Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

36
Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Diskusi Oleh : Mayo Teodormanshah A, S.Pd Guru SMPIT Nurul Fikri DEPOK 2008 1

description

ok

Transcript of Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Page 1: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan Diskusi

Oleh : Mayo Teodormanshah A, S.Pd

Guru SMPIT Nurul Fikri

DEPOK 2008

1

Page 2: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Abstraksi

Mayo. Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Dengan Model Problem Based

Learning Melalui Pendekatan Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan mutu

pembelajaran matematika dengan model problem based learning. Penelitian Tindakan

Kelas ini dilakukan pada bulan September 2008. Data Penelitian ini adalah hasil tes

terhadap siswa kelas IX yang berjumlah 28 dengan mengambil Pokok Bahasan Bangun

Ruang. Bentuk test berupa isian dengan jumlah soal sebanyak lima pertanyaan.

Adapun materinya meliputi Mencari diagonal ruang, persegi panjang dan segitiga

pada kubus. Hasil test menunjukan ada peningkatan prestasi pembelajaran siswa.

2

Page 3: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Daftar Isi

AbstraksiLembar PengesahanKata PengantarDafrtar Isi

I Pendahuluan Latar BelakangMasalah……………………………………….......................................6 Identifikasi Masalah…………………………………………………………………….7 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….7

II Kerangka Teori ………………………………………………………………………..8 Rencana Penelitian …………………………………………………………………..11 Metode Diskusi………………………………………………………………………...

III Metodologi Penelitian………………………………………………………………..16 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………….16 Instrument Penelitian

IV Hasil Penelitian……………………………………………………………………….17 Deskripsi data Keterbatasan V Kesimpulan, Saran dan Penutup…………………………………………………….. 22

Daftar Pustaka Lampiran : Video Proses Penelitian Tindakan Kelas, dengan durasi 15-20 menit

3

Page 4: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu terlimpah bagi

Rosulullah SAW, keluarga, sahabat dan orang orang yang menghidupkan sunnahnya

sampai hari akhir. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT laporan Penelitian

Tindakan Kelas ini dapat disusun dengan segala keterbatasannya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada : Drs. Suharyono yang telah

memberikan izin dalam melakukan penelitian ini, Moch. Sholeh, Amd, dan Drs. Ibrahim

yang telah membantu penulis dalam mempersiapkan berbagai keperluan dalam proses

Penelitian Tindakan Kelas. Serta tak lupa kepada rekan-rekan guru di SMPIT Nurul Fikri.

Harapan penulis dengan kerendahan hati, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini

bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

Depok, Oktober 2008

4

Page 5: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Persetujuan Sekolah

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMPIT Nurul Fikri

Nama Kepala Sekolah Tanda Tangan Tanggal

Drs. Suharyono ____________ _______

5

Page 6: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu dipersiapkan memasuki

milenium ketiga dengan tuntutan-tuntutan global. Pembelajaran

konvensional yang sifatnya searah yaitu dari guru ke siswa sekarang

dianggap cara yang kurang tepat lagi. Diperlukan model pembelajaran

yang lebih efektif yaitu membuat siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

untuk maksud ini adalah Model Problem Based Learning.

Kurikulum sekolah menengah pertama di Indonesia seyogyanya

diarahkan untuk Model Problem Based Learning yang dilakukan melalui

teori-teori ilmu pengetahuan diorganisasikan di seputar masalah-

masalah nyata, melalui mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga

mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Secara umum, penerapan model ini mulai dengan adanya

masalah yang harus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa.

Masalah tersebut dapat berasal dari siswa atau mungkin juga diberikan

oleh pengajar. Siswa akan memusatkan pembelajaran di sekitar

masalah tersebut, dengan kata lain, siswa belajar teori dan metode

6

Page 7: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat

perhatiannya (I Wayan Dasna dan Sutrisno, 2007

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1 Apakah model PBL dapat diaplikasikan untuk segala bentuk mata

pelajaran?

2 Bagaimana pengimplementasian model Problem Based Learning

pada Matematika?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini, sebagai berikut:

1.Memahami konsep pembelajaran Problem Based Learning.

2.Memahami langkah pembelajaran PBL dalam menyelesaikan suatu

masalah.

3.Menerapkan model PBL dalam kerjasama kelompok.

7

Page 8: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Definisi Problem Based Learning

PBL adalah model belajar yang menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Menurut Boud dan Felleti (1991,

dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa Problem Based Learning is a

way of constructing and teaching course using problem as a stimulus

and focus on student activity.H.S. Barrows (1982). PBL adalah sebuah

model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah

dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau

mengintegrasikan knowledge baru.

Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana

agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong

8

Page 9: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

keilmuannya. PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal

pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari

masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya

(prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk

pengetahuan dan pengalaman baru.

PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis,

serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat

sumber-sumber pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan PBL

ini, siswa akan bekerja secara kooperatif dalam menyelesaikan

masalah dan yang paling penting membina kemahiran untuk menjadi

siswa yang belajar secara sendiri

Di dalam melaksanakan proses pembelajaran PBL ini, Bridges

(1992) dan Charlin (1998) telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama

yang perlu ada di dalamnya seperti berikut:

1.Pembelajaran berpusat atau bermula dengan masalah.

2.Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya

yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kehidupan mereka di

masa depan.

3.Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses

pembelajaran disusun berdasarkan masalah.

9

Page 10: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

4.Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran

mereka sendiri.

Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL

paling sedikit ada delapan tahapan (Pannen, 2001), yaitu:

1.Mengidentifikasi masalah,

2.Mengumpulkan data,

3.Menganalisis data,

4.Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan

analisisnya,

5.Memilih cara untuk memecahkan masalah,

6.Merencanakan penerapan pemecahan masalah,

7.Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan

8.Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Langkah mengidentifikasi masalah merupakan tahapan yang

sangat penting dalam PBL. Pemilihan masalah yang tepat agar dapat

memberikan pengalaman belajar yangmencirikan kerja ilmiah

seringkali menjadi bagi guru dan siswa. Artinya, pemilihan masalah

yang kurang luas, kurang relevan dengan konteks materi

pembelajaran, atau suatu masalah yang sangat menyimpang dengan

tingkat berpikir siswa dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan

pembelajaran. Oleh sebab itu, sangat penting adanya pendampingan

oleh guru pada tahap ini.

10

Page 11: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Walaupun guru tidak melakukan intervensi terhadap masalah

tetapi dapat memfokuskan masalah melalui pertanyaan-pertanyaan

agar siswa melakukan refleksi lebih dalam terhadap masalah yang

dipilih. Dalam hal ini guru harus berperan sebagai fasilitator agar

pembelajaran tetap pada bingkai yang direncanakan. Namun yang

harus dicapai pada akhir pembelajaran adalah kemampuannya untuk

memahami permasalahan dan alasan timbulnya permasalahan

tersebut serta kedudukan permasalahan tersebut dalam tatanan

sistem yang sangat luas.Mendorong para siswa untuk mengeksplorasi

pengetahuan yang diperlukan selanjutnya.

Guru umumnya diharapkan untuk menahan diri tidak

memberikan informasi, sebaliknya mendorong dilakukannya diskusi

dan pembelajaran antar para siswa. Walaupun peran guru tidak lagi

dominan dalam pelaksanaan pembelajaran ber- PBL, namun tetap

guru bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan

dan pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk itu secara berkelanjutan,

guru perlu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan melakukan

perbaikan segera bilamana diperlukan baik dari sisi content maupun

proses.Berdasarkan kutipan tersebut di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan,

bahwa menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar, adalah untuk

merubah atau membuat siswa agar siswa lebih cepat berhasil.

11

Page 12: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

2.2. Rencana Penelitian

Setiap proses belajar mengajar, baik di dalam kelas mupun di luar kelas, tidak

dapat terlepas dari penggunaan berbagai metode, ada yang menggunakannya secara

bervariasi dan ada juga yang menggunakannya hanya satu metode saja dalam melaksana

proses. Hal itu memang sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menguasai

metode mengajar. Karena setiap guru harus berasumsi, bahwa tidak ada metode yang

sesuai untuk semua tujuan pengajaran, oleh karena itu akan lebih baik hasil belajar bila

guru dapat menggunakannya secara bervariasi.

2.3 Metode Diskusi

Metode apapun yang digunakan dalam proses belajar mengajar, tujuannya adalah

untuk merobah tingkah laku siswa ke taraf yang lebih sempurna dari semula. Oleh karena

itu metode yang diterapkan oleh guru sangat menentukan berhasil atau tidaknya

perubahan yang diharapkan terjadi pada siswa.

Dalam kaitan ini Jusuf Djajadisastra mengemukakan sebagai berikut :

Pada pihak guru kita lihat suatu usaha untuk menimbulkan perubahan pada siswa,

sedangkan pada siswa sendiri kita lihat suatu keinginan untuk berubah atau merubah diri.

Oleh sebab itulah pengetahuan tentang metode-metode mengajar atau metodogi

pengajaran sangat diperlukan oleh para pendidik. Berhasil tidaknya siswa dalam belajar

sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

12

Page 13: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Dalam pelaksanaan metode mengajar harus mengikuti prinsipnya sebagai salah

satu presedur, dalam hubungan ini Engkoswara mengemukakan pendapat Tb. Bachtiar

Rifai sebagai berikut :

Ada 5 prinsip yang menjadi pedoman pelaksanaan metode mengajar :

1. Azas maju berkelanjutan yang artinya memberi kemungkinan kepada siswa untuk

mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

2. Penekanan pada belajar sendiri, artinya siswa diberikan kesempatan mempelajari dan

mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi dari pada yang diberikan oleh guru.

3. Bekerja secara team, dimana anak-anak dapat mengerjakan suatu pekerjaan yang

memungkinkan anak-anak bekerja sama.

4. Multidisipliner, artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu

meninjau dari berbagai sudut

5. Fleksibel dalam arti dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.

Sebagai salah satu metode mengajar, metode diskusi dapat merubah tingkah laku

siswa sesuai dengan sifat-sifat yang terkandung di dalamnya, dalam kaitan ini Ny.

Roestiyah NK, menegaskan sebagai berikut :

Mengajar dengan metode diskusi berarti :

1. Dapat mempertinggi prestasi siswa secara individu.

2. Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan.

3. Dapat mengembangkan rasa sosial mereka

4. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.

5. Menanam rasa demokratis.

6. Memperluas pandangan.

13

Page 14: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

7. Menghayati kepemimpinan bersama- sama.

8. Membentuk mengembangkan kepemimpinan.

Di samping itu Fred Percival menegaskan, Metode diskusi juga dapat menumbuhkan

sikap percaya diri bagi setiap anggota diskusi oleh karena itu metode diskusi digunakan

sebagai salah satu metode mengajar matematika

Selain memiliki sifat-sifat positif, metode diskusi juga memiliki sifat negative

yang harus diwaspadai kemungkinan terjadinya. Sifat negatif yang dimaksud adalah,

seperti pemborosan waktu. Dalam hubungan ini Jusuf Djajadisastra menegaskan, Diskusi

yang mendalam memakan waktu yang banyak. Orang tidak boleh merasa dikejar-kejar

waktu selama ia berdiskusi. Perasaan dibatasi waktu hanya menimbulkan kedangkalan

diskusi yang hasilnya tidak bermanfaat.

Siswa yang pendiam dan pemalu serta yang pikirannya agak kurang, tidak dapat

belajar seiring dengan siswa yang lain yang agak pandai, dengan kata lain siswa yang

bodoh akan terus tertinggal. Dalam kaitan ini Jusuf Djajadisastra menegaskan,

Pembicaraan dalam diskusi mungkin dan didominasi oleh siswa-siswa yang berani dan

biasa berbicara. Siswa yang pemalu dan yang biasa pendiam tidak akan menggunakan

kesimpatan untuk kesempatan untuk berbicara

Lebih lanjut Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar

yang diperoleh siswa yang diajar dengan PBL yaitu:

1. Inkuiri dan keterampilan melakukan pemecahan masalah,

14

Page 15: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

2. Belajar model peraturan orang dewasa dan

3. Keterampilan belajar mandiri .

Inkuiri dan keterampilan proses dalam pemecahan masalah telah

dipaparkan sebelumnya. Siswa yang melakukan inkuiri dalam

pembelajaran akan menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi

juga bertujuan untuk membantu siswa belajar secara mandiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa PBL

sebaiknya digunakan dalam pembelajaran karena:

1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. siswa yang

belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan

pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui

pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada

konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat

diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep

diterapkan.

2. Dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks

yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan

keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam

aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus

selama pembelajaran berlangsung.

3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan

15

Page 16: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan

dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja

kelompok.

Gejala umum yang terjadi pada siswa pada saat ini adalah malas

berpikir mereka cenderung menjawab suatu pertanyaan dengan cara

mengutip dari buku atau bahan pustaka lain tanpa mengemukakan

pendapat atau analisisnya terhadap pendapat tersebut. Bila keadaan

ini berlangsung terus maka siswa akan mengalami kesulitan

mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya di kelas dengan

kehidupan nyata. Dengan kata lain, pelajaran di kelas adalah untuk

memperoleh nilai ujian dan nilai ujian tersebut belum tentu relevan

dengan tingkat pemahaman mereka. Oleh sebab itu, model PBL

mungkin dapat menjadi salah satu solusi untuk mendorong siswa

berpikir dan bekerja dibanding menghafal dan bercerita.

Model ini dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok

kecil, banyak kerja sama dan interaksi, mendiskusikan hal-hal yang

tidak atau kurang dipahami serta berbagi peran untuk melaksanakan

tugas dan saling melaporkan. Diskusi dengan menggunakan kelompok

kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. Menurut Duch

(1995), PBL adalah model pendidikan yang medorong siswa untuk

mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk

mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi

16

Page 17: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum

mulai mempelajari suatu subyek.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. Waktu dan Tempat Penulisan

Penulisan dilaksanakan pada bulan September tahun 2008. Penelitian

Tindakan Kelas ini bertempat di SMP Islam Terpadu Nurul Fikri, Depok

Jawa Barat.

3.2. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan pada karya tulis ini adalah

dengan cara penelusuran data. Informasi pada karya tulis ini

17

Page 18: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

merupakan data primer yang diperoleh dari Penelitian Tindakan

Kelas . Selain itu, pengumpulan refrensi dilakukan juga melalui

pencarian artikel yang terdapat di internet yang memuat informasi

mengenai model Problem Based Learning baik pengaruh maupun

pengaplikasiannya.

Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya sebagai

berikut :

1. Mengamati dan menelaah mengenai PBL.

2. Pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan melalui studi

literature di internet.

3. Analisis informasi yang meliputi :

a. Klasifikasi data, yaitu pengelompokkan data berdasarkan

permasalahan yang akan dibahas.

b. Klarifikasi data, yaitu membandingkan data yang sama dari

narasumber yang berbeda kemudian menentukan data yang

digunakan berdasarkan informasi yang paling akurat

c. Menginterpretasikan data berdasarkan hubungan antara data yang

satu dengan data yang lainnya.

d. Penulisan laporan, dimana hasil interpretasi data dari sumber-

sumber yang ada

dirangkai secara sistematis dan logis dalam bentuk karya tulis

BAB IV

18

Page 19: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

HASIL PENELITIAN

Sistem penilaian atau disebut juga evaluasi adalah bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiataan belajar mengajar. Baik buruknya atau berhasil tidaknya suatu

proses belajar mengajar dapat dilihat melalui hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir

kegiatan belajar mengajar.

Evaluasi adalah suatu usaha penilaian terhadap suatu proses atau kegiatan.

Dalam kaitan ini Ny. Roestiyah NK, memberikan beberapa batasan pengertian

evaluasi sebagai berikut :

a. Evaluasi adalah suatu proses memahami atau memberi arti mendapatkan dan

mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.

b. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data sualuasnya, sedalam-dalamnya, yang

bersangkutan dengan stabilitas siswa, guna mengtahui sebab akibat dan hasil belajar

siswa, yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

c. Dalam rangka pengembangan sistim instruksional evaluasi merupakan suatu kegiatan

untuk menilai seberapa program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.

d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah

proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.

Berdasarkan kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa evaluasi adalah

suatu sistim penilaian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam pengembangan sisitem pendidikan dan pengajaran atau untuk mendapat umpan

balik bagi kepentingan guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.

19

Page 20: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Dalam kaitan ini Ny.Roestiyah NK, menyebutkan beberapa tujuan pelaksanaan

evaluasi atau penilaian, adalah sebagai berikut :

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut, :

a. Memperoleh hasil yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas, serta efektifitas

belajar siswa.

b. Memperoleh bahan feed back

c. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiku, dan menyempunakan

kegiatan mengajar guru.

d. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta

mengembangkan program.

Oleh karena itu masalah penilaian merupakan salah satu komponen yang tidak

dapat diabaikan dalam proses pendidikan dan pengajaran, ia suatu ketentuan yang dapat

memberikan dan pengajaran, ia suatu ketentuan yang dapat memberikan gambaran

tentang baik buruknya atau berhasil atau tidaknya proses pengajaran yang telah

dijalankan.

Secara umum kedua system penilaian yang dikemukakan di atas, dapat digunakan

sebagai suatu system penilaian terhadap hasil proses belajar mengajar matematika lewat

metode diskusi. Namun yang lebih tepat untuk penilaian ini adalah system penilaian

kualitatif, karena tingkah laku yang diharap dari proses belajar mengajar lewat metode

diskusi lebih bersifat kualitatif, seperti melatih siswa untuk salang berkerjasama,

mengeluarkan pendapat dan lain yang sulit dinilai dengan nilai angka.

20

Page 21: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Bertolak dari tujuan dan system penilaian dalam proses belajar mengajar, maka

dalam usaha pelaksanaan system penilaian dapat dilakukan melaluai dua system.

Adapun system penilaian yang dimaksud, dikemukakan oleh Nana Sujana, adalah system

Criterion Referenced dan Norm Referenced Test, merupakan system penilaian yang dapat

digunakan dalam pendidikan dan pengajaran.

a. Norm Referenced Test

Norm referenced Test adalah system penilaian yang menitik beratkan status individu di

dalam kelompok" .Standar yang dipergunakan dalam system ini adalah standar kelompok

dan individu. Dengan demikian system penilaian norm referenced test dapat

dipergunakan sebagai alat penilaian kegiatan belajar mengajar lewat metode diskusi.

Dalam melaksanakan system penilaian corm referenced test terhadap proses belajar

mengajar lewat metode diskusi, dapat dilakukan melalui pemberian nilai terhadap

kelompok dan individu.Contoh : Dalam satu kelas maksimum ada siswa sebanyak 28

orang dan dibagi menjadi 5 kelompok kecil, jadi setiap kelompok 5-6 orang siswa. Dalam

kaitan ini guru menjalankan tugasnya sebagai penilai dan sampai kepada kelompok

terakhir, guru telah memberi skor kepada masing-masing kelompok yang terdiri

kelompok A, B, C, D dan kelompok E.

Kemudian dalam penilaian hasil proses belajar mengajar guru tidak hanya

memberi nilai terhadap kelompok saja, tetapi juga harus dapat menilai secara individu,

karena setiap individu dalam satu kelompok tidak sama kemampuan yang dimilikinya.

Nilai individu lebih objektif dibandingkan dengan nilai kelompok.

Untuk mendapatkan nilai indivudu dalam satu kelompok diskusi, ada segi-segi

21

Page 22: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

kemampuan yang dapat dinilai ketika diskusi sedang berlangsung, seperti kemampuan

berbicara dalam kelompok, kerja sama dalam kelompok.

Contoh cara penilaian individu dalam diskusi :

Asma anggota kelompok A, ia mendapat skor untuk masing-masing kemampuan tersebut

di atas :

- Kemampuan berbicara = 80

- Kerjasama = 85

- Test = 80

Dengan demikian nilai Asma dalam kelompok A adalah 80 + 85 + 80 = 245 : 3 = 82,

ditambah dengan nilai kelompok dan dibagi dua sama dengan nilai individu.

( 93 + 82 =175 : 2 =87,5 ) jadi nilai Asma secara individu adalah 87,5.

Contoh lain dalam kelompok A adalah Nihlah, ia mendapat score masing masing sbb:

- Kemampuan berbicara = 85

- Kerjasama = 85

- Test = 100

Dengan demikian nilai Nihlah dalam kelompok A adalah 85 + 85 + 100 = 270 :

3 = 90, ditambah dengan nilai kelompok dan dibagi dua sama dengan nilai individu.

( 93 + 90 =183 : 2 = 92 ) jadi nilai Nihlah secara individu adalah 92.

22

Page 23: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

nilai individu tidak sama dan tergantung dari kemampuannya di dalam kelompok. Perlu

diketahui bahwa untuk menilai proses belajar mengajar melalui metode diskusi, guru

dapat menilai cukup dengan alat test pengamatan dan problem set saja. Test pengamatan

adalah test yang dilakukan melalui pengamatan seorang penilai.

23

Page 24: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Secara umum model belajar PBL ini mulai dengan adanya

masalah yang harus dipecahkan oleh siswa. Pemecahan masalah

dalam PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah.

Dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah secara

sistematis dan terencana. Infrastruktur harus dipersiapkan dalam

pelaksanaan PBL dengan baik. Institusi, siswa, pengajar masing-

masing mempunyai peran yang saling menunjang. Para pengajar,

terutama memberikan inspirasi agar potensi siswa dimaksimalkan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis, antara lain:

1.Diperlukan penerapan metode Problem Based Learning (PBL) di

berbagai pelajaran sehingga dapat dihasilkan siswa yang kompeten,

mampu berkompetisi, cerdas, kreatif, peka terhadap perubahan di

lingkungan, serta mampu mencari solusi pemecahan masalah.

2.Kurikulum sekolah Menengah Pertama di Indonesia seyogyanya

diarahkan untuk model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

yang dilakukan melalui teori-teori ilmu pengetahuan diorganisasikan

diseputar masalah-masalah yang nyata.

24

Page 25: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Biodata

Nama : Mayo Teodormanshah A, SP.dJabatan : Guru MatematikaTempat dan tanggal lahir : Jakarta 25 Mei 1977Jenis kelamin : Laki-lakiAgama : IslamMata Pelajaran : MatematikaMasa Kerja Guru : 8 tahunJudul Naskah Lomba : Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Model Problem Based Learning Melalui Pendekatan DiskusiPendidikan terakhir : S1 Universitas Negeri JakartaFakultas : FPMIPAStatus perkawinan : Kawin

Sekolah Nama Sekolah : SMPIT Nurul FikriAlamat : Jl. Lucki Abadi No 116, Kelurahan : TuguKecamatan : CimanggisKota : DepokPropinsi : Jawa Barat Kode Pos : 16951Telepon : 021-8708300

Alamat Rumah : Jl. Kemanggisan Ilir VI no 11Rt 004/Rw 012Kelurahan : PalmerahKecamatan : PalmerahKota : Jakarta BaratPropinsi : DKI JakartaKode Pos : 11480HP : 0856-94755999

Depok, Oktober 2008

Mengetahui :Kepala Sekolah SMPIT Nurul Fikri Peserta Lomba,

25

Page 26: Lomba Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Melalui Model Pbl-kgi Finishing

Drs. Suharyono Mayo T. A, S.Pd

Surat Pernyataan Penulis

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mayo Teodormanshah A., S.Pd

Pekerjaan : Guru SMPIT Nurul Fikri

Dengan ini menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini hasil karya sendiri

dan belum pernah dilombakan. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Mengetahui: Kepala Sekolah SMPIT Nurul Fikri

Drs. Suharyono

26