LP Aritmia Risyda

22
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP ARITMIA DAN ACP Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen Medikal Disusun Oleh : Risyda Ma’rifatul Kh. 115070207111030 Kelompok 11 Program Profesi Ners PSIK UB 1

description

aritmia

Transcript of LP Aritmia Risyda

Page 1: LP Aritmia Risyda

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

ARITMIA DAN ACP

Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen Medikal

Disusun Oleh : Risyda Ma’rifatul Kh.

115070207111030Kelompok 11 Program Profesi Ners PSIK UB

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2015

1

Page 2: LP Aritmia Risyda

ARITMIA

1. Definisi

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang

sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah

perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi

elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999; 203).

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.

Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk

potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994; 123).

Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut

jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi

(Hanafi, 1996; 56).

2. Anatomi dan Fisiologia. Anatomi Jantung

Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan

susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya

menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh

susunan saraf otonom).

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul

(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak

ryncing yang disebut apeks kordis. Letak jantung didalam rongga dada

sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari

pertengahan rongga dada, diatas diagfragma, dan pangkalnya terdapat

di belakang kiri antara kostae V dan VI dua jari dibawah papila mamae.

Pada tempaat ini, teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus

kordis.

Otot jantung terdiri dari 3 tipe yaitu otot atrium, otot ventrikel, dan

serat otot khusus pengantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan.

Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama

seperti otot rangka dengan kontraksi otot yang lebih lama. Sedangkan

serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan

lemah sekali sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat

kontraktif malahan serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan

2

Page 3: LP Aritmia Risyda

konduksi sehingga serat ini bekerja sebagai suatu sistem pencetus

rangsangan bagi jantung. Pada tiap siklus jantung terjadi sistole dan

diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung

yang terbuka dan tertutup. Pada saat itu jantung dapat bekerja sebagai

suatu pompa sehingga darah dapat beredar keseluruh tubuh.

Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan di

dalam rongga jantung sehingga terdapat perbedaan tekanan.

Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga yang

tekanannya lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah.

b. Fisiologi JantungFungsi atrium sebagai pompa, dalam keadaan normal darah

mengalir terus dari vena-vena besar kedalam atrium. Kira-kira 70%

aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun atrium

belum berkontraksi. Kemudian kontraksi atrium mengadakan pengisian

tambahan 30% karena atrium berfungsi hanya sebagai primer yang

meningkatkan ke efektifan ventrikel. Jantung terus dapat bekerja dengan

sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal.

Fungsi ventrikel sebagai pompa

1 . Pengisian ventrikel

Selama sistol ventrikel, sejumlah darah tertimbun dalam atrium

karena katup atrium ke ventrikel tertutup. Tepat setelah sistoloik

berakhir tekanan ventrikel turun kembali sampai ke tekanan

diastolik yang rendah. Tekanan pada atrium yang tinggi dengan

segera mendorong katup antara antrium dan ventrikel membuka

dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam

ventrikel. Ini dinamakan periode pengisian cepat ventrikel.

Periode pengisian berlangsung kira-kira 1/3 pertama diastolik.

Selama 1/3 tengah diastolik darah sedikit mengalir ke ventrikel, ini

adalah darah yang terus masuk ke dalam atrium dari vena-vena

dabn berjalan melalui atrium langsung ke ventrikel.

2 . Pengosongan ventrikel selama sistole

Bila kontraksi ventrikel mulai, tekanan ventrikel meningkat dengan

cepat yang menyebabkan katup atrium dan ventrikel menutup. Di

perlukan penambahan oksigen – 0,03 dertik bagi ventrikel untuk

meningkatkan tekanan yang cukup untuk mendorong katup

3

Page 4: LP Aritmia Risyda

semilunaris (aorta dan pulmonalis) membuka melawan tekanan

dalam aorta dan arteri pulmonalis. Selama periode ini terjadi

kontraksi pada ventrikel tetapi tidak terjadi pengosongan. Periode

dinamakan periode kontraksi istemik (isovolenik= seluruh tubuh)

3 . Periode ejeksi

Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80mmHg,

tekanan ventrikel kanan sedikit diatas 8mmHg. Tekanan ventrikel

sekarang mendorong membuka katup semilunaris segera darah

mulai dikeluarkan dari ventrikel, sekitar 60% terjadi pengosongan

selama ¼ pertama sistole dan sebagaian besar 40% sisanya

dikeluarkan selama 2/4 berikutnya, ¾ bagian sistole ini dinamakan

periode ejeksi.

4 . Periode diastole

Selama ¼ terakhir sistole, ventrikel hampir tidak ada aliran darah

dari ventrikel yang masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel

tetap berkontraksi.

5 . Periode relaksasi isometrik (isovolemik)

Pada akhir sistole relaksasi ventrikel mulai dengan tiba-tiba,

mungkin tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat. Peningkatan

tekanan dalam arteri besar tiba-tiba mendorong darah kembali ke

arah ventrikel menimbulkan bunyi penutupan katup aorta dan

pulmonal dengan keras selama 0,03-0,06 detik. Selanjutnya otot

ventrikel relaksasi dan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat

kembali ke tekanan diastole yang sangat rendah, kemudian katup

atrium dan ventrikael membuka mengawali siklus pompa ventrikel

yang baru.

Volume akhir diastole dan sistole, selama diastole, pengisian

ventrikel dalam keadaan normal meningkatkan volume setiap ventrikel

sekitar 120-130 ml. Volume ini dinamakan volume akhir diastolik. Pada

waktu ventrikel kosong selama sistole, volume berkurang kira-kira 70 ml,

dinamakna isi kuncup. Volume yang tersisa dalam tiap-tiap ventrikel

sekitar 50-60 ml, dinamakan volume akhir sistolik. (A. Firmansyah, 2015;

3)

3. Macam-Macam Aritmia1) Sinus Takikardi

4

Page 5: LP Aritmia Risyda

Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG

adalah : laju gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada

gelombang P tegak disandapan I,II dan aVF.

2) Sinus bradikardi

Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG

adalah laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak

disandapan I,II dan aVF.

3) Komplek atrium prematur

Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus

menyebabkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus

berikutnya. Gambaran ECG menunjukan irama tidak teratur, terlihat

gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.

4) Takikardi Atrium

Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks

atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.

5) Fluter atrium.

Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept

dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau

aVF seperti gambaran gigi gergaji

6) Fibrilasi atrium

Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah

reentri multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit

7) Komplek jungsional prematur

8) Irama jungsional

9) Takikardi ventrikuler

4. EtiologiEtiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard

(miokarditis karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri

koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat

anti aritmia lainnya

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

5

Page 6: LP Aritmia Risyda

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi

kerja dan irama jantung

6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem

konduksi jantung).

6

Page 7: LP Aritmia Risyda

Patofisiologi

7

Peradangan jantung Gangguan sirkulasi Intoksikasi Gangguan elektrolit Gangguan metabolik Gangguan endokrin

Perubahan irama dan frekuensi jantung

Aritmia

B1 (Breathing)

Perubahan irama dan bunyi nafas

B3 (Brain)

Nyeri ringan sampai berat

B2 (Blood) B6 (Bone)

Gangguan Ventrikel kiri

Hipertensi dan Hipotensi

Suplai O2 JaringanLemah dan letih

Sesak nafas

Intoleransi aktivitas

Penurunan/penigkatan curah jantung Ansietas

Intoleransi aktivitas

Edema paru

Curah jantung menurun

Sesak nafas

Curah jantung menurun atau

meningkat

Kerja jantung meningkat

Sianosis Palpitasi

Suplai O2 Jaringan

Sinkop O2 jantung

IskemiaDisorientasi

Suplai O2 Jaringan

Gangguan metabolisme

Page 8: LP Aritmia Risyda

5. Manifestasi Klinis1 ) Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit

nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,

sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung

menurun berat.

2 ) Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

3 ) Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat

antiangina, gelisah

4 ) Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi

nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi

pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena

tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

5 ) Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis

siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.

6 ) Pingsan

7 ) Rasa tidak nyaman di dada

8 ) Lemah atau keletihan

9 ) Detak jantung cepat (tachycardia)

1 0 ) Detak jantung lambat (bradycardia)

6. Pemeriksaan Penunjang1) EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan

tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

2) Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan

dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).

Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat

antidisritmia.

3) Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan

dengan disfungsi ventrikel atau katup

4) Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard

yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding

dan kemampuan pompa.

5) Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk medemonstrasikan latihan yang

menyebabkan disritmia.

6) Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium

dapat mnenyebabkan disritmia.

8

Page 9: LP Aritmia Risyda

7) Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat

jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

8) Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat

menyebabkan.meningkatkan disritmia.

9) Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut

contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

10) GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi

disritmia.

7. Penatalaksanaan Medis1. Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

1) Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

(1) Kelas 1 A

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk

mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang

menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

(2) Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel

takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

(3) Kelas 1 C

Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan

hipertensi

3) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

2. Terapi mekanis

1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan

disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.

2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat

darurat.

9

Page 10: LP Aritmia Risyda

3) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan

mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada

pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.

4) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus

listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

8. Manajemen Asuhan KeperawatanPengkajian Keperawatan1) Aktivitas : kelelahan umum

2) Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.

3) Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,

menolak,marah, gelisah, menangis.

4) Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5) Neurosensori: pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

6) Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau

tidak dengan obat antiangina, gelisah

7) Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri

(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8) Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

Diagnosa Keperawatan1 ) Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

2 ) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen ke jaringan.

3 ) Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

4 ) Cemas yang berhubungan dengan hospitalisasi dan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit serta penanganan yang akan didapatkan.

10

Page 11: LP Aritmia Risyda

Intervensi Keperawatan1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1) Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi

dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa

2) Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3) Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi Keperawatan1) Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan

simetris.

2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,

penurunan nadi.

3) Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

4) Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia

ventrikel; blok jantung

5) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.

6) Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas

dalam, bimbingan imajinasi

7) Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

8) Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

9) Kolaborasi :

1) Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

2) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

3) Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

4) Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

5) Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

6) Masukkan/pertahankan masukan IV

7) Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

8) Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

2 . Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen ke jaringan

Kriteria hasil :

1) Klien mampu melakukan aktivitas secara bertahap dan mandiri.

Intervensi Keperawatan

11

Page 12: LP Aritmia Risyda

1) Catat frekuensi jantung, irama, serta perubahan tekanan darah selama dan sesudah

aktivitas.

2) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

3) Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan saat

defekasi

4) Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas.

contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam

setelah makan

5) Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis

6) Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut

7) Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi

8) Berikan waktu untuk istirahat dan beraktivitas.

9) Pertahankan penambahan O2 sesuai pesanan

10) Selama aktivitas, kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi nafas serta

keluhan subyektif.

3. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1) Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2) Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi Keperawatan1) Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

2) Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

3) Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan

mental, vertigo.

4) Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5) Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6) Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7) Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8) Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9) Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala

yang memerlukan intervensi medis

10) Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver

Valsava bila perlu

12

Page 13: LP Aritmia Risyda

4 . Cemas yang berhubungan dengan hospitalisasi dan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit serta penanganan yang akan didapatkan.

Kriteria hasil :

1) Kecemasan berkurang atau hilang

Intervensi Keperawatan1) Kaji tanda-tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan.

2) Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang

tenang dan suasana yang penuh istirahat

3) Temani pasien selama periode kecemasan tinggi, beri kekuatan, dan gunakan suara

tenang

4) Bantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut

5) Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan

6) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan ansietasnya

7) Berikan penjelasan tentang penyakit, penyebab, serta penanganan yang akan

dilakukan.

8) Tanyakan keluhan dan masalah psikologis yang dirasakan klien saat ini.

9) Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat, bila mungkin rujuk kepenasihat

spiritual

1.2.4 ImplementasiImplementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari

perilaku keperawatan dimana tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan hasil

yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi

dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya

berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan menuliskan

waktu pelaksanaan dan respon klien (Patricia A. Potter, 2005:205).

Implementasi untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut;

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia

1) Meraba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo

dan simetris.

2) Mengauskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung

ekstra, penurunan nadi.

3) Memantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

4) Menentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung

5) Memberikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase

akut.

13

Page 14: LP Aritmia Risyda

6) Mendemonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi

nafas dalam, bimbingan imajinasi

7) Menyelidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

8) Menyiapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

9) Berkolaborasi dalam:

(1) Memantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

(2) Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi

(3) Memberikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

(4) Menyiapkan untuk bantu kardioversi elektif

(5) Membantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

(6) Memasukkan/pertahankan masukan IV

(7) Menyiapkan untuk prosedur diagnostik invasive

(8) Menyiapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

2. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen ke jaringan.

1) Mencatat frekuensi jantung, irama, serta perubahan tekanan darah selama dan

sesudah aktivitas.

2) Meningkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak

berat

3) Menganjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan

saat defekasi

4) Menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas.

contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1

jam setelah makan

5) Mempertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis

6) Mempertahankan klien tirah baring sementara sakit akut

7) Mengevaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi

8) Memberikan waktu untuk istirahat dan beraktivitas.

9) Mempertahankan penambahan O2 sesuai pesanan

10) Selama aktivitas, mengkaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi nafas

serta keluhan subyektif

3. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

1) Mengkaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

14

Page 15: LP Aritmia Risyda

2) Menjelaskan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

3) Mengidentifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan,

perubahan mental, vertigo.

4) Menganjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5) Mendorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6) Mengkaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7) Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8) Menganjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9) Mengkaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan

gejala yang memerlukan intervensi medis

10) Mengkaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus,

manuver Valsava bila perlu

4. Cemas yang berhubungan dengan hospitalisasi dan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit serta penanganan yang akan didapatkan

1) Mengkaji tanda-tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan.

2) Memulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang

tenang dan suasana yang penuh istirahat

3) Menemani pasien selama periode kecemasan tinggi, beri kekuatan, dan gunakan

suara tenang

4) Membantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut

5) Mengorientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan

6) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan ansietasnya

7) Memberikan penjelasan tentang penyakit, penyebab, serta penanganan yang

akan dilakukan.

8) Menanyakan keluhan dan masalah psikologis yang dirasakan klien saat ini.

9) Memberikan privasi untuk klien dan orang terdekat, bila mungkin rujuk

kepenasihat spiritual

15

Page 16: LP Aritmia Risyda

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan

pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3.

Jakarta : EGC;1999

Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI ; 2001

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-

Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997

Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa

Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.

Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih

bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC;

2001.

16