Lembar Pratikum Fix 2erererettr
-
Upload
dini-oktarina-sadega-bachdim -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Lembar Pratikum Fix 2erererettr
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
AVOMETER ANALOG
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
(Ohm), test lead + (merahpemilih diputar pada posisi
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
diputar ke kiri atau ke kananpengatur kedudukan 0
.sehingga menunjuk pada kedudukan 0
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai(4) Posisi
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
Terminal), berfungsi sebagai(9) Lubang kutub + (V A
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
merah.
(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang
Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna
Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan
bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
Memasang Multimeter Paralel
1. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam
kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian
mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik
yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
Memasang Multimeter SERI
2. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR
NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini
akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar
pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi
komponen (Resistor) yang akan di ukur.
Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur
tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang
membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan
digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan
Pengukuran Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau
x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan
jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin
ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti
1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada
rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.
AVOMETER DIGITAL
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat
dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca
dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat
ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik
karena display dapat memberitahu.
a) Mengukur tegangan DC
1. Atur Selektor pada posisi DCV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.
b) Mengukur tegangan AC
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.
c) Mengukur kuat arus DC
1. Atur Selektor pada posisi DCA.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang
di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter
karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter
sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC,
karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan
dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada
input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
d) Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai
yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
e) Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
f) Mengecek hubung-singkat / koneksi
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka
semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
g) Mengecek diode
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan
menyala.
5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik,
jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada
katoda.
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak
berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
h) Mengecek transistor NPN
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
i) Mengecek transistor PNP
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
j) Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..
2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas
100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko)
lalu kembali ke posisi semula.
5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
RESISTOR
Membaca Kode Warna Resistor 4 Ring
Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1 sampai 2 merupakan angka pertama dan kedua
kemudian ring ke 3 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 4 merupakan nilai toleransinya.
Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 5% maka penulisan dengan 4 ring warna adalah : Merah, Merah,
Merah dan Emas
Membaca Kode Warna Resistor 5 Ring
Untuk kode warna resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan
ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai
toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% maka penulisan dengan 5 ring warna adalah :
Merah, Merah, Hitam, Coklat dan Coklat
Membaca Kode Warna Resistor 6 Ring
HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH
03051381320050
Untuk pembacaan nilai resistansi pada 6 ring warna sama dengan pada 5 ring warna , hanya pada
ring warna ke 6 merupakan nilai koefisien suhu dari reistor tersebut. Untuk kode warna resistor 6
ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4
merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh
resistor 2,2KOhm 1% 100ppm maka penulisan dengan 6 ring warna adalah : Merah, Merah, Hitam,
Coklat, Coklat dan Coklat