LEMBAR PENGESAHAN
-
Upload
hajarsidik6299 -
Category
Documents
-
view
339 -
download
6
Transcript of LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Jurnalistik Televisi Dalam Praktek Siaran Pada Agenda Kita MQTV, Bandung
Laporan Job Training Ilmu Jurnalistik
Penyusun;Ivan Geri207400470
Laporan Job Training ini telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Job Training Pembimbing Lapangan Job Training
Mengetahui
Kepala Jurusan Ilmu Jurnalistik
Drs.Dadan Suherdiana M.Ag
NIP.150 301 103
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrahim
Tasbih dan Tahmid penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, sebagai syukur atas
kemurahan rizki, hidayah dan nikmat yang dilimpahkanNya sehingga penulis
dimudahkan dalam pelaksanaan berbagai hal termasuk di dalamnya praktik Job Training
berikut penulisan Desain laporannya ini.
Penyusunan Laporan desain ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
melangkapi Job Training yang mana merupakan mata kuliah keahlian khusus lapangan.
Job Training pada jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Akhir kata penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan dorongan yang sangat berharga kepada penulis.
Semoga semua bantuan , dukungan serta bimbingan yang telah diberikan dengan tulus
akan mendapat balasan dari Allsah SWT , dan semoga laporan desain Job Training ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua insan akademik umumnya.
Wassalam
Bandung, Juli 2010
Penulis
Jurnalistik Televisi Dalam Praktek Siaran Pada acara Agenda Kita mdi MQTV, Bandung
Desain Job Training Ilmu Jurnalistik
Oleh;Ivan Geri207400470
Dosen Pembimbing Job Training :
ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIKFAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATI
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Job Training
Di tengah maraknya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sebagai
salah satu penunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, media mempunyai
informasi menjadi salah satu unsur yang harus diperhatikan keberadaannya dan
fungsinya. Tanpa adanya media yang memadai maka kefektivitasan dari suatu kegiatan
mungkin akan terhambat.
Pada saat ini setiap individu atau masyarakat secara umum bersifat mobile
(bergerak). Pergerakannya ini sangat pesat mengingat setiap individu mempunyai
kegiatan, tujuan dan hal-hal yang harus dicapai atau dikerjakan, baik untuk memenuhi
kebutuhan hidup maupun sekedar berpindah tempat biasa.
Memasuki abad 21, seiring dengan perkembangan dan kemajuan di segala bidang
pantaslah kiranya jika manusia digolongkan pada Generasi Multi Tasking dimana setiap
individu bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu, misalnya saja menelpon sambil
memasak, menonton, menjaga anak dan juga beragam aktifitas yang lain.
Salah satu persyaratan akademik untuk kelulusan mahasiswa program strata 1 (S1) Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung adalah melaksanakan Job Training.
Praktek kerja atau Job Training pada Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi
Jurnalistik merupakan kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan atau diikuti oleh
seluruh mahasiswa setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan pihak akademik.
Pelaksanaan Job Training dapat dilaksanakan di instansi atau perusahaan yang bergerak
di bidang media massa cetak ataupun elektronik, atau juga yang memiliki media sebagai
pusat informasi bagi keberlangsungan komunikasi internan atau juga eksternal.
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan memperdalam
wawasan secara luas tentang apa yang dikerjakan seorang actor media (Jurnalis, penyiar,
reporter, dll.) selain itu diharapkan dapat menjadi terlatih dan terampil di dalam
melaksanakan tugas-tugas kejurnalistikan serta mampu menghadapi segala kendala yang
muncul secara internal maupun eksternal.
Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk melaksanakan Job Training di MQTV
Bandung, khususnya dalam bidang penyiaran (Televisi), mengingat fungsinya sebagai
media Elektronik. Dalam hal ini penulis berharap dapat membandingkan antara teori dan
praktik keJurnalistikan.
B. Tujuan Job Training
Adapun tujuan pelaksanaan Job Training di MQTV adalah sebagai berikut;
1. Untuk memperoleh wawasan yang lebih luas di bidang kejurnalistikan sehingga
dapat menambah keterampilan yang menunjang ilmu pengetahuan.
2. Untuk memelihara dan membandingkan serta menganalisa antara teori-teori
kejurnalistikan dengan dunia kerja yang sebenarnya.
3. Untuk memberikan kesempatan berlatih kepada mahasiswa dalam
mengaplikasikan teori yang didapat selama kuliah dengan dunia kerja secara nyata,
4. Untuk menjalin hubungan baik antara Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi
Jurnalistik, Fakultas Dakwah Dan komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung dengan Pihak Media dalam hal ini
C. Tempat dan Waktu Pelaksanan Job Training
Job Training dilaksanakan di MQTV Bandung lamanya kerja praktek adalah 48
hari atau satu bulan lebih dengan rentang waktu 27 Juni-8 agustus. Pelaksaan job training
terhiitung mulai 27 juni 2010. Mempunyai bobot sks setara dengan 135 jam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Komunikasi Secara Umum
Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui suatu media dengan tujuan memberi informasi, merubah perilaku,
ideologi dan lain-lain
Dapatkah kita tidak berkomunikasi? Adalah sebuah kekeliruan besar ketika kita
berpikir bahwa kita bisa hidup tanpa berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.
Kepada siapapun, apapun, kapanpun, bagaimanapun. Komunikasi menjadi semakin
penting ketika kita dihadapkan pada sekeliling kita.
Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi lingkungan.
Menurut Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian
dalam kepribadian. Itulah mengapa kita selalu membutuhkan orang lain, bukan saja
karena kita tidak dapat lepas dari lingkungan, tetapi kehadiran orang lain akan
memperteguh fitrah kekomunikasian kita. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita
dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan
yang hangat dengan orang-orang di sekitar kita. Komunikasi sosial menandakan bahwa
komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan
tenteram dengan diri-sendiri dan juga orang lain.
Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Deddy Mulyana mengatakan
bahwa fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi penting untuk membangun konsep-diri kita, aktualisasi-diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan
dengan orang lain.
Sesuai dengan tujuannya, komunikasi massa mempunyai fungsi untuk
memberikan kinformasi, menghibur dan mempengaruhi. Sudah dapat dipastikan, bahwa
komunikasi akan memberikan dampak atau pengaruh terhadap pembaca, pendengar dan
penontonnya. Apabila pengaruhnya tidak ada, maka tujuan komunikasi itu sendiri tidak
berjalan.
Dampak komunikasi massa, selain positif juga mempunyai dampak negatif.
Pengelola komunikasi massa dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak
negatif kepada khalayaknya. Semua orang menginginkan pengaruh yang positif. Kalaupu
terjadi dampak negatif, bisa dikatakan sebagai efek samping.
Komunikasi massa harus mempunyai efek menambah pengetahuan, mengubah
sikap, dan menggerakan perilaku kita. Efek yang terjadi pada komunikasi tersebut
terdapat pada tiga aspek. Ketiganya adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral
JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI
Menurut Littlejohn (1989) berdasarkan metode penjelasan serta objek
pengamatannya , secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dua kelompok:
1. Teori-teori Umum (general theories), teori ini merupakan teori yang mengarah
pada bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi (metode penjelasannya). Karenanya
teori ini memberi analisa pikir suatu teori.
2. Teori-teori fungsional dan struktural. Individu dipengaruhi oleh struktur sosial
atau sistem sosial dan individu bagian dari struktur. Sehingga cara pandangnya
dipengaruhi struktur yang berada di luar dirinya. Pendekatan ini menekankan tentang
sistem sebagai struktur yang berfungsi. Lebih Mementingkan sinkrony daripada diacrony,
memusatkan perhatiannya pada akibat-akibat yang tidak diinginkan daripada hasil yang
sesuai tujuan. , Memandang realitas sebagai sesuatu yang objektif dan independent.
Memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran dan objek yanng disimbolkan dalam
komunikasi. Karena menurut teori ini Bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa
yang telah ada dan bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus
merepresentasikan sesuatu secara akurat.
3. Teori-teori Behavioral dan kognitif. Menurut pandangan ini komunikasi
dipandang sebagai manifestasi dari proses berfikir, tingkah laku dan sikap seseorang.
Oleh karenanya variabel-variabel penentu memegang peranan penting terhadap kognisi
seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol individu.Model Psikologi
Comstock tentang efek televisi terhadap individu hamper sama dengan tori ini.
4. Teori-teori Konvesional dan Interaksional. Komunikasi dapat berlangsung,
individu-individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan
lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri tetapi juga harus
sepakat dalam giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya,
bagaimana harus menyapa dan sebagainya.
Teori ini berkembang dari aliran interactionisme simbolik yang menunjukan arti
penting dari interaksi dan makna. Pokok pikiran teori ini adalah kehidupan sosial
merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara, serta mengubah
kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol. Komunikasi
dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Struktur sosial dilihat
sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapat terjadi melalui bahasa, sehingga bahasa
menjadi pembentuk struktur sosial. Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode
interpretasi.DLL
5. Teori-Teori Kritis dan Interpretif Berkembang dari tradisi sosiologi interpretift,
yang dikembangkan oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. sementara teori kritis
berkembang dari pemikiran Max Weber, Marxisme dan Frankfurt School.
b. Pengertian Jurnalistik Secara Umum
Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena
selalu hadir di tengah-tengah kita, seiring dengan kegiatan pergaulan hidup manusia yang
dinamis, terutama sekali di era informasi dan komunikasi dewasa ini.
Pada zaman dahulu, kegiatan jurnalistik tentu saja masih sangat sederhana dan
medianya belum berupa koran, tabloid, majalah, radio, televisi, apalagi internet. Seiring
perubahan dan perkembangan zaman, kegiatan jurnalistik pun mengalami proses yang
sangat dinamis. Dengan munculnya media internet, kegiatan dan cabang jurnalistik pun
turut berubah. Pengertian atau definisi jurnalistik sangat banyak. Secara etimologi,
jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik.
Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam
bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni
diurna, yang mengandung arti hari ini. Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno saat Julius
Caesar berkuasa, dikenal istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta
(gerakan, kegiatan, dan kejadian). Kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti
ilmu pengetahuan tentang keindahan.
Keindahan yang dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan atau
keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kayu, batu,
kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan
musik.
Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau
keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam
bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi
segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.
Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan
mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa
yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati
nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku
khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21)
Masih banyak definisi atau pengertian jurnalistik, antara lain kejadian pencatatan dan
atau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Astrid S. Susanto, 1986,
Komunikasi Massa, Hal. 73).
Hasil seni dan atau keterampilan dimaksud mengandung nilai-nilai yang bisa
diminati dan dinikmati manusia pengagumnya, karena keindahan tersebut mengandung
makna yang luas, serta mencakup sifat-sifatnya yang obyektif dan subyektif.
Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu
karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud
memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca,
pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan
hidupnya.
Onong Uchjana Effendy (1981: 102) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan
kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan
sampai penyebarluasannya kepada masyarakat.
A.W. Widjaja (1986: 27) menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu
kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya
mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam
waktu secepat-cepatnya.
Ensiklopedi Indonesia secara rinci menerangkan bahwa jurnalistik adalah
bidangprofesi yang mengusahakan penyajian informasi tengang kejadian dan atau
kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan
yang ada.
Seiring dengan perkembangan zaman, Media massa cetak yang mapan pun harus
menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan tersubut, yang ditandai dengan
munculnya versi online mereka. Misalnya harian Kompas (Jakarta), harian Media
Indonesia (Jakarta), harian Jawa Pos (Surabaya), harian Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta),
harian Pikiran Rakyat (Bandung), harian Suara Merdeka (Semarang), tabloid olahraga
Bola (Jakarta), dan harian Fajar (Makassar). Mereka kini juga muncul dengan versi
online yang berita-beritanya dapat diakses secara gratis lewat internet.
BAB III
KONDISI OBJEKTIF MQTV BANDUNG
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan
umat manusia. Kebutuhan manusia sebagai mahkluk social menuntut untuk berhubungan
dengan sesamanya .
Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat
orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi
arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. Dalam menyampaikan
pesan tersebut, manusia sebagai makhluk yang memiliki batasan membutuhkan banyak
hal di luar tubuhnya, yang disebut teknologi.
Perkembangan teknologi komunikasi telah melalui perubahan yang cukup drastis
sejak awal muncul. Saat ini, nyaris tidak ada lagi batasan bagi manusia untuk dapat
berkomunikasi kapan saja dan dimana saja. Teknologi tersebut terkadang bersifat seperti
‘mencuci otak’, mengubah gaya berpikir, sekaligus mengubah gaya hidup konsumennya.
Tentunya terlepas dari perubahan ke arah yang lebih baik atau tidak.
Perkembangan teknologi komunikasi diawali oleh penemuan sebuah alat cetak
pada tahun 1041 oleh Bi Zheng, Cina. ia mencetak dokumen-dokumennya yang pertama
dengan menggunakan cetakan huruf yang sudah ia bakar dalam tanah liat dan kemudian
dibentuk menjadi kalimat. Proses Bi Zheng diperbaiki oleh Wang Zhen pada tahun 1298,
yang membuat huruf-hurufnya dari kayu keras dan selanjutnya mencetak buku-buku dan
bahkan surat kabar.
Akhirnya komunikasi mulai dapat menembus jarak dan waktu terutama setelah
Johannes Gutenberg, seorang yang berkebangsaan Jerman, dikenal sebagai orang yang
membuat cetak-mencetak menjadi poses yang jauh lebih cepat dan ekonomis di tahun
1436, lalu semakin berkembang dengan penemuan-penemuan baru LOUIS DAGUERRE
menemukan fotografi yang dapat mengabadikan rupa dan peristiwa (1822). SAMUEL
MORSE menemukan telegrafi jarak jauh pertama (64Km : 1844).
Thomas Alva Edison menemukan perekam bunyi (fonograf) yang dapat
mengabadikan komunikasi lisan secara praktikal (1877) Alexander Graham Bell
menemukan telepom yang dapat mempercepat komunikasi.(1879). Guglielmo Marconi
menemukan radio telegrafi (1898), disusul penemuan radio teleponi oleh Reginald
Fressenden(1900). Malam Natal tahun 1906, Fressenden merintis siaran radio pertama di
dunia. Dll.
Tahun- tahun tersebut adalah tahapan dimana komunikasi terus mengalami
kemajuan dan penyempurnaan bahkan di masa sekarang kita mengenal yang namanya
computer, telepon genggam dan hingga internet serta beragam teknologi komunikasi
yang sudah masuk era digital.
a. Sejarah Pendirian MQTV Bandung
Stasiun Televisi swasta pada dasarnya adalah suatu bangunan atau sekelompok
bangunan yang menyelengarakan, menerima dan menyiarkan program – program secara
audio visual , yang didalam pelaksanaan dimiliki dan dikelola oleh perorangan
/sekelompok kecil orang atau bukan milik pemerintah.
Stasiun Televisi Islam merupakan masa bangunan atau sekelompok masa
bangunan yang menyelengarakan / mengelola, menerima dan menyiarkan program –
program secara audio - visual tentang kebenaran islam secara luas yang didalam
pelaksanaan dimiliki dan dikelola oleh perorangan /sekelompok kecil orang atau badan
hukum /yayasan atau bukan milik pemerintah.
Televisi Mula sekali muncul di AS pada tahun 1907, Kemudian David Sarnoof
pada tahun 1938 memperkenalkan program TV di salah satu pameran di New York.
berbeda atau media cetak, suguhan acara TV mempunyai pengaruh yang luar biasa. TV
lebih menyakinkan , oleh karena Berwujud gambar dan suara ( audio – Visual ) dan
mampu memberikan pengalaman nyata, menawarkan Pengalaman baru kepada jutawan
pemirsa untuk semua umur. Namun perkembangan yang mungkin muncul di masa yang
akan datang dalam beberapa hal kiranya pelu diantisipasi karena dunia pertelevisian
memiliki dinamika yang lebih jauh cepat di bandingkan dengan media cetak atau suara .
MQTV yang singkatan dari Manajemen Qolbu Televisi awal berdiri dari sebuah
production House yang program intinya ceramah KH. Abdullah Gymnastiar. Berdiri pada
Bulan Juni 2002 di lingkungan pesantren Daarut Tauhiid Bandung yang beralamat di Jl.
Pak Gatot IV No: 55 Bandung. Pada awal pendiriannya MQTV berkekuatan 10 orang.
Memasuki Tahun 2003, seiring dengan semakin berkembangnya program Televisi
yang diproduksi maka SDM yang terlibat menjadi sejumlah 45 orang yang terdiri dari 23
orang tenaga animator dan selebihnya 5 orang management dan 18 orang staff
administrasi dan produksi. Sehingga selama tahun 2003 Brand MQTV semakin dikenal
di dunia Broadcasting.
Tahun 2004 alhamdulillah MQTV sudah menjadi Perseroan Terbatas dengan
Komisaris H. Abdurrahman Yuri dan Direktur Dudung Abdul Ghany, dengan Modal
dasar Rp. 4 Milyar dan Modal setor Rp. 1 Milyar. 95% saham dimiliki oleh Holding
Company MQ Corporation dan 5 % dimiliki oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Dengan
demikian diharapkan MQTV menjadi perusahaan Broadcast yang profesional. Seiring
dengan perkembangan Dunia televisi MQTV didukung oleh 85 orang karyawan.
Tahun 2005 memasuki masa perkembangan yang luar biasa bagi telvisi lokal, khususnya
di kota Bandung, sehingga dengan izin dari KPID (komisi penyiaran indonesia daerah)
MQTV bersiaran teresterial di kota Bandung dan sekitarnya. Dengan kekuatan 105 orang
terus bersiaran sampai tahun 2007. Memasuki tahun 2008 MQTV mengalami pasang
surut, sehingga kekuatan SDM tinggal 14 orang, tetapi sampai 2009 MQTV masih
bersiaran dengan baik.
c. Visi- Misi MQTV Bandung
Visi
Menjadi Televisi berjaringan terbesar sebagai sahabat keluarga yang menyejukan,
informatif dan edukatif dengan landasan nilai-nilai Islam.
Misi
1. Menyiarkan dan mendakwahkan nilai-nilai Islam yang Indah, sederhana dan universal
dengan jaringan internasional.
2. Membangun Insan televisi yang memiliki integritas tinggi terhadap dunia Islam
3. Menggali potensi komersial dengan melibatkan masyarakat, khususnya dalam
mengembangkan usaha kecil dan menengah yang mandiri
Motto/Tagline
Sahabat Penyejuk Hati
Nilai-Nilai Perusahaan
Filosofis Bekerja
Bekerja adalah Ibadah
Bidang Sumber Daya Manusia
Beribadah dengan benar dan istiqomah
Berakhlak Mulia
Belajar dan berlatih tiada henti
Bekerja Keras, Cerdas, Kualitas, Tuntas dan Ikhlas
Bersahaja dalam Hidup
Bersihkan hati selalu
Bidang Keuangan
Benar
Akurat
Lengkap
Bidang Marketing
Adil
Transfaran
Saling Menguntungkan
Bidang Program dan Berita
Benar
Amanah
Sederhana
Inovatif
Solutif
Bidang Kepemimpinan
Teladan
Tawadzu
Telaten
Tanggungjawab
Teguh pendirian
Adil
Bijak
Cakap
d. Strujtur Organisasi MQTV Bandung
d. Eksistensi
MQTV Bandung media yang sudah berjalan kurang lebih delapan tahun ini cukup
mempunyai eksistensi yang tinggi di kalangan penikmat siaran-siaran dakwah hingga Job
Desain ini di buat “MQTV” sudah memiliki penikmat tersendiri .