Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

download Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

of 3

Transcript of Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

  • 7/30/2019 Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

    1/3

    Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling

    Latar Belakang Historis

    Latar belakang lahirnya bimbingan dan konseling dikarenakan terjadinya perubahan

    dan perkembangan dalam aspek kehidupan. Contohnya dalam keluarga, kebutuhan dan

    keadaan dalam keluarga yang semula sederhana menjadi semakin kompleks. Dalam aspek

    pendidikan, semakin banyak orang pandai dan kebutuhan pendidikan semakin meningkat.

    Dalam aspek pekerjaan, mulai beralihnya sektor agraris ke sektor industri yang ditansai

    dengan adanya spesialisasi.

    Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika, dengan

    didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang untuk selanjutnya

    dikenal sebagai Father of The Guedance Movement in America Education. Gerakan ini

    menitikberatkan pada pentingnya individu untuk mendapatkan pertolongan oleh orang lain

    agar dapat memahami mengenai kelebihan dan kekurangannya untuk mencapai tujuan hidup

    yang optimal. Pada akhir abad ke 19 muncullah gerakan kemanusiaan yang menenkankan

    pada kesejahteraan masyarakat, hal ini membantu vocational bureau dalam membantu anak-

    anak muda yang belum dapat bekerja dengan baik.

    Akibat Perang Dunia I dan II, pengangguran, depresi, perkembagan IPTEK dan wajib

    belajar mendorong anak-anak untuk masuk sekolah tanpa mengetahui tujuan merekabersekolah. Oleh karena itu mendorong para pendidik untuk membantu siswa dan siswinya

    untuk mengetahui tujuannya bersekolah dan membantu mereka untuk menyelesaikan

    sekolahnya dengan baik. Pada awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah, bimbingan

    disekolah masih dilaksanakan oleh para guru mata pelajaran umum. Pada tahun 1909 setiap

    sekolah menengah di Boston dimasukkan seorang petugas bimbingan jabatan. Kemudian

    tahun 1910 sekitar 35 kota lainnya melaksankan dan menganjurkan program formal

    bimbingan sekolah. Sedangkan di Indonesia sendiri lahirnya bimbingan dan konseling

    diawali dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Pada awalnya

    disekolah-sekolah dilaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan. Tetapi banyak oramg

    berpandangan bahwa apabila anaknya sudah berurusan dengan BP, menandakan bahwa

    anaknya sedang berada dalam masalah, oleh karena itu melalui ketentuan pokok dalam SK

    Menpan dijabarkan lebih lanjut melaui SK Mendikbud No. 025/1995 sebagai petunjuk

    pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di dalam SK Mendikbud ini

    istilah Bimbingan dan penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling disekolah dan

    dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Disinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

    disekolah mulai jelas.

    NAMA : ENI SUGIARTI

    NIM : 4201411048

    PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

  • 7/30/2019 Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

    2/3

    Latar Belakang Sosial Budaya

    Salah satu yang melatarbelakangi munculnya bimbingan dan konseling adalah

    semakin cepatnya perubahan sosial dan semakin kompleksnya keadaan masyarakat akan

    meningkatnya rasa tidak aman bagi remaja dan pemuda. Kebutuhan akan bimbingan timbulkarena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan

    bermasyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya semakin banyak dan

    rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu. jadi

    kebutuhan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan

    masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor itu antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Perubahan konstelasi keluarga

    Perubahan yang cukup berarti adalah melemahnya kewenangan didalam keluarga karena

    adanya tuntutan persamaan hak bagi wanita. Dari beberapa penelitian diketahui berbagai

    masalah didalam keluarga yang menuntut adanya bimbingan di dalam masyarakat

    seperti, anak cenderung diasuh oleh orang luar yang bukan merupakan bagian dari

    keluarganya, seorang ibu merasa bersalah ketika ia tidak dapat menjaga anak-anaknya,

    kasus perceraian yang semakin marak di dalam kehidupan masyarakat sekarang ini.

    Masalah lain adalah semakin banyaknya anak yang lahir tanpa ada hubungan orang tua

    yang sah. Yang terpenting dari masalah-msalah tersebut adalah ketidakfungsian keluarga

    yang mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas anak.

    2. Dunia kerja

    Pada zaman sekarang ini masalah karir menjadi komponen layanan bimbingan yang

    lebih penting dibandingkan masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan-

    perubahan antara lain adalah semakin berkurangnya kebutuhan terhadap para pekerjayang tidak memiliki ketrampilan, berkembangnya perindustrian didaerah dan

    berkembangnya jenis perkerjaan sebagai dampak kemajuan tekhnologi.

    3. Perkembangan komunikasi

    Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi di dalam

    masyarakat semakin banyak dihasilkan alat-alat canggih. Contohnya adalah televisi,

    tidak kurang dari 6 jam anak-anak terbiasa menonton televisi setiap harinya. Yang

    menjadi permasalahannya adalah saat ini semakin banyak tayangan di televisi yang tidak

    sesuai dengan aspek pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, orang tua harus

    memberikan bimbingan terhadap anak-anaknya mengenai tayangan ditelevisi yang baik

    untuk di tonton secara kritis. Selain itu adalah penggunaan internet yang sudah merebak

    dikalangan masyarakat, orang tua juga harus memantau dan membimbing antara

    informasi-informasi apa yag boleh diakses oleh anak-anaknya melalui internet.

    4. Seksisme dan rasisme

    Seksisme merupakan faham yang mengunggulkan satu jenis kelamin dari jenis

    kelamin lainnya. Sedangkan rasisme adalah faham yang mengunggulkan ras yang satu

    dari ras lainnya. Fenomina ini tampak pada saat orang tua lebih berhak menentukan masa

    depan anak perempuannya, sedangkan anak laki-lakinya dibiarkan menentukan masa

    depannya sendiri. Dan fenomena rasisme dapat dilihat masih adanya diskriminasi

    terhadap orang-orang berkulit hitam di Amerika.

  • 7/30/2019 Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling

    3/3

    5. Perkembangan Tekhnologi

    Dengan perkembangan tekhnologi yang pesat, timbullah dua maslah besar yatu

    penggantian tenaga kerja dengan alat-alat elektronik dan bertambahnya jenis pekerjaan

    baru yang menghendaki keahlian khusus bagi orang yang menghendaki pekerjaantersebut. Masalah tersebut menimbulkan kebutuhan bagi masyarakat pada umumnya dan

    siswa-siswa pada khususnya ketika memilih pekerjaan yang tepat, sehungga

    menimbulkan kebutuhan untuk meminta bantuan kepada orang lain untuk mencari jalan

    keluarnya. Dan hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya bimbingan itu.

    Latar belakang filosofis

    Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan

    pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan

    konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis. Jawaban yang hakiki atas

    pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu? Untuk menemukan jawaban atas

    pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat

    yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-

    modern seperti yang dijabarkan dalam hakikat manusia di atas. Bagi bangsa Indonesia yang

    menjadi landasan filosofis bimbingan dan konseling adalah Pancasila, yang nilai-nilainya

    sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri sebagai makhluk Tuhan yang bermartabat.

    Sehubungan dengan hal tersebut, maka program bimbingan dan konseling harus merujuk

    kepada nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila Pancasila tersebut. Pancasila sebagai

    landasan bimbingan dan konseling mempunyai implikasi sebagai berikut, yaitu:

    1. Tujuan bimbingan konseling hendaknya memperhatika nilai-nilai yang terkandung

    dalam sila-sila Pancasila.

    2. Konselor hendaknya menunjukkan pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

    yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, bersikap adil dan

    demokratis.