasal dari kelainan sekresi insulin,alergi insulin atau karena keduanya (Brunner,1999) Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan ketidakseimbangan glukosa karena banyaknya insulin tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. (Sorensen,1995) Diabetes Miellitus adalah suatu kelompok penyakit genetik dan sistemik yang disebabkan oleh banyak faktor yang dipengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. (Donna, 1995). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa penyakit Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor metabolisme seperti karbohidrat, protein dan lemak. B. Etiologi Sampai saat ini penyebab Diabetes Mellitus belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa hal yang mengganggu pembentukan insulin dan metabolisme dalam sel, sehingga dapat mengakibatkan hiperglikemi namun menurut beberapa literatur ada beberapa penyebab terjadinya peningkatan kadar gula darah, yaitu: a Diabetes Mellitus Tipe I ( Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut) b Diabetes Mellitus Tipe II (Bervariasi mulai dari predominan, resistensi insulin disertai defisiensi insulin reaktif sampai yang 1 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

description

...

Transcript of LP DM

Page 1: LP DM

LAPORAN PENDAHULUANDIABETES MELITUS

A. PengertianDiabetes Mellitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik yaitu

adanya peningkatan nilai glukosa dalam darah (Hiperglikemi) yang berasal dari kelainan sekresi insulin,alergi insulin atau karena keduanya (Brunner,1999)

Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan ketidakseimbangan glukosa karena banyaknya insulin tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. (Sorensen,1995)

Diabetes Miellitus adalah suatu kelompok penyakit genetik dan sistemik yang disebabkan oleh banyak faktor yang dipengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. (Donna, 1995).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa penyakit Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor metabolisme seperti karbohidrat, protein dan lemak.

B. EtiologiSampai saat ini penyebab Diabetes Mellitus belum diketahui secara pasti. Namun

ada beberapa hal yang mengganggu pembentukan insulin dan metabolisme dalam sel, sehingga dapat mengakibatkan hiperglikemi namun menurut beberapa literatur ada beberapa penyebab terjadinya peningkatan kadar gula darah, yaitu:

a Diabetes Mellitus Tipe I( Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)

b Diabetes Mellitus Tipe II(Bervariasi mulai dari predominan, resistensi insulin disertai defisiensi insulin reaktif sampai yang predominan. Gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)

c Diabetes Mellitus Tipe Lain1) Defek Genetik fungsi sel beta2) Defek genetik kerja insulin3) Penyakit eksokrin pankreas: pankreatitis, trauma/ pankreatektomi, neopalsma,

cistik fibrosis, pankreatopati fibrokalkulus.d Diabetes Mellitus pada kehamilan

Endokrinopati: akromegali sindroma cushing, feokromositoma, hipertiroidisme.e Karena obat atau Zat Kimia Vakor, pentamidin, asam nikotimat, glukokortikoit,

hormon tiroid, tiazip, dilantin, interferonalpa,f Infeksi: rubela kongenitalg Immunologi (jarang) : antibodi antireseptor insulinh Sindroma genetik lain: Sindromdowm, klinefelter, turner, huntington chorea,

sindrom praderwilli.

1 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 2: LP DM

C. PatofisiologiDefisiensi Insulin

Glukosa Darah

Kandungan Glukosa Osmolaritas intravaskuler

Sel-sel lapar Ambang Glukosa ginjal

Pemecahan protein,

glikogen lemak

Reabsorpsi air dan elektrolit

Darah Plasma Diuresis omotik (poliuria)

Asam Amino Plasma

Glukoneogenesis Dehidrasi

Polifagia Polidipsi

(Brunner, 2002)

Insulin merupakan hormon anabolik yang dihasilkan oleh pulau langerhans kelenjar pankreas. Insulin memegang peranan penting dalan konservasi, karbohidrat sel tubuh, katalisator untuk menstimulasi enzim dan zat kimia yang diperlukan untuk fungsi sel dan memproduksi energi.

Pada saat insulin tidak ada, glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel lapar/ kelaparan, dilain pihak glukosa akan tetap berada dalam vaskuler sehingga gula darah dalam tingkat yang tinggi.

Sebagai mekanisme konpensasi maka tubuh akan mengisyaratkan kondisi kelaparan merupakan situasi yang krisis dan mudah mensekresi hormon konteregulasi yaitu glukagon, epineprin, norepineprin, growth hormon akan mempertahankan homeostasis tubuh dengan jalan membentuk glukosa dari sumber lain selain karbohidrat, akibatnya gula darah menjadi semakin tinggi.

Kondisi ini disebut sebagai hiperglikemi penyebab yang serius untuk timbulnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan ini secara klinik akan menimbulkan gejala tiga poli yaitu: poliuri, polidipsi dan poliphagi. Poliuri dikarenakan adanya perubahan osmotik dalam ginjal, dimana ginjal sudah tidak mampu lagi menahan kadar gula darah yang tinggi. Sebagai akibat banyaknya cairan yang keluar melalui ginjal, maka sel mengalami dehidrasi, keadaan dehidrasi ini akan

2 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 3: LP DM

merangsang mekanisme haus sehingga pasien menjadi polidipsi. Karena sel tidak menerima makanan maka ia akan menjadi kelaparan, kondisi kelaparan ini akan merangsang mekanisme lapar bekerja aktif sehingga timbul poliphagi.

Disamping itu hiperglikemi, merupakan penyebab terjadinya berbagai macam komplikasi pada pasien penderita Diabetes Miletus. Komplikasi sering terjadi biasanya dikarenakan terjadinya perubahan pada pembuluh darah, baik yang kecil maupun yang besar. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan mengontrol gula darah.

Terkumpulnya glukosa dan gula lainnya dalam jaringan ekstra sel menyebabkan kekakuan pada membran dasar antara jaringan disekitar pembuluh darah. Kekakuan ini akan menghambat distribusi nutrisi, kedalaman sel dan sampah metabolisme dari sel. Akibatnya mikrosirkulasi khususnya tingkat kapiler terganggu, sel dan jaringan menerima nutrisi tidak adekuat dan terjadi penumpukan sarbitol yang sangat banyak.

Akibat adanya perubahan mikroangiopati dan makroangiopati serta neuropati menyebabkan perubahan pada ekstremitas bawah klien Diabetes Miletus. Adapun komplikasi yang bisa timbul diantaranya tidak lancarnya sirkulasi, infeksi, ganggren dan menurunnya sensori yang tidak terkontrol, sehingga menimbulkan gangren.

D. Tanda dan Gejala Pada tahap awal terjadinya penyakit Diabetes Mellitus pasien sering mengeluh haus,

sering lapar dan sering BAK atau yang sering disebut dengan 3P (poliuri, polidipsi dan poliphagi).

Gejala lain yang muncul adalah kelemahan, perubahan penglihatan sering tiba-tiba baal dan kesemutan, terutama di tangan atau kaki, kulit kering dan infeksi berulang (Brunner,2002).

E. Penatalaksanaan MedikTujuan utama pada penatalaksanaan medis pada pasien Diabetes Mellitus ialah

untuk menormalkan aktifitas insulin dan kadar gula darah di dalam tubuh, adapun penatalaksanaan medik yang dilakukan meliputi pemberian therapi farmakologi, managemen nutrisi, olah raga, kontrol gula darah secara teratur.

F. Pemeriksaan penunjang1. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada

waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.2. Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200

mg/dl.3. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,

serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi

4. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai

3 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 4: LP DM

ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai GOD.

5. Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi

6. Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi hati, antibodi anti sel insula langerhans ( islet cellantibody)

Asuhan KeperawatanAsuhan keperawatan yang diberikan pada pasien diabetes mellitus menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

1. Pengkajian (Brunner, 2002) Mengatakan hal-hal yang perlu dikaji pada pasien diabetes melitus adalah :a. Data Subyektif.

1) Riwayat kesehatan yang lalu: pernah menderita gondok, campak, infeksi, trauma atau stress pada kehamilan.

2) Riwayat keluarga; apakah ada riwayat keluarga menderita penyakit Diabetes Miletus?

3) Riwayat penggunaan obat-obatan; apakah pasien pernah menggunakan obat-obat glukokorticoids, diuretik, dilantin atau insulin?

4) Riwayat pembedahan dan terapi yang lain; apakah pasien pernah dilakukan pembedahan?

5) Persepsi pasien terhadap penyakit.6) Riwayat pola makan sehari-hari7) Riwayat eliminasi.8) Riwayat aktifitas dan olah raga.9) Pola seksualitas pasien.10) Koping pasien terhadap penyakitnya.11) Nilai-nilai dan kepercayaan.

b. Data Obyektif.1) Mata; lembut, mata seperti mata bola, perdarahan, katarak.2) Kulit; kering, panas, tegang, di kaki terdapat pigmen, luka, kehilangan rambut

di kaki, pernapasan cepat, napas dalam (kussmaul).3) Kardiovaskuler; Hipotensi, nadi cepat dan lemah.4) Gastro intestinal; mulut kering, muntah napas berbau buah-buahan.5) Neurologi; perubahan refleksi, gelisah, pusing, kaku otot, koma.6) Musculoskletal; kehilangan fungsi otot

4 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 5: LP DM

7) Nilai laboratorium yang mungkin ditemukan elektrolit tidak normal, gula darah puasa +126 mg/dl, lekositosis, ureum creatinin meningkat, trigliserida, kolesterol, HDL dan LDL meningkat, glikosuria, albuminuria, Asidosis.

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus menurut Doenges, 2002 dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :a. Aktivitas dan istirahat :

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.

b. SirkulasiRiwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.

c. EliminasiPoliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.

d. NutrisiNausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.

e. NeurosensoriSakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.

f. NyeriPembengkakan perut, meringis.

g. RespirasiTachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.

h. KeamananKulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.

i. SeksualitasAdanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.

2. Diagnosa KeperawatanDoengoes, 2002 mengemukakan bahwa diagnosa keperawatan pada pasien

diabetes melitus adalah sebagai berikut,a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan

gastrik berlebihan pembatasan intake.b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan

hormon insulin, penurunan intake peroral, status hiper metabolisme (pelepasan hormon stress, proses infeksi)

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi infeksi pernapasan yang ada sebelumnya, ISK.

5 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 6: LP DM

d. Perubahan persepsi sensorik berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa atau insulin.

e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah, peningkatan kebutuhan energi.

f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.

g. Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

3. PerencanaanBerdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan, maka langkah

selanjutnya adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan agar masalah yang timbul dapat dikurangi atau diatasi secara adekuat sehingga resiko komplikasi dapat diminimalkan dan kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi selama masa keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dirumuskan maka rencana tindakan keperawatan yang prinsip dapat dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut : lakukan perawatan luka dengan mengunakan prinsip steril setiap 2 x sehari, jelaskan pada pasien tentang penyakit DM, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang diit yang dianjurkan serta kegunaanya, diskusikan pada pasien dan keluarga tentang manfaat latihan jasmani, monitor gula darah pasien untuk mengantisipasi terjadinya hipoglikemi atau hiperglikemi, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang manfaat dan efek samping insulin, jelaskan dan demonstrasikan cara penyuntikan insulin, jelaskan pada pasien agar selalu memperhatikan jenis obat, waktu pemberian, dosis dan cara pemberian yang tepat, (Doengoes,2000)

a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.Tujuan :Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.Intervensi :1) Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.2) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.

Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.

3) Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

4) Timbang berat badan setiap hari.Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.

6 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 7: LP DM

5) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.

b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.Tujuan :Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepatMenunjukkan tingkat energi biasanyaBerat badan stabil atau bertambah.Intervensi :1) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan

makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

2) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).

3) Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.

4) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi pasien.

5) Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.Tujuan :Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.Intervensi :1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.

Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.

2) Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.Rasional : Mencegah timbulnya infeksi silang.

3) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.

7 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 8: LP DM

4) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.

5) Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.Tujuan :Mempertahankan tingkat kesadaran/orientasi.Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.Intervensi :1) Pantau tanda-tanda vital dan status mental.

Rasional : Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal2) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan

kebutuhannya.Rasional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.

3) Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.Rasional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan mempertahankan orientasi pada lingkungannya.

4) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.Rasional : Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan keseimbangan.

e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.Tujuan :Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.Intervensi :1) Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.

Rasional : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.

2) Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.Rasional : Mencegah kelelahan yang berlebihan.

3) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.Rasional : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.

8 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 9: LP DM

4) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi.

f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.Tujuan :Mengakui perasaan putus asaMengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan.Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.Intervensi :1) Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang

perawatan di rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.Rasional : Mengidentifikasi area perhatiannya dan memudahkan cara pemecahan masalah.

2) Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga.Rasional : Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat mengakibatkan perasaan frustasi.kehilangan kontrol diri dan mungkin mengganggu kemampuan koping.

3) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.

4) Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.

g. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, keselahan interpretasi informasi.Tujuan :Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala dengan faktor penyebab.Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.Intervensi :1) Ciptakan lingkungan saling percaya

Rasional : Menanggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.

2) Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup.

3) Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.9 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 10: LP DM

Rasional : Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan makan/mentaati program.

4) Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan pasien/orang terdekat.Rasional : Membantu untuk mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat.

4. ImplementasiPelaksanaan tindakan keperawatan merupakan pengelolaan yang perwujudan

dari seluruh rencana Keperawatan yang telah disusun sebelumnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan ini didukung dengan tenaga kesehatan lainnya, dan tidak terlepas dari partisipasi pasien dan keluarganya. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan ini meliputi persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi.

Dalam fase persiapan perawat dituntut untuk memiliki kemampuan pengetahuan, ketrampilan fisik dan mental serta keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal sesuai rencana yang telah ditetapkan dan mampu mengubah atau mengganti rencana asuhan keperawatan tersebut sesuai dengan perubahan kondisi pasien yang terjadi.

Kemudian fase berikutnya yaitu pelaksanaan, pada fase ini, kegiatan perawat harus selalu mengacu pada tujuan yang telah ditentukan, meliputi: pengumpulan data tentang reaksi, partisipasi dan hubungan interpersonal pasien dengan keluarga, perawat maupun orang lain, serta keyakinan dan kepercayaan perawat.

Dan fase terakhir adalah mendokumentasikan seluruh tindakan asuhan keperrawatan yang telah dilakukan dalam bentuk catatan keperawatan yang terdiri dari waktu, jenis tindakan, respon pasien, nama dan tanda tangan pelaksana tindakan. Pendokumentasian sangat diperlukan dalam penyampaian informasi antara anggota tim kesehetan yang bersama-sama menangani suatu kasus atau pasien. Disamping itu dapat digunakan sebagai alat pertanggung jawaban dan tanggung gugat terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Agar tercapai tujuan yang diharapkan, maka pada pelaksanaan intervensi perlu dukungan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya melalui suatu kolaborasi, agar pasien dapat mandiri dan meningkatkan status kesehatannya.

5. EvaluasiEvaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Adapun tujuan

evaluasi adalah untuk menentukan kemajuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disamping itu, evaluasi juga bertujuan untuk efektifitas rencana keperawatan, strategi dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Evaluasi menunjukkan masalah mana yang perlu dikaji ulang, kemudian kembali direncanakan dan dilaksanakan lagi dengan memodifikasi tindakan, kemungkinan yang timbul dalam pertanyaan evaluasi adalah masalah teratasi, masalah teratasi sebagian dan masalah tidak teratasi dengan melihat respon dan prilaku pasien.

Evaluasi dapat berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan terus menerus selama dilakukan tindakan keperawatan.

10 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 11: LP DM

Evaluasi ini berguna untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan, mengukur kemajuan pasien dalam menuntut apakah rencana terus dapat diteruskan, perlu dirubah atau sudah tercapai. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi aktif yang menggambarkan apakah tujuan akhir telah tercapai atau tidak sesuai rencana atau hanya sebagian atau bahkan timbul masalah keperawatan yang baru.

Adapun hal-hal hasil evaluasi yang diharapkan pada pasien Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut:a. Kebutuhan cairan pasien dapat seimbang.b. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi sesuai pola diet dan berat badan pasien.c. Tidak terjadi perluasan infeksid. Perubahan persepsi sensorik tidak terjadi.e. Kelelahan dapat ditanggulangi.f. Ketidakberdayaan dapat teratasi.g. Pengetahuan pasien meningkat.

11 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 12: LP DM

Pathway DM

12 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika

Page 13: LP DM

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marlynn E. et. Al . 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3,. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lewis Mantik, et. al. 2000. Medical Surgical Nursing. St Louis, The Mosby Company.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa: Waluyo Agung, Yasmin Asih., Juli Kuncara, I.made karyasa. Jakarta: EGC.

13 Triayumingna, S.Kep (21214110) / Program Profesi Stikes Pertamedika