Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya
-
Upload
fahri-dwi-permana -
Category
Documents
-
view
226 -
download
5
description
Transcript of Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis
Pekerjaan : Petani
Alamat/No.Telp : Desa Karassing, Kec. Herlang, Bulukumba
Masuk RSKD : 28 Februari 2014
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis dari rekam medis
Nama : Ny. S (41 tahun)
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa Kassi, Bulukumba
Hubungan dengan pasien : Saudara pasien
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama : Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan Gejala:
Pasien masuk rumah sakit untuk yang ketiga kalinya dengan keluhan mengamuk
memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien membawa parang dan mengancam
1
untuk membunuh orang yang berada di luar rumahnya. Pasien juga sering melempar
barang di dalam rumah dan tidak bisa tidur selama 1 minggu. Pasien sering
mendengar suara yang menyuruh untuk menghancurkan dinding, memukul orang
dan mengancam bahwa pasien akan mati bila tidak menuruti arahan. Pasien juga
merasa tangannya dikendalikan, walaupun pasien melawan/ menahan pasien tetap
menghancurkan barang.
Perubahan perilaku pasien dialami sejak 4 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien
pernah dirawat pertama kali di RSKD Dadi pada tanggal 28 Juli 2011 dengan
keluhan mengamuk dan kedua kalinya pada tanggal 21 Juli 2012 dengan keluhan
yang sama.
Hendaya/disfungsi:
Hendaya dalam bidang sosial (+)
Pasien mengalami hendaya sosial karena tidak dapat berinteraksi sebagaimana
mestinya dengan tetangga maupun keluarga.
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
Pasien mengalami hendaya pekerjaan karena tidak dapat bekerja seperti biasa yaitu
sebagai petani.
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Pasien mengalami hendaya waktu senggang karena tidak dapat beraktivitas seperti
biasa, seperti ke sawah, dan lain-lain.
Faktor stressor psikososial:
Faktor stressor psikososial tidak jelas
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
Merokok (+) – 1 bungkus/hari
2
Alkohol (+)
Obat-obatan (-)
C. Riwayat gangguan sebelumnya:
Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSKD Dadi pada tanggal 28 Juli 2011
dan 21 Juli 2012.
- 28 Juli 2011
Pasien masuk rumah sakit untuk pertama kalinya dengan keluhan mengamuk yang
dialami sejak ± 5 hari sebelumnya (23 Juli 2011). Saat mengamuk, pasien melempar
barang, bicara sendiri yang mengatakan tentang kebaikan yang dilakukannya untuk
orang lain dan dendam pada Maemuddin (seseorang yang memiliki perkara kebun
dengan pasien). Selain itu pasien sering mendengar bisikan yang menyuruh untuk
mengamuk (halusinasi auditorik) dan melihat bayangan (halusinasi visual). Pasien
juga sempat pergi meninggalkan rumah. Saat itu pasien merasa ada yang merasuki
pikirannya (thought of insertion) dan mengendalikan tangannya (delusion of
control). Pasien lebih sering menyendiri, pendiam, bicara sendiri, ketawa sendiri
dan sulit tidur. Pasien dirawat di RSKD Dadi dari tanggal 28 Juli 2011_15 Agustus
2011 dan didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0). Farmakoterapi yang
diberikan adalah Haloperidol 1,5 mg 3x1 dan Chlorpromazin 100 mg 0-0-1.
- 21 Juli 2012
Pasien masuk RSKD Dadi untuk yang kedua kalinya dengan keluhan mengamuk
yang dialami sejak ± 6 hari yang lalu (15 Juli 2012). Saat mengamuk, pasien suka
menghambur-hamburkan barang di rumah. Pasien suka ketawa sendiri, bicara
sendiri, dan telanjang keluar rumah. Pasien tidak teratur minum obat sejak Juni
2012. Pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid karena terdapat gangguan persepsi
berupa halusinasi auditorik (suara perempuan dan laki-laki menghina pasien),
halusinasi visual (pasien melihat bayang-bayangan) dan gangguan isi pikir berupa
delusion of passivity (pasien tidak mampu mengendalikan perilaku pasien sendiri).
3
Pasien dirawat RSKD Dadi dari tanggal 21 Juli 2012 – 20 September 2012.
Farmakoterapi yang diberikan adalah Haloperidol 5 mg 3x ½ dan Chlorpromazin
100 mg 0-0-1.
Riwayat kehidupan pribadi:
- Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di Bulukumba 23 April 1976, lahir normal, cukup bulan di rumah
dibantu dukun.
- Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun).
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak lainnya. Tidak banyak informasi yang diperoleh saat itu.
- Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pada waktu ini pasien bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Bulukumba.
Prestasi biasa saja.
- Riwayat masa remaja (usia 12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan SMP karena faktor ekonomi. Pasien termasuk orang
yang suka bergaul, namun agak pendiam.
- Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien mulai bekerja di Malaysia sebagai buruh kelapa sawit sejak umur 15 tahun
selama setahun, lalu pasien kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai petani di
Bulukumba selama 7 tahun, pada umur 23 tahun pasien kembali ke Malaysia
pekerjaan yang sama selama 5 tahun, lalu kembali lagi ke Bulukumba sebagai
petani. Saat di Malaysia pasien suka minum alkohol.
b. Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada tahun 2008 dengan wanita pilihan pasien sendiri. Pasien
menjalin hubungan selama 1 bulan, lalu menikah. Pada tahun 2009, anak pasien
yang pertama lahir yaitu perempuan dan anak ke-2 pasien lahir pada tahun 2011,
yaitu perempuan. Hubungan pasien dengan istri dan anaknya baik saja saat itu.
c. Riwayat kehidupan sosial
4
Pasien termasuk orang yang suka bergaul, namun agak pendiam
d. Riwayat kehidupan sekarang
Sebelum ke RSKD Dadi, pasien tinggal bersama istri dan anaknya.
e. Riwayat agama
Pasien beragama Islam. Pasien menyatakan bahwa dia sering shalat.
D. Riwayat kehidupan keluarga:
Pasien merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara. (♀, ♂, ♂, ♀, ♂, ♀). Hubungan
dengan keluarga baik. Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Pasien sudah
menikah dan punya 2 orang anak (♀,♀). Kedua orang tua pasien telah meninggal. Ayah
pasien meninggal dunia, dibunuh sepupu pasien pada tahun 2012. Ibu pasien meninggal
pada tahun 2011 karena penyakit kuning.
E. Situasi sekarang:
Pasien merasa lebih baik saat tinggal di RSKD Dadi, namun pasien masih sulit
untuk tidur.
F. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:
Pasien merasa memiliki gangguan jiwa. Pasien ingin menyatakan ingin kembali
bekerja setelah sudah sembuh.
AUTOANAMNESA (20 MARET 2014)
DM : Selamat pagi, Pak.
P : Pagi, dok.
DM : Perkenalkan, saya dokter muda Fatma, pak. Boleh saya minta waktunya
sebentar? Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke bapak.
P : Iya, dok. Silakan.
DM : Nama bapak siapa?
5
P : S, dok.
DM : Umur bapak berapa?
P : Sudah 30 tahun lebih
DM : Bapak tinggal dimana sebelum ini?
p : Di Herlang kab Bulukumba.
DM : Bapak tahu siapa yang bawa kita ke sini?
P : Tahu dok. Kakak saya yang bawa.
DM : Bapak sudah berapa lama dirawat di sini?
P : Sudah 3 minggu dok.
DM : Bapak tahu kenapa kita disini?
P : Mengamuk dok.
DM : Bagaimana bapak sampai bisa mengamuk?
P : Emosi saya naik, tidak bisa ditahan. Ada suara-suara yang saya dengar
DM : Suara laki-laki atau perempuan pak?
P : Saya susah mau bedakan. Ada kedua-duanya kayaknya.
DM : Apa yang suara itu bilang?
P : Disuruh kasih hancur dinding, dinding dirumah ku hancur, disuruh juga
pukul orang.
DM : Kapan biasanya suara-suaranya muncul?
P : Siang dan malam dok setiap hari.
DM : Kalau suaranya datang, bapak lakukan apa yang disuruh?
P : Iya dok, saya lakukan. Saya mau melawan, tapi tidak bisa dok kalo saya
tidak ikuti saya diancam akan mati.
DM : Apa yang bapak rasa waktu mengamuk?
P : Saya rasa seperti ada yang kontrol tangan saya untuk melempar barang
padahal saya sudah coba untuk menahan.
DM : Ada bayang-bayangan yang bapak lihat? Sosok tubuh atau cahaya?
P : Tidak ada dok.
DM : Sudah berapa kali bapak masuk ke sini?
6
P : 3 kali dok termasuk ini.
DM : Apa yang bapak rasa hari ini?
P : Tenang dok.
DM : Bapak tahu hari ini hari apa dan tahun berapa sekarang?
P : Kalo hari ini hari Kamis dok. Sekarang tahun 2014.
DM : Sekarang ini siang atau malam pak?
P : Siang dok.
DM : Oh, bapak sudah mandi?
P : Sudah dok.
DM : Tadi malam bapak bisa tidur?
P : Bisa dok.
DM : Bapak ada mimpi?
P : Tidak ada dok. Dulu selalu mimpi buruk.
DM : Mimpi apa itu pak?
P : Mimpi dikejar orang tapi tidak kutau siapa.
DM : Bapak ada pernah berkelahi atau marah pada orang?
P : Ada dok.
DM : Sama siapa?
P : Sama Maemuddin.
DM : Kenapa bapak marah sama dia?
P : Karena dia ambil tanah kebun bapak saya, baru dia perkarakan di
pengadilan.
DM : Bapak pernah ketemu dia?
P : Pernah dok waktu ada kematian di kampungku kemarin.
DM : Bapak tidak menyerang dia?
P : Tidak dok.
DM : Bapak tinggal sama siapa?
P : Saya tinggal sama istri dan 2 orang anak.
DM : Berapa umur anak bapak? Laki-laki atau perempuan?
7
P : Dua-duanya perempuan dok. Umurnya 5 dan 3 tahun.
DM : Bapak masih ada orang tua?
P : Sudah meninggal dok. Bapaku dibunuh sepupuku, Simba. Ibuku meninggal
tahun lalu karena sakit.
DM : Kenapa bapak kita dibunuh? Ndak marah sama sepuputa?
P : Karena berkelahi dok. Sepupuku mau kasih pindah kilometer listrik ke
rumahnya tapi bapakku tidak mau akhirnya sepupuku marah dan bunuh dia.
Apalagi sudah minum ballo.
Saya masih marah dok tapi dia juga sudah tidak ada di kampung.
DM : Apa pekerjaan bapak?
P : Petani dok.
DM : Bapak punya hobi?
P : Saya suka bekerja.
DM : Presiden Indonesia sekarang siapa pak?
P : Susilo Bambang Yudhoyono
DM : Bapak, kalau 100-7 itu berapa?
P : 93
DM : Kita kurangi lagi 7?
P : 86
DM : Kita tahu tidak maksudnya tangan panjang?
P : Suka mencuri dok
DM : Apa kalo mencuri itu bagus pak?
P : Ndak dok. Berdosa itu.
DM : Kalo artinya meja hijau pak?
P : Pengadilan dok.
DM : Kalo bapak ketemu dompet dijalan, apa kita bikin?
P : Saya kasih kembali ke orangnya
DM : Kalau orangnya tidak ketemu?
P : Saya ambil dompetnya heheh
8
DM : Apa yang kita mau bikin setelah keluar rumah sakit nanti?
P : Saya mau bekerja dok.
DM : Bapak coba ulangi kata-kata yang saya sebut pak. Mobil, baju, apel, merah
P : Mobil, baju, apel, merah.
DM : Bapak, saya sudahi pertanyaan saya. Terima kasih atas waktunya
P : Iya, dok.
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum:
1. Penampilan : Tampak pria (♂) memakai kaos biru, celana pendek
berwarna hitam. Perawakan kurus dan tinggi sedang.
Perawatan saat ini tampak cukup. Wajah sesuai umur.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, ekspresi, dan empati, perhatian:
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Tumpul
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi : Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang):
9
Waktu : Cukup
Tempat : Cukup
Orang : Cukup
4. Daya ingat:
Jangka segera : Cukup
Jangka pendek : Cukup
Jangka panjang : Cukup
5. Pikiran abstrak : Cukup
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup
D. Gangguan Persepsi:
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) pasien mendengar suara laki-laki
dan perempuan menyuruhnya untuk mengamuk setiap siang dan malam, tiap hari
dan mengancam akan mati jika pasien tidak menurut perintah.
2. Ilusi : Tidak ada (-)
3. Depersonalisasi : Tidak ada (-)
4. Derealisasi : Tidak ada (-)
E. Proses Berpikir:
1. Arus pikiran:
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevan, koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran:
Preokupasi : Tidak ada
10
Gangguan isi pikiran : Delusion of control (+) pasien meyakini tangannya
dikontrol oleh sesuatu saat menghancurkan barang,
pasien berusaha melawan tetapi tidak bisa
F. Pengendalian Impuls : Terganggu
G. Daya Nilai:
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan (Insight) : Sadar bahawa dirinya sakit, tetapi melemparkan
kesalahan pada orang lain (Derajat III)
I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
III.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik:
Status Internus:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi 72x/menit
Frekuensi pernafasan 17x/menit
Suhu 36,5 ºC.
Status Neurologis:
GCS E4M6V5, fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal dan tidak
ditemukan adanya reflex patologis.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA:
11
Seorang ♂, 38 tahun dibawa ke RSKD dengan keluhan mengamuk untuk ke-3 kalinya
sejak 4 bulan lalu, memberat sejak 1 minggu terakhir. Pertama masuk ke RSKD Dadi pada
tanggal 28 Juli 2011 dengan keluhan mengamuk dan kedua kalinya pada tanggal 21 Juli
2012 dengan keluhan yang sama. Saat mengamuk pasien mengancam akan membunuh
orang dengan parangnya. Pasien juga melempar barang, merusak barang, bila tidak
dilakukan pasien diancam akan mati. Pasien yakin tangannya dikendalikan saat merusak
barang, pasien berusaha melawan tapi pada akhirnya tetap melakukan. Pasien tidak teratur
minum obat sejak 4 bulan terakhir.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah, aktivitas psikomotor
cukup tenang, verbalisasi lancar, spontan, intonasi biasa, kooperatif, mood sulit dinilai, afek
tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual sesuai dengan taraf
pendidikan, orientasi waktu, tempat dan orang cukup, daya ingatan jangka segera, jangka
pendek dan panjang cukup, pikiran abstrak cukup, terdapat halusinasi auditorik (+) ,
delusion of control. Pemeriksaan status internus dan neurologi dalam batas normal.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna, yaitu mengamuk dan menghancurkan
barang, suka mengancam orang sekelilingnya, bicara sendiri dan marah-marah
tanpa sebab. Keadaan ini menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien
dan orang lain. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan waktu
senggang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan
jiwa.
Pemeriksaan status mental didapatkan hendaya dalam menilai realita berupa
halusinasi auditorik sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik.
12
Dari status internus dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga kelainan organik dapat dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai
gangguan jiwa psikotik non-organik.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang restriktif,
halusinasi auditorik yang bersifat menyuruh dan mengancam, delusion of
control/ waham dikendalikan yang telah berlangsung ± 4 bulan (sejak tidak
minum obat teratur), perilaku gaduh gelisah, serta perubahan perilaku sejak
tahun 2010, sehingga berdasarkan PPDGJ III memenuhi kriteria diagnosis
gangguan skizofrenia (F20).
Dari autoanamnesis, alloanamnesis dan status mental didapatkan gangguan
berupa halusinasi auditorik yang bersifat mengancam dan memberi perintah dan
waham dikendalikan (delusion of control), tidak didapatkan adanya gangguan
afektif, dorongan kehendak, serta gejala katatonik, sehingga pasien didiagnosis
sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II
Ciri kepribadian pada pasien tidak khas.
Aksis III
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Faktor stressor pada tahun 2011 adalah masalah perkara kebun pasien di
pengadilan, dan ibu pasien meninggal pada tanggal 23 Juni 2011 karena sakit.
Faktor stressor pada tahun 2012 adalah masalah perkara kebun dan ayah pasien
meninggal pada tanggal 8 Juli 2012 karena dibunuh oleh sepupu pasien. Faktor
pemicu adalah pasien tidak teratur minum obat.
Faktor stressor pada tahun 2014 adalah masalah perkara kebun pasien di
pengadilan. Faktor pemicu adalah pasien tidak teratur minum obat.
Aksis V
13
GAF scale 50-41, yaitu gejala berat (serius), disabilitas berat.
VI. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Diduga terdapat ketidakseimbangan neurontransmitter,
maka pasien memerlukan farmakoterapi.
Psikologi : Ditemukan adanya hendaya berat dalam fungsi psikis,
berupa halusinasi auditorik, waham dikendalikan. Pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial,
pekerajan, dan penggunaan waktu senggang sehingga memerlukan sosioterapi.
VII. PROGNOSIS
Dubia et Bonam
Faktor pendukung:
Didiagnosis pada umur 35 tahun, keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien ,
riwayat keluarga tidak ada, gejala yang muncul adalah gejala positif, tidak ada
kelainan organobiologik.
Faktor penghambat:
Status sosioekonomi bawah, onset sudah beberapa tahun, kepatuhan minum obat
kurang.
VIII. RENCANA TERAPI:
- Farmakoterapi :
1. Haloperidol 5 mg 3 x ½
2. Chlorpromazin 100 mg 0-0-1
- Psikoterapi suportif:
1. Ventilasi : memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
14
2. Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.
3. Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial
dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan
pasien serta melakukan kunjungan berkala.
IX. FOLLOW UP:
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi
dan efek samping dari obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSATAKA
Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana
sejak dahulu kala.Dalam tahun 1911, Eugen Bleuler (1857-1938) beliau menganjurkan
lebih baik dipakai istilah "skizofrenia", karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan
gejala utama penyakit ini, yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau
disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan (schizos=pecah belah atau
bercabang, phren=jiwa).
Menurut PPDGJ-III, untuk mendiagnosis skizofrenia (F20) jika memenuhi kriteria
yaitu:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) -"thought echo" = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau yang bergema
dalam kepalanya(tidak keras),dan isi pikiran ulangan,walaupun isinya tidak
sama namun kualitasnya berbeda; atau
-"thought insertion or withdrawal" = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar (withdrawal)
15
-"thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya;
b) -"delusion of control" = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu
kekuatan tertentu dari luar;atau
-"delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar;atau
-"delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang"dirinya"=secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
-"delusion of perception" = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) halusinasi auditorik :
suatu halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien atau
mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri(diantara berbagai
suara yang berbicara)atau
jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d) waham-waham menetap jenis lainnya,yg menurut budaya setempat tidak wajar
dan sesuatu yang mustahil,misalnya perihal keyakinan agama dan politik
tertentu,atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa(misalnya mampu
mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja,apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yg jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau
16
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
b. arus pikiran yang terputus atau yg mengalami sisipan, yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
c. perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah(excitement), posisi tubuh
tertentu(posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutism dan stupor;
d. gejala-gejala "negatif",seperti sikap sangat apatis,bicara yang jarang,dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar,biasanya yg mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
Harus ada suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,hidup
tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu,sikap larut dalam diri sendiri(self absorbed
attitude),dan penarikan diri secara sosial.
Pedoman diagnostik Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a) suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit(whistling), mendengung(humming) atau bunyi tawa(laughing);
b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
17
c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan(delusion of control), dipengaruhi(delusion of influence)
atau "passivity" (delusion of passivity) dan keyakinan yang dikejar-kejar
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
18