Lembar Pratikum Fix 2erererettr

17
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA ADE YOVIANSYAH 03051381320050 AVOMETER ANALOG Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya : (1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil. (2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero

description

dthtrtwrwwrewtr44rrrtwtwrqqtrewee

Transcript of Lembar Pratikum Fix 2erererettr

Page 1: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

AVOMETER ANALOG

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan

fungsinya :

(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero

Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan

jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke

kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih

kecil.

(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero

(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur

jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar

Page 2: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

(Ohm), test lead + (merahpemilih diputar pada posisi

dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol

diputar ke kiri atau ke kananpengatur kedudukan 0

.sehingga menunjuk pada kedudukan 0

(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk

memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.

Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi

pengukuran, yaitu :

(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai(4) Posisi

ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;

dan K

(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi

sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :

10; 50; 250; 500; dan 1000.

(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi

sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :

10; 50; 250; 500; dan 1000.

(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter

berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari

tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe

multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya

belum tentu sama.

Terminal), berfungsi sebagai(9) Lubang kutub + (V A

tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna

Page 3: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

merah.

(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi

sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang

berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),

berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat

komponen-komponen multimeter.

(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi

sebagai penunjuk besaran yang diukur.

(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan

meter.

1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)

Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang

Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna

Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan

bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 4: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

Memasang Multimeter Paralel

1. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)

Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam

kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian

mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik

yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:

Page 5: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

Memasang Multimeter SERI

2. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)

Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR

NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini

akan merusak  alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar

pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi

komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan

Page 6: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur

tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang

membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.

Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan

digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan

Pengukuran Besaran Listrik.

MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC

Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda

angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol

Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau

x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan

jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.

4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin

ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).

5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti

1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada

rangkaian.

6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.

7. Baca Alat ukur.

AVOMETER DIGITAL

Page 7: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

Cara Menggunakan Multimeter Digital

Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat

dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca

dan memakainya.

1. Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.

2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat

ukur.

3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.

4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik

karena display dapat memberitahu.

a) Mengukur tegangan DC

1. Atur Selektor pada posisi DCV.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan

yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.

3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi

tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.

4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe

warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.

5. Baca hasil ukur pada multimeter.

b)   Mengukur tegangan AC

1. Atur Selektor pada posisi ACV.

Page 8: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan

yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.

3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 

4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.

Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.

5. Baca hasil ukur pada multimeter.

c)    Mengukur kuat arus DC

1. Atur Selektor pada posisi DCA.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang

di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.

3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter

karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter

sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.

4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC,

karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan

dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.

5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada

input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.

6. Baca hasil ukur pada multimeter.

d)        Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.

3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum

nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.

4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.

Page 9: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai

yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

e)         Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.

3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum

nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.

4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.

5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan

pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

f)         Mengecek hubung-singkat / koneksi

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).

3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek

koneksinya.

4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka

semakin baik konektivitasnya.

5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.

g)        Mengecek diode

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.

4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan

menyala.

5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik,

jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.

6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada

katoda.

Page 10: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak

berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.

h)        Mengecek transistor NPN

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .

4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,

jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.

5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada

kolektor.

6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

7. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.

8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik,

jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.

9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada

emitor.

10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

11. Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.

12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

i) Mengecek transistor PNP

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.

4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,

jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

Page 11: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada

kolektor.

6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

7. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.

8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,

jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada

emitor.

10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

11. Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.

12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak

berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

j) Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..

2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas

100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.

3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.

4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko)

lalu kembali ke posisi semula.

5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.

6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

Page 12: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

RESISTOR

Membaca Kode Warna Resistor 4 Ring

Untuk kode warna resistor 4 ring, ring warna ke 1 sampai 2 merupakan angka pertama dan kedua

kemudian ring ke 3 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 4 merupakan nilai toleransinya.

Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 5% maka penulisan dengan 4 ring warna adalah : Merah, Merah,

Merah dan Emas

Membaca Kode Warna Resistor 5 Ring

Untuk kode warna resistor 5 ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan

ketiga kemudian ring ke 4 merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai

toleransinya. Sebagai contoh resistor 2,2KOhm 1% maka penulisan dengan 5 ring warna adalah :

Merah, Merah, Hitam, Coklat dan Coklat

Membaca Kode Warna Resistor 6 Ring

Page 13: Lembar Pratikum Fix 2erererettr

HIMPUNAN MAHASISWA MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYAADE YOVIANSYAH

03051381320050

Untuk pembacaan nilai resistansi pada 6 ring warna sama dengan pada 5 ring warna , hanya pada

ring warna ke 6 merupakan nilai koefisien suhu dari reistor tersebut. Untuk kode warna resistor 6

ring, ring warna ke 1 sampai 3 merupakan angka pertama, kedua dan ketiga kemudian ring ke 4

merupakan faktor pengali sedangkan ring ke 5 merupakan nilai toleransinya. Sebagai contoh

resistor 2,2KOhm 1%  100ppm maka penulisan dengan 6 ring warna adalah : Merah, Merah, Hitam,

Coklat, Coklat dan Coklat