LI AM Sken D Blok 15 2015

23
Nama : Satria Putra Wicaksana NIM : 04011381320077 HAL : LI dan AM sken D blok 15 2015 Apa indikasi dari keluhan yang pertama kali dirasakan? Jawab : hal ini menunjukan bahwa dampak penyumbatan arteriosklerosis yang dipicu oleh DM dan Hipertensi yang tidak terkontrol dan lama baru muncul pertama kalinya. Pemeriksaan tuan Budi pada kasus menunjukan telah terjadinya TIA dan RIND akibat stroke tersebut. Bagaimana dampak dari DM dan hipertensi yang tidak terkontrol ? Jawab : DM yang tidak terkontrol dan lama akan menyebabkan dislipidemia pada penderitanya dimana peningkatan kolesterol, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL akan menyebabkan banyak manifestasi klinik, dimana pada kasus ini mampu menimbulkan aterosklerosis dan arteriosklerosis yang berarti munculnya plaque yang berasal dari fatty streak yang nantinya mampu mengurangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah sebagai respon fisiologis tubuh (serta hipertensi akibat peningkatan viskositas darah). Dampak dari Hipertensi yang tak terkontrl dan berlangsung lama akan menyebabkan pembuluh darah terbiasa teraliri oleh tekanan yang tinggi sehingga kemampuan endotel pembuluh tersebut untuk dilatasi berkurang dan akhirnya meningkatkan tekanan total perifer. Hal ini akan memepermudah molekul- molekul di dalam darah untuk menggumpal (adhesi) sehingga nantinya mampu menimbulkan penyumbatan berbagai pembuluh

description

data

Transcript of LI AM Sken D Blok 15 2015

Nama: Satria Putra WicaksanaNIM: 04011381320077HAL: LI dan AM sken D blok 15 2015Apa indikasi dari keluhan yang pertama kali dirasakan?Jawab: hal ini menunjukan bahwa dampak penyumbatan arteriosklerosis yang dipicu oleh DM dan Hipertensi yang tidak terkontrol dan lama baru muncul pertama kalinya. Pemeriksaan tuan Budi pada kasus menunjukan telah terjadinya TIA dan RIND akibat stroke tersebut.Bagaimana dampak dari DM dan hipertensi yang tidak terkontrol ?Jawab: DM yang tidak terkontrol dan lama akan menyebabkan dislipidemia pada penderitanya dimana peningkatan kolesterol, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL akan menyebabkan banyak manifestasi klinik, dimana pada kasus ini mampu menimbulkan aterosklerosis dan arteriosklerosis yang berarti munculnya plaque yang berasal dari fatty streak yang nantinya mampu mengurangi aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah sebagai respon fisiologis tubuh (serta hipertensi akibat peningkatan viskositas darah). Dampak dari Hipertensi yang tak terkontrl dan berlangsung lama akan menyebabkan pembuluh darah terbiasa teraliri oleh tekanan yang tinggi sehingga kemampuan endotel pembuluh tersebut untuk dilatasi berkurang dan akhirnya meningkatkan tekanan total perifer. Hal ini akan memepermudah molekul-molekul di dalam darah untuk menggumpal (adhesi) sehingga nantinya mampu menimbulkan penyumbatan berbagai pembuluh darah di tubuh, terutama otak yang mampu menimbulkan stroke yang terjadi pada kasus tn. Budi. Cara menghitung GCS?Jawab: dengan menilai tiga aspek, mata (E), verbal (V), dan motorik (M), dengan nilai maksimum masing-masing 4, 5, dan 6. Nilai diberikan berdasarkan :Eye1. Membuka mata spontan42. Membuka mata bila ada suara atau sentuhan33. Membuka mata bila ada nyeri24. Tidak ada respon1Verbal1. Orientasi baik52. Kebingungan 43. Hanya ada kata-kata tanpa bentukan kalimat34. Hanya ada suara atau erangan25. Tidak ada respon1Motorik1. Mengikuti perintah62. Mampu melokalisir nyeri53. Reaksi menghindari nyeri44. Fleksi abnormal35. Ekstensi abnormal26. Tidak ada respon1

Dengan interpretasi cedera kepala :14-15 ringan 13-9 sedang 8-3 beratApa diagnosis banding pada kasus ini?Jawab: 1. Stroke Hemorragic2. Stroke non-Hemorragic (manifestasi) :a. progresifb. complete3. Stroke non-Hemorragic (kausal) :a. emboli / non-trombotikBagaimana patogenesis (etiology, epidemiologi, faktor resiko, manifestasi klinis, mekanisme penyakit) ?Jawab:Etiologi: adanya arterioslerosis dan aterosklerosis yang terjadi terutama di pembuluh darah otak.Epidemiologi: a. Menurut OrangMenurut penelitian Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001, terdapat

264 orang penderita stroke iskemik pada usia 18-45 tahun, yang disebabkan oleh kelebihan lemak, merokok, hipertensi dan riwayat stroke.Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan Penanggulangan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukittinggi pada tahun 2002, terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59%, usia 30-50 tahun sebesar 20,76%, usia 51-70 tahun sebesar 52,69% dan usia 71-90 tahun sebesar22,95%.Hasil penelitian Syarif. R di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun

1999-2003 menunjukkan bahwa dari 220 sampel yang diteliti, berdasarkan suku penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar bersuku Jawa sebanyak 120 orang (54,5%) dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang (1,4%), berdasarkan status perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar berstatus kawin sebanyak 217 orang (98,6%) dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang(1,4%)

b. Menurut Tempat

Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka kematian penderita stroke di Amerika adalah 50-100/100.000 penderita pertahun. Di China (2005), terdapat 1,5 juta penderita stroke dan 1 juta penderita stroke meninggal dunia dengan CFR 66,66%.19 Di India, angka prevalensi stroke sebesar 8,6 per 100.000 populasi pertahun.Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25% dan yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75% (375.000 orang).c. Menurut Waktu

Menurut WHO (2005), stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.

Berdasarkan Penelitian Misbach di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun

2000-2003, menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke tahun 2000 sebanyak 641 orang, tahun 2001 sebanyak 722 orang, tahun 2002 sebanyak 706 orang dan tahun2003 sebanyak 522 orang. Di RSU Banyumas, terjadi peningkatan penderita stroke yang dirawat inap pada tahun 1997-2000. Pada tahun1997 terdapat penderita stroke sebanyak 255 orang, tahun 1998 sebanyak 298 orang, tahun 1999 sebanyak 393 orang dan tahun 2000 sebanyak 459 orang.Faktor risiko:i. Usia

Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan usia tiga tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Dari semua stroke, orang yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi yaitu 71%, sedangkan 25% terjadi pada orang yang berusia65-45 tahun, dan 4% terjadi pada orang berusia