PROPOSAL Pratikum 2007
-
Upload
akupejuang -
Category
Documents
-
view
334 -
download
0
description
Transcript of PROPOSAL Pratikum 2007
A. JUDUL :
Persepsi Masyarakat atas Peran ”Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar
Kota” sebagai Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan.
(Survei pada Masyarakat Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Propinsi
Bali)
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Aktualitas :
Pasca bom Bali tahun 2002, banyak dampak yang harus diterima
masyarakat Bali. Dampak yang ditimbulkan sampai saat ini masih dirasakan
diantaranya tingginya tingkat pengangguran dan angka anak putus sekolah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, tingkat pengangguran terbuka di
Bali dari jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas sepanjang tahun 2006 tercatat
103.830 orang atau sekitar 5,3 persen dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah
1.950.654 orang.1 Dampak yang masih ada sampai saat ini menambah beban bagi
pemerintah daerah, karena permasalahan tersebut menimpa masyarakat yang
berusia 18-40 tahun yang merupakan usia produktif.2
Orsinilitas :
Penyusunan proposal ini dilakukan oleh kelompok Praktikum I,
Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan tahun 2005. Data-data yang
mendukung penulisan proposal ini kami peroleh dari internet, buku-buku referensi
serta pengetahuan dari kelompok kami. Proposal penelitian ini belum pernah
dilakukan baik secara substantif dan metode pengumpulan data oleh pihak lain.
Adapun sisi baru dari proposal ini adalah melihat dari sisi pengaruh interaksi
sosial, pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB, responsibilitas akan
pendidikan dan rasionalitas masyarakat terhadap persepsi masyarakat atas peran
SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang pendidikan.
1 www.kompas.com/kompas-cetak/0702/01/daerah/3282517.htm2 http://www.denpasar.go.id/main.php?act=news&kd=2434
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 1
Relevansi dengan Ilmu Sosiatri :
Dampak dari Bom Bali ternyata masih menyisakan permasalahan-
permasalahan yang dirasakan cukup berat bagi masyarakat Denpasar, Bali.
Tingginya angka putus sekolah, banyaknya pengangguran akibat masyarakat
kehilangan lapangan kerja, merupakan permasalahan sosial yang masih
membelenggu masyarakat Denpasar hingga saat ini.
Ilmu Sosiatri adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari permasalahan
sosial yang ada di masyarakat serta pemecahannya. Salah satunya adalah
permasalahan yang ditimbulkan pasca bom Bali tahun 2002. Salah satu bentuk
pemecahan permasalahannya adalah dengan pelayanan sosial di bidang
pendidikan. Dalam proposal kami contoh pelayanan sosial di bidang pendidikan
adalah kegiatan pendidikan non formal Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar
Kota. Masyarakat yang tidak memperoleh pendidikan akibat putus sekolah,
pengangguran, dan masyarakat yang buta aksara akan berkesempatan mendapat
pendidikan melalui program SKB. Atas dasar tersebut kami memandang proposal
ini relevan dengan Ilmu Sosiatri dan layak untuk diteliti
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Operasional
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum I
Jurusan Ilmu Sosiatri di Fisipol UGM angkatan 2005.
Sebagai sumbangan pemikiran dan referensi untuk penelitan selanjutnya
yang lebih mendalam.
Untuk mengetahui program pelayanan sosial bidang pendidikan yang
dilakukan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar Kota bagi
masyarakat.
2. Tujuan Substansial
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 2
Adapun tujuan substansial dari penelitian ini adalah untuk
membandingkan persepsi masyarakat peserta SKB dengan masyarakat bukan
peserta SKB terhadap peran SKB sebagai penyedia pelayanan Sosial di bidang
pendidikan, melalui perantara pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB,
responsibiltas masyarakat akan pendidikan dan rasionalitas masyarakat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Denpasar merupakan kota yang berada di tengah-tengah Pulau Bali.
Terletak diantara 08o 35” 31’-08o 44” 49’ Lintang Selatan dan 115o 10” 23’-115o
16” 27’ Bujur Timur. Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten
Badung, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar, dan di sebelah
Selatan berbatasan dengan Selat Badung. Letak yang sangat strategis ini sangat
menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun dari kepariwisataan karena
merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan
kabupaten lainnya.3
Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali sekaligus sebagai pusat
pemerintahan, pendidikan, perekonomian dan berbagai aktivitas. Kota ini telah
menata diri untuk menuju kota yang berwawasan budaya sebagai upaya untuk
mewujudkan pembangunan yang seimbang, sejahtera lahir dan batin. Namun data
menunjukan bahwa akhir-akhir ini penduduk Kota Denpasar menjadi sangat padat
(full capacity). Denpasar yang hanya memiliki luas 127,88 km2 saat ini telah
dihuni sekitar 800.000 orang pada siang hari dan 600.000 orang pada malam hari.
Sedangkan daya tampung ideal Kota Denpasar hanya 200.000 – 250.000 jiwa
dengan kepadatan penduduk sudah mencapai 4.537 jiwa per km2. Sesuai data
Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kota Denpasar, hal ini berarti Kota
Denpasar sudah terlalu padat. Sebagai antisipasi, Kota Denpasar memerlukan
orang-orang yang memiliki identitas jelas. Maksud jelas di sini adalah jelas
3 http://www.denpasar.go.id/main.php?act=kon
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 3
tujuan, jelas keterampilan, jelas alamat, serta berpartisipasi aktif membangun
Denpasar untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup secara optimal. Sebagai
antisipasi terhadap penduduk pendatang di Kota Denpasar, diadakan pendataan
selektif, baik dari segi identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), maupun
penjamin yang disertai adanya surat keterangan keahlian atau kemampuan
maupun keterampilan dari instansi yang berwenang dari daerah asal, sehingga
penduduk pendatang tidak lagi menjadi beban yang menimbulkan kerawanan
dibidang kemanan, sosial, dan ekonomi.4
Munculnya pengangguran dan anak putus sekolah mendorong pemerintah
daerah membuat sebuah sarana untuk mengurangi angka pengangguran dan anak
putus sekolah yaitu SKB. SKB merupakan salah satu kegiatan dalam mengatasi
masalah pengangguran dan anak putus sekolah di bidang pendidikan non formal.
Program pendidikan non formal yang dilaksanakan SKB Kota Denpasar
diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat
yang belum sekolah, tidak pernah sekolah, buta aksara, atau warga masyarakat
lain yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan
formal. Dengan demikian pendidikan non formal bertujuan untuk memberikan
layanan pendidikan kepada semua warga masyarakat agar memiliki kemampuan
untuk mengembangkan potensi diri dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan vokasional, serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional sehingga pendidikan non formal berfungsi sebagai
pengganti/penambah dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.5 Pelayanan pendidikan oleh SKB ini tidak lepas dari peranan
pemerintah sebagai pemberi modal dan pembuat kebijakan, pamong belajar, dan
masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan SKB.
SKB Denpasar Kota didirikan tahun 1979 memiliki berbagai program,
antara lain pogram pendidikan kesetaraan yang terdiri dari Kejar Paket A (setara
SD), Paket B (setara SMP), dan Kejar Paket C (setara SMA). Hal ini ditambahkan
4 www.denpasar.go.id5 Profil UPTD SKB Kota Denpasar Sebagai Konsekuensi penerapan UU No 22 Tentang Otonomi Daerah, Pemerintah Kota Denpasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD SKB Kota Denpasar, 2007
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 4
dengan ketrampilan bahasa, sehingga peserta pedidikan nantinya bisa mandiri atau
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, juga terdapat pendidikan
kecakapan hidup dalam mengangkat ekonomi kerakyatan, kelompok belajar usaha
untuk kemandirian, dan peningkatan pelatihan guna memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat melalui bengkel kerja dan magang. Guna meningkatkan dan
mengembangkan budaya masyarakat, juga disediakan taman bacaan masyarakat,
pendidikan pemberdayaan perempuan yang mengarah pada kecakapan hidup, dan
pembinaan seni melalui kursus tari serta seni tabuh bagi remaja. SKB nantinya
diharapkan memberikan kesempatan kepada masyarakat kurang mampu untuk
memperoleh pendidikan nonformal dengan murah.
Data peserta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)6
No Nama program Jumlah peserta Keterangan
1. PAUD Harapan Bangsa Usia 2- 4 tahun: 31 anak
Usia 4- 6 tahun: 96 anak
Pendidik:Pamong belajar 5 orang, honorer 4 orang
Lokasi: Kampus SKB
Jadwal kegiatan: Senin- Sabtu
2. Paket A Kelas 5: 20 orang Guru: 2 orang Lokasi: Kampus
SKB Jadwal : 3x per
minggu3. Paket B Saraswati Kelas I: 20
orang Kelas II: 20
orang Kelas III: 33
orang
Guru : 26 orang Lokasi: Kampus
SKB
4. Paket C 73 orang Program tambahan:
kursus komputer
Lokasi: Kampus
SKB
6 Data dari SKB Denpasar Kota (Telephone dengan pengelola program SKB Denpasar Kota, Rabu 30 Mei 2007, pukul 12. 30 WIB)
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 5
5. Keaksaraan fungsional 3 kelompok @ 10
orang : 30 orang
Guru : 3 orang
Program
tambahan: ketrampilan
kecakapan hidup :
membuat perlengkapan
sarana agama Hindu.
Lokasi :
Kelurahan Pakuyangan
6. Kegiatan Sanggar Tari
Bali Srikandi
Minimal 40 murid Jadwal : 2x dalam 1
minggu
7. Kelompok Masyarakat
Life skill percakpan hidup
petani tanaman anggrek
10 orang Lokasi: di kelurahan
penatih
8. Kegiatan Belajar Usaha
Sarana Upacara Agama
Hindu
2 kelompok @ 5 orang:
10 orang
-
SKB yang terletak di Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur
memiliki peserta yang berasal dari kecamatan-kecamatan di Denpasar, yaitu:
1. Kecamatan Denpasar Timur (73 peserta)
2. Kecamatan Denpasar Utara (62 peserta)
3. Kecamatan Denpasar Selatan (24 peserta)
4. Kecamatan Denpasar Barat (18 peserta)
Dominasi peserta SKB adalah berasal dari Kecamatan Denpasar Timur.
Hal ini disebabkan lokasi SKB terletak di Kecamatan Denpasar Timur. Faktor
kedekatan letak SKB membuat masyarakat di sekitar lokasi SKB mudah untuk
mengakses pelayanan yang diberikan oleh SKB. Atas dasar itulah dalam
penelitian ini mengambil sampel masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur.
Dengan dibentuknya SKB, diharapkan dapat mengatasi masalah
pengangguran dan putus sekolah sehingga masyarakat dapat mandiri dan hidup
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 6
sejahtera. Pelayanan yang diberikan SKB dapat membantu masyarakat yang
kurang mampu untuk terus mendapatkan ilmu dan keterampilan sebagai modal
hidup mereka. Melihat pelayanan yang diberikan oleh SKB, pelayanan ini dapat
digolongkan sebagi pelayanan sosial, dimana Pelayanan sosial adalah proses
pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui aktivitas orang lain atau media sebagai
penyedia layanan, seperti pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri,
berupa penyediaan fasilitas baik di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat, dan lain-lain.
E. RUMUSAN MASALAH
Berpijak pada latar belakang dan alasan pemilihan judul yang telah
dipaparkan di atas, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
Adakah pengaruh antara interaksi sosial masyarakat Kota Denpasar
terhadap persesi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia pelayanan
sosial di bidang pendidikan, dimana antara hubungan keduanya terdapat
pengetahuan masyarakat tentang informasi mengenai SKB yang
mempengaruhi responsibilitas akan pendidikan dan rasionalitas
masyarakat?
F. KERANGKA TEORI
Grand teori yang digunakan dalam proposal ini adalah paradigma fakta
sosial dimana didalamnya terdapat varian teori antara lain: Fungsinalisme
Struktural, Teori Konflik, Teori Sistem dan Teori Keteraturan Makro. Teori
Struktural Fungsional menekankan pada keteraturan (order) dan mengabaikan
konflik serta perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya
adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifes dan keseimbangan. Pada
teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian
atau demen-demen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.
Setiap perubahan ysng terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan bagi
yang lainnya. Hal ini menunjukkan teori ini cenderung untuk melihat pada
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 7
sumbangan satu sistem yang lain, sehingga mengabaikan suatu fenomena atau
sistem dapat menentang fungsi lain dalam sistem sosial.
Dalam pandangan fakta sosial Durkheim menganggap bahwa fakta sosial
sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide yang menjadi
penyelidikan seluruh pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan
mental murni. Untuk pemahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar
pemikiran manusia. Fakta sosial terdapat dua jenis, antara lain:
Dalam bentuk material
Berupa barang atau sesuatau yang disimak, ditangkap dan diobservasi.
Contohnya: arsitektur atau norma hukum.
Dalam bentuk non material
Berupa fenomena yang terkandung dalam diri manusia sendiri, hanya
muncul dalam kesadaran manusia.
Contohnya: egoisme, altruisme, opini.
Berdasar dari jenis fakta sosial yang dipaparkan di atas, maka persepsi.
Durkheim tidak menyatakan bahwa fakta sosial selalu berbentuk barang sesuatu
yang nyata (material thing). Fakta sosial non material merupakan sesuatu yang
dianggap sesuatau yang nyata.
Dalam fungsional struktural, istilah fungsionalisme dan struktural tidak selalu
dihubungkan, pun keduanya mampu dihubungkan. Ciri utama pendekatan
fungsionalisme struktural memperhatikan dua unsur. Pertama, dalam mempelajari
struktur masyarakat tanpa memperhatikan fungsinya. Kedua, dapat pula fungsi
meneliti fungsi berbagai proses sosial yang mungkin tidak mempunyai struktur.
Bahasan fungsionalisme struktural Talcott Parson dimulai dengan empat fungsi
sistem “tindakan” . Fungsi tersebut adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan
kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem . empat fungsi
tersebut meliputi:
Adaptation (adaptasi)
Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan
lingkungan dengan kebutuhannya.
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 8
Goal Attainment (pencapaian tujuan)
Sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
Integration (Integrasi)
Sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya. Sistem harus juga mengelola antar hubungan ketiga fungsi
penting lainnya (A, G, L).
Latency (latensi atau pemeliharaan pola)
Sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik
motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakan dan
menopang motivasi.
Pada teoritisnya, Parsons menggunakan empat sistem tindakan yaitu
organisme perilaku, sistem kepribadian, sistem sosial dan sistem tindakan.
Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi
dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal. Sistem kepribadian
melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan sistem tujuan dan
memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapainya. Sistem sosial
menaggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagiannya yang
menjadi komponennya. Terakhir adalah sistem kultural yang melaksanakan fungsi
pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang
memotivasi mereka untuk bertindak.
Sistem kultural. Parson membayangkan kultur sebagai kekuatan utama
untuk mengikat berabagi unsur sosial. Menurut istilahnya, kultur adalah kekuatan
utama yang mengikat sistem tindakan. Parson mendefinisikan kultur menurut
hubungannya dengan sistem tindakan lain. Jadi, kultur dipandang sebagai sistem
simbol yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek
sistem kepribadian yang sudah terinternalisasikan dan pola-pola yang sudah
terlembagakan didalam sistem.
Dalam menganalisis sistem sosial, Parsons sama sekali tidak mengabaikan
masalah hubungan antara aktor dan struktur sosial. Parsons menganggap integrasi
pola nilai dan kecenderungan kebutuhan sebagai “Dalil Dinamis Fundamental”.
Persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai di dalam sistem adalah
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 9
proses internalisasi dan sosialisasi. Parsons tertarik pada cara mengalihkan norma
dan nilai sistem sosial kepada aktor di dalam sistem sosial. Dalam proses
sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai itu diinternalisasikan (internalized).
Artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari “kesadaran” aktor. Akibatnya
dalam mengejar kepentingan mereka sendiri itu aktor sebenarnya mengabdi pada
kepentingan sistem sebagai satu kesatuan. Seperti yang dinyatakan Parsons
kombinasi pola orientasi nilai yang diperoleh (oleh aktor dalam sosialisasi) pada
tingkat yang sangat penting, harus menjadi fungsi dari struktur peran fundamental
dan nilai dominan sistem sosial7.
Kultur sebagai kekuatan utama yang mengikat berbagai unsur dunia sosial.
Atau menurut istilahnya sendiri kultur adalah kekuatan utama yang mengikat
sistem tindakan. Kultur menengahi interaksi antar aktor, mengintegrasikan
kepribadian, dan menyatukan sistem sosial. Kultur dipandang sebagai simbol
yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem
kepribadian yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah
terlembagakan di dalam sistem sosial8.
Meskipun kandungan utama struktur kepribadian berasal dari sistem sosial
dan kultural melalui proses sosialisasi, namun kepribadian menjadi suatu sistem
yang independen melalui hubungannya dengan organismenya sendiri dan melalui
keunikan pengalamannya sendiri; Kepribadian bukanlah merupakan sebuah
epifenomenon semata9.
1. Persepsi masyarakat atas peran SKB
Persepsi merupakan hal yang tidak nyata dan merupakan suatu tahap yang
akan mempengaruhi suatu tindakan. Persepsi dalam arti seluruh proses akal
manusia yang sadar untuk menggambarkan lingkungannya10. Akal manusia ini
adalah kesadaran yang muncul dalam diri manusia yang bersifat inter subjective.
Sehingga persepsi termasuk dalam sebuah fakta sosial yang dianggap sebagai
7 George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.1258 Parsons, dalam George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.1309 Parsons, 1970, dalam George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.13010 Koentjaraningrat, 1986, dalam sosiologi Suatu Pengantar. 1990
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 10
barang sesuatu (things) yang berbeda dengan ide yang tidak dapat dipahami
melalui kegiatan mental murni semata.
Persepsi masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak terdapat aspek dari
luar, misalnya lingkungan yang saling berinteraksi. Pada masyarakat akan
mengelola apa yang diperolehnya dari proses interaksi maupun pengalaman yang
lainnya sehingga mampu memunculkan opini atau pandangan masyarakat
terhadap suatu hal. Persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia
pelayanan sosial bidang pendidikan pun tidak bisa terlepas dari interaksi
masyarakat yang nantinya akan memberikan pengalaman dan kesan. Pengalaman
dan kesan ini akan diolah oleh akal untuk menggambarkan sesuatu hal tentang
lingkungannya, dalam hal ini tentang peran SKB.
2. Responsibilitas masyarakat terhadap pendidikan
Responsibilitas (responsibility) merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban untuk memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan
yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Salah satu tanggung
jawab yang ada pada masyarakat adalah tentang pendidikan. Tanggung jawab
masyarakat terhadap pendidikan terwujud dalam perilaku keseharian masyarakat.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dalam masyarakat yang
berperan membentuk kesadaran dari masyarakat tersebut mengenai tanggung
jawabnya tentang pentingnya pendidikan. (Intan responsibilitas dari mana ya.....)
Masyarakat disekitar SKB Denpasar Kota memang tergolong masyarakat
yang bukan terbelakang. Hal ini dikarenakan lokasi yang berada tidak jauh dari
kota dan sangat terpengaruhi kondisi perkotaan. Terlebih lagi akses terhadap
sarana pendidikan bukanlah alasaan yang sangat sulit guna ditemui. Permasalahan
yang sering muncul adalah kendala perekonomian dalam mengakses pendidikan.
Misalnya seseorang anak terpaksa putus sekolah karena alasan ekonomi.
Pendidikan dianggap penting bagi mereka, contoh banyak masyarakat yang tidak
meningalkan pendidikan bagi keluarganya.
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 11
3. Rasionalitas Masyarakat
Rasionalitas adalah tindakan untuk berubah menuju kearah yang lebih baik
dari sebelumnya. Keinginan mendapatkan pendidikan maupun pengetahuan yang
lebih baik demi mencapai tujuan hidup dengan keadaan yang lebih baik baik pula.
Tindakan Rasional (menurut Weber) berhubungan dengan pertimbangan yang
sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan11 (Johnson, 1986). Nampak
bahwa tindakan tersebut merupakan kehendak pribadi yang sadar dipilih dan
dilakukan. Tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputi pertimbangan dan
pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang
dipergunakan untuk mencapainya12 (Johnson, 1986). Hal tersebut relevan dengan
makna rasionalitas sebagai tindakan berubah kepada yang lebih baik.
Rasionalitas sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu teori yang
menyangkut semua kebiasaan, pendapat atau sudut pandang yang berdasar alasan
yang masuk akal dan dapat diterima dan dipertahankan bukan berdasarkan
perasaan (insting) atau berdasarkan alasan kepercayaan. Umumnya rasionalitas
sendiri merupakan tindakan yang digunakan untuk berubah menuju ke arah yang
lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat memiliki suatu keinginan dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik guna mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Ketika terkait dengan pendidikan, pendidikan sebagai alat guna
mencapai keinginan tersebut. Dan SKB Denpasar Kota menjadi salah satu
alternatif sarana pendidikan non-formal serta sebagai penyedia pelayanan sosial
bidang pendidikan.
4. Pengetahuan Masyarakat Tentang Informasi Dari SKB
Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya yang, berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs)
takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)13. Pengetahuan
11 12 ibid13 Ogburn, William.F dan Nimkoff, Meyer F. 1964:5, dalam Sukanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Tahun 1988:4
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 12
masyarakat ini sangat diperlukan guna membentuk suatu keinginan masyarakat
dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pengetahuan masyarakat mengenai informasi yang berasal dari SKB
Denpasar Kota akan menjadi jalur bagi masyarakat guna mengetahui keberadaan
SKB tersebut. Dari informasi yang diberikan SKB diharapkan akan memunculkan
kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mengakses pendidikan, baik pada
pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Masyarakat akan mengetahui
pentingnya pendidikan sebagai salah satu aspek dalam menciptakan kehidupan
yang lebih baik. Pengetahuan mengenai pendidikan dan informasi yang diberikan
SKB akan mampu mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai keberadaan
SKB sebagai pelayanan sosial bidang pendidikan.
5. Interaksi Sosial Masyarakat
Interaksi sosial bisa diartikan sebagai suatu hubungan antara individu satu
dengan yang lain, individu satu bisa mempengaruhi individu lain dan sebaliknya,
jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik(Intan interaksi dari mana
ya.....) Dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri
dengan orang lain atau ia gagal melakukan penyesuaian itu dan cenderung
mengisolasikan diri dari orang lain.
Dalam suatu interaksi sosial, masyarakat akan saling berhubungan dan
terjadi proses sosialisasi dari satu masyatakat kepada masyarakat lain. Proses
sosialisasi ini akan menjadi sarana bagi masyarakat guna membekali masyarakat
terhadap terinternalisasinya norma dan nilai. Pada masyarakat sekitar SKB
Denpasar Kota akan menjalankan interaksi pula dengan SKB. Dan sangat
mungkin masyarakat akan mendapatkan suatu pembelajaran dari sebuah upaya
dan makna pentingnya pendidikan.
Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara interaksi sosial masyarakat dengan persepsi
masyarakat atas peran SKB melalui pengetahuan masyarakat tentang
informasi dari SKB dan responsibibilitas masyarakat.
Dalam teori Fungsionalisme Struktural yang diungkapkan Parsons bahwa
dia tidak mengabaikan hubungan antara struktur dan aktor. Dalam sistem maupun
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 13
struktur sosial yang berhubungan dengan aktor harus mampu menciptakan suatu
integrasi pola nilai dan kecenderungan kebutuhan. Dalam mempertahankan
integrasi pola nilai, sangat memerlukan sosialisasi dan internalisasi. Pada suatu
proses sosialisasi akan terkait dengan dua pihak atau lebih, karena sosialisasi
menjadi sarana proses distribusi pola nillai pada masyarakat. Pada tahap inilah
aktor satu dengan aktor lain dalam suatu masyarakat akan berinteraksi dan terjadi
proses distribusi norma dan nilai masyarakat tersebut.
Pada proses sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai tersebut akan
diinternalisasikan. Aktor dalam menginternalisasikan norma dan nilai dari struktur
ini, juga tidak lepas dari faktor kesan dari pikiran aktor sebagai hasil penggunaan
panca inderanya. Pengalaman dari proses interaksi dengan aktor lain yang
diinternalisasikan terhadap dirinya sendiri inilah yang akan menjadi bagian
pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengenai norma dan nilai. Proses
internalisasi, artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari ”kesadaran” aktor.
Akibatnya, dalam mengejar kepentingan aktor tersebut, sebenarnya aktor
mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan. Dan responsibilitas
adalah sebuah kesadaran masyarakat yang merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan atas dasar kesadaran individu, dimana secara tidak sadar bahwa
tindakan tersebut tidak lepas dari kepentingan sisitem sosial yang ada. Maka
kesadaran yang diinternalisasikan aktor inilah yang akan mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap suatu hal.
Jadi interaksi yang terjadi pada suatu masyarakat akan mempengaruhi
pengetahuan masyarakat atas norma dan nilai dalam masyarakat tersebut. Salah
satu pengetahuan yang dapat diperoleh masyarakat adalah mengenai informasi
tentang SKB Denpasar Kota. Dan responsibilitas masyarakat merupakan
kesadaran karena muncul karena proses sosialisasi tentang norma dan nilai yang
mampu terinternalisasi dalam aktor tersebut. Responsibilitas masyarakat inilah
yang akan mempengaruhi tindakan yang nyata. Dan persepsi yang tergolong pada
suatu pendapat dianggap hal yang nyata menurut jenis fakta sosial non-material14.
Maka persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedian pelayanan sosial
14 Ritzer. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta. Tahun 2003: 16
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 14
bidang pendidikan akan terbentuk proses interaksi, yang melalui pengetahuan
masyarakat tentang informasi SKB dan responsibilitas masyarakat.
2. Hubungan antara interaksi sosial masyarakat dengan persepsi
masyarakat atas peran SKB melalui pengetahuan masyarakat tentang
informasi dari SKB dan rasonalitas masyarakat.
Menurut Weber, konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa
obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan kunci dasar
perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Tingkat
rasionalitas yang paling tinggi, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar
yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan unutk
mencapainya. Pada sistem kepribadian Parsons, meskipun kandungan utama
stuktur kebribadian menjadi suatu sistem yang independen melalui hubungannya
dengan organismenya sendiri dan melalui keunikan pengalamannya sendiri;
Kepribadian bukanlah merupakan sebuah epifenomenon semata. Dari pendapat
Parsons diatas kepribadian bukanlah sebuah hasil pemikiran (buah pikir) pribadi
semata, melainkan sistem kepribadian berhubungan dengan organisme dirinya
sendiri dan keunikan pengalaman uniknya, bisa melalui lingkungan
masyarakatnya atau struktur sosialnya. Jadi pengalaman unik yang diperoleh
masyarakat ini bisa berasal dari interaksi sosialnya.
Rasionalitas diartikan oleh Coleman sebagai tindakan individu yang
mengarah pada suatu tujuan dan tujuan (juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau
pilihan. Dan tindakan maupun pilihan ini merupakan upaya untuk merubah
keadaan menuju kearah yang lebih baik. Hal ini seiring dengan makna kultur yang
didefinisikan Parsons bahwa kultur dipandang sebagai simbol yang terpola,
teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sisten kepribadian
yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan di dalam
sistem sosial15.
Rasionalitas masyarakat terbentuk dari buah pikirnya sendiri dan
pengalaman unik yang diperolehnya. Pengalaman unik ini bisa berasal dari
lingkungannya, dimana dari proses tersebut terjadi interaksi dalam
15 Parson, dalam Ritzer, 2003: 130
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 15
mendistribusikan nilai yang menjadi bentukan struktur. Pengalaman yang
diperoleh inilah akan terinternalisasi menjadi pengetahuan masyarakat, dimana
akan mempengaruhi rasionalitas masyarakat. Ketika berbicara rasionalitas sebagai
keinginanan aktor untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, maka berdasar
pada definisi kultur yang diungkap Parsons bahwa kultur sebagai simbol yang
menjadi sasaran orientasi aktor, sehingga rasionalitas memiliki kesamaan dengan
kultur makna sebagai keinginan aktor. Dan pada sistem kultural yang diungkap
Parsons bahwa kultur merupakan kekuatan utama dalam mengikat sistem tindakan
tindakan.
Dalam sistem tindakan, tingkatan paling rendah berupa lingkungan fisik
dan organis, meliputi aspek-aspek tubuh manusia, anatomi, dan fisiologinya.
Tingkat paling tinggi, realitas terakhir, berbau ”metafisik”16. Dan rasionalitas
sebagai sasaran orientasi aktor berarti akan mampu mempengaruhi persepsi
masyarakat. Pada interaksi sosial masyarakat Kecamatan Denpasar Timur akan
mendistribusikan nilai yang pada akhirnya akan terinternalisasi dan menjadi
pemahaman pada induvidu dalam masyarakat tersebut. Dengan keberadaan SKB
Denpasar Kota sebagai unit pelayanan bagi masyarakat dalam bidang pendidikan
akan menjadi salah satu pengaruh terbentuknya interalisasi tersebut. Pemahaman
masyarakat yang diperoleh dari proses interaksi dengan setiap komponen struktur
mempengaruhi rasionalitas masyarakat. Rasionalitas masyarakat sebagai
keinginan mencapai kahidupan yang lebih baik, dalam hal ini terkait dengan
pendidikan, akan mampu mempengaruhi persepsi masyarakat atas peran SKB
dalam masyarakat dengan melihat seberapa jauh pengetahuan mereka terhadap
informasi dari SKB.
G. ASUMSI
SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) melakukan sosialisasi tentang program
dan kegiatannya kepada masyarakat sekitar. Informasi yang disampaikan SKB
cukup mudah diterima masyarakat sekitar SKB tersebut.
16 Ritzer, 2003: 123
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 16
H. HIPOTESIS
1. Hipotesis Mayor
Ada pengaruh antara tingkat interaksi sosial terhadap persepsi masyarakat
tentang peran “SKB Denpasar Kota” sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang
pendidikan melalui tingkat pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB,
dimana hubungan antara interaksi sosial dan tingkat pengetahuan masyarakat
tentang SKB mempengaruhi responsibilitas masyarakat terhadap pendidikan yang
kedudukannya sejajar dengan rasionalitas masyarakat.
2. Hipotesis Minor
a. X Z1 Z2 Y
. Semakin tinggi interaksi sosial maka semakin tinggi pengetahuan yang
diperoleh masyarakat mengenai informasi tentang SKB dan responsibilitas
masyarakat terhadap pendidikan, semakin baik pula persepsi masyarakat atas
peran SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang pendidikan
b. X Z1 Z3 Y
Semakin tinggi interaksi sosial semakin tinggi pengetahuan masyarakat
mengenai informasi tentang SKB dan rasionalitas masyarakat, semakin baik pula
persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang
pendidikan.
3. Hipotesis Geometrikal
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 17
Z2
YZ1X
Z3
Keterangan :
X : Tingkat Interaksi Sosial Masyarakat
Z1 : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Informasi SKB
Z2 : Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan
Z3 : Tingkat Rasionalitas Masyarakat
Y : Persepsi Masyarakat atas Peran “SKB Denpasar Kota” Sebagai
Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan
I. METODE PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
Metode Penelitian Survei. Yakni dengan mengkaji populasi (atau Universe) yang
besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari
populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, interelasi relatif dari variabel-
variabel sosiologis dan psikologis.17
DEFINISI KONSEPTUAL
1. Interaksi Sosial Masyarakat
Interaksi sosial bisa diartikan sebagai suatu hubungan antara individu satu
dengan yang lain, individu satu bisa mempengaruhi individu lain dan sebaliknya,
jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Dalam interaksi sosial
ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri dengan orang lain atau ia
gagal melakukan penyesuaian itu dan cenderung mengisolasikan diri dari orang
lain.
2. Pengetahuan Masyarakat
Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs)
takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)18.
1717 Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta:2006, hlm.66018 Ogburn, William.F dan Nimkoff, Meyer F. 1964:5
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 18
3. Responsibilitas akan Pendidikan
Responsibilitas (responsibility) merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban untuk memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan
yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Dimana nilai-nilai
sosial tersebut merupakan bagian dari suatu sistem sosial yang telah dikemukakan
oleh Parsons. Dengan adanya sistem sosial yang mencakup nilai-nilai sosial,
secara sendirinya kesadaran dari individu dapat terbentuk. Sehingga,
menimbulkan kepedulian dan kepatuhan individu untuk melakukan suatu tindakan
guna mengejar kepentingan mereka sendiri.
4. Rasionalitas Masyarakat
Rasionalitas mempunyai bentuk kata dasar Rasional yang bisa diartikan
dengan kemampuan seseorang untuk berfikir dan membuat keputusan berdasarkan
suatu alasan yang masuk akal. Sedangkan Rasionalitas sendiri mempunyai
pengertian sebagai suatu teori yang menyangkut semua kebiasaan, pendapat atau
sudut pandang yang berdasar alasan yang masuk akal dan dapat diterima dan
dipertahankan bukan berdasarkan perasaan (insting) atau berdasarkan alasan
kepercayaan. Umumnya rasionalitas sendiri merupakan tindakan yang digunakan
untuk berubah menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
5. Persepsi Masyarakat
Menurut Persepsi adalah seluruh proses akal manusia yang sadar untuk
menggambarkan lingkungannya19.
Persepsi masyarakat merupakan pemahaman, penafsiran, pendapat atau
respon seseorang terhadap suatu obyek atau stimuli antara satu dengan yang lain
berbeda disebabkan adanya ketidaksamaan pengalaman kecenderungan serta
situasi kehidupan ekonomi, sosial dan geografis.
19 Koentjaraningrat, 1986
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 19
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel
dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu
untuk mengukur konstruk atau variabel itu.20
1. Tingkat interaksi sosial masyarakat (X)
Komunikasi masyarakat (X1)
Frekuensi pertemuan dalam lingkungan sosial (X2)
Solidaritas masyarakat (X3)
2. Pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB ( Z1 )
Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan SKB (Z1.1)
Pengetahuan masyarakat mengenai informasi tentang SKB
(Z1.2)
Pengetahuan masyarakat mengenai program-program SKB
(Z1.3)
3. Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan (Z2)
Kesadaran Individu (Z2.1)
Kepedulian individu (Z2.2)
Kepatuhan Individu (Z2.3)
4. Tingkat rasionalitas masyarakat (Z3)
Efisiensi biaya (Z3.1)
Manfaat (Z3.2)
Efektifitas (Z3.3)
Obyektifitas (Z3.4)
5. Persepsi Masyarakat atas peran “SKB Denpasar Kota” Sebagai
Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan (Y)
Pandangan masyarakat terhadap peran SKB dalam peningkatan
kualitas pendidikan masyarakat (Y1)
20 Ibid. hlm. 51
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 20
Penilaian masyarakat sekitar SKB terhadap kondisi pendidikan
di SKB (Y2)
Tanggapan masyarakat dalam melihat efektivitas SKB di
lingkungan masyarakat (Y3)
PENENTUAN STATUS VARIABEL
1. Variabel Pengaruh (Independent Variable)
X = Tingkat Interaksi Sosial Masyarakat
2. Variabel antara (Intervening Variable)
Z1 = Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Informasi dari SKB
Z2 = Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan
Z3 = Tingkat Rasionalitas Masyarakat
3.Variabel Terpengaruh (Dependent Variable)
Y = Tingkat Pemanfaatan Akses Pelayanan Program
PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga21. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat
Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Demi kemudahan dalam
proses penelitian nantinya maka dipilihlah responden-responden dari populasi
yang ada dengan memberikan kriteria-kriteria khusus yang disebut dengan
sampel. Sampel yang dipilih yaitu masyarakat desa Penatih dan desa Penatih
Danginpuri Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar baik anggota ataupun
bukan anggota “SKB Denpasar Kota”, dengan batasan usia antara 15 th- 50 th.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling yaitu memilih subgroup dari populasi sedemikian rupa sehingga
sample yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat populasi.
Dalam hal ini kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat-sifat populasi
tersebut.22
21 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei. Yogyakarta:1995, hlm. 15222 Ibid. Hlm. 169
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 21
Guna mengetahui sampel dari populasi yang akan diambil
menggunakan rumus Morgan sebagai berikut:
S = X2NP (1-P)
d2(N-1)+X2P (1-P)
keterangan:
S : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
P : Proporsi Populasi (0,5)
d : Derajat Ketelitian (0,05)
X2 : Nilai tabel X2 (3,84)
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Kepustakaan
Salah satu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku sebagai media sumber
informasi. Pemanfaatan kepustakaan ini diperlukan, baik untuk penelitian
lapangan maupun penelitian bahan dokumentasi. Manfaatnya antara lain:
Menggali teori – teori dan konsep yang telah dikemukakan oleh
para ahli terdahulu.
Mengikuti perkembangan penelitian dalambi yang akan diteliti.
Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
Menghindari duplikasi penelitian.
Memanfaatkan data sekunder.
Melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan, dapat dipelajari
bagaimana cara mengungkapkan buah pikiran secara sistematis,
kritis dan ekonomis.
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 22
Tidak mungkin suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik tanpa
orientasi pendahuluan diperpustakaan.
b. Observasi
Adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung dan sistematis atas
fenomena yang diselidiki, langsung dengan satu kali kunjungan dan dalam waktu
yang singkat.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada subjek penelitian yang memperoleh jawaban tertulis seperlunya. Dalam
kuesioner daftar pertanyaan diberikan pada responden untuk diberikan respon
seperlunya.23
Penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok dalam pengumpulan data.
Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa
statistik dan uraian serta kesimpulan penelitian. Analisa data kuantitatif
dilandaskan pada hasil kuesioner tersebut.
Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dengan menyampaikan secara
langsung pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya untuk
mendapatkan jawaban yang langsung. Kuesioner ini disusun berdasarkan
indikator yang tercermin dalam operasionalisasi konsep.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan tujuan survai dan memperoleh informasi dengan reliabilitas
dan validitas setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat
dinyatakan dalam kuesioner, maka senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-
pertanyaan memang langsung berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian
tersebut.24
Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisa. Pertanyaan
dalam sebuah penelitian ditentukan dari kebutuhan si peneliti tentang informasi
yang ingin diperolehnya dari responden. Oleh karena itu, dalam pembuatan
23 Zamroni, DR. 1992. Pengantar Teori Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya24 Ibid. hlm.175
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 23
kuesioner dapat dimungkinkan, menggunakan empat macam kuesioner sebagai
berikut:
Kuesioner atau daftar pertanyaan terbuka, jawaban dari pertanyaan
diserahkan langsung kepada responden (responden harus mengisi
sendiri).
Kuesioner atau daftar pertanyaan tertutup, pertanyaan yang sudah
ada pilihan jawabannya sehingga responden tidak berkomentar.
Kuesioner atau daftar pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka,
jawabannya sudah ditentukan kemudian disusul dengan pertanyaan
berikutnya.
Kuesioner atau daftar pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan
semi terbuka, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada
kemungkinan jawaban tambahan.
d. Wawancara
Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bersemuka (face-to-face),
ketika seseorang yakin pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah
penelitian, kepada seseorang yang diwawancara atau responden25. Ada dua cara
dalam membedakan tipe wawancara dala tatarana yang luas: terstruktur dan tak
terstruktur atau baku dan tak baku.26
TEKNIK PENENTUAN SKOR
Pada tahap penentuan skor, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh
peneliti. Pertama adalah peneliti harus membuat keputusan tentang jenjang (range
skor) untuk indeks yang telah disusunnya. Hal kedua yang diperhatikan adalah
menetukan skor yang akan diberikan pada setiap jawaban dari masing – masing
pertanyaan.
Dalam penelitian survei ini, jawaban yang diberikan oleh responden
memiliki skor tertentu yang bergerak antara 1 sanpai 3. Apabila diketahui suatu
pertanyaan adalah favorable, maka jawaban yang tidak mendukung diberi skor 1,
25 Fred N Kerlinger Op.cit hlm. 77026 Cannell dan Kahn dalam Fred N. Kerlinger, Ibid.
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 24
jawaban yang kurang mendukung mendapat skor 2, dan jawaban paling
mendukung diberi skor 3.
Untuk menentukan tinggi rendahnya atau baik buruknya suatu variabel
tertentu, maka terlebih dahulu ditentukan interval kategori, yakni selisih antara
skor tertinggi dengan skor terendah dibagi dengan banyaknya alternative jawaban
dalam skala.
Skor tertinggi – skor terendah
Indeks =
Banyaknya alternatif jawaban
TEKNIK ANALISA DATA
1. Korelasi Produk Moment
Analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara dua
variabel (variabel bebas dan variabel terikat).
Rumus yang digunakan:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = jumlah sampel
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
2. Analisis Chi Square
Berfungsi untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel
data yang diperoleh melalui observasi.
Rumus:
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 25
Keterangan:
Db = (baris-1) (kolom-1)
X = nilai Chi Square
F = frekuensi observasi
Fh = frekuensi harapan
(Sidney Siegel, 1994: 130)
Setelah mendapatkan hasil yang signifikan dari X² maka untuk mengetahui
seberapa besar hubungan antara pertanyaan dari variabel satu dengan variabel lain
diketahui dengan rumus:
Keterangan:
CC = Koefisien kontingensi (0,5)
N = Jumlah total
Sedang untuk mengetahui tingkat asosiasi digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
m = jumlah terkecil dari baris atau kolom
Dari derajat hubungan tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi tiga:
a.CC > 0,5 CCmax, maka derajat hubungan tinggi
b.CC = 0,5 CCmax, maka derajat hubungan sedang
c.CC < 0,5 CCmax, maka derajat hubungan rendah
3. Analisis Regresi linier Berganda
a. Korelasi Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara satu variabel
terikat dengan kombinasi keseluruhan variabel bebas secara bersama-sama.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 26
Untuk mengetahui taraf signifikan korelasi berganda tersebut digunakan tes
signifikansi dengan rumus:
Freg = R 2 (N-k-1)
(1-R)2k
Keterangan:
R = koefisien korelasi berganda
N = jumlah sampel
K = jumlah variabel bebas
(Hadi, 1983: 33)
b. Analisis Korelasi Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seluruh
variabel predikter secara bersama-sama terhadap variabel kriterium. Besarnya
koefisien determinasi ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi berganda (R2).
c. Analisis Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Untuk mengetahui sumbangan relatif dan sumbangan efektif prediktor lebih
dahulu dicari jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
JKreg = (a1 X1Y+a2 X2Y+a3 X3Y)
(Hadi, 1992: 43)
Analisis sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan relatif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 27
Rumus:
SR%Xn = an XnY x 100%
JKreg
(Hadi, 1992: 43)
Analisis sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya
sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Rumus:
SE%Xn = SR%XnR2
(Hadi, 1992:55)
d. Analisis Ketepatan Prediksi
Uji digunakan untuk mengetahui kecermatan dari prediksi dalam persamaan
garis regresi. Suatu persamaan dikatakan cermat apabila:
Standar Deviasi Y > Standar Error of Estimate.
e. Uji Residual
Teknik ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya variabel lain
yang mempengaruhi variabel terikat yang tidak terungkap dalam penelitian.
Rumus:
E = 1 –R2
Keterangan:
E = residu
R = Koefisien determinasi
4. Analisis Korelasi Parsial (jenjang 2)
rY.1-2 – (r1.3-2) (r3.Y-2)rY 1-2. 3 =
√(1-r21.3-2) (1- r2
3.Y-2)
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 28
Korelasi parsial digunakan:
Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel dengan mengontrol variabel
lainnya
Untuk mengetahui hubungan murni atau tidak
Interpertasi korelasi parsial
X1Y : signifikan
X1Y-X2 : tidak signifikan, maka X2 sebagai VARIABEL INTERVENING
X1Y : signifikan
X1Y-X2 : signifikan, maka HUBUNGAN MURNI
X1Y : positif
X1Y-X2 : negatif, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL
X1Y : negatif
X1Y-X2 : positif, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL
X1Y : tidak signifikan
X1Y-X2 : signifikan, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL/
PENGGANGGU
X1Y : tidak signifikan
X1Y-X2 : tidak signifikan maka TIDAK BERKORELASI
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 29
DAFTAR PUSTAKA
_______, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media, 2003.2003.
Hadi, Sutrisno. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi offset 1992.
Nasution. Sosiologi Penidikan. Bandung: Jemmars, 1983.
Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada,
Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: CV. Rajawali, 1989
Siagian, Sondang. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.
Singarimbun, Masri dan Sofyan effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995.
Soekanto, Soerjono. 1988. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Soetomo., et al. Sosiatri, Ilmu dan Metode. Yogyakarta: Aditya Media. 2000
Subarono, AG. Pelayanan Publik yang Efisien, Responsif dan Non-Partisan dalam Agus Dwiyatno (Editor). Mewujudkan Good Government dalam Pelayanan publik. Yogyakarta: University Press, 2005.
Sunyoto. Koleksi Keragaan Metode. Yogyakarta: Gama Perss, 1973.
Sutanto. Komunikasi dalam Teori dam Praktek. Bandung: Bina Cipta.1977.
Zamroni. Pengatar Pengembangan Teori Sosial.Yogyakarta: Tiara Wacana.1992
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 30
Situs: www.denpasar.go.id www.kompas.com/kompas-cetak/0702/01/daerah/3282517.htm
http://www.denpasar.go.id/main.php?act=news&kd=2434
www.denpasar.go.id
Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 31