Log Book Kerja Batu

85
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Kerja Batu Kerja batu adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan peyusunan pemasangan atau pengaturan batu, baik itu batu alam maupun batu buatan. Konstruksi bangunan adalah sejenis konstruksi yang sebagian besar terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan, dan lain-lainnya. Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat membangun suatu konstruksi bangunan yang kuat dengan biaya yang relatif rendah. Dalam konstruksi bangunan, mutu bahan dan tenaga kerja sangat memegang peranan penting dalam menentukan baik buruknya pekerjaan sehingga diperoleh konstruksi yang indah, kuat dan biaya relatif rendah juga kecepatan pekerjaan atau produktivitas yang tinggi. Faktor Kerja Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenagapekerja adalah merupakan faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu. 1

description

Laporan Bengkel Kerja Batu

Transcript of Log Book Kerja Batu

Page 1: Log Book Kerja Batu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kerja Batu

Kerja batu adalah suatu pekerjaan yang berhubungan dengan peyusunan

pemasangan atau pengaturan batu, baik itu batu alam maupun batu buatan.

Konstruksi bangunan adalah sejenis konstruksi yang sebagian besar

terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan, dan lain-lainnya.

Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat membangun suatu

konstruksi bangunan yang kuat dengan biaya yang relatif rendah.

Dalam konstruksi bangunan, mutu bahan dan tenaga kerja sangat memegang

peranan penting dalam menentukan baik buruknya pekerjaan sehingga diperoleh

konstruksi yang indah, kuat dan biaya relatif rendah juga kecepatan pekerjaan atau

produktivitas yang tinggi.

Faktor Kerja Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenagapekerja adalah

merupakan faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita

membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang

batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi ada aturan dan teknik

tertentu.

Faktor yang mutlak di ketahui oleh seorang tukang batu adalah :

1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik

2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata,agar dia dapat

menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang di butuhkan

untuk merendam bata sebelum pemasangan

3. Hal hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan batu

sesudah atau selesai pemasangannya

4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu

5. Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan,

6. Perawatan pasangan selesai pemasangan batu

7. Teknik pemasangan yang baik dan benar

1

Page 2: Log Book Kerja Batu

Hal hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu dengan mortar antar

lain :

- Pengeringan terlalu cepat pada proses pemlesteran

- Kadar lumpur pada pasir

- Proses penyimpanan pasir

- Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mengering

Bahan-bahan yang umumnya dipakai pada pekerjaan konstruksi batu

adalah sebagai berikut:

1. Batu alam

2. Batu bata

3. Super bata

4. Batako

5. Ubin

6. Semen

7. Kapur

8. Tras

9. Pasir

10. Air

11. dll.

Berikut adalah penjelasan secara umum tentang bahan-bahan tersebut diatas

adalah:

1.2. Bahan Konstruksi

1.2.1 Bahan Batuan

Batu Alam

Batu alam adalah bahan yang didapatkan dari dasar sungai atau dari

gunung. Kegunaannya adalah untuk konstruksi yang memerlukan

tekanan yang kuat, misalnya pasangan pondasi, lantai pemikul dan

untuk penurapan.

2

Page 3: Log Book Kerja Batu

Batu alam terdiri atas beberapa macam yaitu :

1. Batu kali

Batu kali merupakan batu alam yang dipadatkan dari dasar sungai,

biasanya batu kali tempat pngambilannya diangkut dengan truk.

Kegunaanya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain-

lain. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja

dilapangan. Yaitu yang pori-porinya tidak terlalu banyak dan

kelihatan keras tidak keropos sedangkan penimbunannya dilapangan

sebaiknya ditempatkan pada tempat yang kering, agar permukaan batu

tidak terkena lumpur. Kalau seandainya batu itu terlalu besar dapat

dipecah dengan martil atau mesin khusus untuk batu. Penumpukan

batu kali dilapangan hendaklah memperhatikan hal-hal sebagai berikut

:

Letakkan batu yang paling besar dibagian bawah.

Hindarkan dari zat kimia seperti oli dan minyak yang dapat

menyebabkan permukaan batu menjadi licin dan adukan semen

tidak melekat pada batu.

Tumpukan batu hendaklah dilindungi dengan ditutupi terpal /

plastik.

Ditempatkan pada tempat yang kering agar batu menjadi lebih

awet.

2. Batu gunung

Merupakan batuan yang berasal dari gunung atau daerah berbukit.

Batu gunung mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan untuk

konstruksi yang kuat.

3. Batu belah

Batu belah biasanya digunakan untuk keperluan pasangan yang

bersih tanpa pelesteran. Batu belah mempunyai permukaan yang

padat, keras dan kuat. Selain itu batu belah juga harus cukup bersih

dan tidak boleh terlihat lapuk.

3

Page 4: Log Book Kerja Batu

Batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat

dengan atau tanpa campuran tambahan. Kemudian dicetak dalam

ukuran tertentu berbentuk balok dalam ukuran tertentu yang dikemas

melalui pembakaran. Sehingga tidak hancur kembali bila direndam

dalam air.

Standar ukuran bata di indonesia adalah :

o 52 mm x 115 mm x 240mm

o 50 mm x 110 mm x 230mm

Adapun keuntungan dari batu bata berongga (berlubang) yaitu :

o Bobot atau beratnya lebih ringan dibandingkan dengan batu bata

yang tak berongga.

o Mortar yang ada dalam rongga akan semakin memperkuat ikatan

mortar dengan bata

o Sebagai isolasi panas dan bunyi.

o Dalam pengeringan dan pembakaran akan lebih cepat dan merata.

Batu bata yang baik mempunyai persyaratan antara lain :

Harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang bidang

sisi yang datar dan tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan

bentuk yang berlebihan.

Ukuran merah mutu tingkat I : Tak ada yang meyimpang

Bata merah mutu tingkat II : Satu dari sepuluh benda

Bata merah mutu tingkat III : Dua dari sepuluh benda

Adapun Spesifikasi batu bata yaitu :

o Berat berkisar antara 0.8 – 1.4 Kg

o Untuk pemasangan 1 m2 pasangan bata 1 bata diperlukan 120

buah

o Untuk pemasangan 1 m2 pasangan batu ½ bata diperlukan 60

– 80 buah batu bata

4

Page 5: Log Book Kerja Batu

Menurut mutunya batu bata dibagi dalam 3 tingkatan yaitu :

Mutu Batu Bata Kuat Tekan Rata-RataTingkatan I >100Tingkatan II 100-80Tingkatan III 80-60

Untuk penyimpanan batu bata , ketiggian maksimun

penyusunan 2 m dan gaya / agar bata yang paling bawah tidak pecah,

selain itu memudahkan dalam pengambilannya nanti. Peyimpanan

batu bata dilapangan harus di beri jarak 30 cm dari permukaan tanah.

Bata disusun berdiri arah lebarnya dan di susun berselang seling, dan

bagian atasnya ditutupi terpal atau pastik agar terlidungi dari cuaca

buruk sehingga dapat mengurangi mutu bata.

Untuk penyusunan bata hendaknya diletakkan didekat daerah

pasangan bata. Untuk diingat bahwa bata yang terlalu hitam (matang )

tidak bagus untuk pasangan karena terlalu padat dan tidak dapat

menyerap air sehingga mengurangi daya ikat semen (mortar).

Super Bata

Super Bata dibuat dengan cara mekanis, terbuat dari lempung

dan di campur dengan pasir halus, kegunaan dan bentuknya sama

dengan bata merah dibandingkan bata yang dibuat secara manual, super

bata memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

o Kekuatan mekanisnya lebih tinggi.

o Sisi dan sudutnya tampak baik.

o Ukurannya lebih seragam.

o Penggunaanya cocok untuk konstruksi yang bersih (mulus), lebih

awet dan lebih bagus penampilannya.

o Dapat digunakan untuk konstruksi tanpa pelesteran.Pekerjaan bata

yang tidak di pelester hampir tidak memerlukan pemeliharaan

5

Page 6: Log Book Kerja Batu

o Bentuknya bervariasi dan dapat digunakan pemasangan yang

artistik.

o Penimbunan batu super bata sama halnya dengan bata merah, selain

itu kita tidak perlu lagi merendam bata tersebut sebelum

pemasangan, cukup membasahinya saja karena superbata memiliki

lobang-lobang yang akan mengokohkan ikatan antara mortar

dengan bata. Selain itu pembakaranya sempurna dan dapat

menghemat bahan batu.

Tipe dan ukuran super bata :

Tipe Ukuran (cm) Jumlah /m³B - 1 5 x 11 x 24 64 buahB - 4 7 x 11 x 24 52 Buah

C - 7, 8, 9, 10 12 x 11 x 24 32 BuahD - 6 5 x 25 x 24 80 buahD - 7 7 x 3 x 24 64 buah

Klinkes 5 x 5 x 24 80 buah

Batu cetak

Pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi batu merah (bisa 50 % lebih

ringan ) sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang terlalu dalam.

Bentuk batu cetak ini juga bermacam -macam dan bervariasi sehingga

dinding tidak perlu lagi plester.

Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak harus sama dengan

komposisi bahan untuk batu cetak itu sendiri, sehingga menghasilkan

ikatan yang kuat antara mortar dengan batu cetak. Pada pemasangan

batu cetak tidak perlu lagi direndam air karena bahan kapur sudah

menyerap air.

Tipe dan bentuk batu cetak :

6

Page 7: Log Book Kerja Batu

Tipe Ukuran (cm) Digunakan padaA 20 x 20 x 40 Dinding Pemikul dengan tebal 20 cmB 20 x 20 x 40 Dinding sebagai Penutup pada sudut-sudut & PertemuanC 10 x 20 x 40 Dinding Pengisi / PemisahD 10 x 20 x 40 Dinding Pengisi / PemisahE 20 x 20 x 40 Dinding dalam RuanganF 8 x 20 x 40 Dinding Pengisi

1. Batako Press

Batako Press Terbuat dari adukan kapur, Pasir, Tras dan Semen.

Pencetakkanya dilakukan dengan mesin Press, dibuat berlubang

untuk menghemat bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan

biasanya bagian luarnya tidak diplester lagi, kecuali pada bagian

dalam dinding.

Tabel penggunaan Batako Press :

Jenis Jumlah / m³ Mortar Berat Pasangan Waktu PemasanganHB, 10 13 Buah 12 Lt 120 Kg 0,7 JamHB, 20 13 buah 20 lt 200 Kg 1,25 jamBatu Bata60 buah 30 Lt 250 Kg 1,24 Jam

2. Batako Lokal

Terbuat dari bahan Trass dan kapur dengan perbandingan 5:1

Ubin

Ubin yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan yaitu:

1. Ubin Lantai

Ubin lantai adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan

pasir dan semen yang di pakai untuk permukaan lantai.

Pembuatan melalui mesin press dan salah satu permukaan di

finishing dengan semen agar halus.

Untuk menentukkan mutu ubin ini dapat dilakukan dengan :

- Keteguhan kejut

- Lapis Aus

- Kuat Tekan.

Jenis Lantai Ukuran Jumlah (m³) BeratUbin Lantai 20 x 20 cm 25 buah 0,6 KgUbin Plint 15 x 20 cm 5 buah 0,5 Kg

2. Ubin Porselin

7

Page 8: Log Book Kerja Batu

Ubin Porselin terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau

tanpa bahan campuran yang ditambah melalui proses

pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur

kembali bial direndam dengan air.

Bidang patah yang baru dari ubin harus memperlihatkan hasil

pembakaran yang rata dan baik. Ubin porselin harus rata dan

halus permukaannya dan sisinya harus saling tegak lurus satu

dengan yang lainnya dan tepinya lurus dan tajam. Ubin porselin

harus di simpan dalam kotak sedemikian rupa sehingga tidak

rusak. Ubin porselin biasanya berukuran 10 x 10 cm2.

1.2.2 Bahan Perekat

Kapur

Batu kapur dalam bahasa inggris di sebut “ lime stone “ kapur

berkembang dalam bahasa inggris di sebut lime atau quick lime. Kapur

padam atau kapur yang telah disiram disebut kapur mati atau slaked

lime. Kapur dapat diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu

nepal atau kulit kaleng kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi

tepung :

Kapur berfungsi sebagai :

o Bahan pengikat dalam adukan.

o Untuk mencegah penyusutan adukan.

o Untuk memudahkan pekerjaan.

Untuk lebih lengketnya kapur harus dicampur dengan sagu dan

untuk penyimpanannya kapur harus diletakkan pada tempat yang

kering dan beratap agar tidak terpengaruh suhu baik panas ataun hujan.

Pembakaran batu kapur biasa dilakukan 1000- 2000° c .Setelah

dibakar. Batu kapur disiram dengan air kemudian mendidih dan

menjadi adonan / tepung yang lunak dan akan kering dengan

sendirinya menjadi adonan tekpen yang lunak dan akan kering dengan

8

Page 9: Log Book Kerja Batu

sendirinya menjadi berwarna putih. Biasanya tiap-tiap 100 kg batu

kapur dihasilkan kapur hidup kira- kira 0,53 m3.

Jenis- jenis kapur antar lain :

1. Kapur Gemuk

Kapur gemuk yang waktu pengembangannya yaitu pada waktu

penyiramannya (pemadaman) menghasilkan 3,5 – 4 kali dari

semula dan bersifat sangat lunak dan seakan berminyak kalau

dipegang.

Kegunaanya :

Menjernihkan plesteran

Mengapur garasi

Membuat bata

2. Kapur Kurus

Kapur kurus yaitu kapur yang pada waktu penyiraman

(pemadaman). Menghasilkan 1,5 – 2 kali dari semula dan kalau

dipegang seperti butiran.

3. Kapur Hidrolik

Kapur hidrolik yaitu kapur yang mengandung berbagai macam

bahan. Bahan mentahnya 65 – 75 % berupa batu gamping

/Kalsium karbonat (CaCo) dengan kotoran-kotoran berupa

berupa silikan, magnesium dan Oksida besi serta tanah liat

yang telah menjadi satu sewaktu pembakaran.

Sifat-sifatnya :

o Membantu / Membeku bila terkena air.

o Bersifat hidrolik.

o Kekuatannya rendah.

o Berat jenisnya rata-rata 1 ton / m.

o Dapat terbawa arus dan mudah lapuk.

Kegunaanya :

9

Page 10: Log Book Kerja Batu

o Untuk adukan tembok.

o Untuk lapisan balok plesteran.

o Sebagai bahan pembantu untuk beton indah.

o Untuk plesteran.

4. Kapur Udara

Kapur udara yaitu kapur yang hanya mengeras di udara dalam

karena dapat mengambil zat orang dari udara. Kapur udara

berguna untuk mencegah penyusutan dalam pasangan dan

memberikan kemampuan kerja. Kapur harus di siram dalam

ruangan yang beratap dan berlantai kedap air karena sifatnya

yang higroskopis dan juga agar di pisahkan antara kapur yang

sudah lama dengan kapur yang baru, gunanya agar mudah

dalam hal pengambilanya untuk menghemat pengeluaran.

1.2.3. Semen Portland / PC

PC merupakan nama tempat ditemukannya semen pertama kali semen

Merupakan bahan pengikat utama dalam adukan yang terbuat dari campuran

antara batu kapur dengan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan

dianalisa terlebih dahulu yaitu 4 : 2 , Angka 4 merupakan batu kapur (CaCoP3)

dan angka 1 merupakan tanah liat dan di bakar pada suhu 1400° c - 2000° c .

Cara pembuatan semen yaitu batu kapur dan tanah liat dicampur menjadi

satu dengan perbandingan 4 : 3 yang kemudian dipanaskan atau dipijarkan

hingga lebur dan berubah menjadi tepung yang sangat halus dan terakhir baru

diayak. Semen dinamakan semen hidrolik karena pengikatan dan pengerasan

terjadi karena adanya air sehingga bersifat membantu atau mengeras bila

terkena air atau udara yang lembab.

Sifat-sifat semen :

1. Warna

10

Page 11: Log Book Kerja Batu

Apabila tidak tercampur bahan-bahan lain berwarna abu-abu kehijauan

dan setelah membantu menjadi abu-abu kebiru-biruan.

2. Berat Jenis

Pada umumnya mempunyai berat jenis 3,12 – 3,25. Angka ini lebih

tinggi dari berat jenis dan bahan – bahan lainya.

3. Pengikatan

Semen Portland yang dicampur dengan air dan menjadi bubur akan

mengeras dan membantu pada waktu tertentu yang disebabkan adanya

suatu reaksi antara senyawa-senyawa dengan air yang saling

memberikan daya ikatan dan adanya proses pengerasan semen.

Perubahan semen dan waktu yang diperlukan disebut “Waktu Ikat

Semen” yaitu 1,5 – 2 jam.

Semen Portland terdiri dari 5 tipe :

1) Tipe I

Tipe ini digunakan pada pemakaian umum tanpa persyaratan yang

khusus. Semen ini adalah yang paling banyak di gunakan masyarakat

contoh : balok, dinding, kolom, pelat dll.

2) Tipe II

Semen tipe II ini digunakan untuk pembuatan pondasi yangberada

didalam tanah yang mengandung garam-garam sulfat. Selain itu juga

digunakan untuk saluran pembuangan dan bangunan yang

berhubungan dengan air rawa. Hal ini dikarenakan semen tipe II ini

ketahanan sedang terhadap garam-garam sulfat didalam air.

3) Tipe III

Semen tipe III ini digunakan untuk daerah yang beriklim dingin

karena semen ini cepat mengeras dan mempunyai kekuatan tinggi

dalam umur muda.

4) Tipe IV

Semen tipe IV mempunyai panas hidrasi yang rendah dan lambat

pengerasanya.

11

Page 12: Log Book Kerja Batu

5) Tipe V

Semen tipe V ini digunakan untuk bangunan yang berhubungan

dengan air laut,saluran pembuangan industri dan untuk bangunan

mengandung uap kimia.

Untuk menjaga agar semen tidak mudah menyerap air maka semen

haruslah disimpan ditempat yang yang kering dan terlindung dari hujan yaitu

dengan membuat bangunan dari dinding papan. Jika lantainya maka haruslah

dialasi dengan papan setinggi 30 – 40 cm dari permukaan tanah, 50 cm dari

tepi dinding, tinggi tumpukan semen 2 meter dan 1 meter antara tumpukkan

beberapa semen dengan tumpukkan beberapa semen lainnya.

1.2.4. Trass (Pozzolan)

Trass berasal dari penghancuran batu-batu tuf dan batu-batu lain yang

butir-butirnnya tidak berbentuk kristal, tetapi merupakan massa kaca alam.

Selain itu trass dapat diperoleh dari hasil lelehan gunung api.

Selain trass, tanah diatomik juga mempunyai sifat seperti pozzolan, trass

yang ada di Indonesia berbentuk batu-batuan yang diperoleh dari galian lalu

digiling halus sekali. Warna trass yang ada Indonesia biasanya kuning,

merah muda dan abu-abu.Trass juga dibuat melalui pembakaran tanah liat merah

ataupun pecahan bata / genteng yang telah di giling, di tumbuk lalu diayak

sampai halus sehingga dikenal dengan sebutan semen merah. Semen

merah digunakan sebagai bahan campuran pada adukan sehingga campuran

bersifat hidrolik.

Syarat-syarat dan pengujian trass serta semen merah tercantum dalam

“ Peraturan Trass dan Semen Indonesia “ (NILO).

1.2.5. Unsur Pengisi

1.Pasir

Pasir merupakan butiran-butiran mineral / Agregat halus yang mempunyai

kekasaran 0 – 4,8 mm. Sumber pasir dapat berasal dari gunung dan sungai

serta juga dipantai tertentu yang dapat digunakan.

12

Page 13: Log Book Kerja Batu

Pasir pantai tidak dibuat orang karena mengandung kadar garam yang

tinggi sehingga dapat mengancurkan semen.

2.Air

Syarat-syarat air yang baik untuk adukkan anatar lain :

o Tidak mengandung lumpur yang cepat mengendap.

o Tidak mengandung minyak dan benda-benda lain yang mengapung.

o Bereaksi netral terhadap kertas lakmus.

o Tidak mengandung sulfat lebih dari 5 gr / liter sebagai SO2.

o T1dak mengandung chlorida lebih dari 15 gr / liter sebagai CL

13

Page 14: Log Book Kerja Batu

BAB II

PENGENALAN ALAT- ALAT PADA PEKERJAAN

KONSTRUKSI BATU

Untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dalam pekerjaan

dibutuhkan peralatan yang lengkap karena apabila tidak lengkap dapat

mengurangi mutu hasil pekerjaan. Alat ini ada yang terbuat dari kayu,

besi, ataupun plat baja tipis dan plastik yang kenyal dan tahan banting

seperti ember, waterpass dibuat dari alumunium yang kuat, ringan dan anti

karat.

Tujuan mempelajari alat-alat yang di gunakan pada konstruksi batu

yaitu :

o Agar dapat mengetahui nama alat, bentuk dan prinsip kerjanya.

o Agar dapat mengetahui cara penggunaannya dengan baik sesuai dengan

fungsinya dan kapasitasnya.

o Agar dapat memperbaiki dan merawat alat dengan baik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat antara lain

:

o Menggunakan alat dengan teliti sehingga tidak terjadi kecelakaan.

o Mengikuti petunjuk insruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat.

o Tanyakan pada instruktur jika masih ragu dalam penggunaan alat.

o Bersihkan alat sebelum di simpan.

o Bekerja dengan penuh konsentrasi.

2.1 Macam – Macam Alat yang Digunakan

1.Sendok Spesi

14

Page 15: Log Book Kerja Batu

Sendok Spesi / sendok pasangan bata merupakan alat yang paling penting

dalam pekerjaan konstruksi batu karena berguna untuk mengambil dan

meletakakan mortar dalam pasangan bata.

Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok

ini berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang dengan bata.

- Daun sendok : Panjang sisi samping 23 cm dan belakang 20cm tebal plat

0,1 cm.

- Tangkai : Panjang tangkai 13 cm dan diameter 3 cm

2. Palu Pemotong Bata

Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian dapat

dibuat tajam dan bagian belakang dibuat tajam empat persegi dengan

permukaan datar yang berfungsi sebagai palu. Alat ini berguna untuk

memotong, membelah, menajamkan dan membenamkan bataa dalam spesi

sehingga didapat pasangan yang tegak, lurus, dan rata, selain itu juga dapat di

gunakan untuk memukul (bila di perlukan).

Spesifikasi adalah :

- Mata Palu : Panjang muka 12 cm dan belakang 7 1/2 cm

Lebar muka 5 1/2 cm.

- Tangkai : Lebar belakang 3 cm dan panjangnya 23 cm

Diamater tangkai 3 1/2 cm.

3. Waterpass

Waterpass terbuat dari alumuniun yang di lengkapi dengan kotak nivo

15

Page 16: Log Book Kerja Batu

yaitu sebuah tabung gelas yang berisi cairan eter yang ada gelembung udara di

dalamnya.Waterpass mempunyai tiga tabung nivo yang berguna untuk

mengukur kedataran (horizontal), ketegakan (vertikal), dan kemiringan

dengan sudut 450 dari pasangan bata.

Spesifikasinya adalah :

- Panjang : 60 – 120 cm.

- Lebar : 5 cm.

- Tebal : 3 cm.

- Diameter tabung gelas : 1/2 cm.

4. Plat Siku

Plat siku terbuat dari plat baja yang berbentuk siku-siku (900) dengan

dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam centimeter (cm). Plat siku

berguna untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan

dinding.

Spesifikasinya adalah :

- Panjang sisi masing-masing : 60 – 80 cm

- Lebar plat : 5 cm

- Tebal plat : 2 cm

5. Sendok Plesteran

16

Page 17: Log Book Kerja Batu

Alat ini terbuat dari plat baja tipis dan di beri tangkai kayu di belakangnya

berguna juga untuk menghaluskan permukaan plesteran. Panjang sisi 25 cm

dan lebar 10 cm sedangkan panjang tangkai 13 cm dan tebal plat 11/2 cm.

6. Sendok Spesi Kecil

Terbuat dari plat baja tipis dengan bentuk oval atau seperti elips dengan

bagian belakang diberi tongkat kayu. Sendok spesi ini di gunakan apabila

sendok spesi besar tidak dapat di gunakan.

7. Blok dan Line Bobbyn

Line Bobbyn terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segitiga dan di

hubungkan dengan benang pula. Block bobbyn terbuat dari 2 buah potongan

kayu yang dihubungkan dengan benang. Kedua alat ini digunakan sebagai

garis petunjuk atau acuan pada pemasangan bata.

17

Page 18: Log Book Kerja Batu

8. Kotak Spesi

Kotak spesi yang baik terbuat dari pelat baja tipis dengan bentuk trapesium

dan Pada sisinya diberi tongkat untuk pasangan sewaktu mengangkatnya.

Gunanya adalah sebagai tempat untuk meletakkan mortar sewaktu pemasangan.

Spesifikasinya :

- Bagian atas : Panjang 70 cm dan lebar 45 cm.

- Bagian bawah Panjang 50 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm dan tebal 2 mm.

9. Unting- Unting

Alat ini biasanya terbuat dari besi , timah ataupun kuningan dengan

berat Antara 300 – 500 gr. Berguna sebagai pengganti waterpass

vertikal. Selain itu juga bisa di gunakan untuk mengukur ketepatan suatu

titik bangunan. Alat ini dalam penggunaannya biasanya di beri benang

dan pemisah jarak, agar unting tidak bersentuhan dengan benda yang

sedang di ukur.

Spesikasinya :

- Panjang : 12,5 cm

- Diameter tengah : 4 cm

- Berat : 100 gr

18

Page 19: Log Book Kerja Batu

10. Ember

Terbuat dari baja tipis atau karet dan plastik dengan bentuk kerucut

terpancung dan pada bagian diameter yang besar di beri tangkai untuk

pegangan gunanya untuk menakari air, pasir, semen dan membawa mortar.

Spesifikasi :

- Diameter atas 25 cm dan diameter bawah 18 cm

- Tinggi 24 cm dan tebal plat 1mm

11.Cangkul Pengaduk

Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi tangkai

kayu. Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan

mengaduk mortar.

Spesifikasinya :

- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm

19

Page 20: Log Book Kerja Batu

Lebar 17 cm

Tebal plat 2 mm

- Tangkai : Panjang 80 cm

Diameter tangkai 5 cm

12. Sekop

Sekop terbuat dari plat baja yang di beri tangkai kayu dan matanya

sedikit di lengkungkan, agar mudah dalam mengangkat pasir ataupun

bahan lainnya.

Funsinya untuk mengaduk mortar, mengambil dan memindahkan

pasir,semen dan sebagainya.

Spesifikasinya :

- Daun sekop : Panjang 30 cm dan lebar 24 cm dan tebal 2 mm.

- Tangkai : Panjang 65 cm dan diameter 4 cm.

20

Page 21: Log Book Kerja Batu

13.Jidar

Jidar terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang

dan di beri Lubang dibagian kiri dan kanan yang berfungsi sebagai

tempat untuk memegang sewaktu menggunakannya,adapun yang diberi

alumunim agar tahan lama. Fungsi alat ini untuk meletakkanya secara

kasar bidang yang diplester.

Spesifikasinya :

- Panjang : 2 m - Tebal : 2 ½ cm

- Lebar : 10 cm

14.Meteran

Meteran ada beberapa macam, ada yang terbuat dari plat besi / baja yang

tipis dan digulung dalam suatu kotak meteran yang berfungsi sebagai

pelindung dan ada pula yang terbuat dari kayu yang biasa disebut meteran

lipat. Fungsi alat ini untuk mengukur benda kerja baik panjang, tebal,

tinggi dsb.

pada dasarnya meteran ini terdapat ukuran dalam cm, inchi dan mm.

Spesifikasiya :

- Panjang : 2 – 5 m.

- Tebal : 0.2 mm.

- Lebar : 1 – 2 cm.

21

Page 22: Log Book Kerja Batu

15.Joiter

Jointer terbuat dari besi yang bulat dan panjang yang dibengkokkan dan di

beri tongkat kayu.Gunanya untuk membersihkan membentuk siar pada

pasangan bata. Ada juga yang terbuat dari plat besi.

Spesifikasinya :

- Panjang 17 1/2 cm, Lebar 1 cm dan Tebal 2 mm

- Panjang tongkat 13 cm dan diameternya 3 cm

16.Skrap Spesi (Tingle)

Alat ini terbuat dari plat baja yang berbentuk persegi dan salah satu sisinya

bergerigi. Gunanya adalah untuk meletakkan spesi pada permukaan plesteran

pada waktu pemasangan ubin dinding maupun ubin lantai.

Spesifikasinya :

- Daun Skrap : Panjang sisi depan 12 cm, samping 8 cm

Tebal plat1 mm, lebar gerigi 7 mm, dalam gerigi 7mm

- Tangkai : Panjang 7 cm , lebar 6 cm, dan tebal 3 mm

22

Page 23: Log Book Kerja Batu

17.Ruskam

Ruskam terbuat dari kayu atau papan yang diberi tangkai pada bagian

belakang Gunanya untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosok-

gosokan secara melingkar pada permukaan plesteran yang lebih dahulu diratakan

dengan jidar. Ruskam juga ada yang terbuat dari besi.

Spesifikasinya :

- Panjang : 24 – 45 cm

- Lebar : 15 – 25 cm

- Tebal : 2 cm

18. Ayakan Pasir

Ayakan Pasir terbuat dari kawat kassa yang di beri bingkai kayu dan

berbentuk empat persegi panjang dan dilengkapi dengan dua pasang tongkat

sebagai pegangan di bagian tepinya. Fungsi alat ini menyaring pasir, semen, kapur

dan lainnya

Spesifikasinya :

- Panjang : 60 – 120 cm

- Lebar : 40 – 80 cm

- Kekasaran : 2,4 – 4,8 mm

23

Page 24: Log Book Kerja Batu

19. Kotak Adukan

Kotak adukan terbuat dari plat besi berbentuk empat persegi panjang yang

berfungsi sebagai tempat pengaduk mortar atau tempat menampung mortar

yang selesai di aduk oleh mesin pengaduk.

20. Gerobak Dorong

Salah satu jenis pekerjaan yang menghabiskan waktu alam bekerja adalah

pembawaan bahan dari tempat penyimpanan ke lokasi pekerjaan. Umpamanya

untuk mengangkut pasir, besi, kapur dan juga mortar, menggunakan gerobak

dorong merupakan suatu hal yang sangat efektif dalam pengangkutan tersebut.

24

Page 25: Log Book Kerja Batu

21. Sikat Kawat

Alat ini terbuat dari balok kayu yang di bentuk sedemikian rupa dan pada

salah satu sisinya dipasang kawat-kawat sebagai sikatnya dan terdiri dari tiga

jalur. Gunanya untuk membersihkan permukaan pasangan dari debu, kotoran

atau tanah sebelum diplester.

22. Tongkat Ukur.

Alat ini terbuat dari kayu yang berbentuk balok siku yang lurus dan datar

Dengan panjang 2 m, lebar 5, tebal 3 cm. Berguna untuk menentukan tiap

baris pada tiap pasangan. Dan membantu waterpass dalam menentukan

kedataran dan ketegakan pasangan batu.

25

Page 26: Log Book Kerja Batu

BAB III

TEKNIK KERJA BATU

Tujuan :

1.Agar dapat menakari bahan dengan jumlah bagian yang sama dengan

perbandingan.

2.Agar dapat mencampur dan menganduk bahan sampai homogen dengan

cara dan teknik yang baik dan benar.

3.Agar mahasiswa dapat mengatur penempatan bahan dan peralatan sewaktu

bekerja.

3.1 Spesi Untuk Pasangan

Spesi atau mortar adalah suatu adonan yang terbuat dari campuran kapur,

semen pasir dan air. Fungsi spesi yaitu sebagai pengisi antara bata yang satu

dengan yang lainnya dalam pasangan batu. Pembuatan mortar yang dilakukan di

bawah atap dengan tangan atau mesin.

3.2 Penakaran Bahan- Bahan

Penakaran mortar yang baik dengan perbandingan berat, tapi di negara kita

dengan perbandingan isi, yaitu dengan memakai kotak, ember dan sekop. Tetapi

penakaran dengan sekop kurang baik, karena satu sekop pasir basah berbeda

dengan satu sekop pasir kering, maka lebih baik memakai kotak yang terbuat dari

papan atau besi.

Takaran yang di gunakan untuk bahan yang basah harus sering dibersihkan

karena sisa-sisa bahan yang lengket pada dinding dan dasar kotak mengakibatkan

penakaran tidak sama.

3.3 Pengadukan Mortar

Pengadukan mortar di lakukan dengan dua cara yaitu :

26

Page 27: Log Book Kerja Batu

1 Secara manual

Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat

cangkul atau sekop. Semua bahan – bahan dicampur dengan perbandingan

tertentu dan kemudian dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu

warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi

sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen.

Alat- alatnya :

- Cangkul

- Sekop

- Kotak takaran

- Kotak tempat mengaduk

- Ember

2. Secara Mekanis

Pengadukan secara mekanis yaitu dengan menggunakan mesin yang

dinamakan mesin mollen atau miyer yang banyak dilakukan pada proyek –

proyek berskala besar.

3.4. Pengetesan Mortar

Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang

bermutu baik. Oleh sebab itu harus dites dan diuji dulu bahan – bahan yang

akan digunakan. Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan

dengan bata dan mulai mengikat. Tetapi dalam waktu singkat mortar masih

dalam bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak

menyebabkan retak – retak.

Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan dari kubus

besar / mortar yang terjadi selama masa perawatan. Mortar dari semen

susutannya lebih besar dari mortar yag bahannya dari kapur.

Hal – hal yang dapat mencegah penyusutan mortar adalah :

o Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik.

o Air yang digunakan bersih.

27

Page 28: Log Book Kerja Batu

o Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan tambahan lainnya.

o Faktor air semen dalam adukan harus tepat.

o Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa pengikatannya

berlangsung.

o Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan berjalan sempurna.

3.5.Macam – macam ikatan batu bata

Tujuan :

1. Agar dapat mengetahui ikatan pemasangan batu bata yang kuat dan rapi.

2. Agar dapat membuat ikatan pasangan batu bata yang dapat menahan

beban.

3. Agar dapat mengetahui dan membuat macam ikatan pasangan batu bata

yang indah dan arsitektur.

Adapun ikatan ikataan batu bata tersebut adalah :

1. Ikatan Biasa

Bata dipasang memanjang paada tiap lapisnya dan biasanya tebal dinding 15

cm ( sudah diplester ). Pemasangan batu bata yang terakhir dipasang ½ batu dan

pada lapisan kedu bata ½ batu dipasang batu utuh sehingga menjadikan siar tegak

tidak sejajar dan merupakan zig – zag.

28

Page 29: Log Book Kerja Batu

2. Ikatan kepala ( Header Bond )

Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm atu 1 batu. Bata

dipasang melintang dan setiaap satu lapis awal pemasangan dengan dimulai batu

¼ bata. Jenis ikatan ini digunakan pada pada dinding sebelah bawah, dinding yang

melengkung pada pondasi.

3. Ikatan Inggris

Ikatan ini dipasang dengan berselang – seling yaitu 1 lapis dipasang arah

melintang batu dan yang lain dipasang arah memanjang batu, tetapi pada

melintang batu dan yang lain dipasang bata ¼ yang berguna memenuhkan

permukaan pasangan dan menjaga agar siar tegak tidak segaris.

29

Page 30: Log Book Kerja Batu

4. Ikatan Flemish

Ikatan flemish adalah ikatan yang memanjang dan melintang dalam satu lapis.

Antara setiap lapis dipasang ¼ bata untuk memenuhkan bata dan membuat siar

tegak tidak segaris. Jenis ikatan ini digunakan pada dinding yang tebalnya 30cm

dan biasanya dipasang pasangan super bata yang bersih tanpa plesteran.

Pada lapisan keempat. Setelah dipasang melintang / memanjang diikuti oleh ½

bata yang melintang. Untuk lapisan satu sama dengan lapisan ketiga yaitu batu ¼

bata yang dipasang melintang. Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya

30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu bersih.

30

Page 31: Log Book Kerja Batu

5. Ikatan Jerman (Dutch)

Ikatan Jerman ini adalah tipe yang hampir sama dengan ikatan Inggris,

dimana bata dipasang berselang-seling tiap lapis antara bata memanjang bata

melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap lapisan bata yang

memanjang diawali dengan pasangan bata ¾ dan diikuti oleh sebuah bata

melintang, dan seterusnya dipasang bata melintang biasa saja, siar tegak disini

merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang

tebalnya 30 cm.

31

Page 32: Log Book Kerja Batu

3.6 Pengaturan tempat kerja.

Tujuan :

1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.

2. Agar dapat memudahkan dalam bekerja.

3. Agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.

4. Agar dapat menghindari kerusakan alat – alat.

5. Agar dapat meningkatkan mutu kerja.

6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja.

a. Penempatan Bahan – Bahan.

Agar leluasa dalam bekerja maka terlebih dahulu diatur penempatan bahan

– bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau antara lain :

- Kotak spesi ditempatkan sejauh 70 cm dari bidang pasangan.

- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 2-3 kotak spesi.

- Baru diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah

lebarnya sebanyak tiga lapis. Air di dalam ember diletakkan dibelakang kotak

spesi.

b. Penempatan Peralatan.

Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si pekerja, maka diatur

penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :

- Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.

- Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi

bagian sisi belakang.

- Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi.

3.7. Plesteran

Plesteran termasuk juga dalam pekerjaan finishing dimana tujuan dari

plesteran adalah sebagai berikut :

1. Memperkokoh pasangan batu bata

2. Membuat permukaan pasangan batubata menjadi lebih lurus,

tegak dan rata.

32

Page 33: Log Book Kerja Batu

3. Memperindah dinding yang diplester menjadi bersih dan rapi

Penyebab dinding plesteran retak, yaitu :

a. Kesalahan dalam mengaduk yang tidak homogen

b. Permukaan yang kita plester kotor

c. Ketebalan permukaan bata

d. Bersentuhan langsung dengan sinar matahari

e. Pasangan dinding kita tidak tegak lurus.

3.8. Pasangan Ubin Lantai

Pasangan ubin lantai adalah susunan dari pada ubin yang dibuat datar

dan membentuk satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga indah

dipandang mata.

Fungsi dari ubin lantai, yaitu :

a. Meratakan permukaan lantai menjadi datar dan membentuk satu kesatuan

yang utuh dan indah.

b. Mengatasi air tanah yang naik ke permukaan lantai.

Bahan ubin lantai dibuat melalui proses, yaitu :

1) Proses Basah

2) Proses kering

Terdiri dua lapisan yaitu perekat dan pastas semen yang diberi

pewarna sedangkan bagian bawahnya terdiri dari perekat semen dan dicampur

dengan baik. Untuk memperoleh pasangan ubin yang baik harus diperhatikan

perencanaan menyeluruh dari semua ruangan terutama pada ruangan-ruangan

di satu kelompok.

3.9. Pasangan Ubin Dinding

Pasangan ubin dinding adalah sudunan dari pasangan ubin yang

dibuat vertikal dan membuat satu kesatuan yang utuh dan terpadu sehingga

indah dipandang mata dan juga sebagai finishing.

3.10. Pasangan Pondasi Batu Kali dan bata

33

Page 34: Log Book Kerja Batu

Pondasi dari suatu bangunan khususnya pada bangunan gedung adalah

suatu konstruksi dari bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung

dengan tanah atas bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah

berfungsi meneruskan beban atau gaya di atasnya dan termasuk berat pondasi

ke tanah di bawahnya, sehingga pondasi yang merupakan bagian dari

konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :

o Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang

disebabkan muatan tegak ke bawah.

o Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan

tanah antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak

stabil, kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.

o Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik

maupun anorganik.

o Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi.

Suatu konstruksi pondasi yang tidak cukup kuat dan kurang memenuhi

persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan pada bangunannya.

Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari

bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak

dan harus dibongkar.

Tanah tempat konstruksi pondasi diletakkan harus cukup kuat. yang di

dasarkan atas kekuatan tanah atau daya dukung tanah. Letak tanah kuat untuk

konstruksi pondasi pada masing-masing tempat, tidak sama. Pada tanah yang

baik dapat dipasang konstruksi pondasi dangkal kedalaman tanah yang kuat

antara 70-100 cm dibawah permukaan tanah. Akan tetapi pada tanah lunak

harus dipasang konstruksi pondasi dalam, dengan kedalaman 20 m atau lebih

dari permukaan tanah keadaan ini tergantung pada jenis susunan tanah

setempat.

Fungsi dari pasangan pondasi, yaitu :

o Agar kedudukan bangunan mantap (stabil)

o Meratakan tekanan apabila turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama

besar sehingga tidak akan terjadi pecah.

34

Page 35: Log Book Kerja Batu

Syarat – syarat pasangan pondasi, yaitu :

o Bentuk dan konstruksinya harus kokoh dan kuat untuk mendukung beban

bangunan diatasnya.

o Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur

sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan

diatasnya.

o Tidak mudah terpengaruh terhadap konstruksi disekitar tanah pasangan

pondasi.

o Pondasi harus terletak diatas tanah dasar yang keras sehingga kedudukan

pondasi tidak mudah berubah baik ke samping ataupun ke bawah (turun).

PONDASI BATU KALI

35

Page 36: Log Book Kerja Batu

PONDASI BATU BATA

36

Page 37: Log Book Kerja Batu

BAB IV

URAIAN KERJA

4.1 Praktek 1

Judul : Memasang dinding bata ½ batu Lurus

4.1.1 Tujuan :

1. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut lurus bata dengan teknik

yang benar.

2. Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan waterpass.

3. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.

4.1.2 Instuksi Umum :

1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.

2. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.

3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan

diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.

4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari

sebelah kanan.

4.1.3 Peralatan dan Bahan-bahan :

- Sendok spesi - Meteran - Palu Pemotong

baja

- Ember - Sekop - Ayakan Pasir

- Line bobbyn - Cangkul aduk - Waterpass

- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat ukur

- Kotak spesi - Semen - Pasir

- Batu bata - Air

37

Page 38: Log Book Kerja Batu

4.1.4 Langkah Kerja :

1. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang

akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.

2. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan

jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun lalu ukur

kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya, lalu buat

juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan siku-siku

dengan ketentuan ukuran sisi 7 bata.

3. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo sudah

ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau turunkan bata

tsb sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang

membentuk sudut siku.

4. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.

5. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang

sejajar dengan benang.

6. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi

setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan.

7. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya.

Gambar. Tampak atas

8. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan bata yang telah dibelah

untuk susunan batu awal dan menyiapkan siar pada lapisan kedua yang

tepat ditengah lapisan bata,. Dan siar tersebut harus berisi padat.

38

Page 39: Log Book Kerja Batu

9. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan

mengunakan waterpass.

10. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan waterpass

dengan bantuan tongkat ukur.

11. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah

sama Kedataranya.

12. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 7 bata sama seperti lapisan

pertama.

13. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya.

14. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kesepuluh.

-

39

Page 40: Log Book Kerja Batu

4.2 Praktek 2

Judul : Memasang dinding bata ½ batu

Membentuk sudut siku

4.1.1 Tujuan :

4. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut siku bata dengan teknik

yang benar.

5. Mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan waterpass.

6. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.

4.1.2 Instuksi Umum :

5. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.

6. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.

7. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan

diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.

8. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari

sebelah kanan.

4.1.3 Peralatan dan Bahan-bahan :

- Sendok spesi - Meteran - Palu Pemotong

baja

- Ember - Sekop - Ayakan Pasir

- Line bobbyn - Cangkul aduk - Waterpass

- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat ukur

- Kotak spesi - Semen - Pasir

- Batu bata - Air

4.1.4 Langkah Kerja :

40

Page 41: Log Book Kerja Batu

15. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang

akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.

16. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang dengan

jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun lalu ukur

kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya, lalu buat

juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan siku-siku

dengan ketentuan ukuran sisi 6 bat dan 5 bata untuk sisinya.

17. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo sudah

ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau turunkan bata

tsb sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang

membentuk sudut siku.

18. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.

19. Kemudian letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang

sejajar dengan benang.

20. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh spesi

setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan.

21. Lakukan hal yang sama pada pemasangan bata berikutnya hingga selesai.

Gambar. Tampak atas

41

Page 42: Log Book Kerja Batu

22. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan kedua

yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat membentuk

tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus, di ukur

menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi padat.

23. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan

mengunakan waterpass.

24. Pada ujung bata, kita akan mengukur kedataranya dengan waterpass

dengan bantuan tongkat ukur.

25. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang sudah

sama Kedataranya.

26. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu dan

pada bagian 5 bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain.

27. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus sehingga

membentuk tangga. Dan pada bagian 5 bata, ½ bata untuk tiap lapisan.

Dan menggunakan waterpass untuk memeriksa kulurusan bata.

28. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang lainnya.

29. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan.

42

Page 43: Log Book Kerja Batu

4.2 Praktek 2

Judul : Memasang Dinding 1 Bata

Ikatan kepala Inggris

4.2.1 Tujuan :

1. Dapat membuat pasangan satu bata dalam ikatan kepala Ingris dengan

baik dan benar.

2. Dapat membentuk akhir pasangan dengan ketegakan serta kedataran yang

baik dan benar.

3. Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam per meter

panjang dan komposisi adukan tertentu.

43

Page 44: Log Book Kerja Batu

4. Agar mahasiswa mengetahui teknik pemasangan dinding satu bata dengan

baik dan benar.

4.2.2 Instruksi Umum :

1. Pasangan bata harus datar dan tegak lurus dan salah satu sisi yang lebar

diabaikan ketegakan ukuran bata yang relative tidak sama.

2. Pemasangan bata memanjang harus berurutan dan juga harus sejajar.

3. Setiap selesai memasang bata satu lapis dikontrol ketegakan dan

kelurusannya menggunakan waterpass.

4. Perletakan bata pada bagian depan harus lurus dan siarnya sama

ketebalanya.

5. pada kedua ujungnya di buat tegak lurus saja.

4.2.3 Peralatan dan Bahan-Bahan :

Bahan – bahan :

1. Batu

2. semen

3. Pasir

4. Air

Alat – alat yang digunakan :

1. Sekop

2. Sendok spesi

3. Mistar ukur / meteran

4. Pensil

5. Paku 1" ø

6. Paku 2" ø

7. Benang ukur

8. Palu cakar

9. Waterpass

10. Kotak aduk

44

Page 45: Log Book Kerja Batu

11. Cangkul aduk

12. Kotak aduk

13. Ember

14. Plat siku

15. Tongkat ukur

16. Palu pemotong bata

17. Line bobbyn

18. Siku – siku kecil

4.2.4 Langkah kerja :

1. Siapkan adukan dan bahan-bahan yang diperlukan.

2. Tempatkan perlatan dan bahan sesuai aturan dan lokasi kerja.

3. Gambar dan buatlah rencana kerja pada lokasi kerja menggunakan alat

yang tersedia.

4. Ukurlah besar dan lebar bata dan ambil rata-rata.

5. Rendamlah batu bata yang akan digunakan terlebih dahulu agar batu bata

tersebut jenuh air.

6. Letakan batu pada ujung yang terlebih dahulu di letakkan siar di tiap

pemasangan batu bata, di lakukan peletakan dengan melintang.

7. Letakkan tongkat ukur dan waterpass pada pasangan serta atur kedataran

dan ketinggianya.

8. Memasang line bobbyn lengkap dengan benang ditiap pasangan batu bata.

9. Mulailah pemasangan dengan mengambil benang tadi sebagai patokan

untuk ketinggian batu bata yang akan di pasang.

10. Pemasangan dilakukan dengan tangan kiri memegang, batu bata dan

tangan kanan memegang sendok spesi.

11. Jarak antara batu / siar lebih kurang 1 cm, yang harus diisi dengan spesi

yang penuh dan padat.

12. Letakkan batu bata dengan menekan dan mengeser-geserkanya, tetapi

jangan diketok dan diletakan begitu saja.

45

Page 46: Log Book Kerja Batu

13. Untuk pasangan lapis satu kita pasang ½ bata

14. Untuk pasangan lapis dua, kita pasang 1 bata, ½ bata, dan seterusnya 1

bata

15. Begitu seterusnya.

Tampak depan

46

Page 47: Log Book Kerja Batu

4.3 Praktek 3

Judul : Memplester dinding bata

4.3.1 Tujuan :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata dengan

baik dan benar.

2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di plester.

3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester

dinding bata.

4.3.2 Instruksi Umum :

1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis sampah

atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat yang berasal

dari pasir.

2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan

dari bangunan itu sendiri.

3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan atau

campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam

pemasangan.

4.3.3 Dasar Teori :

a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :

- Mutu bahan

- Komposisi adukan bahan yang tepat

- Teknik pemasangan bata yang baik

- Perawatan plesteran

b) Fungsi dari plesteran :

- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh

pasangan dinding.

c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :

47

Page 48: Log Book Kerja Batu

- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan proses

dari pengerjaan yang kurang baik.

- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari

langsung dan tembok menyusut.

- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan

oleh pasir atau semen yang tak di ayak.

4.3.4 Peralatan dan Bahan-bahan :

- Sendok spesi - Meteran - Ruskam kayu

- Ember - Sekop - Ayakan Pasir

- Ruskam besi - Palu Pemotong bata - Waterpass

- Kotak spesi - Siku- siku - Jidar

- Air - Semen - Pasir

4.3.5 Langkah Kerja :

1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan,

kedataran dan ketegakannya.

2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus dibuat

kepala plesteran sebagai acuan.

3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus

dibersihkan dengan sikat kawat.

4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki

dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna.

5. Jika dinding terbuat dari batako, sebaiknya permukaan dinding jangan

disiram karena kan menyulitkan proses pengikatan, sebab permukaan

dinding mempunyai daya hisap yang rendah.

6. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada

permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm.

7. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan menghubungkan

kedua titik tadi, lalu diratakan dengan menggosoknya dengan jidar, arah

atas dan arah bawah dengan pedoman kedataaran kedua titik plesteran tadi.

48

Page 49: Log Book Kerja Batu

8. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester ruang

antara kepala plesterran itu dengan adukan, plesteran adukan mulai dari

sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh terlalu tinggi

lebihnya dari kepala plesteran tadi.

9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai

pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan

arah kiri dan kanan sambil didorong keatas.

10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita

gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum jam.

Secara berulang-ulang.

11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung sinar

matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak menguap

secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak dianggap,

maka harus di tutup dengan lembaran plastic sebelum pekerjaan

ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan sempurna.

49

Page 50: Log Book Kerja Batu

50

Page 51: Log Book Kerja Batu

4.5 Praktek 5

Judul : Memasang Ubin Lantai

4.5.1 Tujuan :

1. Dapat memasang ubin lantai dengan datar dan rata.

2. Dapat memasang ubin dengan mengunukan peralatan sederhana dan

hasilnya baik.

3. Mengisi celah-celah siar dengan pasta semen dengan baik.

4. Dapat memperkirakan jumlah ubin yang diperlukan.

4.5.2 Peralatan dan Bahan :

- Waterpas. - Paku

- Skrap spesi. - Palu

- Kotak spesi. - Ubin lantai

- Siku-siku - Semen

- Sekop - Pasir

- Ember - Air

4.5.3 Langkah Kerja

1. Sebelum melakukan pekerjaan terlebih dahulu kita periksa lokasi dimana

akan dipasang, jika lantai kerja tidak rata maka kita perlu ratakan dengan

memberi pasir urug kemudian diratakan dan dipadatkan.

2. Setelah pasir dipadatkan buat kepala pasangan diempat sudut ruangan.

Dan jangan lupa ukur kedatarannya dengan line bobbyn, kemudian pasang

line bobbyn pada kepala pasangan pertama, kedua, ketiga dan ukur pula

kesikuannya.

51

Page 52: Log Book Kerja Batu

Tampak atas

3. Ukur panjang lantai kerja yang akan dipasang ubin lalu bagi dengan lebar

ubin ditambahkan setengah cm, sehingga diketahui jumlah ubin yang akan

dipasang dalam satu baris. Pemasangan ubin pertama kita kasih jarak dari

dinding sebesar lebar ubin ditambah setengah cm sebagai siarnya. Jadi,

lebar ubin 20 cm ditambah lebar siar menjadi 20,5 dari dinding. Ubin

dipasang mulai dari kepala pasangan D dan diberi jarak satu siar dengan

panduan line bobbyn sebagi pedoman kelurusan.

52

Page 53: Log Book Kerja Batu

4. Setelah jalur pertama terisi semua maka kita memasang ubin kepala

pasangan C dan A. lepaskan line bobbyn pada pemasangan pertama

pindahkan pada jalur C dan A. Dan ukur kesikuanya denagan plat siku dan

mualilah pemesangan ubin satu persatu sampai jalur ini terisi

penuh/semua.

5. Setelah jalur C dan D terisi, sekarang kita isi dari jalur A ke B, sehingga

pemasangan ubin ini seperti huruf U. dan jangan lupa untuk mengecek

kesikuannya dan cantolkan line bobbyn antara A dan B agar pemasanagan

ubin lurus.

6. Setelah pemasangan ubin tersebut huruf U maka kita memasang ubin dari

ujung pintu, sebagai pedoman ubin yang telah lita pasang itu. Secara

berurutan kita memasang ubin dari ujung sampai dekat daun pintu,

usahakan kerjakan dahulu yang jauh dari pintu kemudian mundur

kebelakang hinggga penuh sampai daun pintu. Ini dilakukan agar ubin

yang telah terpasang tidak terinjak. Pemasangan kepala pasangan A tadi

agak rendah dibandingkan kepala pasangan B agar lebih mudah dalam

pembersihan lantai, jika terjadi kebocoran maka akan lebih mudah untuk

air kebawah lantai.

53

Page 54: Log Book Kerja Batu

54

Page 55: Log Book Kerja Batu

4.4 Praktek 4

Judul : Memasang Ubin Dinding

4.4.1 Tujuan :

1. Memasang ubin dengan rata.

2. Memasang ubin dengan baik dan benar.

3. Menghitung kebutuhan bahan yang diperlukan dalam ukuran tertentu.

4.4.2 Instruksi Umum :

1. Permukaan ubin satu sama lain harus rata.

2. Srar harus sama tebal dan merupakan garis lurus.

3. Ikatan ubin dan dinding harus kuat dan merata.

4.4.3 Peralatan dan Bahan :

- Waterpas. - Paku

- Skrap spesi. - Palu

- Kotak spesi. - Ubin

- Siku-siku - Semen

- Sekop - Pasir

- Ember - Air

4.4.4 Langkah Kerja :

1. Menyiapakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.

3. Meletakkan peralatan sesuai dengan aturan pada loker kerja.

4. Merendam ubin dinding yang akan digunakan dan siramlah dinding kerja

secukupnya.

5. Memasang paku dengan arah horizontal, untuk mendapatkan tinggi yang

sama pergunakan selang yang berisi air.

6. Memasang paku dengan arah vertical kebawah dengan menggunakan

unting .

55

Page 56: Log Book Kerja Batu

7. Jarak benang ke didnding ± 1 cm.

8. Pekerjaan harus dilaksanakan secara hati-hati tetapi cukup terampil, karena

memerlukan kerja yang cukup cepat.

9. Memasang ubin porselen / keramik pada ujung-ujung tembok sebagai

pedoman dan untuk kedatarannya gunakan waterpas.

10. Pada bagian bawah supaya ubin pada saat dipasang tidak bergerak pasang

papan tipis sebesar penahan.

11. Pemasangan ubin dilakukan kearah samping dan atas membentuk suatu

dengan benang sebagai pedoman.

12. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke ubin.

13. Tempatkan ubin pada dinding yang telah diberi pasta pada yang tempat

yang diinginkan.

14. Untuk jarak siar (nat) antara ubin yang satu dengan yang lain gunakan

paku (paku φ 3' ').

15. Jarak siar / nat 1 cm.

16. Pasanglah benang dan hubungkan antara ubin yang satu dengan ubin yang

lainnya sehingga membentuk garis lurus dan ukur kedatarannya dengan

waterpass.

17. Memasang ubin pengisinya.

18. Lakukan pekerjaan seperti di atas berulang-ulang sampai yang di

kehendaki selesai dengan tetap menjaga kelurusan, kedataran dan kesikuan

dengan menggunakan waterpass dan isi siar dengan adukan 1 Pc + 1 Ps.

19. Dan gosoklah ubin porselen dengan kain hingga mengkilap.

20. Ukurlah ketegakkan masing-masing ubin dengan waterpass.

21. Periksalah pekerjaan kepada instruktur.

56

Page 57: Log Book Kerja Batu

57

Page 58: Log Book Kerja Batu

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Mengetahui bahan-bahan yang digunakan atau diperlukan dalam

pekerjaan praktek kerja batu serta mampu memilih bahan yang baik

dan benar serta menggunakan alat sesuai denagn fungsinya.

Dalam melaksanakan pekerjaan praktek kerja batu harus mengacu

pada prinsip kerja praktek konstruksi yang baik.

Pembuatan setiap praktek kerja batu harus diperhatikan dengan tepat

dan benar sesuai dengan petunjuk dibuku atau dari instruktur.

Syarat pemasangan atau penyelesaian akhir setiap perkajaan praktek

konstruksi yang baik batu harus diperhatikan antara lain :

- Kekuatan

- Kerapian dan muda dipasang

Mengetahui dan paham apa yang dimaksud dengan pekerjaan praktek

kerja batu, perencanaan yang tepat akan terbentuk dan menghasilkan

pekerjaan praktek kerja batu yang baik.

5.2 Saran

Gunakan alat sesuai dengan fungsinya masing-masing dan pakailah

bahan sesuai dengan kebutuhan kerja.

Seluruh kegiatan supaya dilaksanakan tanpa membuang waktu dan

selalu tepat waktu.

Setiap pekerjaan selalu didalam pengecekan ulang.

Diharapkan agar dalam pekerjaan praktek kerja batu diperlukan

ketelitian dan ketekunan agar menghasilkan pekerjaan yang baik.

58

Page 59: Log Book Kerja Batu

Diharapkan kepada Bapak yang memegang peralatan agar

memberikan peralatan yang masih bagus mutunya agar siswa-siswa

yang mengerjakan job yang diberikan oleh instruktur dapat terlaksana

dengan baik, cepat dan rapi.

59

Page 60: Log Book Kerja Batu

60

Page 61: Log Book Kerja Batu

TUGAS UJIAN BATU

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAANBERDASARKAN KETENTUAN DINAS PU

Daftar analisa satuan pasangan ½ bata untuk 1 m² adalah 1 : 4

URAIAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BAHAN

45 buah Batu bata lubang 540 24.3000.0276 m² Pasir 72.500 2.0017,930 kg Semen 1.020 7.537

Hitung :Banyaknya jumlah : Batu bata Pasir Semen Pada pengerjaan pasangan dinding ½ bata ?

Jawab :

Batu bata = analisa jumlah 1m² batu bata x 129m²(luas seluruh dinding)

= 45 x 129 = 5805 buah

Jadi jumlah batu bata yang diperlukan adalah sebanyak 5805 bh batu bata.

Pasir = analisa jumlah pasir x 129 = 0.0276 x 129 = 3,5604 m²Jadi jumlah pasir yang diperlukan adalah sebanyak 3,5604 m².

Semen = analisa jumlah semen x 129 = 7,390 x 129 = 953.31 kg = 19,0662 zak Jadi jumlah semen yang diperlukan adalah sebanyak 19,0662 zak.

61