LP CA RECTI

13
LAPORAN PENDAHULUAN CA RECTI I. KONSEP MEDIS A. Pengertian Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. 1

Transcript of LP CA RECTI

Page 1: LP CA RECTI

LAPORAN PENDAHULUANCA RECTI

I. KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon

dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat

gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.

1

Page 2: LP CA RECTI

B. Insidens dan Faktor Risiko

Kanker yang ditemukan pada kolon dan rektum 16 % di antaranya

menyerang Recti terutama terjadi di negara-negara maju dan lebih tinggi

pada laki-laki daripada wanita. Beberapa faktor risiko telah diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kebiasaan diet rendah serat.

2. Polyposis familial

3. Ulcerasi colitis

4. Deversi colitis

C. Patofisiologi

Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui

secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas

tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat

berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa

penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa

menyebabkan kanker kolorektal.

Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang

pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian

menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi

secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ

lain mungkin dapat terkena.

Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3

fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini

berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan

tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung

bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan

gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-

lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap

enteng saja sehingga penderita biasanya datang berobat dalam stadium

lanjut.

2

Page 3: LP CA RECTI

D. Gambaran Klinis

Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi,

perdarahan, obstruksi bila membesar atau invasi menembus dinding usus

dan kelenjar-kelenjar regional. Kadang-kadang bisa terjadi perforasi dan

menimbulkan abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala sangat

tergantung dari besarnya tumor.

Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar

sebelum menimbulkan tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar

daripada kolon desendens dan juga karena dindingnya lebih mudah melebar.

Perdarahan biasanya sedikit atau tersamar. Bila karsinoma Recti menembus

ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian

proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan dengan

karsinoma pada kolon desendens yang lebih cepat menimbulkan obstruksi

sehingga terjadi obstipasi.

E. Diagnosis Banding

1. Kolitis ulserosa

2. Penyakit Chron

3. Kolitis karena amuba atau shigella

4. Kolitis iskemik pada lansia

5. Divertikel kolon

F. Prosedur Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa yang tepat diperlukan:

1. Anamnesis yang teliti, meliputi:

Perubahan pola/kebiasaan defekasi baik berupa diare maupun

konstipasi (change of bowel habit)

Perdarahan per anum

Penurunan berat badan

Faktor predisposisi:

3

Page 4: LP CA RECTI

o Riwayat kanker dalam keluarga

o Riwayat polip usus

o Riwayat kolitis ulserosa

o Riwayat kanker pada organ lain (payudara/ovarium)

o Uretero-sigmoidostomi

o Kebiasaan makan (tinggi lemak rendah serat)

2. Pemeriksaan fisik dengan perhatian pada:

Status gizi

Anemia

Benjolan/massa di abdomen

Nyeri tekan

Pembesaran kelenjar limfe

Pembesaran hati/limpa

Colok rektum(rectal toucher)

3. Pemeriksaan laboratorium

4. Pemeriksaan radiologis

5. Endoskopi dan biopsi

6. Ultrasonografi

Uraian tentang prosedur diagostik dijelaskan lebih lanjut dalam fokus

pengkajian keperawatan.

G. Pengobatan

Pengobatan pada stadium dini memberikan hasil yang baik.

1. Pilihan utama adalah pembedahan

2. Radiasi pasca bedah diberikan jika:

a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria

b. ada metastasis ke kelenjar limfe regional

c. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada

metastasis jauh.

(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).

3. Obat sitostatika diberikan bila:

4

Page 5: LP CA RECTI

a. inoperabel

b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah

menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian

residif kembali.

Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah

adalah:

1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut.

Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan

total 6 siklus.

2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan

3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)

Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus

operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif.

Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit

darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang

memuaskan.

II. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan

yang perlu dikaji adalah:

1. Aktivitas/istirahat:

Gejala:

- Kelemahan, kelelahan/keletihan

- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam

hari.

- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,

tingkat stres tinggi.

2. Sirkulasi:

5

Page 6: LP CA RECTI

Gejala:

- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas

Tanda:

- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3. Integritas ego:

Gejala:

- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara

mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,

keyakinan religius/spiritual)

- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,

pembedahan)

- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak

mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda:

- Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi:

Gejala:

- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi

Tanda:

- Perubahan bising usus, distensi abdomen

- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

5. Makanan/cairan:

Gejala:

- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian

zat aditif dan bahan pengawet)

- Anoreksia, mual, muntah

- Intoleransi makanan

Tanda:

- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

6. Nyeri/ketidaknyamanan:

Gejala:

6

Page 7: LP CA RECTI

- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung

proses penyakit

7. Keamanan:

Gejala:

- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.

Tanda:

- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

8. Interaksi sosial

Gejala:

- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)

- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan

perubahan status kesehatan.

9. Penyuluhan/pembelajaran:

- Riwayat kanker dalam keluarga

- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya

- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.

- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

B. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang sering dilakukan diuraikan pada tabel berikut:

Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil

1. Pemeriksaan laboratorium:

Tinja

CEA (Carcino-embryonic

anti-gen)

Untuk mengetahui adanya darah dalam

tinja (makroskopis/mikroskopis)

Kurang bermakna untuk diagnosis awal

karena hasilnya yang tidak spesifik serta

dapat terjadi psoitif/negatif palsu tetapi

bermanfaat dalam mengevaluasi dampak

terapi dan kemungkinan residif atau

metastase.

7

Page 8: LP CA RECTI

2. Pemeriksaan radiologis

3. Endoskopi dan biopsi

4. Ultrasonografi

Perlu dikerjakan dengan cara kontras

ganda (double contrast) untuk melihat

gambaran lesi secara radiologis.

Endoskopi dengan fiberscope untuk

melihat kelainan struktur dari rektum

sampai Recti. Biopsi diperlukan untuk

menentukan jenis tumor secara patologi-

anatomis.

Diperlukan untuk mengtahui adanya

metastasis ke hati.

C. Prioritas Keperawatan

1. Dukungan proses adaptasi dan kemandirian

2. Meningkatkan kenyamanan

3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal

4. Mencegah komplikasi

5. Memberikan informasi tentang penyakit, perawatan dan kebutuhan

terapi.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konstipasi berhubungan dengan obstuksi : tumor/cancer.

Dengan batasan karakteristik : nyeri abdomen , perubahan pola

defekasi , persaan rectal penuh , perasaan adanya tekanan rectal ,

8

Page 9: LP CA RECTI

keletihan umum , teraba nya masa di abdomen saat pemeriksaan

fisik palpasi, feses keras dan berbentuk , terdengar suara pekak saat

diperkusi , tidak dapat mengeluarkan feses , dan nyeri pada saat

defekasi.

2. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan ketidakmampuan pemasukan, mencerna, mengabsorbsi zat2

gizi.

Dengan batasan karakteristik : nyeri abdomen , menghindari

makan , penurunan berat badan lebih dari 20% dari berat badan

ideal , penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat ,

membrane mukosa pucat .

3. Nyeri cronis berhubungan dengan agen injuri fisik.

Dengan batasan karakteristik : keluhan nyeri , perilaku distraksi ,

perilaku melindungi daerah nyeri , perubahan pola tidur akibat

nyeri, iritabilitas, dan gelisah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,

EGC, Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,

EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.

9