Learning Issue Part 2 Psikiatri

10
LEARNING ISSUE 1. Macam-macam depresi? (Berdasarkan DSM V) 2. Apa itu Abulia? Definisi Depresi adalah kesedihan atau dukacita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama (selalu minimal selama 2 minggu dan sering sampai berbulan-bulan). Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu, bisa melibatkan gejala vegetatif yang menetap dan gejala kognisi. Epidemiologi Di Indonesia, banyak kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda beberapa tahun belakangan ini. Masalah PHK, sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mempertahankan pekerjaan dan krisis keuangan adalah masalah yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi di kalangan profesional. Gangguan depresi sering ditemui. Prevalensi selama kehidupan, pada wanita 10%-25% dan pada laki-laki 5%-12%. Tabel Epidemiologi Major Depressive Disorder Insidensi 1/100 pria 3/100 wanita Prevalensi 2-3/100 pria

description

Psikiatri

Transcript of Learning Issue Part 2 Psikiatri

LEARNING ISSUE1. Macam-macam depresi? (Berdasarkan DSM V)2. Apa itu Abulia?

DefinisiDepresi adalah kesedihan atau dukacita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama (selalu minimal selama 2 minggu dan sering sampai berbulan-bulan). Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu, bisa melibatkan gejala vegetatif yang menetap dan gejala kognisi.

Epidemiologi

Di Indonesia, banyak kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda beberapa tahun belakangan ini. Masalah PHK, sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mempertahankan pekerjaan dan krisis keuangan adalah masalah yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi di kalangan profesional. Gangguan depresi sering ditemui. Prevalensi selama kehidupan, pada wanita 10%-25% dan pada laki-laki 5%-12%.

Tabel Epidemiologi Major Depressive DisorderInsidensi1/100 pria3/100 wanita

Prevalensi2-3/100 pria5-10/100 wanita

Jenis kelaminW : P = 2 : 1

Usia Rata-rata pada usia 40 tahun 10% pada usia setelah 60 tahun50% pada usia sebelum 40 tahunKejadian kecil pada remaja

Suku bangsaTidak ada perbedaan

SosiokulturalRisiko meningkat pada riwayat keluarga peminum alkohol, depresi, kehilangan orangtua pada usia sebalum 13 tahunRisiko sedikit meningkat pada kelompok sosioekonomi rendah

Riwayat keluargaRisiko sekitar 10-13% pada keluarga keturunan pertama

Etiologi

A. Biologi1. Biogenic aminesAdanya disregulasi dari berbagai zat biogenic amines berdasarkan penemuan kadar yang abnormal seperti pada metabolit Homovanillic acid (HVA) (dari dopamine), 5-Hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) (dari serotonin) dan 3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG) (dari norepinephrine) dalam darah, urin, cairan serebrospinal pasien dengan gangguan mood. Penurunan kadar serotonin berhubungan dengan depresi; kadar 5-HIAA yang renah berhubungan dengan tindakan kekerasan dan bunuh diri; dopamin yang menurun pada depresi, meningkat pada manik. 2. Pengaturan neuroendokrinSecara umum, abnormalitas dari neuroendokrin kemungkinan mencerminkan gangguan input biogenic amines ke hipotalamus. Hiperaktivitas dari aksis HPO (Hipotalamus-Pituitari/Hipofisis-Organ Target/Adrenal) pada pasien depresi disebabkan oleh peningkatan sekresi kortisol. Selain itu, pada depresi terjadi penurunan pelepasan berbagai hormone, seperti TSH, GH, FSH, LH, dan testosterone; sekresi nokturnal melatonin yang menurun. Disertai fungsi imun yang menurun pada depresi dan manik. 3. GenetikSalah satu orangtua yang memiliki major depressive disorder akan mewariskan kepada anaknya sebesar 10-13%. Hubungan antara gangguan mood dan tanda genetik dilaporkan ada, yaitu pada kromosom 5, 11 dan X.4. NeuroanatomiMelibatkan sistem limbik, hipotalamus, dan ganglia basalis.B. Psikososial1. PsikoanalitikKehilangan orang yang dikasihi tidak dapat diterima (digambarkan sebagai penolakan). Freud menggambarkan adanya ambivalensi internal terhadap objek yang dikasihi dapat mengakibatkan timbulnya bentuk kesedihan yang patologis jika objek tersebut hilang atau diangggap tidak ada. Kesedihan ini menyebabkan tinbulnya bentuk depresi berat dengan peerasaan bersalah dan tidak berharga dan ide bunuh diri. 2. Kognisi Pandangan tentang diri sendiri yang negative Interpretasi negative tentang hal yang terjadi Pandangan masa depan yang buruk3. Stressful life events Sering mendahului episode awal dari gangguan mood.

Klasifikasi

KlASIFIKASI DEPRESI MENURUT DSM-V 1. Disruptive Mood Dysregulation Disorder = terdapat luapan amarah yang hilang timbul, dalam bentuk verbal maupun perilaku yang berlebihan pada suatu situasi ataupun provokasi, tidak sesuai dengan perkembangan umur; biasanya muncul rata-rata 3-4 x perminggu; minimal selama 12 minggu.2. Major Depressive DisorderA. Lima (atau lebih) dari gejal-gejala berikut telah terjadi selama 2 minggu dan menunjukkan perubahan dari fungsi sebelumnya : minimal ada salah satu gejala seperti (1) mood depresi, atau (2) loss of pleasure or interest1) mood depresi selama hampir sehari penuh dan hampir setiap hari, dapat dilihat dari pandangan diri sendiri/subjektif (contoh merasa sedih atau hampa) atau pandangan dari orang lain/objektif (tampak ketakutan).2) Kurangnya rasa kesenangan yang kelihatan jelas dalam hampir atau keeluruhan aktivitas dalam hampir keseluruhan hari dan hampir setiap hari (disadari oleh diri sendiri atau oleh orang lain)3) Penurunan berat badan yang berarti tanpa ada niat , atau peningkatan berat badan; atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari5) Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari6) Rasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari7) Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari8) Kurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi hampir setiap hari9) Ide kematian berulang (bukan sekedar perasaan takut mati), ide bunuh diri berulang tanpa direncanakan, atau kecenderunagn untuk bunuh diri atau rencana mengakhiri hidup (bunuh diri). B. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria untuk episode campuranC. Gejala-gejala menyebabkan gangguan yang berarti dalam sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.D. Gejala-gejala tersebut bukan merupakan efek fisiologis langsung dari suatu zat (contoh penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum (contoh hipotiroid)E. Gejala-gejala tidak lebih baik bila diperhitungkan dengan perpisahan/kehilangan orang yang berhubungan dengannya.3. Persistent Depressive Disorder (Dysthymia) = mood depresi yang bisa dirasakan atau dilihat orang lain terjadi minimal 2 tahun. Bisa ada kriteria dari major depressive disorder selama 2 tahun.4. Premenstrual Dysphoric Disorder = gejala-gejalanya muncul pada minggu terakhir sebelum menstruasi, bertambah parah saat dekat waktu menstruasi, dan perlahan menghilang dalam seminggu setelah menstruasi. Gejalanya bisa: afek yang labil, mudah marah, atau adanya peningkatan konflik interpersonal, depresi, anxiety. Selain itu bisa ada penurunan minat, kesulitan konsentrasi, mudah lelah, lemah, perubahan nafsu makan, hipersomnia ataupun insomnia, perasaan hilang kendali, gejala fisik seperti nyeri pada payudara, kembung, nyeri otot-sendi, dll5. Substance/Medication-Induced Depressive Disorder = terdapat bukti pasien memang mengkonsumsi obat-obatan. Terdapat gangguan pada mood yang menonjol dan bertahan, biasanya mood depresi, gejalanya terutama hilangnya minat ataupun kesenangan pada hampir semua aktivitas.6. Depressive Disorder due to Another Medical Condition = terdapat bukti medis bahwa pasien juga menderita penyakit lain yang membuat adanya substansi yang berpengaruh secara pathophysiology pada gejala depresi yang muncul. Tetapi, gangguan ini bukan yang muncul saat keadaan delirium.

Gejala- gejala depresiIndividu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Gejala Fisik Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit) Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula. Mudah merasa letih dan sakit. Gejala Psikis Kehilangan rasa percaya diri. Orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri.. SensitifOrang yang mengalami depresi mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri. Merasa diri tidak bergunaPerasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Perasaan bersalah.Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat. Gejala SosialProblem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal.-selesai-

ABULIAMenurut Sign and Symptom Kaplan: Reduced impulse to act and to think, associated with indifference about consequences of action. Occurs as a result of neurological deficit, depression, and schizophrenia. penurunan impuls untuk beraktivitas dan berfikir, berhubungan dengan pengabaian pada konsekuensi dari suatu aksi. Muncul akibat deficit neurologi, depresi, dan schizophrenia.Bisa merupakan istilah lain dari avolition pada gejala negative dari schizophrenia, yang artinya loss of will or drive hilangnya kemauan atau hasrat. Abulia disebabkan karena kerusakan pada prefrontal korteks otak.