LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA...

86
PERBEDAAN AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN SISWA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN PESANTREN (Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan Jakarta Barat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh SAIFUL MILLAH NIM: 107011000985 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA...

Page 1: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

PERBEDAAN AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL

DI LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN SISWA YANG

TINGGAL DI LINGKUNGAN PESANTREN

(Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan

Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

SAIFUL MILLAH

NIM: 107011000985

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PERBEDAAN AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL

DI LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN SISWA YANG

TINGGAL DI LINGKUNGAN PESANTREN

(Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan

Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

SAIFUL MILLAH

NIM: 107011000985

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Perbedaan Akhlak Antara Siswa Yang Tinggal Di

Lingkungan Keluarga Dengan Siswa Yang Tinggal Di Lingkungan Pesantren

(Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan Jakarta

Barat)” disusun oleh Saiful Millah, NIM: 107011000985, Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan

yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 22 Juli 2014

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Page 4: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Perbedaan Akhlak Antara Siswa yang Tinggal di

Lingkungan Keluarga dengan Siswa yang Tinggal di Lingkungan Pesantren

(Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol Kembangan, Jakarta

Barat)” disusun oleh SAIFUL MILLAH Nomor Induk Mahasiswa

107011000985, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada tanggal 25 Juli 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 25 Juli 2014

PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Page 5: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Saiful Millah

NIM : 107011000985

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Jl. Raden Saleh Gg. Masjid Al-Mukarom No. 65 RT 004/01

Karang Mulya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten,

Kode Pos: 15157.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul PERBEDAAN AKHLAK ANTARA SISWA

YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN SISWA

YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN PESANTREN (Studi Komparasi

Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan Jakarta Barat) adalah benar

hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Khalimi, M.Ag.

NIP : 19650515 199403 1 006

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 22 Juli 2014

Yang Menyatakan

Page 6: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

i

ABSTRAK

Saiful Millah (NIM: 107011000985). Perbedaan Akhlak Antara Siswa yang

Tinggal di Lingkungan Keluarga dengan Siswa yang Tinggal di Lingkungan

Pesantren (Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan,

Jakarta Barat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana akhlak siswa yang

tinggal di lingkungan keluarga, bagaimana akhlak siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren, dan apakah ada perbedaan akhlak antara siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2014 di MTs. Al-Hidayah

Basmol, Kembangan Jakarta Barat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dengan teknik komparatif dan pendekatan kuantitatif. Reponden

dalam penelitian ini berjumlah 32 siswa dari 127 atau sekitar 25% yang terdiri

dari 16 siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dan 16 siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren. Teknik pengambilan sampel yaitu cluster random

sampling.

Dari hasil perhitungan diperoleh to sebesar 0.354; sedangkan tt = 2,04 dan

2,75 maka to lebih kecil dari tt, baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf

signifikansi 1 %. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak

terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren diterima

atau disetujui dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di lingkungan

keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara akhlak siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dengan akhlak

siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

Page 7: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

ii

KATA PENGANTAR

حيملرا حمنلرا هللا بسم

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat, inayah, dan hidayah-Nya,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Akhlak

Antara Siswa yang Tinggal di Lingkungan Keluarga dengan Siswa yang Tinggal

di Lingkungan Pesantren (Studi Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol,

Kembangan, Jakarta Barat)”. Shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman

kegelapan hingga zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Penulisan skripsi ini ditujukan guna sebagai tugas akhir mahasiswa dan

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada dukungan

dan bantuan, baik berupa moril maupun materil, dari para pihak yang telah banyak

berjasa. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam.

4. Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

5. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.A selaku Dosen Penasehat Akademik.

Page 8: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

iii

7. Bapak/Ibu dosen di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah meluangkan

waktunya untuk mengajar dan memberikan bimbingan kepada para

mahasiswanya.

8. Bapak H. Zufar, S.E selaku Kepala Madrasah MTs. Al-Hidayah.

9. Bapak Abdul Latif, S.Pd selaku Bag. Tata Usaha MTs. Al-Hidayah yang telah

menyediakan waktunya untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh

penulis. Serta para guru di MTs. Al-Hidayah yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu namanya, namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada

beliau.

10. Ibu dan Bapak tercinta, Hj. Samimah dan H. Muhasyar, S.Ag, yang telah

memberikan kasih sayang dan dukungan moral dan material.

11. Adik-adikku yang terus memberikan motivasi untuk tetap semangat

menyelesaikan tugas akhir.

12. Teman-teman mahasiswa seperjuangan Kelas C PAI angkatan 2007.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan

baik dalam penyajian materi maupun pemberian analisisnya. Namun penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 25 Juli 2014

Saiful Millah

Page 9: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 6

1. Pembatasan Masalah ............................................................ 6

2. Perumusan Masalah ............................................................. 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 6

1. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

2. Kegunaan Penelitian............................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ........................................................................... 8

1. Akhlak di Lingkungan Keluarga .......................................... 8

a. Pengertian Akhlak .......................................................... 8

b. Ruang Lingkup Akhlak .................................................. 9

c. Manfaat Akhlak ............................................................ 12

d. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Akhlak ....... 13

e. Pengertian Lingkungan ................................................ 14

f. Pengertian Keluarga ..................................................... 16

g. Fungsi dan Peranan Keluarga....................................... 17

Page 10: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

iv

h. Pembinaan Akhlak dalam Keluarga ............................. 18

1.) Pendekatan Keteladanan ........................................ 19

2.) Pendekatan Pembiasaan ......................................... 19

3.) Nasihat.................................................................... 20

4.) Bercerita ................................................................. 21

2. Akhlak di Lingkungan Pesantren ....................................... 21

a. Pengertian dan Sejarah Pesantren ................................ 21

b. Tujuan Pesantren .......................................................... 22

c. Elemen-elemen Pesantren ............................................ 22

d. Pembinaan Akhlak di Pesantren .................................. 25

1.) Metode Keteladanan............................................... 26

2.) Metode Latihan dan Pembiasaan ........................... 26

3.) Mendidik Melalui Ibrah ........................................ 27

4.) Mendidik Melalui Mauidzah (Nasehat) ................. 27

5.) Mendidik Melalui Kedisiplinan ............................. 28

6.) Mendidik Melalui Targhib wa Tahzib ................... 28

B. Kerangka Berfikir..................................................................... 28

C. Hipotesis ................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 31

B. Metode Penelitian..................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 31

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 33

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................... 38

1. Letak Geografis .................................................................. 38

2. Profil Madrasah .................................................................. 38

3. Visi dan Misi ...................................................................... 39

Page 11: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

v

4. Struktur Organisasi ............................................................. 39

5. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan ................................. 40

6. Sarana dan Prasarana .......................................................... 42

7. Kurikulum........................................................................... 43

B. Deskripsi Data .......................................................................... 43

C. Analisis dan Interpretasi Data .................................................. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 58

B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 60

Page 12: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama-nama Siswa yang Tinggal di Lingkungan Keluarga ..................... 32

Tabel 2. Nama-nama Siswa yang Tinggal di Lingkungan Pesantren .................... 33

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Akhlak Siswa ........................................................... 34

Tabel 4. Keadaan Siswa MTs. Al-Hidayah Tahun Ajaran 2013-2014 .................. 40

Tabel 5. Keadaan Guru dan Karyawan di MTs. Al-Hidayah ................................. 41

Tabel 6. Shalat fardu tepat waktu ........................................................................... 44

Tabel 7. Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan ................................................ 44

Tabel 8. Bertaubat atas kesalahan/dosa yang diperbuat ......................................... 45

Tabel 9. Mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah SWT. ......................... 45

Tabel 10. Bertawakal kepada Allah ....................................................................... 46

Tabel 11. Berkata jujur kepada setap orang ........................................................... 46

Tabel 12. Meminta imbalan ketika membantu orang lain ...................................... 47

Tabel 13. Menjaga amanah dengan sebaik-baiknya ............................................... 47

Tabel 14. Suka berprasangka buruk pada setiap orang .......................................... 48

Tabel 15. Sabar dalam menghadapi kesulitan ........................................................ 48

Tabel 16. Suka menyakiti atau mencela teman ...................................................... 49

Tabel 17. Memaafkan kesalahan orang lain ........................................................... 49

Tabel 18. Membantu orang yang sedang kesulitan ................................................ 50

Tabel 19. Suka memakai aksesoris dan pakaian yang mahal ................................. 50

Tabel 20. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari .................................................... 51

Tabel 21. Memberikan pinjaman pada orang yang membutuhkan ........................ 51

Tabel 22. Suka membantu pekerjaan orang tua di rumah ...................................... 52

Tabel 23. Suka merusak tanaman di mana saja ...................................................... 52

Tabel 24. Suka menyakiti dan mengganggu hewan ............................................... 53

Tabel 25. Suka membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya) ............ 53

Tabel 26. Jumlah Total Jawaban Responden ......................................................... 54

Tabel 27. Perhitungan untuk memperoleh Mean dan SD ...................................... 55

Page 13: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang

daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan maupun penelitian.1

Dalam diri manusia terdapat potensi baik dan buruk. Menjadi baik atau

buruk tergantung kepada kecondongan individu tersebut ke arah yang mana.

Bila potensi baik lebih dominan, maka baiklah individu itu. Sebaliknya, jika

yang buruk yang lebih dominan, maka buruklah individu tersebut. Di dalam

persoalan akhlak juga ada yang disebut dengan akhlak yang baik dan akhlak

yang buruk. Akhlak yang baik lazim dikenal dengan akhlak mahmudah

(akhlak terpuji) atau akhlak karimah (akhlak mulia). Sementara akhlak yang

buruk disebut dengan al-akhlakul madzmumah (akhlak tercela).

Quraish Shihab menyebutkan bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat

beragam dan keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut,

antara lain nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk, serta dari

1 Din Zainuddin, Pendidikan Budi Pekerti Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Al-Mawardi

Prima, 2004), Cet. ke-1, h. 3.

Page 14: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

2

objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan.2 Beliau berargumen pada

surat al-Lail: 4 sebagai berikut:

Sungguh, usahamu memang beraneka macam. (QS. al-Lail: 4)3

Dalam agama Islam, sosok yang dijadikan teladan dalam akhlak adalah

Nabi Muhammad SAW., sebagaimana di dalam Al-Qur’an disebutkan dalam

surat al-Qalam ayat 4:

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

yang luhur. (QS. al-Qalam: 4)4

Akhlak mulia merupakan salah satu daripada cita-cita pendidikan, seperti

yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.5

Begitu pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan manusia sehingga

dicantumkan dalam salah satu tujuan dari penyelenggaraan pendidikan

sebagaimana telah disebut dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

SISDIKNAS di atas. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah

tujuan tersebut telah tercapai.

2 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai

Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1997), Cet. ke-6, h. 253-254. 3 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Direktorat Janderal Bimbingan

Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam, 2012), h. 898. 4 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 826.

5 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 72.

Page 15: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

3

Saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami degradasi moral atau dengan

kata lain penurunan kualitas akhlak ditandai dengan banyaknya penyimpangan

yang telah dilakukan terutama oleh para remaja. Penyimpangan-

penyimpangan yang dilakukan para remaja sebagai peserta didik yang akan

menjadi generasi penerus bangsa merupakan bentuk dari belum tercapainya

tujuan pendidikan.

Remaja merupakan tahapan umur yang datang setelah masa kanak-kanak

berakhir yang biasanya ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat.

Pertumbuhan yang cepat tersebut membawa pengaruh terhadap sikap, prilaku,

kesehatan dan kepribadian remaja. Masa remaja merupakan masa yang penuh

dengan kegoncangan jiwa. Sebab masa ini merupakan masa peralihan dari

kanak-kanak menuju masa dewasa.6

Banyak sekali penyimpangan yang biasa dikenal dengan kenakalan-

kenakalan yang telah dibuat oleh siswa sebagai peserta didik yang merupakan

indikator dari belum tercapainya tujuan pendidikan yaitu akhlak mulia. Di

antara kenakalan yang umum terjadi seperti tawuran yang bahkan pernah

sampai menyebabkan kematian seorang siswa, seks bebas yang berujung pada

aborsi, menyalahgunakan narkoba, mencuri, mengganggu ketertiban lalu

lintas, melanggar tata tertib sekolah dan sebagainya. Hal tersebut tentunya

mengganggu ketenangan hidup dan keamanan orang lain, serta dapat

memberikan kerugian bagi diri pelaku sendiri.

Kerugian-kerugian yang akan dialami apabila permasalahan tersebut

dibiarkan begitu saja di antaranya adalah peserta didik akan dijauhi oleh teman

sejawat, tidak akan dipercaya oleh orang lain, dan dikucilkan oleh masyarakat.

Dan ketika menapaki dunia pekerjaan pun peserta didik akan sulit diterima

bekerja, dan sulit menemukan bidang pekerjaan yang sesuai.

Penurunan akhlak yang telah terjadi demikian bukan tanpa sebab. Banyak

faktor yang dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Di antaranya faktor

keturunan dan faktor lingkungan. Lingkungan yang buruk akan memberikan

6 Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2007), Cet. ke-1, h. 103.

Page 16: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

4

pengaruh yang buruk bagi seseorang, sebaliknya lingkungan yang baik akan

memberikan pengaruh yang baik pula.

Ki Hajar Dewantara membagi lingkungan pendidikan kepada tiga bagian,

yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga dikatakan merupakan lingkungan pendidikan yang

utama. Karena bagaimanapun peserta didik hidup dan tinggal dalam

lingkungan keluarga. Orang tua wajib memberikan pendidikan yang baik dan

layak bagi anaknya. Orang tua yang mengabaikan pendidikan anaknya adalah

orang tua yang tidak bertanggung jawab.

Di samping lingkungan keluarga, terdapat pula lingkungan pesantren. Di

pesantren, anak didik diajarkan ilmu agama, karena setelah lulus dari

pesantren diharapkan anak didik menjadi ulama atau pemuka agama yang

menguasai ilmu-ilmu agama. Ilmu agama yang diajarkan kepada anak didik

(santri) akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan akhlaknya.

Di dalam pesantren, anak didik yang biasa disebut santri diawasi oleh

seorang kyai maupun oleh para pengurus pondok atau ketua asrama. Kendati

demikian, pengawasan yang diberikan pun tidak setiap saat dalam aktifitas

santri sehari-hari. Sehingga memungkinkan bagi beberapa santri yang nakal

untuk melakukan penyimpangan atau pelanggaran tata tertib. Seperti misalnya

mengambil barang milik santri lain tanpa seizin pemiliknya. Penyimpangan

lain yang biasa terjadi seperti perlakuan yang kurang baik yang dilakukan oleh

santri senior terhadap santri junior. Berdasarkan pengalaman penulis, di antara

pelanggaran tata tertib yang pernah terjadi di pesantren misalnya adanya santri

yang tertangkap tangan sedang merokok, yang mana menurut aturan pesantren

tidak diperbolehkan. Ada juga santri melakukan pacaran, keluar asrama tidak

menggunakan pakaian ala santri, dan berbagai pelanggaran tata tertib lainnya.

Pesantren yang berada di daerah perkampungan atau pedesaan tentu

berbeda dengan pesantren yang berada di daerah perkotaan. Pesantren yang

berada di daerah pedesaan jauh dari suasana yang penuh dengan kebisingan

kendaraan bermotor yang lalu lalang, jauh dari godaan keduniawian seperti

banyaknya wanita yang lalu lalang menebar auratnya, kondisi udaranya sejuk

Page 17: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

5

dan sebagainya. Berbeda dengan pesantren yang berada di lingkungan

perkotaan yang selalu ramai dengan kendaraan bermotor yang lalu lalang di

jalan raya yang macet, banyak pertokoan, banyak gedung-gedung bertingkat,

polusi udara yang tercemar, banyaknya pasar modern yang mengundang orang

untuk melakukan budaya konsumtif, dan kondisi-kondisi lainnya yang

tentunya tidak sama dengan yang ada di pedesaan. Hal tersebut pun tentunya

membawa pengaruh terhadap santri-santrinya.

MTs. Al-Hidayah adalah salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan

Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Islam Al-Hidayah yang letaknya berada

di lingkungan kota Jakarta. Para siswanya terdiri dari siswa yang bertempat

tinggal di lingkungan keluarga dan yang bertempat tinggal atau mukim di

pesantren.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “PERBEDAAN AKHLAK ANTARA

SISWA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN

SISWA YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN PESANTREN (Studi

Komparasi Siswa MTs. Al-Hidayah Basmol, Kembangan Jakarta Barat)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Belum tercapainya tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU RI No. 20

Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

2. Penurunan akhlak remaja sebagai peserta didik yang terus terjadi.

3. Kerugian yang akan didapat peserta didik yang melakukan kenakalan.

4. Faktor lingkungan menjadi penyebab merosotnya akhlak peserta didik.

5. Perbedaan lingkungan dapat mempengaruhi akhlak.

6. Lingkungan perkotaan yang berbeda dengan lingkungan pedesaan

mempengaruhi akhlak santri.

7. Adanya perbedaan akhlak antara siswa yang tinggal di lingkungan

keluarga dengan yang tinggal di lingkungan pesantren.

Page 18: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah

pada adanya perbedaan akhlak antara siswa yang tinggal di lingkungan

keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren, dengan

deskripsi sebagai berikut:

a. Akhlak yang dimaksud adalah akhlak siswa yang meliputi akhlak

terhadap Allah SWT., akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak

terhadap lingkungan.

b. Siswa yang tinggal di lingkungan keluarga adalah siswa MTs. Al-

Hidayah yang tinggal bersama orang tuanya, dan bukan di pesantren.

c. Siswa yang tinggal di lingkungan pesantren adalah siswa MTs. Al-

Hidayah yang tinggal serta melakukan aktifitas di pesantren dan jauh

dari orang tua.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis

mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah akhlak siswa MTs. Al-Hidayah yang tinggal di

lingkungan keluarga?

b. Bagaimanakah akhlak siswa MTs. Al-Hidayah yang tinggal di

lingkungan pesantren?

c. Adakah perbedaan akhlak siswa MTs. Al-Hidayah antara siswa yang

tinggal di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 19: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

7

a. Untuk mengetahui akhlak siswa MTs. Al-Hidayah yang tinggal di

lingkungan keluarga.

b. Untuk mengetahui akhlak siswa MTs. Al-Hidayah yang tinggal di

lingkungan pesantren.

c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan akhlak siswa MTs. Al-

Hidayah antara siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dengan

siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Kegunaan Teoritis; yaitu sebagai sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu pendidikan agama Islam, serta sebagai bahan

kajian bagi penelitian selanjutnya.

b. Kegunaan Praktis; yaitu sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi

para orang tua untuk mendidik dengan baik akhlak anaknya. Dan

sebagai masukan bagi lingkungan pesantren untuk lebih menghidupkan

suasana akhlak yang islami.

Page 20: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Akhlak di Lingkungan Keluarga

a. Pengertian Akhlak

Secara bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaq (

yang ( خلك ) yang merupakan bentuk jama’ dari kata khuluq ( أخالق

berarti perangai, akhlak,1 tabiat, budi pekerti.

2 Kata akhlaq, jika

diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa (

jika digabung (khalaqa) berarti menciptakan. Kata ini ,( ق - ل - خ

memiliki keterkaitan dengan kata al-Khaliq yaitu Allah SWT. dan kata

makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah ciptakan. Sehingga kata

akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khaliq (Allah) dan makhluk.

Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya “menghubungkan”

antara hamba dengan Allah swt. sang Khaliq.3

1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah,

2010), h. 120. 2 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), Cet. ke-25, h. 364. 3 Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak; Panduan Perilaku Muslim Modern, (Solo: Era

Intermedia, 2004), Cet. ke-1, h. 13.

Page 21: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

9

Sedangkan secara istilah, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya’

Ulumuddin menjelaskan bahwa akhlak ialah:

فىالنفسراسخت عنهب عنهيئت ويسرمنغيرحبجتالخلكعببرة تصدرالفعبلبسهىلت

إلىفكرورويت4

(Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan).

Ibn Miskawaih di dalam kitab Tahdzib al-Akhlaq mendefinisikan

akhlak (karakter) sebagai suatu keadaan jiwa yang mana keadaan ini

menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara

mendalam.5 Lebih lanjut Ibn Miskawaih menjelaskan, keadaan tersebut

ada dua jenis. Pertama, alamiah dan bertolak dari watak. Seperti pada

orang yang mudah sekali marah karena hal yang paling kecil, atau

takut menghadapi insiden yang paling sepele. Kedua, tercipta melalui

kebiasaan dan latihan. Pada mulanya keadaan ini terjadi karena

diperimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian, melalui praktik

terus menerus, menjadi karakter (akhlak).6

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan akhlak ialah suatu sifat atau keadaan jiwa yang

menimbulkan perbuatan atau tindakan yang tanpa didahulukan dengan

proses berpikir dan dilakukan dengan mudahnya.

b. Ruang Lingkup Akhlak

Secara umum ruang lingkup akhlak sama dengan ruang lingkup

ajaran Islam itu sendiri, terutama yang berkaitan dengan pola

hubungan. Akhlak Islami mencakup berbagai aspek, di antaranya

4 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-

Din, (Kairo: Dar al-Kutub al-Islamiyah), Jilid III, h. 52. 5 Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. dari Tahdzib al-Akhlaq oleh Helmi

Hidayat, (Bandung: Mizan, 1994) Cet. ke-1, h. 56. 6 Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak…, h. 56.

Page 22: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

10

akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda yang tidak bernyawa).

1) Akhlak Terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah bisa diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk, kepada Allah sebagai khalik. Adapun cara yang dapat

dilakukan dalam berakhlak kepada Allah, yaitu: tidak

menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mencintai-Nya, ridla dan

ikhlas terhadap segala keputusan-Nya dan bertaubat, mensyukuri

nikmat-Nya, selalu berdoa kepada-Nya, beribadah, meniru-niru

sifat-Nya, dan selalu berusaha mencari keridlaan-Nya.7

2) Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Di dalam al-Qur’an banyak sekali rincian yang dikemukakan

berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk

mengenai hal ini tidak hanya dalam bentuk larangan melakukan

hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau

mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai

kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang di

belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, sekalipun sambil

memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.8

Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia

diantaranya yaitu jujur, ikhlas, amanah, tawadhu, sabar, kasih

sayang, pemaaf, penolong, berani, adil, rajin, disiplin, kreatif,

sederhana, baik sangka, dermawan, toleransi, berbakti kepada

orang tua, dan iffah.9

3) Akhlak Terhadap Lingkungan

Selain diperintahkan untuk berakhlak yang baik kepada sesama

manusia, seorang hamba juga diperintahkan untuk berbuat baik

7 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. ke-9, h. 149-150.

8 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 151.

9 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN

Press, 2009), Cet. ke-1, h. 14.

Page 23: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

11

terhadap lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan di

sini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik

binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.

Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mangambil

buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena

hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk

mencapai tujuan penciptaannya. Di dalam al-Qur’an terdapat

petunjuk yang melarang melakukan penganiayaan baik dalam

keadaan masa damai, maupun saat dalam peperangan. Tidak hanya

larangan menganiaya manusia, binatang pun dilarang untuk

dianiaya. Mencabut, menebang pohon juga dilarang, kecuali dalam

keadaan terpaksa dan itu pun harus dengan seizin Allah, dalam arti

harus sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi

kemaslahatan terbesar. Selain itu agama Islam juga memperhatikan

kelestarian dan keselamatan binatang.10

Sementara itu, Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur

al-Akhlaq, seperti yang dikutip oleh Yunahar Ilyas,11

membagi ruang

lingkup akhlak menjadi lima bagian:

1) Akhlak Pribadi; yang terdiri dari yang diperintahkan, yang

dilarang, yang dibolehkan, serta akhlak dalam keadaan darurat.

2) Akhlak Berkeluarga; yang terdiri dari kewajiban timbal balik

orang tua dan anak, kewajiban suami isteri, dan kewajiban

terhadap karib kerabat.

3) Akhlak Bermasyarakat; terdiri dari yang dilarang, yang

diperintahkan, dan kaedah-kaedah adab.

4) Akhlak Bernegara; terdiri dari hubungan antara pemimpin dan

rakyat, dan hubungan luar negeri.

5) Akhlak Beragama; yaitu kewajiban terhadap Allah swt.

10

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 152-153. 11

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam (LPPI), 2012), Cet. ke-12, h. 5-6.

Page 24: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

12

c. Manfaat Akhlak

Adapun manfaat akhlak dijelaskan dalam Surah al-Nahl: 97,

sebagai berikut:

Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri

balasan dengan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah

mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)12

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang mengerjakan

kebajikan atau amal saleh, dalam hal ini akhlak yang baik, akan diberi

oleh Allah swt. kehidupan yang baik, serta diberi balasan pahala yang

lebih baik dari amal saleh yang telah dikerjakan.

Selanjutnya dalam Surah al-Kahfi: 88, Allah swt. berfirman:

Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia

mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami

sampaikan kepadanya perintah Kami yang mudah-mudah. (QS. al-

Kahfi: 88)13

Pada ayat tersebut Allah swt. juga menerangkan bahwa orang beriman

dan yang mengerjakan amal saleh diberikan pahala yang terbaik sebagai

balasan atas apa yang telah ia kerjakan.

Kemudian di dalam Surah al-Mu’min: 40, Allah swt. berfirman:

12

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Direktorat Janderal Bimbingan

Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam, 2012), h. 378-379. 13

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 415.

Page 25: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

13

Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia akan

dibalas sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa

mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan

sedangkan dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk

surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tidak terhingga. (QS. al-

Mu’min: 40)14

Ayat di atas menerangkan bahwa siapa saja yang mengerjakan

perbuatan yang tercela akan diberi balasan yang sebanding dengan

kejahatan yang diperbuat. Sedangkan sebaliknya, orang yang

melakukan perbuatan terpuji baik dia itu laki-laki maupun perempuan

dimasukkan kedalam surga oleh Allah swt. serta diberi rezeki yang

tiada terhingga di dalam surga itu.

d. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Akhlak

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak pada

khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah

amat populer. Pertama, aliran Nativisme. Kedua, aliran Empirisme,

dan ketiga, aliran konvergensi.15

Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh

terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari

dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan

lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau

kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang

tersebut menjadi baik.16

14

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…, h. 677. 15

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 166. 16

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 167.

Page 26: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

14

Selanjutnya menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari

luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan

yang diberikan. Apabila pendidikan dan pembinaan yang diberikan

kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya.

Aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan

oleh dunia pendidikan dan pengajaran.17

Sedangkan aliran konvergensi berpendapat bahwa pembentukan

akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan

faktor dari luar atau eksternal yaitu pendidikan dan pembinaan yang

dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.

Fithrah dan kecenderungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri

manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode. Nampaknya

aliran inilah yang sesuai dengan ajaran Islam.18

e. Pengertian Lingkungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan diartikan

sebagai semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau

hewan.19

Dengan demikian segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan, perkembangan serta tingkah laku manusia atau hewan

baik yang bersifat psikis maupun fisik disebut dengan lingkungan.

Sartain, seorang ahli psikologi Amerika, mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan lingkungan (environment) meliputi semua kondisi

dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah

laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali

17

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 167. 18

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 167-168. 19

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-1, h. 526.

Page 27: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

15

gen-gen. bahkan, gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan

lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain.20

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar/di

sekeliling anak didik. Lingkungan ada yang membagi menurut

wujudnya dan ada pula yang membagi dan menggolongkannya ke

dalam lingkungan pendidikan.21

Menurut wujudnya, lingkungan ini dibagi menjadi empat bagian:22

1) Lingkungan berwujud manusia seperti orang tua atau keluarga,

teman bermain, teman sekolah dan lain-lain.

2) Lingkungan kesenian berupa macam-macam pertunjukan seperti

gambar hidup, wayang ketoprak, sandiwara, dan lain-lain

pertunjukan seperti yang ditayangkan di TV.

3) Lingkungan berwujud kesusastraan, seperti bermacam-macam

tulisan, atau bacaan yang ada di koran, majalah dan buku-buku

bacaan lainnya.

4) Lingkungan berwujud tempat/daerah di mana anak tinggal, dan

lain-lain.

Ada pula sementara pendidik yang membagi lingkungan alam

sekitar menjadi empat bagian, yaitu:23

1) Lingkungan fisik/tempat, seperti keadaan iklim, keadaan tanah,

keadaan alam.

2) Lingkungan budaya, yaitu warisan budaya tertentu seperti bahasa,

seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

3) Lingkungan sosial/masyarakat (kelompok hidup bersama) seperti

keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.

4) Lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan sekitar yang sengaja

digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan seperti pakaian,

20

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. ke-18, h. 72. 21

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),

Cet. ke-1, h. 19. 22

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 19. 23

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 20.

Page 28: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

16

keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dan lain

sebagainya.

Ki Hajar Dewantara membagi faktor lingkungan menjadi tiga

bagian yang terkenal dengan istilah “Tri Pusat Pendidikan”, yaitu tiga

pusat lingkungan pendidikan, yaitu; 1.) Lingkungan Keluarga; 2.)

Lingkungan Sekolah; 3.) Lingkungan Masyarakat atau Organisasi

Pemuda:24

Sedangkan Sartain membagi lingkungan menjadi tiga bagian,

yaitu; 1.) Lingkungan alam atau luar (external or physical

environment), yaitu segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang

bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan

hewan; 2) Lingkungan dalam (internal environment), yaitu segala

sesuatu yang telah termasuk ke dalam diri kita, yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan fisik kita; 3.) Lingkungan sosial (social

environment), yaitu semua orang atau manusia lain yang

mempengaruhi kita.25

f. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan salah satu dari pada lingkungan pendidikan

bagi anak didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga

diartikan dengan: 1.) Ibu bapak dengan anak-anaknya; seisi rumah; 2.)

orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; 3.) sanak saudara; kaum

kerabat; 4.) satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam

masyarakat.26

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah

adanya perkawinan. Anggota keluarga terdiri dari suami, istri atau

orang tua (ayah dan ibu) serta anak. Ikatan dalam keluarga tersebut

didasarkan kepada cinta kasih sayang antara suami istri yang

24

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 20. 25

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis…, h. 72-73. 26

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia…, h. 413.

Page 29: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

17

melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam

keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang

tua dan anak.27

g. Fungsi dan Peranan Keluarga

Keluarga sebagai kesatuan hidup bersama, mempunyai tujuh fungsi

yang ada hubungannya dengan kehidupan anak, yaitu:28

1) Fungsi biologik; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-

anak, karena secara biologis anak berasal dari orang tuanya.

2) Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya

hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh

kasih sayang dan rasa aman).

3) Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak

mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan

nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan

kepribadiannya.

4) Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi

pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi

untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan

ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai

lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam

mengembangkan dasar kepribadian anak.

5) Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi

bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan

kegembiraan.

6) Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan,

upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran

yang dilakukan institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi

27

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 21. 28

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 23-24.

Page 30: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

18

penanaman jiwa agama pada si anak. Sayangnya, sekarang ini

fungsi keagamaan ini mengalami kemunduran akibat pengaruh

sekularisasi.

7) Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara,

merawat dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya.

Fungsi ini oleh keluarga sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi

banyak dilakukan oleh badan-badan sosial seperti tempat

perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental, anak yatim piatu,

anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.

Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi

kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu

harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan

tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik primair/kodrat.29

h. Pembinaan Akhlak dalam Keluarga

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam membina

akhlak dan kepribadian anak dalam keluarga, dapat dilakukan tidak

hanya melalui pengajaran yang bersifat kognitif tetapi juga dengan

pelatihan dan pembiasaan perilaku praktis. Dalam hal ini usaha dalam

pemindahan nilai dan norma pendidikan yang akan diwariskan orang

tua kepada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya

melalui pengajaran, pelatihan dan indoktrinasi. Akhlak tidak akan

tumbuh tanpa diajarkan dan dibiasakan.30

Beberapa pandangan di atas jelas sekali menunjukkan bahwa peran

orang tua dalam membina akhlak anak dapat dilakukan melalui

beberapa pendekatan, antara lain yang cukup berpengaruh ialah :

29

H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan…, h. 24. 30

Abdullah Likur, Konsep Pembinaan Akhlak dalam Islam, 2014,

(http://manalor.wordpress.com/2013/07/13/konsep-pembinan-akhlak-dalam-islam/).

Page 31: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

19

1) Pendekatan Keteladanan31

Dilihat dari proses kronologis keberadaan manusia, pendidikan

keluarga merupakan fase awal dan basis bagi pendidikan seseorang

yang melekat pada setiap rumah tangga. Pendidikan pada fase ini

sangat berpengaruh dan menentukan pendidikan selanjutnya.

Keluarga adalah lembaga masyarakat yang memegang peranan

kunci dalam proses sosialisasi. Orang tua dan seluruh anggota

keluarga adalah hal yang penting bagi proses pembentukan dan

pengembangan kepribadian.

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran,

instruksi dan larangan, sebab tabiat jiwa untuk menerima

keutamaan tidak cukup dengan perintah dan larangan kata-kata.

Menanamkan sopan santun memerlukan pembinaan yang panjang

dengan pendekatan yang lestari. Pendidikan akhlak tidak akan

sukses melainkan dengan disertai pemberian contoh teladan yang

baik darinya.

2) Pendekatan Pembiasaan32

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama

dalam Islam. Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan

Akhlak dapat pula dilihat dari perhatian terhadap pembinaan jiwa

yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa

yang baik akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik pula.

Namun demikian, jiwa yang baik ini tidak akan memantulkan

perilaku yang baik pula kalau tanpa dilatih secara terus menerus

sehingga menjadi adat kebiasaan.

Pendekatan pembiasaan adalah memberikan kesempatan

kepada anak untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik dan

31

Abdullah Likur, Konsep Pembinaan Akhlak dalam Islam, 2014,

(http://manalor.wordpress.com/2013/07/13/konsep-pembinan-akhlak-dalam-islam/) 32

Abdullah Likur, Konsep Pembinaan Akhlak dalam Islam, 2014,

(http://manalor.wordpress.com/2013/07/13/konsep-pembinan-akhlak-dalam-islam/).

Page 32: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

20

menjauhi hal-hal yang kurang baik dalam rangka membentuk

akhlakul karimah. Apabila anak dibiasakan dan diajarkan dengan

kebaikan, maka ia akan tumbuh dalam kebaikan pula. Tapi jika

dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang

ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa.

3) Nasihat

Kata nasihat baerasal dari kata nashaha yang berarti

keterlepasan dari segala kotoran dan tipuan. Secara lughawi, kata

nasihat itu harus terhindar dari kata kotor, tipuan, dusta, dan hal ini

sejalan dengan makna syar’I dimana nasihat itu menyangkut

kebenaran dan kebajikan yang harus jauh dari sifat tercela seperti

tipuan dan dosa. Menurut istilah, nasihat merupakan sajian

gambaran tentang kebenaran dan kebajikan, dengan maksud

mengajak orang yang dinasihati untuk menjauhkan diri dari bahaya

dan membimbingnya ke jalan yang bahagia dan berfaedah

baginya.33

Dari sudut psikologi dan pendidikan, pemberian nasihat itu

menimbulkan beberapa perkara, di antaranya yaitu:

a) Membangkitkan perasaan-perasaan ketuhanan yang telah

dikembangkan dalam jiwa setiap anak didik melalui dialog,

pengamalan, ibadah, praktik dan metode lainnya.

b) Membangkitkan keteguhan untuk berpegang pada pemikiran

ketuhanan yang sehat, yang sebelumnya telah dikembangkan

dalam diri objek nasihat. Pemikiran ketuhanan itu dapat berupa

imajinasi sehat tentang kehidupan dunia dan akhirat, peran dan

tugas manusia di alam semesta ini, nikmat-nikmat Allah, serta

keyakinan bahwa Allahlah yang telah menciptakan alam

semesta, kehidupan, kematian, dan sebagainya.

33

Syahidin, Aplikasi Metode Pendidikan Qurani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah,

(Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya, 2005). h. 56.

Page 33: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

21

c) Membangkitkan keteguhan untuk berpegang kepada jama’ah

yang beriman. Masyarakat yang baik dapat menjadi pelancar

berpengaruh dan meresapnya sebuah nasihat ke dalam jiwa.

d) Dampak terpenting dari sebuah nasihat adalah penyucian dan

pembersihan diri yang merupakan salah satu tujuan utama

dalam pendidikan Islam. Dengan terwujudnya dampak tersebut,

kedudukan masyarakat meningkat dan menjauhi berbagai

kemungkaran dan kekejian sehingga seseorang tidak berbuat

jahat kepada orang lain.34

4) Bercerita

Pendidikan melalui cerita-cerita dapat menggiring anak didik

pada kehangatan perasaan, kehidupan, dan kedinamisan jiwa yang

mendorong manusia untuk mengubah perilaku dam

memperbaharui tekadnya selaras dengan tuntutan, pengarahan,

penyimpulan, dan pelajaran yang dapat diambil dari cerita

tersebut.35

2. Akhlak di Lingkungan Pesantren

a. Pengertian dan Sejarah Pesantren

Pesantren memiliki kaitan dengan santri. Menurut asal katanya,

pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe

dan akhiran an yang menunjukkan tempat. Dengan demikian,

pesantren artinya tempat para santri.36

Kata pesantren di dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai asrama tempat santri atau

34

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam

Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung: CV. Diponegoro, 2004), h. 34. 35

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam

Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat…, h. 35 36

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. ke-1, h. 286.

Page 34: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

22

tempat murid-murid belajar mengaji.37

Lembaga pendidikan pesantren

merupakan sebutan bagi lembaga pendidikan Islam di Jawa.

Sebagaimana di Aceh disebut dengan dayah atau rangkang, dan di

Minangkabau disebut dengan nama surau. Nama lembaga pendidikan

pesantren tidak berasal dari tradisi Timur Tengah tetapi dari nama

lembaga sebelum Islam. Kata pesantren berasal dari bahasa Tamil

santri yang berarti guru ngaji. Sementara itu C.C. Berg berpendapat

bahwa pesantren berasal dari kata India shastri, yang berarti orang

yang mengetahui buku-buku suci agama Hindu.38

Di jawa sebelum Islam datang, pesantren sudah dikenal sebagai

lembaga pendidikan agama Hindu. Setelah Islam masuk, nama itu

menjadi nama lembaga pendidikan agama Islam. Lembaga pendidikan

Islam ini didirikan oleh para penyiar agama Islam pertama yang aktif

menjalankan dakwah. Mereka masuk ke daerah pedalaman Jawa dan

berhasil mendirikan lembaga. Dari lembaga pendidikan inilah

menyebar agama Islam ke berbagai pelosok Jawa dan wilayah

Indonesia bagian Timur. Oleh karena itu, di Jawa sudah ada lembaga

pendidikan sejak abad ke-15 dan ke-16.39

b. Tujuan Pesantren

Adapun tujuan didirikannya pondok pesantren pada dasarnya

terbagi kepada dua hal, yaitu:40

1) Tujuan Khusus; yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi

orang alim dalam ilmu agama yang diajarakan oleh kyai yang

bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.

37

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia…, h. 677. 38

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,

2010), h. 109-110. 39

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia…, h. 110. 40

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996), Cet. ke-1, h. 44

Page 35: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

23

2) Tujuan Umum; yaitu membimbing anak didik untuk menjadi

manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu

agamanya menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar

melalui ilmu dan amalnya.

c. Elemen-elemen Pesantren

Sebuah pesantren memiliki elemen-elemen yang menjadi

pembentuknya. Di antara elemen pesantren yaitu:

1) Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional di mana siswanya tinggal bersama dan

belajar di bawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih

dikenal dengan sebutan “kyai”. Asrama untuk para santri berada

dalam lingkungan komplek pesantren di mana kyai bertempat

tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah,

ruangan untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain.

Komplek pesantren ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk

menjaga keluar dan masuknya para santri dan tamu-tamu (orang tua

santri, keluarga yang lain, dan tamu-tamu masyarakat luas) sesuai

dengan peraturan yang berlaku.41

2) Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang-

orang pesantren, seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana

memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren untuk

mempelajari kitab-kitab Islam klasik. Oleh karena itu, santri

merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren. Perlu

diketahui bahwa, menurut tradisi pesantren, santri terdiri dari dua:42

41

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), Cet. ke-8, h. 79-80. 42

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia…, h. 88-89.

Page 36: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

24

a. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang

jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.

b. Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di

sekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren.

3) Kyai

Secara kebahasaan, kata kyai memiliki beberapa arti. Di dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kyai (kiai) diartikan sebagai:

1) sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam); 2)

alim ulama; 3) sebutan bagi guru ilmu gaib (dukun, dsb.); kepala

distrik (di Kalimantan Selatan); sebutan yang mengawali nama

benda yang dianggap bertuah (senjata, gamelan, dsb.); 6) sebutan

samaran untuk harimau (jika orang melewati hutan).43

Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren. Ia

seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa

pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung pada

kemampuan pribadi kyainya. Zamakhsyari Dhofier memaparkan

bahwa bedasarkan asal usulnya, perkataan kyai digunakan untuk

ketiga jenis gelar yang saling berbeda, yaitu:

a. Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap

keramat. Misalnya, “Kyai Garuda Kencana” dipakai untuk

sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton Yogyakarta.

b. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.

c. Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli

agama Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren

dan mengajarkan kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.

Selain gelar kyai, ia juga sering disebut seorang alim (orang

yang dalam pengetahuan Islamnya).44

4) Pengajaran Kitab Kuning (Klasik)

43

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia…, h. 437. 44

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia…, h. 93.

Page 37: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

25

Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren dengan

lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren

diajarakan kitab-kitab Islam klasik atau yang sekarang terkenal

dengan sebutan kitab kuning yang dikarang oleh para ulama

terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama

Islam dan bahasa Arab.45

5) Masjid

Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dari

pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk

mendidik para santri, terutama dalam praktik sembahyang lima

waktu, khutbah dan sembahyang Jum’ah, dan pengajaran kitab-

kitab Islam klasik.46

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem

pendidikan Islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad

saw. Artinya, telah terjadi proses berkesinambungan fungsi masjid

sebagai pusat kegiatan umat.47

d. Pembinaan Akhlak di Pesantren

Bagi pesantren setidaknya ada 6 metode yang diterapkan dalam

membentuk perilaku santri, yakni 1) Metode Keteladanan (Uswah

Hasanah); 2) Latihan dan Pembiasaan; 3) Mengambil Pelajaran (ibrah);

4) Nasehat (mauidzah); 5) Kedisiplinan; 6) Pujian dan Hukuman

(targhib wa tahzib)48

45

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia…, h. 49-50. 46

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia…, h. 85. 47

HM Amin Haedari dkk., Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan

Tantangan Kompleksitas Global, (Jakarta: IRD Press, 2006), Cet. ke-2, h. 33. 48

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

Page 38: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

26

1) Metode Keteladanan49

Secara psikologis, manusia sangat memerlukan keteladanan

untuk mengembangkan sifat-sifat dan petensinya. Pendidikan

perilaku lewat keteladanan adalah pendidikan dengan cara

memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para santri. Dalam

pesantren, pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kiai

dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi

para santri, dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari

maupun yang lain, karena nilai mereka ditentukan dari

aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan. Semakin konsekuen

seorang kiai atau ustadz menjaga tingkah lakunya, semakin

didengar ajarannya.

2) Metode Latihan dan Pembiasaan50

Mendidik perilaku dengan latihan dan pembiaasaan adalah

mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap norma-

norma kemudian membiasakan santri untuk melakukannya. Dalam

pendidikan di pesantren metode ini biasanya akan diterapkan pada

ibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan pada

kiai dan ustadz. Pergaulan dengan sesama santri dan sejenisnya.

Sedemikian, sehingga tidak asing di pesantren dijumpai,

bagaimana santri sangat hormat pada ustadz dan kakak-kakak

seniornya dan begitu santunnya pada adik-adik pada junior, mereka

memang dilatih dan dibiasakan untuk bertindak demikian. Latihan

dan pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak yang

terpatri dalam diri dan menjadi yang tidak terpisahkan.

49

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html). 50

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

Page 39: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

27

3) Mendidik Melalui Ibrah (Mengambil Pelajaran)51

Secara sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan,

dalam arti umum bisanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran

dari setiap peristiwa. Abd. Rahman al-Nahlawi, seorang tokoh

pendidikan asal timur tengah, mendefisikan ibrah dengan suatu

kondisi psikis yang manyampaikan manusia untuk mengetahui

intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan,

ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga

kesimpulannya dapam mempengaruhi hati untuk tunduk

kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku yang sesuai.

Tujuan Paedagogis dari ibrah adalah mengantarkan manusia

pada kepuasaan pikir tentang perkara agama yang bisa

menggerakkan, mendidik atau menambah perasaan keagamaan.

Adapun pengambilan ibrah bisa dilakukan melalui kisah-kisah

teladan, fenomena alam atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik

di masa lalu maupun sekarang.

4) Mendidik Melalui Mauidzah (Nasehat)52

Mauidzah berarti nasehat. Rasyid Ridla mengartikan mauidzah

sebagai nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan

jalan apa yang dapat menyentuh hanti dan membangkitkannya

untuk mengamalkan. Metode mauidzah, harus mengandung tiga

unsur, yakni : a). Uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang

harus dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini santi, misalnya

tentang sopan santun, harus berjamaah maupun kerajinan dalam

beramal; b). Motivasi dalam melakukan kebaikan; c). Peringatan

51

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

52

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

Page 40: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

28

tentang dosa atau bahaya yang bakal muncul dari adanya larangan

bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

5) Mendidik Melalui Kedisiplinan53

Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal sebagai cara

menjaga kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik

dengan pemberian hukuma atau sangsi. Tujuannya untuk

menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang dilakukan tersebut

tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.

6) Mendidik Melalui Targhib wa Tahzib54

Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan

satu sama lain; targhib dan tahzib. Targhib adalah janji disertai

dengan bujukan agar seseorang senang melakukan kebajikan dan

menjauhi kejahatan. Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan

rasa takut berbuat tidak benar. Tekanan metode targhib terletak

pada harapan untuk melakukan kebajikan, sementara tekanan

metode tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa.

Di pesantren, metode ini biasanya diterapkan dalam pengajian-

pengajian, baik sorogan maupun bandongan.

B. Kerangka Berfikir

Akhlak merupakan suatu sifat atau keadaan yang tertanam dalam jiwa

manusia yang melahirkan perbuatan tanpa perlu adanya pemikiran untuk

melakukan perbuatan tersebut. Akhlak adakalanya terpuji, yang dikenal

53

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

54

Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014,

(http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html).

Page 41: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

29

dengan akhlak mahmudah atau akhlakul karimah, adakalanya tercela atau

disebut juga akhlak madzmumah.

Akhlak dikatakan terpuji manakala seseorang melakukan suatu perbuatan

yang sesuai dengan syariat atau aturan dalam Islam. Sedangkan dikatakan

tercela ketika seseorang melakukan perbuatannya itu tidak sesuai dengan

syariat Islam. Akhlak terpuji misalnya menghormati seseorang yang lebih tua

(orang tua). Menghormati orang tua diperintahkan oleh agama Islam,

sedangkan mendurhakainya merupakan hal yang dilarang. Maka mendurhakai

orang tua termasuk kedalam akhlak tercela karena tidak sesuai dengan aturan

agama Islam.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Seseorang

bisa memiliki akhlak yang baik atau buruk tergantung kepada faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah lingkungan, baik

lingkungan belajar maupun lingkungan tempat tinggal. Lingkungan yang baik

akan memberikan pengaruh yang baik pula kepada seseorang. Sedangkan

lingkungan yang buruk dapat memberikan pengaruh yang buruk juga.

Berbeda lingkungan tempat tinggal tentunya dapat memberikan pengaruh

yang berbeda pula. Anak didik yang lama tinggal dengan keluarga bisa saja

berbeda akhlaknya dengan anak didik yang tidak tinggal bersama dengan

keluarga atau orang tuanya. Lingkungan yang memberikan pendidikan agama

yang kuat dan mendalam pun tentunya dapat menggiring anak didik kepada

akhlak yang baik. Apabila keluarga tidak dapat memberikan pendidikan

agama yang cukup dan perhatian yang lebih kepada anak didik, maka tidak

menutup kemungkinan untuknya memiliki akhlak tercela.

Pesantren adalah salah satu dari lingkungan yang memberikan pendidikan

agama yang mendalam kepada peserta didik. Pesantren merupakan sebuah

lembaga yang dipimpin oleh seorang kyai atau lebih dan menjadi tempat

tinggal bagi siswa (santri) untuk memperdalam ilmu agama, yaitu Islam. Di

dalam pesantren, santri diberikan berbagai ilmu yang berkaitan dengan agama

Islam, seperti ilmu fiqih, bahasa Arab (nahwu, sharaf), akidah, dan

sebagainya.

Page 42: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

30

Kedua lingkungan tempat tinggal tersebut, yakni keluarga dan pesantren,

nampaknya dapat menunjukkan adanya perbedaan pengaruh yang signifikan.

Dalam hal ini yang dipengaruhi adalah akhlak siswa. Sehingga tidak menutup

kemungkinan adanya perbedaan akhlak antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ha (Hipotesis Alternatif) :

Terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

2. Ho (Hipotesis Nihil) :

Tidak terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren.

Page 43: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Al-Hidayah Kp. Basmol, Kel.

Kembangan Utara, Kec. Kembangan, Jakarta Barat. Sementara waktu

penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2014 sampai dengan 20 Juni

2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan di dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan analisis komparasional, yaitu dengan cara membandingkan

akhlak siswa berdasarkan perbedaan lingkungan tempat tinggal.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Al-Hidayah yang berjumlah 359

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: ALFABETA, 2011), Cet. ke-12, h. 117.

Page 44: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

32

siswa, yang terdiri dari siswa yang bertempat tinggal di lingkungan keluarga

serta siswa yang bertempat tinggal di lingkungan pesantren. Akan tetapi

dengan pertimbangan bahwa siswa dari kelas 2 MTs. dianggap kurang

memenuhi persyaratan dan siswa kelas 3 MTs. sudah tidak aktif dalam

kegiatan belajar mengajar, maka populasi difokuskan pada siswa kelas 2 MTs.

yang berjumlah 127 orang.

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi statistik yang sifat-sifatnya

diteliti untuk memperoleh informasi mengenai keseluruhan.2 Mengingat

keterbatasan waktu dan biaya, maka sampel dipilih 25% dari populasi yang

ada yaitu sebesar 32 orang. Adapun sampel terdiri dari 16 orang siswa yang

tinggal di lingkungan keluarga dan 16 orang siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren. Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan adalah cluster

random sampling.

Berikut ini daftar nama-nama siswa yang tinggal di lingkungan keluarga:

Tabel 1.

Nama-nama Siswa yang Tinggal di Lingkungan Keluarga

No. Nama Kelas Umur L/P

1 Bagus Nur Alim 8A 13 L

2 Saepul Rohman 8A 14 L

3 Eva Rianti 8A 13 P

4 Muhammad Yusuf 8B 14 L

5 M. Ma'sum Baqir 8B 14 L

6 Khoirul Anwar 8B 14 L

7 Siti Hafizo 8B 14 P

8 M. Iqbal Pahlevi 8C 13 L

9 M. Arif Fadillah 8C 14 L

10 M. Al-Farisyi 8C 14 L

11 Della Saphira 8C 14 P

2 Komaruddin dan Yooke Tjuparmah S. Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. ke-4, h. 229.

Page 45: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

33

12 Kholid Fajrin 8D 15 L

13 Eryzal Putra N. 8D 15 L

14 Ardiyansyah 8D 15 L

15 Helmi Yahya 8D 14 L

16 Sabrina Angreani 8D 14 P

Berikut ini nama-nama siswa yang tinggal di lingkungan pesantren:

Tabel 2.

Nama-nama Siswa yang Tinggal di Lingkungan Pesantren

No. Nama Kelas Umur L/P

1 Khoirudin Achmad 8A 14 L

2 Didin Supriadi 8A 14 L

3 Yuspi Yusuf 8A 13 L

4 Rizky Mubarok 8A 13 L

5 Assyifa Nurkholisoh 8A 14 P

6 Fahri Setiadi 8B 14 L

7 Andrian Adi Wijaya 8B 13 L

8 Adop K. 8B 15 L

9 Nurul Amalia 8B 14 P

10 M. Hasanudin 8C 13 L

11 M. Aqsol R. 8C 13 L

12 Aninda Syarifatullah 8C 14 P

13 A. Fairuz 8D 14 L

14 Ahmad Suqron 8D 14 L

15 Nazib Sulaiman 8D 14 L

16 Runi Khoirunnisa 8D 13 P

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Page 46: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

34

Observasi (pengamatan) adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Dengan

kata lain observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya.3

2. Interview (Wawancara)

Interview atau yang sering disebut juga dengan wawancara, adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.4

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara terpimpin

(guided interview), yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa

sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.5 Kuesioner yang dipergunakan

berbentuk rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti

oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai

dari sangat sering sampai ke tidak pernah.

Tabel 3.

Kisi-kisi Instrumen Akhlak Siswa

No. Variabel Dimensi Indikator Butir

Soal

3 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-4, h. 133. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), Cet. ke-14, h. 198. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik…, h. 194.

Page 47: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

35

1.

Akhlak

a. Akhlak

terhadap

Allah Swt.

Ibadah shalat fardhu

Ibadah puasa Ramadhan

Taubat

Bersyukur

Tawakal

1

2

3

4

5

b. Akhlak

terhadap

sesama

manusia

Jujur

Ikhlas

Amanah

Baik sangka

Sabar

Kasih sayang

Pemaaf

Penolong

Sederhana

Disiplin

Dermawan

Berbakti kepada orang

tua

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

c. Akhlak

terhadap

lingkungan

Memelihara tumbuhan

Menyayangi hewan

Menjaga kebersihan

18

19

20

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.6

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik…, h. 201.

Page 48: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

36

E. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam analisis data yang penulis lakukan adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan, yaitu mengecek kelengkapan data dan instrument yang sesuai

dengan data yang dikumpulkan.

2. Tabulasi data, yaitu mengajukan data yang diperoleh sebagai hasil

penelitian.

3. Analisis data, yaitu menganalisa data yang sudah ditabulasikan dengan

membandingkan antara satu sampel dengan sampel lainnya.

Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisa data adalah dengan

membuat prosentase hasil angket yang telah diperoleh dengan menggunakan

rumus distribusi frekuensi, sebagai berikut:

P : Tingkat prosentase

F : Frekuensi dari hasil jawaban

N : Jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung perbandingan mean

keduanya, mencari standar deviasi keduanya yang kemudian mencari “t”

signifikansi 1% dan 5% dan terakhir menginterpretasikan hasil konsultasi “t”

tersebut secara akurat sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

Dalam hal ini penulis menggunakan uji test “t” untuk menolak atau

menerima hipotesis nihil tentang ada atau tidaknya perbedaan dua mean

sampel secara signifikan, “t” di sini merupakan suatu angka atau koefisien

yang melambangkan derajat perbedaan mean kedua kelompok sampel yang

diteliti. Besarnya “t” sama dengan selisih kedua mean sampel, dibagi dengan

standar error perbedaan dua sampel, atau apabila kita formulasikan kedalam

bentuk rumus adalah sebagai berikut:

Page 49: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

37

keterangan:

M1 : Mean (nilai rata-rata) akhlak sampel kelompok 1

M2 : Mean (nilai rata-rata) akhlak sampel kelompok 2

SEM1 - M2 : Standar error perbedaan dua mean sample

4. Interpretasi data, terhadap “t” yang telah kita peroleh dari hasil

perhitungan (lazim disebut t observasi dengan diberi lambang to

selanjutnya diberikan interpretasi dengan menggunakan table nilai “t”

(tabel harga kritik “t”) yang sebelumnya dicari terlebih dahulu dicari

derajat kebebasannya (df) atau (db) dengan rumus df atau db = (N1 + N2 –

2) dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika to sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik “t” yang

tercantum dalam tabel (diberi lambang tt) maka hipotesis nihil yang

mengatakan tidak adanya perbedaan mean dari kedua sampel ditolak,

berarti perbedaan mean dari kedua sampel itu adalah perbedaan yang

signifikan.

b) Jika to lebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil yang mengatakan

tidak adanya perbedaan mean dari kedua sampel yang bersangkutan

disetujui. Berarti perbedaan mean dua sampel itu bukanlah perbedaan

mean yang signifikan, melainkan perbedaan yang terjadi secara

kebetulan saja (by chance) sebagai akibat Sampling Error.

Page 50: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Letak Geografis

Secara geografis, MTs. Al-Hidayah terletak di Jalan Al-Hidayah

Basmol, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta

Barat. Di sebelah Selatan dan Barat berhadapan dengan toko makanan

sederhana dan rumah warga, di sebelah Timur berhadapan dengan bengkel

ketok magic, dan di sebelah Utara berhadapan dengan Pesantren Al-

Hidayah Putra.

2. Profil Madrasah

MTs. Al-Hidayah adalah sebuah satuan pendidikan yang dinaungi

oleh Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Islam Al-Hidayah. Madrasah

yang memiliki status Terakreditasi B ini didirikan pada tahun 1979.

Madrasah ini didirikan di atas tanah seluas 3200 M2. Hingga saat ini MTs.

Al-Hidayah masih tetap eksis membantu pemerintah dalam upaya

mencerdaskan anak bangsa.1

Yayasan yang menaungi MTs. Al-Hidayah, berdiri pada tahun 1978

atas inisiatif ulama setempat yang dipelopori oleh KH. Abdul Gani dan

1 H. Zufar, Wawancara, Jakarta, 2 Juni 2014.

Page 51: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

39

KH. Mas’ud dengan dukungan moril maupun materil dari masyarakat

setempat. Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Islam Al-Hidayah tidak

hanya menaungi Madrasah Tsanawiyah, tetapi juga menaungi Pondok

Pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Aliyah, dan Majelis Ta’lim.2

3. Visi dan Misi

MTs. Al-Hidayah memiliki visi yaitu:

“Unggul dalam prestasi, kompetitif, berdasarkan iman, taqwa dan

berakhlakul karimah”.

Sedangkan misi dari MTs. Al-Hidayah adalah:

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif bagi siswa

mengarah pada pembentukan kemampuan berkompetensi.

b) Meningkatkan pelayanan yang baik dan profesional.

c) Mewujudkan SDM yang berakhlakul karimah dan terdepan dalam

IPTEK.

d) Mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, indah, asri dan nyaman.

4. Struktur Organisasi

Ketua Yayasan : KH. A. Syarifuddin Abd. Ghani, MA.

Kepala Sekolah : H. Zufar, SE.

Waka. Bid. Kurikulum : Muhammad Nur, S.Pd.I

Bendahara : Hendra Wisudha, S.Kom

Staf Tata Usaha : Abdul Latif, S.Pd

Wali Kelas :

Kelas VII A : Maghfur, S.Pd.I

Kelas VII B : Rahmatullah, S.Pd

Kelas VII C : A. Zubadillah, S.Pd.I

Kelas VII D : Moh. Nur, S.Ag

Kelas VIII A : H. Abdul Haris, S. Pd

2 H. Zufar, Wawancara, Jakarta, 2 Juni 2014.

Page 52: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

40

Kelas VIII B : H. Dumyati, S. Ag

Kelas VIII C : Muhajirin, S. Pd

Kelas VIII D : Abdul Goni, S. Ag

Kelas IX A : H. A. Zawawi Mas'ud

Kelas IX B : Nur Ali, S. Ag

Kelas IX C : Imam Sofwan, S.Pd.I

5. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan

Siswa MTs. Al-Hidayah pada tahun ajaran 2013-2014 seluruhnya

berjumlah 359 yang tersebar di 11 kelas, yaitu kelas VII A, VII B, VII C,

VII D, VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, IX A, IX B, dan IX C. Adapun

rincian jumlah dari masing-masing kelas sebagai berikut:

Tabel 4.

Keadaan Siswa MTs. Al-Hidayah Tahun Ajaran 2013-2014

KELAS JENIS KELAMIN

JUMLAH L P

VII A 23 15 38

VII B 22 14 36

VII C 20 16 36

VII D 24 13 37

VIII A 14 17 31

VIII B 19 12 31

VIII C 19 12 31

VIII D 23 11 34

IX A 19 11 30

IX B 19 11 30

IX C 13 12 25

TOTAL 215 144 359

Page 53: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

41

Sedangkan guru-guru yang berada di MTs. Al-Hidayah berjumlah 34

orang dengan tingkat pendidikan terdiri dari lulusan Pesantren, SMA, S1

dan S2.

Tabel 5.

Keadaan Guru dan Karyawan di MTs. Al-Hidayah

No. Nama Guru Jabatan Pend.

Akhir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

H. Zufar, SE

Muhamad Nur, S.Pd.I

H. Ahmad Hisyam Burhani

H. Niswan Thoyyib, M. Pd

H. Abdul Haris, S. Pd

H. A. Zawawi Mas'ud

H. Ishak Soleh

H. Dumyati, S. Ag

Nur Ali, S. Ag

H. A. Sya'roni, Lc

Drs. Supiyatna

H. M. Zein, S. Pd

Drs. H. Jailani, M. Pd

Muhajirin, S. Pd

Drs. Muslih

Lukman Hakim, S. Ag

Moh. Nur, S.Ag

Hasan Basri, S. Ag

Imam Sofwan, S.Pd.I

Drs. H. Fathullah

Abdul Goni, S. Ag

Rahmatullah, S.Pd

Hendra Wisudha, S.Kom

Kepala Madrasah

Wakabid. Kurikulum

Guru Mustholah Hadits

Guru Tajwid

Guru Bahasa Inggris

Guru Bahasa Arab

Guru Nahwu

Guru Fiqh

Guru Matematika

Guru Qur'an Hadits

Guru Biologi

Guru Tajwid

Guru SKI

Guru Bahasa Indonesia

Guru Bahasa Indonesia

Guru Qur'an Hadits

Guru Bahasa Indonesia

Guru Fiqh

Guru Seni Budaya

Guru PKn

Guru Aqidah Akhlak

Guru Penjaskes

Kepala TU / TIK

S1

S1

S1

S2

S1

S1

Psantrn

S1

S1

S1

S1

S1

S2

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

Page 54: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

42

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

H. Achmad Copal, Lc

Suhardi, S.Pd

H.M. Haekal, S. Ag

M. Alaudin, S. Pd.I

Ahmad Zubadillah, S. Pd.I

Istihola, S.Pd

Maghfur, S. Pd.I

Abdul Latif, S.Pd

Jahrudin, S.Pd.I

Hurriyah, S. Farm., Apt.

Jauhar, S.Sy

Guru Bahasa Arab

Guru Fisika

Guru Aqidah Akhlak

Guru SKI / Ushul Fiqh

Guru IPS

Guru Bahasa Inggris

Guru Matematika

Staff TU / Fisika

Guru Nahwu

Guru IPS

Guru Qur'an Hadits

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S1

35

36

Nurman

Slamet

Pramubakti

Pramubakti

6. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, MTs. Al-Hidayah

memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu kelancaran proses

belajar mengajar. Di antara sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu:

a) Ruang kelas : 11 ruang

b) Ruang kep. Madrasah : 1 ruang

c) Ruang guru : 1 ruang

d) Ruang tata usaha : 1 ruang

e) Lab komputer : 1 ruang

f) Perpustakaan : 1 ruang

g) Ruang UKS : 1 ruang

h) Mushola : 1 ruang

i) Kantin : 1 ruang

j) Ruang aula : 1 ruang

k) WC guru : 1 ruang

l) WC siswa dan siswi : 2 ruang

m) Lapangan Olah raga : 700 m2

Page 55: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

43

n) Taman : 600 m2

7. Kurikulum

MTs. Al-Hidayah dalam proses belajar mengajar telah menggunakan

kurikulum 2013 pada sebagian kelas yaitu pada kelas VII MTs. Kemudian

sebagian kelas yang lain masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yaitu pada kelas VIII dan IX.

B. Deskripsi Data

Pada pembahasan sebelumnya, penulis telah mengemukakan bahwa salah

satu teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui angket. Angket

yang penulis sebarkan berjumlah 32 angket yang dibagikan kepada sampel

sebanyak 32 siswa (kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D) yang terdiri dari 16

siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dan 16 siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren. Angket yang peneliti sebarkan terdiri dari satu

komponen pernyataan yang berjumlah 20 item pernyataan yang disusun

berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variable yang diteliti, yaitu

mengenai akhlak siswa. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan

skala likert dengan bobot nilai sesuai dengan jenis pernyataannya.

Setelah dilakukan tahap penelitian yang meliputi wawancara dan

penyebaran angket, maka langkah selanjutnya pendeskripsian data, yaitu

gambaran dari semua data yang penulis peroleh dari hasil penelitian.

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah hasil penyebaran angket

tentang akhlak siswa yang diperoleh dari responden siswa-siswi kelas VIII

MTs. Al-Hidayah. Adapun hasil pengolahan angket pada teknik persentase

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase untuk setiap jawaban

F = Frekuensi jawaban responden

Page 56: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

44

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap (konstan)

Untuk lebih jelasnya tentang penyebaran akhlak siswa MTs. Al-Hidayah

dapat dilihat pada masing-masing tabel berikut. Untuk siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga diberi kode X1 dan siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren diberi kode X2.

Tabel 6

Shalat fardu tepat waktu

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 3 8 18,75% 50%

Sering 3 3 18,75% 18,75%

Kadang-kadang 10 5 62,5% 31,25%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga kadang-kadang melakukan shalat fardu tepat waktu

ditandai dengan prosentase sebesar 62,5%. Sedangkan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren sebagian besar selalu melaksanakan shalat fardu tepat

waktu dengan prosentase sebesar 50%.

Tabel 7

Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 12 14 75% 87,5%

Sering 1 1 6,25% 6,25%

Kadang-kadang 3 1 18,75% 6,25%

Tidak pernah - - - -

Page 57: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

45

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel 7 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren selalu

melaksanakan puasa di bulan Ramadan dengan prosentase masing-masing

sebesar 75% dan 87,5%.

Tabel 8

Bertaubat atas kesalahan/dosa yang diperbuat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 6 3 37,5% 18,75%

Sering 2 4 12,5% 25%

Kadang-kadang 8 9 50% 56,25%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang bertaubat atas kesalahan/dosa yang diperbuat dengan prosentase

masing-masing sebesar 50% dan 56,25%.

Tabel 9

Mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah swt.

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 13 8 81,25% 50%

Sering 3 6 18,75% 37,5%

Kadang-kadang - 2 - 12,5%

Tidak pernah - - - -

Page 58: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

46

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren selalu

mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah swt. dengan prosentase

masing-masing sebesar 81,25% dan 50%.

Tabel 10

Bertawakal kepada Allah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 4 4 25% 25%

Sering 3 3 18,75% 18,75%

Kadang-kadang 9 9 56,25% 56,25%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang bertawakal kepada Allah dengan prosentase masing-masing sebesar

56,25% dan 56,25%.

Tabel 11

Berkata jujur kepada setiap orang

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 1 2 6,25% 12,5%

Sering 2 4 12,5% 25%

Kadang-kadang 13 10 81,25% 62,5%

Tidak pernah - - - -

Page 59: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

47

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang berkata jujur kepada setiap orang dengan prosentase masing-masing

sebesar 81,25% dan 62,5%.

Tabel 12

Meminta imbalan ketika membantu orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 1 - 6,25% -

Sering 1 - 6,25% -

Kadang-kadang 2 4 12,5% 25%

Tidak pernah 12 12 75% 75%

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menerangkan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren tidak pernah

meminta imbalan ketika membantu orang lain dangan prosentase masing-

masing sebesar 75% dan 75%.

Tabel 13

Menjaga amanah dengan sebaik-baiknya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 8 4 50% 25%

Sering 3 6 18,75% 37,5%

Kadang-kadang 5 6 31,25% 37,5%

Tidak pernah - - - -

Page 60: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

48

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga selalu menjaga amanah dengan sebaik-baiknya dengan

prosentase sebesar 50%. Sedangkan siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren sering dan kadang-kadang menjaga amanah dengan sebaik-baiknya

dengan prosentase 37% dan 37%.

Tabel 14

Suka berprasangka buruk pada setiap orang

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu - 1 - 6,25%

Sering 3 3 18,75% 18,75%

Kadang-kadang 8 10 50% 62,5%

Tidak pernah 5 2 31,25% 12,5%

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel di atas dijelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang suka berprasangka buruk pada setiap orang dengan prosentase

masing-masing sebesar 50% dan 62,5%.

Tabel 15

Sabar dalam menghadapi kesulitan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 5 7 31,25% 43,75%

Sering 3 5 18,75% 31,25%

Kadang-kadang 7 4 43,75% 25%

Page 61: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

49

Tidak pernah 1 - 6,25% -

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga kadang-kadang sabar dalam menghadapi kesulitan

dengan prosentase sebesar 43,75%. Sedangkan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren sebagian besar selalu sabar dalam menghadapi

kesulitan dengan prosentase sebesar 43,75%.

Tabel 16

Suka menyakiti atau mencela teman

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu - - - -

Sering 1 2 6,25% 12,5%

Kadang-kadang 11 13 68,75% 81,25%

Tidak pernah 4 1 25% 6,25%

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang suka menyakiti atau mencela teman dengan prosentase masing-

masing sebesar 68,75% dan 81,25%.

Tabel 17

Memaafkan kesalahan orang lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 8 7 50% 43,75%

Sering 4 3 25% 18,75%

Page 62: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

50

Kadang-kadang 4 6 25% 37,5%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren selalu

memaafkan kesalahan orang lain dengan prosentase masing-masing sebesar

50% dan 43,75%.

Tabel 18

Membantu orang yang sedang kesulitan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 7 4 43,75% 25%

Sering 2 7 12,5% 43,75%

Kadang-kadang 7 5 43,75% 31,25%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Pada tabel di atas dijelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga selalu dan kadang-kadang membantu orang yang sedang

kesulitan dengan prosentase sebesar 43,75%. Sedangkan siswa yang tinggal

di lingkungan pesantren sebagian besar sering membantu orang yang sedang

kesulitan dengan prosentase sebesar 43,75%.

Tabel 19

Suka memakai aksesoris dan pakaian yang mahal

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu - - - -

Page 63: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

51

Sering 1 - 6,25% -

Kadang-kadang 8 11 50% 68,75%

Tidak pernah 7 5 43,75% 31,25%

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang suka memakai aksesoris dan pakaian yang mahal dengan prosentse

masing-masing sebesar 50% dan 68,75%.

Tabel 20

Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan melaksanakannya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 2 2 12,5% 12,5%

Sering - 2 - 12,5%

Kadang-kadang 8 7 50% 43,75%

Tidak pernah 6 5 37,5% 31,25%

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan melaksanakannya dengan

prosentase masing-masing sebesar 50% dan 43,75%.

Tabel 21

Memberikan pinjaman pada orang yang membutuhkan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 4 5 25% 31,25%

Page 64: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

52

Sering 4 5 25% 31,25%

Kadang-kadang 8 6 50% 37,5%

Tidak pernah - - - -

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang memberikan pinjaman pada orang yang membutuhkan dengan

prosentase sebesar 50% dan 37,5%.

Tabel 22

Suka membantu pekerjaan orang tua di rumah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu 2 4 12,5% 25%

Sering 2 6 12,5% 37,5%

Kadang-kadang 10 6 62,5% 37,5%

Tidak pernah 2 - 12,5% -

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga kadang-kadang suka membantu pekerjaan orang tua di

rumah dengan prosentase sebesar 62,5%. Sedangkan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren sebagian besar sering dan kadang-kadang membantu

pekerjaan orang tua di rumah dengan prosentase sebesar 37,5%.

Tabel 23

Suka merusak tanaman di mana saja

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Page 65: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

53

Selalu - - - -

Sering 2 - 12,5% -

Kadang-kadang 8 7 50% 43,75%

Tidak pernah 6 9 37,5% 56,25%

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga kadang-kadang suka merusak tanaman di mana saja

dengan prosentase sebesar 50%. Sedangkan siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren sebagian besar tidak pernah suka merusak tanaman di mana saja

dengan prosentase sebesar 56,25%.

Tabel 24

Suka menyakiti dan mengganggu hewan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

X1 X2 X1 X2

Selalu - - - -

Sering - - - -

Kadang-kadang 11 11 68,75% 68,75%

Tidak pernah 5 5 31,25% 31,25%

Jumlah 16 16 100% 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang suka menyakiti dan mengganggu hewan dengan prosentase masing-

masing sebesar 68,75% dan 68,75%.

Tabel 25

Suka membuang sampah sembarangan (tidak pada tempatnya)

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Page 66: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

54

X1 X2 X1 X2

Selalu 1 - 6,25% -

Sering 2 1 12,5% 6,25%

Kadang-kadang 10 13 62,5% 81,25%

Tidak pernah 3 2 18,75% 12,5%

Jumlah 16 16 100% 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan yang tinggal di lingkungan pesantren kadang-

kadang suka membuang sampah sembarangan tidak pada tempatnya dengan

prosentase masing-masing sebesar 62,5% dan 81,25%.

Dari jumlah seluruh jawaban responden berdasarkan penyebaran angket

didapati bahwa jumlah nilai responden dari lingkungan pesantren sedikit lebih

tinggi dibanding responden lingkungan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 26

Jumlah Total Jawaban Responden

Lingkungan Keluarga Lingkungan Pesantren

58 68

53 69

60 61

54 67

58 62

61 56

69 59

60 49

67 60

67 59

54 68

52 63

67 58

55 56

62 55

55 64

∑X = 952 ∑Y = 974

Page 67: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

55

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Madrasah MTs. Al-Hidayah

beliau mengatakan bahwa menurutnya akhlak siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren lebih baik dari pada siswa yang tinggal di lingkungan

keluarga. Hal ini disebabkan karena di pesantren para siswa diawasi pleh para

pengasuh, sehingga lebih terkontrol selama berada di dalam asrama. Lebih

lanjut, menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak siswa

yaitu faktor pergaulan, lingkungan, keluarga dan teman sepergaulan.3

C. Analisis dan Interpretasi Data

Dalam analisis data, penulis menggunakan rumus t-test untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren.

Kemudian dalam rangka memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut

terlebih dahulu penulis kemukakan kembali pengajuan hipotesis yang telah di

cantumkan pada bab II.

Ho: Tidak terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang

tinggal di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren.

Ha: Terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan

pesantren.

Langkah selanjutnya, penulis melakukan perhitungan untuk memperoleh

mean:

Tabel 27

Perhitungan untuk memperoleh Mean dan SD

X Y x y x2 y

2

58 68 -1.5 7.125 2.25 50.765625

53 69 -6.5 8.125 42.25 66.015625

60 61 0.5 0.125 0.25 0.015625

3 H. Zufar, Wawancara, Jakarta, 2 Juni 2014.

Page 68: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

56

54 67 -5.5 6.125 30.25 37.515625

58 62 -1.5 1.125 2.25 1.265625

61 56 1.5 -4.875 2.25 23.765625

69 59 9.5 -1.875 90.25 3.515625

60 49 0.5 -11.875 0.25 141.015625

67 60 7.5 -0.875 56.25 0.765625

67 59 7.5 -1.875 56.25 3.515625

54 68 -5.5 7.125 30.25 50.765625

52 63 -7.5 2.125 56.25 4.515625

67 58 7.5 -2.875 56.25 8.265625

55 56 -4.5 -4.875 20.25 23.765625

62 55 2.5 -5.875 6.25 34.515625

55 64 -4.5 3.125 20.25 9.765625

∑X = 952 ∑Y = 974 ∑x = 0 ∑y = 0 ∑x2 = 472 ∑y

2 = 459.75

Mencari mean variabel X1 ( M1) =

=

= 59,5

Mencari mean variabel X2 ( M2) =

=

= 60,875

Mencari deviasi ( x1 dan x2) dengan menggunakan rumus x = X - Mx

Mencari SD variabel X1 dengan menggunakan rumus:

SD1 = √

= √

= 5,431

Mencari SD variabel X2 dengan menggunakan rumus:

SD2 = √

= √

= 5,360

Dengan diperolehnya SD1 dan SD2 maka selanjutnya dapat dicari standard

Error dari M1 dan standard error dari M2

SEM1 =

√ =

√ = 1,402

SEM2 =

√ =

√ = 1,384

Page 69: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

57

Setelah berhasil diperoleh SEM1 dan SEM2, maka langkah berikutnya adalah

mencari standar error perbedaan antara M1 dan M2

SEM1-M2 = √

= √ = 3,882

Dengan diperolehnya SEM1-M2 akhirnya dapat diketahui harga to yaitu:

To =

=

= - 0,354

Langkah berikutnya, memberikan interpretasi terhadap to

Df = ( N1 + N2 - 2) = (16 + 16 – 2) = 30

Dengan df sebesar 30 kita berkonsultasi dengan nilai tabel “t”, baik pada taraf

signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1 %. Ternyata bahwa:

Pada taraf signifikansi 5%, t tabel = 2,04

Pada taraf signifikansi 1%, t tabel = 2,75

Karena to telah diperoleh sebesar 0.354; sedangkan tt = 2,04 dan 2,75 maka

to lebih kecil dari tt, baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf

signifikansi 1 %. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan

tidak terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren

diterima atau disetujui dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di

lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren

ditolak.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

perbedaan signifikan akhlak siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dengan

siswa yang tinggal di lingkungan pesantren. Atau sekalipun ada perbedaan,

maka perbedaan yang terjadi hanyalah kebetulan saja (by chance). Hal ini

apabila dianalisis lebih lanjut disebabkan oleh faktor lain diantaranya faktor

lingkungan sekolah atau madrasah yang memberikan pendidikan akhlak

dengan baik, juga faktor dari dalam diri siswa tersebut.

Page 70: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan dalam proses penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Akhlak siswa MTs. Al-Hidayah Basmol yang tinggal di lingkungan

keluarga cukup baik. Hal ini dilihat dari jumlah keseluruhan jawaban

seluruh responden berdasarkan angket yaitu sebesar 952.

2. Akhlak siswa MTs. Al-Hidayah Basmol yang tinggal di lingkungan

pesantren cukup baik. Hal ini juga dilihat dari jumlah keseluruhan jawaban

seluruh responden berdasarkan angket yaitu sebesar 974. Kepala madrasah

manambahkan bahwa akhlak siswa yang tinggal di lingkungan pesantren

sedikit lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tinggal di lingkungan

keluarga. Hal ini dikarenakan siswa yang tinggal di pesantren

mendapatkan pengawasan dari pengasuh pesantren sehingga lebih

terkontrol selama berada di dalam asrama.

3. Dari hasil pengujian hipotesis didapat to sebesar 0,354. Sedangkan tt = 2,04

dan 2,75 maka to lebih kecil dari tt, baik pada taraf signifikansi 5 %

maupun pada taraf signifikansi 1 %. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal

di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren

Page 71: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

59

diterima atau disetujui dan Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

akhlak yang signifikan antara siswa yang tinggal di lingkungan keluarga

dengan siswa yang tinggal di lingkungan pesantren ditolak. Dengan

demikian disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan akhlak

siswa yang tinggal di lingkungan keluarga dengan siswa yang tinggal di

lingkungan pesantren.

B. Saran

Setelah penulis memaparkan kesimpulan sebagaimana yang telah disebut

sebelumnya, selanjutnya penulis memberikan beberapa saran kepada pihak-

pihak yang terkait, yaitu:

1. Kepada para siswa-siswi MTs. Al-Hidayah baik yang berada di

lingkungan keluarga maupun lingkungan pesantren bahwa perbedaan

tempat tinggal tidak menjadi ukuran baik buruknya akhlak seseorang.

Oleh karena itu, pelajari dan perolehlah akhlak mulia dari mana pun.

Misalnya dengan membaca buku-buku tentang akhlak Islami, dan

meniru akhlak ulama yang disegani dan menjadi panutan masyarakat.

2. Kepada guru-guru MTs. Al-Hidayah hendaknya dapat menjalankan

fungsinya sebagai guru secara maksimal, sehingga dapat menjadi

contoh teladan yang baik bagi siswanya.

3. Kepada kepala sekolah MTs. Al-Hidayah agar dapat menghidupkan

akhlak mulia di sekolah, hendaknya membudayakan akhlak Islami di

sekolah. Misalnya mengadakan acara maulid dengan memanggil

penceramah yang disegani oleh masyarakat, lebih menghidupkan

kegiatan Rohis dan sebagainya.

4. Kepada peneliti lainnya yang berminat untuk melakukan penelitian

lebih lanjut, diharapkan dapat menyempurnakan keterbatasan yang ada

dalam penelitian ini.

Page 72: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Wahid, Risalah Akhlak; Panduan Perilaku Muslim Modern, Solo: Era

Intermedia, 2004, Cet. ke-1.

Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad, Ihya’ Ulum

al-Din, Kairo: Dar al-Kutub al-Islamiyah, Jilid III.

An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam

Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: CV. Diponegoro,

2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2010, Cet. ke-15.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan

Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2011, Cet. ke-

8.

Haedari, HM Amin dkk., Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas

dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press, 2006, Cet. ke-2.

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 1996, Cet. Ke-1.

Hidayati, Heny Narendrany, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, Jakarta:

UIN Press, 2009, Cet. ke-1.

Hidayati, Heny Narendrany dan Yudiantoro, Andri, Psikologi Agama, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2007, Cet. ke-1.

Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI), 2012, Cet. ke-7.

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Direktorat Janderal

Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam, 2012.

Komaruddin dan Komaruddin, Yooke Tjuparmah S., Kamus Istilah Karya Tulis

Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. ke-4.

Miskawaih, Ibn, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. dari Tahdzib al-Akhlaq oleh

Helmi Hidayat, Bandung: Mizan, 1994, Cet. ke-1.

Page 73: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

61

Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap,

Surabaya: Pustaka Progressif, 2002, Cet. ke-25.

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, Cet. ke-9.

Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan

Era Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. ke-1.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007, Cet. ke-18.

Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005,

Cet. ke-1.

Shihab, Muhammad Quraish, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas

Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1997, Cet. ke-6.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: ALFABETA, 2011, Cet. ke-12.

Syahidin, Aplikasi Metode Pendidikan Qurani dalam Pembelajaran Agama di

Sekolah, Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya, 2005.

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers,

2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet. ke-1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2006.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah, 2010.

Zainuddin, Din, Pendidikan Budi Pekerti Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2004, Cet. ke-1.

Website:

Nawawi El-Fatru, “Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri”,

http://nawawielfatru.blogspot.com/2011/10/pesantren-dan-pembentukan-

prilaku.html, 28 Juni 2014.

Page 74: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

62

Likur, Abdullah, “Konsep Pembinaan Akhlak dalam Islam”,

http://manalor.wordpress.com/2013/07/13/konsep-pembinan-akhlak-dalam

-islam/, 28 Juni 2014.

Page 75: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

Butir Pertanyaan

Daftar Nama Responden Lingkungan Keluarga

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml

No. Nama Kelas Umur L/P

Re

spo

nd

en (

X1

) K

elu

arga

1 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 3 3 58

1 Bagus Nur Alim 8A 13 L

2 3 4 2 3 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 53

2 Saepul Rohman 8A 14 L

3 2 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 60

3 Eva Rianti 8A 13 P

4 2 4 2 4 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 1 3 2 3 3 3 54

4 Muhammad Yusuf 8B 14 L

5 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 4 58

5 M. Ma'sum Baqir 8B 14 L

6 2 4 2 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 4 1 3 2 4 4 3 61

6 Khoirul Anwar 8B 14 L

7 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 69

7 Siti Hafizo 8B 14 P

8 2 4 2 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 1 3 1 3 3 3 60

8 M. Iqbal Pahlevi 8C 13 L

9 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 3 3 3 67

9 M. Arif Fadillah 8C 14 L

10 4 4 2 4 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 67

10 M. Al-Farisyi 8C 14 L

11 2 2 4 4 4 2 1 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 54

11 Della Saphira 8C 14 P

12 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 52

12 Kholid Fajrin 8D 15 L

13 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 3 67

13 Eryzal Putra N. 8D 15 L

14 2 2 4 4 2 2 4 3 2 1 1 4 4 4 1 4 2 4 4 1 55

14 Ardiyansyah 8D 15 L

15 2 3 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 62

15 Helmi Yahya 8D 14 L

16 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 55

16 Sabrina Angreani 8D 14 P

Jumlah 41 57 46 61 43 36 57 51 50 44 50 52 48 54 30 44 36 52 53 47 952

Rata-rata

59.5

Butir Pertanyaan

Daftar Nama Responden Lingkungan Pesantren

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml

No. Nama Kelas Umur L/P

Re

spo

nd

en (

X2)

Pe

san

tren

1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 68

1 Khoirudin Achmad 8A 14 L

2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4 69

2 Didin Supriadi 8A 14 L

3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 61

3 Yuspi Yusuf 8A 13 L

4 4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 67

4 Rizky Mubarok 8A 13 L

5 2 4 4 4 2 2 4 3 2 3 3 2 4 4 1 4 3 4 4 3 62

5 Assyifa Nurkholisoh 8A 14 P

6 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 56

6 Fahri Setiadi 8B 14 L

7 4 4 2 2 2 2 4 2 3 4 3 4 3 4 1 4 2 3 3 3 59

7 Andrian Adi Wijaya 8B 13 L

8 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 49

8 Adop K. 8B 15 L

9 2 4 2 4 2 2 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 4 4 60

9 Nurul Amalia 8B 14 P

10 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 59

10 M. Hasanudin 8C 13 L

11 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 68

11 M. Aqsol R. 8C 13 L

12 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 3 2 2 3 4 2 4 4 3 3 63

12 Aninda Syarifatullah 8C 14 P

13 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 58

13 A. Fairuz 8D 14 L

14 4 4 2 4 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 56

14 Ahmad Suqron 8D 14 L

15 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 55

15 Nazib Sulaiman 8D 14 L

16 4 4 2 4 2 2 4 2 3 4 3 4 4 4 1 4 3 4 3 3 64

16 Runi Khoirunnisa 8D 13 P

Jumlah 51 61 42 54 43 40 60 46 45 51 47 49 47 53 33 47 46 57 53 49 974

Rata-rata

60.875

Page 76: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

Daftar Nama Responden Lingkungan Keluarga

No. Nama Kelas Umur L/P

1 Bagus Nur Alim 8A 13 L

2 Saepul Rohman 8A 14 L

3 Eva Rianti 8A 13 P

4 Muhammad Yusuf 8B 14 L

5 M. Ma'sum Baqir 8B 14 L

6 Khoirul Anwar 8B 14 L

7 Siti Hafizo 8B 14 P

8 M. Iqbal Pahlevi 8C 13 L

9 M. Arif Fadillah 8C 14 L

10 M. Al-Farisyi 8C 14 L

11 Della Saphira 8C 14 P

12 Kholid Fajrin 8D 15 L

13 Eryzal Putra N. 8D 15 L

14 Ardiyansyah 8D 15 L

15 Helmi Yahya 8D 14 L

16 Sabrina Angreani 8D 14 P

Daftar Nama Responden Lingkungan Pesantren

No. Nama Kelas Umur L/P

1 Khoirudin Achmad 8A 14 L

2 Didin Supriadi 8A 14 L

3 Yuspi Yusuf 8A 13 L

4 Rizky Mubarok 8A 13 L

5 Assyifa Nurkholisoh 8A 14 P

6 Fahri Setiadi 8B 14 L

7 Andrian Adi Wijaya 8B 13 L

8 Adop K. 8B 15 L

9 Nurul Amalia 8B 14 P

10 M. Hasanudin 8C 13 L

11 M. Aqsol R. 8C 13 L

12 Aninda Syarifatullah 8C 14 P

13 A. Fairuz 8D 14 L

14 Ahmad Suqron 8D 14 L

15 Nazib Sulaiman 8D 14 L

16 Runi Khoirunnisa 8D 13 P

Page 77: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

Skor

X Y x y x2 y2

58 68 -1.5 7.125 2.25 50.765625

53 69 -6.5 8.125 42.25 66.015625

60 61 0.5 0.125 0.25 0.015625

54 67 -5.5 6.125 30.25 37.515625

58 62 -1.5 1.125 2.25 1.265625

61 56 1.5 -4.875 2.25 23.765625

69 59 9.5 -1.875 90.25 3.515625

60 49 0.5 -11.875 0.25 141.015625

67 60 7.5 -0.875 56.25 0.765625

67 59 7.5 -1.875 56.25 3.515625

54 68 -5.5 7.125 30.25 50.765625

52 63 -7.5 2.125 56.25 4.515625

67 58 7.5 -2.875 56.25 8.265625

55 56 -4.5 -4.875 20.25 23.765625

62 55 2.5 -5.875 6.25 34.515625

55 64 -4.5 3.125 20.25 9.765625

∑X =

952 ∑Y = 974 ∑x = 0 ∑y = 0 ∑x2 = 472

∑y2 =

459.75

M1 =

59.5

M2 =

60.875 N1 = 16 N2 = 16

SD1 = 5.43139025 SD2 = 5.36044541

SEM1 = 1.40237893 SEM2 = 1.38406105

SEM1 - M2 = 3.88229165 df = 30

to = -0.35417226

tt 5% =

2.04

tt 1% =

2.75

atau to = 0.35417226 "mengabaikan tanda minus/negatif ( - )"

Ho = diterima = tidak ada perbedaan signifikan

Ha = ditolak

Page 78: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

Instrumen Penelitian

Nama : ………………………. Umur : …………………….

Kelas : ………………………. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Tempat Tinggal : Keluarga / Pesantren

Petunjuk:

1. Pilihlah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia yang anda anggap paling

sesuai dengan penilaian diri anda.

2. Berilah tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan

penilaian anda.

3. Alternatif jawaban:

SL : Selalu SR : Sering

KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah

4. Jawaban yang anda berikan hanyalah untuk kepentingan penelitian ilmiah, dan tidak

akan mempengaruhi nilai raport anda pada mata pelajaran apapun, maka jawablah

dengan jujur.

5. Atas kesediaan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

No. Pernyataan SL SR KD TP

1. Saya melaksanakan shalat wajib/fardhu tepat waktu

2. Pada bulan Ramadhan saya puasa sebulan penuh dan jika

berhalangan saya mengganti di hari yang lain

3. Ketika melakukan kesalahan/dosa saya menyesal dan berjanji

tidak akan mengulanginya

4. Saya mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah swt.

5. Apabila selesai melakukan suatu usaha, saya bertawakal

6. Saya berkata jujur kepada setiap orang

7. Ketika membantu orang lain yang sedang membutuhkan, saya

meminta imbalan

8. Saya menjaga amanah (kepercayaan) yang diberikan orang lain

kepada saya dengan sebaik-baiknya

9. Saya suka berprasangka buruk pada orang-orang tertentu

maupun pada setiap orang

10. Ketika mengalami kesulitan, saya hadapi dengan sabar

11. Saya suka menyakiti atau mencela teman

12. Jika ada orang lain yang berbuat salah pada saya, saya

memaafkannya

Page 79: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

13. Saya suka membantu orang yang sedang kesulitan

14. Saya suka memakai aksesoris dan pakaian yang mahal

15. Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan melaksanakannya

16. Ketika ada orang lain yang membutuhkan pinjaman, saya

memberikannya

17. Saya suka membantu pekerjaan orang tua di rumah seperti

menyapu dan mencuci pakaian

18. Saya suka merusak tanaman di manapun saya berada

19. Saya suka menyakiti dan mengganggu hewan

20. Saya suka membuang sampah sembarangan (tidak pada

tempatnya)

Page 80: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

Berita Wawancara

Hari/Tanggal : Senin/2 Juni

Waktu : 09:30

Nama interviewee : H. Zufar, SE

Jabatan : Kepala Madrasah

1. Apa yang melatar belakangi berdirinya MTs. Al-Hidayah Basmol?

2. Sejak kapan bapak menjabat sebagai kepala madrasah di MTs. Al-Hidayah

Basmol?

3. Ada berapa jumlah tenaga pengajar dan karyawan yang ada di MTs. Al-

Hidayah Basmol?

4. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki di madrasah ini?

5. Bagaimana respon masyarakat tentang madrasah ini?

6. Menurut bapak, bagaimana keadaan akhlak siswa/i MTs. Al-Hidayah Basmol

yang tinggal di lingkungan keluarga?

7. Kemudian bagaimana keadaan akhlak siswa/i MTs. Al-Hidayah Basmol yang

tinggal di lingkungan pesantren?

8. Menurut pendapat bapak apakah ada perbedaan akhlak antara siswa/i yang

tinggal di lingkungan keluarga dengan yang tinggal di lingkungan pesantren?

9. Faktor apa saja yang mempengaruhi akhlak siswa/i di MTs. Al-Hidayah

Basmol?

10. Hal apa yang sudah dan akan bapak lakukan sebagai kepala madrasah untuk

mendidik akhlak siswa/i?

Jakarta, 2 Juni 2014

Interviewee Interviewer

( H. Zufar, SE ) ( Saiful Millah )

Page 81: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

HASIL WAWANCARA

1. Latar belakang berdirinya MTs. Al-Hidayah bermula dari yayasan yang

menaungi MTs. Al-Hidayah, berdiri pada tahun 1978 atas inisiatif ulama

setempat yang dipelopori oleh KH. Abdul Gani dan KH. Mas’ud dengan

dukungan moril maupun materil dari masyarakat setempat. Yayasan

tersebut bernama Yayasan Pembinaan dan Pendidikan Islam Al-Hidayah.

Yayasan ini tidak hanya menaungi Madrasah Tsanawiyah, tetapi juga

menaungi Pondok Pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Aliyah, dan

Majelis Ta’lim.

2. Saya menjabat sebagai Kepala Madrasah sejak Desember 2012

3. Tenaga pengajar di MTs. Al-Hidayah berjumlah 34 orang, terdiri dari 32

guru laki-laki dan 2 guru perempuan.

4. Sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu: Ruang kelas, Ruang kep.

Madrasah, Ruang guru, Ruang tata usaha, Lab computer, Perpustakaan,

Ruang UKS, Mushola, Kantin, Ruang aula, WC guru, WC siswa dan

siswi, Lapangan danTaman.

5. Respon masyarakat terhadap madrasah sangat baik, karena madrasah

memiliki ciri yang tidak dimiliki oleh madrasah lain, yakni ada pelajaran

kitab kuning.

6. Menurut saya, akhlak siswa yang tinggal bersama keluarga tidak lebih baik

dari pada yang tinggal di pesantren.

7. Menurut saya, akhlak siswa yang tinggal di pesantren lebih baik dari pada

yang tinggal bersama keluarga.

8. Ya, ada. Akhlak siswa yang tinggal di pesantren lebih baik karena sangat

diawasi oleh para pengasuh, sehingga lebih terkontrol selama berada di

dalam asrama.

9. Ada beberapa faktor, di antaranya pergaulan, lingkungan, keluarga, dan

teman sepergaulan.

Page 82: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan

10. Untuk mendidik akhlak siswa selain memberikan pembelajaran juga

melakukan pengawasan terhadap individu siswa tersebut. Juga menerima

laporan dari orang tua tentang kegiatan anak di rumah.

Page 83: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan
Page 84: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan
Page 85: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan
Page 86: LEMBAR PE NGESAHAN DOSEN PEMBIMBING DI LINGKUNGAN KELUARGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25425/3/SAIFUL... · lembar pe ngesahan dosen pembimbing perbedaan