lbm 1 part 2

19
1. Apa hubungan mangkonsumsi minuman berkarbonasi dengan kerusakan gigi pada pasien? Memiliki asam dengan pH dibawah 7 yang dapat mengakibatkan erosi pada email gigi. demineralisasi terjadi pada saat pH dibawahh 5,5. Siklus perubahan pH pada mulut (Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5–7,5 dan apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus.2 Beberapa proses fisiologis yang dipengaruhi oleh pH adalah aktifitas enzimatik, proses demineralisasi dan remineralisai jaringan keras serta ikatan zat asam. Penuruna pH dalam rongga mulut dapat menyebabkan demineralisasi elemen-elemen gigi dengan cepat, sedangkan pada kenaikan pH dapat terbentuk kolonisasi bakteri dan juga meningkatkan pembentukan kalkulus.) Pada saat pH <5,5 terjadi demineralisasi dimana terjadi penguraian dari hidroksi apatit. Kalsium hidroksi apatit hilang dan kemudian diganti flour apatit dan terjadi remineralisasi dan pH menjadi normal Pada saat pH 8 atau basa terjadi pembentukan calculus dimana mengandung.. 2. Apa hubungan menyikat gigi 1x sehari dan kumur dgn obat kumur setiap pagi? Kumur: Aliran saliva menjadi turun dimana saliva berperan sebagai buffer. Saliva turun dapat menyebabkan penurunan antibakteri Terlalu sering berkumur dapat mengganggu flora normal mulut. Obat kumur yang mengandung alkohol tidak baik karna dapat mengakibatkan xerostomia dan iritasi pada rongga mulut Chlorhexidine pada waktu 3 bulan berturut-turut dapat menyebabkan penipisan enamel Apabila kumurnya baru seminggu bagaimana pengaruhnya? Cara yang baik dalam menggunakan mouth wash dan menyikat baik, bagaimana frekuensinya (MOUTHWASH atau obat kumur

description

bahan li lbm 1 blok 13

Transcript of lbm 1 part 2

Page 1: lbm 1 part 2

1. Apa hubungan mangkonsumsi minuman berkarbonasi dengan kerusakan gigi pada pasien?Memiliki asam dengan pH dibawah 7 yang dapat mengakibatkan erosi pada email gigi. demineralisasi terjadi pada saat pH dibawahh 5,5. Siklus perubahan pH pada mulut (Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5–7,5 dan apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus.2 Beberapa proses fisiologis yang dipengaruhi oleh pH adalah aktifitas enzimatik, proses demineralisasi dan remineralisai jaringan keras serta ikatan zat asam. Penuruna pH dalam rongga mulut dapat menyebabkan demineralisasi elemen-elemen gigi dengan cepat, sedangkan pada kenaikan pH dapat terbentuk kolonisasi bakteri dan juga meningkatkan pembentukan kalkulus.)Pada saat pH <5,5 terjadi demineralisasi dimana terjadi penguraian dari hidroksi apatit. Kalsium hidroksi apatit hilang dan kemudian diganti flour apatit dan terjadi remineralisasi dan pH menjadi normalPada saat pH 8 atau basa terjadi pembentukan calculus dimana mengandung..

2. Apa hubungan menyikat gigi 1x sehari dan kumur dgn obat kumur setiap pagi?Kumur:Aliran saliva menjadi turun dimana saliva berperan sebagai buffer. Saliva turun dapat menyebabkan penurunan antibakteriTerlalu sering berkumur dapat mengganggu flora normal mulut.Obat kumur yang mengandung alkohol tidak baik karna dapat mengakibatkan xerostomia dan iritasi pada rongga mulutChlorhexidine pada waktu 3 bulan berturut-turut dapat menyebabkan penipisan enamelApabila kumurnya baru seminggu bagaimana pengaruhnya?

Cara yang baik dalam menggunakan mouth wash dan menyikat baik, bagaimana frekuensinya (MOUTHWASH atau obat kumur memang baik untuk mendukung kesehatan dan kebersihan mulut. Akan tetapi, obat pencuci mulut berbahan kimia ini, sebaiknya digunakan seperlunya, tidak sesering kebiasaan menggosok gigi.

Drg Oktri Manessa, dari Oktri Manessa Dental Clinic (OMDC), mengatakan bahwa terlalu sering menggunakanmouhtwash justru akan mematikan bakteri positif di mulut yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan lingkungan mulut. Berita Rekomendasi

Berikut Minuman yang Tak Bersahabat dengan Gigi Perbedaan Gigi Berlubang dengan Gigi Sensitif Perawatan Tepat untuk Gigi Sensitif

“Di dalam mulut itu ada bakteri baik dan bakteri jahat. Lingkungan mulut baik bila bakteri jahat tidak terlalu berlebihan jumlahnya. Kalau mouthwash hanya dipakai seperlunya, itu akan efektif membunuh bakteri negatif berlebihan. Tetapi jika penggunaannya sering, bakteri positif juga bisa terancam," katanya dalam acara "Formula Happy Healthy Teeth", di SD Al-Azhar 2, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Page 2: lbm 1 part 2

Dokter muda itu menambahkan, penggunaan mouthwash biasa diresepkan oleh dokter gigi untuk pasien dengan kondisi tertentu, seperti pasien yang habis membersihkan karang gigi atau pasien yang baru menjalani pencabutan gigi berat.

“Jadi, sebaiknya kita lebih cermat lagi untuk menggunakan mouthwash. Obat kumur boleh digunakan sekali-kali untuk menghilangkan bau mulut atau mengobati sariawan. Sikat gigi minimal dua kali sehari penting, tapi mouthwash seperlunya saja,” tutupnya. )

Kandungan MouthwashKandungan motuhwash yang satu dengan yang lain sangat beraneka ragam. Secara umum kandungan mouthwash adalah penyegar, zat-zat aktif, alkohol, dan air. Yang membedakan adalah zat aktif tersebut. Zat aktif yang terkandung dalam mouthwash antara lain :

Povidone iodineMerupakan suatu iodine kompleks, yang mampu membunuh mikroorganisme seperti jamur, virus, protozoa dan spora-spora bakteri. Karena itu, povidone iodine ini dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut.Mouthwash yang menggunakan zat aktif ini digunakan untuk mengobati infeksi di mulut dan tenggorokan, seperti gingivitis dan sariawan. Selain itu mouthwash ini dapat digunakan untuk mempertahankan kebersihan mulut, membunuh mikroorganisme sebelum, saat dan setelah operasi mulut untuk menghindari terjadinya infeksi.

Carbenoxolone sodiumDigunakan untuk mengobati luka. Carbenoxolone sodium akan melindungi daerah luka tersebut sehingga proses penyembuhan dapat dimulai dan mengurangi rasa sakit. Mouthwash dengan zat aktif ini sebaiknya digunakan setelah makan dan sebelum tidur.

Chlorthexidine gluconateMerupakan zat antiseptik dan disinfektan, yang aktif terhadap bakteri, virus, spora bakteri dan jamur. Zat ini membunuh mikroorganisme yang berkaitan dengan berbagai infeksi di mulut dan tenggorokan termasuk Candida albicans yang menyebabkan terjadinya candidosis. Zat ini juga terbukti mampu mencegah pembentukan plaque di gigi serta terjadinya gingivitis.

Chlorbutanol hemihydrateMerupakan zat antiseptik yang berfungsi untuk membunuh berbagai bakteri, virus dan jamur. Zat ini juga digunakan untuk menngurangi sakit yang ditimbulkan oleh gusi berdarah.

Benzydamine hydrochlorideZat ini termasuk dalam kelompok obat-obatan yang disebut non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Zat ini bekerja dengan menghambat kerja suatu substansi dari tubuh yang disebut cyclo-oxygenase yang memproduksi berbagai zat-zat kimia tubuh termasuk prostaglandin.Prostaglandin mempunyai banyak fungsi, salah satunya menyebabkan inflamasi. Tubuh menghasilkan prostaglandin sebagai tanggapan terhadap adanya luka atau penyakit yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah yang terluka. Dengan mencegah terbentuknya prostaglandin, benzydamine dapat mencegah terjadinya inflamasi dan rasa sakit yang berkaitan dengannya. Mouthwash yang mengandung zat ini ditujukan untuk mengurangi sakit yang timbul akibat inflamasi.

Dampak negatifSelain mempunyai banyak kegunaan seperti telah disebutkan, ternyata mouthwash bisa berakibat yang kurang baik bagi kesehatan mulut, terutama jika dipakai berlebihan.Umumnya, mouthwash mengandunng antiseptik, yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme-mikroorganisme penyebab bau mulut. Penggunaan mouthwash secara terus menerus dapat menyebabkan terganggunya flora normal di dalam mulut. Terganggunya flora normal mulut ini dapat menimbulkan masalah bau mulut yang lain.

Page 3: lbm 1 part 2

Kandungan lain dari mouthwash adalah alkohol. Alkohol berfungsi memberi kesan dan bersih. Akibat sampingan dari alkohol adalah mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut dan mengiritasi mukosa yang menyebabkan penebalan jaringan mukosa serta meningkatkan risiko terjadinya kanker mukosa mulut. Selain itu alkohol juga dapat mempengaruhi lidah sehingga mengganggu kerja indera pengecapan.

Mouthwash memang banyak manfaatnya, tapi melihat dampak negatifnya maka pemakaian secara terus menerus tidak dianjurkan. Banyak dokter gigi juga menyarankan agar tidak terlalu sering menggunakan mouthwash, untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut, nomor satu tetap menggosok gigi, jika ingin menyegarkan atau ada masalah di mulut, baru gunakan mouthwash.

3. Apa interpretasi dan jenis dari pemeriksaan di skenario (perkusi -, palpasi -, ept +)?Tes perkusi untuk mengetahui adanya kerusakan pada jaringan periodontalnya. Apabila + (nyeri), -(tidak nyeri)Tes palpasi untuk mengetahui inflamasi pada jarinagn sekitarnya. Tes EPTTes Thermal bisa menggunakan CETes sondasi untuk mengetahui sensitivitas gigi dan kedalaman dari karies. Sondasi + (terdapat respon nyeri), - (karies superfisial, gigi non vital/nekrosis)

(Gejala subyektif :

Sangat sakit : biasanya belum lama dan membuat pasien cepat kedokter. Dapat disebabkan pulpitis irreversibel, periodontitis apikalakut atau abses.Rasa sakit ringan Rasa sakit ringansedang atau sudah lama :biasanya sedang atau sudah lama : biasanya sudah lama dideritapasien dan tidak dapat dipakai sebagai satu satunya tanda adanyapenyakit pulpa.Spontanitas rasa sakit: Tanpa stimulus disebut spontan, biladisertai sangat sakit, biasanya menunjukkan patosis pulpa /periapikalKontinuitas rasa sakit: Rasa sakit tetap ada (kontinu) walaupunpenyebabnya sudah tidak ada. Pulpa vital, sakit yang kontinuakibat reaksi thermal yaitu, irreversibel pulpitis. Pulpa nekrotik,sakit yg kontinu akibat tekanan atau pemakaian gigi tersebut yaitu,patosis periapikal.Pemeriksaan obyektif :Pemeriksaan ekstra oral : Indikator keadaan menyeluruh pasien,ada tidaknya demam, asimetri wajah, pembengkakan,diskolorisasi, warna kemerahan, bekas luka ekstra oral atau sinustract, pembengkakkan lymph nodes fasial atau servikal.Pemeriksaan intra oral : Pemeriksaan intra oral Jaringan lunakMelakukan pemeriksaan visual dan digital pada rongga mulut Pemeriksaan umum terhadap bibir, mukosa oral, pipi, lidah,palatum, dan otot lidah, dan otot-otot.Pemeriksaan perubahan warna, inflamasi, ulserasi, danpembentukan sinus tract pada mukosa alveolar dan attachedgingiva. Adanya sinus tract biasanya menunjukkan adanya pulpanekrotik / abses periodontal. Cara mengetahui asal lesi :meletakkan gutta percha ke sinus tract.Pemeriksaan visual: Alat kaca mulut dan eksplorer Guna :memeriksa karies, karies rekuren, keterlibatan pulpa, fraktur mahkota dan kerusakan restorasiTest Perkusi :Guna : menentukan adanya patosis pulpa dan jar. PeriapikalCara : mengetuk permukaan insisal atau oklusal denganujung pegangan kaca mulut yg diletakkan paralel denganaksis gigi.

Page 4: lbm 1 part 2

Hasil (+) tajam = inflamasi periapikalHasil (+) ringan sedang = inflamasi sedang = inflamasiperiodontal ligamen.Test Palpasi :Guna : menentukan adanya proses inflamasi yg sudahsampai ke periapikal.Interpretasi : (+) = inflamasi sudah mencapai tulang danmukosa regio apikal gigi.Teknik : melakukan tekanan ringan pada mukosa sejajar dengan apeks gigi.Tes vitalitasTest vitalitas gigi hanya dapat memberikan informasi bahwa masihada jaringan syaraf yg mengantar impuls sensori, bukanmenunjukkan bahwa pulpa masih normal. Respon terhadap test inisangat bervariasi dan harus diinterpretasi dengan hati ––hatipemeriksaan pada gigi kontrol (gigi berjenis sama kontralateralatau antagonis). Apabila pasien mengeluh adanya rasa sakitsewaktu minum dingin maka test dingin adalah yg terbaikdilakukan, bila sakit sewaktu minum panas, maka test panas ygdilakukan. Jelaskan kepada pasien prosedur yg akan dilakukan,dan apa maksud sensasi yg diharapkan dari test tersebut.

Tes EPTMengetes pulpa dengan listrik lebih cermat daripada beberapa tesyang digunakan untuk menentukan vitalitas pulpa. Meskipunvitalitas pulpa. Meskipun vitalitas pulpa tergantung pada sirkulasidarah intrapulpa, tidak pernah ditemukan tes klinis yang praktisuntuk menguji sirkulasi. Tester listrik bila digunakan untuk mengujivitalitas pulpa, malahan menggunakan stimulasi saraf. Tujuannyaadalah untuk merangsang respon pulpa dengan menggunakanyang makin meningkat pada gigiTes termalTes ini meliputi aplikasi dingin dengan panas pada gigi, untukmenetukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipunkeduanya merupakan tes sensitivitas, tetapi tidak sama dandigunakan untuk alasan diagnostik yang berbeda. Suatu responterhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa memperhatikanapakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormalterhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpaatau periapikal yang memerlukan perawatan endodontik.Metode yg digunakan :EsCO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukanarmamentarium khususBahan pembeku (ethyl chloride) Cara : gigi diisolasi dengancotton roll, permukaan gigi dikeringkan, letakkan batang esatau cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride padapermukaan gigi.Sensasi tajam yg hilang bila rangsang dihentikan = gigi vital.Sensasi tajam yg tidak hilang atau semakin sakit =irreversibel pulpitisTidak ada sensasi = nekrotik pulpa

4. Apa saja kerusakan atau etiologi yang bisa ditimbulkan + ciri2 (abrasi, atrisi, erosi, afraksi)?Terkikisnya lapisan enamel yang menutupi gigi dan tersingkapnya permukaan akar merupakan awal dari terjadinya hipersensitif dentin. Penyebab terkikisnya lapisan enamel antara lain erosi, abrasi, atrisi dan abfraksi.4,26 Bentuk-bentuk kerusakan gigi tersebut memiliki gambaran klinis dan etiologi yang berbeda-beda. Erosi adalah kerusakan yang parah pada jaringan keras gigi akibat dari proses kimia tetapi tidak disebabkan oleh aktivitas bakteri (Gambar 4 dan 5). Gambaran klinis erosi, sebagai berikut: a. Bentuk lesi cekung yang luas dan permukaan enamel yang licin. b. Permukaan oklusal yang melekuk (insisal yang beralur) dengan permukaan dentin yang terbuka.

Page 5: lbm 1 part 2

c. Meningkatnya translusensi pada insisal (Gambar 4). d. Permukaan restorasi amalgam yang bersih dan tidak terdapat tarnish (Gambar 5). e. Rusaknya karakteristik enamel pada gigi anak- anak. f. Sering ditemui enamel “cuff” atau ceruk pada permukaan servikal. g. Terbukanya pulpa pada gigi desidui. Bentuk kerusakan gigi yang lainnya adalah atrisi. Atrisi merupakan kerusakan pada permukaan gigi atau restorasi akibat kontak antar gigi selama pengunyahan atau karena adanya parafungsi/kelainan fungsi, seperti bruksism (Gambar 6). Gambaran klinis atrisi, sebagai berikut: a. Kerusakan yang terjadi sesuai dengan permukaan gigi yang berkontak saat pemakaian. b. Permukaan enamel yang rata dengan dentin. c. Kemungkinan terjadinya fraktur pada tonjol gigi atau restorasi.Abrasi juga penyebab terkikisnya enamel dan akhirnya menyebabkan terpaparnya dentin. Abrasi adalah kerusakan pada jaringan gigi akibat benda asing, seperti sikat gigi dan pasta gigi (Gambar 7). Gambaran klinis abrasi, sebagai berikut: a. Biasanya terdapat pada daerah servikal gigi.b. Lesi cenderung melebar daripada dalam. c. Gigi yang sering terkena P dan C.

Abfraksi juga dapat menyebabkan terkikisnya enamel (Gambar 8). Beda

d. dengan kerusakan gigi lainnya, abfraksi merupakan kerusakan permukaan gigi pada

e. daerah servikal akibat tekanan tensile dan kompresif selama gigi mengalami flexure

f. atau melengkung. g. Gambaran klinis abfraksi, sebagai berikut:

a. Kelainan ditemukan pada daerah servikal labial/bukal gigi. b. Berupa parit yang dalam dan sempit berbentuk huruf V. c. Pada umumnya hanya terjadi pada satu gigi yang mengalami tekanan eksentrik pada oklusal yang berlebihan atau adanya halangan yang mengganggu oklusi

Tersingkapnya permukaan akar akibat dari resesi gingiva juga merupakan penyebab hipersensitif dentin (Gambar 9). Resesi gingiva adalah penurunan tinggi tepi gingiva/marginal gingiva ke arah apikal hingga ke bawah Batas Sementum Enamel (BSE). Resesi gingiva merupakan penyebab hipersensitif dentin yang paling sering terjadi. Resesi gingiva bisa bersifat lokalisata ataupun generalisata.

1.     Abrasi

Etiologi

Page 6: lbm 1 part 2

Abrasi adalah suatu keadaan reduksi gigi non-fisiologis yang diakibatkan karena

masuknya material luar ke dalam rongga mulut dan berkontak dengan permukaan

gigi. Beberapa material luar tersebut adalah :

·       Makanan yang mengandung material kasar, berpasir, keras dan sebagainya yang

terjadi pada saat mastikasi

·       Teknik menggunakan Sikat gigi, dental floss yang salah dan penggunaan pasta

gigi yang abrasif pada saat membersihkan gigi

·       Kebiasaan buruk, misalnya menggigit pulpen, menahan pipa rokok dengan gigi

·       Penggunaan tusuk gigi yang terlalu bertenaga pada gigi yang saling

bersebelahan.

·       Ataupun berbagai alat yang menggunakan kemampuan gigi yang untuk dapat

berfungsi. Misalnya : membuka tutup botol, membuka jepit rambut dengan gigi.

Pada orang yang berusia muda memiliki tingkat abrasi yang lebih sedikit karena

kontak gigi dengan material luar tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan orang

yang memiliki umur yang lebih tua.

Gambaran mikroskopis :

Permukaan yang mengalami abrasi menunjukan adanya goresan, beberapa pit, dan

tanda-tanda lainnya. Biasanya goresan tersebut tersusun parallel karena material

abrasive tersebut hanya datang melalui satu arah saat melewati permukaan gigi.

Panjang, kedalaman, dan lebar dari goresan tersebut tergantung daripada material

abrasive tersebut.

Gambaran Klinis:

Ø  Secara umum :

o   Biasanya terdapat di bagian servikal gigi bagian bukal

o   Lesi cenderung melebar daripada dalam

o   Gigi yang sering terkena adalah gigi P dan C

Ø  Akibat teknik menggunakan sikat gigi yang salah

o   Merupakan tipe abrasi yang paling sering terjadi, biasanya karena gerakan sikat

gigi yang salah dan tekanan yang terlalu besar

o   Membentuk groove berbentuk V antara mahkota dan gingival ke daerah servikal

gigi. (wedged shaped)

Page 7: lbm 1 part 2

o   Daerah abrasi yang biasanya paling parah terjadi di CEJ pada permukaan labial

dan bukal (secara berurut) premolar, caninus, dan insisiv rahang atas.

o   Pada orang yang menggunakan tangan kanan, lesi biasanya lebih terlihat di sisi

kiri, begitu pula sebaliknya.

o   Defek pada kamar pulpa jarang terjadi karena sudah terbentuk dentin sekunder.

Ø  Akibat penggunaan dental floss yang salah

o   Biasanya berada di daerah servikal dari permukaan proksimal diatas gingival

Gambaran radiografis :

Gambaran permukaan gigi yang terkena abrasi tampak radiolusen terutama di bagian

servikal gigi permukaan interproksimal. Pada gigi yang mengalami abrasi karena

penggunaan dental floss yang salah, groove radiolucent lebih banyak terlihat di bagian

mesial daripada distal, karena lebih mudah menambah tekanan kea rah depan daripada

kearah belakang.

Rencana perawatan :

·       Mengubah kebiasaan buruk yang menggunakan gigi untuk tujuan yang salah.

·       Mengubah dan memperbaiki teknik menyikat gigi dan penggunaan dental floss

yang baik.

·       Jika, gigi sudah mengalam abrasi yang cukup parah, maka bisa dilakukan

restorasi.

Pencegahan :

·       Menyikat gigi dan menggunakan dental floss dengan benar.

·       Tidak menggunakan pasta gigi yang bersifat abrasive.

·       Sebisa mungkin menggunakan gigi sesuai fungsi dan perannya.

·       Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Tambahan :

Abrasi berbeda dengan atrisi karena abrasi tidak membuat permukaan gigi menjadi

bulat atau menumpulkan cusps atau memotong edges. Permukaan gigi akan tetap

memiliki pit yang dimana pada bagian dentin akan lebih dalam. Namun, dentin yang

terkena abrasi ini tidak menimbulkan rasa ngilu dikarenakan adanya smear layer yang

melapisi tubulus dentin. Smear layer dihasilkan karena adanya tindakan mekanis

karena material luar tersebut.

2.     Atrisi

Page 8: lbm 1 part 2

Etiologi :

Atrisi adalah suatu kelainan jaringan keras gigi secara fisiologis karena kontak antara

gigi dengan gigi (tooth to tooth contact) ; tanpa adanya pengaruh dari makanan

ataupun material asing lainnya; atau karena adanya kelainan fungsi/ parafunction.

Tingkat atrisi bergantung pada :

·       Makanan

·       faktor saliva

·        mineralisasi gigi,

·       Usia (semakin tua akan lebih cepat terkena atrisi)

·       emotional tension.

Penyebaran atrisi dipengaruhi oleh tipe oklusi, geometri sistem stomatognatik (sistem

yang menggabungkan sistem-sistem yang berada dalam rongga mulut, seperti

mastikasi, bicara, oklusi, artikulasi dan sebagainya) serta karakeristik pengunyahan

dari masing-masing individu

Atrisi dapat juga terjadi karena kelainan fungsi/parafunction, salah satunya adalah

bruxism. Bruxism adalah kebiasaan mengertakan dan menggesekan gigi antara rahang

atas dan bawah. Hal ini terjadi pada saat tidur dan tidak disadari.

Gambaran mikroskopis :

Terdapat goresan-goresan parallel dengan satu arah pada permukaan yang datar dan

ada batas pada setiap seginya.

            Gambaran klinis :

·       Biasanya terlihat  pada permukaan kunyah seperti insisal, oklusal, dan

proksimal.

·       Biasanya menyebabkan permukaan melengkung sampai rata, mahkotanya

memendek dan permukaan enamel oklusal/ insisal menghilang.

·       Menyebabkan tepi enamel menjadi tajam

·       Pada gigi anterior, ujung insisal tampak melebar

·       Pada gigi posterior, bagian yang mengalami atrisi terutama adalah cusp. Pada

gigi rahang atas, yang paling mudah terkena atrisi adalah cusp lingual, sementara pada

gigi rahang bawah adalah cusp bukal.

·       Jika sudah terkena dentin, warna menjadi kekuning-kuningan serta terbuka.

Page 9: lbm 1 part 2

·       Pada atrisi patologis (bruxism, maloklusi, bentuk gigi, dll), keausan batas (facet)

meluas lebih cepat dibandingkan atris karena fisiologis.

Gambaran radiografis :

·       Terjadi penebalan di lamina dura

·       Biasanya pada bagian mahkota gigi mengalami keausan atau bahkan hilang.

Rencana Perawatan :

·       Untuk atrisi yang disebabkan karena bruxism, maka dapat menggunakan bidang

gigit (bite plane) pada waktu tidur untuk mencegah terkikisnya gigi.

·       Apabila atrisi yang terjadi tidak terlalu mengganggu dan tidak mengurangi

fungsi semestinya maka tidak diperlukan perawatan khusus.

·       Apabila atrisi yang terjadi sudah mengganggu estetik serta fungsi, maka dapat

dilakukan perawatan degan bahan tambala tau pembuatan crown.

Pencegahan :

·       Memperbanyak konsumsi makanan berfluoride yang mampu memperkuat

permukaan gigi.

3.     Erosi

Etiologi :

Erosi adalah kelainan jaringan keras gigi karena adanya kontak berulang kali dalam

jangka waktu yang lama terhadap larutan asam atau larutan kimia tanpa melibatkan

bakteri. (terjadi demineralisasi gigi karena bahan kimia).

Sumber asam tersebut dapat berasal dari :

Ø  Faktor ekstrinsik =

o   Konsumsi makanan asam, buah asam atau minuman berkarbonasi dalam jumlah

besar. Misalnya : lemon

o   Konsumsi obat yang bersifat asam

Ø  Faktor instrinsik =

o   Muntah kronis atau refluks asam dari kelainan gastrointestinal

Lokasi erosi, pola daerah yang tererosi dan penampakan lesi dapat ditentukan dari

sumber/asal dekaslifikasi tersebut. Misalnya pada erosi yang disebabkan karena

muntah maka daerah yang biasanya terserang adalah permukaan lingual gigi maksila

Page 10: lbm 1 part 2

(terutama gigi anterior), sedangkan pada erosi yang disebabkan karena konsumsi

makan-makanan akan menyerang permukaan labial/bukal.

Gambaran klinis :

·       Umumnya berupa  lesi halus, terdapat depresi mengkilap di permukaan enamel

yang terletak di dekat gingival.

·       Erosi dapat menyebabkan kehilangan enamel dalam jumlah  yang besar sehingga

dapat menimbulkan noda berwarna pink di seluruh enamel yang tersisa.

·       Tidak ada lagi enamel ridges yang tajam karena smuanya sudah membulat

·       Permukaan enamel bisa menjadi konkaf hingga dentin terkena.

Gambaran radiografis :

·       Terlihat radiolusen pada bagian yang mengalami erosi

Rencanan   perawatan :

·       Apabila penyebabnya ada muntah kronis, maka diberikan obat kumur

berfluoride untuk sehari-harinya

·       Jika tidak diketahui apa penyebabnya dan permukaan gigi sudah tidak baik lagi

serta tidak berfungsi dengan normal, maka bisa dilakukan restorasi agar tidak merusak

pulpa dan fungsi gigi tidak terhambat.

Pencegahan :

·       Meminimalisasi makan makanan yang asam serta minum minuman berkarbon

·       Menggunakan obat kumur ataupun pasta gigi berfluorida.

4.     Abfraksi

Etiologi :

Abfraksi adalah suatu kelainan jaringan keras gigi yang dikarenakan adanya tenaga

(compression dan tension) yang berlebihan  pada permukaan oklusal sehingga

menyebabkan adanya mikrofaktur pada permukaan bukal dan lingual. Daerah

gigi tersebut membelok pada servikal margin dan dapat menyebabkan kerusakan

progresif terhadap jaringan gigi yang rapuh. Apabila cusp tetap berada dibawah

tekanan saat awal maupun akhir siklus mastikasi, maka kemungkinan akan terjadi

fleksur atau kompresi yang akan menyebabkan dislokasi dentin atau enamel pada titik

rotasi.

Gambaran klinis :

Page 11: lbm 1 part 2

Secara klinis, dapat dilihat  adanya kehilangan jaringan keras gigi berupa V pada 1/3

servikal gigi.

5. Apa efek samping yang ditimbulkan dari minuman berkarbonasi selain pada gigi?- Mempengaruhi kulit dan mempercepat proses penuaan

- Pemicu utama asam urat

- As fosfat osteoporosis

- Pewarna kanker

- Na benzoat kerusakan DNA dan hiperaktif

--

Test Perkusi

•Guna : menentukan adanya patosis pulpa dan jar. Periapikal

•Cara : mengetuk permukaan insisal atau oklusal dengan ujung pegangan kaca mulut yg diletakkan paralel dengan aksis gigi.

•Hasil (+) tajam = inflamasi periapikal

•Hasil (+) ringan Hasil (+) ringan – sedang = inflamasi sedang = inflamasi periodontal ligament

Test Palpasi

Guna : menentukan adanya proses inflamasi yg sudah sampai ke periapikal.

Interpretasi : (+) = inflamasi sudah mencapai tulang dan mukosa regio apikal gigi.

Teknik : melakukan tekanan ringan pada mukosa sejajar dengan apeks gigi.

Test Vitalitas Pulpa

Test vitalitas gigi hanya dapat memberikan informasi bahwa masih ada jaringan syaraf yg mengantar impuls sensori, bukan menunjukkan bahwa pulpa masih normal.

Respon terhadap test ini sangat bervariasi dan harus diinterpretasi dengan hati diinterpretasi dengan hati – hati. Pemeriksaan pada gi hati. Pemeriksaan pada gigi kontrol (gigi berjenis sama kontralateral atau antagonis) harus dilakukan. Apabila pasien mengeluh adanya rasa sakit sewaktu minum dingin maka test dingin adalah yg terbaik dilakukan, bila sakit sewaktu minum panas, maka test panas yg dilakukan. Jelaskan kepada pasien prosedur yg akan dilakukan, dan apa maksud sensasi yg diharapkan dari test tersebut.

A.. STIMULASI DENTIN SECARA LANGSUNG STIMULASI DENTIN SECARA LANGSUNG

Page 12: lbm 1 part 2

Merupakan test vitalitas yg paling akurat.

Interpretasi : Interpretasi : (+) = pulpa masih responsif, bila sensasi pulpa masih responsif, bila sensasi terasa tajam = pulpa masih mengandung jaringan vital.

(-) = ? (tidak menunjukkan bahwa gigi nekrosis)

Teknik : harus dilakukan pada dentin yg terbuka. Karies

harus dibersihkan dari debris terlebih dahulu kemudian

lakukan goresan dengan sonde pada dasar pulpa.

Test Kavitas

Pada gigi nekrosis, bila test lainnya juga tidak memberikan respon maka lakukan test kavitas (preparasi pada dentin) tanpa anastesi dan gunakan bur yg tajam. Pada gigi vital, test kavitas pada permukaan email atau restorasi akan menyebabkan sensasi rasa sakit yg tajam. Bila gigi tidak juga sakit, maka prosedur pembukaan atap pulpa sudah dimulai dengan dilakukan test ini.

Test Thermal Dingin

Metode yg digunakan

1.Es

2.CO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukan armamentarium khusus

3.Bahan pembeku (ethyl chloride)

Cara : gigi diisolasi dengan cotton roll, permukaan gigi dikeringkan, letakkan batang es atau cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride pada permukaan gigi.Sensasi tajam yg hilang bila rangsang dihentikan = gigi vital.

•Sensasi tajam yg tidak hilang atau semakin sakit = irreversibel pulpitis

•Tidak ada sensasi = nekrotik pulpa

•Hasil false negatif = penyumbatan saluran akar (calcific metamorphosis)

•Hasil false positif = es terkena gigi tetangga normal

•Lebih Efektif untuk gigi anterior

Test Thermal Panas

•Metode yg dipakai

1.. Gutta percha yg dipanaskan di api dan Gutta percha yg dipanaskan di api dan diaplikasikan ke permukaan labial

Page 13: lbm 1 part 2

2.. Friksi di permukaan gigi dengan bur rubber cup Friksi di permukaan gigi dengan bur rubber cup

3.. Air Panas Air Panas

4..Instrumen yg dipanaskan (dapat menyebabkan injuri)

•Dalam melakukan test panas, sebaiknya gunakan rubber dam

•Kurang efektif untuk mengetahui vitalitas pulpa

•Dapat membantu pada pasien dengan symptom panas dan lokasi gigi diketahui.

•Sakit yg tajam dan nyeri = gigi vital (belum tentu normal)

•Sangat Sakit = Irreversibel pulpitis

•Tidak ada respon (bersama Tidak ada respon (bersama – sama hasil sama hasil test lain) = nekrosis pulpa

•False negatif dan positif

TEST PULPA ELEKTRIKAL

•Suatu alat yg dijalankan baterai dan menghantarkan

arus elektrik frekuensi tinggi yg dapat berbeda arus elektrik frekuensi tinggi yg dapat berbeda – beda..

•Stimulus diletakkan di permukaan gigi

•Cara : letakkan pasta gigi diujung pulpa tester elektrod

a, sirkuit diaktifkan dengan klip atau dipegang oleh pasien. Ujung elektroda diletakkan di permukaan labial. Arus dinaikkan pelan dinaikkan pelan – pelan sehingga didapatkan respon. pelan sehingga didapatkan respon.

•Sensasi (+) (tingling, stinging, rasa penuh atau panas) = vital.

•Sensasi ( Sensasi (-) = nekrosis pulpa ) = nekrosis pulpa

•False positif dan negatif