LI blok 12

3
A. Digoxin Digoxin merupakan golongan glikosida jantung. Saat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal jantung sedangkan digitoksin dan folia digitalis tidak digunakan lagi. Efek digoksin pada pengobatan gagal jantung ada 2 : 1. Inotropik positif Mekanisme : digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung sehingga meningkat kadar Na + intrasel, dan ini menyebabkan berrkurangnya pertukaran Natrium-Kalsium selama repolarisasi dan relaksasi jantungsehingga kalsium tertahan dalam sel. Kadar kalsium intrasel meningkat, dan ambilan kalssium ke dalam retikulum sarkoplasma meingkat. Dengan demikian, kalsium yang tersedia dalam retikulum sarkoplasma untuk dilepaskan ke dalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat 2. Kronotoprik negatif (mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau fibrilasi atrium) dan mengurangi aktivitas saraf simpatis Mekanisme : pada kadar terapi (1-2 g/mL), digoksin meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas simpatis nodus SA maupun AV, sehingga dapat menimbulkan bradikardia sinus sampai henti jantung dan/atau perpanjangan konduksi AV sampai meningkatnya blok AV. Efek pada nodus AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium Digoxin sekarang ini hanya diindikasikan untuk pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrium dan pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang masih simtomatik, terutama yang disertai takikardia, meskipun telah mendapat terapi maksimal dengan penghambat ACE dan β- bloker. Hal ini disebabkan karena pada digoksin dapat menghambat kecepatan ventrikel hambatan pada nodus AV), sedangkan pada digoksin tidak mengurangi mortalitas sehingga tidak lagi dipakai sebagai obat pertama, tetapi dapat memperbaiki gejala-gejala dan mengurangi hospitalisasi, terutama hospitalisasi karena mengurangi buruknya gagal jantung. Sebaiknya kadar digoksin dipertahankan < 1 ng/mL karena pada kadar yang lebih tinggi, resiko kematian meningkat

description

LI blok 12

Transcript of LI blok 12

Page 1: LI blok 12

A. DigoxinDigoxin merupakan golongan glikosida jantung. Saat ini hanya digoksin yang digunakan untuk terapi gagal jantung sedangkan digitoksin dan folia digitalis tidak digunakan lagi. Efek digoksin pada pengobatan gagal jantung ada 2 :1. Inotropik positif

Mekanisme : digoksin menghambat pompa Na-K-ATPase pada membran sel otot jantung sehingga meningkat kadar Na+ intrasel, dan ini menyebabkan berrkurangnya pertukaran Natrium-Kalsium selama repolarisasi dan relaksasi jantungsehingga kalsium tertahan dalam sel. Kadar kalsium intrasel meningkat, dan ambilan kalssium ke dalam retikulum sarkoplasma meingkat. Dengan demikian, kalsium yang tersedia dalam retikulum sarkoplasma untuk dilepaskan ke dalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat

2. Kronotoprik negatif (mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau fibrilasi atrium) dan mengurangi aktivitas saraf simpatisMekanisme : pada kadar terapi (1-2 g/mL), digoksin meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas simpatis nodus SA maupun AV, sehingga dapat menimbulkan bradikardia sinus sampai henti jantung dan/atau perpanjangan konduksi AV sampai meningkatnya blok AV. Efek pada nodus AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium

Digoxin sekarang ini hanya diindikasikan untuk pasien gagal jantung dengan fibrilasi atrium dan pasien gagal jantung dengan ritme sinus yang masih simtomatik, terutama yang disertai takikardia, meskipun telah mendapat terapi maksimal dengan penghambat ACE dan β- bloker. Hal ini disebabkan karena pada digoksin dapat menghambat kecepatan ventrikel hambatan pada nodus AV), sedangkan pada digoksin tidak mengurangi mortalitas sehingga tidak lagi dipakai sebagai obat pertama, tetapi dapat memperbaiki gejala-gejala dan mengurangi hospitalisasi, terutama hospitalisasi karena mengurangi buruknya gagal jantung. Sebaiknya kadar digoksin dipertahankan < 1 ng/mL karena pada kadar yang lebih tinggi, resiko kematian meningkat

Bioavailabilitas digoksin tablet sekitar 70-80%. Kira-kira 10% populasi mempunyai bakteri usus Eubacterium lentum yang akan memecah digoksin menjadi metabolit tidak aktif, sehingga pada mereka ini diperlukan peningkatan dosis karena dosis standar digoksin tidak efektif. Waktu paruhnya berkisar antara 36-48 jam, sehingga diberikan sekali sehari, dan kadar mantap dicapai setelah 1 minggu. Digoksin dieliminasi melalui ginjal, sehingga waktu paruhnya akan memanjang pada gangguan fungsi ginjal (sp 3,5-5 hari pada gangguan fungsi ginjal lanjut). Volume distribusi 4-7 L/kg, akumulasi obat terutama di otot skelet, dan dosis digoksin harus diturunkan pada gangguan fungsi ginjal dan pada usia lanjut.

Beberapa interaksi yang penting adalah :

1. Kuinidin, verapamil, amiodaron akan menghampat P-glikoprotein, yakni transpor usus dan di tubulus ginjal, sehingga terjadi peningkatan absorpsi dan penurunan sekresi digoksin, akibatnya kadar plasma digoksin meningkat 70-100%

Page 2: LI blok 12

2. Rifampisin menginduksi P-glikoprotein di usus sehingga terjadi penurunan kadar plasma digoksin

3. Aminoglikosida, siklosporin, amfoterisin B menyebabkan gangguan fungsi ginjal, sehingga eksresi digoksin melalui ginjal terganggu, akibatnya terjadi peningkatan kadar plasma digoksin

4. Kolestiramin, kaolin-pektin, antasida akan mengadsorpsi digoksin, sehingga absorpsi digoksin turun

5. Diuretik tiazid, furosemid menyebabkan hipokaleemia sehingga meningkatkan toksisitas digoksin

6. Β-bloker, verapamil, diltiazem : aditif dengan digoksin dalam memperlambat konduksi AV ; dan mengurangi efek inotropik digoksin

Efek toksik digoksin berupa :

1. Efek proaritmik, yakni penurunan potensial istirahat (akibat hambatan pompa Na), menyebabkan afterpotential yang mencapai ambang rangsang dan penurunan konduksi AV

2. Efek samping gastrointestinal : anoreksia, mual, muntah, nyeri lambung3. Efek samping visual : penglihatan berwarna kuning4. Lain-lain : delirium, rasa lelah, malaise, bingung, mimpi buruk

Kontraindikasi penggunaan digoksin meliputi bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3, sindroma sick sinus, sindroma Wolff-Parkinson-White, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, hipokalemia.

Dosis yang digunakan biasanya 0,125-0,25 mg sehari jika fungsi ginjal normal (pada lansia 0,0625-0,125 mg, kadang-kadang 0,25 mg). Digoksin tersedia dalam bentuk tablet 0,25 mg.