Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2473/6/BAB II.pdfdesain, dan...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2473/6/BAB II.pdfdesain, dan...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
4
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Animasi
2.1.1. Definisi Animasi 3D
Withrow (2009, hal. 10) menuliskan animasi adalah tampilan secara cepat dari
sejumlah rangkaian gambar tak bergerak yang menciptakan ilusi gerak karena
adanya fenomena yang disebut persistence of vision.
Beane (2012) mengatakan animasi 3D merupakan suatu istilah umum untuk
menggambarkan suatu industri yang menggunakan software dan hardware 3D
animasi untuk berbagai macam produksi. Animasi dan gerakan merupakan fungsi
utama dari industri 3D animasi. 3D animasi digunakan dalam tiga industri utama,
yaitu, entertainment, scientific, dan lainnya.
2.1.2. Produksi Animasi 3D
Beane (2012) mengatakan sebuah alur produksi animasi 3D merupakan kerja sama
sekumpulan orang, hardware, dan software dalam urutan tertentu untuk
menciptakan produk animasi 3D atau aset. Tiga tahap utama dalam alur produksi
adalah praproduksi, produksi, dan pascaproduksi
Beane juga mengatakan tahap praproduksi merupakan tahap perencanaan,
desain, dan tahap penelitian dari proyek 3D secara keseluruhan. Tahap ini sangat
diperlukan karena akan memunculkan ide yang baik dan menciptakan rencana
produksi yang membantu pemahaman untuk mengelola proyek. Tahap praproduksi
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
5
dibagi menjadi lima bagian dan bergantung kepada tipe proyek yang sedang
dikerjakan, lima tahap ini bisa digunakan seluruhnya atau hanya beberapa
diantaranya. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Ide/cerita
Harus berupa sesuatu yang menyenangkan dan sederhana. Setelah berhasil
menemukan premis awal sebuah cerita yang baik, waktunya untuk
mengubahnya menjadi sebuah bentuk naratif.
2. Script/screenplay
Merupakan bentuk formal yang tertulis dari sebuah akhir cerita. Di
dalamnya tertulis mengenai dasar pergerakan karakter, environment, waktu,
aksi dan percakapan.
3. Storyboards
Merupakan bentuk visual cerita dari script/screenplay. Sebuah storyboard
merupakan bentuk representasi pertama dari cerita keseluruhan. Di
dalamnya terdapat ide awal mengenai camera staging, representasi awal
dari visual efek yang mungkin terjadi, dan beberapa key character poses
atau scene events yang akan terjadi di dalam proyek. Setiap gambar dalam
storyboard menvisualisasikan sebuah story beat, atau moment dari script.
4. Animatic/pre-visualization
Animatic merupakan bentuk dari storyboard yang bergerak. Pre-
visualization atau pre-vis dimanfaatkan secara khusus untuk visual efek
dalam film live-action
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
6
5. Desain
Hasil akhir dari sebuah proyek akan diputuskan dalam komponen desain.
Untuk seluruh industri entertainment, bagian ini mencakup desain karakter,
properti, kostum, dan desain environment.
Tahap produksi mencakup komponen-komponen:
1. Layout.
Menciptakan versi 3D dari animatic.
2. Research and Development (R&D).
Komponen ini juga terlibat ketika praproduksi hingga pascaproduksi.
Dalam bagian R&D, artists dari berbagai komponen bekerja dengan
technical director untuk menangani tantangan yang terjadi dalam proyek
secara teknis. Contohnya, tim R&D Finding Nemo yang diproduksi oleh
Pixar memikirkan cara untuk menciptakan tampilan air, termasuk benda
yang mengapung di dalamnya. (saat itu masih belum ada animasi 3D yang
menggambarkan air, karena dianggap terlalu susah untuk dikendalikan dan
di-render secara efisien.)
3. Modeling
Model merupakan bentuk representasi permukaan geometri sebuah objek
yang dapat diputar dan dilihat pada software animasi 3D.
4. Texturing
Texture artist menambahkan warna dan properti permukaan untuk model
geometri.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
7
5. Rigging/setup
Objek geometri dilengkapi dengan control rig sehingga animator dapat
menggerakan objek tersebut.
6. Animation
Gerakan pada objek atau karakter diciptakan. Animator harus mengerti berat
dan waktu sekaligus menghasilkan physical acting performance yang
menunjukkan kepribadian karakter tersebut sehingga bisa dimengerti saat
ditayangkan di layar.
7. 3d visual effects (VFX)
Menganimasikan hal-hal yang bukan merupakan karakter atau properti yang
berinteraksi dengan benda, sebagai contoh, bulu, rambut, baju, api, air, dan
debu.
8. Lighting/ rendering
menciptakan pencahayaan dan mood untuk sebuah scene atau sequence.
Setelah selesai mengatur dengan semua lampu maka akan melanjutkan ke
proses render passes, di mana tiap bagian akan melewati proses render.
Tahap pascaproduksi merupakan tahap akhir dan output dari proyek animasi
3D, tetapi hal ini bisa berarti hasil yang berbeda untuk tiap industri yang berbeda.
Industri entertainment menggunakan tahap ini untuk membuat proyek terlihat
menonjol melalui visual efek dan koreksi warna. Industri ilmiah membuat tahap ini
untuk pemeriksaan kembali terhadap keakuratan proyek.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
8
Gambar 2.1. Production Pipeline (3D Animation Essentials, 2012, hal. 23)
2.1.3. Environment dalam 3D Animasi
White (2009) menuliskan background dan environment merupakan elemen penting
dalam sebuah film animasi baik secara digital maupun tradisional. Kualitas
background dalam suatu film dapat membangun atau menghancurkan kualitas
animasinya. Hal ini disebabkan karena background merupakan mayoritas yang
terlihat di setiap shot pada screen area.
White (2006) dalam bukunya yang lain, yaitu Animation: from Pencils to
Pixels menuliskan bahwa environment merupakan suatu istilah pada animasi 3D
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
9
yang apabila dalam animasi 2D istilahnya berupa background. Enviromental artist
(dan terkadang animator) menciptakan sets dan lokasi di mana karakter dibutuhkan
untuk bergerak. Tetapi berbeda dengan animasi 2D (di mana background adalah
2D piece of artwork), 3D environment harus berbentuk 3D dan sanggup
menampilkan detail dari setiap bagian yang tersorot kamera.
Environmental art dapat berbentuk apapun. Bahkan dalam pengerjaan
environment, ada pembagian dalam bidang khusus. Beberapa environmental artist
diarahkan secara khusus untuk membuat interior, di mana kualitas texture, detail,
lighting, shadowing, dan furniture dan properti sangat penting dalam pengaturan.
Environmental artist lainnya lebih diarahkan untuk eskterior, seperti pohon, semak,
rumput, sungai, dan gunung. Environment sering membutuhkan efek animasi,
seperti sungai berjalan, air terjun, angin, hujan, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan environment.
2.2. Prinsip Desain
Lauer dan Pentak (2005) menuliskan desain adalah perencanaan, pengaturan.
2.2.1. Harmoni
Lauer dan Pentak (2005) menuliskan bahwa unity merupakan harmoni atau
persetujuan antara elemen-elemen desain yang ada, terlihat saling memiliki satu
sama lain, seperti ada koneksi visual yang menyebabkan kebersamaan. Hal yang
serupa terjadi pada harmoni. Apabila beberapa elemen tidak harmoni, terlihat
seperti terpisah atau tidak berhubungan, maka pola yang ada akan terlihat seperti
berpisah dan kurang kesatuan.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
10
Sebuah jalur mudah untuk mencapai unity adalah dengan proximity
(kedekatan), hanya dengan menaruh elemen-elemen tersebut berdekatan. Empat
elemen yang ada pada gambar A terlihat terpencil, seperti tidak ada hubungan
antara yang satu dengan yang lain. Dengan meletakkan empat elemen tersebut
secara berdekatan seperti pada gambar B, pola tersebut bisa dilihat seperti sebagai
pola yang saling berhubungan.
Gambar 2.2. Unity (Kesatuan) dengan Proximity (Pendekatan) (Design Basics, 2005, hal. 30)
Sebuah alat untuk mencapai kesatuan yang sering digunakan untuk mencapai
kesatuan adalah repetition (pengulangan). Hampir semua elemen bisa mengalami
pengulangan seperti warna, bentuk, tekstur, direksi, atau sudut.
Gambar 2.3. Contoh Repetition (Pengulangan) (Design Basics, 2005, hal. 32)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
11
Cara lain untuk mencapai kesatuan adalah dengan continuation (kelanjutan),
sebuah cara yang lebih cerdik dibandingkan pendekatan atau pengulangan yang
lebih cukup jelas. Desain A terlihat kompak dengan kedekatan dari tiap elemen.
Pada desain B terlihat lebih kompak karena diatur sedemikian rupa sehingga
penglihatan seseorang mengarah dari elemen yang satu ke elemen yang lain dengan
mudah.
Gambar 2.4. Contoh Continuation (Design Basics, 2005, hal. 34)
2.2.2. Emphasis
Untuk menarik perhatian penonton, seorang desainer membutuhkan emphasis atau
focal point. Elemen emphasis atau penekanan awalanya dapat membantu menarik
perhatian dan mendukung penonton untuk melihat lebih dekat. Focal point bisa
terdapat lebih dari satu. Terkadang sebuah karya seni mengandung point kedua
yang kurang menarik perhatian dibandingkan dengan focal point.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
12
Umumnya, focal point terjadi ketika sebuah elemen berbeda dari yang
lainnya. Hal apapun yang menginterupsi keseluruhan suatu pola akan mengalihkan
mata secara otomatis karena perbedaannya. Cara untuk mencapai emphasis dengan
kontras merupakan teknik yang berguna dari emphasis dengan membuatnya
terpencil.
Gambar 2.5. Contoh Emphasis dengan Pengucilan (Design Basics, 2005, hal. 34)
Penempatan elemen desain juga bisa menjadi alternatif dalam menciptakan
emphasis. Apabila banyak elemen yang mengarah ke satu benda, perhatian akan
mengarah ke benda tersebut dan menghasilkan focal point. Radial Design
merupakan contoh yang sempurna dari rencana ini.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
13
Gambar 2.6. Contoh Emphasis dengan Penempatan (Design Basics, 2005, hal. 56)
Tema spesifik atau disebut sebagai dominan seringkali menjadi focal point
visual yang menakjubkan. Penggunaan emphasis visual yang kuat pada satu elemen
bukan hal yang tidak biasa. Pada desain grafis dari iklan koran, cover majalan, dan
lainnya, sering ditemukan emphasis yang jelas dari satu elemen. Hak ini dibutuhkan
untuk menarik perhatian mata penonton dan mempresentasikan tema atau produk.
Gambar 2.7. Contoh Emphasis dengan Satu Elemen (Design Basics, 2005, hal. 59)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
14
2.2.3. Skala dan Proporsi
Skala dan proporsi saling berkaitan satu sama lain dan sama-sama mengarah ke
ukuran. Skala merupakan kata lain untuk ukuran. Skala besar merupakan suatu jalur
untuk mengatakan besar, dan skala kecil berarti kecil. Artian besar ini menjadi tidak
berarti kecuali mempunyai suatu standar yang bisa dijadikan referensi. Seekor
anjing besar menjadi bukan apa-apa apabila tidak mengetahui ukuran standar
seekor anjing. Proporsi mengarah ke yang berhubungan dengan ukuran benda yang
satu dengan yang lainnya atau berlawanan dengan standar.
2.2.4. Keseimbangan
Dalam mencari keseimbangan dalam gambar, seringkali dengan cara
mengasumsikan sumbu vertikal sebagai garis tengah dan sering mengharapkan
untuk melihat berat visual yang seimbang. Sumbu ini berfungsi sebagai titik
tumpuan dalam perbandingan atau penglihatan dan kedua sisi akan mencapai
equilibrium (keseimbangan). Keseimbangan merupakan tujuan yang ingin dicapai
secara umumnya. Tetapi hal ini bukan berarti tidak ada tempat untuk
ketidakkeseimbangan yang mempunyai maksud tertentu.
Jenis keseimbangan yang paling mudah, baik untuk diciptakan dan dikenali
disebut symmetrical balance (keseimbangan simetris). Bentuk mengalami
pengulangan pada posisi pada sisi lain dari sumbu vertikal pada keseimbangan
asimetris. Tipe simetri ini disebut juga simetri bilateral.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
15
Gambar 2.8. Contoh Bangunan yang Memiliki Simetri Bilateral (Design Basics, 2005, hal. 87)
Jenis keseimbangan kedua disebut asymmetrical balance (keseimbangan
asimetris). Pada kasus ini keseimbangan dicapai dengan objek yang tidak memiliki
berat visual yang sama atau daya tarik yang sama di mata.
Gambar 2.9. Contoh Bangunan yang Memiliki Keseimbangan Asimetris (Design Basics, 2005, hal. 91)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
16
Keseimbangan asimetris berdasarkan daya tarik objek objek yang berbeda
terlihat sama menariknya terhadap mata. Satu elemen yang menarik perhatian kita
mempunyai perbedaan value, perbedaan dari cahaya dan kegelapan.Warna juga
bisa menjadi elemen penyeimbang. Gambar yang berwarna selalu lebih menarik
mata daripada yang hitam putih. Sebuah area kecil warna terang dapat
menyeimbangkan area warna redup yang luas. Keseimbangan dengan value atau
warna merupakan alat yang mengijinkan perbedaan bentuk dari sisi manapun dari
sumbu tengah dan masih mencapai daya tarik mata yang seimbang.
Gambar 2.10. Contoh Asimetris dengan Value (Design Basics, 2005, hal. 92)
2.3. Desain Environment
White (2006) mengatakan konsep desain environment tidak boleh diremehkan
dalam proses desain dan perkembangan dalam pembuatan animasi. Penonton akan
melihat background environment kurang lebih sebanyak 95% baik disadari atau
tanpa disadari oleh penonton. Akibatnya, sebuah film bisa memberikan kualitas
ilusi atau menciptakan mood tertentu apabila background yang diciptakan
berkualitas tinggi.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
17
Seorang concept artist akan mengembangkan visual dan tampilan warna
secara keseluruhan proyek, di bawah bimbingan director. White (2009) menuliskan
concept art bukan membicarakan mengenai desain akhir melainkan konsep awal
mengenai tampilan dan mood cerita yang ingin ditampilkan. Concept Art memuat
konsep desain karakter, properti, dan environment.
Gambar 2.11. Gambar Concept Art (How to Make Animated Films, 2009, hal. 232)
2.2.1. Konstruksi
Farrelly (2007) menyebutkan bahwa konstruksi adalah mengenai arsitektur.
Farrelly menyebutkan juga ada empat elemen utama dalam pembuatan bangunan,
yaitu:
1. Struktur (atau kerangka)
Struktur sangat memperhatikan bagaimana bangunan tersebut disangga dan
pada umumnya mengambil salah satu dari dua bentuk, yaitu, struktur dari
konstruksi yang solid (di mana tembok mendukung bangunan) atau struktur
konstruksi kerangka (di mana kerangka bebas dari tembok dan lantai
bangunan).
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
18
Struktur bangunan yang solid menciptakan berat dan kepadatan pada
bangunan dan akan mempertegas ruang interior bangunan. Struktur
bangunan yang solid bisa menggunakan batu. Contohnya, ruangan batu dari
batu alam atau bata dan beton.
Gambar 2.12. Struktur yang Solid (http://www.clublofts.com/images/SolidStructure.jpg)
Konstruksi kerangka menyediakan sifat lentur yang baik pada
bangunan dan posisi terbuka yang ada (seperti pintu dan jendela). Struktur
kerangka bisa dibuat dengan banyak material seperti kayu, baja atau beton,
dan bisa dibangun dengan cepat bahkan untuk disesuaikan dengan
kebutuhan masa depan.
Gambar 2.13. Struktur Kerangka (http://www.mainebarncompany.com/wp-content/themes/Mainebarn/graphics/mebrn1.jpg)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
19
2. Fondasi
Struktur bangunan harus mendukung bagian yang menyentuh tanah, yang
sering disebut fondasi bangunan. Fondasi mempunyai peranan penting yaitu
mendukung kerangka atau struktur tembok. Fondasi harus kuat untuk
merespon kondisi tanah dan pergerakannya disekitar bangunan. Pergerakan
tanah dipengaruhi oleh kondisi lokal seperti geologi pada daerah yang akan
dibangun.
Gambar 2.14. Fondasi (http://www.mussell-family.com/kipo_2008/building_foundation_rebar.jpg)
3. Tembok dan bukaan
Tembok merupakan aspek arsitektural yang menciptakan pagar, membuat
batasan antara interior dan exterior. Tembok bisa menahan beban,
mendukung atap atau bidang lantai; atau tidak menahan beban sebagai
pemisah ruang.
Bukaan pada tembok mengijinkan cahaya untuk masuk ke dalam
ruangan, menyediakan ventilasi, dan sebagai tempat masuk dan atau keluar
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
20
dari sebuah bangunan atau ruang. Bukaan pintu menandai titik masuk dan
sering didefinisikan sebagai identitas gedung. Pintu keluar masuk sering
ditandai dengan ambang pintu di mana tingkat lebih tinggi untuk
menjelaskan titik masuk.
Gambar 2.15.Jendela Membuat Cahaya Bisa Masuk ke Ruangan (http://picklemedia1.scrippsnetworks.com/pickle_media1/media/HGTV/110826/Photo_Vid
eo_18345817037648253073193_tophor.JPG?0)
4. Atap
Atap merupakan lapisan atas dari sebuah bangunan, membuat proteksi dan
memberikan rasa aman dan nyaman. Atap bisa berbentuk luas, bertindak
sebagai struktur tunggal dari bangunan atau mencakup bangunan.
Faktor iklim mempengaruhi desain atap. Curah hujan perlu segera
dialirkan secara cepat dan efisien, di mana mungkin memerlukan atap yang
miring. Pada iklim yang hangat, atap sering memerlukan proteksi dari
intensitas panas sehingga membutuhkan struktur atap yang menggantung
sehingga menyediakan perlindungan tambahan ke jalan di bawahnya. Pada
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
21
iklim yang mungkin turun salju, puncak atap merupakan bagian kritis untuk
mencegah salju menetap pada atap permukaan.
Gambar 2.16. Berbagai Macam atap
(http://www.maierroofingcompany.com/images/page_parts/images/roof_types.jpg)
2.2.2. Bentuk dan Furnitur Ruang Tamu
Grimley (2007) menuliskan bahwa pembentukan ruang menjadi beberapa kamar
yang mempunyai bentuk khusus merupakan seni utama dari desainer interior.
Beberapa masalah akan mempengaruhi proporsi ruangan dan rencana peletakannya
termasuk fungsi ruangan yang diharapkan, peletakan mebel dan aksesoris yang
akan mengisi ruangan tersebut. Ruangan dan kamar bisa bersambungan dalam
urutan yang menimbulkan penemuan dan menimbulkan kesenangan.
Proporsi berhubungan dengan salah satu dasar karakteristik dari bentuk, yaitu
perbandingan antara lebar dan panjang. Pembicaraan mengenai proporsi suatu
bentuk oleh desainer umumnya bersangkutan dengan panjang dan lebar dari sebuah
kotak, tetapi bisa juga bersangkutan dengan proporsi suatu lingkaran, bahkan
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
22
bentuk yang lebih kompleks seperti proporsi bentuk ginjal pada kolam renang.
Proporsi berhubungan dengan keputusan desain dibuat mengenai berbagai elemen
yang berkaitan lainnya. Sebagai contoh, desainer harus mempertimbangkan
proporsi bentuk tembok antara jendela dan proporsi pintu ketika mendesain
ketinggian interior.
Gambar 2.17. Contoh Proporsi Ruangan (Color, Space, and Style, 2007, hal.78)
Ruang tamu memiliki batasan yang paling sedikit dari seluruh ruangan yang
ada dalam sebuah rumah karena tidak membutuhkan peralatan, atau perlengkapan
pipa, atau penyimpanan. Ruang tamu didesain untuk merefleksikan gaya hidup dari
sebuah keluarga. Penentuan ukuran dan bentuk ruangan akan membantu pemilihan
dan peletakan mebel. Furnitur mempunyai dimensi yang berbeda dari berbagai
macam variasi furnitur yang ada. Di bawah ini merupakan dimensi umum furnitur
untuk ruang tamu. Furnitur yang berbeda jauh dengan contoh di bawah ini mungkin
tidak begitu nyaman dan praktis.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
23
Gambar 2.18. Ukuran Umum Furnitur untuk Ruang Tamu (Color, Space, and Style, 2007, hal. 99)
Woodson (1981) menuliskan bahwa dalam mendesain atau memilih furnitur,
hal umum yang harus diperhatikan adalah:
1. Sesuai dengan pengguna. Hati-hati dengan pertimbangan yang harus
diberikan kepada dimensi dan karakteristik anatomic pengguna supaya
furnitur yang ada sesuai dengan pengguna, mendukung pengguna dengan
layak, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2. Efisiensi pengguna. Perlu pertimbangan apa yang akan dilakukan
pengguna dengan furnitur dengan kondisi peletakan elemen, sambungan
komponen, pengerjaan kontrol spesial dan dampak visual saat akhir.
3. Karakterisik interaktif. Pertimbangan sebuah furnitur akan berinteraksi
dengan posisi lain dan memiliki orientasi dan gangguan yang berbeda.
4. Keamanan. Desain harus memerhatikan sisi keamanan, termasuk titik
kontak tajam,rapuhnya struktur, keseimbangan dan stabilitas, dan mudah
terbakar.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
24
5. Rumah Tangga. Seseorang yang harus membersihkan, memisahkan,
menyimpan, dan menyusun furnitur sekali waktu. Desain yang ada harus
membantu bukan menghalangi.
Desain furnitur yang baik bisa diciptakan untuk alasan gaya, tetapi penemuan
manusia yang baik harus diutamakan. Ada lebih sedikit batasan untuk tipe meja
yang digunakan untuk keperluan rumah tangga atau lobby seperti end tables and
coffee tables. End tables tidak boleh lebih tinggi dari lengan kursi yang berdekatan.
Coffee tables tidak boleh lebih rendah dari 12in (30cm) atau lebih tinggi dari 16 in
(46cm) Credenzas atau magazine tables umumnya berinteraksi dengan posisi
berdiri dan sebaiknya tingginya sekitar 36in(91 cm). Meja yang sangat pendek
sebaiknya tidak memiliki ujung yang tajam terutama meja yang mempunyai kaca
di atasnya. Meja dengan tumpuan satu kaki sebaiknya tidak melebihi lebar bagian
atas untuk menghindari bahaya tersandung.
Gambar 2.19. Ukuran yang disarankan Woodson (Human Factor Design handbook, 1981, hal. 692)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
25
Dalam mendesain dan memilih kabinet atau rak penyimpanan, hal utama
yang menjadi pertimbangan adalah kemungkinan penyimpanan dan hal yang akan
dilakukan. Hal ini memerlukan perhatian mengenai bentuk dan berat hal yang akan
disimpan baik ukuran dan berat yang akan disimpan dan kebutuhan pengguna untuk
melihat seberapa tinggi dan jauh yang dapat dicapai oleh pengguna. Kekuatan dan
batasan gerakan oleh pengguna saat dalam berbagai posisi seperti stretching,
bending, membungkuk, dan berlutut.
Gambar 2.20. Batasan Gerakan Pengguna saat Mengambil Barang (Human Factor Design handbook, 1981, hal. 694)
Ruang tamu dapat berfungsi dengan baik ketika diatur mengikuti beberapa
prinsip alternatif. Grimley (2007) menuliskan bahwa prinsip symmetrical (simetris)
membuat furnitur diletakkan di sekitar sumbu yang ada di tengah ruangan. Prinsip
dual axis akan membuat fokus ke tengah ruangan dan sisi lainnya menjadi latar
belakang. Prinsip local symmetry memisahkan area duduk dan membuat ruangan
terasa lebih luas serta menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam ruangan.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
26
Prinsip asymmetrical menggunakan grup furnitur yang tidak berhubungan sebagai
hasil dari suasana lepas dalam ruangan.
Gambar 2.21. Ruang Tamu dengan Prinsip Symmetrical
(Color, Space, and Style, 2007, hal. 100)
Gambar 2.22. Ruang Tamu dengan Prinsip Dual Axis
(Color, Space, and Style, 2007, hal. 100)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
27
Gambar 2.23. Ruang Tamu dengan Prinsip Local Symmetry
(Color, Space, and Style, 2007, hal. 101)
Gambar 2.24. Ruang Tamu dengan Prinsip Local Symmetry
(Color, Space, and Style, 2007, hal. 101)
2.2.3. Permukaan
Grimley (2007) menyampaikan bahwa permukaan mungkin merupakan hal yang
paling mudah sekaligus paling provokatif dari segala sarana yang digunakan
desainer interior untuk membatasi ruangan. Fungsi efektif dari suatu interior akan
hilang apabila permukaan akhirnya tidak dipadukan dengan baik.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
28
2.3.3.1. Warna
Grimley (2007) mengatakan warna tetap merupakan tantangan yang paling
menantang dan sering menjadi perdebatan dalam desain interior. Grimley
mengutip perkataan seorang pelukis dan ahli teori warna, Josef Albers,
“Colors present themselves in continous flux, constantly related to changing
neighbours and changing conditions.” Yang apabila diterjemahkan, kurang
lebih menjadi warna mempresentasikan dirinya dalam aliran secara terus
menerus, secara konstan berhubungan dengan pergantian sesuatu yang
terletak dekat dengannya dan berubah kondisi.
Warna pada dasarnya merupakan hasil penyerapan atau pencerminan
suatu benda terhadap cahaya yang terlihat dalam spektrum warna. Peranan
warna dalam desain interior mengalami komplikasi lebih lanjut dengan
adanya perpaduan dengan materialnya. Warna dalam desain interior dapat
dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu warna sebagai permukaan yang
diterapkan dan warna sebagai integral untuk sebuah material.
1. Color Wheel
Fraser dan Banks (2004, hal. 40) mengatakan penemuan Newton mengenai
spektrum pembagian tujuh warna adalah sewenang-wenang dan terlalu
terobsesi dalam ilmu berhitungnya sehingga color wheel yang dihasilkan
sedikit aneh karena pembagian warnanya berbeda ukuran untuk tiap
warnanya. Color Wheels kemudian diproduksi oleh theorists lainya, di mana
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
29
hampir semuanya selalu berdasarkan pembagian warna primary yang
jaraknya sama.
Gambar 2.25. Color Wheel
(http://www.tigercolor.com/color-lab/color-theory/images/color-wheel-300.gif)
2. Relatif Warna
a. Temperatur Warna
Grimley (2007) mengatakan bahwa warna memiliki temperatur. Warna bisa
dideskripsikan sebagai hangat (merah, orange, kuning) atau dingin (biru,
hijau). Warna netral (putih, abu-abu) juga memiliki variasi temperatur. Putih
bisa bergantian dideskripsikan dingin atau hangat dan perubahan dalam
temperatur dapat menambah dan mengikat bersama dalam skema warna.
Gambar 2.26. Warna Hangat dan Dingin (Color, Space, and Style, 2007, hal. 140)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
30
b. Warna dan Material
Peranan warna dalam desain interior lebih kompleks ketika digabungkan
dengan material. Material mempunyai kualitas serapan, reflectance, dan
luminance di mana sistem warna secara abstrak tidak masuk ke dalam
hitungan. Material mungkin mengandung banyak layer warna dan sering
mengandung variasi warna dalam sebuah sampel material. Warna dalam
interior desain dapat dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu, warna
sebagai permukaan yang diplikasikan dan warna sebagai integral pada
sebuah material.
c. Skema Warna
Fraser dan Banks (2004) mengatakan Color Wheel manapun yang
digunakan, tujuan utamanya membantu penggunanya menuju ke arah warna
yang akan bekerja sama dengan baik. Skema warna juga dideskripsikan
sebagai harmoni. Terry Lee Stone (2006) mengatakan ada 6 konsep dasar
warna yang dapat diaplikasikan untuk kombinasi warna yang tidak terbatas,
yaitu:
1. Complementary
Merupakan pasangan warna yang saling bertolak belakang dalam color
wheel. Warna-warna ini mempresentasikan hubungan yang paling kontras.
Bila dua warna ini digunakan maka akan menghasilkan visual yang menarik
perhatian mata.
2. Split Complementary
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
31
Merupakan tiga skema warna, di mana salah satu warnanya ditemani oleh
dua warna yang berdekatan dan berjarak sama dalam color’s complement
yang pertama.
3. Double Complementary
Kombinasi dua pasangan dari complementary colors. Adanya penaikan
komplemen yang terjadi karena intensitas warna satu sama lain
menyebabkan tidak semua set warna yang dihasilkan akan menyenangkan.
4. Analogous
Kombinasi dua warna atau lebih yang jaraknya sama antar satu dengan yang
lain dalam color wheel. Warna-warna ini memiliki gelombang cahaya yang
mirip sehingga paling mudah dilihat mata.
5. Triadic
Kombinasi dari tiga warna yang jaraknya sama dalam color wheel. Triads
dengan warna utama sangat mencolok mata, tetapi secondary dan tertiary
menghasilkan kontras yang lembut. Triads dengan dua warna primary
(misalnya ungu, nila, dan merah) menghasilkan warna yang lebih
menyenangkan.
6. Monochromatic
Skema warna ini menghasilkan shades dan tints dari setiap suatu warna.
Gunakan satu warna dan eksplorasikan berbagai macam saturation dan
lightness untuk menghasilkan kombinasi warna yang senada.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
32
Gambar 2.27. Berbagai Macam Skema Warna (Color Design Workbook, 2006, hal. 21)
d. Psikologi Warna
Fraser dan Banks (2004) menuliskan beberapa aspek psikologi warna, yaitu:
1. Cokelat
Positif: serius, hangat, warna alam, dapat diandalkan, menunjang
Negatif: kurang menyenangkan, depresi, kurang hebat
2. Ungu
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
33
Positif: kesadaran spiritual, penahanan, penglihatan, kemewahan,
kebenaran, kualitas
Negatif: dekadensi, tekanan, keadaan yang rendah
3. Hitam
Positif: kepuasan, kemewahan, keamanan, efisien
Negatif: penindasan, kedinginan, ancaman, depresi
4. Biru
Positif: intelegensi, kepercayaan, efisien, ketenangan, tanggung jawab,
sejuk, refleksi, tenang
Negatif: kedinginan, cuek
5. Merah
Positif: kuat, berani, hangat, tenaga, stimulasi, masculin, kegembiraan.
Negatif: tantangan, agresi, menyiksa
6. Hijau
Positif: harmoni, keseimbangan, penyegar, kasih universal, pemulihan,
penghiburan, damai
Negatif: kebosanan, stagnasi, kelemahan
7. Kuning
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
34
Positif: optimis, percaya diri, kuat, persahabatan, kreatif
Negatif: irasional, ketakutan, depresi,
8. Abu-abu
Positif: netral
Negatif: kurang percaya diri, lembab, depresi, hibernasi, kurang tenaga
2.3.3.2. Material
Grimley (2007) mengungkapkan bahwa material merupakan esensi dari
palet desain interior. Material mempunyai pengaruh langsung terhadap
warna, cahaya, tekstur, dan pola yang digunakan oleh desainer.
1. Wall Treatments
Dinding mempertegas ruangan dari sebuah kamar atau urutan gerakan
melalui sebuah interior. Berbagai macam penyelesaian permukaan dinding
berkisar dari cat yang sederhana hingga yang lebih kompleks seperti papan
bingkai yang rumit dan lapisan batu.
2. Cat
Cat digunakan untuk menambahkan warna, ketahanan, dan dekorasi ke
beberapa elemen dalam interior.
3. Wallpapers dan Vinyls
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
35
Baik kertas ataupun vinil, wall coverings tersusun dari bagian depan yang
dicetak menempel pada dinding. Bagian depan diperlakukan sebagai
permukaan dekoratif yang kemudian diaplikasikan pada dinding bagian
vertikal. Kertas dan vinil menawarkan banyak keuntungan mulai dari
ketahanan dan kemampuan untuk menyembunyikan permukaan yang tidak
sempurna menjadi estetika murni.
Gambar 2.28. Contoh Wall Coverings
(http://cdn.freshome.com/wp-content/uploads/2010/06/wall-covering-
design3.jpg)
Lantai merupakan integral untuk sebuah proyek interior.
Penyempurnaan lantai bisa dilanjutkan atau didesain dengan kombinasi
antara permukaan yang kasar dan lembut. Karpet juga bisa menambahkan
integrasi pada lantai.
2.3.3.3. Tekstur
Grimley (2007) menuliskan penggabungan antara jarak dan keseimbangan
dari tekstur dalam sebuah ruangan bisa diterjemahkan sebagai skema
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
36
warna yang canggih. Integrasi tekstur menjadi konsep desain memerlukan
seleksi material dan desain pencahayaan.
Ada dua tipe dasar pada tekstur yaitu visual dan tactile. Contoh
material yang menggunakan tekstur visual adalah kayu dan batu. Tactile
Texture memasukkan kain dan karpet buatan tangan maupun mesin. Tesktur
ini digunakan paling efektif ketika bersampingan dengan tekstur yang
kontras.
Gambar 2.29. Contoh Tekstur Kayu (Color, Space, and Style, 2007, hal. 191)
Interaksi warna, material, dan tesktur saat bereaksi dengan cahaya,
semuanya membentuk sebuah karakter dari interior environment. Warna
mempunyai efek langsung pada material untuk menerjemahkan kualitas
visual maupun tactile. Tiga palettes umum yaitu putih, netral, dan gelap
mempunyai implikasi yang berbeda dalam peran tekstu rdalam konsep
desain secara keseluruhan. Dengan white color palettes, bayangan yang
tercipta oleh tekstur material yang berbeda terlihat lebih jelas. White palette
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
37
paling sukses dengan keadaan yang berkelimpahan cahaya alami dan
menyoroti kontras permukaan dan tekstur. Palette ini juga memerikan
keuntungan material dengan tekstur natural seperti linen dan karpet sisal.
Gambar 2.30. Ruangan dengan White Pallete (Color, Space, and Style, 2007, hal. 194)
Neutral palletes mempunyai resiko yang paling kecil dari sudut
pandang desain, paling mudah diterima oleh klien, dan paling susah diubah
menjadi sebuah skema yang menakjubkan. Neutral pallete memiliki
asosiasi yang sedikit sekarang ini dan terlihat seperti kuno. Pendekatan ini
terancam menjadi dangkal ketika banyak tekstur dan material tidak tercapai.
Neutral palletes dapat dengan mudah bergabung dengan banyak material
seperti kayu, gabus, dan batu untuk mencapai kestabilan tactile textures
dengan visual textures. Neutral palletes menutupi banyak spektrum warna,
mulai dari krem hingga abu-abu. Hal ini memerlukan ketelitian
memasangkan material alam termasuk kayu, batu, dan logam.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
38
Gambar 2.31. Ruangan dengan Neutral Pallete (Color, Space, and Style, 2007, hal. 196)
Dark palletes memerlukan lebih banyak tekstur yang kontras
dibandingkan dengan palletes yang lebih ringan, karena bayangan tidak
begitu jelas. Dark palletes mungkin lebih bergantung pada pantulan material
untuk tekstur yang kontras. Dark material palletes perlu mengandung kontras
warna yang lebih terang pada permukaan dindingnya sehingga ruangan
tersebut tidak terkesan berat atau suram.
Gambar 2.32. Ruangan dengan Dark Pallete
(Color, Space, and Style, 2007, hal. 198)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
39
2.3.3.4. Pola
Pola merupakan elemen ulangan, yang biasanya terletak pada sebuah garis.
Pola memberikan visual yang menyenangkan pada permukaan ruangan,
baik pada tekstil, wall covering, atau lantai. Elemen pengulangan
menciptakan keseimbangan dan menyenangkan mata, dan menciptakan
mood yang diinginkan. Tidak ada aturan yang pasti dalam mengaplikasikan
pola.
2.2.4. Pencahayaan
Grimley (2007) menuliskan kenyamanan sebuah ruangan tidak dapat dinyatakan
secara jelas dan kerap dinilai secara intuitif merupakan hal yang penting untuk
membawa karakter visual dari sebuah ruangan. Cahaya, baik secara alamiah
maupun buatan mempunyai pengaruh kepada environment interior baik secara
fungsi dan emosional. Desainer interior tidak melakukan desain atau spesifikasi
pemanas, pendingin, elektris, dan pipa saluran air, melainkan bergantung kepada
profesional lainnya untuk mencapai bayangannya.
2.3.4.1. Pencahayaan Alami
Kualitas pencahayaan alami sering dipertimbangkan dalam penerapan
interior pada umumnya, tetapi tidak terintegrasikan sepenuhnya. Cahaya
bisa menjadi komponen yang kuat dalam environment, memberikan sifat
asli untuk bereaksi terhadap kualitas cahaya secara emosional dan intuitif.
Desainer perlu memahami arah orientasi matahari dari setiap ruangan dan
konfigurasi serta karakteristik dari exterior environment yang berdekatan
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
40
dengan masing-masing ruangan. Sebagai contoh, ruangan yang
mengahadap ke utara mempunyai keuntungan dari tembok atau elemen
landscape yang menerima cahaya yang kuat dari selatan ketika memasuki
ruang interior seperti pemantulan cahaya yang indah.
Antisipasi aktivitas dalam ruangan akan menentukan bagaimana
seharusnya cahaya alami dikontrol. Bukaan jendela yang menghadap ke
arah barat menerima orientasi paling baik untuk fungsi yang paling banyak
sejak diakuinya sebagai cahaya matahari yang masuk paling konsisten tiap
harinya. Sebuah ruangan yang memiliki bukaan jendela yang menghadap
utara hanya mengijinkan diffused light untuk masuk, membuat sebuah lokasi
yang ideal untuk studio artis sekaligus meminimalisir kemungkinan cahaya
yang menyilaukan dari layar monitor komputer. Bukaan jendela yang
menghadap barat menerima cahaya sore dalam sudut yang sangat rendah,
sebuah kondisi ideal untuk ruang makan ataupun ruang tamu. Bukaan
jendela yang menghadap timur mengijinkan cahaya pagi masuk ke dalam
ruangan, ideal untuk breakfast nook atau coffee station di kantor.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
41
Gambar 2.33. Arah Bukaan Jendela Mempengaruhi Jumlah Cahaya (Color, Space, and Style, 2007, hal. 215)
Pencahayaan secara alami bisa dikontrol dengan tiga cara, melewati
bahan tambahan seperti tirai, gorden, dan kerai; spesifikasi kaca; dan
konfigurasi dari bukaan itu sendiri. Posisi dan desain jendela bisa
mempengaruhi kualitas cahaya. Ruangan yang memiliki keuntungan dari
cahaya alami secara langsung mungkin lebih memerlukan palet warna
netral. Ruangan rumah yang menerima cahaya alami secara tak langsung
mungkin memerlukan lebih banyak warna. Arsitektur yang berhubungan
dengan daerah, seperti arsitektur Skandinavia mempunyai warna yang
mewah, sedangkan rumah tradisional Yunani dan Spanyol dicat putih.
2.3.4.2. Pencahayaan Buatan
Ruang interior yang mementingkan mood, kemungkinan cahaya bermain
sebagai peran sentral dalam desainnya tinggi. Permukaan yang simpel dan
warna yang dipilih mengambil keuntungan dari cahaya. Tembok mungkin
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
42
berupa hangat, kuning mentega, dan kaca dan permukaan reflektif lainnya
digunakan untuk melempar focal glow dan soft light di sekitar ruangan.
Desain pencahayaan untuk menciptakan mood berdasarkan
pendekatan yang bertentangan dengan desain pencahayaan yang mencari
tingkat pencahayaan yang didistribusikan merata dan spesifik. Pencahayaan
buatan paling baik diperiksa berdasarkan fungsinya, khususnya
digambarkan sebagai ambient, accent, focal, atau task lighting.
Ambient lighting merupakan fungsi penerangan secara umum pada
ruangan. Accent lighting bertindak sebagai lampu sorot untuk menerangi
karya seni, perincian arsitektur, atau perabot secara spesifik. Chandeliers,
wall scones, dan lampu menarik mata ke arah mereka dan menyediakan
focal points pada ruangan dan sering dikatakan sebagai focal glow. Solusi
desain pencahayaan yang sering berhasil adalah penyeimbangan antara
ambient light dengan focal glow. Task lighting menyediakan lampu untuk
aktivitas secara spesifik.
Gambar 2.34. Lampu sebagai Cahaya Buatan (http://assets.inhabitat.com/wp-content/blogs.dir/1/files/2012/10/Zero-Waste-Lamp-
Fliter_Bijl-Architecture.jpg)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
43
Sumber pencahayaan buatan sering disebut sebagai lampu. Cahaya
yang berasal dari satu sumber arah seperti cahaya matahari menciptakan
area bayangan sekitar daerah cahaya yang ada. Sebuah titik cahaya
memberikan perhatian kepada permukaan yang mengiluminasi dan
memberikan highlights sehingga melekat pada karakteristik benda
tersebut. Diffuse light yang mirip dengan keadaan hari saat mendung
mendistribusikan cahaya secara rata dan tidak cukup kuat untuk
menciptakan bayangan. Distribusi cahaya ini mungkin bekerja dengan
baik pada environment karena mudah di mata, tetapi bisa terlihat sedikit
kusam dan tidak bernyawa dari waktu ke waktu.
Banyak jenis lampu tersedia dengan karakter spesifik masing-
masing untuk penampilan warna, ukuran, konsumsi energi, dan masa
hidup lampu.
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014
44
Gambar 2.35. Korelasi Temperatur Warna Lampu (Color, Space, and Style, 2007, hal. 220)
Perancangan Environment ..., Fransiska Wenda, FSD UMN, 2014