LK CA. Recti RAHMA
-
Upload
zifa-ardilaf -
Category
Documents
-
view
198 -
download
4
description
Transcript of LK CA. Recti RAHMA
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS Ca. RECTI
DIRUANG BEDAH PRIA (A3) RSUP dr. KARIADI SEMARANG
oleh :
Nur Rahmawati
P.17420112106
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN KASUS Ca. Recti
DIRUANG BEDAH PRIA (A3) RSUP dr. KARIADI SEMARANG
PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :26 November 2013 Praktikan : Nur Rahmawati Jam : 11.00 WIB NIM : P.17420112106Ruang/RS : BEDAH PRIA (A3) / RSUP dr. Kariadi smg
A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama pasien : Tn. S
b. Umur : 53 Tahun
c. Alamat : Krajan kidul RT 06 RW 05 Demak
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Buruh
f. Status perkawinan : kawin
g. Agama : Islam
h. Tanggal masuk : 4-11-2013
i. Diagnose medis : Prolaps recti dengan massa rectum 1/3 distal
j. Nomor Registrasi : 7459944
k. Cara masuk : dengan brankar
2. Penanggung jawab
a. Nama : Ny. J
b. Umur : 49 Tahun
c. Alamat : Krajan kidul RT 06 RW 05 Demak
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : swasta
f. Hubungan dg pasien : istri
g. Nomor yang dapat di hub : 085741658138
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri perut post op. Dengan pengkajian PQRST diperoleh :
P = nyeri akibat post operasi
Q = nyeri terasa seperti terbakar.
R = nyeri terdapat pada daerah perut bagianan kanan bawah
S = nyeri berada pada skala 5 dengan batas 1-10
T = nyeri sering terasa
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang kerumah sakit di IGD pada tanggal 4 November 2013 dengan
keluhan ±2 tahun terdapat benjolan di anus, BAB terdapat darah, dan
berlendir. ±2 minggu terdapat benjolan sebesar telur ayam, yang apabila
ditekan tidak dapat masuk lagi. BAB lendir darah bertambah banyak. Sebelum
dialih rawat di ruang perwatan, pasien telah menjalani perawatan di Ruang
Gawat Darurat terpasang infus dengan cairan Rlatau NaCl 20 tpm dan injeksi
ketorolax 50 mg ranitidin 50 mg, ceftriaxon 2 gr, dan metronidazol 500 mg.
Sebelum dirawat diruang bedah pria pasien pernah di rawat diruang HCU dan
menjalani pembedahan laparatomy pada tanggal 19 November 2013. Tanggal
23 Novembr 2013 dari HCU pasien ditransfer ke ruang Bedah Pria dengan
pendampingan perawat, PKL, BCLS, PPGD, dan BLS. Pasien terpasang infus
dengan cairan RL 20 tpm dan kolostomy pada perut kanan bawah. Selama di
rawat di ruang Bedah Pria pasien mendapatkan terapi ranitidin 3x50 mg,
ketorolax 3x30 mg, ceftriaxon 1x2 gr, metronidazol 3x500 mg, aminofusin
500ml, dan KCl 5mg.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah dirawat di rumah sakit demak pada bulan desember 2012
dengan penyakit ambien. Pernah juga dirawat di Rumah Sakit Sultan Agung
Semarang pada bulan April 2013 dengan penyakit yang sama. Dan dilakukan
pemeriksaan biopsy, pada tanggal 11 – 4 – 2013 PA hasilnya (-) Tx N0 Mx
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita seperti yang dialami pasien saat ini.
Namun istri pasien mempunyai riwayat penyakit DM dan hipertensi.
D. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting, maka jika ada anggota
keluarga yang sakit selalu dibawa ke pelayanan kesehatan. Misalnya klinik,
puskesmas maupun rumah sakit. Pasien mengatakan sering mengonsumsi
ramuan tradisional yang pasien racik sendiri apabila sakit. Jika diberi obat dari
dokter, pasien meminum obat tersebut dengan baik dan benar sesuai petunjuk.
2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi 1 piring penuh 3 x sehari dengan
menu nasi, lauk- pauk, sayur. Pasien jarang menkonsumsi buah. Untuk minum
dalam sehari pasien minum 6 gelas blimbing/ hari.
Namun selama sakit dan masuk rumah sakit nafsu mkan pasien menurun. Pola
makan pasien masih teratur namun porsi berkurang, karena setiap makan
rasanya mual. Pasien biasanya makan hanya ½ porsi. Untuk minum masih
tetap seperti biasanya 6 gelas per hari. setelah diobservasi dengan pengkajian
ABCD didapatkan
A : Antropometri
Sebelum sakit BB = 60 kg
TB = 165 cm
IMT = 22
LILA = 29 cm
Saat sakit BB = 57 kg
TB = 165 cm
IMT = 20,9
LILA = 27 cm
B : Biochemical
Hb = 9.8 mg /dL albumin = 1.9 gr %
Ht = 32,4 mg / dL
C : Clinical sign
bibir kering, sianosis, turgor > 2 detik
D : Diet
Diit lunak (bubur) 1900 kkalori
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x perhari terkadang 2 - 3 hari baru bisa BAB
dengan konsistensi lunak, berbau khas, dan feses berwarna kuning, BAK 4 – 5
x / hari berwarna kuning jernih.
Selama sakit dan masuk rumah sakit pola BAB pasien teratur, karena
pengluaran feses langsung melalui stoma, da untuk BAK pasien 3-4 x/hari.
4. Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan.
Sebelum sakit pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari – harinya secara
rutin dan teratur seperti berpakaian, makan, mandi, BAK, BAB secara
mandiri. Pasien sebelum sakit masih dapat melakukan Pekerjaanya sebagai
buruh.
Selama sakit pasien badress, hanya mampu mobilitas di tempat tidur. Untuk
aktivitas sehari hari harus dibantu dengan keluarga ataupun perawat.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi V
Berpakaian V
Eliminasi V
Makan V
Mobilisasi V
Keterangan
0: mandiri
1: dibantu sebagian
2: perlu bantuan orang lain
3:perlu bantuan orang lain dan alat
4: tergantung dan tidak mampu
5. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit pola tidur pasien tidak ada masalah. Pasien biasanya tidur ± 6
jam dari jam 23.00 – 4.30.
Selama sakit pola tidur pasien tidak teratur. Pasien sering terbangun apabila
terasa nyeri di perut.
6. Pemenuhan Kebutuhan Sexualitas – Reproduksi
Pasien adalah seorang laki-laki yang sudah menikah dan tidak ada gangguan
pada organ seksualnya.
7. Kognitif, Persepsi dan Sensori
Pasien sebelum dan selama sakit masih mampu berkomunikasi dengan baik
dengan orang-orang di sekelilingnya. Selalu mengajak bicara orang-orang
yang pasien kenal dan pasien terbuka dengan kondisinya. Pasien saat di ajak
bicara tidak mudah marah. Hubungan pasien dengan keluarga baik, dengan
tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik. Pasien mampu
menunjukkan rasa sakit yang dirasakan. Daya ingat pasien juga cukup baik,
dibuktikan dengan pasien dapat menyebutkan namanya sendiri,istri, anak-
anak dan dapat mengingat dan menceritakan kembali peristiwa-peristiwa yang
pernah terjadi di masa lalu, misalnya dahulu pernah dirawat di rumah sakit
lain.
8. Stress dan Adaptasi
Pasien selama dirumah sakit merasa stress untuk mengurangi rasa stress
pasien, keluarga berusaka memberikan motivasi.
9. Konsep Diri
Body image :Pasien terbuka dengan keadaannya dan penyakitnya. Pasien
mengatakan bahwa kondisi fisiknya saat ini sangat lemah dan
tidak dapat merawat diri dengan baik.
Identitas diri :Pasien mengetahui tentang penyakitnya dan keadaannya saat
ini.
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaanya,
walaupun dibuat stoma diperut bagian kanan bawah.
Peran diri : Tn.S adalah seorang kepala rumah tangga dari istri dan 2
orang anaknya, selama sakit pasien khawatir akan peran
sebagai kepala keluarga karena sedang sakit dan tidak dapat
mencarikan nafkah
Ideal diri : pasien berharap ingin segera sembuh. Pasien juga berharap
keluarganya mau menerima keadaannya dan merawatnya
dengan sabar.
10. Hubungan – Peran
Sebelum sakit, pasien dapat menjalankan perannya sebagai seorang ayah
dengan baik. Selama sakit, pasien tidak dapat melakukan tugas-tugasnya
secara penuh seperti sebelum sakit.
Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam keluarganya. Pasien termasuk orang yang cukup sabar dalam
menghadapi masalah dan mampu menahan amarahnya. Pasien bertemu
dengan keluarga (anak-anaknya) setiap hari dan selalu berkomunikasi dengan
baik. Hubungan pasien dengan teman atau tetangga juga baik. Pasien tidak
memiliki peran khusus dalam masyarakat melainkan hanya sebagai anggota
masyarakat pada umumnya.
11. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Pasien beragama Islam, dan selalu melaksanakan sholat dan selama sakit
pasien mengalami kesulitan untuk melaksanakan ibadah.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis
Nadi : 86x/ menit dengan irama reguler
Pernafasan : 20x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh : 37,2 0 C
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Kulit :
▪ Berkeringat, lembab, turgor baik, tidak ada pitting edema.
▪ Warna kulit pucat.
Kepala :
▪ Rambut : warna hitam dan ada yang beruban, ikal, rontok,
tampak kusam dan kusut
▪ Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala berminyak.
Mata :
▪ Konjungtiva : anemis
▪ Sclera : tidak ikteric
▪ Pupil : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan kiri dan reflek
cahaya ( + ) langsung, lensa mata keruh dan tidak rata.
Hidung :
▪ Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak ada
secret
Telinga :
▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri, bersih
▪ Liang telinga : bersih, sedikit serumen
▪ Fungsi pendengaran : tidak ada masalah dengan pendengaan
Mulut :
▪ Mulut bersih, tidak berbau, bibir berwarna pucat,, lidah bersih, mukosa
kering, tidak terdapat stomatitis.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ditemukan distensi vena
jugularis.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris dengan perbandingan anteroposterior:lateral kanan
kiri=2:1, pergerakan dada sewaktu ekspirasi dan inspirasi simetris
Palpasi : fokal fremitus normal antara sisi kanan dan kiri.
Perkusi : sonor lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler.
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak intercosta ke IV-V, pada mid clavicula
sedikit 2cm medial sinistra
Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta ke V, pada mid clavicula sedikit 2cm
medial sinistra
Perkusi : terdengar suara redup absolut di seluruh lapang jantung
Auskultasi : S1- S2 tunggal
Perut :
Inspeksi : Perut datar, tidak buncit, terdapat stoma permanen berwarna merah
muda di sebelah kanan bawah yang tertutup colostomy bag. dan
terdapat bekas jahitan yang blum kering dengan balutan perban..
Auskultasi : Peristaltik usus normal 5 x/ menit.
Palpasi : Tidak terdapat distensi abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan
lien
Perkusi : Timpany
Genetalia
Tidak ada jamur, Testis tindak oedem, skrotum tidak membesar, penis normal.
Pada anus terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas : Lengan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit
tidak ada pitting oedem, uji kekuatan otot nilainya 5,
terdapat sianosis
Ekstrimitas bawah: Simetris, tidak ada edema, terdapat sianosis.
F. PEMERIKSAN DIAGNOSTIK
1. Laboratoium
No CM : C412981 No spesimen : E40
No. Lab : 131119368 Tanggal : 27 – 11 – 2013
Nama pasien : Sunarto Jam : 12.23
Hematologi
Darah Rutin
Hasil Satuan Normal
Leukosit 9,7 10^3 / uL 3.6-11
Eritrosit 5,0 10^6 /uL 3.8-5.2
Hemoglobin 9,8 (L) g/L 11.7-15.5
Hematokrit 32,4 (L) % 35-47
MCV 65.1 (L) fL 80.0–96.1
MCH 19,7 (L) Pg 27.5–33.2
MCHC 30,2 g/dL 33.4–35.5
Trombosit 562,0 10^3 / uL 150-440
RDW 24,3 (H) % 11.5–14.5
MPV 9,1 fL 4,00 – 11,00
Kimia Klinik
Hasil Satuan Normal
GDS 124 mg/dL 70-115
Albumin 1,9 gr % 3.8 – 5.0
Natrium 144 mmol/L 136 – 145
Kalium 2,9 mmol/L 3,5 – 5,1
Chlorida 101 mmol/L 98 -157
2. Colonoscopy
Tanggal 20 – 10 – 2013
Massa tumor intra lenan rectum
3. CEA
Tanggal 17 – 10 – 2013
Hasil : 2,28
HbSAg (-)
4. Patologi Anatomi
Tanggal 11 – 4 – 2013
Hasil PA (-) Tx N0 Mx
Tanggal 19 – 4 - 2013-11-30
Hasil PA : adenom vibula rectum
Tanggal 23 – 11 - 2013-11-29
Kesan : sesuai gambar villour adeno carsinoma recti well differentiated.
Makroskopik : diterima sediaan operasi collon sigmoid, berupa 1 potong
jaringan usus dengan panjang 27 cm, diameter 2-3 cm, sudah berbelah
sebagian. Warna kuning kemerahan pada daerah yang berbelah tampak massa
tumor ukuran tumor 14,5 x 15,5 x 0,89 cm yang tumbuh eksofitik.
G. PROGRAM TERAPHY
Tanggal : 27-11-2013
Parenteral : RL 20 tpm
Injeksi : ranitidin 3x50 mg
Ketorolak 3x30 mg
Ceftriaxin 1x2 gr
KCl 5 mg
Aminofusin 500 ml
Oral : Metronidazole 3x500 mg
DAFTAR MASALAH
N
O
TGL/
JAM
DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. 26 Nov
2013
11.00
DS : Pasien
mengatakan nyeri
pada perut bagian
kanan bawah
DO :Manajemen nyeri:P = nyeri akibat post operasiQ = nyeri terasa sepert terbakar.R = nyeri terdapat pada daerah perut bagianan kanan bawahS = nyeri berada pada skala 5 dengan batas 1-10T = nyeri sering terasa
Pasien terlihat
memegangi perut dan
mengkerutkan dahi
menahan rasa sakit.
TTV :Nadi: 86x/ mnt
Nyeri trauma jaringan
dan reflek spasme
otot sekunder
akibat operasi
2
3.
26 Nov
2013
11.45
WIB
26 Nov
2013
12.00
RR: 20x/ mnt
Suhu : 37,2 0 C
T
D:110/70mmHg
DS : Pasien
mengatakan mual,
muntah, nafsu makan
menurun
DO :Pasien lemas,
sianosis, anemis
Porsi makan cuma ½
porsi.
A : BB = 57 kg
IMT = 20,9
LILA= 27 cm
B : Hb = 9.8 mg/dL
Ht = 32.4 %
Albumuin = 1,9 gr%
Protein = 5,53 gr%
C : mukosa bibir
kering, sianosis
D : diit lunak (bubur)
DS : Pasien
mengatakan sedikit
gatal dan nyeri di
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko infeksi
Absorbsi nutrien
sekunder
terhadap proses
keganasan kanker
tempat masuknya
organisme
sekunder akibat
daerah sekitar stoma
DO : Didapatkan luka
stoma yang terlihat
sedikit basah dan
merah, terdapat sedikit
pus, pasien ingin
menggaruk.
( H 5 )
pembedahan
DIAGNOSA KEPERAWTAN
1. Nyeri b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Absorbsi nutrien
sekunder terhadap proses keganasan kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan
RENCANA PERAWATAN
NoTGL/
JAM
DPTUJUAN INTERVENSI TTD
1.
2.
26 Nov
2013
11.00
WIB
26 Nov
2013
11.45
Nyeri b.d
trauma
jaringan dan
reflek
spasme otot
sekunder
akibat
operasi
Ketidakseim
bangan
nutrisi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
nyeri pasien
berkurang dengan
kriteria hasil :
1. Skala nyeri
turun menjadi
3
2. Raut wajah
pasien
menunjukkan
senang
3. Pasien tidak
memegangi
perut.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
1. Monitorng TTV
2. Observasi nyeri
pasien
3. Berikan posisi yang
nyaman
4. Ajarkan teknik
relaksasi
5. Ciptakan kondisi
yang tenang
6. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
obat anti nyeri
1. Dorong tirah baring
2. Memonitor sianosis,
3.
WIB
26 Nov
2013
Jam 12.00
kurang dari
kebutuhan
tubuh b.d
Absorbsi
nutrien
sekunder
terhadap
proses
keganasan
kanker
.
Resiko
infeksi b.d
tempat
masuknya
organisme
sekunder
akibat
pembedahan
pasien mampu
memenuhi kebutuhan
nutrsi dengan kriteria
hasil :
1. Tidak mual
muntah
2. Makan 1 porsi
habis
3. Tidak
sianosis,turgo
r < 2detik
dan tidak
lemas
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24jam
diharapkan klien
tidak terjadi infeksi di
area luka post operasi
dengan kriteria hasil :
1. Luka bersih,tidak
ada kemerahan di
sekitar luka
2. Tidak ada pus
lemas, turgor
3. Mengkaji status nutrisi
pasien
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi memberi makanan
lunak (bubur)
5. Kolaborasi dengan dokter
memberi obat antimetik
(ranitidin) sesuai
program
1. Monitoring tanda-
tanda infeksi
2. Proteksi infeksi
dengan cara
lingkungan sekitar
harus bersih,luka
tidak boleh kena air
sampai jahitan di
angkat
3. Ganti balutan setiap
hari
No TGL/ JAM DP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON TTD
No
1
TGL / JAM
26 Nov 2013
11. 05 WIB
11.10 WIB
11.15 WIB
DP
1
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Memonitor TTV pasien
2. mengobservasi nyeri pasien
3. Memberikan kenyamanan dengan
RESPON
1. RR:86x/mnt
Nadi:20x/mnt
T:36,2 0
TD:
110/70mmHg
2. P = nyeri
akibat post
operasi
Q = nyeri terasa
sepert
terbakar.
R = nyeri terdapat
pada daerah
perut bagianan
kanan bawah
S = nyeri berada
pada skala 5
dengan batas
1-10
T = nyeri sering
terasa
3. Pasien lebih
TTDIMPLEMENTASI
CATATAN PERKEMBANGAN
No.Tanggal/
JamDP Evaluasi TTD
1
2
27 Nov 2013
11.45 WIB
28 Nov
2013
11.45 WIB
Nyeri b.d
trauma jaringan
dan reflek
spasme otot
sekunder akibat
operasi.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d Absorbsi
nutrien sekunder
terhadap proses
S: pasien mengatakan nyeri mereda
O: Ekspresi wajah pasien rileks dan
tenang serta mampu mlakukan
teknik relaksasi sendiri saat pasien
merasa nyeri.
RR:90x/mnt Nadi:24x/mnt
T:370 TD: 120/70mmhg
A: Masalah teratasi.
P: Hentikan intervensi
S : -Pasien mengatakan sudah tidak
mual, muntah
O : pasien makan habis 1 porsi
Tidak ada sianosis, turgor < 2 detik
BB : 57,5 kg
IMT : 21
327 Nov 2013
08.00 WIB
keganasan kanker
Resiko infeksi b.d
tempat masuknya
organisme
sekunder akibat
pembedahan
LILA : 27 cm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomer
3. Mengkaji status nutrisi pasien
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
memberi makanan lunak bubur
S : pasien mengatakan nyerinya
berkurang dan tidak gatal.
O : disekitar area luka terlihat
kemerahan tetapi tidak timbul push
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi nomor
1. Melakukan monitoring tanda -
tanda infeksi
2. Memberikan informasii dengan
cara lingkungan sekitar harus
bersih, luka tidak boleh kena air
selama jahitan belum diangkat
3. Melakukan perawatan luka
dengan mengganti balutan