Lembar 4 1 Lembar -...

2
Lembar 07 informasi Mei 2016 Class Action di dalam hukum Indonesia diterjemahkan dengan istilah Gugatan Perwakilan Kelompok. Gugatan Perwakilan Kelompok dapat dimengerti sebagai gugatan yang diajukan oleh satu orang, atau lebih, untuk mewakili diri sendiri dan anggota kelompok lebih besar. Sekelompok orang tersebut, orang yang mewakili maupun yang diwakili, haruslah memiliki kesamaan: kesamaan fakta dan kesamaan dasar hukum Sejak kapan gugatan Class Action diakui di Indonesia? Class Action atau Gugatan Perwakilan Kelompok diakui pertama kali dalam sistem hukum Indonesia melalui UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lalu, dua tahun kemudian muncul UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (UU Kehutanan). Dalam ketiga UU tersebut diatur secara tegas mengenai Gugatan Perwakilan Kelompok. CLASS ACTION: GUGAT BERSAMA, RAIH KEMENANGAN BERSAMA Kemudian pada tahun 2002 Mahkamah Agung menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok yang berisi tentang suatu tata cara pengajuan permohonan gugatan. Bagaimana cara mengajukan gugatan Class Action? Secara umum terdapat lima tahapan yang akan dilalui dalam proses peradilan Gugatan Perwakilan Kelompok. Secara sederhana proses dari awal hingga akhir dari Gugatan Perwakilan Kelompok ini tergambar dalam diagram di bawah ini: Lembar 07 informasi Mei 2016 3. Pembuktian khusus untuk membuktikan masalah yang sama yang menimpa banyak orang; dan 4. Mekanisme pembagian uang ganti kerugian untuk sejumlah besar uang. Tahap 5: Putusan Putusan dalam Gugatan Perwakilan Kelompok dapat berupa dikabulkannya sebagian atau seluruh gugatan maupun ditolaknya gugatan. Dalam hal Gugatan Perwakilan Kelompok dikabulkan, hakim wajib memutuskan jumlah kerugian secara rinci, penentuan kelompok dan/ atau sub-kelompok yang berhak menerima. Selain itu hakim juga harus merinci mekanisme secara khusus. Namun biasanya Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan, 3 bulan untuk banding (SEMA No. 02 Tahun 2014). Rentang waktu tersebut belum termasuk dengan proses pengadilan tingkat kasasi dan PK di Mahkamah Agung. Adakah contoh kasus Class Action yang dimenangkan penggugat? Ada. Salah satu contoh terkini gugatan Class Action yang menang terjadi di Pengadilan Negeri Indramayu (Republika 19 Mei 2015). Dalam kasus tersebut, Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS) pendistribusian ganti kerugian serta langkah- langkah yang wajib ditempuh oleh wakil kelompok dalam proses penetapan dan pendistribusian. Lalu dalam eksekusi putusannya dilakukan setelah diadakannya pemberitahuan kepada anggota kelompok, komisi telah terbentuk, tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak tentang penyelesaian ganti kerugian dan tergugat tidak bersedia secara sukarela melaksanakan putusan. Berapa lama proses peradilan gugatan? Perihal jangka waktu proses peradilan dalam Gugatan Perwakilan Kelompok tidak ditentukan mengajukan gugatan Class Action terhadap PT PG Rajawali II. Mereka meminta agar kawasan yang saat ini digunakan menjadi perkebunan tebu seluas 6.000 hektare diubah kembali menjadi hutan. Mereka menilai alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan tebu berdampak pada lingkungan yaitu menyebabkan banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, suhu udara yang memanas karena gersang, polusi udara akibat pembakaran tebu, serta penurunan kualitas dan kuantitas air tanah. Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Indramayu memenangkan gugatan masyarakat penyangga hutan terhadap PT PG Rajawali II dalam kasus hak guna usaha (HGU) lahan pada bulan Mei tahun lalu. Dalam putusan majelis hakim memerintah perusaahan mengembalikan hutan seperti aslinya. 1 4

Transcript of Lembar 4 1 Lembar -...

Lembar 07 informasi

Mei 2016

Class Action di dalam hukum Indonesia diterjemahkan dengan istilah Gugatan Perwakilan Kelompok. Gugatan Perwakilan Kelompok dapat dimengerti sebagai gugatan yang diajukan oleh satu orang, atau lebih, untuk mewakili diri sendiri dan anggota kelompok lebih besar. Sekelompok orang tersebut, orang yang mewakili maupun yang diwakili, haruslah memiliki kesamaan: kesamaan fakta dan kesamaan dasar hukum

Sejak kapan gugatan Class Action diakui di Indonesia?

Class Action atau Gugatan Perwakilan Kelompok diakui pertama kali dalam sistem hukum Indonesia melalui UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lalu, dua tahun kemudian muncul UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (UU Kehutanan). Dalam ketiga UU tersebut diatur secara tegas mengenai Gugatan Perwakilan Kelompok.

CLASS ACTION: GUGAT BERSAMA, RAIH KEMENANGAN BERSAMA

Kemudian pada tahun 2002 Mahkamah Agung menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok yang berisi tentang suatu tata cara pengajuan permohonan gugatan.

Bagaimana cara mengajukan gugatan Class Action?

Secara umum terdapat lima tahapan yang akan dilalui dalam proses peradilan Gugatan Perwakilan Kelompok. Secara sederhana proses dari awal hingga akhir dari Gugatan Perwakilan Kelompok ini tergambar dalam diagram di bawah ini:

Lembar 07 informasi

Mei 2016

3. Pembuktian khusus untuk membuktikan masalah yang sama yang menimpa banyak orang; dan

4. Mekanisme pembagian uang ganti kerugian untuk sejumlah besar uang.

Tahap 5: Putusan

Putusan dalam Gugatan Perwakilan Kelompok dapat berupa dikabulkannya sebagian atau seluruh gugatan maupun ditolaknya gugatan. Dalam hal Gugatan Perwakilan Kelompok dikabulkan, hakim wajib memutuskan jumlah kerugian secara rinci, penentuan kelompok dan/atau sub-kelompok yang berhak menerima. Selain itu hakim juga harus merinci mekanisme

secara khusus. Namun biasanya Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan, 3 bulan untuk banding (SEMA No. 02 Tahun 2014). Rentang waktu tersebut belum termasuk dengan proses pengadilan tingkat kasasi dan PK di Mahkamah Agung.

Adakah contoh kasus Class Action yang dimenangkan penggugat?

Ada. Salah satu contoh terkini gugatan Class Action yang menang terjadi di Pengadilan Negeri Indramayu (Republika 19 Mei 2015). Dalam kasus tersebut, Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS)

pendistribusian ganti kerugian serta langkah-langkah yang wajib ditempuh oleh wakil kelompok dalam proses penetapan dan pendistribusian. Lalu dalam eksekusi putusannya dilakukan setelah diadakannya pemberitahuan kepada anggota kelompok, komisi telah terbentuk, tidak tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak tentang penyelesaian ganti kerugian dan tergugat tidak bersedia secara sukarela melaksanakan putusan.

Berapa lama proses peradilan gugatan?

Perihal jangka waktu proses peradilan dalam Gugatan Perwakilan Kelompok tidak ditentukan

mengajukan gugatan Class Action terhadap PT PG Rajawali II. Mereka meminta agar kawasan yang saat ini digunakan menjadi perkebunan tebu seluas 6.000 hektare diubah kembali menjadi hutan. Mereka menilai alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan tebu berdampak pada lingkungan yaitu menyebabkan banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, suhu udara yang memanas karena gersang, polusi udara akibat pembakaran tebu, serta penurunan kualitas dan kuantitas air tanah.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Indramayu memenangkan gugatan masyarakat penyangga hutan terhadap PT PG Rajawali II dalam kasus hak guna usaha (HGU) lahan pada bulan Mei tahun lalu. Dalam putusan majelis hakim memerintah perusaahan mengembalikan hutan seperti aslinya.

14

Tahap 1: Permohonan Pengajuan Gugatan Perwakilan Kelompok

Mengajukan gugatan Class Action cukup gampang yaitu cukup memenuhi syarat-syaratnya yaitu, syarat subjek atau penggugat dan syarat administratif.

Syarat Penggugat (Material)

Jumlah anggota kelompok harus sedemikian banyak sehingga gugatan akan menjadi tidak efektif dan efisien jika dilakukan secara sendiri-sendiri;

Terdapat kesamaan fakta (peristiwa) dan kesamaan dasar antara pihak yang mewakili (wakil kelompok) dan pihak yang diwakili (anggota kelompok).

Misalnya sungai tercemar akibat pembuangan limbah oleh perusahaan;

Tuntutan dari seluruh anggota kelompok dan juga wakil kelompok haruslah sejenis. Pada umumnya tuntutan gugatan perwakilan kelompok adalah pembayaran ganti kerugian. Misalnya karena sungai tercemar, warga meminta kepada pihak yang digugat untuk mengganti kerugian baik material (uang, barang dan lain-lain) maupun immaterial. Biasanya warga yang merasa dirugikan akan mengisi formulir kerugian;

Wakil kelompok harus memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk melindungi kepentingan anggota kelompok.

Syarat Administratif

Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus disampaikan secara jelas dan rinci memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara pendistribu- sian ganti kerugian kepada seluruh anggota kelompok termasuk usulan tentang pembentukan tim atau panel yang membantu memperlancar pendistribusian kerugian.

Setelah memenuhi semua syarat, warga yang didamping oleh Kuasa Hukum mendaftarkan gugatan ke pengadilan negeri setempat.

Tahap 2: Proses Sertifikasi atau Pemberian Izin

Tahap 3: Pemberitahuan

Pemberitahuan dalam tahapan ini maksudnya adalah pemberitahuan kepada anggota kelompok yang diperlukan untuk memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk menentukan apakah mereka menginginkan untuk ikut serta dan terikat dengan putusan dalam perkara tersebut atau tidak menginginkan, yaitu dengan cara menyatakan keluar (opt out) dari keanggotaan kelompok.

Cara pemberitahuan kepada anggota kelompok dapat dilakukan melalui media cetak dan/atau elektronik, kantor-kantor pemerintah seperti kecamatan, kelurahan atau desa, kantor pengadilan, atau secara langsung kepada anggota kelompok yang bersangkutan sepanjang yang dapat diidentifikasi berdasarkan persetujuan hakim. Pemberitahuan ini dilakukan dalam dua tahap, yakni setelah hakim memutuskan bahwa pengajuan Gugatan Perwakilan Kelompok dinyatakan sah dan pada tahap penyelesaian dan pendistribusian ganti kerugian ketika gugatan dikabulkan.

Bagi pihak yang menyatakan diri keluar dari keanggotaan gugatan, maka secara hukum tidak terikat dengan putusan gugatan tersebut. Kalau tuntutan gugatan ditolak, pihak yang tidak keluar ini tidak dapat lagi mengajukan gugatan untuk kasus yang sama. Sebaliknya jika tuntutan Gugatan Perwakilan Kelompok dikabulkan, maka pihak yang tidak menyatakan keluar berhak menerima ganti kerugian yang ditetapkan.

Tahap 4: Pemeriksaan dan Pembuktian

Proses pemeriksaan dan pembuktian dalam Gugatan Perwakilan Kelompok pada dasarnya sama dengan gugatan dalam perkara perdara pada umumnya, yang meliputi: 1) Gugatan; 2) Jawaban; 3) Replik; 4) Duplik; 5) Pembuktian; dan 6) Kesimpulan. Namun terdapat beberapa hal khas dalam Gugatan Perwakilan Kelompok yang akan diperiksa dan dibuktikan, yakni:

1. Pemeriksaan perihal kejujuran dan keberpihakan wakil kelompok pada kepentingan anggota kelompok.

2. Pemeriksaan terhadap kesamaan fakta, dasar hukum, dan tuntutan pada seluruh anggota kelompok;

Identitas lengkap dan jelas wakil kelompok (KTP/KK);

Definisi kelompok secara rinci dan spesifik, walaupun tanpa menyebut kan nama anggota kelompok satu per satu (Misal, kelompok petani dan nelayan);

Posita atau dasar gugatan dari seluruh kelompok baik wakil kelom- pok maupun anggota kelompok, yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi, yang dikemukakan secara jelas dan rinci;

Dalam suatu gugatan, dapat dikelompokkan beberapa bagian kelompok atau sub-kelompok, jika tuntutan tidak sama karena sifat dan kerugian yang berbeda;

Lembar 07 informasi

Mei 2016 Lembar 07 informasi

Mei 2016

Pada persidangan awal, hakim wajib memeriksa dan mempertimbangkan kriteria gugatan dan memberikan nasihat kepada para pihak mengenai persyaratan gugatan. Setelah itu hakim menetapkan sah tidaknya gugatan tersebut. Apabila dinyatakan sah maka hakim memerintahkan penggugat mengajukan usulan model pemberitahuan untuk memperoleh persetujuan hakim. Namun bila dinyatakan tidak sah maka pemeriksaan gugatan dihentikan oleh hakim.

Selama proses perkara berlangsung hakim wajib mendorong para pihak untuk menyelesaikan perkara melalui perdamaian, baik pada awal persidangan maupun selama berlangsungnya pemeriksaan perkara.

2 3