lp bblr

18
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) A. PENGERTIAN Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004). B. PENGGOLONGAN 1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002): a. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan Masa gestasi 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK). b. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK). Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean). 2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:

description

keperawatan

Transcript of lp bblr

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR)

A. PENGERTIANBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2004).

B. PENGGOLONGAN1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002):a. Prematur Murni/Bayi Kurang BulanMasa gestasi 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).b. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa KehamilanBayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK).Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean).2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.3. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan (Wong, 2004):a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.C. PENYEBAB BBLRMenurut Kliegman (2000) dan Merenstein (2002) penyebab BBLR adalah sebagai berikut:1. Prematur Murnia. Faktor Ibu.1). Umur ( 20 tahun).2). Paritas.3). Ras.4). Infertilitas.5). Riwayat kehamilan tak baik.6). Rahim abnormal.7). Jarak kelahiran terlalu dekat.8). BBLR pada anak sebelumnya.9). Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil).10). Penyakit akut dankronik.11). Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alkohol, radiasi).12). Keadaan penyebab insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, DM, preeklamsi).13). Keadaan sosial ekonomi (status gizi dan pengawasan ANC yang kurang baik).b. Faktor Placenta1) Penyakit vaskuler.2) Kehamilan ganda.3) Malformasi.4) Tumor.c. Faktor Janin1) Kelainan kromosom.2) Malformasi.3) Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (misal; TORCH).4) Kehamilan ganda.2. DismaturitasPenyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.D. TANDA DAN GEJALA KLINISSecara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai berikut:1. Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.2. Masa gestasi 37 minggu (Merenstein, 2002).3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.4. Lebih banyak tidur dari pada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna (Wong, 2004).Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain (Kliegman, 2000):1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga rentan infeksi.3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan periventrikuler.4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan mudah terkena penyakit membran hyalin.5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu (hiperbilirubinemia).

PATHWAYS(terlampir)

PATOFISIOLOGITergantung dari berat ringannya masalah perinatal, seperti; masa gestasi (semakin muda dan semakin rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematiannya), komplikasi yang menyertai (asfiksia/iskemia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan metabolik, dll) (Merenstein, 2002).

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens terakhirnya.3. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.4. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat / diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

KOMPLIKASI1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).2. Hipoglikemi simtomatik.3. Asfiksis neonatorum4. Penyakit membran hialin.5. Hiperbilirubinemia.6. Sepsis neonatorum.

PENATALAKSANAANSetelah bayi lahir dilakukan:1 Tindakan Umuma. Membersihkan jalan nafas.b. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.c. Perawatan tali pusat dan mata.2 Tindakan Khususa. Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila (tambah 0,5 oC pada pengukuran rektal)), pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL 2000 gram dirawat dalam inkubator atau dengan boks kaca menggunakan lampu. b. Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui sindroma aspirasi mekonium.c. Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila 60x/mnt lakukan foto thoraks.d. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.e. Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan darah).f. Awasi keseimbangan cairan.g. Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan umum baikh. Tindakan pencegahan infeksi:1. Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.2. Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.3. Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat.4. Pemberian antibiotik 5. Membatasi tindakan seminimal mungkin.i. Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian.j. Berikan dukungan psikologis dengan perawatan bayi lekat (Kangaroo Mother Care) bagi BBLR yang memungkinkan (tidak terpasang infus maupun mengalami masalah pernafasan), atau dengan sentuhan terapeutik dari pemberi perawatan termasuk orang tua bayi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR3 Pengkajiana. Anamnesa riwayat kehamilanUsia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi.b. Anamnesa riwayat persalinanMelahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas, komplikasi nifas.c. Anamnesa riwayat keluargaRiwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.d. Tanda-tanda vital.e. Pengkajian fisik.1) Pengkajian umuma) Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.2) Pernafasana) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.b) Refleks batuk belum sempurna.c) Tangisan lemah.3) Kardiovaskulera) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.4) Gastrointestinala. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga masih lemah.b. Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan fungsi pankreas berupa hipoglikemia.c. Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya muntah.5) Genitourinariaa) Genetalia immatur.6) Neurologis-Muskoloskeletala) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.b) Lebih banyak tidur daripada bangun.c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna (lemah).d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.7) Suhua) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi.8) Kulita) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit.b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor kulit dalam rentang baik s/d jelek.

4 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncula. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskular, penurunan energi dan keletihanb. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan b. Resiko infeksi b.d pertahanan imuniligis yang kurangc. Resiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas, penurunan status nutrisi, prosedur invasifd. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna puisie. Nyeri b.d prosedur, diagnosa dan tindakan

3 IntervensiNoDiagnosa KeperawatanKriteria HasilRencana Tindakan

1.

2.

Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan

Kriteria : Kebutuhan oksigen menurun Nafas spontan, adekuat Tidak sesak. Tidak ada retraksi

Kriteria : Tidak sianosis. Analisa gas darah normal Saturasi oksigen normal.

Berikan posisi kepala sedikit ekstensi Berikan oksigen dengan metode yang sesuai Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

Lakukan isap lendir kalau perlu Berikan oksigen dengan metode yang sesuai Observasi warna kulit Ukur saturasi oksigen Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

NoDiagnosa KeperawatanKriteria HasilRencana Tindakan

3.

4.

5

Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat

Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan

Kriteria: Turgor kulit elastik Tidak ada edema Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam Elektrolit darah dalam batas normal

Kriteria : Berat badan naik 10-30 gram / hari Tidak ada edema Protein dan albumin darah dalam batas normal

Suhu 36,5 0C -37,2 0C Akral hangat

Observasi turgor kulit. Catat intake dan output Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah

Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat Observasi dan catat toleransi minum Timbang berat badan setiap hari Catat intake dan output Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu

Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu Ganti popok bila basah

NoDiagnosa KeperawatanKriteria HasilRencana Tindakan

6.

7.

8.Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler

Resiko tinggi injuri susunan saraf pusat b/d hipoksia

Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologik

Tekanan darah normal Pengisian kembali kapiler