LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PEMBENTUKAN …
Transcript of LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PEMBENTUKAN …
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SMP MUHAMMADIYAH 11 TELLO BARU
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
ANNA SOFYANA. J 105 190 1333 11
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1437 H - 2015 M
vi
iv
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dalam bentuk penelitian lapangan dengan judul’’
Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Pembentukan Kararakter
Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
Skripsi ini, penulis mengalami banyak kendala. Namun berkat bantuan,
bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-
kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis mengucapakan terima
kasih dan penghargaan sebesar-besarnya terutama kepada dosen
pembimbing yang dengan sabar , tulus dan ikhlas meluangkan waktu
dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran
yang berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini,penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ayahanda tercinta Muh. Jufri Dg. Noto, Ibunda Jumiati Dg. Te’ne,
keluarga-keluargaku Baharuddin Dg. Tammu, Rajamuddin Dg Beta
Dan Saudara-saudaraku Eryanto Bahar, M. Si, Hasna, S. Pd,
vi
iv
Erwin, Abd Azis Jufri, Risnawati. Jufri, Nurdita Almaidah. Jufri, Suci
Rahmadani. Jufri yang berjasa dalam kehidupan penulis
senantiasa menyertai dengan do’a.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Ketua Jurusan Amirah Mawardi, S.Ag. M.Si, dan Ibu Sekretaris
Jurusan Dra. Hj. Maryam, M.Pd.I, Pendidikan Agama Islam yang
telah banyak membantu penulis dalam pelayanan Akademik.
5. Ibu Dra. St. Rajiah Rusydi, M. Pd. I (selaku pembimbing I) dan Drs.
Mutakallim Sijal, M. Pd. (selaku pembimbing II) yang telah sabar,
tulus dan ikhlas meluangkan wakt dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan, motivasi, saran dan arahan.
6. Bapak/ibu dosen dan segenap staf Fakultas Agama Islam yang
telah membimbing dan mengarahkan selama perkuliahan sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi
dengan baik.
7. Baso Injar, selaku kepala sekolah, Muh. Rukman Rahman, S, Th. I,
Selaku Guru Bimbingan Konseling dan bapak/ibu guru SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
vi
iv
8. Rekan-rekan se-Almamater serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-temanku Suci Fatmawati, M. Si, Siti Badariah,Nurul Ifadha
Marzuki, Najmawati, Mutmainnah Marzuki, Irnawati Lahya, Sri Intan
Suwaini, Andi Nurjayani dan Yusni Permatasari yang dengan sabar
memberikan dorongan dan motivasi hingga penulis menyelesaikan
pendidikan.
Semoga kebaikan serta segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis akan mendapat balasan yang layak dari Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dalam penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun akan selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun
bagi pihak pembaca. Aamiin
Makassar. 02 November 2015
Penulis
ABSTRAK
ANNA SOFYANA. J., 2015. Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Layanan Bimbingan
Konseling yang ada di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru, mengetahui faktor yang menghamat guru bimbingan Konseling terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru, dan mengetahui cara Layanan Bimbingan Konseling terhadap membentuk karakter siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,
dengan jumlah populasi 115 orang dan jumlah data sampel yang diambil melalui wawancara berjumlah 1 orang sedangkan jumlah data sampel yang di ambil dari angket sebanyak 63 orang, jadi jumlah sampel penelitian secara keseluruhan sebanyak 64 orang. Di sebabkan peneliti hanya menambil data dari jumlah kelas VII, kelas VIII dan guru Bimbingan Konseling saja. Dan data diperoleh berdasarkan catatan observasi, wawancara, dan angket. Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Layanan Bimbingan
Konseling Terhadap Pembentukan Karakter siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru sudah cukup Baik, adapun data yang terdapat pada angket yaitu siswa yang memilih cukup baik dengan frekuensi berjumlah 38 orang dan presentase berjumlah 60%,dan siswa yang memilih kurang baik dengan frekuensi berjumlah 25 orang dan presentase berjumlah 40%. Faktor yang menghambat guru bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru, masih terdapat hambatan karena masih ada yang tidak mengerti apa yang dimaksud oleh guru bimbingan konseling, adapun data yang di peroleh melalui angket yaitu jumlah siswa yang memilih mengerti jumlah frekuensinya 25 orang dan jumlah presentasenya 40%, jumlah siswa yang memilih kurang mengerti frekuensinya 31 orang da presentasenya 49%, sedangkan jumlah siswa yang memilih tidak mengerti fekuensinya 7 orang dan presentasenya 11%. Cara guru bimbingan konseling dalam Perubahan karakter siswa setelah mengikuti Bimbingan Konseling cukup berubah, adapun data yang terdapat pada angket yaitu Guru selalu memberikan masukan kepada siswa untuk memiliki karakter yang baik terhadap teman, adapun jumlah siswa yang memilih sangat baik frekuensinya 44 orang dan presentasenya 70%, sedangkan jumlah siswa yang memilih kurang baik frekuensinya 19 orang dan presentasenya 30%. Peneliti dapat mengambil hasil penelitian bahwa Bimbingan Konseling di SMP Muhammadiyah11 Tello Baru berjalan dengan sangat baik.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................. iii
PRAKATA......................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 5
A. Layanan Bimbinga Konseling ............................................ 5
1. Pengertian dan Peranan Bimbingan dan Konseling ..... 5
2. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling ........... 11
3. Proses dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling……………….. ....................................... 12
B. Pembentukan Karakter ...................................................... 19
1. Pengertian Pembentukan Karakter .............................. 19
2. Proses Pembentukan Karakter ...................................... 22
3. Pentingnya Karakter ...................................................... 25
x
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 26
A. Jenis Penelitian ............................................................ 26
B. Lokasi dan Obyek Penelitian ........................................ 26
C. Variabel Penelitian ....................................................... 27
D. Definisi Operasional ..................................................... 27
E. Populasi dan Sampel ................................................... 28
F. Instrumen Penelitian .................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 32
H. Teknik Analisis Data ..................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN......................................................... .. 37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................... 37
B. Layanan Guru Bimbingan Konseling Terhadap
Pembentukan Karakter Siswa di SMP Muhammadiyah
11 Tello Baru Makassar ............................................... 39
C. Faktor yang dihadapi Guru Bimbingan Konseling
Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar ..................... 41
D. Cara Guru Bimbingan Konseling Membentuk Karakter
Siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Makassar ..................................................................... 44
BAB V PENUTUP .......................................................................... 48
A. Kesimpulan .................................................................. 48
B. Saran ........................................................................... 48
xi
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1 Keadaan Populasi .............................................................. 30
Tabel 2 Keadaan Sampel ............................................................... 31
Tabel 3 Daftar Guru SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru ............... 36
Tabel 4 Jumlah Peserta Didik SMP Muhammadiyah 11
Tello Baru .......................................................................... 37
Tabel 5 Keadaan Sarana dan prasarana di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru ........................................... 38
Tabel 6 Layanan Guru Bimbingan Konseling Terhadap
Pembentukan Karakter Siswa SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru ........................................... 40
Tabel 7 Siswa mengerti apa yang di berikan guru
Bimbingan Konseling di SMP Muhammadiyah
11 Tello Baru ..................................................................... 43
Tabel 8 Siswa yang melakukan Perubahan Karakter
siswa setelah Mengikuti Bimbingan Konseling
di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru............................... 44
Tabel 9 Siswa Mengulangi Pelanggaran yang perna di
lakukan di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru ................. 45
Tabel 10 Guru selalu memberikan masukan kepada
siswa untuk memiliki karakter yang baik teradap
teman ................................................................................ 46
xiii
Tabel 11 Guru memberikan Bimbingan Konseling agar
Siswa Giat Belajar dan mengerjakan Tugas ...................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan usaha pendidikan yang
menunjang keberhasilan proses pendidikan di seokolah, setiap lembaga
pendidikan formal mempunyai tujuan pendidikan yang disebut dengan
tujuan intitusional (tujuan sekolah). Tujuan ini tertuang dalam kurikulum
pendidikan. Tujuan sekolah merupakan tujuan intermedier bagi
tercapainya tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering di
rangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa
kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan
konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti
atau jantung hati dari kegitan bimbingan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan
dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.
Konseling adalah suatu perkalian timbal balik antara dua orang
individu dimana yang seorang (konseling) agar dia dapat lebih baik
2
.
memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang di
hadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia
yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa
mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan
anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya.
Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di
luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang
tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini
di lakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar
dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuanya secara penuh.
2. Pengertian Pembentukan Karakter
Kata "karakter" berasal dari kata Yunani charaktêr, yang semula
digunakan tanda terkesan. kemudian ada dua pendekatan ketika
berhadapan dengan karakter moral. Etika normatif melibatkan standar
moral yang menunjukkan perilaku benar dan salah. Ini adalah tes perilaku
yang tepat dan menentukan apa yang benar dan salah. Etika terapan
melibatkan isu-isu spesifik dan kontroversial bersama dengan pilihan
moral.
Pada tahun 1982, V. Campbell dan R. Obligasi diusulkan sebagai
faktor utama dalam mempengaruhi karakter dan perkembangan moral.
faktor keturunan, pengalaman masa kanak-kanak, pemodelan oleh orang
dewasa yang lebih tua, pengaruh teman sebaya, lingkungan fisik dan
3
.
sosial secara umum, media komunikasi, apa yang diajarkan di sekolah-
sekolah dan lembaga lain, dan situasi spesifik dan peran yang
menimbulkan perilaku yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Layanan Bimbingan Konseling di SMP Muhammadiyah
11 Tello Baru Makassar?
2. Faktor apa yang menghambat guru Bimbingan dan Konseling dalam
membentuk Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Makassar?
3. Bagaimana cara Membentuk Karakter Siswa melalui Layanan
Bimbingan Konseling di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Layanan Bimbingan Konseling yang
ada di Siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yangmenghambat guru
Bimbingan dan Konseling dalam membentuk Karakter Siswa SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
3. Untuk mengetahui Bagaimana cara Layanan Bimbingan Konseling
dapat Membentuk Karaker Siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello
Baru Makassar.
4
.
D. Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui seberapa penting Layanan Bimbingan Konseling
terhadap pembentukan karakter Siswa. cara guru bimbingan konseling
membentuk karakter yang baik di dalam lokasi sekolah, serta kita juga
dapat memahami apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan
konseling di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Layanan Bimbingan Konseling
1. Pengertian dan Peranan Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melelui jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari
pendidikan, dan prongram ini ditunjukan untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa.
Menurut Tolbeert, bimbingan adalah seluruh program atau semua
kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang di arahkan untuk
membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana
serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-
hari. Bimbingan merupakan layanan khusus yang berada dengan bidang
pendidikan lain.
b. Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di
dalam bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya
yang lentur atau fleksibel dan konprehensif.
6
..
Konseling merupakan salah satu teknik inti atau teknik kunci . hal ini
di karenakan konseling dapat memberi perubahan yang berdasarkan, yaitu
mengubah sikap. Sikap berdasarkan perbuatan, pemikiran, pandangan, dan
perasaan, dan lain-lain.
Menurut Leona E.Tylor, ada lima karakteristik yang sekaligus
merupakan prinsip-prinsip konseling, kelima karakteristik tersebut adalah:
1) Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat (advicement) sebab di
dalam pemberian nasehat proses berpikir ada dan di berikan oleh
penasehat, sedangkan dalam konseling proses berpikir dan pemecahan di
tentukan dan di lakukan oleh klien sendiri
2) Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental
yang berkenaan dengan pola-pola hidup.
3) Konseling lebih nenyangkut sikap dari pada perbuatan atau tindakan.
4) Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional dari pada
pemecahan intelektual.
5) Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering di
rangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan
bimbingan kadang-kadang di lanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa
ahli menyataan bahwa konseling merupakan inti atau jatung hati dari kegian
bimbingan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
di lakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
7
..
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.
Dalam firman Allah Swt ( QS Ar - Rad : 11 )
Terjemahnya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Kementrian Agama, Tahun 2005, Halaman 251).
Konseling adalah suatu perkalian timbal balik antara dua orang
individu dimana yang seorang (konseling) agar dia dapat lebih baik memahami
dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang di hadapinya pada waktu
itu dan pada waktu yang akan datang.
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia
yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai
kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat
selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling
menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran,
tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini di lakukan melalui layanan secara
8
..
khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan
memanfaatkan ke mampuanya secara penuh.
Adapun firman Allah Swt. ( QS Al – Ashr [103] :1 – 3 )
Terjemahnya :
‘’Demi masa Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.’’ (Kementrian Agama, Tahun 2005, Halaman 602)
Disamping tujuan tersebut, Downing (1968) juga mengemukakan
bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan
pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan keinginannya,
serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Secara umum dapat di kemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan
adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang di hadapi siswa
sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efesien.
1. Harapan Bimbingan Konseling
Konseling sebagai individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (On Becoming), yaitu berkembang kearah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut,
konseling merupakan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga
9
..
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya, di samping itu, terdapat
suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseling tidak selalu
berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah
dengan potensi , harapan, dan nilai-nilai yang dianut.
Menumbuhkan pengharapan kepada konseling merupakan hal yang
penting untuk dilakukan konselor. Namun, pada kenyataannya, sering sekali
mengharapkan yang di berikan oleh konselor adalah pengharapan semu. Untuk
itu, amatlah penting bagi konselor untuk bisa membedakan pengharapan yang
semu dari pengharapan yang sejati.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi
masalah pribadi, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang
mempunyai masalah dan belum dapat di atasi/di pecahkan, akan cenderung
terganggu konsentrasinya dalam belajar, dan akibatnya prestasi belajar yang
dicapainya rendah.Dan Kurikulim SMA tahun1975 Buku III C tentang pedoman
bimbingan dan penyuluhan di nyatakan ada beberapa masalah pribadi yang
memerlukan bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara :
a. Perkembangan intelektual dengan emosional.
b. Bakat dengan aspirasi lingkungannya.
c. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya.
d. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.
e. Situasi sekolah dengan situasi lingkungannya.
f. Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan dalam
mengambil pilihan.
10
..
g. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu
berdasarkan atas landasan-landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. Hal
ini merupakan keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991)
landasan-landasn itu adalah sebagai berikut :
1) Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagia individu
yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.
2) Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.
3) Kegiatan bimbingan di laksanakan atas dasar kesepakatan berdasarkan
pembimbing dengan yang dibimbing.
4) Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu
yang di bimbing sebagai manusia yang mempunayi hak-hak asasi (human
rights).
5) Bimbingan adalah suatu yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-
bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
6) Pelayanan di tujukan kepada semua siswa, tidak hanya individu yang
bermasalah saja
7) Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-
menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap
perkembangan anak.
Prinsip-prinsip dasar atau landasan-landasan tersebut merupakan dasar
filosofis dalam layanan bimbingan dan konseling. Dasar ini menentukan
11
..
pendekatan (approach) yang di tempuh dalam membantu klien untuk
memecahkan masalahnya.
2. Peranan Guru Dalam Bimbingan dan Konseling
Pada umumnya guru biasa membatasi kasus-kasus yang tidak begitu berat
di dalam kelasnya. Guru konselor di harapkan pengetahuan yang lebih lengkap
mengenai kepribadian peserta baik serta teknik-teknik untuk mengadakan
wawancara. Serta menghadapi kasusu-kasus yang lebih besar. Tetapi
meskipun demikian, dalam hal-hal yang amat berat ia harus minta pelayanan
kepada orang yang ahli, seperti dokter, psikologi atau klinik bimbingan yang
memiliki perlengkapan yang memadai.
Pada permulaan tahun pelajaran, guru konselor sudah menggunakan
kontak dengan guru-guru,orang tua dan peserta didik. Ia harus menetapkan
kasus-kasus yang perlu mendapatkan perhatian dengan segera. Di antara
langkah-langkah umum yang perlu segera di ambil misalnya:
a. Membuat catatan mengenai individu peserta didik untuk kemudian di
pelacarinya.
b. Counselor harus berusaha mendapatkan kepercayaan dari individu yang
bersangkutan.
c. Counselor harus menjelaskan masalah-masalah yang di hadapinya,
terutama kesulitannya di sekolah.
d. Counselor harus memimpin individu dan memberikan saran-saran
pemecahan yang positif.
e. Counselor harus membesarkan hati individu agar ia melaksanakan rencana
kegiatan yang telah di tetapkan sebanyak mungkin.
12
..
f. Counselor harus mencatat isi wawancara serta hasil-hasil yang telah di
capainya.
g. Counselor memberikan bimbingan yang di perluakan, sehingga individu itu
dapat melaksanakan berbagai kegiatan atau usaha yang sesuai dengan
kemampuan dan masalah yang dihadapinya sendiri.
h. Apabila ternyata kegiatan yang telah di laksanakan itu gagal mencapai
sasaranya, maka counselor maka harus teru memberikan bimbingan. Tetapi
sebaliknya apabiala program tesebut berhasil maka individu itu tidak perlu
memerlukan lagi bantuan, dan hubungan antara counselor dengan individu
dapat di anggap sudah selesai.
Kira-kira pada pertengahan tahun, ia melaksanakan jadwal kerja yang telah
di susunnya untuk keperluan membantu peserta didik menilai kemajuan
belajarnya. Ia bukan saja meneliti sebab-sabab seseorang mencapai prestasi
belajar yang rendah tetapi juga mencoba menemukan metode mengajar yang
paling baik untuk membantu peserta didik mengatasi kelemahan-kelemahanya.
Demikian seterusnya hingga akhir tahun ajaran; guru harus secara
kontinyu mengadakan penelitian dan wawancara dengan peserta didik
sehingga mereka merasa di hormati pribadinya dan sukses studinya.
3. Proses dan Langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Di sekolah menengah seorang guru melapor kepada guru bimbingan
konseling, bahwa peserta didiknya bernama Andi menunjukan gejala kelainana
dengan peserta didik yang lain.
Ia sering tidak amasuk sekolah, kemauan belajar berkurang, suka
menyendiri, mudah tersinggung, tidak mau mencatat pelajaran, tidak pernah
13
..
membawa buku dan alat tulis dan sebagainya. Setelah guru layanan bimbingan
konseling menerima laporan, guru bimbingan konseling mulai mengumpulkan
laporan, guru bimbingan konseling mulai mengumpulkan keterangan mengenai
dari anak tersebut, yaitu mengenai alamat, tanggal lahir, orang tuanya,
pekerjaan orang tuanya, dan lain-lain. Dan mulailah guru bimbingan konseling
menetapkan bahwa Andi perlu di bantu secara khusus.
a. Langkah pertama :
Mengadakan penelitian terhadap diri Andi beserta latar belakangnya. Hal
ini di maksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sebaik-baik tentang
masalah atau kesulitan yang sebenarnya. Sehingga dapat di tetapkan jenis
bantuan apa yang dapat di berikan kepada Andi untuk menolongnya. Dalam
langkah ini guru bimbingan konseling mulai mengumpulkan dokumen-dokumen
sekolah tentang diri Andi, seperti buku Induk, raport, daftar hadir dan
sebagainya.
Sehingga ia mendapatkan data sebagai berikut :
1) Andi masuk dalam kelas satu dalam umur satu tahun lebih tua dari peserta
didik lainnya.
2) Ia pernah mengalami tidak naik kelas.
3) Ia tergolong individu peserta didik yang pandai dalam pelajaran
mengambar.
4) Ia sebagai individu pendiam, tidak pernah mengajukan pertanyaan.
b. Langkah kedua :
Andi di panggil untuk diajak berwawancara. Kepadanya di jelaskan, bahwa
guru bermaksud akan membantunya bukan untuk menghukumnya. Pada
14
..
mulanya Andi merasa ragu-ragu untuk menjawab, tetapi setelah di jelaskan
maksudnya, Andi mulai terbuka memberikan jawaban-jawabanya. Ia
mengatakan bahwa ia selalu merasa malu, malas belajar, merasa bodoh,
merasa rendah hati, merasa tidak mampu, karena umurnya lebih tua dari pada
temannya yang lain. Hal ini di rasakannya sejak ia tidak naik kelas.
Di katakan pula bahwa ia di rumah selalu di marahi oleh ibunya, di rumah
bekerja membantu ibu dengan paksa. Juga ayahnya melarang bercita-cita
untuk menjadi ahli montir mobil. Ia paling senang pada pelajaran menggambar,
dan ingin seperti kawan-kawannya yang lain. Pada akhir wawancara Andi
meras puas karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan berjanji akan
datang lagi bila di perlukan oleh guru bimbingan konseling.
c. Langkah ketiga
Guru bimbingan konseling mengunjungi orang tua peserta didik (yaitu
orang tua Andi). Ia di terima oleh orang tuanya dengan ramah tamah. Kedua
orang tuanya kedua orang tuanya mengharap agar anaknya (Andi) di bimbing
dengan sebaik-baiknya. Dalam kunjungan dan wawancara itu guru bimbingan
konseling memperoleh keterangan sebagai berikut:
1) Ayah Andi adalah sebagai supir taxi, yang jarang sekali berada di rumah.
2) Ibu Andi adalah penjualan sayuran dipasar.
3) Andi adalah anak satu-satunya yang diharapkan oleh kekurangannya,
sebab saudara-saudaranya banyak yang perempuan.
4) Penghasilan orang tua Andi hanya cukup makan saja.
5) Suasana dirumah kurang baik, sebab kedua orang tuanya jarang sekali
dirumah.
15
..
Dan masih banyak lagi keterangan-keterangan yang lain.
d. Langkah keempat :
Andi diajak keklinik untuk diperiksakan kesehatannya. Dikatakan oleh
dokter, bahwa Andi tidak terdapat kelainan-kelainan. Otaknya sehat, tidak ada
gangguan. Hanya diperoleh keterangan, bahwa Andi pernah sakit typhus.
Untuk membuktikan keterangan dokter ini, maka di adakan tes untuk
seluruh peserta didik. Hasilnya menunjukan bahwa:
1) Ia memiliki bakat mekanisme yang tinggi.
2) Ia mdah tersinggung dan sangat memerlukan dorongan.
Kemudian diadakan pula mengarang dengan dua judul untuk di pilih, yaitu:
a) Keadaan di rumahku.
b) Cita-citaku setelah tamat sekolah.
Dari kedua judul itu, Andi memilihki judul yang pertama. Ia menceritakan
tentang keadaan keluarganya yang tidak memuasakan baginya. Terutama
ayahnya yang tidak pernah dirumah, dan ibunya yang sering marah-marah.
Dan ia menginginkan menjadi seorang montir mobil yang cakap.
Dari beberapa langkah tersebut diatas, maka guru bimbingan konseling
dapat mengambil kesimpula sebagai berikut :
(1) Kesulitan Andi dalam Keluarga.
(2) Kesulitan dalam belajar.
(3) Kurang percaya pada diri sendiri.
e. Dalam pemberian bimbingan, biasanya di kenal langkah-langkah .
1) Langkah identifiaksi anak (masalah):
16
..
Langkah ini di maksudkan untuk mengenal anak beserta gejala-gejala
yang Nampak. Dalam langkah ini pembimbing mencatat (masalah) peserta
didik yang perlu mendapatkan bimbingan lebih dahulu.
2) Langkah di agnosis :
Yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang di hadapi individu beserta
latar belakangnya. Dalam langkah kegiatan yang di lakukan ialah ngumpulkan
data dengan mengadakan studi terhadap individu dengan menggunakan
berbagai teknik pengumpualn data. Setelah data terkumpul, kemudian di
tetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.
3) Langkah prognosis:
Yaitu langkah untuk menetapkan (memprediksi) jenis bantuan apa yang
di laksanakan untuk membimbing individu. Langkah-langkah proknosis ini di
tetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah di agnosis yaitu setelah di
tetapkan masalahnya dan di latar belakangnya. Untuk menetapkan langkah
prognosis ini, sebaiknya di tetapkan bersama setelah mempertimbangkan
bebrbagai kemungkinan dan berbagai factor.
4) Langkah terapi (konseling) :
Yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini
merupakan pelaknaan apa-apa yang ditetapkan dalam langkah prognosis.
Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinyu dan
sistematis, serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.
5) Langkah evaluasi dan follow-up :
Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh
menakah terapi yang telah di lakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam
17
..
langkah follow-up atau tidak lanjut, di lihat perkembangan selanjutnya dalam
jangka waktu yang lebih jauh.
Adapun sifat dan syarat yang di miliki petugas bimbingan antara lain :
a) Memiliki sifat baik, setidak-tidaknya sesuai ukuran siswa.
b) Bertawakal, mendasarkan sesuatu atas nama Allah SWT.
c) Sabar, utamanya tahan menghadapi siswa menentang keinginan untuk di
beriakan bantuan.
d) Tidak emosional,artinya tidak mudah terbawa emosi dan dapat mengatasi
emosi diri dari siswa.
e) Retorika yang baik, mengatasi keraguan siswa dan dapat meyakinkan
bahwa ia dapat member bantuan.
f) Dapat membedakan tingkah laku klien yang berimplikasi terhadap hukum
wajib, sunnah, mubah, makhruh, haram terhadap perlunya taubat atau tidak.
Adapun keterampilan yang dimiliki seorang pembimbing adalah
keterampilan komunikasi, yaitu mendengarkan dan memperhatikan. Disamping
itu, juga kemampuan untuk menyelenggarakan konseling, mengelolah data
individu, melakukan wawancara, dan menggunakan sumber-sumber yang
terdapat di sekolah dan masyarakat.
Agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dengan sebaik-baiknya,
maka ada beberapa hal yang perlu di jadikan pedoman sehingga pelayanan
bimbingan dapat sesuai dengan apa yang di harapkan.
Adaupun prinsip – prinsip bimbingan yang perlu kita pedomani adalah
sebagai berikut :
18
..
a. Hendaklah dalam memberikan layanan bimbingan individu (siswa) di
anggap sebagai individu yang berkemampuan, termaksud kemampuan
untuk memecahkan masalahnya. Merupakan tugas pembimbing untuk
meningkatkan kemampuan siswa agar menjadi lebih cerdas sehingga dapat
memecahkan masalahnya. Dengan berpedoman pada prinsip ini, maka
orang memberikan nasehat atau menentukan apa yang harus di lakukankan
siswa berasal dari kesadaran siswa itu sendiri.
b. Siswa adalah individu yang berharga, sehingga perlu di hormati, bagaimana
pun keadaannya, mereka (siswa) tidak boleh di remehkan, di rendahkan
martabatnya, baik oleh sikap perbuatan maupun kata–kata pembimbing.
Pembimbing hendaknya menunjukan sikap hormat kepada klien,
menunjukan perhatian agar klien tumbuh rasa percaya terhadap
pembimbing. Perasaan pada proses bimbingan sangat di perlukan. Dengan
rasa percaya terhadap pembimbing, siswa mau mengemukakan masalah
yang sedang dihadapinya dan tidak menaruh rasa ragu–ragu, curiga, takut,
dan sebagainya.
c. Siswa sebagai individu yang merupakan kebulatan. Tingkah laku di warnai
oleh keadaan fisik, psikis, serta sosial dan latar belakang lainnya, demikian
pula kelainan tingkah lakunya. Dengan demikian, siswa perlu di pahami oleh
pembimbing keadaannya secara menyeluruh, juga segi kehidupannya.
d. Siswa adalah merupakan makhluk unik, artinya anatara siswa satu dengan
yang lain terhadap perbedaan. Dengan demikian, perlu sekali dipahami
sifat–sifat dari masing–masing siswa.
19
..
e. Keberhasilan pelayanan bimbingan di sekolah amat di perlukan oleh
kesidian serta kesadaran siswa itu sendiri. Tanpa ada kesadaran tersebut
layanan bimbingan tidak akan berjalan. Oleh karena itu, usaha paling awal
perlu di lakukan oleh seorang pembimbing di sekolah adalah menanamkan
kesadaran akan pentingnya bimbingan bagi dirinya, setelah itu baru diberi
layanan bimbinganya.
B. Pembentukan Karakter
1. Pengertian Pembentukan Karakter
Karakter merupakan akar kata dari bahasa latin yang berarti di pahat
(Mark Rutland, 2009: 3). Hakekat karakter ialah menurut Simon Philips,
karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang
melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni
Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian
di anggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang di terima dari
lingkungan. Sementara Winnie, memahami bahwa istilah karakter memiliki dua
pengertian. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku.
Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus, tentulah
orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila
seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
memanifestasikan karakter mulia. Kedua, apabila karakter erat keitannya
dengan “personality”. Seseorang baru bisa di sebut orang yang berkarakter (a
person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
20
..
karakter (kepribadian) secara baik. Pendidikan bagi kehidupan manusia
merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus di penuhi sepanjang
hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat
hidup berkembang dengan cita-cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia
menurut konsep pandangan hidupnya. Dalam pengertian sederhana dan umum
makna pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan agama. Pendidikan
bertujuan tidak sekedar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer
of knowledge), tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai (transfer of value).
Artinya bahwa Pendidikan, di samping proses pertalian dan transmisi
pengetahuan, juga berkenaan dengan proses perkembangan dan pembentukan
kepribadian atau karakter masyarakat.
Dalam rangka internalisasi nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik,
maka perlu adanya optimalisasi pendidikan. Perlu kita sadari bahwa fungsi
pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan juga di pandang sebagai sebuah sistem sosial, artinya di
katakan sistem sosial di sebabkan di dalamnya berkumpul manusia yang saling
berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menuju pada pendidikan yang dapat
21
..
beradaptasi dengan lingkungannya, yaitu dengan cara melakuakan perubahan-
perubahan susunan dan proses dari bagian-bagian yang ada dalam pendidikan
itu sendiri. Sehingga pendidikan sebagai agen perubahan sosial di harapkan
peranannya mampu mewujudkan perubahan nilai-nilai sikap, moral, pola pikir,
perilaku intelektual, ketrampilan, dan wawasan para peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena
yang di dalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian
membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola
berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya
berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa
ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa
kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus
mendapatkan perhatian serius.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia
terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri
tersebut, maka istilahnya di namakan dengan:
a. Pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif
Pikiran sadar (conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan
objek luar dengan menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran
sadar ini adalah menalar Terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan
22
..
analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. pikiran
sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran bawah sadar
dari pengaruh objek luar.
b. Pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.
Pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi
emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat
membantah. Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja
pikiran sadar semakin minimal.
terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika masih di dalam
kandungan. Pikiran bawah sadar akan menjalankan apa yang telah di kesankan
kepadanya melalui sistem kepercayaan yang lahir dari hasil kesimpulan nalar
dari pikiran sadar terhadap objek luar yang di amatinya.
Dengan memahami cara kerja pikiran tersebut, kita memahami bahwa
pengendalian pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam
mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa
yang kita inginkan, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali
sehingga terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus
mendapatkan penderitaan-penderitaan, di sadari maupun tidak.
2. Proses Pembentukan Karakter
Setiap individu di hadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu
kehidupan duniawi. Akan tetapi respon yang berikan terhadap permasalahan
tersebut berbeda-beda. Ada yang hidup penuh semangat, sedangkan yang
lainnya hidup penuh malas dan putus asa. Ada yang hidup dengan keluarga
yang damai dan tenang, sedangkan ada juga yang hidup dengan kondisi
23
..
keluarga yang berantakan. Ada yang hidup dengan perasaan bahagia dan
ceria, sedangkan yang lain hidup dengan penuh penderitaan dan keluhan.
Padahal setiap individu berangkat dari kondisi yang sama, yaitu kondisi ketika
masih kecil yang penuh semangat, ceria, bahagia, dan tidak ada rasa takut atau
pun rasa sedih.
Secara alami, sejak lahir sampai berusia tiga tahun, atau mungkin hingga
sekitar lima tahun, kemampuan menalar seorang anak belum tumbuh sehingga
pikiran bawah sadar (subconscious mind) masih terbuka dan menerima apa
saja informasi dan stimulus yang di masukkan ke dalamnya tanpa ada
penyeleksian, mulai dari orang tua dan lingkungan keluarga. Dari mereka itulah,
pondasi awal terbentuknya karakter sudah terbangun. Pondasi tersebut adalah
kepercayaan tertentu dan konsep diri. Jika sejak kecil kedua orang tua selalu
bertengkar lalu bercerai, maka seorang anak bisa mengambil kesimpulan
sendiri bahwa perkawinan itu penderitaan. Tetapi, jika kedua orang tua selalu
menunjukkan rasa saling menghormati dengan bentuk komunikasi yang akrab
maka anak akan menyimpulkan ternyata pernikahan itu indah. Semua ini akan
berdampak ketika sudah tumbuh dewasa.
Selanjutnya, semua pengalaman hidup yang berasal dari lingkungan
kerabat, sekolah, televisi, internet, buku, majalah, dan berbagai sumber lainnya
menambah pengetahuan yang akan mengantarkan seseorang memiliki
kemampuan yang semakin besar untuk dapat menganalisis dan menalar objek
luar. Mulai dari sinilah, peran pikiran sadar (conscious) menjadi semakin
dominan. Seiring perjalanan waktu, maka penyaringan terhadap informasi yang
masuk melalui pikiran sadar menjadi lebih ketat sehingga tidak sembarang
24
..
informasi yang masuk melalui panca indera dapat mudah dan langsung di
terima oleh pikiran bawah sadar.
Semakin banyak informasi yang di terima dan semakin matang sistem
kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tindakan,
kebiasan, dan karakter unik dari masing-masing individu. Dengan kata lain,
setiap individu akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri
(self-image), dan kebiasaan (habit) yang unik. Jika sistem kepercayaannya
benar dan selaras, karakternya baik, dan konsep dirinya bagus, maka
kehidupannya akan terus baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, jika
sistem kepercayaannya tidak selaras, karakternya tidak baik, dan konsep
dirinya buruk, maka kehidupannya akan di penuhi banyak permasalahan dan
penderitaan.
Kita ambil sebuah contoh. Ketika masih kecil, kebanyakan dari anak-
anak memiliki konsep diri yang bagus. Mereka ceria, semangat, dan berani.
Tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa sedih. Mereka selalu merasa bahwa
dirinya mampu melakukan banyak hal. Karena itu, mereka mendapatkan
banyak hal. Kita bisa melihat saat mereka belajar berjalan dan jatuh, mereka
akan bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, sampai akhirnya mereka bisa berjalan
seperti kita.
Akan tetapi, ketika mereka telah memasuki sekolah, mereka mengalami
banyak perubahan mengenai konsep diri mereka. Di antara mereka mungkin
merasa bahwa dirinya bodoh. Akhirnya mereka putus asa. Kepercayaan ini
semakin di perkuat lagi setelah mengetahui bahwa nilai yang di dapatkannya
berada di bawah rata-rata dan orang tua mereka juga mengatakan bahwa
25
..
mereka memang adalah anak-anak yang bodoh. Tentu saja, dampak negatif
dari
3. Pentingnya Karakter
Karakter menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang, karena
karakter menjadi salah satu penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu,
karakter yang kuat dan positif perlu dibentuk dengan baik. Menurut Slamet
Imam Santoso (1981:33), tujuan tiap pendidikan yang murni adalah menyusun
harga diri yang 46 kukuh, kuat dalam jiwa pelajar, supaya kelak mereka dapat
bertahan dalam masyarakat. Diungkapkan juga bahwa pendidikan bertugas
mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas
kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu
kemampuan dan batas kemampuannya, serta mempunyai kehormatan diri.
Tambahan lagi, Furqon (2010: 18) mengatakan bahwa pendidikan tak cukup
hanya untuk membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu menciptakan
nilai-nilai luhur atau karakter.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian
lapangan (survei) dengan pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang
mengungkapkan dan menggambarkan fakta-fakta dan data yang di
peroleh secara mendalam dan apa adanya dan di analisis dengan analisis
deskriptif kualitatif .
Margono (1997:33) mendefinisikan bahwa: metode kualitatif sebagai presedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang yang terobsesi dan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang yang ada dilingkungan sekitarnya. B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Muhammadiyah 11 Tello
Baru Makassar. Objek penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling
dan siswa yang ada di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
Peneliti mengambil lokasi ini disebabkan karena peneliti ingin tahu
seberapa penting Layanan Bimbingan Konseling yang ada di lokasi SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar. Selama peneliti melaksanakan
tinjauan ke Lokasi, peneliti melihat fenomena kurangnya peran bimbingan
konseling terhadap karakter siswa. Maka dari itulah, peneliti mengambil
lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
27
.
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2003: 60) berpendapat bahwa “segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan”.
1. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen ( terikat).
2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dalam penelitian ini adalah peranan bimbingan dan
konseling sebagai variabel bebas (X) dan pembentukan
akhlak siswa sebagai variabel terikat (Y).
D. Defenisi Operasinal Variabel
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul skripsi
ini yakni“Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Pembentukan
Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar.
Berdasarkan berbagai pengertian yang telah diuraikan sebelumnya maka
penulis merumuskan definisi operasional variabel yang di maksud dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Pembentukan Karakter
Siswa sebagai berikut:
1. Peranan bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik,baik secara perorangan maupun kelompok,
28
.
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan
belajar dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
2. Pembentukan karakter siswa adalah hasil usaha dari pendidikan
dan pelatihan, terhadap potensi rohaniah yang terdapat dalam
diri manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan
konseling terhadap pembentukan karakter siswa adalah pemberian
bantuan atau pertolongan terhadap siswa baik secara perorangan
maupun kelompok agar mampu mancari dan berkembang secara optimal
serta mampu mengembangkan potensi rohaniah yang terdapat dalam diri
siswa.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah penduduk atau kelompok individu benda
atau unsur yang diteliti dan diselidiki dalam pelaksanaan penelitian,
karena itu merupakan suatu bagian yang diperlukan dalam memecahkan
suatu masalah dalam menunjang keberhasilan penelitian itu sendiri yang
merupakan medifistasi dari cara manusia dalam mencari ilmu
pengetahuan yang dilakukan secara ilmiah berdasarkan fakta data secara
29
.
empiris, sistematis atau mengikuti aturan secara logis sesuai dengan daya
analisa manusia.
Margono (2010: 118) mengatakan „‟Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan‟‟. Populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang akan menjadi objek
penelitian.
Suharsimi Arikunto (2002 : 108) mengatakan bahwa:”populasi adalah
keselurhan objek penelitian‟‟. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian
dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang terdapat
dilokasi penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan guru BK dan siswa yang ada di SMP Muhammadiyah 11
Tello Baru Makassar yaitu jumlah guru sebanyak 15 orang dan siswa 100
orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.
30
.
Tabel 1.
Keadaan Populasi
NO Guru dan Siswa Jenis Kelamin
Jumlah L P
1. Guru 9 6 15
2. Siswa Kelas VII 21 9 30
3. Siswa Kelas VIII 22 11 33
4. Siswa Kelas IX 22 15 37
Jumlah 79 35 115
Sumber Data: SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar 2015
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data mewakili seluruh populasi. Suharsimi Arikunto mengatakan
sampel adalah sebagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti) Sedangkan menurut sugiono, sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh popalasi tersebut. Pada dasarnya
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi atau keterangan-keterangan mengenai hal yang diteliti dengan
cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih dan dianggap dapat
mewakili semua populasi yang ada.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa teknik pengambilan sampelnya adalah tehnik purvosife sampling
karena dari peneliti kepada guru BK yakni 1 orang sedangkan siswa
yang ada di kelas VII berjumlah 30 orang dan siswa yang berada di kelas
31
.
VIII berjumlah 33, disebabkan jumlah yang peneliti ingin teliti tidak cukup
sampai 100 karena pada saat proses penelitian siswa kelas X sibuk
mempersiapkan Ujian Nasional dan tidak bisa menjawab angket maka
peneliti mengambil semua jumlah populasi yang ada di kelas VII dan VIII
yang berjumlah 63. Untuk lebih jelasnya lihat table berikut:
Tabel 2.
Keadaan Sampel
No Guru BK dan Siswa JENIS KELAMIN
JUMLAH L P
1 Guru BK 1 0 1
2 Siswa Kelas VII 21 9 30
3 Siswa Kelas VIII 22 11 33
JUMLAH 44 20 64
Sumber Data: SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar 2015
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang disimpulkan yang dilaksanakan untuk
pengumpulan data secara sistematis dipermudah oleh dengan demikian
instrumen data alat bantu bagi peneliti bisa melakukan instrumen untuk
menjawab responden. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti, maka penulis menggunakan instrumen
penelitia berupa :
32
.
1. Pedoman Obsevasi
Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengamati dan
melihat langsung proses pembelajaran bidang Studi Pendidikan Agama
Islam pada SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar. Penelitian
objek secara seksama dengan melibatkan diri langsung dilokasi
penelitian.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain yang
mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
3. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari responden, hal ini
dimaksud untuk memperoleh data-data kongrit yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang dibahas dalam skripsil.
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan datas di lapangan, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data berikut :
1. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung
dengan sumber informasi tentang objek penelitian.
2. Angket, yaitu memberikan pertanyaan dalam bentuk daftar
pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
33
.
3. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap objek
yang akan diteliti Layanan Bimbingan Konseling terhadap pemntukan
karakter siswa.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan dianalisis dalam bentuk analisis Kualitatif yang akan
dipadukan dengan deskriptif statistik yang akan menggambarkan data
dengan cara tabel sederhana dan persentase dengan rumus sebagai
berikut :
F
P = --------- x 100
N
Keterangan :
P = Angka Persentase
F= Frekuensi yang sedang di cari Persentasinya
N= Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsikan Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar
SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru berdiri di atas tanah seluas 1200
m2. Terletak di Jl. Prof. Dr . J . Leimena Komp BTN IDI Tello Baru Kota
Makassarpada tanggal 31 Desember 1981. SMP Muhammadiyah 11 Tello
Baru Awalnya Sekolah tersebut adalah sekolah dasar (SD) namun
diakhilikan menjadi Sekolah menengah pertama (SMP). SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru memiliki status kepemilikan yakni
persyarikatan Muhammadiyah, sekolah tersebut adalah sekolah swasta.
Sampai saat ini SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru tidak pernah
mengalami pergantian kepala sekolah semenjak terbentuknya Sekolah
menengah pertama (SMP), Kepala sekolaH SMP Muhammadiyah 11 Tello
Baru bernama Bapak Baso Injar.
2. Visi, dan Misi SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Visi
“Insan Quran unggul dalam Prestasi dan Budi Pekerti yang Luhur sehingga
menjadi sekolah unggul serta berperestasi berdasarkan IPTEK dan IMTAK.”
Misi
“Membina mental Spiritual Menggali dan Mengembangkan Potensi diri
dengan Proses Pembelajaran yang Efektif dan Efesien. ”
35
3. Keadaan Guru
Guru yaitu seseorang yang diberi wewenang untuk mengajar atau
memberi pelajaran terhadap siswa. Dalam proses pembelajaran peran guru
sangat besar karena mereka sebagai pemegang kendali pada lembaga
pendidikan. Guru sebagai pendidik, pembimbing, dan pengasuh dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan yang didapatkan oleh seorang siswa
sangat ditentukan sejauh mana kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Guru di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru dengan berbagai disiplin
ilmu yang dimilikinya telah berusaha menjalankan tugas dan tanggung jawab
dalam mendidik siswa dengan sebaik-baiknya.Namun demikian, guru perlu
membekali diri dengan berbagai keterampilan dan informasi penting tentang
pendidikan sehingga dapat memenuhui kebutuhan siswa dalam memperoleh
ilmu pengetahuan, serta memberi contoh tauladan yang baik bagi peserta
didiknya.Karena salah satu dari pembentukan kepribadian dan karakter
seorang peserta didik di tentukan oleh lingkungan sekolah dimana mereka
menimba ilmu pengetahuan.Dan biasanya mereka mencontoh pada
lingkungan sekitarnya termasuk pendidikan. Untuk mengetahui keadaan guru
di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru, dapat dilihat pada tabel berikut :
36
Tabel 3
Daftar Guru SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
NO NAMA GURU JABATAN
1 Baso Injar Kepala Sekolah
2 Nur Ayni, S. Pd Wakil Kepala Sekolah dan Guru Pendidikan Agama Islam
3 Halia, S. E Wakasek Kurikulum dan Guru IPS
4 Ilham, S. Pd Guru Matematika
5 Irwan Suyuti Guru TIK/KKPI
6 Drs. M. Said Wakasek Kesiswaan dan Guru PKN
7 Moming Guru Seni Budaya
8 Muh. Ridwan S, S, Ag Wakasek Humas dan Guru Bahasa Arab
9 Muh. Rukman Rahman, S. Th. I Guru BK dan Guru KeMUhammadiyahan
10 Munasir, S. Pd Tata Usaha dan Guru IPS
11 Adri Aswan, S. Pd Kepala Perpustakaan dan Guru Bahasa Indonesia
12 Nurlaila Karinda, S. E Guru Keterampilan Seni
13 Rustam, S. Pd Guru Bahasa Inggris
14 Kasmawati, S. Pd Guru IPA
15 Sofyan, S. Pd Kepala Tenaga Admistrasi dan Guru PJOK
Sumber data : SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru 2014-2015
Terkait dengan tabel diatas, peneliti dapat menganalisis dan
menyimpulkan bahwa keberadaan guru di SMP SMP Muhammadiyah 11
Tello Barudengan jumlah guru yang lumayanini akan menampilkan proses
pembelajaran yang sistematis sehingga dari itu akan menghasilkan peserta
didik yang terdidik, baik pengetahuan maupun moralitas/akhlaknya.
37
4. Keadaan Peserta Didik di Sekolah SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Keadaan peserta didik di SMP SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
pada tahun ajaran 2014-2015.Jumlah peserta didik keseluruhan sampai saat
ini tercatat 100 orang.
Tabel 4
Jumlah Peserta Didik di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
NO KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH L P
1 VII 21 9 30
2 VIII 22 11 33
3 IX 22 15 37
JUMLAH 65 35 100
Sumber data :SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru 2014-2015
Terkait dengan Tabel diatas, penulis dapat menganalisis dan
menyimpulkan bahwa keberadaan peserta didik SMP Muhammadiyah 11
Tello Baru dari tahun ke tahun menurun.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana adalah seluruh fasilitas yang terdapat di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru yang menunjang kegiatan dan administrasi
sekolah dan pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah antara lain
38
tersedianya perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru,ruang kelas VII,
ruang kelas VIII, ruang kelas XI dan WC.
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
No. Tempat Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruangan Baik
2 Perpustakaan 1 Ruangan Baik
3 Ruang Guru 1 Ruangan Baik
4 Ruang Kelas 3 Ruangan Baik
5 WC/Kamar Mandi 1 Ruangan Baik
6 Meja Pimpinan 1 Baik
7 Kursi Pimpinan 1 Baik
8 Lemari 4 Baik
9 Meja Guru 5 Baik
10 Kursi Guru 10 Baik
11 Meja Siswa 60 Baik
12 Kursi Siswa 60 Baik
13 Papan Tulis 3 Baik
14 Tempat Air (BAK) 1 Baik
15 Kloset Jongkok 1 Baik
17 Tempat Cuci Tangan 1 Baik
39
Sumber data : SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru 2014-2015 Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SMP Muhammadiyah 11
Tello Baru sebagaimana yang terdapat pada daftar tabel 5 diatas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru kurang baik karena masih banyak fasilitas
yang kurang terpenuhi dalam proses belajar disekolah. Faktor ini biasa
menyebakan siswa kurang bersemangat dalam proses belajar.Karena guru,
peserta didik, sarana dan prasarana merupakan komponen utama dalam
dunia pendidikan formal.
B. Layanan Guru Bimbingan Konseling Terhadap Pembentukan
Karakter Siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar
SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru memiliki guru khusus Bimbingan
Konseling 1 orang dan didukung oleh latar belakang pengetahuan
keagamaan dan masa pengabdian yang terbilang cukup lama, akan
memberikan kontribusi yang besar terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
lebih berkualitas. Kemampuan yang dimiliki dalam membuat perencanaan
membentuk karakter siswa agar mudah percaya diri dalam berprestasi. Dan
mengajarkan kedisiplinan dalam belajaran, cara ini dapat memberikan
dampak positif pada siswa. Agar siswa tidak kesulitan dalam pembentukan
karakter sendiri.
Untuk lebih mengetahui kepedulian atau perhatian yang diberikan
guru bimbingan konseling terhadap siswa maka peneliti mengadakan
40
wawancara dengan mengajukan pertanyaan “Dalam proses pembelajaran,
terkadang ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mengenal
karakternya sendiri.
Bagaimana bapak membentuk karakter siswa dengan layanan
Bimbingan Konseling?”
Menyikapi pertanyaan dari peneliti maka pak Muh. Rukman Rahman, S. Th. I guru Bimbingan Konseling mengatakan lewat hasil wawancara bahwa :
Kami membentuk karakter setiap siswa dengan cara selalu memberikan motivasi atau dorongan agar bisa percaya diri dalam hal bersosialisasi dan prestasi. Namun Kami selaku pendidik selalu berusaha memberikan perhatian dengan baik kepada siswa dengan selalu melakukan evaluasi terhadap siswa yang mengalami kesulitan karena terkadang masih banyak yang kami temukan siswa yang memang masalah utamanya datang dari lingkungan keluarganya dan juga dari diri sendiri.yang masih kurang bimbingan,
Tabel 6
Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Pembentukan Karakter Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Cukup baik 38 60%
3 Kurang baik 25 40%
4 Tidak baik - -
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 1
41
Tabel tersebut menunjukkan bahwa guru layanan bimbingan konseling
selalu memberikan waktu buat siswa terhadap pembentukan karakter di
dalam lingkungan sekolah ini cukup baik dengan dengan frekuensi 38 orang
dan persentase sebesar 60% sedangan siswa yang memilih kurang baik
dengan jumlah frekuensi 25 orang dan presentase 40%.
Hal ini menunjukkan bahwa di sekolah ini memang memberikan
layanan bimbingan konseling terhadap pembentukan karakter siswa
meskipun tidak ada di bidang studi khusus bimbingan konseling.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada objek yang diamati,
dapat dikemukakan bahwa guru layanan bimbingan konseling cukup baik
dalam meningkatkan mutu, kualitas dan karakter anak didiknya. Khususnya
penelitian yang peneliti laksanakan walaupun tidak ada pembelajaran khusus
bimbingan konseling di lokasi yang peneliti temukan terbukti bahwa di dalam
sekolah siswa harus memiliki karakter agar dapat mengetahui kemampuan
siswa itu sendiri.
C. Faktor yang menghambat guru bimbingan konseling terhadap
penbentukan karakter siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya bahwa
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa maka guru melakukan
bimbingan khusus untuk mengatasinya. Selanjutnya ditempat dan hari yang
sama peneliti mengajukan pertanyaan kedua bahwa “dalam proses
pembelajaran disekolah khususnya dalam hal karakter sebagaimana telah
42
dijelaskan sebelumnya bimbingan konseling tidak terdapat pada mata
pelajaran yang ada di sekolah namun bimbingan konseling adalah bimbingan
khusus untuk siswa.
Maka faktor apa yang menghambat guru bimbingan konseling
terhadap pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru?”
Pak Muh. Rukman Rahman, S. Th. I mengatakan bahwa : Sebenarnya pada saat guru bimbingan konseling memberikan layanan
bimbingan konseling kepada siswa masih banyak siwa yang kurang mengerti apa maksud dari guru bimbingan konseling. Dan pada akhirnya siswa yang kurang mengerti tersebut melaporkan kepada orang tuanya dan menyebabkan orang tuanya salah faham dalam menanggapi laporan dari anaknya,yang menyebabkan orang tua tersebut tidak setuju apa yang guru bimbingan konseling berikan kepada anaknya. Pada saat orang tua siswa menyampaikan ketidak setujuannya kepada guru bimbingan konseling, maka guru bimbingan konseling memberikan penjelasan apa yang dimaksudkan oleh guru mimbingan konseling itu hanya untuk membentuk karakter setiap siswa agar siswa memiliki karakter yang baik. Dan pada akhirnya orang tua dari siwa yang kurang mengerti itu dapat menerima dan menegerti apa yang dimaksud oleh guru bimbingan konseling.
Selama penelitian berlangsung dan melakukan wawancara maka
peneliti dapat simpulkan bahwa meskipun sekolah ini adalah sekolah swasta
tetapi guru selalu memperhatikan karakter setiap siswa dan memberikan
pengarahan kepada siswa agar menjadi siswa yang berkarakter. Hasil
penelitian yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data berupa angket
yang dibagikan kepada sejumlah sampel siswa untuk mengetahui factor
yang dihadapi guru bimbingan konseling terhadap pembentukan karakter
siswa, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus
persentase.
43
Tabel 7
Siswa mengerti apa yang diberikan guru bimbingan konseling
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Mengerti 25 40%
2 Kurang mengerti 31 49%
3 Tidak mengerti 7 11%
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 2
Tabel diatas menunjukan bahwa pada saat guru mimbingan konseling
memberikan layanan bimbingan konseling kepada siswa SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru, masih ada yang sering memgerti, jarang
mengerti, tidak mengerti. Dan pada table yang terdap diatas siswah yang
memilih menegerti dengan presentase 40% dan frekuensi 25 orang, yang
memilih kurang mengerti dengan presentase 49% dan frekuansi 31 orang,
dan yang memilih tidak mengerti dengan presentase 11% dan frekuansi 7
orang.
Hal ini menunjukkan bahwa di sekolah ini masih ada yang tidak
mengerti apa yang dimaksud guru bimbingan konseling terhadap
pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada objek yang diamati,
dapat dikemukakan bahwa guru bimbingan konseling harus memberikan
44
bimbingan konseling yang dapat dimengerti oleh siswa agar siswa tidak
salah mengerti apa yang dimaksud guru bimbingan kenseling tersebut.
D. Cara Guru Bimbingan Konseling Terhadap Pembentukan Karakter
Siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
Guru SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru selalu berusaha memberikan
solusi kepada siswa yang masih mengalami kesulitan khususnya dalam
memahami karakter sendiri.
Bagaimana cara bapak membentuk karakter siswa melalui layanan
bimbingan konseling?”
Menurut bapak Muh. Rukman Rahman, S. Th. I dalam wawancara bahwa: Guru selalu memperhatikan dan menyediakan bimbingan khusus bagi
siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami kemampuan atau karakternya, dan guru bimbingan konseling dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif dengan metode khusus pula agar dapat memberikan kemudahan bagi siswa agar memiliki karakter yang lebih baik.
Tabel 8
Siswa yang melakukan Perubahan Karakter setelah Mengikuti Bimbingan Konseling di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Berubah 51 81%
3 Kurang berubah 12 19%
4 Tidak berubah - -
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 3
45
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru bimbingan konseling SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru memiliki kepedulian dengan berusaha
mendorong siswa agar melakukan perubahan karakter yang lebih baik
khususnya di lokasi sekolah, siswa yang memilih berubah dengan
presentase 81% dan frekuansi 51 orang, sedangakan siswa memilih kurang
berubah dengan presentase 19% dan frekuensi 12 orang.
Tabel 9
Siswa Mengulangi pelanggaran yang pernah di Lakukan
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Selalu mengulangi - -
3 Jarang mengulangi 15 24%
Tidak pernah mengulangi
48 76%
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 4
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru selalu berusaha memberikan
arahan atau motivasi untuk memiliki kepribadian dan karakter yang baik yang
dapat memberikan perubahan yang lebih baik buat siswanya. Hal ini
diperkuat dengan jawaban siswa yang memilih jarang mengulangi dengan
presentase 24% dan frekuensi 15 orang , sedangkan siswa yang memilih
tidak pernah mengulani dengan presentase 76% dan frekuensi 48 orang.
46
Tabel 10
Guru selalu memberikan masukan kepada Siswa untuk memiliki
Karakter yang baik terhadap teman
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Sangat baik 44 70%
3 Kurang baik 19 30%
4 Tidak baik - -
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam bimbingan ini sebagian besar
guru bimbingan konseling selalu memberikan masukan kepada siswa untuk
memiliki karakter yang baik terhadap temannya. Terdapat pada table diatas
siswa yang memilih sanagt baik dengan presentase 70% dan frekuensi 44
orang, sedangkan siswa yang memilh kurang baik dengan presentase 30%
dan frekuensi 19 orang.
47
Tabel 11
Guru memberikan Bimbingan Konseling agar Siswa Giat Belajar dan
Mengerjakan Tugas
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Giat 53 84%
3 Kurang Giat 10 16%
4 Tidak Giat - -
Jumlah 63 100%
Sumber data : angket nomor 6
Tabel tersebut menunjukkan bahwa guru memberikan bimbingan
konseling agar siswa lebih giat belajar dan mengerjakan Tugas. Hal ini
diperkuat oleh jawaban siswa yang memilih Sangat giat dengan
presentase 84% dan frekuensi 53 orang, sedangkan siswa yang
memilih kurang giat dengan presentase 16% dan frekuensi 10 orang.
peneliti melihat siswa sangat antusias dalam belajar karena adanya
motivasi yang kuat dari guru bimbingan konseling khususnya terhadap
Karakter siswa SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Layanan Bimbingan Konseling yang ada di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru
sudah berjalan baik, karena guru selalu melaksanakan tugasnya dengan baik
serta kepeduliannya terhadap siswa.
2. Tidak ada faktor yang selalu menghambat Guru Bimbingan Konseling di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru dalam memberikan Layanan Bimbingan Konselig
kepada siswa karena setiap siswa mampu memahami aturan dan arahan yang
diberikan kepada Guru Bimbingan Konseling.
3. Cara Guru Bimbingan Konseling membimbing siswa yang ada di sekolah SMP
Muhammadiyah Tello Baru, dengan cara memberikan arahan dan contoh yang
baik kepada setiap siswa yang ada di sekolah.
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan
saran yang berkaitan dengan layanan bimbingan konseling terhadap pembentukan
karakter siswa, kepedulian guru terhadap siswa sebaiknya guru bimbingan
konseling memberikan dorongan atau motivasi di dalam lokasi sekolah,
Guru (khususnya guru Bimbingan Konseling) diharapkan lebih memperhatikan
kondisi baik itu kondisi lingkungan siswa ataupun kondisi fisik siswa di dalam
Menentukan karakter agar berdapat karakter yang lebih baik untuk siswa SMP
Muhammadiyah 11 TelloBaru.
49
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Karim
Arifin, H. M. (2003). Teori – teoriKonseling Agama Islam danUmum. Jakarta : PT Golden TerayonPrees.
Anggoro, M. Toha, 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
BimoWalgito. 1975. BimbingandanPenyeluhandisekolah. Yogyakarta : YayasanPenerbitFakultasPsikologi UGM.
BP3K Dep P dan K. 1975.BimbingandanPenyuluahanuntuk PPSP PengantarKepadaLayananBimbinganSekolah. Jakarta
Departemen Agama RI, Terjemahaan Al Qur’an Al Kari. Bandung. Syamil CiptaMedika 2005.
ElfiMu’awanahdanRifahHIdayah, BimbinganKonseling Islam, (Jakarta, BumiAksara), 2009.
Hidayatullah, Furqan. 2010. PendidikanKarakter: MembangunPeradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Hikmawati, Fenti. (2010). BimbinganKonseling.Jakarta :Rajawali Pers.
M. FurqonHidayatullah. 2010. Guru Sejati: MembangunInsanBerkarakter kuat&cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka
Prayitno&EmtiErman, 2004, Dasar – DasarBimbingandanKonseling Di Sekolah, Jakarta: PT. RinekaCipta
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasa , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
S Margono, MetodologiPenelitianPendidikan, Cet. 7, Jakarta: RinekaCipta, 2007.
Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Individual; TeoridanPraktek.Bandung: Alfa Beta
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPengamatanPrektik, Jakarta RinekaCipta, 2006.
SukardiKetutDewa&KusmawatiNila, 2008, Proses BimbingandanKonseling di Sekolah, Jakarta: PT. RinekaCipta
Winkel, W. S. 1991. BimbingandanKonseling di InstitusiPendidikan. Jakarta: Grasindo.
50
http://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/07/pendidikan-dan-pembentukan-karakter.html.
http//romexvanz.blogspot.//2013/05/peranan-guru-dalam-bimbingan-konseling.html
"Pembentukkan Karakter". Dalam http://kabarbaik.bravehost.com/modul/bab4_modul4.htm.
"Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah". Dalamhttp://timotius-sukarman.blogspot.com/2011/08/.
ANGKET PENELITIAN
1. Bagaimana layanan bimbingan konseling terhadap pembentukan karakter
siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar?
a. Cukup baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
2. Apakah siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar mengerti
apa yang guru bimbigan konseling berikan?
a. Mengerti
b. Kurang mengerti
c. Tidak mengerti
3. Apakah ada perubahan karakter siswa di SMP Muhammadiyah 11 Tello
Baru Makassar setelah mengikuti bimbingan konseling?
a. Berubah
b. Kurang berubah
c. Tidak berubah
4. Setelah mengikuti bimbingan konseling, apakah siswa di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar mengulangi pelanggaran yang
penah dilakukan?
a. Selalu mengulangi
b. Jarang mengulangi
c. Tidak pernah mengulangi
5. Setelah mengikuti bimbingan konseling, apakah siswa di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar giat belajar dan mengerjakan
tugas?
a. Giat
b. Kurang giat
c. Tidak giat
6. Setelah mengikuti bimbingan konseling, apakah siswa di SMP
Muhammadiyah 11 Tello Baru Makassar memiliki karakter yang baik
terhadap sesama teman?
a. Sangat baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
HASIL WAWANCARA
1. Peneliti :
Bagaimana bapak membentuk karakter siswa dengan layanan
Bimbingan Konseling?”
Guru BK :
Kami membentuk karakter setiap siswa dengan cara selalu
memberikan motivasi atau dorongan agar bisa percaya diri
dalam hal bersosialisasi dan prestasi. Namun Kami selaku
pendidik selalu berusaha memberikan perhatian dengan baik
kepada siswa dengan selalu melakukan evaluasi terhadap
siswa yang mengalami kesulitan karena terkadang masih
banyak yang kami temukan siswa yang memang masalah
utamanya datang dari lingkungan keluarganya dan juga dari
diri sendiri.yang masih kurang bimbingan,
1. Peneliti :
faktor apa yang menghambat guru bimbingan konseling
terhadap pembentukan karakter siswa SMP Muhammadiyah
11 Tello Baru?”
Guru BK :
Sebenarnya pada saat guru bimbingan konseling memberikan
layanan bimbingan konseling kepada siswa masih banyak
siwa yang kurang mengerti apa maksud dari guru bimbingan
konseling. Dan pada akhirnya siswa yang kurang mengerti
tersebut melaporkan kepada orang tuanya dan menyebabkan
orang tuanya salah faham dalam menanggapi laporan dari
anaknya,yang menyebabkan orang tua tersebut tidak setuju
apa yang guru bimbingan konseling berikan kepada anaknya.
Pada saat orang tua siswa menyampaikan ketidak
setujuannya kepada guru bimbingan konseling, maka guru
bimbingan konseling memberikan penjelasan apa yang
dimaksudkan oleh guru mimbingan konseling itu hanya untuk
membentuk karakter setiap siswa agar siswa memiliki karakter
yang baik. Dan pada akhirnya orang tua dari siwa yang kurang
mengerti itu dapat menerima dan menegerti apa yang
dimaksud oleh guru bimbingan konseling.
2. Peneliti :
Bagaimana cara bapak membentuk karakter siswa melalui
layanan bimbingan konseling?”
Guru BK :
Guru selalu memperhatikan dan menyediakan bimbingan
khusus bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam
memahami kemampuan atau karakternya, dan guru bimbingan
konseling dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif
dengan metode khusus pula agar dapat memberikan
kemudahan bagi siswa agar memiliki karakter yang lebih baik.