Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

34
SERTIFIKASI KOMPETENSI SYARIAH SEBAGAI INSTRUMEN PENINGKATAN KUALITAS SDI INDONESIA UNTUK PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH DALAM MENGHADAPI MEA 2015 Disusun oleh: Kartika Andiani H54120012 Rizki Damayanti H54120003 Melati Fadla H54130075 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

description

Solusi dengan menerbitkan sertifikasi kompetensi syariah untuk SDI Pariwisata sekaligus pemberian 13 standarisasi dalam menunjang peningkatan kualitas untuk meningkatkan daya jual dan daya saing Indonesia pada MEA 2015 mendatang

Transcript of Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

Page 1: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

i

SERTIFIKASI KOMPETENSI SYARIAH SEBAGAI INSTRUMEN

PENINGKATAN KUALITAS SDI INDONESIA UNTUK

PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH DALAM MENGHADAPI

MEA 2015

Disusun oleh:

Kartika Andiani H54120012

Rizki Damayanti H54120003

Melati Fadla H54130075

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

ii

Page 3: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang

berjudul “SERTIFIKASI KOMPETENSI SYARIAH SEBAGAI

INSTRUMEN PENINGKATAN KUALITAS SDI INDONESIA UNTUK

PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH DALAM MENGHADAPI

MEA 2015” dengan baik dan lancar.

Melalui karya tulis ini penulis ingin menyampaikan suatu solusi terkait

persiapan Sumber Daya Insani (SDI) Indonesia mengembangkan pariwisata

syariah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dengan

pengadaan sertifikasi kompetensi syariah.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis, baik secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya karya tulis ini dapat

diselesaikan.

Kami menyadari terdapat banyak kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi,

contoh, dan sistematika penulisan dalam pembuatan karya tulis ini. Besar harapan

kami karya tulis ini dapat diapresiasi secara baik oleh pembaca, sehingga dapat

bermanfaat dan menambah referensi pembaca mengenai kemajuan pembangunan

perekonomian Indonesia.

Bogor, 20 Januari 2015

Penulis

Kartika Andiani

Rizki Damayanti

Melati Fadla

Page 4: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR BAGAN .............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

RINGKASAN..................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 4

II. TELAAH PUSTAKA ................................................................................... 5

2. 1 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015........................................... 5

2. 2 Konsep Sumber Daya Insani .................................................................. 5

2. 3 Pariwisata Syariah ................................................................................. 6

III. METODE PENULISAN............................................................................... 9

3. 1 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 9

3. 2 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi .............................................. 9

3. 3 Pendekatan Penulisan ............................................................................ 9

3. 4 Metode Analisis dan Pengelolaan Data .................................................. 9

IV. PEMBAHASAN.......................................................................................... 10

4. 1 Peluang dan Tantangan Pariwisata Syariah Indonesia .......................... 10

4. 2 Program Sertifikasi Kompetensi Syariah sebagai Upaya Pengembangan Pariwisata Syariah di Indonesia...................................................................... 12

IV. PENUTUP .................................................................................................. 21

5. 1 Kesimpulan ......................................................................................... 21

5. 2 Saran ................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

Page 5: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

iii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 SDI Pariwisata ..................................................................................... 14

Bagan 2 Pilar Utama Sertifikasi Kompetensi Syariah ......................................... 15

Bagan 3 Prosedur Pengajuan Sertifikasi Kompetensi Syariah............................. 18

Page 6: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Sertifikat Kompetensi Syariah SDI Pariwisata Indonesia ........ 13

Page 7: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kunjungan Wisata ASEAN ................................................................... 10

Page 8: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

vi

RINGKASAN

Era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak lama lagi

akan menjadi bagian dari kegiatan ekonomi Indonesia, yaitu di akhir tahun 2015.

Indonesia sebagai negara yang berada di posisi strategis dan mayoritas penduduk

beragama muslim memiliki potensi untuk mengembangkan bidang pariwisata

syariah. Pengembangan pariwisata syariah akan mendorong tumbuhnya usaha

ekonomi kreatif dalam negeri. Hal tersebut dapat terjadi apabila SDI pariwisata

syariah memiliki standar kompetensi yang baik dengan sertifikasi sebagai bukti

keabsahannya. Salah satu literatur Islam yang mendukung adanya Sertifikasi

Kompetensi Syariah adalah QS. An-Nur : 37 “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh

perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)

mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.”

Penulisan karya tulis ini menggunakan data sekunder dengan studi

kepustakaan dengan deskripsi kualitatif. Sertifikasi Kompetensi Syariah sebagai

instrumen peningkatan kualitas SDI Pariwisata memilik fungsi, prosedur

pengajuan dan penerimaan, 3 pilar utama, serta hak dan kewajiban. Selain itu,

sertfifikasi ini dihasilkan melalui kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan

Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDI Pariwisata Indonesia

melalui penerbitan Sertifikasi Kompetensi Syariah, pembangunan pariwisata

syariah Indonesia diarahkan untuk meningkatkan standar kompetensi sehingga

terjadi penguatan daya saing pariwisata Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada

peran Indonesia dalam menghadapi era perdagangan bebas MEA 2015 secara

berkelanjutan. Maka, SDI Pariwisata Indonesia akan memiliki kompetensi serta

bukti tertulis atas kemandirian profesional nilai dan etika dalam Islam berupa

Sertifikasi Kompetensi Syariah yang akan diakui di dalam dan luar negeri.

Kata kunci: MEA 2015, pariwisata syariah, sumber daya insani, sertifikasi

syariah

Page 9: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia tergabung ke dalam Association South East Asian Nation

(ASEAN) bersama 9 negara Asia Tenggara lainnya: Malaysia, Singapura, Brunei

Darussalam, Filipina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar. Pada

akhir tahun 2015, akan diterapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di

kawasan Asia Tenggara sesuai dengan visi ASEAN 2020 yang didasarkan pada

kepentingan bersama negara anggota ASEAN untuk memperdalam serta

memperluas integrasi ekonomi. MEA akan membentuk ASEAN menjadi suatu

pasar tunggal dengan basis produksi sehingga ASEAN menjadi lebih dinamis dan

kompetitif dalam perekonomian. Penerapan MEA akan meningkatkan daya saing

secara keseluruhan baik dalam negeri setiap anggota ASEAN maupun antarnegara

di kancah internasional, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan taraf hidup manusia. Sejak dibuat naskah Cetak Biru

MEA 2015 pada tahun 2007, setiap negara secara intensif terus mempersiapkan

diri menghadapi MEA, tidak terkecuali Indonesia.

Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki keuntungan dan

kelemahan tersendiri dalam kaitannya dengan MEA. Dengan luasnya negara

Indonesia, posisi strategis, tersedianya beragam sumber daya alam (SDA), sumber

daya manusia (SDM), dan budaya, Indonesia memiliki kesempatan untuk lebih

berbekal menghadapi MEA dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Namun di

sisi lain, secara umum penduduk Indonesia masih cenderung konsumtif, bukan

produktif. Pada poin ini dikhawatirkan Indonesia justru akan tertinggal. Bukan

menghadapi MEA sebagai produsen yang gencar mengekspor produk-produk

dalam negeri untuk bersaing dengan produk luar, namun sebagai konsumen yang

ketagihan dengan produk barang atau jasa yang bebas masuk ke Indonesia.

Apalagi dengan kuantitas penduduk Indonesia yang sangat besar, yaitu kurang

lebih 240 juta jiwa, menjadi sasaran pasar yang sangat empuk bagi produsen-

produsen dari negara lain. Hal ini tentu saja mengancam produk dalam negeri.

Page 10: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

2

Secara umum MEA memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk

berbasis pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil

dan pakaian, produk berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan,

pariwisata, dan logistik. Kedua belas sektor tersebut sangat mampu disuguhkan

secara apik oleh Indonesia dengan potensi-potensi yang dimilikinya tentunya jika

dikelola dan dikembangkan dengan maksimal.

Sektor pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan bagi Indonesia.

Negara dengan ribuan pulau, banyak budaya, dan beragam tempat menarik

menjadi keunggulan dan daya tarik tersendiri bagi para pelancong dari dalam

maupun luar negeri. Dengan pengelolaan yang baik dari masyarakat maupun

dukungan pemerintah, sektor pariwisata akan berkontribusi makin besar pada

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata juga

berdampak linier terhadap daya saing Indonesia dengan negara lain dalam MEA.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menyatakan

bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan berlaku efektif di akhir

tahun 2015 berpotensi untuk mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan ke

Indonesia yang kini masih sekitar 9% pertahun menjadi di atas 10%. Sepanjang

periode 2005-2012, pariwisata kawasan Indonesia mampu tumbuh rata-rata 8,3%

pertahun, jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6%. Bahkan

pada 2013, arus kunjungan wisatawan ke negara-negara ASEAN sudah mencapai

92,7 juta atau meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara

pertumbuhan global hanya 5%.

Pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan pariwisata

Indonesia dengan mengeluarkan PP Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi

Kompetensi dan Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata. Adanya 2 kategori

sertifikasi tersebut tentu saja secara signifikan akan meningkatkan kualitas

pariwisata di Indonesia. Sektor pariwisata Indonesia dinilai menjadi sektor yang

paling siap menghadapi MEA 2015 dari sisi SDM. Wakil ketua Badan Nasional

Sertifikasi Profesi (BNSP), Sumarna Abdurahman yang dikutip di

beritadaerah.co.id mengatakan jika SDM bidang pariwisata paling siap bersaing

karena memiliki lembaga sertifikasi yang mumpuni. Meskipun sektor pariwisata

Page 11: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

3

bukan termasuk 14 sektor ekonomi kreatif, namun kemajuan pariwisata

berdampak pada pertumbuhan ekonomi kreatif.

Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh SDM yang

berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan

bahwa tenaga kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar kompetensi

melalui sertifikasi. Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan

tenaga kerja tingkat nasional maupun internasional apalagi dengan kaitannya

menghadapi MEA 2015. Tidak terkecuali untuk tren saat ini, yaitu pariwisata

syariah yang telah di-booming-kan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia.

Pariwisata syariah merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah

ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang

sesuai dengan ketentuan syariah. Kita akan melihat peran sertifikasi kompetensi

syariah akankah berpengaruh pada perkembangan pariwisata syariah Indonesia

guna menghadapi MEA 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah peran

sertifikasi kompetensi syariah terhadap pengembangan pariwisata syariah

Indonesia dalam menghadapi MEA 2015?”, dengan rincian permasalahan yang di

hadapi adalah sebagai berikut:

1. Apa peluang dan tantangan pariwisata syariah Indonesia?

2. Bagaimana peran program sertifikasi kompetensi syariah terhadap

perkembangan pariwisata syariah Indonesia menghadapi MEA 2015?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan karya

tulis ini adalah:

1. Menjelaskan peluang dan tantangan pariwisata syariah Indonesia.

Page 12: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

4

2. Menggambarkan model SDI pariwisata syariah yang dibutuhkan

sebagai solusi menghadapi MEA 2015 dengan sertifikasi kompetensi

syariah.

1.4 Manfaat Penulisan

Pembuatan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait, yaitu masyarakat Indonesia pada umumnya dan

khususnya para pelaku pariwisata di Indonesia.

1. Secara teoritis, manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

untuk menambah inspirasi, pengetahuan, serta wawasan mengenai

sertifikasi kompetensi syariah sebagai solusi mengembangkan

pariwisata syariah di Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.

2. Manfaat praktis dari karya tulis ini adalah sebagai bahan masukan,

kritik, dan saran, bagi pelaku pengambil kebijakan perekonomian dan

pihak-pihak terkait lainnya di Indonesia dalam pelaksanaan dan

pengembangan pariwisata syariah.

Page 13: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

II. TELAAH PUSTAKA

2. 1 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Merupakan suatu konsep pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara yang

digagas oleh sepuluh negara ASEAN untuk mencapai tingkat dinamika

pembangunan ekonomi yang lebih tinggi, kemakmuran yang berkelanjutan,

pertumbuhan yang merata, dan pembangunan yang terintegrasi di ASEAN.

Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi salah satu instrumen

pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2020 sebagaimana tersebut dalam

Declaration of ASEAN Concord II di Bali, Indonesia pada tanggal 7 Oktober

2003. Pada KTT ke-12 ASEAN di Filipina tahun 2007, kesepuluh negara pun

memutuskan untuk mempercepat terwujudnya MEA 2015 karena semakin

meningkatnya ketergantungan antarnegara ASEAN serta memperkecil

kesenjangan pembangunan. Sehingga pada tanggal 20 November 2007 di

Singapura, dibuatlah naskah Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Cetak biru ini akan mentransformasikan ASEAN menjadi sebuah pasar

dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan

dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan kawasan yang secara penuh

terintegrasi ke dalam ekonomi global. Keempat unsur tujuan tersebut menjadi

karakteristik utama dalam MEA. Pembentukan pasar tunggal ini nantinya

memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-

negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

2. 2 Konsep Sumber Daya Insani

Sonny Sumarsono (2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human

recources mengandung 2 pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang

dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan

kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk

menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia

Page 14: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

6

yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu

bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis,

yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan atau masyarakat.

Menurut ajaran Islam, manusia dikelompokkan ke dalam 3 golongan,

antara lain mukmin, kafir, dan munafik. Orang mukmin adalah orang yang

beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Orang kafir adalah orang yang telah

tertutup hatinya untuk menerima kebenaran ajaran Allah SWT. Orang munafik

adalah orang yang membenarkan ajaran Allah SWT namun enggan

melaksanakannya. QS. Ali Imran ayat 110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan

mereka adalah orang-orang yang fasik.”. Dalam surat Ali Imran ayat 110

disebutkan bahwa orang mukmin dinyatakan sebagai “khaira ummah”, yaitu umat

terbaik yang menyuruh kepada hal yang ma’ruf, mencegah hal yang munkar, dan

beriman kepada Allah SWT. Dalam konsep SDI, manusia harus memiliki sifat-

sifat para nabi dalam perannya sebagai penggerak proses produksi, antara lain

shiddiq (benar), itqan (profesional), fathanah (cerdas), amanah (terpercaya), dan

tabligh (transparan).

2. 3 Pariwisata Syariah

Pariwisata syariah pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2012

melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pariwisata syariah dapat didefinisikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata

yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah.

Pariwisata syariah memiliki karakteristik produk dan jasa yang universal,

keberadaannya dapat dimanfaatkan oleh semua.

Kriteria umum pariwisata syariah, antara lain:

a. Memiliki orientasi kepada kemaslahatan umum.

Page 15: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

b. Memiliki orientasi pencerah

c. Menghindari kemusyrikan dan khurafat.

d. Bebas dari maksiat.

e. Menjaga keamanan dan kenyamanan.

f. Menjaga kelestarian lingkungan.

g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal.

Munculnya pariwisata syariah sebagai alternatif bentuk kepariwisataan

menjadi suatu output atas semangat Islam terhadap wisata. Syekh Muhamad

Shalih Al Munajid melalui

wisata sebagai upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka

bumi serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam

dunianya. Kemudian Islam meluruskan makna keliru tersebut. Islam

menghubungkan pemahaman wisata denga

a. Mengaitkan wisata dengan ibadah.

Ketika ada seseorang datang kepada Nabi SAW meminta izin untuk berwisata

dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna

menyiksa diri, Nabi SAW memberi petunjuk kepada maksud y

mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya,

“Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.

Daud, 2486, dinyatakan hasan oleh Al

dikuatkan sanadnya oleh Al

2641).

b. Mengaitkan wisata dengan ilmu dan pengetahuan.

c. Maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan.

Allah berfirman:

“Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang

11).

d. Wisata untuk merenungi keindahan ciptaan Allah SWT.

orientasi pencerahan, penyegaran, dan ketenangan.

ndari kemusyrikan dan khurafat.

Bebas dari maksiat.

Menjaga keamanan dan kenyamanan.

Menjaga kelestarian lingkungan.

nilai sosial budaya dan kearifan lokal.

Munculnya pariwisata syariah sebagai alternatif bentuk kepariwisataan

atas semangat Islam terhadap wisata. Syekh Muhamad

Shalih Al Munajid melalui website-nya menyatakan, kaum terdahulu mengart

wisata sebagai upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka

bumi serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam

dunianya. Kemudian Islam meluruskan makna keliru tersebut. Islam

menghubungkan pemahaman wisata dengan tujuan-tujuan mulia.

Mengaitkan wisata dengan ibadah.

Ketika ada seseorang datang kepada Nabi SAW meminta izin untuk berwisata

dengan pemahaman lama, yaitu safar dengan makna kerahiban atau sekedar

menyiksa diri, Nabi SAW memberi petunjuk kepada maksud y

mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya,

Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR. Abu

Daud, 2486, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud dan

dikuatkan sanadnya oleh Al-Iraqi dalam kitab Takhrij Ihya Ulumuddin, no.

Mengaitkan wisata dengan ilmu dan pengetahuan.

Maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan.

Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS. Al

Wisata untuk merenungi keindahan ciptaan Allah SWT.

7

Munculnya pariwisata syariah sebagai alternatif bentuk kepariwisataan

atas semangat Islam terhadap wisata. Syekh Muhamad

nya menyatakan, kaum terdahulu mengartikan

wisata sebagai upaya menyiksa diri dan mengharuskannya untuk berjalan di muka

bumi serta membuat badan letih sebagai hukuman baginya atau zuhud dalam

dunianya. Kemudian Islam meluruskan makna keliru tersebut. Islam

Ketika ada seseorang datang kepada Nabi SAW meminta izin untuk berwisata

kerahiban atau sekedar

menyiksa diri, Nabi SAW memberi petunjuk kepada maksud yang lebih

mulia dan tinggi dari sekedar berwisata dengan mengatakan kepadanya,

” (HR. Abu

Albany dalam Shahih Abu Daud dan

lam kitab Takhrij Ihya Ulumuddin, no.

Maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan.

Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah

” (QS. Al-An’am:

Page 16: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

8

Allah berfirman:

قل سیروا في األرض فانظروا كیف بدأ الخلق ثم اللھ ینشئ النشأة الآخرة إن اللھ على كل شيء قدیر

س???ورة) (20 :العنكب???????????وت

“Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana

Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.” (QS. Al-Ankabut: 20).

Pariwisata syariah adalah kegiatan atau bentuk pariwisata yang selaras

dengan prinsip atau aturan Islam sehingga wisata tidak menjadi sumber keburukan

bagi masyarakat.

2.4 Sertifikasi Kompetensi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi

Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata, yang dimaksud dengan

sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata ialah proses pemberian sertifikat

kompetensi di bidang kepariwisataan yang dilakukan secara sistematis dan

objektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus.

Sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata bertujuan untuk memberikan

pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dan meningkatkan

kualitas dan daya saing tenaga kerja. Fungsinya sebagai sarana untuk memperoleh

sertifikat kompetensi di bidang pariwisata yang merupakan bukti tertulis yang

diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terlisensi yang menerangkan bahwa

seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI

(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bidang pariwisata, standar

internasional, dan/atau standar khusus.

Page 17: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

III. METODE PENULISAN

3. 1 Jenis dan Sumber Data

Penulisan karya tulis ini menggunakan data sekunder yang meliputi buku-

buku yang relevan dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, artikel, serta jurnal

dari internet. Kami juga menggunakan data tidak langsung dari kutipan

pernyataan beberapa orang yang berkompeten dan berkaitan dengan permasalahan

yang dibahas dalam karya tulis ini. Sumber data berasal dari Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sekarang bernama Kementerian

Pariwisata (Kemenpar), Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansi lainnya.

3. 2 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan yang

mendalam dan pencarian data mengenai obyek permasalahan yang dibahas dalam

karya tulis. Studi kepustakaan menggunakan referensi-referensi umum dan

khusus. Untuk semakin mendukung dan memperkuat ketepatan dan kredibilitas

dari penulisan informasi juga dilakukan pengumpulan data melalui internet.

3. 3 Pendekatan Penulisan

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah

deskripsi kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Dalam pemilihan pendekatan

ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan dan

gejala tertentu pada obyek yang menjadi permasalahan.

3. 4 Metode Analisis dan Pengelolaan Data

Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif untuk menganalisis

faktor-faktor pentingnya sertifikasi kompetensi syariah untuk SDI Indonesia di

bidang pariwisata syariah.

Page 18: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

IV. PEMBAHASAN

4. 1 Peluang dan Tantangan Pariwisata Syariah Indonesia

Adanya pasar bebas ASEAN meningkatkan wisatawan di ASEAN karena

setiap negaranya banyak melakukan persiapan, perbaikan di setiap sektor yang

dimiliki guna meningkatkan daya saing dengan negara anggota ASEAN lainnya.

Seperti yang tampak pada tabel berikut (source: ASEAN Tourism Statistics

Database):

in thousand arrivals

Negara 2010 2011 2012

Intra-ASEAN

Extra-ASEAN

Total Intra-ASEAN

Extra-ASEAN

Total Intra-ASEAN

Extra-ASEAN

Total

Brunei Darussalam 109,9

104,4

214,3

124,2

117,9

242,1

115,9

93,2

209,1

Kamboja 853,2

1.655,1

2.508,3

1.101,1

1.780,8

2.881,9

1.514,3

2.070,0

3.584,3

Indonesia 2.338,5

4.664,4

7.002,9

3.258,5

4.391,2

7.649,7

2.607,7

5.436,8

8.044,5

Laos 1.990,9

522,1

2.513,0

2.191,2

532,3

2.723,6

2.712,5

617,6

3.330,1

Malaysia 18.937,2

5.640,0

24.577,2

18.885,3

5.829,0

24.714,3

18.809,7

6.223,0

25.032,7

Myanmar 512,3

279,2

791,5

100,4

716,0

816,4

151,1

907,9

1.059,0

Filipina 298,2

3.222,3

3.520,5

331,7

3.585,8

3.917,5

375,2

3.897,6

4.272,8

Singapura 4.779,6

6.859,0

11.638,7

5.372,2

7.799,1

13.171,3

5.732,7

8.758,5

14.491,2

Thailand 4.534,2

11.402,2

15.936,4

5.529,9

13.568,4

19.098,3

6.462,6

15.891,3

22.353,9

Vietnam 465,9

4.584,0

5.049,9

838,4

5.175,6

6.014,0

1.363,8

5.483,9

6.847,7

ASEAN 34.820,0

38.932,7

73.752,6

37.732,9

43.496,1

81.229,0

39.845,5

49.379,8

89.225,2

<

Tabel 1 Kunjungan Wisata ASEAN

Data kunjungan wisatawan di ASEAN yang disajikan pada tabel di atas

menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2012 di setiap negara anggota

ASEAN mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah kunjungan

wisatawan baik dari intra-ASEAN maupun ekstra-ASEAN. Total kunjungan

terbanyak setiap tahunnya dipegang oleh negara Malaysia disusul oleh Thailand

dan Singapura. Untuk Indonesia sendiri berada di posisi keempat yang mendekati

angka 10 juta setiap tahun.

Keberadaan MEA pun memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi

pariwisata syariah yang saat ini sedang dalam masa pertumbuhan hampir di

Page 19: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

11

seluruh dunia. Konsep wisata syariah ini telah banyak dipraktikkan di berbagai

negara, seperti Arab Saudi, Malaysia, Jordania, Turki, dan negara lainnya dengan

menunjukkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan bagi negara-negara

tersebut. Sehingga konsep wisata syariah ini memilki potensi yang sangat besar

untuk dikembangkan.Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sapta

Nirwandar menyebutkan potensi wisata syariah dunia bernilai US$ 2,47 triliun

atau setara Rp 28.837 triliun pada 2018 mendatang. Pasalnya, tiap tahun

wisatawan muslim dunia terus meningkat secara signifikan. Peningkatan

wisatawan muslim dunia sejalan semakin besarnya kebutuhan wisata ‘muslim

friendly’.

Potensi pariwisata syariah di tanah air dinilai besar. Apalagi pariwisata

syariah sudah menjadi tren di dunia. Peluang pariwisata syariah Indonesia, antara

lain:

a. Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak di ASEAN.

39% dari total penduduk ASEAN merupakan penduduk Indonesia. Hal ini

menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi pengembangan

sektor pariwisata syariah. Bagi Indonesia, potensi pariwisata syariah bukan

hanya untuk pasar luar negeri saja. Tapi juga besarnya potensi wisatawan

nusantara dan terus mengalami kenaikan. Menurut data Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2011 tercatat sekitar 239 juta

pergerakan wisatawan nusantara dengan pengeluaran sekitar Rp 138 triliun.

Sedangkan, pada 2012 tercatat sekitar 245 juta pergerakan wisatawan. Jika

88,1% pelaku perjalanan adalah penduduk muslim maka akan didapat sekitar

215 juta pergerakan dengan pengeluaran diperkirakan sebesar US$ 129,37

miliar atau sekitar Rp 142,3 triliun.

b. Indonesia memiliki penduduk mayoritas muslim.

Dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia, 88%-nya merupakan penduduk

muslim yang menjadi target potensial untuk pariwisata syariah. Mayoritas

muslim-nya memiliki kesempatan sangat besar untuk mengembangkan

pariwisata syariah, bahkan berpotensi menjadikan Indonesia menjadi pusat

pariwisata syariah dunia.

Page 20: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

12

c. Indonesia memiliki banyak daerah potensial yang dapat dikembangkan segi

wisatanya, bahkan secara syariah.

d. Mulai terbentuk pangsa pasar yang terus semakin meluas yang mencari gaya

hidup sehat, ramah lingkungan, dan menilai spiritual keseimbangan

kehidupan.

e. Produk-produk halal tidak hanya dikonsumsi oleh turis muslim saja tetapi

juga oleh para turis non-muslim.

Hal ini karena semakin tingginya kesadaran setiap orang akan pentingnya

manfaat dari konsep halal, baik dalam makanan, wisata, jasa keuangan, dan

lain-lain. Berdasarkan LPPOM-MUI tahun 2011 tercatat bahwa pada tahun

2009, indeks kesadaran produk halal berkisar 70% meningkat menjadi 92%

pada 2010, serta jumlah produk bersertifikat halal naik 100% dalam kurun

waktu 2009-2010. Hal tersebut menunjukkan kesadaran dari masyarakat akan

pentingnya manfaat dari produk halal tersebut.

f. Kemenparekraf sudah melakukan sertifikasi tempat-tempat tujuan wisata

yang potensial dikunjungi para wisatawan muslim. Sertifikasi Usaha Hotel

Syariah adalah bukti tertulis yang diberikan oleh DSN-MUI pada usaha hotel

yang telah memenuhi penilaian kesesuaian kriteria Usaha Hotel Syariah.

Selain peluang, pertumbuhan dan perkembangan pariwisata syariah

Indonesia juga harus melewati beberapa tantangan, antara lain:

a. Pelaku usaha pariwisata syariah belum berani mengambil risiko kehilangan

pasar selain muslim.

b. Wawasan dan tingkat kesadaran pelaku usaha terhadap potensi besar

pariwisata syariah di Indonesia.

c. Sosialisasi dan promosi wisata syariah masih kurang gencar, dibutuhkan

dukungan khusus dari pemerintah.

4. 2 Program Sertifikasi Kompetensi Syariah sebagai Upaya Pengembangan

Pariwisata Syariah di Indonesia

Page 21: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

13

Sama seperti pentingnya sertifikasi kompetensi bagi peningkatan kualitas

pariwisata di Indonesia, maka diperlukan pula sertifikasi kompetensi syariah

untuk mengembangkan pariwisata syariah yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Pariwisata syariah bukan hanya tren sementara tapi akan terus eksis dan

berkembang dengan subur, bahkan diprediksi akan menjadi primadona pariwisata

dunia sekaligus lifestyle bagi masyarakat, tak terkecuali di Indonesia berdasarkan

peluang dan kebutuhan masyarakat yang telah dipaparkan pada subbab

sebelumnya.

Gambar 1 Model Sertifikat Kompetensi Syariah SDI Pariwisata Indonesia

Sertifikasi kompetensi syariah menjadi salah satu solusi atau upaya

mencetak dan mempersiapkan SDI-SDI yang berkompeten untuk menggerakkan

pariwisata syariah di Indonesia. Tahap pertumbuhan dilanjutkan dengan tahap

perkembangan sampai pariwisata syariah memiliki daya saing yang kuat dengan

industri pariwisata secara umum, termasuk pariwisata syariah di negara-negara

lain yang telah lebih dulu memajukan pariwisata syariah.

Dalam surat An-Nur ayat 37, Allah berfirman:

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual

beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)

membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan

penglihatan menjadi goncang.”.

Page 22: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

14

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa pariwisata (perniagaan) tidak boleh

melalaikan manusia dari mengingat Allah. Selain itu, pada surat Al-Jumu’ah ayat

11, “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar

untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri

(berkhotbah). Katakanlah: ‘Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan

dan perniagaan’, dan Allah Sebaik-baik Pemberi Rezeki.”. Allah menerangkan

bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik daripada pariwisata (perniagaan)

yang membuat manusia lalai dari mengingat Allah.

Dalam melakukan pariwisata, masyarakat didorong untuk mengonsumsi

makanan yang halal dan baik, sehingga SDI pariwisata diharuskan memiliki

pengetahuan tentang ilmu tersebut. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-

Maidah ayat 88 yang artinya,”Makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa

yang Allah telah rezekikan kepadamu.”.

SDI bidang pariwisata itu sendiri dapat dibagi menjadi 3 kategori. Setiap

kategorinya memiliki alasan masing-masing untuk perlu melakukan sertifikasi

kompetensi syariah, seperti pada bagan berikut:

Bagan 1 SDI Pariwisata

SDI bidang Pariwisata

Sudah bergerak menjalankan

kegiatan usaha pariwisata

Telah lulus pendidikan pariwisata

Akan/masih menempuh pendidikan pariwisata

Mencetak dari dini pribadi-

pribadi paham syariah untuk implementasi

dalam kepariwisataan

Sebagai bekal untuk

melakukan turn over atau membuka

kegiatan usaha pariwisata

syariah

Membekali lulusan

pariwisata dengan prinsip-prinsip syariah

agar dapat masuk di

lapangan kerja pariwisata

syariah

Page 23: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

15

Selain alasan pentingnya sertifikasi kompetensi syariah yang telah dijelaskan

dalam bagan di atas, sertifikasi kompetensi syariah bidang pariwisata syariah pun

memiliki 4 fungsi, antara lain:

a. Memenuhi kebutuhan bisnis (legal liability scheme) di bidang pariwisata

syariah.

b. Mengantisipasi globalisasi dan MEA 2015 sehingga SDI pariwisata syariah

memiliki daya saing yang tinggi.

c. Perlu pengakuan formal bagi lulusan Perguruan Tinggi untuk menjadi tenaga

profesional dan pelatihan bagi lulusan sekolah SMA atau SMP agar memilki

kemampuan dalam menghadapi arus globalisasi.

d. Bukti kemandirian profesional di bidang pariwisata dengan memilki nilai-

nilai dan etika dalam Islam.

Terdapat 3 pilar utama dalam memperoleh sertifikasi kompetensi syariah

bidang pariwisata syariah:

Bagan 2 Pilar Utama Sertifikasi Kompetensi Syariah

a. Kompetensi.

1. Pengetahuan mengenai pariwisata dan pemahaman mengenai prinsip-

prinsip syariah secara menyeluruh.

2. Memiliki keahlian pengelolaan di bidang pariwisata syariah.

3. Memahami makna pariwisata syariah secara luas, yaitu sebagai wisata

yang berbasis prinsip Islami dengan destinasi dan obyek wisata yang

Sertifikasi Kompetensi Syariah SDI Pariwisata

Kompetensi

Etika, Moral dan Integritas

Profesional

Pengalaman

Page 24: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

16

luas, tak sebatas wisata ziarah dengan tempat tujuan makam-makam

bersejarah atau religi.

4. Mengetahui filosofi dan sejarah pariwisata syariah, khususnya di

Indonesia.

5. Mengetahui standarisasi makanan, hotel, tempat wisata, dan obyek

lainnya sesuai dengan prinsip syariah.

6. Mengetahui hukum halal dan haram produk pariwisata syariah.

7. Mengetahui fiqih pariwisata Islami.

8. Berperilaku sesuai dengan etika pariwisata syariah.

9. Mengetahui esensi dan manfaat dari kegiatan pariwisata syariah.

10. Mengetahui tempat atau destinasi pariwisata syariah di Indonesia.

11. Memiliki pengetahuan umum mengenai pariwisata Indonesia.

12. Mengetahui budaya lokal dan budaya negara ASEAN lainnya.

13. Memiliki keterampilan dalam menguasai minimal satu budaya lokal.

b. Pengalaman.

Mempunyai pengalaman di bidang pariwisata dan berpengalaman dalam

menerapkan hukum syariah dalam pariwisata.

c. Etika, moral, dan integritas profesional.

1. Memiliki sifat profesional.

2. Memiliki sifat jujur, amanah, dan bertanggung jawab.

3. Mengedepankan hukum syariah dalam setiap kegiatan.

Sertifikasi kompetensi syariah SDI pariwisata ini konsepnya hampir mirip

dengan program sertifikasi yang lain, hanya saja dalam sertifikasi ini terdapat

kriteria-kriteria khusus mengenai kompetensi dasar hukum Islam. Seperti

memahami konsep halalan thoyyiban, memilki sifat amanah, jujur, bertanggung

jawab, pencatatan akuntansi sesuai prinsip Islam, dan lain sebagainya.

Becermin pada skema sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata sesuai

amanat Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi

Kompetensi dan Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata, maka sertifikasi kompetensi

syariah di bidang pariwisata syariah mencakup:

a. Pengembangan Standar Kompetensi Syariah.

Page 25: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

17

Penyusunan SKKNI bidang pariwisata syariah yang telah dikoordinasikan

antara instansi pemerintah bidang pariwisata, asosiasi usaha pariwisata,

asosiasi profesi pariwisata, akademisi, dan DSN-MUI.

b. Pengembangan skema sertifikasi kompetensi syariah di bidang pariwisata

syariah.

c. Mengacu pada KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), kualifikasi

okupasi nasional, kelompok, unit kompetensi dan profisiensi yang

berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

d. Penerapan sertifikasi kompetensi syariah di bidang pariwisata syariah.

1. Pemberlakuan yang bersifat wajib.

2. Pelaksana sertifikasi kompetensi syariah oleh LSP (Lembaga Sertifikasi

Profesi) bidang pariwisata yang telah bekerja sama dengan DSN-MUI.

3. Pelaksanaan berdasarkan 3 kategori:

i. Saat proses pembelajaran.

Adalah uji kompetensi syariah pada saat SDI masih berada pada

lembaga pendidikan pariwisata.

ii. Hasil pembelajaran.

Adalah proses pengakuan capaian pembelajaran/kompetensi syariah

yang diperoleh melalui pendidikan nonformal, informal, dan

pelatihan.

iii. Hasil pengalaman kerja.

Adalah akumulasi melakukan pekerjaan secara intensif pada jangka

waktu tertentu di bidang pariwisata syariah yang menghasilkan

peningkatan kompetensi syariah.

e. Harmonisasi dan pengakuan sertifikasi kompetensi syariah di bidang pariwisata

syariah.

Ditujukan untuk membangun pengakuan terhadap kompetensi syariah

pemegang sertifikat kompetensi syariah di bidang pariwisata syariah.

Page 26: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

18

Untuk mendapatkan sertifikasi, berikut prosedur pengajuan dan

penerimaan sertifikasi kompetensi syariah:

s

Bagan 3 Prosedur Pengajuan Sertifikasi Kompetensi Syariah

SDI pariwisata yang tersedia di Indonesia dapat mengajukan Surat

Permohonan untuk mendapatkan Sertifikasi Kompetensi Syariah dengan

melengkapi berkas-berkas berupa pengisian formulir pengajuan sertifikasi, ijazah

pendidikan, sertifikat pelatihan yang berkaitan dengan pariwisata dan syariah

SDI Pariwisata

Pembuatan Surat Pengajuan Sertifikasi Kompetensi Syariah

Pengumpulan Ijazah Pendidikan dan

Sertifikat Pelatihan yang Pernah Diikuti

Pengajuan Berkas KeKementerian Pariwisata

melalui LSP

Pemeriksaan Berkas

Hasil Pemeriksaan dan Penilaian Berkas

Koordinasi dengan DSN-

MUI

Uji Kompetensi

Pengumuman

Hasil Akhir Berkas yang Dikumpulkan

Memenuhi Standar Kompetensi

Tidak Memenuhi StandarKompetensi

Training

Diklat

Pencatatan Setifikasi

Kompetensi Syariah oleh Kementerian

SDI Pariwisata Berkompetensi Syariah

Pembagian Sertifikasi Kompetensi Syariah

Penerbitan Setifikasi Kompetensi Syariah

Prosedur Pengajuan dan Penerimaan Sertifikasi Kompetensi Syariah

Page 27: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

19

yang pernah diikuti, dan prestasi yang pernah diraih di kedua bidang tersebut (jika

ada). Selanjutnya, bekas-berkas yang telah dilengkapi, diajukan kepada

Kementerian Pariwisata RI melalui LSP untuk dilakukan pemeriksaan berkas.

Berkas-berkas yang telah masuk ke Kementerian Pariwisata kemudian dikirim ke

MUI untuk melakukan koordinasi terkait penilaian berkas berdasarkan standar

kompetensi yang telah ditetapkan.

Kemudian setelah dilakukan penilaian dan pemeriksaan kembali berkas

oleh DSN-MUI, hasil akhir pun diperoleh sebagai dasar penentuan kompetensi

yang dimiliki oleh SDI pengaju Sertifikasi Kompetensi Syariah. Apabila hasil

penilaian memenuhi standar kompetensi yang berlaku, maka SDI pariwisata

tersebut akan diikutkan Diklat selama 3 bulan. Namun, apabila hasil penilaian

tidak memenuhi standar kompetensi, pengaju diharuskan untuk mengikuti

training selama 6 bulan.

Diklat dan training yang diberikan bertujuan untuk memberikan keahlian

kepada SDI pariwisata. Keahlian-keahlian yang diberikan meliputi aspek-aspek

yang sesuai dengan standar kompetensi. Sehingga ketika training selesai,

Sertifikasi Kompetensi Syariah diterbitkan serta dicatat oleh Kementerian

Pariwisata, para pengaju sertifikasi ini telah memiliki kemampuan dasar yang

sesuai dengan standarisasi. Sehingga, SDI pariwisata berkompetensi syariah siap

untuk menjalankan dan mengembangkan pariwisata syariah di Indonesia dalam

menghadapi era perdagangan bebas MEA.

Setelah SDI Pariwisata memiliki kompetensi syariah berdasarkan

standarisasi yang telah ditetapkan melalui training/diklat, maka terdapat hak dan

kewajiban dalam menjalankan profesinya, yaitu:

a. Hak

1. Mendapatkan bukti tertulis berupa Sertifikat Kompetensi Syariah dari

Kementerian Pariwisata yang bekerja sama dengan MUI.

2. Mendapatkan jaminan hukum atas profesi sebagai SDI Pariwisata Syariah.

3. Mendapatkan buku panduan mengenai standarisasi, etika, hukum, dan

sejarah.

4. Mendapatkan pelayanan konsultasi atas permasalahan yang dihadapi

secara teknis dalam pelaksanaan profesi sebagai SDI Pariwisata Syariah.

Page 28: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

20

5. Mendapatkan kemudahan untuk bekerja di dalam negeri dan negara

anggota ASEAN, khususnya pada era perdagangan bebas MEA.

b. Kewajiban

1. Menjalankan profesi sebagai SDI pariwisata yang berbasis kompetensi

syariah.

2. Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pariwisata.

3. Melayani masyarakat domestik dan luar negeri dengan etika pariwisata

syariah.

4. Meluaskan makna pariwisata syariah sebagai wisata yang berbasis prinsip

Islami dengan destinasi dan obyek wisata yang luas.

5. Menjaga nama baik Kementerian Pariwisata RI di dalam dan luar negeri.

6. Mengembangkan Pariwisata Syariah Indonesia sesuai dengan kemampuan

masing-masing.

7. Meningkatkan etos kerja demi pertumbuhan pariwisata syariah sehingga

mendorong berkembangnya sektor-sektor ekonomi lain di Indonesia.

Sebagai tenaga kerja di bidang pariwisata, sertifikasi berdasarkan standar

kompetensi yang telah ditetapkan merupakan hal penting untuk meningkatkan

kualitas SDI serta mendukung daya saing pariwisata Indonesia di internasional.

Berlaku pula untuk pengembangan pariwisata syariah. Dengan adanya sertifikasi

kompetensi syariah tersebut akan menjadi pendorong untuk para SDI pariwisata

syariah dalam mempersiapkan diri dalam menyambut MEA 2015.

Page 29: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

IV. PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Pariwisata merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam

perdagangan internasional dan menjadi pendorong utama dalam perkembangan

sosial-ekonomi dunia. Ditambah dengan kehadiran konsep pariwisata syariah

yang sedang menjadi tren dan diprediksi akan bertahan dalam jangka waktu yang

lama. Bagi negara Indonesia dengan penduduk terbanyak dan mayoritas muslim,

tren pariwisata syariah memberikan keuntungan terutama untuk penguatan sektor

pariwisata dalam menghadapi MEA 2015.

Pariwisata syariah telah berkembang baik di negara-negara tetangga,

seperti Malaysia. Berbagai peluang dan tantangan yang dimiliki Indonesia,

menempatkannya pada kesempatan besar untuk menumbuhkembangkan

pariwisata berbasiskan syariah ini. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi

kualitas pariwisata syariah adalah kompetensi dari SDI-SDI pariwisata

penggeraknya. Sejauh ini, sertifikasi kompetensi belum diterapkan dengan dasar

prinsip syariah yang secara khusus untuk membangun kualitas pariwisata syariah.

Sertifikasi Kompetensi Syariah merupakan bukti tertulis atas peningkatan

kemampuan yang dimiliki oleh SDI pariwisata Indonesia berdasarkan prinsip

Islam demi penguatan daya saing Indonesia dalam menghadapi era MEA.

Sertifikasi kompetensi syariah diperlukan untuk mengembangkan pariwisata

syariah yang sedang dalam masa pertumbuhan. Pengadaan sertifikasi kompetensi

syariah akan menghasilkan SDI-SDI berkompeten yang akan mampu

menggerakkan pariwisata syariah dengan kualitas dan daya saing yang tinggi.

5. 2 Saran

a. Melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait (Kementerian

Pariwisata, MUI, dan SDI pariwisata) mengenai kompetensi dasar

untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi syariah.

b. Menggunakan data-data terbaru.

Page 30: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

22

c. Memperbanyak studi kepustakaan dan literatur Islam dalam rangka

pengaplikasian teori ke dalam bentuk kegiatan nyata.

d. Memperdalam pembahasan mengenai hal-hal yang menyangkut

Sertifikasi Kompetensi Syariah untuk SDI pariwisata.

Page 31: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

23

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. 2012. Peran Ekonomi Kreatif dalam

Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian (Orange Book 4). Bogor: IPB

Press

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Biro Hukum dan Kepegawaian. 2013. Himpunan Naskah Kerja Sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Instansi Terkait, Perguruan Tinggi dan Swasta Tahun 2012. Jakarta: Kemenparekraf.

Mangkuprawira S, Lindawati Kartika. 2012. Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Bogor: IPB Press.

Mursi, Abdul Hamid. 1997. SDM yang Produktif: Pendekatan Al-Quran dan

Sains. Jakarta: Gema Insani Press

Arby, Ikhsan. 2013. Wisata Syariah (Halal Tourism).

http://www.academia.edu/5841658/Wisata_Syariah_Halal_Tourism (14

Januari 2015).

ASEAN. 2012. Tourism Statistics dari http://www.asean.org/news/item/tourism-statistics (14 Januari 2015).

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2013. Indonesia Bidik Wisatawan Muslim Melalui Pengembangan Wisata Syariah dari http://parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2447 (14 Januari 2015).

Kementerian Perindustrian. Indonesia Terlambat Hadapi MEA 2015 dari http://kemenperin.go.id/artikel/8055/Indonesia-Terlambat-Hadapi-MEA-2015 (8 Januari 2015).

UNWTO. 2014. UNWTO Tourism Highlights dari http://mkt.unwto.org/publication/unwto-tourism-highlights-2014-edition (14Januari 2015).

Page 32: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Kartika Andiani

Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 21 April 1994

Alamat Tempat Tinggal : Gang Kencana 3 Nomor 102,

RT.003 RW.001, Babakan

Lebak, Balumbang Jaya,

Kec.Kota Bogor Barat 16116

Nomor Telepon : 081386355852

Riwayat Pendidikan : 1998-2000

2000-2006

2006-2009

2009-2012

2012-sekarang

TKIT Raudhatul Jannah,

Cilegon, Banten

SDN II Cilegon, Banten

SMPN 1 Tulungagung, Jawa

Timur

SMAN 1 Kedungwaru,

Tulungagung, Jawa Timur

Ekonomi Syariah, Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor

Page 33: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

Nama Lengkap : Rizki Damayanti

Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 12 Mei 1994

Alamat Tempat Tinggal : Jalan Babakan Raya Gang

Bara IV, Dramaga - Bogor

Nomor Telepon : 085781991778

Riwayat Pendidikan : 2000-2006

2006-2009

2009-2012

2012-sekarang

SDN Sukamanah 1

MTsN Model Pandeglang 1

SMAN 2 Pandeglang

Ekonomi Syariah, Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor

Karya Ilmiah yang

Pernah Dibuat

: 1. Program Pemanfaatan Lahan Kosong untuk

Pertanian di Sekolah (2011).

2. Peran Akuntabilitas Publik dalam Rangka

Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang Bersih

dari Tindak Pidana Korupsi (2014).

Page 34: Lktei Ses-c IPB Temilreg 2015 di UMJ Team A1 - Sertifikasi SDI Pariwisata Syariah

Nama Lengkap : Melati Fadla

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Mei 1995

Alamat Tempat Tinggal : Pondok Sabrina, Jalan

Babakan Tengah Nomor 35

RT. 01 RW. 09, Dramaga,

Bogor 11680

Nomor Telepon : 083871693883

Riwayat Pendidikan : 1999-2001

2001-2004

2004-2007

2007-2010

2010-2013

2013-sekarang

TK Aisyiyah 33 Jati Pulo

SDN Jati Pulo 01 Pagi,

Palmerah, Jakarta Barat

SDN Kemanggisan 17 Pagi,

Palmerah, Jakarta Barat

SMPN 111 Jakarta

SMAN 35 Jakarta

Ekonomi Syariah, Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor