PROPOSAL Pratikum 2007

46
A. JUDUL : Persepsi Masyarakat atas Peran ”Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar Kota” sebagai Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan. (Survei pada Masyarakat Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Propinsi Bali) B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Aktualitas : Pasca bom Bali tahun 2002, banyak dampak yang harus diterima masyarakat Bali. Dampak yang ditimbulkan sampai saat ini masih dirasakan diantaranya tingginya tingkat pengangguran dan angka anak putus sekolah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, tingkat pengangguran terbuka di Bali dari jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas sepanjang tahun 2006 tercatat 103.830 orang atau sekitar 5,3 persen dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah 1.950.654 orang. 1 Dampak yang masih ada sampai saat ini menambah beban bagi pemerintah daerah, karena permasalahan tersebut menimpa masyarakat yang berusia 18-40 tahun yang merupakan usia produktif. 2 Orsinilitas : 1 www.kompas.com/kompas-cetak/0702/01/daerah/3282517.htm 2 http://www.denpasar.go.id/main.php?act=news&kd=2434 Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 1

description

ini adalah proposal untuk praktikum 1 angkatan 2007

Transcript of PROPOSAL Pratikum 2007

Page 1: PROPOSAL Pratikum 2007

A. JUDUL :

Persepsi Masyarakat atas Peran ”Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar

Kota” sebagai Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan.

(Survei pada Masyarakat Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Propinsi

Bali)

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Aktualitas :

Pasca bom Bali tahun 2002, banyak dampak yang harus diterima

masyarakat Bali. Dampak yang ditimbulkan sampai saat ini masih dirasakan

diantaranya tingginya tingkat pengangguran dan angka anak putus sekolah.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, tingkat pengangguran terbuka di

Bali dari jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas sepanjang tahun 2006 tercatat

103.830 orang atau sekitar 5,3 persen dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah

1.950.654 orang.1 Dampak yang masih ada sampai saat ini menambah beban bagi

pemerintah daerah, karena permasalahan tersebut menimpa masyarakat yang

berusia 18-40 tahun yang merupakan usia produktif.2

Orsinilitas :

Penyusunan proposal ini dilakukan oleh kelompok Praktikum I,

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan tahun 2005. Data-data yang

mendukung penulisan proposal ini kami peroleh dari internet, buku-buku referensi

serta pengetahuan dari kelompok kami. Proposal penelitian ini belum pernah

dilakukan baik secara substantif dan metode pengumpulan data oleh pihak lain.

Adapun sisi baru dari proposal ini adalah melihat dari sisi pengaruh interaksi

sosial, pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB, responsibilitas akan

pendidikan dan rasionalitas masyarakat terhadap persepsi masyarakat atas peran

SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang pendidikan.

1 www.kompas.com/kompas-cetak/0702/01/daerah/3282517.htm2 http://www.denpasar.go.id/main.php?act=news&kd=2434

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 1

Page 2: PROPOSAL Pratikum 2007

Relevansi dengan Ilmu Sosiatri :

Dampak dari Bom Bali ternyata masih menyisakan permasalahan-

permasalahan yang dirasakan cukup berat bagi masyarakat Denpasar, Bali.

Tingginya angka putus sekolah, banyaknya pengangguran akibat masyarakat

kehilangan lapangan kerja, merupakan permasalahan sosial yang masih

membelenggu masyarakat Denpasar hingga saat ini.

Ilmu Sosiatri adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari permasalahan

sosial yang ada di masyarakat serta pemecahannya. Salah satunya adalah

permasalahan yang ditimbulkan pasca bom Bali tahun 2002. Salah satu bentuk

pemecahan permasalahannya adalah dengan pelayanan sosial di bidang

pendidikan. Dalam proposal kami contoh pelayanan sosial di bidang pendidikan

adalah kegiatan pendidikan non formal Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar

Kota. Masyarakat yang tidak memperoleh pendidikan akibat putus sekolah,

pengangguran, dan masyarakat yang buta aksara akan berkesempatan mendapat

pendidikan melalui program SKB. Atas dasar tersebut kami memandang proposal

ini relevan dengan Ilmu Sosiatri dan layak untuk diteliti

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Operasional

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum I

Jurusan Ilmu Sosiatri di Fisipol UGM angkatan 2005.

Sebagai sumbangan pemikiran dan referensi untuk penelitan selanjutnya

yang lebih mendalam.

Untuk mengetahui program pelayanan sosial bidang pendidikan yang

dilakukan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Denpasar Kota bagi

masyarakat.

2. Tujuan Substansial

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 2

Page 3: PROPOSAL Pratikum 2007

Adapun tujuan substansial dari penelitian ini adalah untuk

membandingkan persepsi masyarakat peserta SKB dengan masyarakat bukan

peserta SKB terhadap peran SKB sebagai penyedia pelayanan Sosial di bidang

pendidikan, melalui perantara pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB,

responsibiltas masyarakat akan pendidikan dan rasionalitas masyarakat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan referensi bagi

penelitian selanjutnya.

D. LATAR BELAKANG MASALAH

Denpasar merupakan kota yang berada di tengah-tengah Pulau Bali.

Terletak diantara 08o 35” 31’-08o 44” 49’ Lintang Selatan dan 115o 10” 23’-115o

16” 27’ Bujur Timur. Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten

Badung, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar, dan di sebelah

Selatan berbatasan dengan Selat Badung. Letak yang sangat strategis ini sangat

menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun dari kepariwisataan karena

merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan

kabupaten lainnya.3

Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali sekaligus sebagai pusat

pemerintahan, pendidikan, perekonomian dan berbagai aktivitas. Kota ini telah

menata diri untuk menuju kota yang berwawasan budaya sebagai upaya untuk

mewujudkan pembangunan yang seimbang, sejahtera lahir dan batin. Namun data

menunjukan bahwa akhir-akhir ini penduduk Kota Denpasar menjadi sangat padat

(full capacity). Denpasar yang hanya memiliki luas 127,88 km2 saat ini telah

dihuni sekitar 800.000 orang pada siang hari dan 600.000 orang pada malam hari.

Sedangkan daya tampung ideal Kota Denpasar hanya 200.000 – 250.000 jiwa

dengan kepadatan penduduk sudah mencapai 4.537 jiwa per km2. Sesuai data

Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kota Denpasar, hal ini berarti Kota

Denpasar sudah terlalu padat. Sebagai antisipasi, Kota Denpasar memerlukan

orang-orang yang memiliki identitas jelas. Maksud jelas di sini adalah jelas

3 http://www.denpasar.go.id/main.php?act=kon

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 3

Page 4: PROPOSAL Pratikum 2007

tujuan, jelas keterampilan, jelas alamat, serta berpartisipasi aktif membangun

Denpasar untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup secara optimal. Sebagai

antisipasi terhadap penduduk pendatang di Kota Denpasar, diadakan pendataan

selektif, baik dari segi identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), maupun

penjamin yang disertai adanya surat keterangan keahlian atau kemampuan

maupun keterampilan dari instansi yang berwenang dari daerah asal, sehingga

penduduk pendatang tidak lagi menjadi beban yang menimbulkan kerawanan

dibidang kemanan, sosial, dan ekonomi.4

Munculnya pengangguran dan anak putus sekolah mendorong pemerintah

daerah membuat sebuah sarana untuk mengurangi angka pengangguran dan anak

putus sekolah yaitu SKB. SKB merupakan salah satu kegiatan dalam mengatasi

masalah pengangguran dan anak putus sekolah di bidang pendidikan non formal.

Program pendidikan non formal yang dilaksanakan SKB Kota Denpasar

diarahkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat

yang belum sekolah, tidak pernah sekolah, buta aksara, atau warga masyarakat

lain yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui jalur pendidikan

formal. Dengan demikian pendidikan non formal bertujuan untuk memberikan

layanan pendidikan kepada semua warga masyarakat agar memiliki kemampuan

untuk mengembangkan potensi diri dengan penekanan pada penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan vokasional, serta pengembangan sikap dan

kepribadian profesional sehingga pendidikan non formal berfungsi sebagai

pengganti/penambah dan atau pelengkap dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat.5 Pelayanan pendidikan oleh SKB ini tidak lepas dari peranan

pemerintah sebagai pemberi modal dan pembuat kebijakan, pamong belajar, dan

masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan SKB.

SKB Denpasar Kota didirikan tahun 1979 memiliki berbagai program,

antara lain pogram pendidikan kesetaraan yang terdiri dari Kejar Paket A (setara

SD), Paket B (setara SMP), dan Kejar Paket C (setara SMA). Hal ini ditambahkan

4 www.denpasar.go.id5 Profil UPTD SKB Kota Denpasar Sebagai Konsekuensi penerapan UU No 22 Tentang Otonomi Daerah, Pemerintah Kota Denpasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD SKB Kota Denpasar, 2007

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 4

Page 5: PROPOSAL Pratikum 2007

dengan ketrampilan bahasa, sehingga peserta pedidikan nantinya bisa mandiri atau

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, juga terdapat pendidikan

kecakapan hidup dalam mengangkat ekonomi kerakyatan, kelompok belajar usaha

untuk kemandirian, dan peningkatan pelatihan guna memenuhi kebutuhan belajar

masyarakat melalui bengkel kerja dan magang. Guna meningkatkan dan

mengembangkan budaya masyarakat, juga disediakan taman bacaan masyarakat,

pendidikan pemberdayaan perempuan yang mengarah pada kecakapan hidup, dan

pembinaan seni melalui kursus tari serta seni tabuh bagi remaja. SKB nantinya

diharapkan memberikan kesempatan kepada masyarakat kurang mampu untuk

memperoleh pendidikan nonformal dengan murah.

Data peserta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)6

No Nama program Jumlah peserta Keterangan

1. PAUD Harapan Bangsa Usia 2- 4 tahun: 31 anak

Usia 4- 6 tahun: 96 anak

Pendidik:Pamong belajar 5 orang, honorer 4 orang

Lokasi: Kampus SKB

Jadwal kegiatan: Senin- Sabtu

2. Paket A Kelas 5: 20 orang Guru: 2 orang Lokasi: Kampus

SKB Jadwal : 3x per

minggu3. Paket B Saraswati Kelas I: 20

orang Kelas II: 20

orang Kelas III: 33

orang

Guru : 26 orang Lokasi: Kampus

SKB

4. Paket C 73 orang Program tambahan:

kursus komputer

Lokasi: Kampus

SKB

6 Data dari SKB Denpasar Kota (Telephone dengan pengelola program SKB Denpasar Kota, Rabu 30 Mei 2007, pukul 12. 30 WIB)

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 5

Page 6: PROPOSAL Pratikum 2007

5. Keaksaraan fungsional 3 kelompok @ 10

orang : 30 orang

Guru : 3 orang

Program

tambahan: ketrampilan

kecakapan hidup :

membuat perlengkapan

sarana agama Hindu.

Lokasi :

Kelurahan Pakuyangan

6. Kegiatan Sanggar Tari

Bali Srikandi

Minimal 40 murid Jadwal : 2x dalam 1

minggu

7. Kelompok Masyarakat

Life skill percakpan hidup

petani tanaman anggrek

10 orang Lokasi: di kelurahan

penatih

8. Kegiatan Belajar Usaha

Sarana Upacara Agama

Hindu

2 kelompok @ 5 orang:

10 orang

-

SKB yang terletak di Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur

memiliki peserta yang berasal dari kecamatan-kecamatan di Denpasar, yaitu:

1. Kecamatan Denpasar Timur (73 peserta)

2. Kecamatan Denpasar Utara (62 peserta)

3. Kecamatan Denpasar Selatan (24 peserta)

4. Kecamatan Denpasar Barat (18 peserta)

Dominasi peserta SKB adalah berasal dari Kecamatan Denpasar Timur.

Hal ini disebabkan lokasi SKB terletak di Kecamatan Denpasar Timur. Faktor

kedekatan letak SKB membuat masyarakat di sekitar lokasi SKB mudah untuk

mengakses pelayanan yang diberikan oleh SKB. Atas dasar itulah dalam

penelitian ini mengambil sampel masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur.

Dengan dibentuknya SKB, diharapkan dapat mengatasi masalah

pengangguran dan putus sekolah sehingga masyarakat dapat mandiri dan hidup

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 6

Page 7: PROPOSAL Pratikum 2007

sejahtera. Pelayanan yang diberikan SKB dapat membantu masyarakat yang

kurang mampu untuk terus mendapatkan ilmu dan keterampilan sebagai modal

hidup mereka. Melihat pelayanan yang diberikan oleh SKB, pelayanan ini dapat

digolongkan sebagi pelayanan sosial, dimana Pelayanan sosial adalah proses

pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui aktivitas orang lain atau media sebagai

penyedia layanan, seperti pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri,

berupa penyediaan fasilitas baik di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan

masyarakat, dan lain-lain.

E. RUMUSAN MASALAH

Berpijak pada latar belakang dan alasan pemilihan judul yang telah

dipaparkan di atas, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

Adakah pengaruh antara interaksi sosial masyarakat Kota Denpasar

terhadap persesi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia pelayanan

sosial di bidang pendidikan, dimana antara hubungan keduanya terdapat

pengetahuan masyarakat tentang informasi mengenai SKB yang

mempengaruhi responsibilitas akan pendidikan dan rasionalitas

masyarakat?

F. KERANGKA TEORI

Grand teori yang digunakan dalam proposal ini adalah paradigma fakta

sosial dimana didalamnya terdapat varian teori antara lain: Fungsinalisme

Struktural, Teori Konflik, Teori Sistem dan Teori Keteraturan Makro. Teori

Struktural Fungsional menekankan pada keteraturan (order) dan mengabaikan

konflik serta perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya

adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifes dan keseimbangan. Pada

teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian

atau demen-demen yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan.

Setiap perubahan ysng terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan bagi

yang lainnya. Hal ini menunjukkan teori ini cenderung untuk melihat pada

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 7

Page 8: PROPOSAL Pratikum 2007

sumbangan satu sistem yang lain, sehingga mengabaikan suatu fenomena atau

sistem dapat menentang fungsi lain dalam sistem sosial.

Dalam pandangan fakta sosial Durkheim menganggap bahwa fakta sosial

sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dengan ide yang menjadi

penyelidikan seluruh pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan

mental murni. Untuk pemahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar

pemikiran manusia. Fakta sosial terdapat dua jenis, antara lain:

Dalam bentuk material

Berupa barang atau sesuatau yang disimak, ditangkap dan diobservasi.

Contohnya: arsitektur atau norma hukum.

Dalam bentuk non material

Berupa fenomena yang terkandung dalam diri manusia sendiri, hanya

muncul dalam kesadaran manusia.

Contohnya: egoisme, altruisme, opini.

Berdasar dari jenis fakta sosial yang dipaparkan di atas, maka persepsi.

Durkheim tidak menyatakan bahwa fakta sosial selalu berbentuk barang sesuatu

yang nyata (material thing). Fakta sosial non material merupakan sesuatu yang

dianggap sesuatau yang nyata.

Dalam fungsional struktural, istilah fungsionalisme dan struktural tidak selalu

dihubungkan, pun keduanya mampu dihubungkan. Ciri utama pendekatan

fungsionalisme struktural memperhatikan dua unsur. Pertama, dalam mempelajari

struktur masyarakat tanpa memperhatikan fungsinya. Kedua, dapat pula fungsi

meneliti fungsi berbagai proses sosial yang mungkin tidak mempunyai struktur.

Bahasan fungsionalisme struktural Talcott Parson dimulai dengan empat fungsi

sistem “tindakan” . Fungsi tersebut adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan

kearah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem . empat fungsi

tersebut meliputi:

Adaptation (adaptasi)

Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem

harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan

lingkungan dengan kebutuhannya.

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 8

Page 9: PROPOSAL Pratikum 2007

Goal Attainment (pencapaian tujuan)

Sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.

Integration (Integrasi)

Sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi

komponennya. Sistem harus juga mengelola antar hubungan ketiga fungsi

penting lainnya (A, G, L).

Latency (latensi atau pemeliharaan pola)

Sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik

motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakan dan

menopang motivasi.

Pada teoritisnya, Parsons menggunakan empat sistem tindakan yaitu

organisme perilaku, sistem kepribadian, sistem sosial dan sistem tindakan.

Organisme perilaku adalah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi

dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal. Sistem kepribadian

melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan sistem tujuan dan

memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapainya. Sistem sosial

menaggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagiannya yang

menjadi komponennya. Terakhir adalah sistem kultural yang melaksanakan fungsi

pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang

memotivasi mereka untuk bertindak.

Sistem kultural. Parson membayangkan kultur sebagai kekuatan utama

untuk mengikat berabagi unsur sosial. Menurut istilahnya, kultur adalah kekuatan

utama yang mengikat sistem tindakan. Parson mendefinisikan kultur menurut

hubungannya dengan sistem tindakan lain. Jadi, kultur dipandang sebagai sistem

simbol yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek

sistem kepribadian yang sudah terinternalisasikan dan pola-pola yang sudah

terlembagakan didalam sistem.

Dalam menganalisis sistem sosial, Parsons sama sekali tidak mengabaikan

masalah hubungan antara aktor dan struktur sosial. Parsons menganggap integrasi

pola nilai dan kecenderungan kebutuhan sebagai “Dalil Dinamis Fundamental”.

Persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai di dalam sistem adalah

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 9

Page 10: PROPOSAL Pratikum 2007

proses internalisasi dan sosialisasi. Parsons tertarik pada cara mengalihkan norma

dan nilai sistem sosial kepada aktor di dalam sistem sosial. Dalam proses

sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai itu diinternalisasikan (internalized).

Artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari “kesadaran” aktor. Akibatnya

dalam mengejar kepentingan mereka sendiri itu aktor sebenarnya mengabdi pada

kepentingan sistem sebagai satu kesatuan. Seperti yang dinyatakan Parsons

kombinasi pola orientasi nilai yang diperoleh (oleh aktor dalam sosialisasi) pada

tingkat yang sangat penting, harus menjadi fungsi dari struktur peran fundamental

dan nilai dominan sistem sosial7.

Kultur sebagai kekuatan utama yang mengikat berbagai unsur dunia sosial.

Atau menurut istilahnya sendiri kultur adalah kekuatan utama yang mengikat

sistem tindakan. Kultur menengahi interaksi antar aktor, mengintegrasikan

kepribadian, dan menyatukan sistem sosial. Kultur dipandang sebagai simbol

yang terpola, teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sistem

kepribadian yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah

terlembagakan di dalam sistem sosial8.

Meskipun kandungan utama struktur kepribadian berasal dari sistem sosial

dan kultural melalui proses sosialisasi, namun kepribadian menjadi suatu sistem

yang independen melalui hubungannya dengan organismenya sendiri dan melalui

keunikan pengalamannya sendiri; Kepribadian bukanlah merupakan sebuah

epifenomenon semata9.

1. Persepsi masyarakat atas peran SKB

Persepsi merupakan hal yang tidak nyata dan merupakan suatu tahap yang

akan mempengaruhi suatu tindakan. Persepsi dalam arti seluruh proses akal

manusia yang sadar untuk menggambarkan lingkungannya10. Akal manusia ini

adalah kesadaran yang muncul dalam diri manusia yang bersifat inter subjective.

Sehingga persepsi termasuk dalam sebuah fakta sosial yang dianggap sebagai

7 George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.1258 Parsons, dalam George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.1309 Parsons, 1970, dalam George Ritzer-Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Tahun 2004. hal.13010 Koentjaraningrat, 1986, dalam sosiologi Suatu Pengantar. 1990

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 10

Page 11: PROPOSAL Pratikum 2007

barang sesuatu (things) yang berbeda dengan ide yang tidak dapat dipahami

melalui kegiatan mental murni semata.

Persepsi masyarakat tidak akan terbentuk jika tidak terdapat aspek dari

luar, misalnya lingkungan yang saling berinteraksi. Pada masyarakat akan

mengelola apa yang diperolehnya dari proses interaksi maupun pengalaman yang

lainnya sehingga mampu memunculkan opini atau pandangan masyarakat

terhadap suatu hal. Persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia

pelayanan sosial bidang pendidikan pun tidak bisa terlepas dari interaksi

masyarakat yang nantinya akan memberikan pengalaman dan kesan. Pengalaman

dan kesan ini akan diolah oleh akal untuk menggambarkan sesuatu hal tentang

lingkungannya, dalam hal ini tentang peran SKB.

2. Responsibilitas masyarakat terhadap pendidikan

Responsibilitas (responsibility) merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban untuk memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan

yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Salah satu tanggung

jawab yang ada pada masyarakat adalah tentang pendidikan. Tanggung jawab

masyarakat terhadap pendidikan terwujud dalam perilaku keseharian masyarakat.

Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kondisi sosial dalam masyarakat yang

berperan membentuk kesadaran dari masyarakat tersebut mengenai tanggung

jawabnya tentang pentingnya pendidikan. (Intan responsibilitas dari mana ya.....)

Masyarakat disekitar SKB Denpasar Kota memang tergolong masyarakat

yang bukan terbelakang. Hal ini dikarenakan lokasi yang berada tidak jauh dari

kota dan sangat terpengaruhi kondisi perkotaan. Terlebih lagi akses terhadap

sarana pendidikan bukanlah alasaan yang sangat sulit guna ditemui. Permasalahan

yang sering muncul adalah kendala perekonomian dalam mengakses pendidikan.

Misalnya seseorang anak terpaksa putus sekolah karena alasan ekonomi.

Pendidikan dianggap penting bagi mereka, contoh banyak masyarakat yang tidak

meningalkan pendidikan bagi keluarganya.

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 11

Page 12: PROPOSAL Pratikum 2007

3. Rasionalitas Masyarakat

Rasionalitas adalah tindakan untuk berubah menuju kearah yang lebih baik

dari sebelumnya. Keinginan mendapatkan pendidikan maupun pengetahuan yang

lebih baik demi mencapai tujuan hidup dengan keadaan yang lebih baik baik pula.

Tindakan Rasional (menurut Weber) berhubungan dengan pertimbangan yang

sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan11 (Johnson, 1986). Nampak

bahwa tindakan tersebut merupakan kehendak pribadi yang sadar dipilih dan

dilakukan. Tingkat rasionalitas yang paling tinggi meliputi pertimbangan dan

pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang

dipergunakan untuk mencapainya12 (Johnson, 1986). Hal tersebut relevan dengan

makna rasionalitas sebagai tindakan berubah kepada yang lebih baik.

Rasionalitas sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu teori yang

menyangkut semua kebiasaan, pendapat atau sudut pandang yang berdasar alasan

yang masuk akal dan dapat diterima dan dipertahankan bukan berdasarkan

perasaan (insting) atau berdasarkan alasan kepercayaan. Umumnya rasionalitas

sendiri merupakan tindakan yang digunakan untuk berubah menuju ke arah yang

lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat memiliki suatu keinginan dalam

mencapai kehidupan yang lebih baik guna mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya. Ketika terkait dengan pendidikan, pendidikan sebagai alat guna

mencapai keinginan tersebut. Dan SKB Denpasar Kota menjadi salah satu

alternatif sarana pendidikan non-formal serta sebagai penyedia pelayanan sosial

bidang pendidikan.

4. Pengetahuan Masyarakat Tentang Informasi Dari SKB

Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya yang, berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs)

takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)13. Pengetahuan

11 12 ibid13 Ogburn, William.F dan Nimkoff, Meyer F. 1964:5, dalam Sukanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Tahun 1988:4

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 12

Page 13: PROPOSAL Pratikum 2007

masyarakat ini sangat diperlukan guna membentuk suatu keinginan masyarakat

dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pengetahuan masyarakat mengenai informasi yang berasal dari SKB

Denpasar Kota akan menjadi jalur bagi masyarakat guna mengetahui keberadaan

SKB tersebut. Dari informasi yang diberikan SKB diharapkan akan memunculkan

kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mengakses pendidikan, baik pada

pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Masyarakat akan mengetahui

pentingnya pendidikan sebagai salah satu aspek dalam menciptakan kehidupan

yang lebih baik. Pengetahuan mengenai pendidikan dan informasi yang diberikan

SKB akan mampu mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai keberadaan

SKB sebagai pelayanan sosial bidang pendidikan.

5. Interaksi Sosial Masyarakat

Interaksi sosial bisa diartikan sebagai suatu hubungan antara individu satu

dengan yang lain, individu satu bisa mempengaruhi individu lain dan sebaliknya,

jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik(Intan interaksi dari mana

ya.....) Dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri

dengan orang lain atau ia gagal melakukan penyesuaian itu dan cenderung

mengisolasikan diri dari orang lain.

Dalam suatu interaksi sosial, masyarakat akan saling berhubungan dan

terjadi proses sosialisasi dari satu masyatakat kepada masyarakat lain. Proses

sosialisasi ini akan menjadi sarana bagi masyarakat guna membekali masyarakat

terhadap terinternalisasinya norma dan nilai. Pada masyarakat sekitar SKB

Denpasar Kota akan menjalankan interaksi pula dengan SKB. Dan sangat

mungkin masyarakat akan mendapatkan suatu pembelajaran dari sebuah upaya

dan makna pentingnya pendidikan.

Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara interaksi sosial masyarakat dengan persepsi

masyarakat atas peran SKB melalui pengetahuan masyarakat tentang

informasi dari SKB dan responsibibilitas masyarakat.

Dalam teori Fungsionalisme Struktural yang diungkapkan Parsons bahwa

dia tidak mengabaikan hubungan antara struktur dan aktor. Dalam sistem maupun

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 13

Page 14: PROPOSAL Pratikum 2007

struktur sosial yang berhubungan dengan aktor harus mampu menciptakan suatu

integrasi pola nilai dan kecenderungan kebutuhan. Dalam mempertahankan

integrasi pola nilai, sangat memerlukan sosialisasi dan internalisasi. Pada suatu

proses sosialisasi akan terkait dengan dua pihak atau lebih, karena sosialisasi

menjadi sarana proses distribusi pola nillai pada masyarakat. Pada tahap inilah

aktor satu dengan aktor lain dalam suatu masyarakat akan berinteraksi dan terjadi

proses distribusi norma dan nilai masyarakat tersebut.

Pada proses sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai tersebut akan

diinternalisasikan. Aktor dalam menginternalisasikan norma dan nilai dari struktur

ini, juga tidak lepas dari faktor kesan dari pikiran aktor sebagai hasil penggunaan

panca inderanya. Pengalaman dari proses interaksi dengan aktor lain yang

diinternalisasikan terhadap dirinya sendiri inilah yang akan menjadi bagian

pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengenai norma dan nilai. Proses

internalisasi, artinya norma dan nilai itu menjadi bagian dari ”kesadaran” aktor.

Akibatnya, dalam mengejar kepentingan aktor tersebut, sebenarnya aktor

mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan. Dan responsibilitas

adalah sebuah kesadaran masyarakat yang merupakan sebuah tindakan yang

dilakukan atas dasar kesadaran individu, dimana secara tidak sadar bahwa

tindakan tersebut tidak lepas dari kepentingan sisitem sosial yang ada. Maka

kesadaran yang diinternalisasikan aktor inilah yang akan mempengaruhi persepsi

masyarakat terhadap suatu hal.

Jadi interaksi yang terjadi pada suatu masyarakat akan mempengaruhi

pengetahuan masyarakat atas norma dan nilai dalam masyarakat tersebut. Salah

satu pengetahuan yang dapat diperoleh masyarakat adalah mengenai informasi

tentang SKB Denpasar Kota. Dan responsibilitas masyarakat merupakan

kesadaran karena muncul karena proses sosialisasi tentang norma dan nilai yang

mampu terinternalisasi dalam aktor tersebut. Responsibilitas masyarakat inilah

yang akan mempengaruhi tindakan yang nyata. Dan persepsi yang tergolong pada

suatu pendapat dianggap hal yang nyata menurut jenis fakta sosial non-material14.

Maka persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedian pelayanan sosial

14 Ritzer. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta. Tahun 2003: 16

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 14

Page 15: PROPOSAL Pratikum 2007

bidang pendidikan akan terbentuk proses interaksi, yang melalui pengetahuan

masyarakat tentang informasi SKB dan responsibilitas masyarakat.

2. Hubungan antara interaksi sosial masyarakat dengan persepsi

masyarakat atas peran SKB melalui pengetahuan masyarakat tentang

informasi dari SKB dan rasonalitas masyarakat.

Menurut Weber, konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa

obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan kunci dasar

perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda. Tingkat

rasionalitas yang paling tinggi, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar

yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan unutk

mencapainya. Pada sistem kepribadian Parsons, meskipun kandungan utama

stuktur kebribadian menjadi suatu sistem yang independen melalui hubungannya

dengan organismenya sendiri dan melalui keunikan pengalamannya sendiri;

Kepribadian bukanlah merupakan sebuah epifenomenon semata. Dari pendapat

Parsons diatas kepribadian bukanlah sebuah hasil pemikiran (buah pikir) pribadi

semata, melainkan sistem kepribadian berhubungan dengan organisme dirinya

sendiri dan keunikan pengalaman uniknya, bisa melalui lingkungan

masyarakatnya atau struktur sosialnya. Jadi pengalaman unik yang diperoleh

masyarakat ini bisa berasal dari interaksi sosialnya.

Rasionalitas diartikan oleh Coleman sebagai tindakan individu yang

mengarah pada suatu tujuan dan tujuan (juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau

pilihan. Dan tindakan maupun pilihan ini merupakan upaya untuk merubah

keadaan menuju kearah yang lebih baik. Hal ini seiring dengan makna kultur yang

didefinisikan Parsons bahwa kultur dipandang sebagai simbol yang terpola,

teratur, yang menjadi sasaran orientasi aktor, aspek-aspek sisten kepribadian

yang sudah terinternalisasikan, dan pola-pola yang sudah terlembagakan di dalam

sistem sosial15.

Rasionalitas masyarakat terbentuk dari buah pikirnya sendiri dan

pengalaman unik yang diperolehnya. Pengalaman unik ini bisa berasal dari

lingkungannya, dimana dari proses tersebut terjadi interaksi dalam

15 Parson, dalam Ritzer, 2003: 130

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 15

Page 16: PROPOSAL Pratikum 2007

mendistribusikan nilai yang menjadi bentukan struktur. Pengalaman yang

diperoleh inilah akan terinternalisasi menjadi pengetahuan masyarakat, dimana

akan mempengaruhi rasionalitas masyarakat. Ketika berbicara rasionalitas sebagai

keinginanan aktor untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, maka berdasar

pada definisi kultur yang diungkap Parsons bahwa kultur sebagai simbol yang

menjadi sasaran orientasi aktor, sehingga rasionalitas memiliki kesamaan dengan

kultur makna sebagai keinginan aktor. Dan pada sistem kultural yang diungkap

Parsons bahwa kultur merupakan kekuatan utama dalam mengikat sistem tindakan

tindakan.

Dalam sistem tindakan, tingkatan paling rendah berupa lingkungan fisik

dan organis, meliputi aspek-aspek tubuh manusia, anatomi, dan fisiologinya.

Tingkat paling tinggi, realitas terakhir, berbau ”metafisik”16. Dan rasionalitas

sebagai sasaran orientasi aktor berarti akan mampu mempengaruhi persepsi

masyarakat. Pada interaksi sosial masyarakat Kecamatan Denpasar Timur akan

mendistribusikan nilai yang pada akhirnya akan terinternalisasi dan menjadi

pemahaman pada induvidu dalam masyarakat tersebut. Dengan keberadaan SKB

Denpasar Kota sebagai unit pelayanan bagi masyarakat dalam bidang pendidikan

akan menjadi salah satu pengaruh terbentuknya interalisasi tersebut. Pemahaman

masyarakat yang diperoleh dari proses interaksi dengan setiap komponen struktur

mempengaruhi rasionalitas masyarakat. Rasionalitas masyarakat sebagai

keinginan mencapai kahidupan yang lebih baik, dalam hal ini terkait dengan

pendidikan, akan mampu mempengaruhi persepsi masyarakat atas peran SKB

dalam masyarakat dengan melihat seberapa jauh pengetahuan mereka terhadap

informasi dari SKB.

G. ASUMSI

SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) melakukan sosialisasi tentang program

dan kegiatannya kepada masyarakat sekitar. Informasi yang disampaikan SKB

cukup mudah diterima masyarakat sekitar SKB tersebut.

16 Ritzer, 2003: 123

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 16

Page 17: PROPOSAL Pratikum 2007

H. HIPOTESIS

1. Hipotesis Mayor

Ada pengaruh antara tingkat interaksi sosial terhadap persepsi masyarakat

tentang peran “SKB Denpasar Kota” sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang

pendidikan melalui tingkat pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB,

dimana hubungan antara interaksi sosial dan tingkat pengetahuan masyarakat

tentang SKB mempengaruhi responsibilitas masyarakat terhadap pendidikan yang

kedudukannya sejajar dengan rasionalitas masyarakat.

2. Hipotesis Minor

a. X Z1 Z2 Y

. Semakin tinggi interaksi sosial maka semakin tinggi pengetahuan yang

diperoleh masyarakat mengenai informasi tentang SKB dan responsibilitas

masyarakat terhadap pendidikan, semakin baik pula persepsi masyarakat atas

peran SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang pendidikan

b. X Z1 Z3 Y

Semakin tinggi interaksi sosial semakin tinggi pengetahuan masyarakat

mengenai informasi tentang SKB dan rasionalitas masyarakat, semakin baik pula

persepsi masyarakat atas peran SKB sebagai penyedia pelayanan sosial di bidang

pendidikan.

3. Hipotesis Geometrikal

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 17

Z2

YZ1X

Z3

Page 18: PROPOSAL Pratikum 2007

Keterangan :

X : Tingkat Interaksi Sosial Masyarakat

Z1 : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Informasi SKB

Z2 : Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan

Z3 : Tingkat Rasionalitas Masyarakat

Y : Persepsi Masyarakat atas Peran “SKB Denpasar Kota” Sebagai

Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan

I. METODE PENELITIAN

Dalam kegiatan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah

Metode Penelitian Survei. Yakni dengan mengkaji populasi (atau Universe) yang

besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari

populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, interelasi relatif dari variabel-

variabel sosiologis dan psikologis.17

DEFINISI KONSEPTUAL

1. Interaksi Sosial Masyarakat

Interaksi sosial bisa diartikan sebagai suatu hubungan antara individu satu

dengan yang lain, individu satu bisa mempengaruhi individu lain dan sebaliknya,

jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Dalam interaksi sosial

ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan diri dengan orang lain atau ia

gagal melakukan penyesuaian itu dan cenderung mengisolasikan diri dari orang

lain.

2. Pengetahuan Masyarakat

Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs)

takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)18.

1717 Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta:2006, hlm.66018 Ogburn, William.F dan Nimkoff, Meyer F. 1964:5

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 18

Page 19: PROPOSAL Pratikum 2007

3. Responsibilitas akan Pendidikan

Responsibilitas (responsibility) merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban untuk memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan

yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Dimana nilai-nilai

sosial tersebut merupakan bagian dari suatu sistem sosial yang telah dikemukakan

oleh Parsons. Dengan adanya sistem sosial yang mencakup nilai-nilai sosial,

secara sendirinya kesadaran dari individu dapat terbentuk. Sehingga,

menimbulkan kepedulian dan kepatuhan individu untuk melakukan suatu tindakan

guna mengejar kepentingan mereka sendiri.

4. Rasionalitas Masyarakat

Rasionalitas mempunyai bentuk kata dasar Rasional yang bisa diartikan

dengan kemampuan seseorang untuk berfikir dan membuat keputusan berdasarkan

suatu alasan yang masuk akal. Sedangkan Rasionalitas sendiri mempunyai

pengertian sebagai suatu teori yang menyangkut semua kebiasaan, pendapat atau

sudut pandang yang berdasar alasan yang masuk akal dan dapat diterima dan

dipertahankan bukan berdasarkan perasaan (insting) atau berdasarkan alasan

kepercayaan. Umumnya rasionalitas sendiri merupakan tindakan yang digunakan

untuk berubah menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

5. Persepsi Masyarakat

Menurut Persepsi adalah seluruh proses akal manusia yang sadar untuk

menggambarkan lingkungannya19.

Persepsi masyarakat merupakan pemahaman, penafsiran, pendapat atau

respon seseorang terhadap suatu obyek atau stimuli antara satu dengan yang lain

berbeda disebabkan adanya ketidaksamaan pengalaman kecenderungan serta

situasi kehidupan ekonomi, sosial dan geografis.

19 Koentjaraningrat, 1986

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 19

Page 20: PROPOSAL Pratikum 2007

DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel

dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu

untuk mengukur konstruk atau variabel itu.20

1. Tingkat interaksi sosial masyarakat (X)

Komunikasi masyarakat (X1)

Frekuensi pertemuan dalam lingkungan sosial (X2)

Solidaritas masyarakat (X3)

2. Pengetahuan masyarakat tentang informasi SKB ( Z1 )

Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan SKB (Z1.1)

Pengetahuan masyarakat mengenai informasi tentang SKB

(Z1.2)

Pengetahuan masyarakat mengenai program-program SKB

(Z1.3)

3. Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan (Z2)

Kesadaran Individu (Z2.1)

Kepedulian individu (Z2.2)

Kepatuhan Individu (Z2.3)

4. Tingkat rasionalitas masyarakat (Z3)

Efisiensi biaya (Z3.1)

Manfaat (Z3.2)

Efektifitas (Z3.3)

Obyektifitas (Z3.4)

5. Persepsi Masyarakat atas peran “SKB Denpasar Kota” Sebagai

Penyedia Pelayanan Sosial di Bidang Pendidikan (Y)

Pandangan masyarakat terhadap peran SKB dalam peningkatan

kualitas pendidikan masyarakat (Y1)

20 Ibid. hlm. 51

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 20

Page 21: PROPOSAL Pratikum 2007

Penilaian masyarakat sekitar SKB terhadap kondisi pendidikan

di SKB (Y2)

Tanggapan masyarakat dalam melihat efektivitas SKB di

lingkungan masyarakat (Y3)

PENENTUAN STATUS VARIABEL

1. Variabel Pengaruh (Independent Variable)

X = Tingkat Interaksi Sosial Masyarakat

2. Variabel antara (Intervening Variable)

Z1 = Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Informasi dari SKB

Z2 = Tingkat Responsibilitas Masyarakat terhadap Pendidikan

Z3 = Tingkat Rasionalitas Masyarakat

3.Variabel Terpengaruh (Dependent Variable)

Y = Tingkat Pemanfaatan Akses Pelayanan Program

PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya

akan diduga21. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat

Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Demi kemudahan dalam

proses penelitian nantinya maka dipilihlah responden-responden dari populasi

yang ada dengan memberikan kriteria-kriteria khusus yang disebut dengan

sampel. Sampel yang dipilih yaitu masyarakat desa Penatih dan desa Penatih

Danginpuri Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar baik anggota ataupun

bukan anggota “SKB Denpasar Kota”, dengan batasan usia antara 15 th- 50 th.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive

Sampling yaitu memilih subgroup dari populasi sedemikian rupa sehingga

sample yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat populasi.

Dalam hal ini kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat-sifat populasi

tersebut.22

21 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei. Yogyakarta:1995, hlm. 15222 Ibid. Hlm. 169

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 21

Page 22: PROPOSAL Pratikum 2007

Guna mengetahui sampel dari populasi yang akan diambil

menggunakan rumus Morgan sebagai berikut:

S = X2NP (1-P)

d2(N-1)+X2P (1-P)

keterangan:

S : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

P : Proporsi Populasi (0,5)

d : Derajat Ketelitian (0,05)

X2 : Nilai tabel X2 (3,84)

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Kepustakaan

Salah satu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan dengan menggunakan buku-buku sebagai media sumber

informasi. Pemanfaatan kepustakaan ini diperlukan, baik untuk penelitian

lapangan maupun penelitian bahan dokumentasi. Manfaatnya antara lain:

Menggali teori – teori dan konsep yang telah dikemukakan oleh

para ahli terdahulu.

Mengikuti perkembangan penelitian dalambi yang akan diteliti.

Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.

Menghindari duplikasi penelitian.

Memanfaatkan data sekunder.

Melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan, dapat dipelajari

bagaimana cara mengungkapkan buah pikiran secara sistematis,

kritis dan ekonomis.

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 22

Page 23: PROPOSAL Pratikum 2007

Tidak mungkin suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik tanpa

orientasi pendahuluan diperpustakaan.

b. Observasi

Adalah kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung dan sistematis atas

fenomena yang diselidiki, langsung dengan satu kali kunjungan dan dalam waktu

yang singkat.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada subjek penelitian yang memperoleh jawaban tertulis seperlunya. Dalam

kuesioner daftar pertanyaan diberikan pada responden untuk diberikan respon

seperlunya.23

Penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok dalam pengumpulan data.

Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa

statistik dan uraian serta kesimpulan penelitian. Analisa data kuantitatif

dilandaskan pada hasil kuesioner tersebut.

Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dengan menyampaikan secara

langsung pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya untuk

mendapatkan jawaban yang langsung. Kuesioner ini disusun berdasarkan

indikator yang tercermin dalam operasionalisasi konsep.

Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi

yang relevan dengan tujuan survai dan memperoleh informasi dengan reliabilitas

dan validitas setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat

dinyatakan dalam kuesioner, maka senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-

pertanyaan memang langsung berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian

tersebut.24

Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisa. Pertanyaan

dalam sebuah penelitian ditentukan dari kebutuhan si peneliti tentang informasi

yang ingin diperolehnya dari responden. Oleh karena itu, dalam pembuatan

23 Zamroni, DR. 1992. Pengantar Teori Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya24 Ibid. hlm.175

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 23

Page 24: PROPOSAL Pratikum 2007

kuesioner dapat dimungkinkan, menggunakan empat macam kuesioner sebagai

berikut:

Kuesioner atau daftar pertanyaan terbuka, jawaban dari pertanyaan

diserahkan langsung kepada responden (responden harus mengisi

sendiri).

Kuesioner atau daftar pertanyaan tertutup, pertanyaan yang sudah

ada pilihan jawabannya sehingga responden tidak berkomentar.

Kuesioner atau daftar pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka,

jawabannya sudah ditentukan kemudian disusul dengan pertanyaan

berikutnya.

Kuesioner atau daftar pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan

semi terbuka, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada

kemungkinan jawaban tambahan.

d. Wawancara

Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bersemuka (face-to-face),

ketika seseorang yakin pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah

penelitian, kepada seseorang yang diwawancara atau responden25. Ada dua cara

dalam membedakan tipe wawancara dala tatarana yang luas: terstruktur dan tak

terstruktur atau baku dan tak baku.26

TEKNIK PENENTUAN SKOR

Pada tahap penentuan skor, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh

peneliti. Pertama adalah peneliti harus membuat keputusan tentang jenjang (range

skor) untuk indeks yang telah disusunnya. Hal kedua yang diperhatikan adalah

menetukan skor yang akan diberikan pada setiap jawaban dari masing – masing

pertanyaan.

Dalam penelitian survei ini, jawaban yang diberikan oleh responden

memiliki skor tertentu yang bergerak antara 1 sanpai 3. Apabila diketahui suatu

pertanyaan adalah favorable, maka jawaban yang tidak mendukung diberi skor 1,

25 Fred N Kerlinger Op.cit hlm. 77026 Cannell dan Kahn dalam Fred N. Kerlinger, Ibid.

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 24

Page 25: PROPOSAL Pratikum 2007

jawaban yang kurang mendukung mendapat skor 2, dan jawaban paling

mendukung diberi skor 3.

Untuk menentukan tinggi rendahnya atau baik buruknya suatu variabel

tertentu, maka terlebih dahulu ditentukan interval kategori, yakni selisih antara

skor tertinggi dengan skor terendah dibagi dengan banyaknya alternative jawaban

dalam skala.

Skor tertinggi – skor terendah

Indeks =

Banyaknya alternatif jawaban

TEKNIK ANALISA DATA

1. Korelasi Produk Moment

Analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara dua

variabel (variabel bebas dan variabel terikat).

Rumus yang digunakan:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = jumlah sampel

X = variabel bebas

Y = variabel terikat

2. Analisis Chi Square

Berfungsi untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel

data yang diperoleh melalui observasi.

Rumus:

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 25

Page 26: PROPOSAL Pratikum 2007

Keterangan:

Db = (baris-1) (kolom-1)

X = nilai Chi Square

F = frekuensi observasi

Fh = frekuensi harapan

(Sidney Siegel, 1994: 130)

Setelah mendapatkan hasil yang signifikan dari X² maka untuk mengetahui

seberapa besar hubungan antara pertanyaan dari variabel satu dengan variabel lain

diketahui dengan rumus:

Keterangan:

CC = Koefisien kontingensi (0,5)

N = Jumlah total

Sedang untuk mengetahui tingkat asosiasi digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

m = jumlah terkecil dari baris atau kolom

Dari derajat hubungan tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi tiga:

a.CC > 0,5 CCmax, maka derajat hubungan tinggi

b.CC = 0,5 CCmax, maka derajat hubungan sedang

c.CC < 0,5 CCmax, maka derajat hubungan rendah

3. Analisis Regresi linier Berganda

a. Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara satu variabel

terikat dengan kombinasi keseluruhan variabel bebas secara bersama-sama.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 26

Page 27: PROPOSAL Pratikum 2007

Untuk mengetahui taraf signifikan korelasi berganda tersebut digunakan tes

signifikansi dengan rumus:

Freg = R 2 (N-k-1)

(1-R)2k

Keterangan:

R = koefisien korelasi berganda

N = jumlah sampel

K = jumlah variabel bebas

(Hadi, 1983: 33)

b. Analisis Korelasi Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh seluruh

variabel predikter secara bersama-sama terhadap variabel kriterium. Besarnya

koefisien determinasi ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien

korelasi berganda (R2).

c. Analisis Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Untuk mengetahui sumbangan relatif dan sumbangan efektif prediktor lebih

dahulu dicari jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

JKreg = (a1 X1Y+a2 X2Y+a3 X3Y)

(Hadi, 1992: 43)

Analisis sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sumbangan relatif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 27

Page 28: PROPOSAL Pratikum 2007

Rumus:

SR%Xn = an XnY x 100%

JKreg

(Hadi, 1992: 43)

Analisis sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya

sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rumus:

SE%Xn = SR%XnR2

(Hadi, 1992:55)

d. Analisis Ketepatan Prediksi

Uji digunakan untuk mengetahui kecermatan dari prediksi dalam persamaan

garis regresi. Suatu persamaan dikatakan cermat apabila:

Standar Deviasi Y > Standar Error of Estimate.

e. Uji Residual

Teknik ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya variabel lain

yang mempengaruhi variabel terikat yang tidak terungkap dalam penelitian.

Rumus:

E = 1 –R2

Keterangan:

E = residu

R = Koefisien determinasi

4. Analisis Korelasi Parsial (jenjang 2)

rY.1-2 – (r1.3-2) (r3.Y-2)rY 1-2. 3 =

√(1-r21.3-2) (1- r2

3.Y-2)

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 28

Page 29: PROPOSAL Pratikum 2007

Korelasi parsial digunakan:

Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel dengan mengontrol variabel

lainnya

Untuk mengetahui hubungan murni atau tidak

Interpertasi korelasi parsial

X1Y : signifikan

X1Y-X2 : tidak signifikan, maka X2 sebagai VARIABEL INTERVENING

X1Y : signifikan

X1Y-X2 : signifikan, maka HUBUNGAN MURNI

X1Y : positif

X1Y-X2 : negatif, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL

X1Y : negatif

X1Y-X2 : positif, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL

X1Y : tidak signifikan

X1Y-X2 : signifikan, maka X2 sebagai VARIABEL KONTROL/

PENGGANGGU

X1Y : tidak signifikan

X1Y-X2 : tidak signifikan maka TIDAK BERKORELASI

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 29

Page 30: PROPOSAL Pratikum 2007

DAFTAR PUSTAKA

_______, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media, 2003.2003.

Hadi, Sutrisno. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi offset 1992.

Nasution. Sosiologi Penidikan. Bandung: Jemmars, 1983.

Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada,

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: CV. Rajawali, 1989

Siagian, Sondang. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.

Singarimbun, Masri dan Sofyan effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995.

Soekanto, Soerjono. 1988. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soetomo., et al. Sosiatri, Ilmu dan Metode. Yogyakarta: Aditya Media. 2000

Subarono, AG. Pelayanan Publik yang Efisien, Responsif dan Non-Partisan dalam Agus Dwiyatno (Editor). Mewujudkan Good Government dalam Pelayanan publik. Yogyakarta: University Press, 2005.

Sunyoto. Koleksi Keragaan Metode. Yogyakarta: Gama Perss, 1973.

Sutanto. Komunikasi dalam Teori dam Praktek. Bandung: Bina Cipta.1977.

Zamroni. Pengatar Pengembangan Teori Sosial.Yogyakarta: Tiara Wacana.1992

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 30

Page 31: PROPOSAL Pratikum 2007

Situs: www.denpasar.go.id www.kompas.com/kompas-cetak/0702/01/daerah/3282517.htm

http://www.denpasar.go.id/main.php?act=news&kd=2434

www.denpasar.go.id

Jurusan Ilmu Sosiatri FISIPOL UGM Yogyakarta 31