Laporan PE

38
BAB 1 PENDAHULUAN a. DEFINISI PARAMETER 1. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. nformasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Cara Menghitung Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran

Transcript of Laporan PE

BAB 1

PENDAHULUAN

a. DEFINISI PARAMETER

1. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu

42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat

persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya,

tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. nformasi mengenai

tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan

reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko

tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh

tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan,

penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya

bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan

reproduksi.

Cara Menghitung

Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000

kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan

cara ini diperoleh rasio kematian ibu  kematian maternal per 100.000 kelahiran

Rumus

Dimana:

Jumlah Kematian Ibu  yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan

karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di

daerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di

daerah tertentu.

Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.                       

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang

telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu

meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015

adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang

dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian

upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan

komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

2. Angka Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi  lahir sampai bayi belum

berusia  tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis

besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian

bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh

faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat

konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi

setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor

yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka

kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan

berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal

disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-

program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan

program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan

anti tetanus.

Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian

Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program

pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan

pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

Cara Menghitung

 Dimana:

AKB      = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

 D 0-<1th     =Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu  di

daerah tertentu.

 ∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di  daerah tertentu (lihat

modul fertilitas untuk definisi kelahiran hidup).

 K = 1000

3. Gizi buruk (Ibu hamil dan menyusui)

Malnutrisi pada ibu hamil bisa dalam berbagai macam. Ali.,et al(2011) mengatakan

bahwa salah satu defisiensi mikronutrien yaitu Fe(zat besi) merupakan salah satu gizi buruk

selama kehamilan. Kekurangan zat tersebut bisa menyebabkan ibu hamil terkena anemia.

Dampak tersebut berpengaruh pada ibu maupun janin selama dan setelah melahirkan.

Kekurangan zat besi meningkatkan risiko pre-eclamsi atau hipertensi pada ibu hamil dan bisa

menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi (Ali.,et al 2011).Selain itu,

menurut Wagner., et al (2012) vitamin D juga berpengaruh pada perkembangan janin .

Brooke et al., 1980 mengatakan bahwa defisiensi vitamin D pada ibu hamil bisa

menyebabkan adanya gangguan pada janin yakni kelainan tulang pada janin, pembentukkan

enamel gigi dan perkembangan janin lainnya (dikutip dalam Wagner., et al 2012). Sedangkan

menurut WHO (2012), ibu hamil yang kekurangan vitamin D dihubungkan dengan

peningkatan risiko pre-eclamsi dan diabetes gestasional. Contoh lain dari kekurangan

mikronutrien adalah defisiensi yodium. Menurut Delange(2001), risiko bayi yang lahir

dengan kekurangan zat tersebut adalah gangguan neurologis dan retardasi mental.

Sedangkan salah satu defisiensi makronutrien yang berakibat buruk pada

perkambangan janin adalah kekurangan protein . Menurut Pudyani (2005), protein berperan

pada perkembangan bayi pre-natal terutama pada kualitas dan kematangan tulang. Menurut

Gillivary (1985) , Kekurangan protein akan menyebabkan perubahan pada timbunan asam

amino,hal tersebut mengakibatkan hambatan reaksi sintesis protein sehingga menimbulkan

hambatan juga dalam pembentukan matriks organik tulang. Padahal matriks organik tersebut

digunakan untuk proses kalsifikasi tulang , yakni proses pengendapan kalsium dan

fosfor(mineral tulang) yang digunakan untuk pertumbuhan tulang(dikutip dalam Pudyani,

2005).

Dengan demikian gizi buruk sangat berdampak buruk pada kehamilan , baik pada ibu

maupun pada janin yang dikandungnya. Oleh karena itu , ibu hamil harus menjaga kondisi

fisik , misalnya makan yang bergizi sehat, meminum suplemen vitamin bila perlu, serta rajin

memeriksakan kandungannya serta menjaga kondisi psikologis agar janin bisa berkembang

secara normal dan optimal dan ibu hamil pun juga dalam keadaan sehat. 

Gizi buruk dapat menyebabkan Kurang energi kronis (KEK)

KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronis) sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK

dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.

- Pada wanita usia subur (WUS)

kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan menghasilkan bayi dengan kualitas

yang baik, dan akan mempunyai risiko yang kecil terhadap timbulnya penyakit selama

kehamilan dan melahirkan.

- Pada ibu hamil

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa

prenatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini

banyak ibu yang meninggal karena perdarahan sehingga meningkatkan angka kematian ibu

dan anak.

- Gangguan perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewas yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang.

Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.

- Gangguan dan fungsi otak

Kurang gizi pada usia muda berpengaruh terhadap perkembangan mental, antara lain karena

kemampuan berpikir kurang. Otak mencapai perkembangan maksimal pada usia dua tahun.

Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

- Gangguan pertahanan tubuh

Status gizi kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres menurun.

Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti

pilek, batuk, dan diare. Pada usia balita, keadaan ini dapat mengakibatkan kematian.

4. Sosial Ekonomi

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor

penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan

untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim

muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejangkejang,aborsi, dan

infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukuppenting. Misalnya,

pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakangpendidikan, sosial ekonomi

keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakanjuga berpengaruh. Kaum lelaki pun

dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih

bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah

ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki

terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan

adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian

dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh

pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.

5. Akseptor KB

Keluarga Berencana merupakan suatu upaya untuk mengatur jumlah penduduk. Menurut

Hartanto (2003) Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara pengatur fertilisasi untuk

membantu seseorang atau keluarga mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud disini

adalah suatu pengaturan kehamilan secara sengaja oleh keluarga tersebut, yang tidak

melawan hukum atau perundang-undang yang berlaku dan juga moral pancasila dan untuk

kesejahteraan keluarga. Tujuan umum pelayanan medik keluarga berencana adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka mewujudkan NKKBS.

Untuk mencapai keberhasilan pelayanan keluarga berencana tersebut perlu didukung oleh

anggota masyarakat sebagai pendukung gerakan keluarga berencana dengan berpartisipasi

secara aktif sebagai peserta KB atau akseptor KB. Akseptor KB adalah anggota masyarakat

yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor

KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu fase menunda atau mencegah

kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan

atau kesuburan. Akseptor KB lebih disarankan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

menggunakan alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur inilah yang lebih berpeluang

besar untuk menghasilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran. b. Macam-

macam Akseptor KB Akseptor keluarga berencana yang diikuti oleh pasangan usia subur

dapat dibagi menjadi tiga macam : 1) Akseptor atau peserta KB baru, yaitu Pasangan Usia

Subur yang pertama kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang

berakhir dengan keguguran atau persalinan. 2) Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta

yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. 3) Akseptor atau peserta

KB ganti cara, yaitu peserta KB yang ganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi ke

metode kontrasepsi lainnya.

6. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan

A. KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT

1. SENGGAMA TERPUTUS

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi

pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma

dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu

tahu kapan spermanya keluar.

2. PANTANG BERKALA (SISTEM KALENDER)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur.

Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya alias

mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan

membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam

menghitung siklus haidnya setiap bulan.

B. KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT

1. KONDOM

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di

masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak

berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam

liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat

mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Tidak mengganggu kesehatan klien

4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik

5. Murah dan dapat dibeli secara umum

6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus

7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

2. DIAFRAGMA

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan

ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Jenis kontrasepsi diafragma :

1. Flat spring (flat metal band)

2. Coil spring (coiled wire)

3. Arching spring)

Cara kerja kontrasepsi diafragma :

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas

(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.

Manfaat kontrasepsi diafragma :

1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam

sebelumnya

4. Tidak mengganggu kesehatan klien

5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik

3.SPERMISIDA

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan

atau membunuh sperma.

Jenis kontrasepsi spermasida :

1. Aerosol

2. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm

3. Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :

Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan

menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat kontrasepsi spermisida :

1. Efektif seketika (busa dan krim)

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain

4. Tidak mengganggu kesehatan klien

5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik

6. Mudah digunakan

7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

4.Kb Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui

suntikan hormonal

1.  Kb Suntik 1 bulan (kombinasi)

adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang diberikan

injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg Estradional

Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali

Keuntungan menggunakan KB Suntik

- Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.

- Tidak membatasi umur

- Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan cocok

untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik

- Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa

haid, sakit kepala dan nyeri payudara

- Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

Indikasi:

- Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

- Ibu hamil atau diduga hamil

- Pendarahan vaginal tanpa sebab

- Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

- Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

- Penderita kanker payudara

1. Kb  Suntikan 3 bulan.

Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan

kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini

termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja

kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk

program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan kb suntik 3 bulan

-         Resiko terhadap kesehatan kecil.

-         Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

-         Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

-         Jangka panjang

-         Efek samping sangat kecil

-         Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

Kerugian kb suntik 3 bulan

1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak

atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

5.KB PIL Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak

1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah

kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat

dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum

bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka

hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama

masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..

Jenis-jenis kontrasepsi Pil

1. Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan

mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir

100% efektif bila diminum secara teratur.

Jenis – jenis pil kombinasi:

1. monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif

estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif

estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,

dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif

estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai

dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil

aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada

pasien serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam

pencegahan kehamilan yang setara

2. Pil khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah

kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher

rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan

endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah

dibuahi.

Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh

darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,

perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),

penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,

bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina

(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

6.AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi

yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi

ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu

ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi

ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap

tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR :

1.  Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi

lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi

(anti pembuahan) yang cukup baik.

 Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini

mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat

tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya

lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan

berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya

diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.

Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang

biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30

mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang

rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang

menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

7. KONTRASEPSI IMPLANT Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di

bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas

sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga

dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah

kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa

hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep

kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk

dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.

8.Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan

wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada

pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi,

maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik

sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting

dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi

tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak

harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan

yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil

keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30

tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

9.Kontrasepsi vasektomi Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

Indikasi kontrasepsi vasektomi

            Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi

merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta

melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.

Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi

1. Infeksi kulit pada daerah operasi

2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien

3. Hidrokel atau varikokel

4. Hernia inguinalis

5. Filarisasi(elephantiasis)

6. Undesensus testikularis

7. Massa intraskotalis

8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoaglansia

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

Umur ibu kurang dari 20 tahun:

1. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.

2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi

bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.

4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.

Umur ibu antara 20–30 tahun

1. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.

2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan

utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.

Umur ibu di atas 30 tahun

1. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa

merupakan pilihan kedua.

2. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai

dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti

mencegah

b. Nilai parameter

Referensi :

Wildman, Derek E.2011(published on PMC 2012).Toward an integrated evolutionary

understanding of the mammalian placenta. NIH Public Access.[online] Accessed on 16

Januari 2013 at 14.10

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3437765/pdf/nihms399368.pdf

          DELANGE, F.2001. Iodine deficiency as a cause of brain damage. Postgraduate

Medical Journal. [online]. Vol 77. pp.217–pp.220 Accessed on 16 Januari 2013 at 14.15    

http://pmj.bmj.com/content/77/906/217.full.pdf

Pudyani, Pinandi Sri. 2005. Reversibilitas kalsifikasi tulang akibat kekurangan protein

pre dan post natal. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.).[online]. Vol. 38. No. 3 .hal.115–119 diakses 16

Januari 2013 jam 15.00    http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-04.pdf

Wagner, Carol L et al., 2012 . Vitamin D and Its Role During Pregnancy in Attaining

Optimal Health of Mother and Fetus. Nutrients.[online].Vol. 4.pp.208-pp.230 Accessed on 16

Januari 2013 at 16.05    

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3347028/pdf/nutrients-04-00208.pdf

A Ali, Abdel Aziem et al., 2011. Severe anaemia is associated with a higher risk for

preeclampsia and poor perinatal outcomes in Kassala hospital, eastern Sudan. BioMed

Central.[online]. Vol. 4:311Accessed on 16 Januari 2013 at 16.25    

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3224576/

Krisnansari , Diah . 2010. NUTRISI DAN GIZI BURUK. Mandala of Health.[online].

Vol 4, Nomor 1.hal.60-68 diakses 16 Januari 2013 jam 16.40    

http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala%20jan%202010%20pdf/NUTRISI

%20DAN%20GIZI%20BURUK.pdf

Kusumawati, Yuli dan Mutalazimah .2004 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN

PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD DR.

MOEWARDI SURAKARTA. Infokes.[online].Vol 8 No 1 diakses 16 Januari 2013 jam

17.05    http://eprints.ums.ac.id/528/1/infokes_8(1)_Yuli_kusumawati.pdf

World Organization Health. 2012. Vitamin D supplementation during pregnancy for

the prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia.[online] Accessed on 16 Januari

2013 at 21.35  http://www.who.int/elena/titles/vitamind_pregnancy/en/index.html

Blössner, Monika, and de Onis, Mercedes. 2005. Malnutrition: quantifying the health

impact at national and local levels. WHO Environmental Burden of Disease Series. No. 12.

[online] Accessed on 16 Januari 2013 at

21.55 http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241591870.pdf

 

2. Tinjauan Kepustakaan

Fisiologi kehamilan

Membicarakan proses kehamilan merupakan bagian paling sulit, karena menanamkan

pengertian tentang oogenesis, spermatogenesis, konsepsi, transportasinya, proses

nidsasi, dan selanjutnya diikuti dengan gambaran tentang pembentukan plasenta.

Oogenesis

Pada wanita yang mencapai pubertas terdapat sekitar 2.000.000 oosit dalam

ovariumnya yang terbungkus oleh: 1.ruang previtalium, 2. Zona pleusida, 3. Folikel

primordial.

Oosit berasal dari sel induk yang mengalami pembelahan diri sehingga tercapai

bentuk oosit dengan 23 kromosom.

Setelah mencapai pubertas, oosit mulai dirangsang oleh FSH sehingga oosit akan

tumbuh dan berkembang, juga mengeluarkan estradiol, yang akan merangsang tanda-

tanda seks sekunder pada organ akhir ditubuh wanita, yaitu:

1. Tumbuh kembangnya mammae

2. Tumbuh kembangnya bulu sesuai dengan pola wanita

3. Terdapat timbunan lemak sesuai dengan pola wanitanya

4. Perubahan panca indera sebagai alat penerima rangsangan, pandangan, perhatian,

pendengaran, dan rangsangan seksual.

Disekitar folikel primordial terdapat sel granulosa yang terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Teka interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan sebagian tempat

terbentuknya hormon estradiol, selama pertumbuhan folikel de Graaf

2. Teka eksterna, dengan susunan yang lebih padat dapat dan terdiri dari sejumlah

jaringan ikat, tidak banyak mengandung pembuluh darah

Pada siklus dengan pelepasan ovum, setelah folikel de graaf mencapai pembesaran

maksimal, akan terjadi beberapa hal penting, yaitu:

1. Ovum melepaskan diri dari komolus oophorus, tetapi sebagiannya masih tetap

dibungkus oleh sel granulosa disebut konora radiata

2. Pengeluaran estradiol akan mencapai mencapai maksimal dan tekanan intrafolikel

dapat semakin meningkat, terjadi devaskularisasi permukaan folikel yang

memudahkan folikel mengalami ruptur, dengan melemparkan ovum yang terbungkus

korona

Pertumbuhan dan perkembangan janin diawali dengan adanya pembentukan ovum, zigot, dan

blastokista, san selama 2 minggu pertama setelah ovulasi, dapat diidentifikasi sejumlah fase

perkembangan yang terjadi berturut – turut :

1. Ovulasi

2. Fertilisasi ovum

3. Pembentukan blastokista bebas

4. Implantasi blastokista

Periode embrionik dimulai sejak awal minggu ketiga setelah ovulasi / fertilisasi, yang

bersamaan dengan waktu perkiraan menstruasi berikutnya seharusnya dimulai. Sebagian

besar uji kehamilan yang mengukur godotropin korionik manusia akan memberikan hasil

positif pada saat ini dan lempang embrionik sudah terbentuk sempurna. Tangkai tubuh

berdiferensiasi, kantung korion berdiameter sekitar 1 cm. Terdapat ruang antar vilus sejati

yang mengandung darah ibu dan vilus yang berisi mesoderm korion angioblastik.

Pada akhir minggu keempat setelah ovulasi, kantung korion berdiameter 2 sampai 3 cm, dan

mudigah memiliki panjang sekitar 4 sampai 5 mm. Pembentukan sekat pada jantung primitif

dimulai pada pertengahan minggu keempat. Tampak tonjolan bakal lengan dan tungkai, dan

amnion mulai mengeluarkan tangkai tubuh, yang kemudian menjadi tali pusat.

Pada akhir minggu keenam setelah fertilisasi, mudigah memiliki panjang 22 – 24mm, dan

kepala cukup besar dibandingkan dengan badan. Jantung sudah terbentuk lengkap. Jari

tangan dan kaki sudah terbentuk, dan lengan menekuk disiku. Bibir atas telah lengkap dan

telinga luar membentuk tonjolan definitif dikedua sisi kepala.

Akhir periode mudigah dan awal periode janin ditentukan secara tegas oleh sebagian ahli

embriologi terjadi 8 mingu setelah fertilisasi, atau 10 minggu setelah awitan menstruasi

terakhir. Pada saat ini, mudigah – janin memiliki panjang hampir 4cm. Sebagian besar

perkembangan paru belum terjadi, tetapi beberapa struktur tubuh utama sudah terbentuk

setelah waktu ini. Perkembangan selama periode gestasi janin terdiri dari pertumbuhan dan

pematangan struktur – struktur yang telah terbentuk pada masa mudigah.

Pada kehamilan akhir minggu ke 12, saat uterus biasanya teraba tepat diatas simfisis pubis,

maka panjang ubun-ubun bokong janin adalah 6 sampai 7cm. Pusat-pusat osifikasi telah

tampak pada sebagian besar tulang janin, dan jari tangan dan kaki telah mulai berdiferensiasi.

Kulit dan kuku telah tumbuh dan disana – sini muncul bakal rambut, genitalia eksterna telah

mulai memperlihatkan tanda-tanda definitif jenis kelamin pria dan wanita. Janin mulai

melakukan gerakan spontan.

Pada akhir minggu ke-16, panjang ubun-ubun-bokong telah mencapai 12cm. Dan beratnya

110g. Jenis kelamin telah dapat ditentukan dengan tepat oleh pemeriksa yang berpengalaman

melalui inspeksi genitalia eksterna pada minggu (menstruasi) ke 14.

Akhir minggu ke-20 merupakan titik pertengahan kehamilan sesuai perkiraan dari awal

menstruasi normal terakhir. Berat janin sekarang telah lebih sedikit dari 300g, dan berat

mulai meningkat secara linier. Kulit janin mulai kurang transparan, lanugo halus menutupi

seluruh tubuhnya, dan mulai beberapa rambut kepala.

Pada akhir minggu ke- 24, janin memiliki berat sekitar 630g. Kulit memperlihatkan keriput

yang kas, dan mulai terjadi penimbunan lemak. Kepala masih relatif cukup besar, bulu mata

dan alis biasanya sudah dapat dikenali. Periode kanalikular perkembangan paru, yaitu saat

bronkus dan bronkiolus membesar dan duktus alveolaris terbentuk, sudah hampir selesai.

Janin yang lahir pada periode ini akan berusaha bernafas, tetapi sebagian besar akan

meninggal karena saccus terminalis yang dibutuhkan untuk pertukaran gas belum terbentuk.

Pada akhir minggu ke 28, panjang ubun-ubun-bokong adalah sekitar 25 cm dan berat janin

sekitar 1100 gr. Kulit tipis , merah, dan ditutupi oleh verniks kasiosa. Membran pupil baru

lenyap dari mata. Bayi yg lahir pada waktu ini dapat menggerakkan ekstremitasnya dengan

cukup energik dan menangis lemah. Bayi normal yang lahir pada usia ini memiliki

kemungkinan 90% untuk bertahan hidup.

Pada akhir minggu ke 32, janin memiliki panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat

sekitar 1800 gr. Permukaan kulit masih merah dan berkeriput. Tanpa adanya keadaan

penyulit, bayi yang lahir pada periode ini biasanya an=kan bertahan hidup.

Pada akhir minggu ke 36, rata-rata panjang ubun-ubun bokong janin adalah 32 cm dan berat

sekitar 2500 gr. Karena pengendapan lemak subkutis, tubuh menjadi lebih bulat, dan

gambaran keriput di wajah yang sebelumnya ada telah menghilang. Bayi yang lahir pada

waktu ini memiliki kemungkinan yang sangat baik untuk bertahan hidup dengan perawatan

benar.

Pada gestasi minggu ke 40, aterm dicapai pada minggu ke 40 dari awitan menstruasi terakhir.

Pada waktu ini janin sudah berkembang sempurna, dengan gambaran khas neonatus . rata-

rata panjang ubun-ubun—bokong janin aterm adalah sekitar 36 cm, dan berat sekitar 3400 gr.

Tinggi fundus uteri

Tinggi fundus uteri dapat dipergunakan untuk mengetahui hal-hal berikut:

1. Usia kehamilan

2. Tinggi fundus unteri untuk menentukan berat janin dalam uterus

Usia kehamilan

1. Menurut kelaziman:

Sebelum akhir bulan III : fundus uteri belum teraba diluar/diatas simfisis

Akhir bulan III (usia kehamilan 12minggu), tinggi fundus uteri 1-2jari diatas

simfisis

Akhir bulan IV (usia kehamilan 16minggu), fundus uteri pertengahan simfisis

dengan pusat

Akhir bulan V (usia kehamilan 20minggu), fundus uteri 3 jari dibawah pusat

Akhir bulan VI (usia kehamilan 24minggu), fundus setinggi pusat

Akhir bulan VII (usia kehamilan 28minggu), fundus uteri 3 jari di atas pusat

Akhir bulan VIII (usia kehamilan 32minggu), fundus uteri mencapai arkus

kostae atau 3 jari dibawah prosesus xyphoideus

Akhir bulan X (usia kehamilan 40minggu), fundus uteri pertengahan antara

prosesus xyphoideus dan pusat

2. Menurut rumus McDonald:

Umur hamil (bulan)= tinggi fundus uteri(cm)

3,5cm

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tinggi

fundus

uteri

Usia

kehamilan

20 5

23 6

26 7

30 8

33 9

3. Menurut hukum empat bartholomew

Umu

r

hamil

Tinggi fundus

uteri

Bulan

I

Setinggi simfisis

pubis

Bulan

II

¼ diatas simfisis

pubis

Bulan

III

2/4 diatas simfisis

pubis

Bulan

IV

¾ diatas simfisis

pubis

Bulan

V

Setinggi pusat

Bulan

VI

¼ diatas pusat

Bulan

VII

2/4 diatas pusat

Bulan

VIII

3/4 diatas pusat

Bulan

IX

Setinggi arkus

kostae

Menggunakan tinggi fundus uteri sebagai dasar usia kehamilan agak sulit ditetapkan

dengan alasan berikut:

1. Kecepatan tumbuh kembang janin bukan merupakan pertumbuhan linear

2. Tebal tipisnya lapisan lemak dinding abdomen mempengaruhi keberhasilan

3. Faktor herediter misalnya pada kehamilan ganda, maka perkiraan umur kehamilan

dengan fundus uteri tidak/kurang tepat

Tinggi fundus uteri menentukan berat janin dalam uterus

Untuk menentukan berat janin dalam uterus dapat dipergunakan rumus

Lohnson sebagai berikut.

Berat janin = (tinggi fundus uteri-12) x 155 gram

Jika kepala telah masuk PAP, pengurangannya/rumusnya menjadi:

Berat janin = (tinggi fundus uteri-11) x 155 gram

Perhitungan berat janin ini tidaklah sangat tepat mengingat beberapa faktor dibawah

ini:

1. Pertumbuhan janin bukan merupakan garis liniear

2. Tebal tipisnya dinding abdomen

3. Pola makan berbeda, rumus ini belum tentu tepat untuk masyarakat Indonesia karena

tumbuh kembang janin yang sangat berbeda

Placenta (uri)

Placenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran

zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada placenta,baik

tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal placenta. Setelah nidasi sel-sel

trofoblast menyerbu ke dalam deciduas sekitarnya sambil menghancurkan jaringan

sedangkan di antara masa trofoblast timbul lubang-lubang hingga menyerupai

susunan spons. Lubang ini kemudian berisi darah ibu karena juga dinding pembuluh-

pembuluh darah termakan oleh kegiatan trofoblast.

Mula-mula sel-sel dihancurkan menjadi bahan makanan bagi telur kemudian makanan

diambil dari darah ibu.Sel-sel trofoblast yang menyerbu kemudian merupakan batang-

batang yang masing-masing bercabang pula dan akhirnya menjadi jonjot chorion (villi

chorialis).

Peredaran Darah Janin

Darah janin dialirkan ke placenta melalui arteri umbilicales dan disini dimuat dengan

bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui

vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang

yang kecil bersatu dengan vena porta,darahnya beredar dalam hati daan kemudian

diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.

Sedangkan cabang satunya lagi ialah ductus venosus Arantii yang berlangsung masuk

ke dalam vena cava inferior.

Perubahan pada Badan Ibu

1.Uterus

Uterus bertambah besaar dari alat beratnya 30 gr menjadi 1000 gr dengan ukuran

panjang 32 cm lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm. pembesaran ini

disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim,tetapi pada kehamilan muda terbentuk

juga sel-sel otot yang baru.

2.Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah,hingga warna selaput lendirnya membiru

(tanda Chadwick). Kekenyalan vagina bertambah artinya daya diregang

bertambah,sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya disebabkan

bertambahnya reaksi asam pH 3,5-6,0.

3.Ovarium

Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus luteum graviditatis,tetapi setelah

bulak ke IV corpus luteum ini mengisut.

4.Dinding Perut

Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau

serong pada perut.

5. Payudara

Pada minggu-minggu awal, wanita hamil sering mengalamai rasa nyeri dan gatal di

payudara. Setelah bulan kedua payudara bertambah besar dan vena-vena halus

menjadi kelihatan tepat dibawah kulit. Puting susu bertambha besar dan, berpigmen

dan bertambah gela, dan lebih erektil. Setelah beberapa bulan pertama, cairan kental

kekuning-kuningan, colostrum, sering dapat ditekan keluar dari puting susu dengan

tekanan lembut. Pada saat itu areola menjadi lebih besar dan berpigmen lebih gelap.

Sejumlah tonjolan-tonjolan kecil tersebar diseluruh areola yang disebut kelenjar

Montgomery—merupakan kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi.