Kuliah Radioterapi UMJ 08
-
Upload
adjhy-aji-achmad -
Category
Documents
-
view
239 -
download
32
Transcript of Kuliah Radioterapi UMJ 08
DASAR-DASAR RADIOTERAPI
Bachtiar Murtala
RADIOTERAPI
1. Pengertian :
Radioterapi ( RadiationTherapy ) adalah suatu spesialisasi klinis yang meng-gunakan radiasi pengion (ionizing radiation) baik sinar elektromagnetik maupun partikel, untuk mengobati tumor ganas (dan beberapa keadaan/ tumor jinak ).
Onkologi radiasi ( Radiation oncology )
adalah suatu spesialisasi klinis dalam
management kanker (dan tumor lainnya)
dengan menggunakan radiasi pengion
baik secara sendiri, maupun kombinasi
dengan modalitas lain seperti bedah dan
khemoterapi.
2. Tujuan Radioterapi
Tujuan radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang tepat pada volume tumor tertentu untuk membunuh tumor dengan kerusakan seminimal mungkin pada jaringan sehat sekitarnya, serta untuk mencapai kualitas hidup yang baik. Pemberian radiasi dilakukan sesuai tujuan yang diinginkan, radikal/kuratif atau paliatif.
Radioterapi radikal/kuratif adalah terapi
radiasi dengan tujuan menyembuhkan
penyakit. Radiasi diberikan dengan
dosis tinggi/penuh pada tumor dan
daerah sekitarnya yang diduga sebagai
perluasan mikroskopis.
Radioterapi paliatif adalah terapi radiasi
dengan tujuan meringankan gejala
/keluhan, biasanya pada kasus lanjut.
Dosis yang diberikan lebih rendah kira-
kira 70% dosis kuratif dan lebih singkat
agar efek samping minimal.
3. Cara Pemberian Radiasi
Teleterapi / Eksternal
Brakhiterapi :- Intracaviter
- Interstitiel
- intraluminer
Konvensional – Manual
Afterloading
o Terapi internal
4. Peralatan Radioterapi
1. Peralatan Utama
2. Peralatan Penunjang
4.1. Peralatan Utama (main machines)
4.1.1 Generator – Sinar X dan electron
4.1.2 Radioisotop – Sinar gamma
Pesawat sinar-X
Pesawat Superfisial : 50 – 120 kVp, butuh filter Al
Pesawat Orthovoltage : 150 – 500 kVp, butuh filter Al, Cu dan Sn.
Betatron
Linear Accelerator ( Linac )- paling populer
Menghasilkan sinar X berenergi sangat
tinggi (mega voltage) untuk tumor-tumor yang dalam dan partikel electron untuk tumor-tumor permukaan.
Partikel Elektron
Dose rate dan distribusi isodosis dari berkas electron bersifat unik dan berbeda dengan foton. Elektron sangat baik untuk terapi superficial dan yang dekat superficial. Pada institusi pelayanan RT yang maju, kira-kira 15 % penderita diterapi dengan electron.
Radioisotop
a. Cobalt-60 :
- energi 1.17 MeV &1.33 MeV
- half-life 5.26 tahun
- untuk tumor yang agak superfisial misalnya
mammae
b. Cesium-137 : - Energi 0.662 MeV
- Untuk tumor superfisial
4.2 Peralatan Penunjang ( Supporting tools)1. Simulator2. Mould-room,berisi alat-alat seperti stylofoam cutter, pemanas/heater, pengambil kontur tubuh, pemanas,dsb yg berguna untuk pembuatan alat fiksasi / masker dan blok 3. Treatment Planning System, untuk memperlihatkan distribusi dosis didaerah jaringan yang akan disinar
Bbrp malignitas utama yang memerlukan terapi
radiasiCa. Nasofaring
Ca.cervix uteri
Ca. paru
Ca. payudara
Ca. lidah
Limfoma
Sarcoma jar.lunak, dll
TEHNIK RADIASI
Lapangan radiasi
Harus memperhatikan tumor lokal dan perluasan regionalnya.
Arah radiasi
1. Stationer
2. Lapangan multiple
3. Radiasi Rotasi
1. Stationer- Radiasi satu lapangan :
untuk tumor-tumor permukaan. Juga pada radiasi electron. Mis : tumor kulit.
- Radiasi 2 lapangan plan parallel : untuk tumor-tumor yang dalam. Sumbu radiasi parallel/berhimpitan. Mis : tumor nasofaring.
- Radiasi 2 lapangan tangensial : untuk tumor-tumor yang agak permukaan dan luas. Sumbu radiasi saling berpotongan. Mis : tumor mammae.
2. Lapangan multiple
Lapangan radiasi lebih dari 2, semuanya mengarah ke tumor dengan sumbu saling berpotongan satu dengan yang lain. Jaringan sehat lebih sedikit mendapatkan dosis radiasi, tetapi tehnik kurang efisien.
3. Radiasi Rotasi
Sumber radiasi mengelilingi tubuh penderita, dan radiasi mengarah ke tumor di dalam tubuh. Dengan tehnik rotational conformal therapy yang tengah dikembangkan, dimungkinkan radiasi mengikuti kontur tumor sehingga jaringan sehat lebih sedikit menerima radiasi.
Satuan dosis radiasi
Grey (Gy) atau cGy (1 Gy = 100 cGy)
Rad (radiation absorbed dose)—(1 rad = 1 cGy)= absorbsi energi 100 erg per 1 gr zat
o Ci atau mCi untuk radiasi internal dgn radioaktif
Sekarang rad sdh jarang digunakan!
Dosis dan Waktu Radiasi Harus diperhatikan : Dosis total, waktu dan
jumlah fraksi. Dosis total memperhatikan : - jenis tumor - tujuan /
targetTumor yang sangat sensitive:3000–4000 cGy dalam waktu 3-4 minggu.Tumor yang sensitif : 4000- 5000 cGy dalam waktu 4-5 minggu.Tumor yang kurang sensitif : 5000 - 6000 cGy dalam waktu 5-6 minggu / atau lebih.
Kombinasi waktu, dosis dan fraksinasi menghasilkan cara-cara radiasi :
Radiasi konvensional 1 x 200 cGy/hari, 5 x /minggu
Radiasi hiperfraksinasi 2x 115 cGy/hari, 5 x /minggu
Accelerated fractination 2 x 150 – 200 cGy/hari, 5 kali/minggu
Interval waktu pemberian antar fraksi minimum 4 jam.
DASAR BIOLOGI RADIOTERAPI
-Interaksi radiasi dengan jar. Biologik
Foton atau partikel=> absorbsi energi oleh jaringan => ionisasi(thp fisika)
=> radikal bebas (thp kimiawi) =>
perubahan enzimatik (thp biokimiawi)
=> efek biologik
-Target utama kerusakan sel adalah atom
atom DNA
KONSEP 4R SBG DASAR FRAKSINASI
1. Redistribusi
Radiasi Pertama kematian sbgn sel
Sel yang masih hidup memasuki fase berikutnya yg bersifat sensitif radiasi.
Sel-sel dlm akhir fase S lbh resisten dibanding dengan sel-sel fase G2 atau M
2. Repopulasi
Jar.normal: mekanisme sel mati seimbang dgn sel
baru.
Penurunan sel berlebihan kompensasinya mempertinggi prod.sel.
3 mekanisme mencapai tujuan tsb :Memperpendek daur sel spt pd usus
halus dan kulitMengikutsertakan sel-sel yg sdg
istirahat masuk ke dlm siklus sel seperti pd sel hati.
Mempertinggi kecepatan produksi sel seperti pada sum-sum tulang.
3. Reparasi
Setelah pemberian radiasi, sebagian sel
mengalami kematian/letal dan sebagian
subletal. Pemulihan pd sel-sel yg
subletal memerlukan waktu 4-6 jam.
4. Reoksigenasi
Tekanan O2_dlm jaringan merupakan faktor penentu kepekaan tumor thd radiasi. Sel hipoksik lbh resisten dibanding sel oksik. Fraksi sel hipoksik pd tumor bervariasi(rata-rata 10-15%).
Reoksigenasi sel-sel yg hipoksik pd saat radiasi mengalami oksigenasi pd fase berikutnya dan menjadi sensitif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPONRADIASI1. Sensitifitas sel : Hukum Bergonie
Tribondeau2. Asal sel/jaringan :
Sangat sensitif mis : gonad, sistem hemopoetik, limfoid.
Cukup sensitif mis : kulit, mukosa, mikrovaskuler, tlg rawan yg sedang tumbuh, sel-sel saraf pusat, kornea.
Kurang sensitif mis: pembuluh darah besar, tulang, otot.
Sangat kurang sensitif mis : jaringan ikat.
Asal sel menentukan radiosensitifitas, contohnya :
- Tumor sangat sensitif :- Seminoma testis- Disgerminoma ovarii- Limfoma maligna- Wilm’s tumor- Leukemia Limfositik Akut
- Tumor kurang sensitif :
- fibrosarkoma
- osteosarkoma
- chondrosarcoma
3. Oksigenasi jaringan
Semakin tinggi oksigenasi jaringan semakin sensitif terhadap radiasi.
4. TemperaturPemanasan 410 C mempertinggi respon radiasi. Kombinasi radioterapi dengan hipertermia dimaksudkan untuk meningkatkan respon radiasi.
5. Bahan-bahan kimia :- Radiosensitizer mesonidazole /
metronidazole.- Radioprotektor gugus sulfa-hydril yaitu
cystein, glutathion.
6. Hormon, dapat meningkatkan tapi juga dapat menurunkan respon.
TOLERANSI JARINGAN SEHAT
Dosis 2 Gy perhari (Dobbs dkk 1991):
Whole brain : 50-55 Gy ( kerusakan nervus optikus)
Medulla spinalis : 44 Gy
Plexus brachialis : 50 Gy (neuritis, hilangnya fungsi
lengan)
Whole lungs : 20 Gy ( 25-30 Gy– pneumonitis)
Part lung : 40-50 Gy (irreversible fibrosis)
Pericardium : 40 Gy
Whole liver : 20-30 Gy
Thyroid gland : 30 Gy
Kulit : 55 Gy, alopesia
Parotid gland : 10 Gy; kering sementara, 40 Gy kering lama
Both kidney : 20 Gy
Menurut IRCP 1990 :
-Ovary : 2-6 Gy;sterilitas permanen
-Testes : 3-4 Gy;sterilitas permanen
-Lensa mata : 5-10 Gy; katarak
KOMBINASI RADIOTERAPI DENGAN
MODALITAS LAIN
1. Radioterapi prabedah
Tujuan :
a. Mencegah residif lokal
b. Mecegah metastasis jauh akibat manipulasi operasi
c. Memudahkan tindakan operasi dengan mengecilkan tumor
d. Meningkatkan operabilitas untuk tumor yang operabilitasnya diragukan
Indikasi :
a. Tumor yang punya potensi tinggi untuk kambuh/residif pada tindakan operasi saja.
b. Tumor yang potensil metastasis jauh akibat manipulasi operasi
c. Operabilitas tumor diragukan
Dosis radiasi :
Umumnya berkisar antara 2000-4000 cGy
Kemungkinan penyulit :
1. Durante operasi :
- Sukar membedakan batas tumor- jaringan sehat akibat reaksi akut seperti edema dan hiperemi
2. Pasca operasi
Penyembuhan luka operasi bisa melambat akibat reaksi jaringan sehat/kulit.
Mencegah penyulit :
a. Dosis radiasi prabedah rendah kl. 2000Gy – tdk memberi edema yang manifest./hiperemis ringan (periode tunggu 2-4 minggu)
b. Pada dosis sedang 3000-4000Gy atau tinggi 5000Gy diperlukan periode menunggu sebelum operasi sampai gejala akut hilang tetapi belum ada gejala fibrosis (periode tunggu 5-8 minggu)
RADIOTERAPI PASCAOPERASI
Tujuan : mencegah/mengurangi residif lokal atau regional.
Indikasi :
1. Tumor yang mempunyai potensi tinggi untuk residif lokal maupun regional.
2. Pada sediaan PA postoperasi, tepi sayatan tidak bebas tumor.
3. Pada saat operasi terjadi pencemaran tumor bed karena tumor pecah.
4. Pada waktu operasi tumor tidak bisa diangkat semua.
Dosis : -Tumor sangat sensitif : 3000- 4000cGy
-Tumor sensitif : 4500-5000cGy
Penyulit : -Gangguan penyembuhan luka -Fibrosis
Mecegah penyulit : radiasi dimulai segera setelah luka operasi kering.
Radiasi sandwich pemberian radiasi preoperasi – operasi– radiasi lagi
Untuk kepentingan radiasi postoperasi (mis pada kasus ca.rekti) mk, ahli bedah sebaiknya meninggalkan klip logam steril pada daerah tumor agar mudah dikenali dengan foto.
KOMBINASI RADIOTERAPI-KEMOTERAPI
Tujuan :
Meningkatkan hasil pengobatan untuk
menurunkan residif lokal maupun metastais
jauh.
Indikasi :1. Tumor radiosensitif tetapi cenderung
metastasis jauh misalnya ca.paru small cell.
2. Keganasan bersifat sistemik, responsif terhadap kemoterapi tetapi ada hambatan distribusi obat ke salah satu organ mis : LLA-leukemia limfositik akut yang infiltrasi ke otak.
3. Tumor lokal yang besar dan luas yang tidak bisa diatasi dgn radiasi saja.
Berbagai Kombinasi Radioterapi dan
kemoterapiNeoadjuvant chemotherapy
Concurrent/ concomitant chemoirradiation
Adjuvant chemotherapy
Neo adjuvant Chemotherapy
Chemotherapy diberikan lebih dahulu beberapa seri dgn interval tertentu, kmd dilanjutkan dengan radioterapi
Bertujuan mengecilkan massa tumor dan mengatasi metastasis jauh
Concomitant/ Concurrent Chemoirradiation
Kemoterapi diberikan bersamaan dgn radiasi
Umumnya dosis kemoterapi yg diberikan lebih rendah
Biasanya sebagai radiosensitizer
Adjuvant Chemotherapy
Kemoterapi diberikan setelah radiasi selesai
Tujuan : mengatasi kemungkinan metastasis jauh dan meningkatkan kontrol lokal
Efek Samping Radiasi
Gejala umum pd pasien : lemas, mual, muntah, sakit kepala dll tergantung pada dosis, luas lapangan, area yg diradiasi, sensitivitas pasien
Efek samping akut : terjadi selama radiasi - beberapa minggu setelah radiasi selesai misalnya mucositis, hiperpigmentasi, dermatitis
Efek samping
Efek samping lambat/ kronis (late effect) : terjadi beberapa bulan - tahun setelah radiasi; bisa terjadi pada berbagai organ teradiasi sep. teleangiectasis pd kulit, fibrosis pd paru & sal.cerna, anemia aplastik pd sistem hemopoetik, myelitis pd sistem saraf dll
PENILAIAN HASIL RADIOTERAPI
Parameter respon radiasi dinilai dalam
hal:
a. Respon lokal :
- komplit
- inkomplit
- no respon
- progressif
b. Respon sistemik dan kualitas hidup
c. Angka residif
d. Survival rate
Terima kasih