Lkt paudni materi

40
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang sangat cepat, mampu menggerakkan perubahan yang dominan di semua aspek kehidupan. Pendidikan adalah salah satu aspek yang didalamnya menyisakan banyak masalah untuk dipecahkan dan dicarikan solusi efektif dan efisien dalam rangka mencetak generasi penerus yang akan mengantarkan bangsa ini ke kursi Internasional. Faktor internal dan eksternal sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan, dominan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Makmurnya suatu negeri yang tercermin dari kenaikan tingkat gizi anak, juga berpengaruh terhadap keaktifan dan kecerdasan anak. Usia emas merupakan beban berat bagi pendidik PAUD, karena di pundak inilah kami merasakan payahnya 1

description

 

Transcript of Lkt paudni materi

Page 1: Lkt paudni materi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang sangat cepat, mampu menggerakkan perubahan

yang dominan di semua aspek kehidupan. Pendidikan adalah salah satu aspek

yang didalamnya menyisakan banyak masalah untuk dipecahkan dan

dicarikan solusi efektif dan efisien dalam rangka mencetak generasi penerus

yang akan mengantarkan bangsa ini ke kursi Internasional.

Faktor internal dan eksternal sangat berpengaruh bagi dunia pendidikan,

dominan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Makmurnya suatu negeri

yang tercermin dari kenaikan tingkat gizi anak, juga berpengaruh terhadap

keaktifan dan kecerdasan anak. Usia emas merupakan beban berat bagi

pendidik PAUD, karena di pundak inilah kami merasakan payahnya

menyajikan pendidikan yang TOP (pembelajaran Tepat dalam meng-

Optimalkan Potensi) Kids (anak).

Anak berpotensi pada usia dini hendaklah dapat dioptimalkan, sehingga pada

saat kado emas dibuka nantinya akan sesuai dengan harapan. Menggali

potensi, dilanjutkan dengan mengoptimalkan dengan cara yang tepat dicoba

diterapkan di Kelompok Bermain TOP Kids. Bervisi sebagai “the inspiring

school” kami mencoba berbagi melalui karya tulis ini. Menerapkan

1

Page 2: Lkt paudni materi

pembelajaran majemuk di sentra-sentra kami rasakan sangat efektif dalam

menarik minat anak untuk terus menggali potensi dirinya.

B. Masalah

Beberapa permasalahan yang akrab dengan dunia Pendidikan Usia Dini dan

sering dijumpai adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya anak berpotensi yang belum terakomodir dengan pendidikan

yang tepat.

2. Perlunya mengoptimalkan potensi anak dalam rangka menemukan bakat

yang akan bermanfaat dalam menyelesaikan masalah (problem solving)

3. Beberapa potensi anak yang muncul dikembangkan dengan cara yang

tidak tepat sehingga banyak muncul istilah “anak nakal”

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan cara yang tepat dalam rangka mengoptimalkan potensi yang

dimiliki anak didik dalam rangka menghadirkan bakat dan membiasakan

anak menyelesaikan masalahnya secara mandiri.

2. Membiasakan pembelajaran dengan menyesuaikan gaya belajar siswa

dalam pembelajaran majemuk di sentra.

3. Menghadirkan istilah “anak berpotensi” sebagai pengganti istilah “anak

nakal”

2

Page 3: Lkt paudni materi

D. Manfaat

Melalui penulisan karya tulis ini diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat

diambil, khususnya bagi:

1. Dinas Pendidikan, dalam tulisan ini kami menghadirkan istilah baru yaitu

POTENSI dan BAKAT yang sebetulnya sangat penting untuk

ditindaklanjuti mengingat banyaknya tantangan di lapangan saat

mengaplikasikan beberapa teori yang ada. Fasilitasi dari Dinas Pendidikan

sangat diharapkan dalam rangka mensosialisasikan istilah dimaksud

kepada lembaga PAUD yang ada di Indonesia.

2. Pemerhati Pendidikan, kami menyampaikan beberapa hal penting terkait

Pendidikan Anak Usia Dini khususnya cara TEPAT dalam menggali

potensi agar terasah dan dapat muncul sebagai bakat.

3. Pendidik PAUD, karya tulis ini ditulis berdasarkan pengalaman dalam

menerapkan beberapa teori yang ada. Beberapa hikmah dapat diambil dan

dijadikan sebagai bahan pembanding dalam mendidik anak usia dini.

4. Orang tua, kami menganggap orang tua adalah mitra yang sangat efektif

dalam mendidik anak usia dini. Beberapa pengalaman kami dalam

berkomunikasi dengan orang tua, mengindikasikan bahwa setiap anak

memang berbeda. Anak memiliki kecerdasan majemuk yang berbeda pada

titik optimalisasinya, ada yang unggul dalam hal naturalistik atau mungkin

dalam musikal dan jenis kecerdasan yang lain.

3

Page 4: Lkt paudni materi

BAB II. LANDASAN TEORITIS

A. TEORI KECERDASAN JAMAK

Seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dan Graduate

School of Education, Harvard University, Amerika Serikat, Howard Gardner,

mendefinisikan intelegensi atau kecerdasan sebagai kemampuan untuk

rnemecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam kondisi yang bermacarn-

macam dan situasi yang nyata. Dengan kata lain, intelegensi adalah kemampuan

untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi

lingkungannya secara efektif. Menurut Gardner, kritenia intelegensi meliputi

suatu kemampuan seseorang, baik dalam unsur pengetahuan maupun keahlian

yang menunjukkan kemahiran dan keterampilan untuk memecahkan persoalan

dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.

Kecerdasan jamak tersebut adalah:

1. Kecerdasan Bahasa (Word Smartness): pandai mengolah kata-kata

2. Kecerdasan Ruang-Visual (Picture Smartness): pandai membuat persepsi

tetitang apa yang dilihat

4

Page 5: Lkt paudni materi

3. Kecerdasan Musikalitas (Music Smartness): pandai dan peka dalam hal musik

4. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik (Body Smartness): pandai dalam keterampilan

olah tubuh dan gerak

5. Kecerdasan Logis-Maternatis (Logic Smartness): pandai dalam Sains dan

Matematika

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smartness): pandai memahami pikiran dan

perasaan orang lain

7. Keccrdasan Intrapersonal (Self Smartness): pandai dan peka dalam mengenali

emosi diri sendiri

8. Kecerdasan Lingkungan (Nature Smartness): pandai dan peka dalam

mengamati alam

9. Kecerdasan Eksistensial (Existence Smartness): pandai dan peka akan makna

kehidupan manusia dalam hidup

Munif Chatib dalam bukunya Sekolahnya Manusia berusaha menjadikan

kecerdasan jamak dalam Konsep MI (Multiple Intelligences) yang

menitikberatkan pada ranah keunikan, selalu menemukan kelebihan setiap

5

Page 6: Lkt paudni materi

anak. Lebih jauh, konsep MI percaya bahwa ridak ada anak yang bodoh

sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. Apabila kelebihan

tersebut dapat dideteksi sedari awal, otomatis kelebihan itu adalah potensi

kepandaian sang anak. Atas dasar itu, seyogyanya sekolah menerima siswa

barunya dalam kondisi apa pun. Tugas sekolahlah meneliti kondisi siswa

secara a psikologis dengan cara mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa

melalui metode riset yang dinamakan Multiple Intelligences Research (MIR).

Multiple Intelligences Research (MIR) dan Gaya BelalarAnak

Dalam scbuah kuliahnya, Bobbi dePortcz, Presidcn Learning Forum

California USA dan penulis berbagai buku tentang quantum (Quant um

Teaching, Quantum Learning, dan Quantum Business) menjel askan bahwa

proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa dapat

divisualisasikan dengan membayangkan din kita berada di dalam ruangan

yang gelap gulita. Ketika sebuah senter dinyalakan. selisih waktu antara

munculnya cahaya yang terpantul di dinding dengan saatjari kita

menekan tombol “on” pada senter tersebut sangat cepat, bahkan hampir

bersamaan. Intlah yang dinamakan quantum. Dalam proses pembelajaran,

seharusnya kecepatan otak siswa menangkap informasi dan guru adalah

1.287 km/jam, sama dengan kecepatan cahaya yang keluar dan senter dan

6

Page 7: Lkt paudni materi

memantul di dinding. Itulah yang dipahami sebagai gaya belajar anak dan

seharusnya diimbangi dengan cara guru mengajar.

B. TEORI PEMBELAJARAN SENTRA

Model BCCT (Bayond Center and Circle Time atau Sentra dan saat lingkaran)

1. Konsep Dasar

Yang dimaksud dengan model Beyond Center and Circle Time adalah :

Suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia

dini dan merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman praktik.

2. Tujuan

Tujuan dari model Beyond Center and Circle Time adalah sebagai berikut

:

a. Model ini ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak

(kecerdasan jamak) melalui bermain yang terarah.

b. Model ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk

aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri

(bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal).

c. Dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di

sentra-sentra kegiatan dan saat anak berada dalam lingkaran bersama

pendidik, sehingga mudah diikuti.

3. Ciri-ciri dari Model Beyond Center and Circle Time :

7

Page 8: Lkt paudni materi

a. Pembelajarannya berpusat pada anak;

b. Menempatkan setting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting;

c. Memberikan dukungan penuh kepada setiap anak untuk aktif, kreatif, dan

berani mengambil keputusan sendiri;

d. Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator;

e. Kegiatan anak berpusat di sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat

minat;

f. Memiliki standar prosedur operasional (SPO) yang baku (baik di sentra

maupun saat di lingkaran);

g. Pemberian pijakan sebelum dan setelah anak bermain dilakukan dalam

posisi duduk melingkar (dalam lingkaran).

4. Model ini menggunakan 3 jenis main

a. Main Sensorimotor

Anak main dengan benda untuk membangun persepsi.

b. Main Peran

Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang

sudah dimilikinya.

c. Main Pembangunan

Anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang

dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata.

8

Page 9: Lkt paudni materi

5. Penataan Lingkungan Main

a. Penempatan alat main yang tepat memungkinkan anak untuk mandiri,

disiplin, bertanggung jawab, memulai dan mengakhiri main,

klasifikasi

b. Penataan alat dan bahan selama main seharusnya mendukung anak

untuk membuat keputusan sendiri, mengembangkan ide, menuangkan

ide menjadi karya nyata, mengembangkan kemampuan sosial

c. Penataan alat dan bahan main memungkinkan anak main sendiri, main

berdampingan, main bersama dan main bekerjasama

6. Pijakan Pengalaman Main

Pijakan ini dilakukan berdasarkan perkembangan anak. Empat tahap untuk

pijakan pengalaman main yang bermutu :

a. Pijakan Lingkungan Main

Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup

(tiga tempat main untuk setiap anak)

Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman

Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main

Sensorimotor, pembangunan dan main peran

Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman

keaksaraan

9

Page 10: Lkt paudni materi

Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang

positif

b. Pijakan Pengalaman Sebelum Main

Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau

mengundang nara sumber

Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang

mendukung standar kinerja

Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan

Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main

Menjelaskan rangkaian waktu main

Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial

Merancang dan menerapkan urutan transisi main

c. Pijakan Pengalaman Main Setiap Anak

Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti

pengalaman main mereka

Mencontohkan komunikasi yang tepat

Memperkuat dan memperluas bahasa anak

Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan

teman sebaya

Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan

main anak

10

Page 11: Lkt paudni materi

d. Pijakan Pengalaman Setelah Main

Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya

dan saling menceritakan pengalaman mainnya.

Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar

positif melalui pengelompokkan, urutan, dan penataan lingkungan

main secara tepat.

7. Dua hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan BCCT, yaitu :

a. INTENSITAS BERMAIN

Sejumlah waktu yang diperlukan anak untuk pengalaman dalam tiga

jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.

Contoh: Anak-anak dibolehkan untuk memilih dari serangkaian

kegiatan main setiap hari yang menyediakan kesempatan untuk terlibat

dalam main peran, pembangunan, dan sensorimotor.

b. DENSITAS BERMAIN

Berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk

mendukung pengalaman anak.

Contoh: Anak dapat menggunakan cat di papan lukis, nampan cat jari,

cat dengan kuas kecil di atas meja, dan sebagainya, untuk melatih

11

Page 12: Lkt paudni materi

keterampilan pembangunan sifat cair. Anak-anak dapat menggunakan

balok unit (Pratt), palu dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan

bangunan dengan lem tembak, dan Lego untuk berlatih keterampilan

pembangunan terstruktur.

C. TEORI PEMBELAJARAN MELALUI BERMAIN

Thomas Armstrong, dibukunya The Best School menyarankan pendidik agar

berfokus pada satu kebutuhan perkembangan tertentu di setiap tingkatan

utarna pendidikan formal: pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Bermain adalah kebutuhan

penting bagi anak pra-sekolah dan taman kanak-kanak. Saya juga

menganjurkan untuk meninggalkan tekanan tinggi kegiatan akademik pada

perididikan anak usia dini karena membahayakan perkembangan dan

pertumbuhan mereka.

Sedangkan Anggani Sudono dkk dalam bukunya Pengembangan Anak Usia

Dini menyatakan bahwa anak adalah pembelajar yang aktif.

Belajar bagi anak adalah segala sesuatu yang dikerjakannya ketika anak

bermain. Bermain adalah wahana belajar dan bekerja secara alamiah bagi

anak. Anak Usia Dini senang memerhatikan, mencium, membuat suara,

12

Page 13: Lkt paudni materi

meraba dan mengecap. Lingkungan yang kaya yang banyak memberikan

rangsangan mental dapat meningkatkan kemampuan belajar anak. Lingkungan

demikian akan menumbuhkan minat anak dan menggiatkan mereka aktif

belajar. Selain itu anak akan lebih berhasil belajar jika apa yang dipegangnya

sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. Anak lebih mudah

belajar jika pengalaman belajar sejalan dengan kematangan mental atau sesuai

perkembangannya. Pengalaman yang berlebihan akan menakutkan anak,

tetapi sebaliknya pengalaman yang sangat minim akan membosankan anak.

Drost dkk dalam bukunya Perilaku Anak Usia Dini menambahkan bermain

adalah pekerjaan anak. Orang sering kali berdebat tentang belajar dan

bermain. Ada sebagian pihak yang percaya bahwa dengan belajar

(akademik) anak usia dini akan lebih siap untuk sekolah. Program yang

terlaju menitikberatkan pada keberhasãlan akademik (menulis, membaca, dan

berhitung) dengan metode instruksi dan guru hanya akan berhasil untuk

jangka pendek dan kurang mendukung keberhasilan anak baik di sekolah

maupun kehidupan selanjutnya. Sebaliknya, program yang kaya dengan

pengalaman bermain, yang merangsang keterampilan soslal dan emoslonal

pada anak usia prasekolah berpengaruh sangat positif pada perkembangan

intelektual anak.

13

Page 14: Lkt paudni materi

BAB III. METODE DAN PROSEDUR KERJA

A. Strategi Pemecahan Masalah

Pembelajaran majemuk

1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Pemilihan special moment sebagai strategi dalam pemecahan masalah adalah

karena melalui saat-saat berkesan tersebut akan diketahui apakah anak telah

benar-benar merasakan hak mereka untuk bermain di sentra yang didalamnya

akan mengembangkan kecerdasan jamak. Berdasarkan catatan tersebut akan

digali informasi potensi apa yang seharusnya dikembangkan terhadap anak

berdasarkan kecenderungan dari kecerdasan jamak yang dimiliki anak.

Berikut adalah data tentang kecenderungan gaya belajar anak dan permainan

yang disarankan berdasarkan kecerdasan jamak.

KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR ANAK

MUSIK

Belajar dengan konsep music, alat music, menghubungkan music dengan

konsep tertentu.

KINESTETIK

Belajar dengan aktivitas, drama, respon tubuh, membuat kerajinan tangan.

14

Page 15: Lkt paudni materi

NATURALIS

Belajar di alam terbuka dengan binatang atau tanaman sebagai praktek belajar,

gejala alam sebagai acuan belajar.

INTRAPERSONAL

Belajar sendiri, keinginan untuk mengekspresikan diri, kegiatan individual,

menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan pribadi.

SPASIAL

Belajar dengan gambar, dengan proses membayangkan, suka dengan warna,

belajar dengan metafora gambar, berkunjung ke museum.

INTERPERSONAL

Belajar dengan kerja kelompok, suka memecahkan masalah, simulasi,

mengadakan sebuah kegiatan.

MATEMATIK LOGIC

Belajar dengan angka-angka, computer, membuat hipotesa/ perkiraan,

memecahkan masalah atau studi kasus.

LINGUISTIK

Membiasakan anak anda belajar dengan cara membaca, menulis, berdebat,

berbicara di depan umum, bercerita, merekam dengan kaset.

15

Page 16: Lkt paudni materi

JENIS PERMAINAN YANG DISARANKAN

MUSIK

Tape rekaman music, karaoke, alat-alat musik

KINESTETIK

Permainan rakyat dengan banyak gerakan, outbond, permainan pertukangan,

olah raga, layang-layang, trik sulap, mainan rumah-rumahan

NATURALIS

Memelihara hewan atau tanaman, mengoleksi daun-daunan

INTRAPERSONAL

Menulis buku harian, koleksi benda-benda, mencari bakat di buku telepon.

SPASIAL

Permainan tebak-tebakan gambar, bongkar pasang, win lose or draw, Lego,

nitendo, PS.

INTERPERSONAL

Mendiskusikan suatu tema dengan keluarga, membuat table permasalahan,

bertanya kepada orang tentang suatu hal, mendatangi panti asuhan.

MATEMATIK LOGIC

Permainan yang dianjurkan adalah teka-teki, domino, dam-daman, catur,

monopoli, Othello, nitendo, PS.

LINGUISTIK

16

Page 17: Lkt paudni materi

Permainan yang dianjurkan adalah permainan kata-kata, scrabble, TTS,

membuat cerita bergambar, tebakan suara bunyi.

2. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah

Munif Chatib dalam bukunya Sekolahnya Manusia, mendefinisikan special

moment, saat-saat Istimewa, yaitu pengalaman dalam proses

pembelajaran ketika seorang guru menemukan saat-saat yang berkesan

dalam pekerjaannya. Sebuah aktivitas belajar yang mampu mengubah

kesulitan pemahaman seorang siswa karena beberapa hal, menjadi mudah, dan

akhirnya siswa tersebut bisa memahami dengan baik

materi yang diajarkan.

Deskripsi strategi pemecahan masalah kami sajikan dalam bentuk bagan agar

lebih mudah di pahami. Penemuan special moment akan terus dilakukan

selama anak masih dalam usia pendidikan anak usia dini. Penggambaran

bagan yang bersifal loop (pengulangan) sangat sesuai dengan teori kecerdasan

dengan system sentra. Pengalaman yang mengesankan didapat berdasarkan

intensitas (pengulangan) dan ragam mainan (densitas) berupa jenis permainan

yang disarankan.

17

Page 18: Lkt paudni materi

Anak bermain di sentra

Guru menuliskan special moment

kecenderungan anak berdasarkan

kecerdasan jamak

Mengoptimalkan melalui permainan yang disarankan

a

b c

d

Anak dibantu menemukan potensi dalam dirinya untuk kemudian diberikan

stimulasi sesuai dengan kecerdasan jamak yang dominan. Pengoptimalan

potensi secara terus menerus akan memunculkan bakat yang terkadang secara

kasat mata tidak terlihat.

Adapun proses penemuan special moment tergambar dalam bagan berikut:

Kecenderungan anak yang muncul adalah kecerdasan yang cukup dominan pada

kecerdasan jamaknya. Mengoptimalkan kecerdasan yang paling dominan

nantinya akan mengangkat kecerdasan jamak lainnya dalam mendukung

kecerdasan yang dominan sebagai potensi yang terasah menjadi bakat.

B. Alat Pengambilan Data

18

Page 19: Lkt paudni materi

Karya tulis ini adalah merupakan hasil pemikiran/ gagasan/ ide yang muncul

karena adanya pengalaman yang sangat menarik dan unik saat berinteraksi

dengan anak saat proses belajar mengajar. Alat pengambilan data dirasa perlu

dalam rangka mendapatkan data yang valid untuk selanjutnya dituangkan dalam

bentuk karya tulis.

Data yang diambil bukanlah data yang nantinya akan diteliti lebih lanjut ataupun

berupa penelitian tindakan, namun data yang dimaksud berupa catatan harian

guru yang kemudian dideskripsikan lebih jelas dengan mengaitkan dengan teori

yang ada. Catatan harian guru didalamnya memuat special moment, yaitu catatan

tentang perilaku anak yang sangat mengesankan dan diluar kebiasaan anak.

C. Pengolahan dan Penganalisisan Data

Data yang ada diolah dan dianalisis dengan beberapa teori terkait, selanjutnya

diambil kesimpulan terkait dengan Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan

Jamak untuk anak usia dini( focus metode pembelajaran melalui bermain di

sentra-sentra).

19

Page 20: Lkt paudni materi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kekhasan/ keunikan ide/ gagasan

Dalam karya tulis ini kami mencoba menghadirkan hal baru berupa

GAYA MENGAJAR = CARA BELAJAR yang merupakan teori yang

dihadirkan oleh Munif Chatib, penulis buku Best Seller Sekolahnya Manusia.

Kelompok Bermain TOP Kids yang telah menerapkan konsep sentra

seutuhnya sejak tahun 2009 (saat mendapatkan Pusat Unggulan PAUD

Kecamatan) mampu menghadirkan kekhasan dalam memberikan

pembelajaran.

Pembelajaran di sentra mampu mengakomodir kecerdasan jamak anak

usia dini, special moment adalah potret yang dilakukan oleh guru untuk

mengetahui keunikan anak. Setiap anak memiliki kecerdasan jamak, namun

setiap anak juga mempunyai special moment yang menunjukkan kecerdasan

yang lebih dominan.

Catatan anekdot yang diwajibkan bagi guru lebih dimaksimalkan lagi

dengan adanya catatan special moment. Memberikan potret kepada anak saat

kondisi terbaik, sehingga memberikan motivasi bagi guru untuk dapat

membantu anak mencapai indikator yang disyaratkan.

B. Keinovasian ide/ gagasan

Ide/ gagasan yang muncul terinspirasi dari keberhasilan guru SLB yang

berhasil mengantarkan anak didiknya menemukan bakat yang memukau.

20

Page 21: Lkt paudni materi

Menggabungkan konsep pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dengan

konsep pendekatan pembelajaran kecerdasan jamak anak usia dini (focus

metode pembelajaran melalui bermain di sentra-sentra), kami menghadirkan

konsep “sekolahku inspirasiku”.

Pembelajaran di sentra menghadirkan pembelajaran yang mampu

menghadirkan inspirasi melalui special moment. Ragam mainan (densitas)

yang ada dihadirkan dengan menyisipkan minimal 3 kecerdasan didalamnya.

Bermain dalam satu sentra mampu menghadirkan semua kecerdasan jamak,

setiap hari dari satu sentra ke sentra selalu dibayangi dengan kecerdasan

jamak. Adapun mapping keragaman nampak dari tabel berikut:

Ketakutan orang tua akan kebosanan anak saat menyekolahkan anak pada usia

dini pun terkikis. Bermain di sentra dengan menghadirkan kecerdasan

majemuk sangatlah menyenangkan, potret special moment dari guru adalah

hal yang sangat mengharukan bagi orang tua.

C. Kendala – kendala yang dihadapi dalam menerapkan ide/ gagasan

21

Page 22: Lkt paudni materi

Dalam menerapkan ide/ gagasan kendala yang paling utama adalah

kemampuan guru dalam mendeskripsikan hasil pemotretan special moment.

Secara lebih spesifik kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Pola pikir guru yang belum sama tentang apa itu kecerdasan

2. Special moment kadang hanya dikaitkan dengan kemampuan kognitif saja,

dengan mengabaikan aspek psikomotor dan afektif

3. Kemampuan guru dalam menuliskan special moment dan memberikan

jenis permainan yang tepat

4. Pengkondisian anak dalam satu kelompok yang belum dikelompokkan

berdasarkan kecenderungan berdasar kecerdasan jamak

D. Faktor – Faktor pendukung dalam menerapkan ide/ gagasan

Meski terdapat beberapa kendala, sebetulnya masih dapat teratasi dengan

adanya faktor pendukung dalam menerapkan gagasan/ ide. Factor pendukung

yang optimal dirumuskan dalam uraian berikut:

1. Semangat guru untuk terus belajar melalui beberapa media, salah satu

yang sangat membantu adalah melalui bedah buku teragenda (2 pekan

sekali) dengan sesame teman guru.

2. Pembelajaran anak usia dini lebih dominan pada aspek psikomotor dan

afektif, sehingga meminimalkan special moment pada aspek kognitif saja

22

Page 23: Lkt paudni materi

3. Kebiasaan guru menuliskan rencana pembelajaran (lesson plan) sangat

membantu mengasah kemampuan dan kepekaan menghadirkan special

moment yang elegan

4. Jumlah anak yang dibagi berdasarkan usia dan kelas-kelas di sentra yang

mensyaratkan jumlah ideal anak 6-8, sangat membantu dalam memberikan

permainan yang sesuai dengan kecenderungan anak berdasarkan

keccerdasan jamak

E. Tindak lanjut/ rencana desiminasi dalam menerapkan ide/ gagasan

Penerapan ide/ gagasan pada karya tulis ini sudah mengagendakan tugas besar

selanjutnya. Anak yang telah ditemukan special momentnya akan terus

dioptimalkan sesuai dengan kecenderungan dominan pada kecerdasan jamak

dengan target:

1. Anak mampu menemukan bakat dari potensi yang ditemukan melalui

kecenderungan kecerdasan yang dominan

2. Anak yang telah menemukan bakatnya dapat menggali potensi

berdasarkan kecerdasan yang ke dua, dan seterusnya

3. Anak berbakat dapat menjadikan bakat tersebut menjadi profesi

4. Profesi anak ketika dewasa dapat dibalut dengan bakat lain dari

kecerdasan jamak

23

Page 24: Lkt paudni materi

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dalam karya tulis diatas, dapat disimpulkan beberapa hal

penting yang sebelumnya menjadi permasalahan dalam karya tulis ini.Adapun

kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya anak berpotensi yang terakomodir dengan pendidikan yang

tepat akan menjadi anak yang berbakat

2. Mengoptimalkan potensi anak dalam rangka menemukan bakat yang akan

bermanfaat dalam kehidupan anak ketika mereka dewasa, karena bakat

dapat dijadikan sebagai profesi

3. Potensi anak yang muncul dikembangkan dengan cara yang tepat

sehingga tidak lagi muncul istilah “anak nakal” namun diganti dengan

istilah “anak berbakat”

B. Rekomendasi

Berdasarkan penyusunan karya tulis ini, melalui ide/ gagasan yang kami

paparkan terkait dengan Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan Jamak Anak

usia Dini (focus metode pembelajaran melalui bermain di sentra-sentra) kami

rekomendasikan hal-hal berikut:

1. Dinas Pendidikan, dalam tulisan ini kami menghadirkan istilah baru yaitu

POTENSI dan BAKAT yang sebetulnya sangat penting untuk

24

Page 25: Lkt paudni materi

ditindaklanjuti mengingat banyaknya tantangan di lapangan saat

mengaplikasikan beberapa teori yang ada. Fasilitasi dari Dinas Pendidikan

sangat diharapkan dalam rangka mensosialisasikan istilah dimaksud

kepada lembaga PAUD yang ada di Indonesia.

2. Pemerhati Pendidikan, kami menyampaikan beberapa hal penting terkait

Pendidikan Anak Usia Dini khususnya cara TEPAT dalam menggali

potensi agar terasah dan dapat muncul sebagai bakat.

3. Pendidik PAUD, karya tulis ini ditulis berdasarkan pengalaman dalam

menerapkan beberapa teori yang ada. Beberapa hikmah dapat diambil dan

dijadikan sebagai bahan pembanding dalam mendidik anak usia dini.

4. Orang tua, kami menganggap orang tua adalah mitra yang sangat efektif

dalam mendidik anak usia dini. Beberapa pengalaman kami dalam

berkomunikasi dengan orang tua, mengindikasikan bahwa setiap anak

memang berbeda. Anak memiliki kecerdasan majemuk yang berbeda pada

titik optimalisasinya, ada yang unggul dalam hal naturalistik atau mungkin

dalam musikal dan jenis kecerdasan yang lain.

25