LK Cedera Kepala Berat
-
Upload
leny-sukmawati -
Category
Documents
-
view
305 -
download
19
Transcript of LK Cedera Kepala Berat
![Page 1: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera kepala adalah trauma mekanik kepala yang terjadi baik secara langsung atau
tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan fungsi neurologis, fungsi
fisik, kognitif, psikososial, bersifat temporer atau permanent.1 Sebagian besar cedera kepala
yang sering terjadi adalah cedera kepala tertutup akibat kecelakaan lalu lintas, 84%
diantaranya menjalani terapi konservatif dan 16% membutuhkan tindakan operatif.2 Menurut
Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada
kepala,bukan bersifat congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.3
BAB II
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Tn. X
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Alamat : Wonodri
Pekerjaan : -
Pendidikan : Mahasiswa
Agama : Islam
2. ANAMNESIS
- Keluhan utama : tidak sadarkan diri post KLL
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien post KLL datang ke UGD dengan keadaan tidak sadarkan diri. Melalui
alloanamnesa dengan penolong pada tanggal 23 April 2012 diperoleh informasi
bahwa pasien terjatuh dari motor akibat menghindari truk. Pasien ditemukan tidak
sadar dengan posisi telungkup tanpa memakai helm. Tekanan darah pada awal
pemeriksaan didapatkan 100/70 mmHg, setelah 5 menit tiba-tiba tekanan darah
menjadi 150/90 mmHg
- Riwayat penyakit dahulu :
![Page 2: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/2.jpg)
Hipertensi : disangkal
Diabetes Melitus : disangkal
Alergi : disangkal
- Riwayat penyakit keluarga :
Hipertensi : disangkal
Diabetes Melitus : disangkal
Alergi : disangkal
- Riwayat pengobatan : belum dilakukan penanganan
- Riwayat sosial ekonomi : mahasiswa, kesan : cukup
3. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : tidak sadar
- Kesadaran : Stupor, GCS : E1M4V1
- Tanda vital :
Tensi : 100/70
Nadi : 90x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 37 derajat celcius
Berat Badan : ± 65 kg
Tinggi Badan : ± 165 cm
BMI : ± 23
Kesan : gizi cukup
- Status generalis :
Kepala : terdapat hematom dan vulnus eksoriatum pada temporal dextra.
Mata : pupil anisokor, OD 5 mm OS 3 mm, RC -/+, CA -/-, SI -/-
Telinga : normotia, sekret -/-, serumen -/-, darah -/-, membran timpani intak +/+
Hidung : septum deviasi (-) , sekret (-), mukosa tidak hiperemis, konka eutrofi
Mulut : sianosis (-), snoring (+)
Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)
Thoraks :
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri
Batas kanan bawah : sela iga V linea sternalis kanan
![Page 3: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/3.jpg)
Batas kiri bawah : sela iga V 1-2 cm media linea midclavikula kiri
Batas pinggang jantung : sela iga III linea parasternal kiri
Konfigurasi jantung : normal
Auskultasi : normal tidak ada suara tambahan
Pulmo :
Inspeksi : statis; bentuk dada normal, dinamis; gerak dada simetris
Palpasi : flail chest (-), ICS normal
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler, reguler, suara tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : bentuk perut normal
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : pekak sisi (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Refleks fisiologis -/- -/-
Refleks patologis -/- -/-
4. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi : Foto polos cervical AP dan crosstabel lateral
CT scan kepala
Laboratorium : BGA (Blood Gas Analysis)Darah rutin Elektrolit Ureum KreatininGDS
![Page 4: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/4.jpg)
5. Daftar abnormalitas Kesadaran GCS 6 (cedera kepala berat)Ditemukan defisit neurologis (pupil anisokor dan reflek cahaya (-), hemi sinistra))Terdapat hematoma dengan vulnus excoriatum pada temporal dextraTekanan darah yang naik (150/90 mmHg)
6. Daftar problem Cedera Kepala berat
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi :
Menurut perkumpulan dokter saraf Indonesia (PERDOSSI) cedera kepala adalah
trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung
yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik,
kognitif, sikososial bersifat temporer atau permanen.
Menurut Brain Injury Association of America, cedera epala adalah suatu kerusakan
pada kepala bukan bersifat congenita maupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/ benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Klasifikasi :
cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi yaitu :
a. Berdasarkan mekanisme
1. Cedera kepala tumpul, dapat disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor,
jatuh atau pukulan benda tumpul.
2. Cedera kepala tembus (penetrasi) disebabkan luka tembak atau pukulan benda
tumpul.
b. Berdasarkan beratnya
1. Ringan (GCS 14- 15)
2. Sedang (GCS 9- 13)
3. Berat (GCS 3-8)
c. Berdasarkan morfologi
1. Fraktura tengkorak
a. Kalvaria
1. Linear atau stelata
2. Depressed atau non depressed
3. Terbuka ata tertutup
![Page 5: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Dasar tengkorak
1. Dengan atau tanpa kebocoran CNS
2. Dengan atau tanpa paresis N VII
2. Lesi intrakranial
a. fokal
1. epidural
2. subdural
3. intraserebral
b. difusa
1. komosio ringan
2. komosio klasik
3. cedera aksonal difusa
Patofisiologi :
Adanya jejas (trauma) pada kepala akan dapat merusak bangunan-bangunan yang ada di
kepala, baik kranium maupun otak. Trauma kepala yang dialami pasien menyebabkan jejas
berupa hematoma di temporal dekstra, sehingga dimungkinkan jejas/rudapaksa berasal dari
temporal dekstra. Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E1M4V1, merupakan
suatu cidera kepala berat dengan kemungkinan besar telah terjadi lesi di otak. Dari
pemeriksaan fisik didapatan pupil anisokor dan pupil dekstra midriasis dan RC (-) serta
adanya kelemahan anggota gerak kiri. Kemungkinan besar terdapat lesi intrakranial pada otak
bagian kanan (coup).
Kriteria Diagnosis Cedera Kepala:
1. Minimal (simple head injury)/SHI
GCS 15
Kesadaran baik
Tidak ada amnesia
2. Cedera Otak Ringan (COR)
GCS 14 atau
GCS 15 dengan amnesia pasca cedera < 24 jam atau hilang kesadaran < 10 menit
Dapat disertai gejala klinik lainnya, misal : mual, muntah, sakit kepala, atau vertigo
3. Cedera Otak Sedang (COS)
GCS 9-13
Hilang kesadaran >10menit tetapi kurang dari 6 jam
Dapat atau tidak ditemukan adanya defisit neurologis
![Page 6: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/6.jpg)
Amnesia paska cidera selama kurang lebih 7 hari (+/-)
4. Cedera Otak Berat (COB)
GCS 5-8
Hilang kesadaran >6jam
Ditemukan defisit neurologis
Amnesia paska cidera lebih dari 7 hari
5. Kondisi kritis
GCS 3-4
Hilang kesadaran >6jam
Ditemukan defisit neurologis
Jenis cidera otak:
1. Perdarahan epidural
a. Lusit interfal
b. Anisokor pupil
c. Hemiparesis yang terjadi kemudian
d. Refleks babinski yang terjadi kemudian
2. Fraktur basis cranii
a. Rinorea dan otorea
b. Hematoma kacamata atau hematoma retroaurikula
PENATALAKSANAAN
a. Terapi umum
Untuk kesadaran menurun:
Lakukan resusitasi
Bebaskan jalan nafas (airway) dan supine control, jaga fungsi pernafasan
(breathing), circulation and control bleeding (tidak boleh terjadi hipotensi,
sistolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg), nadi, suhu (tidak boleh
sampai terjadi pireksia)
Keseimbangan cairan dan elektrolit dan nutrisi yang cukup, dengan kalori
lebih 50% dari normal
Jaga keseimbangan gas darah
Jaga kebersihan kandung kemih, kalau perlu pasang kateter
Jaga kebersihan dan kelancaran jalur intravena
![Page 7: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/7.jpg)
Ubah posisi untuk cegah dekubitus
Posisi kepala ditinggikan 300
Pasang selang NGT pada hari kedua kecuali kontra indikasi yaitu pada
fraktur basis cranii
Infus cairan isotonis
Berikan oksigen sesuai indikasi
b. Terapi khusus
1. Medikamentosa
Mengatasi tekanan tinggi intrakranial, berikan manitol 20%
Simptomatis
Antiepilepsi jika terjadi bangkitan epilepsi pasca cidera
Antibitika diberikan atas indikasi
Anti stress ulcer diberikan bila ada perdarahan lambung
2. Operasi bila terdapat indikasi
c. Rehabilitasi
1. Mobilisasi bertahap dilkukan secepatnya setelah keadaan klinik stabil
2. Neurorestorasi dan neurirehabilitasi diberikan sesusai dengan kebutuhan
KONSULTASI
1. Bedah saraf atau bedah lainnya sesuai indikasi
2. Neuroemergensi
3. Neurobehavior
4. Neurorehabilitasi
Pada kasus didapatkan didapatkan pasien snooring. Hal ini menunjukkan pasien
masih bisa bernafas namun terdapat obstruksi benda padat.
Primary survey:
Airway and supine control = snoring (+), dilakukan Jaw trust sambil look, listen, feel kemudian dipasang orofaringeal tube untuk menahan lidah agar tidak jatuh. Serta dipasang cervical collar.
Breathing = gerak dada simetris, RR = 20x/mnt, jejas dada (-). Dilakukan pemasangan sungkup muka sedrehana. Selain itu, dilakukan juga auskultasi dan perkusi untuk
![Page 8: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/8.jpg)
menyingkirkan kemungkinan adanya pneumothorak, hemotorak, dan tension pneumothorak.
Circulation and control bleeding = TD = 110/70 mmHg, HR=90x/mnt, hematoma kepala bagian kanan (+), VE (+). Dilakukan pemasangan infus RL 1 jalur, DC, dan alat pemantau saturasi.
Disability= GCS : E1M4V1=6, gerak ekstremitas superior +/-, Reflek pupil -/+, pupil anisokor 5mm/3mm. Dilakukan mini neurological examination.
Exposure = cedera yang mengancam jiwa (-)
Terapi farmakologi
-Obat neuro protektan : piracetam
-Obat diuretic : manitol 20% 0,5-1 g/kgBB
Furosemid 0,3-0,5 mg/KgBB
Terapi cairan elektrolit: pada awal pemberian diberikan cairan kristaloid (RL 1500-
2000ml/hari) kemudian dapat dilanjut dengan pemberian cairan koloid hydroxyethyl
starch.
Non farmako
- Posisi Tidur
Penderita cedera kepala berat dimana TIK tinggi posisi tidurnya ditinggikan
bagian kepala sekitar 20-30, dengan kepala dan dada pada satu bidang, jangan posisi
fleksi atau leterofleksi, supaya pembuluh
vena daerah leher tidak terjepit sehingga drainase vena otak menjadi lancar.
- nutrisi
BAB IV
RINGKASAN
A. Kasus
Seorang laki – laki berumur 20 tahun datang ke UGD diantar oleh seorang
penolong dengan keadaan tidak sadarkan diri. Dari alloanamnesa, diperoleh informasi
bahwa pasien tersebut baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu terjatuh dari
![Page 9: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/9.jpg)
motor ketika menghindari sebuah truk dan pasien tersebut tidak menggunakan helm.
Dari keterangan penolong, pasien ditemukan dalam keadaan posisi telungkup.
B. Permasalahan
Berdasarkan alloanamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
ditemukan adanya hematom temporal dextra disertai dengan vulnus excoriatum, pupil
anisokor, dan paralisis extremitas atas sinistra. Dari kelainan yang telah ditemukan
dokter mendiagnosis pasien tersebut mengalami cedera kepala berat (GCS 6).
C. Solusi
Primary survey:
Airway and supine control = snoring (+), dilakukan Jaw trust sambil look, listen, feel
kemudian dipasang orofaringeal tube untuk menahan lidah agar tidak jatuh. Serta
dipasang cervical collar.
Breathing = gerak dada simetris, RR = 20x/mnt, jejas dada (-). Dilakukan pemasangan
sungkup muka sedrehana. Selain itu, dilakukan juga auskultasi dan perkusi untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya pneumothorak, hemotorak, dan tension
pneumothorak.
Circulation and control bleeding = TD = 110/70 mmHg, HR=90x/mnt, hematoma
kepala bagian kanan (+), VE (+). Dilakukan pemasangan infus RL 1 jalur, DC, dan
alat pemantau saturasi.
Disability= GCS : E1M4V1=6, gerak ekstremitas superior +/-, Reflek pupil -/+, pupil
anisokor 5mm/3mm. Dilakukan mini neurological examination.
Exposure = cedera yang mengancam jiwa (-)
Secondary survey:
Pemeriksaan fisik menyeluruh untuk mennyingkirkan adanya didere yang mengancam
jiwa.
Terapi farmakologi
-Obat neuro protektan : piracetam
![Page 10: LK Cedera Kepala Berat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/5572103b497959fc0b8cd9ec/html5/thumbnails/10.jpg)
-Obat diuretic : manitol 20% 0,5-1 g/kgBB
Furosemid 0,3-0,5 mg/KgBB
Terapi cairan elektrolit: pada awal pemberian diberikan cairan kristaloid (RL 1500-2000ml/hari) kemudian dapat dilanjut dengan pemberian cairan koloid hydroxyethyl starch.
Non farmakologi
- Posisi Tidur
Penderita cedera kepala berat dimana TIK tinggi posisi tidurnya ditinggikan bagian kepala sekitar 20-30, dengan kepala dan dada pada satu bidang, jangan posisi fleksi atau leterofleksi, supaya pembuluh
vena daerah leher tidak terjepit sehingga drainase vena otak menjadi lancar.
- nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
1. PERDOSSI cabang Pekanbaru. Simposium trauma kranio-serebral tanggal 3
November 2007. Pekanbaru.
2. PERDOSSI. 2006. Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional.
Jakarta. PERDOSSI.
3. Brain Injury Association of America. Types of Brain Injury.
http://www.biausa.org (diakses 25 April 2012).