Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

25
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.0) IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Umur : 38 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki ( ) Agama : Islam Suku Bangsa : Bugis Pekerjaan : Petani Alamat/No.Telp : Desa Karassing, Kec. Herlang, Bulukumba Masuk RSKD : 28 Februari 2014 RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis dari rekam medis Nama : Ny. S (41 tahun) Agama : Islam Pekerjaan : Petani Pendidikan : SMP Alamat : Desa Kassi, Bulukumba Hubungan dengan pasien : Saudara pasien I. RIWAYAT PENYAKIT 1

description

jiwa

Transcript of Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Page 1: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.0)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Umur : 38 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)

Agama : Islam

Suku Bangsa : Bugis

Pekerjaan : Petani

Alamat/No.Telp : Desa Karassing, Kec. Herlang, Bulukumba

Masuk RSKD : 28 Februari 2014

RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari: autoanamnesis dan alloanamnesis dari rekam medis

Nama : Ny. S (41 tahun)

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SMP

Alamat : Desa Kassi, Bulukumba

Hubungan dengan pasien : Saudara pasien

I. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan utama : Mengamuk

B. Riwayat gangguan sekarang :

Keluhan dan Gejala:

Pasien masuk rumah sakit untuk yang ketiga kalinya dengan keluhan mengamuk

memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien membawa parang dan mengancam

1

Page 2: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

untuk membunuh orang yang berada di luar rumahnya. Pasien juga sering melempar

barang di dalam rumah dan tidak bisa tidur selama 1 minggu. Pasien sering

mendengar suara yang menyuruh untuk menghancurkan dinding, memukul orang

dan mengancam bahwa pasien akan mati bila tidak menuruti arahan. Pasien juga

merasa tangannya dikendalikan, walaupun pasien melawan/ menahan pasien tetap

menghancurkan barang.

Perubahan perilaku pasien dialami sejak 4 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien

pernah dirawat pertama kali di RSKD Dadi pada tanggal 28 Juli 2011 dengan

keluhan mengamuk dan kedua kalinya pada tanggal 21 Juli 2012 dengan keluhan

yang sama.

Hendaya/disfungsi:

Hendaya dalam bidang sosial (+)

Pasien mengalami hendaya sosial karena tidak dapat berinteraksi sebagaimana

mestinya dengan tetangga maupun keluarga.

Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)

Pasien mengalami hendaya pekerjaan karena tidak dapat bekerja seperti biasa yaitu

sebagai petani.

Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)

Pasien mengalami hendaya waktu senggang karena tidak dapat beraktivitas seperti

biasa, seperti ke sawah, dan lain-lain.

Faktor stressor psikososial:

Faktor stressor psikososial tidak jelas

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya:

Trauma (-)

Infeksi (-)

Kejang (-)

Merokok (+) – 1 bungkus/hari

2

Page 3: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Alkohol (+)

Obat-obatan (-)

C. Riwayat gangguan sebelumnya:

Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSKD Dadi pada tanggal 28 Juli 2011

dan 21 Juli 2012.

- 28 Juli 2011

Pasien masuk rumah sakit untuk pertama kalinya dengan keluhan mengamuk yang

dialami sejak ± 5 hari sebelumnya (23 Juli 2011). Saat mengamuk, pasien melempar

barang, bicara sendiri yang mengatakan tentang kebaikan yang dilakukannya untuk

orang lain dan dendam pada Maemuddin (seseorang yang memiliki perkara kebun

dengan pasien). Selain itu pasien sering mendengar bisikan yang menyuruh untuk

mengamuk (halusinasi auditorik) dan melihat bayangan (halusinasi visual). Pasien

juga sempat pergi meninggalkan rumah. Saat itu pasien merasa ada yang merasuki

pikirannya (thought of insertion) dan mengendalikan tangannya (delusion of

control). Pasien lebih sering menyendiri, pendiam, bicara sendiri, ketawa sendiri

dan sulit tidur. Pasien dirawat di RSKD Dadi dari tanggal 28 Juli 2011_15 Agustus

2011 dan didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0). Farmakoterapi yang

diberikan adalah Haloperidol 1,5 mg 3x1 dan Chlorpromazin 100 mg 0-0-1.

- 21 Juli 2012

Pasien masuk RSKD Dadi untuk yang kedua kalinya dengan keluhan mengamuk

yang dialami sejak ± 6 hari yang lalu (15 Juli 2012). Saat mengamuk, pasien suka

menghambur-hamburkan barang di rumah. Pasien suka ketawa sendiri, bicara

sendiri, dan telanjang keluar rumah. Pasien tidak teratur minum obat sejak Juni

2012. Pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid karena terdapat gangguan persepsi

berupa halusinasi auditorik (suara perempuan dan laki-laki menghina pasien),

halusinasi visual (pasien melihat bayang-bayangan) dan gangguan isi pikir berupa

delusion of passivity (pasien tidak mampu mengendalikan perilaku pasien sendiri).

3

Page 4: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Pasien dirawat RSKD Dadi dari tanggal 21 Juli 2012 – 20 September 2012.

Farmakoterapi yang diberikan adalah Haloperidol 5 mg 3x ½ dan Chlorpromazin

100 mg 0-0-1.

Riwayat kehidupan pribadi:

- Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)

Pasien lahir di Bulukumba 23 April 1976, lahir normal, cukup bulan di rumah

dibantu dukun.

- Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun).

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak lainnya. Tidak banyak informasi yang diperoleh saat itu.

- Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pada waktu ini pasien bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Bulukumba.

Prestasi biasa saja.

- Riwayat masa remaja (usia 12-18 tahun)

Pasien tidak melanjutkan SMP karena faktor ekonomi. Pasien termasuk orang

yang suka bergaul, namun agak pendiam.

- Riwayat masa dewasa

a. Riwayat pekerjaan

Pasien mulai bekerja di Malaysia sebagai buruh kelapa sawit sejak umur 15 tahun

selama setahun, lalu pasien kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai petani di

Bulukumba selama 7 tahun, pada umur 23 tahun pasien kembali ke Malaysia

pekerjaan yang sama selama 5 tahun, lalu kembali lagi ke Bulukumba sebagai

petani. Saat di Malaysia pasien suka minum alkohol.

b. Riwayat pernikahan

Pasien menikah pada tahun 2008 dengan wanita pilihan pasien sendiri. Pasien

menjalin hubungan selama 1 bulan, lalu menikah. Pada tahun 2009, anak pasien

yang pertama lahir yaitu perempuan dan anak ke-2 pasien lahir pada tahun 2011,

yaitu perempuan. Hubungan pasien dengan istri dan anaknya baik saja saat itu.

c. Riwayat kehidupan sosial

4

Page 5: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Pasien termasuk orang yang suka bergaul, namun agak pendiam

d. Riwayat kehidupan sekarang

Sebelum ke RSKD Dadi, pasien tinggal bersama istri dan anaknya.

e. Riwayat agama

Pasien beragama Islam. Pasien menyatakan bahwa dia sering shalat.

D. Riwayat kehidupan keluarga:

Pasien merupakan anak ke-5 dari 6 bersaudara. (♀, ♂, ♂, ♀, ♂, ♀). Hubungan

dengan keluarga baik. Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Pasien sudah

menikah dan punya 2 orang anak (♀,♀). Kedua orang tua pasien telah meninggal. Ayah

pasien meninggal dunia, dibunuh sepupu pasien pada tahun 2012. Ibu pasien meninggal

pada tahun 2011 karena penyakit kuning.

E. Situasi sekarang:

Pasien merasa lebih baik saat tinggal di RSKD Dadi, namun pasien masih sulit

untuk tidur.

F. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:

Pasien merasa memiliki gangguan jiwa. Pasien ingin menyatakan ingin kembali

bekerja setelah sudah sembuh.

AUTOANAMNESA (20 MARET 2014)

DM : Selamat pagi, Pak.

P : Pagi, dok.

DM : Perkenalkan, saya dokter muda Fatma, pak. Boleh saya minta waktunya

sebentar? Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke bapak.

P : Iya, dok. Silakan.

DM : Nama bapak siapa?

5

Page 6: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

P : S, dok.

DM : Umur bapak berapa?

P : Sudah 30 tahun lebih

DM : Bapak tinggal dimana sebelum ini?

p : Di Herlang kab Bulukumba.

DM : Bapak tahu siapa yang bawa kita ke sini?

P : Tahu dok. Kakak saya yang bawa.

DM : Bapak sudah berapa lama dirawat di sini?

P : Sudah 3 minggu dok.

DM : Bapak tahu kenapa kita disini?

P : Mengamuk dok.

DM : Bagaimana bapak sampai bisa mengamuk?

P : Emosi saya naik, tidak bisa ditahan. Ada suara-suara yang saya dengar

DM : Suara laki-laki atau perempuan pak?

P : Saya susah mau bedakan. Ada kedua-duanya kayaknya.

DM : Apa yang suara itu bilang?

P : Disuruh kasih hancur dinding, dinding dirumah ku hancur, disuruh juga

pukul orang.

DM : Kapan biasanya suara-suaranya muncul?

P : Siang dan malam dok setiap hari.

DM : Kalau suaranya datang, bapak lakukan apa yang disuruh?

P : Iya dok, saya lakukan. Saya mau melawan, tapi tidak bisa dok kalo saya

tidak ikuti saya diancam akan mati.

DM : Apa yang bapak rasa waktu mengamuk?

P : Saya rasa seperti ada yang kontrol tangan saya untuk melempar barang

padahal saya sudah coba untuk menahan.

DM : Ada bayang-bayangan yang bapak lihat? Sosok tubuh atau cahaya?

P : Tidak ada dok.

DM : Sudah berapa kali bapak masuk ke sini?

6

Page 7: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

P : 3 kali dok termasuk ini.

DM : Apa yang bapak rasa hari ini?

P : Tenang dok.

DM : Bapak tahu hari ini hari apa dan tahun berapa sekarang?

P : Kalo hari ini hari Kamis dok. Sekarang tahun 2014.

DM : Sekarang ini siang atau malam pak?

P : Siang dok.

DM : Oh, bapak sudah mandi?

P : Sudah dok.

DM : Tadi malam bapak bisa tidur?

P : Bisa dok.

DM : Bapak ada mimpi?

P : Tidak ada dok. Dulu selalu mimpi buruk.

DM : Mimpi apa itu pak?

P : Mimpi dikejar orang tapi tidak kutau siapa.

DM : Bapak ada pernah berkelahi atau marah pada orang?

P : Ada dok.

DM : Sama siapa?

P : Sama Maemuddin.

DM : Kenapa bapak marah sama dia?

P : Karena dia ambil tanah kebun bapak saya, baru dia perkarakan di

pengadilan.

DM : Bapak pernah ketemu dia?

P : Pernah dok waktu ada kematian di kampungku kemarin.

DM : Bapak tidak menyerang dia?

P : Tidak dok.

DM : Bapak tinggal sama siapa?

P : Saya tinggal sama istri dan 2 orang anak.

DM : Berapa umur anak bapak? Laki-laki atau perempuan?

7

Page 8: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

P : Dua-duanya perempuan dok. Umurnya 5 dan 3 tahun.

DM : Bapak masih ada orang tua?

P : Sudah meninggal dok. Bapaku dibunuh sepupuku, Simba. Ibuku meninggal

tahun lalu karena sakit.

DM : Kenapa bapak kita dibunuh? Ndak marah sama sepuputa?

P : Karena berkelahi dok. Sepupuku mau kasih pindah kilometer listrik ke

rumahnya tapi bapakku tidak mau akhirnya sepupuku marah dan bunuh dia.

Apalagi sudah minum ballo.

Saya masih marah dok tapi dia juga sudah tidak ada di kampung.

DM : Apa pekerjaan bapak?

P : Petani dok.

DM : Bapak punya hobi?

P : Saya suka bekerja.

DM : Presiden Indonesia sekarang siapa pak?

P : Susilo Bambang Yudhoyono

DM : Bapak, kalau 100-7 itu berapa?

P : 93

DM : Kita kurangi lagi 7?

P : 86

DM : Kita tahu tidak maksudnya tangan panjang?

P : Suka mencuri dok

DM : Apa kalo mencuri itu bagus pak?

P : Ndak dok. Berdosa itu.

DM : Kalo artinya meja hijau pak?

P : Pengadilan dok.

DM : Kalo bapak ketemu dompet dijalan, apa kita bikin?

P : Saya kasih kembali ke orangnya

DM : Kalau orangnya tidak ketemu?

P : Saya ambil dompetnya heheh

8

Page 9: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

DM : Apa yang kita mau bikin setelah keluar rumah sakit nanti?

P : Saya mau bekerja dok.

DM : Bapak coba ulangi kata-kata yang saya sebut pak. Mobil, baju, apel, merah

P : Mobil, baju, apel, merah.

DM : Bapak, saya sudahi pertanyaan saya. Terima kasih atas waktunya

P : Iya, dok.

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum:

1. Penampilan : Tampak pria (♂) memakai kaos biru, celana pendek

berwarna hitam. Perawakan kurus dan tinggi sedang.

Perawatan saat ini tampak cukup. Wajah sesuai umur.

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang

4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa

5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, ekspresi, dan empati, perhatian:

1. Mood : Sulit dinilai

2. Afek : Tumpul

3. Keserasian : Tidak serasi

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf

pendidikan

2. Daya konsentrasi : Cukup

3. Orientasi (waktu, tempat dan orang):

9

Page 10: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Waktu : Cukup

Tempat : Cukup

Orang : Cukup

4. Daya ingat:

Jangka segera : Cukup

Jangka pendek : Cukup

Jangka panjang : Cukup

5. Pikiran abstrak : Cukup

6. Bakat kreatif : Tidak ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup

D. Gangguan Persepsi:

1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+) pasien mendengar suara laki-laki

dan perempuan menyuruhnya untuk mengamuk setiap siang dan malam, tiap hari

dan mengancam akan mati jika pasien tidak menurut perintah.

2. Ilusi : Tidak ada (-)

3. Depersonalisasi : Tidak ada (-)

4. Derealisasi : Tidak ada (-)

E. Proses Berpikir:

1. Arus pikiran:

Produktivitas : Cukup

Kontinuitas : Relevan, koheren

Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran:

Preokupasi : Tidak ada

10

Page 11: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Gangguan isi pikiran : Delusion of control (+) pasien meyakini tangannya

dikontrol oleh sesuatu saat menghancurkan barang,

pasien berusaha melawan tetapi tidak bisa

F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai:

1. Norma sosial : Terganggu

2. Uji daya nilai : Terganggu

3. Penilaian realitas : Terganggu

H. Tilikan (Insight) : Sadar bahawa dirinya sakit, tetapi melemparkan

kesalahan pada orang lain (Derajat III)

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

III.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisik:

Status Internus:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi 72x/menit

Frekuensi pernafasan 17x/menit

Suhu 36,5 ºC.

Status Neurologis:

GCS E4M6V5, fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal dan tidak

ditemukan adanya reflex patologis.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA:

11

Page 12: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Seorang ♂, 38 tahun dibawa ke RSKD dengan keluhan mengamuk untuk ke-3 kalinya

sejak 4 bulan lalu, memberat sejak 1 minggu terakhir. Pertama masuk ke RSKD Dadi pada

tanggal 28 Juli 2011 dengan keluhan mengamuk dan kedua kalinya pada tanggal 21 Juli

2012 dengan keluhan yang sama. Saat mengamuk pasien mengancam akan membunuh

orang dengan parangnya. Pasien juga melempar barang, merusak barang, bila tidak

dilakukan pasien diancam akan mati. Pasien yakin tangannya dikendalikan saat merusak

barang, pasien berusaha melawan tapi pada akhirnya tetap melakukan. Pasien tidak teratur

minum obat sejak 4 bulan terakhir.

Dari pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah, aktivitas psikomotor

cukup tenang, verbalisasi lancar, spontan, intonasi biasa, kooperatif, mood sulit dinilai, afek

tumpul, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual sesuai dengan taraf

pendidikan, orientasi waktu, tempat dan orang cukup, daya ingatan jangka segera, jangka

pendek dan panjang cukup, pikiran abstrak cukup, terdapat halusinasi auditorik (+) ,

delusion of control. Pemeriksaan status internus dan neurologi dalam batas normal.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinis yang bermakna, yaitu mengamuk dan menghancurkan

barang, suka mengancam orang sekelilingnya, bicara sendiri dan marah-marah

tanpa sebab. Keadaan ini menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien

dan orang lain. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan waktu

senggang, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan

jiwa.

Pemeriksaan status mental didapatkan hendaya dalam menilai realita berupa

halusinasi auditorik sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik.

12

Page 13: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

Dari status internus dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan

sehingga kelainan organik dapat dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai

gangguan jiwa psikotik non-organik.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang restriktif,

halusinasi auditorik yang bersifat menyuruh dan mengancam, delusion of

control/ waham dikendalikan yang telah berlangsung ± 4 bulan (sejak tidak

minum obat teratur), perilaku gaduh gelisah, serta perubahan perilaku sejak

tahun 2010, sehingga berdasarkan PPDGJ III memenuhi kriteria diagnosis

gangguan skizofrenia (F20).

Dari autoanamnesis, alloanamnesis dan status mental didapatkan gangguan

berupa halusinasi auditorik yang bersifat mengancam dan memberi perintah dan

waham dikendalikan (delusion of control), tidak didapatkan adanya gangguan

afektif, dorongan kehendak, serta gejala katatonik, sehingga pasien didiagnosis

sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Aksis II

Ciri kepribadian pada pasien tidak khas.

Aksis III

Tidak ada diagnosis.

Aksis IV

Faktor stressor pada tahun 2011 adalah masalah perkara kebun pasien di

pengadilan, dan ibu pasien meninggal pada tanggal 23 Juni 2011 karena sakit.

Faktor stressor pada tahun 2012 adalah masalah perkara kebun dan ayah pasien

meninggal pada tanggal 8 Juli 2012 karena dibunuh oleh sepupu pasien. Faktor

pemicu adalah pasien tidak teratur minum obat.

Faktor stressor pada tahun 2014 adalah masalah perkara kebun pasien di

pengadilan. Faktor pemicu adalah pasien tidak teratur minum obat.

Aksis V

13

Page 14: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

GAF scale 50-41, yaitu gejala berat (serius), disabilitas berat.

VI. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Diduga terdapat ketidakseimbangan neurontransmitter,

maka pasien memerlukan farmakoterapi.

Psikologi : Ditemukan adanya hendaya berat dalam fungsi psikis,

berupa halusinasi auditorik, waham dikendalikan. Pasien memerlukan psikoterapi.

Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial,

pekerajan, dan penggunaan waktu senggang sehingga memerlukan sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

Dubia et Bonam

Faktor pendukung:

Didiagnosis pada umur 35 tahun, keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien ,

riwayat keluarga tidak ada, gejala yang muncul adalah gejala positif, tidak ada

kelainan organobiologik.

Faktor penghambat:

Status sosioekonomi bawah, onset sudah beberapa tahun, kepatuhan minum obat

kurang.

VIII. RENCANA TERAPI:

- Farmakoterapi :

1. Haloperidol 5 mg 3 x ½

2. Chlorpromazin 100 mg 0-0-1

- Psikoterapi suportif:

1. Ventilasi : memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati

dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.

14

Page 15: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

2. Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara

menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.

3. Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat

pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial

dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan

pasien serta melakukan kunjungan berkala.

IX. FOLLOW UP:

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi

dan efek samping dari obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSATAKA

Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana

sejak dahulu kala.Dalam tahun 1911, Eugen Bleuler (1857-1938) beliau menganjurkan

lebih baik dipakai istilah "skizofrenia", karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan

gejala utama penyakit ini, yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau

disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan (schizos=pecah belah atau

bercabang, phren=jiwa).

Menurut PPDGJ-III, untuk mendiagnosis skizofrenia (F20) jika memenuhi kriteria

yaitu:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya dua gejala

atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

a) -"thought echo" = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau yang bergema

dalam kepalanya(tidak keras),dan isi pikiran ulangan,walaupun isinya tidak

sama namun kualitasnya berbeda; atau

-"thought insertion or withdrawal" = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar (withdrawal)

15

Page 16: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

-"thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

umum mengetahuinya;

b) -"delusion of control" = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu

kekuatan tertentu dari luar;atau

-"delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar;atau

-"delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang"dirinya"=secara jelas merujuk

kepergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan

khusus);

-"delusion of perception" = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c) halusinasi auditorik :

suatu halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku

pasien atau

mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri(diantara berbagai

suara yang berbicara)atau

jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

d) waham-waham menetap jenis lainnya,yg menurut budaya setempat tidak wajar

dan sesuatu yang mustahil,misalnya perihal keyakinan agama dan politik

tertentu,atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa(misalnya mampu

mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia

lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

a. halusinasi yg menetap dari panca indera apa saja,apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yg jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau

16

Page 17: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus

menerus;

b. arus pikiran yang terputus atau yg mengalami sisipan, yang berakibat

inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;

c. perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah(excitement), posisi tubuh

tertentu(posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutism dan stupor;

d. gejala-gejala "negatif",seperti sikap sangat apatis,bicara yang jarang,dan respons

emosional yang menumpul atau tidak wajar,biasanya yg mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus

jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi

neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu

satu bulan atau lebih(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan

dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,hidup

tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu,sikap larut dalam diri sendiri(self absorbed

attitude),dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman diagnostik Skizofrenia Paranoid (F 20.0)

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

Sebagai tambahan :

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

a) suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi

pluit(whistling), mendengung(humming) atau bunyi tawa(laughing);

b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang

menonjol;

17

Page 18: Lapsus Skizo Paranoid (F20.0) Widya

c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan(delusion of control), dipengaruhi(delusion of influence)

atau "passivity" (delusion of passivity) dan keyakinan yang dikejar-kejar

beraneka ragam, adalah yang paling khas;

gangguan afektif,dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

18