log book

9
Tanggal : 18-23 Mei 2015 Ruang : Kepodang bawah Log book minggu pertama 1. Memberikan terapi oksigen A. Tujuan Memberikan terapi oksigen yang tepat dan aman sesuai keluhan pasien B. Metode pemberian oksigen 1. Kateter nasal Oksigen: aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasien Bahaya: iritasi lambung, pengeringan mukosa hidung, kemungkinan distensi lambung 2. Kanul nasal Oksigen: aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasien Bahaya: iritasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus dan epitaksis 3. Sangkup muka sederhana Oksigen: aliran 5-8 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 40-60 %.

description

tindakan

Transcript of log book

Tanggal: 18-23 Mei 2015

Ruang

: Kepodang bawahLog book minggu pertama

1. Memberikan terapi oksigen A. Tujuan Memberikan terapi oksigen yang tepat dan aman sesuai keluhan pasien

B. Metode pemberian oksigen

1. Kateter nasal

Oksigen: aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasienBahaya: iritasi lambung, pengeringan mukosa hidung, kemungkinan distensi lambung2. Kanul nasal

Oksigen: aliran 1-6 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasienBahaya: iritasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus dan epitaksis

3. Sangkup muka sederhana

Oksigen: aliran 5-8 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 40-60 %.

Bahaya: aspirasi bila muntah, penumpukan CO2 pada aliran O2 rendah, empisema subkutan kedalam jaringan mata pada aliran oksigen tinggi dan nekrose, apabila sangkup muka dipasang terlalu ketat.4. Sangkup muka rebreathing dengan kantong oksigen

Oksigen: aliran 8-12 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 60-80 %.

Bahaya: terjadi aspirasi jika muntah, empisema subkutan kedalam jaringan mata pada aliran oksigen tinggi dan nekrose, apabila sangkup muka dipasang terlalu ketat5. Sangkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen

Oksigen: aliran 8-12 liter/menit menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 90 %.

Bahaya: terjadi aspirasi jika muntah, empisema subkutan kedalam jaringan mata pada aliran oksigen tinggi dan nekrose, apabila sangkup muka dipasang terlalu ketatC. Prosedur

1. Membaca RM

2. Siapkan alat

3. Cuci tangan

4. Beri salam, jelaskan tujuan, prosedur tindakan

5. Tanyakan keluhan

6. Memulai dengan baik

7. Pasang masker yang tepat sesuai dengan keluhan pasien

8. Atur aliran dan konsentrasi oksigen

9. Setelah benar-benar nyala evaluasi perasaan

10. Lakukan kontrak selanjutnya

11. Rapihkan alat

12. Akhiri dengan baik

13. Cuci tangan

Pada hari kedua saya melihat salah seorang perawat yang melakukan pemasangan alat bantu nafas (oksigenasi) pada pasien dengan pneumonia, dyspnea, dan KU sangat buruk. Perawat melakukan pemasangan menggunakan rebreathing mask dengan aliran 6 liter/menit, seharusnya perawat mengatur aliran 8-12 liter/menit. 2. Pemasangan infus

Tujuan:

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara oral

2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa

3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

4. Memberikan jalan masuk untuk memberikan obat-obatan ke dalam tubuh

5. Memberikan nutrisi pada system pencernaan ketika diistirahatkan

Prosedur:

1. Cek program terapi pasien

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat

4. Berikan salam

5. Tanyakan keluhan utama/ memeriksa adanya tanda kegawatan

6. Jelaskan prosedur tindakan

7. Memakai sarung tangan

8. Periksa label pasien sesuai kebutuhan cairan yang akan diberikan

9. Bebaskan lengan pasien dari lengan baju

10. Letakan alas di bawah lengan

11. Letakan tournikuet 5-15 cm di atas tempat tusukan

12. Hubungkan cairan infus dengan infus set dan gantungkan

13. Alirkan cairan infus melalui untuk menghindari adanya udara yang masuk

14. Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan keseterilan

15. Kencangkan tournikuet

16. Anjurkan pasien untuk mengepal dan membuka kembali beberapa kali, palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk

17. Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan kapas betadin, arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan

18. Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm di bawah tusukan

19. Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk lalu tusukan perlahan dengan pasti

20. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan plastic IV catheter ke dalam vena

21. Tarik jarum infus keluar

22. Sambungkan plastic IV catheter dengan ujung infus

23. Lepaskan tourniquet

24. Buka klem infus sampai cairan mengalir lancer

25. Oleskan dengan salep betadin di atas penusukan, kemudian ditutup dengan kassa steril

26. Fiksasi posisi plastic IV catheter dengan plester

27. Atur tetesan infus sesuai ketentuan

28. Evaluasi hasil kegiatan

29. Beri reinforcement positif

30. Kontrak pertemuan selanjutnya

31. Mengakhiri pertemuan dengan baik

32. Bereskan alat

33. Lepas sarung tangan

34. Cuci tangan

Praktik klinik di ruang kepodang bawah RSUD Ajibarang tanggal 20 mei 2015, mayoritas perawat yang melakukan tindakan pemasangan infus telah menggunakan prosedur yang benar. Tetapi masih ada sedikit prosedur yang tidak dilakukan seperti, tidak memberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, tidak memberi kesempatan untuk bertannya, tidak memeriksa label cairan kembali, tidak menggunakan alas, tidak menggunakan kapas betadin, tidak mengevaluasi kegiatan, tidak memberikan reinforcement positif, dan tidak ada kontrak selanjutnya.3. Pemberiaan obat

A. Tujuan

Memberikan obat oral sesuai dengan masalah yang dialami pasien

B. Prosedur

Mempersiapkan dan memberikan obat ke pasien adalah tanggung jawab perawat, sehingga sebelum melakukan medikasi seorang perawat harus memperhatikan prinsip 5 benar yaitu:

1. Benar obat

Ketika obat diterima dari apotek, perawat harus melihat kembali resep dokter yang biasanya ditulis direkam medik klien untuk meyakinkan bahwa obat yang diterima sesuai dengan order

2. Benar dosis

Sediaan obat ada yang single doses, sehingga siap untuk langsung diberikan kepada klien , tetapi ada juga membutuhkan keterampilan untuk menghitung dosis yang dibutuhkan sebelum diberikan kepada klien. Dosis yang diberikan untuk klien yang satu dengan yang lainnya bias jadi berbeda, untuk itu perawat perlu memperhatikan dosis pemberian obat klien.

3. Benar klien

Perawat perlu mengklarifikasi kembali nama dan nomor rekam medis klien sebelum memberikan obat

4. Benar cara

Obat diberikan kepada klien sesuai dengan caranya, biasanya cara pemberian obat terdapat pada label/ pembungkus. Jika cara pemberian obat tidak tercantum, maka perawat perlu mengkonsultasikan kepada dokter

5. Benar waktu

Perawat harus tahu tentang waktu pemberian obat, apakah ada ketentuannya (missal setiap 8 jam sehari) atau hanya jika dibutuhkan. Kemudian perawat juga harus tahu apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.

Pada hari keempat praktik di ruang kepodang bawah RSUD Ajibarang, saya diberikan tugas untuk memberikan obat oral kepada pasien. Pada saat saya membagikan obat saya melihat label pada obat yang akan diberikan, isi label terdiri dari nama pasien, dosis, cara, dan waktu peminuman obat. pada label nama terkadang tulisannya tidak begitu jelas, sehingga terkadang saya sedikit kesulitan dalam membacanya, dan terkadang nama di label tidak lengkap (misal sunarti menjadi narti). Seharusnya dari pihak apotik harus memperhatikan label penulisan nama pasien, karena bukan tidak mungkin dalam 1 ruangan terdapat nama yang hampir sama.

4. Suction

Pada hari ke 5 saya melihat perawat melakukan suction di mana tujuannya suction menggunakan mesin suction semua prosedur sudah dilakukan sama seperti teori yang pernah di sampaikan akan tetapi lagi lagi komunikasi antara perawat dan klien tidak baik. Perawat hanya menyampaikan tujuannya saja akan tetapi tidak memberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, tidak memberi kesempatan untuk bertannya, tidak memberikan reinforcement positif, dan tidak ada kontrak selanjutnya.

Pada minggu pertama secara sekeluruhan tindakan yang dilakukan hampir sama mulai dari memasang infus, ap infus, pasang kateter, memberikan obat. Minggu pertama saya di ruang kepodang B ruang infeksius yang kurang diperhatikan oleh perawat ruangan adalah tidak pernah menyampaikan bahaya penyebaran virus dan bakteri kepada keluarga dan pengunjung sehingga keluarga jarang yang menggunakan alat pelindung diri yang akan membahayakan dirinya.Daftar pustaka