lo mgg3

27

Click here to load reader

Transcript of lo mgg3

Page 1: lo mgg3

Laporan Tutorial Blok 13

MODUL 3

“Infeksi/Inflamasi Saluran Penceranaan”

Tutor: dr. Fika Tri Anggraini

Kelompok 30 D

Ketua : Atikah Dafri 0810312037

Sekertaris : Meliani Fitri 0810312082

Putri Embun Pagi 0810313202

Anggota : Rully Perdana 0810312080

Rizki Amelia 0810312040

Fitrus Oktoriza 0810311013

Elyona Fitri Mudeva 0810313238

Rince Novelia 0810313178

Mia Laurentika 0810312118

Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas

2010

SKENARIO 3

Page 2: lo mgg3

NURI TIDAK KENCING

Seorang anak perempuan Nuri, 18 bulan dibawa ibunya ke IGD karena diare terusmenerus. Dari anamnesis

diketahui awalnya Nuri telihat sangat haus, tetapi setiap minum selalu muntah. Sejak pagi ini Nuri tidak lagi mau

minum dan makan, terlihat sangat letih dan tidak ada kencing sejak malam. Nuri dan orang tuanya tinggal di daerah

pinggir sungai dan MCK juga dilakukan di sungai tersebut. Pada pemeriksaan Nuri tampak letargi, mata cekung,

tidak ada air mata, ubun-ubun besar cekung, mukosa mulut kering. Akral dingin, capillary refilling lambat, nadi cepat

dan halus. Terlihat pernafasan Kussmaull dan pengembalian turgor kulit sangat lambat. Pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan hiponatremia dan asidosis metabolik. Pada feses didapatkan telur ascaris lumbricoides dan

trichuris trichiura. Dokter segera memberi oksigen dan cairan intravena, obat-obatan dan nutrisi yang sesuai untuk

keadaan Nuri. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Nuri?

1. Terminologi

Diare suatu penyakit yang ditandai dengan frekwenis defekasi melebihi tiga kali sehari dengan

konsistensi tinja yang cair dan juga bisa berlendir atau tidak berlendir. Pada bayi yang masih

mengkonsumsi ASI eksklusif, dikatakan diare apabila defekasinya lebih dari enam kali sehari.

Letargi penurunan kesadaran yang ditandai dengan lesu, mengantuk dan apatis.

Akral berkenaan dengan ekstremitas (angota gerak) di bagian distal.

Turgor kulit kelenturan atau elastisitas kulit yang digunakan untuk menilai kecukupan air dalam tubuh.

Capillary refilling waktu pengisian kapiler yang dievaluasi dengan menekan ujung jari sampai memutih,

kemudian dilepaskan dan dihitung waktu yang dibutuhkan hingga warna kulit menjadi kembali normal.

Waktu capillary refilling normalnya kurang dari dua detik. Pada bayi, penilaian capillary refilling dilakukan

dengan melakukan penekanan pada sternum.

Ascaris lumbricoides genus parasit nemathoda usus besar yang berasal dari family ascaidae, parasit

pada manusia dan kadang pada babi, bisa ditemukan di paru dan usus.

Hiponatremia keadaan konsntrasi ion natrium kecil daripada normal.

Asidosis metabolic keadaan dimana status ubuh bergeser kearah asam, bisa diakibatkan karena

kehilangan basa.

Pernafasan kussmaull pernafasan cepat dan dalam sebagai kompensasi dari asidosis metabolic.

Trichuris trichiura cacing cambuk yang menginfeksi manusia, biasanya menetap di usus besar.

Page 3: lo mgg3

2. Identifikasi Masalah

1. Apa penyebab Nuri diare terus menerus?

2. Apa penyebab Nuri sangat haus, tapi setelah minum selalu muntah?

3. Apa penyebab Nuri tidak mau makan dan minum, terlihat letih dan tidak ada kencing sejak malam?

4. Apakah hubungan antara temapt tinggal dan kebiasaan Nuri dan keluarga dengan penyakit yang

dideritanya?

5. Kenapa Nuri letargi, mata cekung, mukisa mulut kering, dan apa interprestasinya?

6. Apa penyebab akral dingin, capillary refilling lambat, nadi cepat dan halus dan apa interprestasinya?

7. Apa penyebab hiponatremia dan asidosis metabolic?

8. Apa interprestasi dari ditemukannya telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura didalam fese Nuri?

Bagaimana cara pemeriksaan feses tersebut?

9. MengapaNnuri diberikan oksigen dan cairan intravena? Obat-obat dan nutrisi apa yang diberikan pada

Nuri?

10. Apakah prognosis penyakit Nuri?

11. Apa tindakan kita sebagai dokter keluarga dalam menghadapi kasus ini?

3. Analisa masalah

1. Penyebab Nuri diare terus menerus.

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enteral Yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.

Infeksi enteral ini meliputi:

Infeksi bakteri: vibrio, E Coli, Salmonella, Shigella, Campyobacter, Yersinie Aeromonas dsb

Infeksi Virus: entero Virus (Virus Echo, Cocsackie, Poliomielitis), Adenovirus, rotavirus, Astrovirus.

Infeksi Parasit: Cacing (Askaris, Trichuris, Oxyuris Strongloides), Protozoa (entamoeba Histolitika,

Giardia lambria Trichomonas hominis), Jamur (candida Albikan).

Page 4: lo mgg3

b. Infeksi Parenteral Yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti otitis media akut

(OMA), Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi

dan anak berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor Mal Absorbsi, missal: malabsorbsi lemak, malabsorbsi laktosa. Malabsorbsi lemak bisa disebabkan

oleh infeksi cacing Ascaris lumbricoides yang mengobstruksi saluran empedu, sehingga empedu yang

berperan sebagai pengemulsi lemak tidak dapat disekresikan sehingga lemak tidak dapat dicerna dengan

baik.

3. Faktor makanan: makanan beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak

yang lebih besar.

2. Penyebab Nuri sangat haus dan selalu muntah setelah minum.

Timbulnya rasa haus: Diare terus menerus darah pekat krn cairan <<< produksi saliva menurun

mukosa kulit kering rasa haus.

Timbulnya muntah:

o infeksi A. lumbricoides obstruksi saluran cerna aktifasi nervus vagus merangsang pusat

muntah di medulla oblongata.

o Karena peradangan saluran cerna ???????????????????????

3. Penyebab Nuri tidak mau minum dan makan, terlihat letih dan tidak ada kencing sejak tadi malam?

Tidak ada BAK: diare dehidrasi sekresi ADH retensi air dan Na saluran kemih tidak

mengeluarkan air.

Letih: infeksi T. trichiura perdarahan anemia gejala letih, lemah, dan lesu.

Tidak mau makan dan minum:

o karena selalu muntah kerusakan mukosa esophagus perasaan tidak nyaman untuk

menelan

o karena diare terbuangnya sumber kalori pemecahan lemak, karbohidrat dan protein

menibulkan sensasi kenyang menekan nafsu makan.

o Inflamasi saluran pencernaan sekresi serotonin dan zat lain merangsang pusat lapar

nafsu makan menurun

o Serotonin merangsang mukosa saluran pencernaan kontriksi meregang timbul rasa

tidak lapar

Page 5: lo mgg3

4. Hubungan tempat tinggal dan kebiasaan Nuri dengan penyakit yang dideritanya

Askariasis dan trikuriasis banyak terjadi di daerah tropis dengan sanitasi yang kurang. Sehubungan dengan daur

hidup cacing A. lumbricoides dan T. trichiura telur keluar bersama tinja tanah menular ke orang lain.

5. Penyebab Nuri letargi, mata cekung, tidak ada air mata, ubun-ubun besar cekung, mukosa mulut kering

dan interprestasinya.

Diare kronik syok hipovolemik gangguan perfusi jaringan letargi

Mukosa mulut kering: karena dehidrasi produksi saliva menurun mukosa mulut kering

Ubun-ubun dan mata cekung: diare natrium keluar bersama feses menarik cairan dari pembuluh

darah ke lumen usus kekurangan cairan menarik cairan intrasel blablabalfboejhfoiw4kwdnjfhiu

6. Penyebab akral dingin, capillary refilling lambat, nadi cepat dan halus

7. Penyebab hiponatremia dan asidosis metabolic?

8. Interprestasi dari ditemukannya telur Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura didalam fese Nuri?

Bagaimana cara pemeriksaan feses tersebut?

9. Mengapa Nuri diberikan oksigen dan cairan intravena? Obat-obat dan nutrisi apa yang diberikan pada

Nuri?

10. Apakah prognosis penyakit Nuri?

11. Apa tindakan kita sebagai dokter keluarga dalam menghadapi kasus ini?

Page 6: lo mgg3

Sistematika

Page 7: lo mgg3

Learning Objective

Mahasiswa mampu menjelaskan:

1. Infeksi dan inflamasi pada saluran pencernaan

2. IBD

3. Diare

4. Dyspepsia

1. infeksi pada saluran pencernaan

a. Mulut merupakan area pada tubuh yang paling banyak jumlah dan jenis kumannya. Mikroba pathogen didalam mulut antara lain:

Gram positive coccus : Stomatitis.i. Pharyngitis.

ii. Tonsilitis. Etc. Opportunistic Yeast / Candida Sp, Moniliasis.

b. Esophagus merupakan daerah yang tidak kondusif bagi kuman untuk berkembang. Esophagus sangat jarang diinfeksi oleh mikroba.

c. Gaster suasananya sangat asam, sehingga dapat membunuh hampir semua bakteri enteric. Kuman pathogen yang dapat hidup dalam lambung adalah Helicobacter pylori.

d. Usus halus biasanya diinfeksi leh bakteri anaerob. Kuman pathogen pada usus halus antara lain:

Salmonella : i. S. Typhi.

ii. S. Enteritidis.iii. S. Typhimurium.

Menimbulkan penyakit: Salmonellosis Typhoid, Enteritis.Biasanya merupakan food borne disease

Escherichia coli.i. ETEC ( Enterotoxigenic E. Coli ).

ii. EPEC ( Enteropathogenic bacteria )iii. Entero Adherent E. Coli.iv. EHEC ( Enterohaemorrhagic E. Coli ).

Mnimbulkan penyakit : Watery ( Secretory ) diarrhea, Bloody diarrhea, Malabsorbtion syndrome, Uremic Haemolytic Syndrome.

Vibrio: V. Cholerae, V. elTor, V. Parahaemolyticus. Penyakit yang ditimbulkan: Kolera, Watery ( Secretory ) diarrhea.Biasanya water borne disease.

Beberapa Gram positive lain: bacilli, dan coccus ( Food poisoning ), misalnya C. Botulinum, Staphylococcus aureus ( memproduksi Enterotoxin)

Pathogenic Enteric Virus.

Page 8: lo mgg3

Rota virus.

e. Kolon dan rektum banyak mengandung kuman, dan merupakan target bagi beberapa kuman pathogen seperti: Shigella ( S. dysenteriae, S. Sonnei, dll ), EIEC ( Entero invasive E. coli ). Akan menimbulkan diare berdarah.

2. IBD (inflammatory bowel disease)

iritasi yang disertai pembengkakan di saluran pencernaan.

Klasifikasi IBD:

Kolitis uleratif Crohn Disease Undetermined colitis

A. Kolitis ulseratif terjadi di rectum dan bisa terjadi bersamaan di kolon. Lesi utam berupa reaksi peradangan daerah subepitel yang timbul pada basis kriptus Lieberkuhn, yang akhirnya dapat menimbulkan pertukakan pada mukosa.

Penyakit ini paling banyak terjadi diusia antara 20-40 tahun. Kejadian pada laki-laki sama banyaknya dengan pada wanita. Gejalanya antara lain:

Nyeri abdomen BAB lebih sering Terdapat darah atau nanah dalam feses Rasa tidak ena di bagian perut Perut mulas Kram perut Sakit persendian Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum

Etiologi tidak diketahui pasti, diduga:

Faktor genetik Autoimun ditemukan antibdi antikolon pada penderita penyait ini. Hipersensitivitas terhadap faktor lingkungan dan makanan. Interaksi imun dengan bakteri yang tidak berhasil Stress

Patofisiologi

Lesi patologis awal terbatas pada lapisan mukosa dan terjadi pembentukan abses dalam kriptus. Pada awal penyakit terjadi udem dan kongesti mukosa. Udema dapat mengakibatkan kerapuhan yang hebat sehingga terjadi perdarahan jika terjadi trauma ringan.

Pada stadium lebih lanjut, abses kriptus pecah melewati dinding kriptus dan menyebar dalam lapisan mukosa, kemudian mukosa terkelupas ke dalam lumen usus, sehingga terjadi tukak. Pertukakan mula-

Page 9: lo mgg3

mula terjadi dangkal, selanjutnya akan lebih banyak mukosa yang terkelupas dan pertukakan meluas, sehingga akan banyak kehilangan jaringan, protein dan darah.

Ulkus terjadi disepanjang permukaan dalam mukosa kolon atau rectum yang menyebabkan darah keluar bersama feses berwarna merah segar. Lama kelamaan, ulkus akan menyebabkan peradangan menahun sehingga menyebabkan perubahan kolon baik secara mikroskopis ataupun makroskopis.

Diagnosa

o Anamnesa o Pemeriksaan feses berdarah, berlendir, bernanaho Pemeriksaan laboratorium anemia, malnutrisio Sigmoidoskopio Pemeriksaan radiologi

Foto polos abdomen kolon terlihat memendek dan haustra menghilang. Kadang terlihat usus mengalami dilatasi berat

Barium enema akan terlihat kontur haustra menghilang, kolon kaku seperti tabung. Barium enema tidak diberikan pada pasien yang telah mengalami perforasi.

Usg dapat terlihat penebalan dinding usus yang simetris dengan kandungan lumen berkurang. Mukosa kolon Nampak menebal dan berstruktur hipoekhoik akibat edema. Usg belum menjadi modalitas pemeriksaan yang diminati untuk kasus IBD.

Endoskopi dapat ditemukan vaskularisasi mukosa hilang, eritema difus, kerapuhan mukosa dan eksudat yang terdiri dari mucus darah dan nanah. Sekali ditemukannya mukosa yang sakit pada endoskopi, tidak ada daerah mukosa normal sebelum mencapai batas proksimal penyakit dicapai (tidak ada bagian selang-seling antara mukosa sehat dan sakit)

CT scan dan MRI

B. Crohn’s Disease dapat menyerang bagian mana saja mulai dari mulut sampai anus, tapi kebanyakan terjadi didaerah usus halus.

Manifestasi klinis:

Nyeri abdomen dan kembung sesudah makan Luka pada daerah anus Demam tinggi disertai menggigil Tidak nafsu makan dan bisa disertai penurunan berat badan Diare berdarah Fistula Striktur

Etiologi: tidak diketahui pasti, diduga:

Kelainan fungsi sistem pertahanan tubuh Infeksi Makanan

Diagnosa:

Page 10: lo mgg3

Ditegakkan berdasarkan adanya kram perut yang tersa nyeri dan diare berulang, terutam pada penderita yang juga memiiki peradangan pada sendi, mata dan kulit.

Pada pemeriksaan darah bisa ditemukan adanya anemia, peningkatan abnormal dari jumlah sel darah putih, kadar albumin yang rendah, dan tanda-tanda peradangan lain.

Bisa dilakukan kolonoskopi, biopsy dan CT scan.

Penatalaksanaan:

o Kram dan diare obat-bat anti kolinergik: difenoksilat, loparamid, opium yang dilarutkan dalam alcohol dan codein.

o Untuk mencegah iritasi anus metilselulosa atau preparat psilium melunakkan tinnja.o Antibiotik spectrum luas: terutama jika mengenai usus besar atau menyebabkan terjadinya

abses dan fistula di sekitar anuso Dapat diberikan kortikosteroid untuk menurunkan demam dan mengurangi diare,

menyembuhkan sakit perut dan memperbaiki nafsu makan dan menimbulkan perasaan nyaman.o Formulasi diet yang benar.o Tindakan bedah jika obstruksi usus, abss dan fistula tidak membaik.

Prognosis:

Beberapa penderita sembuh total, tapi penyakit ini biasanya uncul lagi dengan selang waktu tidak teratur sepanjang hidup penderita. Kekambuhan bisa ringan, bisa berat. Bisa sebentar dan bisa lama. Penyakit Crohn biasanya tidak berakibat fatal, tapi beberapa penderita ada yang meninggal karena kanker yang timbul akibat penyakit Crohn yang menahun.

3. Diare

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( lebih 3X/hari ) serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 gram / hari dan konsistensi cair.

Diagnosa Didasarkan pada kejadianDiare cair akut Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang

dari14 hari Tidak mengandung darah

Kolera Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi berat, atau

Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera,atau

Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholerae O1 atau O139

Disenteri Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan )

Diare persisten Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih

Diare dengan gizi buruk Diare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk

Page 11: lo mgg3

Diare terkait antibiotik (Antibiotic Associated Diarrhea) Mendapat pengobatan antibiotik oral spektrum luas

Invaginasi Dominan darah dan lendir dalam tinja Massa intra abdominal (abdominal mass) Tangisan keras dan kepucatan pada bayi.

Diare Akut pada anak

Semua anak dengan diare, harus diperiksa apakah menderita dehidrasi dan klasifikasikan status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi ringan/sedang atau tanpa dehidrasi dan beri pengobatan yang sesuai.

KLASIFIKASI TANDA-TANDA ATAU GEJALA PENGOBATAN

Dehidrasi Berat

Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini:o Letargis/tidak sadaro Mata cekungo Tidak bisa minum atau malas minumo Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

(≥ 2 detik)

Beri cairan untuk diare dengan dehidrasi berat (rencana terapi c)

DehidrasiRingan/Sedang

Terdapat dua atau lebihtanda di bawah ini:o Rewel, gelisaho Mata cekungo Minum dengan lahap, hauso Cubitan kulit kembali lambat

o Beri anak cairan dan makanan untuk dehidrasi ringan (rencana terapi B)

o Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk penanganan di rumahdan kapan kembali segera

o Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak membaik

Tanpa Dehidrasi

Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat

o Beri cairan dan makanan untuk menangani diare di rumah (rencana terapi A)

o Nasihati ibu kapan kembali segerao Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika

tidak membaik

Page 12: lo mgg3

Rencana Terapi A: Penanganan Diare di Rumah

Jelaskan pada ibu tentang empat aturan perwatan di rumah: beri cairan tambahan, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan dan kapan harus kembali.

1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)

Jelaskan pada ibu: Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama. Beri

ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit, cairan

makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.

Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:

Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini. Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.

Ajari ibu mencampur dan memberikan oralit. Beri enam bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah. Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai

tambahan kebutuhan cairannya sehari-hari: < 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB ≥ 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB

Katakan kepada ibu: Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

2. Beri tablet Zinc

Pada anak berumur 2 bulan ke atas, beri tablet Zinc selama 10 hari dengan dosis:

Umur < 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari Umur > 6 bulan: 1 tablet (20 mg) per hari

3. Lanjutkan pemberian makan/ASI

4. Kapan harus kembali

Page 13: lo mgg3

Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Sedang/Ringan dengan Oralit.

Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. Tentukan jumlah Oralit untuk 3 jam pertama

UMUR Sampai 4 bulan 4 – 12 bulan 12 – 24 bulan 2 – 5 tahun

Berat Badan < 6 kg 6 – 10 kg 10 – 12 kg 12 – 19 kg

Jumlah Cairan 200 - 400 400 – 700 700 - 900 900 - 1400

Jumlah oralit yang diperlukan = 75 ml/kg berat badan. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan sesuai kehilangan

cairan yang sedang berlangsung. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, beri juga 100 – 200 ml air

matang selama periode ini. Mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan. Lanjutkan pemberian ASI.

Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan Oralit. Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari cangkir/mangkok/gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan ASI selama anak mau.

Berikan tablet Zinc selama 10 hari. Setelah 3 jam:

Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai: Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah. Tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam

pengobatan. Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai yang

dianjurkan dalam Rencana Terapi A. Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah:

Beri cairan tambahan Lanjutkan pemberian makan Beri tablet zinc selama 10 hari Kapan harus kembali

Page 14: lo mgg3

Bagan rencana terapi C: Penanganan dehidrasi berat dengan cepat

Page 15: lo mgg3

Diare persisten pada anak

Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jadi diare persisten adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh berbagai penyebab.

Diare persisten beratBayi atau anak dengan diare yang berlangsung selama ≥ 14 hari, dengan tanda dehidrasi, menderita diare persisten berat sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tatalaksana Nilai anak untuk tanda dehidrasi dan beri cairan sesuai Rencana Terapi B atau C. Pengobatan rutin diare persisten dengan antibiotik tidak efektif dan tidak boleh diberikan.

Walaupun demikian pada anak yang mempunyai infeksi non intestinal atau intestinal membutuhkan antibiotik khusus.

Periksa setiap anak dengan diare persisten apakah menderita infeksi yang tidak berhubungan dengan usus seperti pneumonia, sepsis, infeksi saluran kencing, sariawan mulut dan otitis media. Jika ada, beri pengobatan yang tepat.

o Beri pengobatan sesuai hasil kultur tinja (jika bisa dilakukan).o Beri zat gizi mikro dan vitamin yang sesuai.o Obati diare persisten yang disertai darah dalam tinja dengan antibiotik oral yang efektif

untuk Shigellao Berikan pengobatan untuk amubiasis (metronidazol oral: 50 mg/kg, dibagi 3 dosis,

selama 5 hari) hanya jika: pemeriksaan mikroskopis dari tinja menunjukkan adanya trofozoit Entamoeba

histolytica dalam sel darah; atau dua antibiotik yang berbeda, yang biasanya efektif untuk shigella, sudah

diberikan dan tidak tampak adanya perbaikan klinis.o Beri pengobatan untuk giardiasis (metronidazol: 50 mg/kg, dibagi 3 dosis, selama 5 hari)

jika kista atau trofosoit Giardia lamblia terlihat di tinja.o Beri metronidazol 30 mg/kg dibagi 3 dosis, bila ditemukan Clostridium defisil (atau

tergantung hasil kultur). Jika ditemukan Klebsiela spesies atau Escherichia coli patogen, antibiotik disesuaikan dengan hasil sensitivitas dari kultur.

Diare persisten (tidak berat)Anak ini tidak memerlukan perawatan di rumah sakit tetapi memerlukan pemberian makan khusus dan cairan tambahan di rumah.

DiagnosisAnak dengan diare yang telah berlangsung selama 14 hari atau lebih yang tidak menunjukkan tanda dehidrasi dan tidak menderita gizi buruk.

Tatalaksanao Pengobatan rawat jalano Beri zat gizi mikro dan vitamin yang sesuai o Perhatian seksama pada pemberian makan sangatlah penting pada anak dengan diare persisten.

Page 16: lo mgg3

Mencegah DehidrasiBeri cairan sesuai dengan Rencana Terapi A, Larutan oralit efektif bagi sebagian besar anak dengan diare persisten. Pada sebagian kecil kasus, penyerapan glukosa terganggu dan larutan oralit tidak efektif. Ketika diberi larutan oralit, volume BAB meningkat dengan nyata, rasa haus meningkat, timbul tanda dehidrasi atau dehidrasi memburuk dan tinja mengandung banyak glukosa yang tidak dapat diserap. Anak ini memerlukan rehidrasi intravena sampai larutan oralit bisa diberikan tanpa menyebabkan memburuknya diare

4. Dispepsia

kumpulan keluhan (gejala klinis) yang terdiri dari ras tidak enak atau sakit di perut bagan atas (epigastrium) yang menetap atau mengalami kekambuhan. Gejala tersebut antara lain:

Nyeri epigastrium Rasa panas di epigastrium Rasa tidak nyaman di epigastrium Kembung Mual-muntah Cepat kenyang Rasa menyesak di epigastrium

Keluhan bisa episodeik, bisa menetap.

Etiologi:

Menelan udara (aerofagi) Gastritis Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis Kanker lambung Kolesistitis Intoleransi laktosa Kelainan gerakan usus Stress Infeksi H. pylori

Ada dua jenis dyspepsia:

Disepsia organic telah diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya, misalnya tukak lambung, radang pancreas dan lain-lain.

Dyspepsia non-organik/dyspepsia fungsional/dyspepsia non-ulkus bila tidak jelas penyebabnya, tidak ditemukannya kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, radiologi dan endoskopi.

Dispepsia Fungsional (Dispepsia non-organik/dyspepsia non-ulkus)

Berdasarkan manifestasi klinisnya bisa dibagi menjadi tiga kelompok:

Page 17: lo mgg3

Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkus, manifestasinya:o Nyeri epigastrium terlokalisasio Nyeri hilang setelah pemberian antacido Nyeri saat laparo Nyeri bersifat episodic

Dyspepsia dengan gejala dismotilitas, manifestasinya:o Mudah kenyango Perut cepat terasa penuh saat makano Mual, muntaho Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)o Rasa tidak nyaman bertambah saat makan

Dyspepsia non spesifik tidak ada keluhan yang dominan

Pemeriksaan:

Pemeriksaan laboratoriumo hitung jenis sel darah yang lengkap bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-

tanda infeksio pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine jika tampak cair berlendir atau banyak

mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung.

Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9 .

Barium enema memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.

Endoskopi memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah:

o CLO (rapid urea test)o Patologi anatomi (PA)o Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringano PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian

Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test (belum tersedia di Indonesia). Pemeriksaan radiologis dilakukan terhadap saluran makan bagian atas dan sebaiknya dengan kontras ganda. Pada refluks gastroesofageal akan tampak peristaltik di esophagus yang menurun terutama di bagian distal, tampak anti-peristaltik di antrum yang meninggi serta sering menutupnya pilorus, sehingga sedikit barium yang masuk ke intestine. Pada tukak baik di lambung, maupun di duodenum akan terlihat gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya reguler, semisirkuler, dengan dasar licin. Kanker di lambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah. Pankreatitis akuta perlu dibuat foto

Page 18: lo mgg3

polos abdomen, yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut off sign), atau tampak dilatasi dari intestin terutama di jejunum yang disebut sentinel loops.

Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.

Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:

1. Antasid 20-150 ml/hari mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

2. Antikolinergik Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.

3. Antagonis reseptor H2 banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organic atau esensial seperti tukak peptik. Contoh Antagonis H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.

4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.

5. SitoprotektifProstoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).

6. Golongan prokinetikcontoh: sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dyspepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance).

7. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat antidepresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi.

Pencegahan

Modifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah terjadinya dispepsia bahkan memperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung.

1. Atur pola makan seteratur mungkin.2. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung (coklat, keju, dan

lain-lain).3. Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis, kentang, melon, semangka, dan

lain-lain).4. Hindari makanan yang terlalu pedas.

Page 19: lo mgg3

5. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.6. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, seperti obat anti-inflammatory, misalnya yang

mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen. Acetaminophen adalah pilihan yang tepat untuk mengobati nyeri karena tidak mengakibatkan iritasi pada dinding lambung.

7. Kelola stress psikologi se-efisien mungkin.8. Berhentilah merokok.9. Jika ada memiliki gangguan acid reflux, hindari makan sebelum waktu tidur.10. Hindari faktor-faktor yang membuat pencernaan terganggu, seperti makan terlalu banyak,

terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau makan sesaat sebelum olahraga.

11. Pertahankan berat badan sehat12. Olahraga teratur (kurang lebih 30 menit dalam beberapa hari seminggu) untuk mengurangi

stress dan mengontrol berat badan, yang akan mengurangi dispepsia.