Lbm 4 Imunisasi

download Lbm 4 Imunisasi

of 20

description

imunisasi

Transcript of Lbm 4 Imunisasi

BAB 1PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGLogam merupakan substansi kimia yang mengkilat, opak, konduktor panas dan listrik yang baik serta bersifat elektropositif atau memberikan ion (+) dalam larutan. Logam terdiri dari berbagai unsur yang dalm suhu kamar berupa padatan kecuali Hg atau air raksa. Logam yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi yaitucampuran 2 logam atau lebih biasa disebut dengan alloy. Logam campur dapat diklasifikasikan menurut (1) penggunaan (digunakan sebagai inlay penuh,mahkota jembatan, restorasi logam keramik, gigi tiruan sebagaian lepasan, dan implant); (2) unsure utama (emas, palladium, perak, nikel, kobalt, atau titanium); (3) kandungan logam mulianya (sangat mulia, mulia ,atau domain logam dasar); (4) tiga unsur utama (emas-paladium- perak, palladium-perak-timah, nikel-kromium-berilium, kobalt-kromium-molibbdenum, titanium-alumunium-vanadium,besi-nikel-kromium); dan (5) system fase yang domain (isomorfus [ fase tunggal ], eutetik peritetik, atau antar logam) (Anusavice,2003). Jika ada dua unsure, akan terbentuk dua logam campur binner; jika ada tiga atau empat logam campur akan terbentuk logam campur terner atau kuarter, dan seterusnya.dengan meningkatkan elemen lebih dari dua, struktur yang terbentuk akan lebih komplek. B. SKENARIO A mother brings her son (5 months) to get immunization. She doing this in order to have her son good immunity. However, mother has afraid that the immunization can cause her son sicks. See the picture above.

C. IDENTIFIKASI MASALAH1. Mampu menjelaskan definisi,sifat dan klasifikasin alloy2. Mampu menjelaskan fungsi,komposisi, dan manipulasi serta syarat alloy3. Mampu menjelaskan factor lain yang dapat menimbulkan bahan tambalan itu pecah

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. ALLOY

A. Pengertian

B. Mekanisme PenelananMekanisme penelanan dibagi dalam 3 tahap :1. Fase Oral Fase oral ini merupakan fase pertama yang terjadi secara volunteer atau secara disadari dan berlangsung 0.5 detik. Ketika makanan yang dikunyah diseleksi oleh lidah dan membentuk bolus dengan ukuran dan konsistensi siap untuk ditelan. Bolus diletakkan pada dorsum lidah dan didorong keatas menekan palatum durum. Kemudian lidah akan bersandar pada palatum tepat dibelakang gigi insisif.Bibir tertutup dan gigi atas dan bawah berkontak. Adanya bolus pada mukosa palatum akan merangsang refleks gelombang kontraksi dari lidah yang akan mendorong bolus ke arah bawah. Bersamaan dengan itu rongga hidung akan ditutup oleh elevasi dari palatum lunak akibat aksi dari otot levator palatini dan tensor palatini. Saat bolus mencapai ujung lidah, bolus akan dipindahkan ke faring. Pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial N.V/2(n.maksillaris)dan N.V/3(n.mandibularis)sebagai serabut afferen (sensorik) dan N.V(Trigeminal Nerve), N.VII(Facial Nerve), N.IX(Glossopharyngeal Nerve), N.X(Vagus Nerve),N.XI(Spinal Accessory nerve), N.XII(Hypoglossal Nerve)sebagai serabut efferen (motorik).

2. Fase FaringealKetika bolus mencapai faring, gelombang peristaltik yang disebabkan kontraksi dari otot faringeal konstriktor akan mendorongnya ke esofagus. Epiglotis akan melipat kebawah dan menutup pembukaan laring. Fase kedua ini akan berakhir ketika bolus dipindahkan dari faring ke esofagus bagian atas dan otot-otot lidah, palatum, faring dan laring dalam keadaan relaksasi. Fase pertama dan kedua dari penelanan ini berlangsung sekitar 1 detik. Selama fase kedua ini pernafasan akan dihambat untuk mencegah makanan terdorong ke saluran pernafasan.Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja adalah saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut afferen serta n.V(Trigeminal Nerve),n.VII(Facial Nerve),n.IX(Glossopharyngeal Nerve),n.X(Vagus Nerve),n.XI(Spinal Accessory nerve)dan n.XII(Hypoglossal Nerve)sebagai serabut efferen.3. Fase EsofagealTahap ketiga ini dimulai ketika bolus memasuki bagian atas dari esofagus.Bolus makanan akan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik. Gelombang peristaltik dari otot esofagus akan membawa bolus melewati keseluruhan dari panjang esofagus yang kemudian menuju lambung.Pada bagian atas dari esofagus, otot yang berperan merupakan otot volunter, sehingga memungkinkan bolus keluar kembali kedalam rongga mulut. Sedangkan pada bagian bawah esofagus, otot yang berperan adalah otot involunter.Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik.Esophagal transit timebertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.C. Saraf dan Otot yang membantu proses penelanan

Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.ORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Mandibula

Bibir

Mulut & pipi

Lidahn. V.2(maksilaris)

n. V.2(maksilaris)

n.V.2(nmaksilaris)

n.V.3(lingualis)N.V :m. temporalis, m. maseter, m. pterigoid

n. VII :m. orbikularis oris, m. zigomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris

n.VII:m. mentalis, m. risorius, m.buccinator

n.XII :m. hioglosus, m. mioglosus

Peranan saraf kranial fase oral

ORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Bibir

Mulut & pipi

LidahUvulan. V.2(mandibularis)n.V.3(lingualis)n. V.2(mandibularis)

n.V.3(lingualis)n.V.2(mandibularis)n. VII :m.orbikularis oris, m.levator labius oris, m. depressor labius, m.mentalisn.VII:m.zigomatikus, levator anguli oris, m.depressor anguli oris, m.risorius, m.buccinatorn.IX,X,XI :m.palatoglosusn.IX,X,XI :m.uvulae, m.palatofaring

Peranan saraf kranial pada fase faringeal

ORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Lidah

Palatum

Hyoid

Nasofaring

Faring

Laring

Esofagusn.V.3

n.V.2, n.V.3

n.Laringeus superior cab internus (n.X)

n.X

n.X

n.rekuren (n.X)

n.Xn.V:m.milohyoid, m.digastrikusn.VII :m.stilohyoidn.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoidn.XII :m.stiloglosus

n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatinin.V :m.tensor veli palatini

n.V:m.milohyoid, m. digastrikusn.VII :m. Stilohioidn.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid

n.IX, n.X, n.XI :n.salfingofaringeus

n.IX, n.X, n.XI :m. palatofaring, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor faring med.n.X,n.XI :m.konstriktor faring inf.

n.IX :m.stilofaringn.X :m.krikofaring

Otot yang mempengaruhi :Menurut Garliner, ada tiga otot yang mempengaruhi oklusi selama penelanan antara lain :a.otot lidah, yang berfungsi sebagai daya pendorong dan penahan dari dalam mulut.b.Ototmasseter dan buccinator,akan teraktivasi setiap gerakan penelanan. Adanya kegagalan aktivasi otot disebabkan oleh posisi lidah yang salah.c.Ototorbicularis oris, berperan untuk stabilisasi gigi-geligi yaitu sebagai penahan alami gigi anterior.Keseimbangan antara ketiga otot tersebut disebuttriangular force concept.Bila terjadi suatu ketidakseimbangan dari ketiga otot diatas, maka akan mudah terjadi maloklusi.D. Peranan Saraf dalam Proses MenelanProses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah.2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bagian dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan) dan nukleus ambigius yangberfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yang berhubungan dgn proses menelan.3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah.E. penatalaksanaan dari susah menelanPenatalaksanaan yang paling tepat adalah sesuai pedoman lebih baik dicegah, daripada diobati. Bila telah terjadi maloklusi, kita bisa lakukan perawatan orthodonti untuk memperbaiki susunan giginya kembali. Namun, bila kelainan dapat dideteksi secara dini, kita bisa melakukan pencegahan. Tetapi, Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dapat mendeteksi dini ketidakseimbangan otot orofasial dan pola penelanan yang salah pada anak-anak, antara lain :1.Penempatan posisi lidah yang salahLidah yang diletakan terlalu ke anterior, berada diantara gigi insisivus atas dan bawah dalam rongga mulut.Posisi lidah seperti ini akan menekan gigi insisivus atas untuk bergerak maju sehingga gigi bisa menjadi protrusive dan merubah pola penelanan normal.

2.Pola penelanan yang salahPenempatan ujung lidah diantara gigi insisvus atas dan bawah saat penelanan disebut tongue trust. Penempatan posisi lidah seperti ini akan menahan bibir bawah berkontak dengan gigi atas. Akibatnya akan menghalangi fungsi ototorbicularis orissebagai penahan stabilisasi, sehingga otot tersebut manjadi lemah.

3.Bernafas lewat mulutAnak cenderung menempatkan posisi lidah dibawah dasar mulut untuk memudahkan aliran udara. Hal ini menyebabkan palatum menjadi sempit, sehingga lidah cenderung untuk ke depan atau ke samping diantara gigi atas dan bawah. Biasanya disebabkan oleh alergi, tonsil, dan adenoid.

4.Kebiasaan mulut yang buruk,Kebiasaan mulut yang buruk seperti menghisap jari dan menggigit bibir. Hal ini penting untuk diperhatikan karena kebiasaan mulut yang normal merupakan bagian fungsi dentofasial yang berperan penting terhadap pertumbuhan normal wajah dan fisiologi oklusal.

5.Oklusi yang burukBisa disebabkan adanya keausan oklusal, kerusakan gigi akibat karies, atau hilangnya gigi karena pencabutan. Sehingga menyebabkan hilangnya kontak antara gigi atas dan bawah, maka lidah akan menempati ruang kosong tersebut, dan terjadilah kegagalan fungsi ototmasseterdan fungsibuccinator.6.Tonus bibir yang tidak adekuat.Fungsi bibir sebagai penahan untuk gigi anterior.Kekuatan tonus yang normal berkisar 4-6 lbs. Tonus bibir yang terlalu lemah dan terlalu kuat tidak baik dalam menjaga keseimbangan otot orofasial.7.Kelainan anatomi lidahSeperti ankilosis, makroglosia, dan ikatan frenulum yang rendah akan mengganggu proses penelanan.

F. Anatomi fisiologi rongga mulut G. Anatomi fisiologi leher

4. DPTDPT adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg /ml Alumunium fosfat. 5. Campak Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dariibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurunsehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini.Untungnya campak hanyadiderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.

H. Efek samping dari Imunisasi Imunisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh bayi.Tetapi, orangtua masakini seharusnya lebih kritis terhadap efek samping imunisasi yang mungkin menimpa Si kecil. Pemberian imunisasi kadang menimbukan efek samping. Demam tinggi pasca-imunisasi DPT, misalnya, kerap membuat orangtua was-was. Padahal, efek samping ini sebenarnya pertanda baik, karena membuktikan vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh tengah bekerja.Namun, kita pun tidak boleh menutup mata terhadap fakta adakalanya efek imunisasi ini bisa sangat berat, bahkan berujung kematian. Menurut Komite KIPI "Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi", sebenarnya tidak ada satu pun jenis vaksin imunisasi yang aman tanpa efek samping. Oleh karena itu, setelah seorang bayi diimunisasi, ia harus diobservasi terlebih dahulu setidaknya 15 menit, sampai dipastikan tidak terjadi adanya KIPI (reaksi cepat) Selain itu, menurut Prof. DR. Dr. Sri Rejeki Hadinegoro SpA.(K), untuk menghindari adanya kerancuan antara penyakit akibat imunisasi dengan yang bukan, maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu. "Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat.Dilihat dari gejalanya pun, dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya," terang Ketua satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini. Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat :a) BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.b) DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang.c) POLIO : Jarang timbuk efek samping.d) CAMPAK : Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 410 hari sesudah penyuntikan.e) HEPATITIS : Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi. I. Penyakit pada anak jika tidak diimunisasiImunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak. Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yang harus diberikan kepada anak anak. 5 diantaranya merupakn imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dan serangan penyakit penyakit seperti :

1. Tuberkulosis (TBC)Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di Negara maju. faktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi menjadi penyakit ( resiko penyakit)2. Hepatitis B yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hatiPenyakit hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih dari 90 persen) dibandingkan kemungkinan pada orang dewasa."Oleh karena itu, bagi bayi vaksin hepatitis B mutlak perlu. Bahkan, penularan virus ini 100 kali lebih menular daripada HIV (virus penyebab AIDS), dan diperkirakan menginfeksi 10 kali lebih banyak daripada HIV. Virus itu menyerang hati dan merusak organ tubuh secara tak langsung melalui gangguan sistem kekebalan.Pada serangan tahap awal masih bisa disembuhkan jika segera diobati. Namun, jika penyakit berkembang lebih berat maka ia akan mencapai tahap hepatitis akut, sirosis (pengerasan hati), sampai kemudian mengakibatkan munculnya kanker hati.3. Penyakit polioPenyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus.Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.4. Penyakit CampakPenyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.

J. Imunisasi aktif dan pasif1. Imunisasi aktif dan pasifPada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive immunization) Imunisasi pasif ini adalah Immunoglobulin jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak).b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah 1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis BPerbedaan yang penting antara jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif.b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk 1 2 bulan. Imunisasi aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Imunisasi pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama.Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 2 bulan.Secara alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya tubuh si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi pada penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang berat. Misalnya penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat. Tanpa disadari seorang anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara alamiah. Mungkin ia telah mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya dari makanan yang kurang bersih, jajan dan sebagainya. Akan tetapi kekebalan yang diperoleh secara alamiah ini sukar diramalkan, karena seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam tubuh itu cukup banyak, maka penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi terhadap tertundanya anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian mungkin saja anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria. Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat imunisasi akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun demikian tetap dianjurkan: Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi, hindarkanlah ia dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit.K. Cara pemberian imunisasi BCG (Bacillus Calmatte Guerin)o Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan.o Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan. DPT + Hb (Kombo)o Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.o Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun panas tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal. Polioo Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulano Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio. Campako Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan.o Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan. Cukup beri tablet penurun panas.

2. Vaksinasi

A. Pengertian

vaksin adalah senyawa antigenic yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif dan meningkatkan imunitas tubuh terhadap suatu penyakit sehingga tubuh dapat segera membuat antibody yang di kemudian hari dapat mncegah atau kebal dari penyakit tersebut. Vaksinasi adalh suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tuuh untuk menghasilkan system kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui suntikan.B. Bahan bahan vaksinSebagai tambahan bahan aktif, vaksin juga mengandung komponen lain yang disertakan untuk membantu meningkatkan evektifitas mereka. Beberapa bahan berikut yang terdapat di dalam vaksin :1. Alumunium Garam alumunium digunakan dalam beberapa vaksin untuk membantu meningkatkan respon kekebalan pada orang yang menerima vaksinasi.2. Mrkuri / ThimerosalThimerosal adalah senyawa yang mengandung merkuri yang telah digunakan sejak tahun 1930-an untuk membantu mencegah bakteri mengkontaminasi vaksin.3. AntibiotikAntibiotic tertentu dapat digunakan dalam pembuatan vaksin untuk mencegah kontaminasi dari bakteri. Kadar antibiotic sangat kecil mungkin terdapat dalm vaksin itu sendiriri.4. FormaldehidaFormaldehida telah digunakan selama bertahun tahun untuk memproses virus tidak aktif dan bakteri selama proses pembuatan vaksin. Kadar formaldehida sangat kecil dapat ditemukan dalam beberapa vaksin.C. Efek samping vaksinasiseperti obat obat lainnya dan prosedur medis lainnya, efek samping juga bias saja terjadi setelah vaksinasi. Efek samping yang paling sering pada saat vaksin diberikan seperti nyeri, kemerahan atau bengkak. Efek samping lainnya adalah demam,sakit kepala,mual,nyeri otot dan kelelahan.Ada juga efek samping yang jarang terjadi namun memeberikan dampak yang lebih serius, seperti reaksi alergi terhadap vaksin, dan tentunya hal ini memerlukan perhatian medis segera.

3. Sistem imun

A. Pengrtian System imunitas atau kekebalan tubuh adalah system dalam tubuh yang terdiri dari sel sel serta produk zat zat yang dihasilkan yang bekerjasama secara kolektif dan terkoordinir melawan benda asing seperti kuman kuman penyakit atau racun yang masuk kedalam tubuh.B. Klasifikasi system imunBerdasarkan responnya terhadap suatu jenis penyakit, sistem imun dibagi menjadi 2 macam, yaituSistem Imun Non-SpesifikdanSistem Imun Spesifik.1. Sistem Imun Non-Spesifik /Innate/ Non-AdaptifSistem imunnon-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara yang sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik.Sistem imunini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit.Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan : a. Pertahanan Fisik / MekanisPertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.

b. Pertahanan BiokimiaPertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh lambung, air susu, dan saliva. c. Pertahanan HumoralPertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem Komplemen. d. Pertahanan SelularPertahanan ini melibatkan sel-selsistem imundalam melawan mikroba. Sel-sel tersebut ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem imun non-spesifik yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan pada jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.2. Sistem Imun Spesifik / AdaptifSistem ImunSpesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk menimbulkan respon. Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat. Sistem imun ini dibagi menjadi 2 : a. Sistem Imun Spesifik HumoralYang paling berperan padasistem imunspesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B. Sel B ini berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh kita dari infeksi ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya. b. Sistem Imun Spesifik SelularPadasistem imunini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal dari sumsum tulang, namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini adalah melawan bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+, dan Ts (Th3).C. Penyebab system imun terganggu Pola hidup yang tidak sehat Gangguan metabolisme Kelelahan fisik yang menyebabkan stress Pengaruh obat yang berlebihan Factor genetic

D. Mekanisme respon imunKetika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 lapis pertahanansistem imun. Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik terutama fisik/mekanis, biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan mencegah masuknya mikroba masuk ke dalam tubuh. Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah mikroba yang berhasil masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkannya. Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesifik yang telah dibahas di atas. Ini akan menangani mikroba yang masih belum ditangani olehsistem imunnon-spesifik.E. Factor yang mempengaruhi system imunBeberapa faktor yang mempengaruhisistem imun, yaitu :1. Usia2. Jenis kelamin3. Lingkungan

B. KERANGKA KONSEP

IMUNISASI

EFEK SAMPINGPENGERTIAN

GANGGUANPROSESTUJUAN

MACAM

PASIFANTIGENAKTIF

VAKSIN

NON SPESIFIK

SISTEM IMUN

SPESIFIK

KEBAL

BAB 3KESIMPULAN

Imunisasi sangat penting diberikan untuk bayi karena bayi system pertahanan tubuhnya masih lemah sehingga memerlukan imunisasi atau vaksinasi selain diberikan kepada bayi imunisasi juga dilakukan pada anak SD yaitu imunisasi lanjutan yang sering disebut dengan BIAS (bulan imunisasi anak selanjutnya) selain itu juga pada capeng calon pengantin sebelum menikah. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. System imunitas atau kekebalan tubuh adalah system dalam tubuh yang terdiri dari sel sel serta produk zat zat yang dihasilkan yang bekerjasama secara kolektif dan terkoordinir melawan benda asing seperti kuman kuman penyakit atau racun yang masuk kedalam tubuh.vaksin adalah senyawa antigenic yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif dan meningkatkan imunitas tubuh terhadap suatu penyakit sehingga tubuh dapat segera membuat antibody yang di kemudian hari dapat mncegah atau kebal dari penyakit tersebut. Vaksinasi adalh suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tuuh untuk menghasilkan system kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui suntikan.Macam imunisasi dibedakan menjadi dua yaitu aktif dan pasif, sedangkan system imun di bagi menjadi non spesifik dan spesifik.Jenis imunisasipun ada banyak seperti imunisasi BCG, imunisasi hepatitis B, polio, DPT, campak, dll. Dari imunisasi dan vaksinasi di atas kadang menimbulkan efek samping seperti demam, bengkak kecil dan merah ditempat suntikan dan bias juga menimbulkan alergi.Adapun factor yang mempengaruhi system imun adalah umur, jenis kelamin, dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKAHidayat, A.Aziz Alimul.2008.Pengantar ilmu Kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba medikaSchwartz, M.William. 2004.Clinical Handbook of Pediatrics. Jakarta : EGCUmar, 2006.Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantarawww.unicef.org(diakses pada tanggal 9 Oktober 2012 )

18