CASE REPORT F20.0 c

25
STATUS PSIKIATRI Nama: Sri Chitra Arumsari Supit NPM : 030.09.241 Tanda Tangan Tanda Tangan Dokter Pembimbing: dr. Jonli Indra, Sp.KJ Nomor Rekam Medik : xx-xx-xx Nama Pasien : Ny. J Nama Dokter yang Merawat : dr. Desmiarti, Sp. KJ Tanggal Masuk RS : 26 agustus 2015 Rujukan/datang sendiri/keluarga : Keluarga I. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Tn. J Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juni 1969 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Kalideres, Jakarta Barat Agama : Kristen Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tidak ada Status Perkawinan : Sudah menikah (cerai) Suku Bangsa : Sumatera Riwayat Perawatan 1

description

c

Transcript of CASE REPORT F20.0 c

Page 1: CASE REPORT F20.0 c

STATUS PSIKIATRI

Nama: Sri Chitra Arumsari Supit

NPM : 030.09.241

Tanda Tangan

Tanda TanganDokter Pembimbing:

dr. Jonli Indra, Sp.KJ

Nomor Rekam Medik : xx-xx-xx

Nama Pasien : Ny. J

Nama Dokter yang Merawat : dr. Desmiarti, Sp. KJ

Tanggal Masuk RS : 26 agustus 2015

Rujukan/datang sendiri/keluarga : Keluarga

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. J

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juni 1969

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kalideres, Jakarta Barat

Agama : Kristen

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak ada

Status Perkawinan : Sudah menikah (cerai)

Suku Bangsa : Sumatera

Riwayat Perawatan

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit untuk masalah kejiwaannya.

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Autoanamnesis

Tanggal 26 agustus 2015, pukul 10.00 - 11.00 WIB, di ruang Picu wanita RSJSH

Alloanamnesis

1

Page 2: CASE REPORT F20.0 c

Dengan Ny. S (keponakan pasien), tanggal 27 agustus 2015, pukul 15.00 – 15.30

WIB melalui telefon.

A. KELUHAN UTAMA

Pasien dibawa ke RSJSH karena suka marah-marah dan mengamuk hingga

berusaha untuk menusuk cucunya dengan gunting sejak 3 jam SMRS.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien datang ke IGD RSJSH diantar oleh keluarganya karena marah-marah sejak 3

jam SMRS.

Keluarga mengatakan, pasien sering marah tanpa sebab dan berusaha untuk melukai

anggota keluarganya seperti mengejar dan menyetrika cucunya, memukul

keponakannya, dan berusaha melempar anggota keluarga lainnya dengan panci, teko,

magic jar dan barang lainnya. Bahkan pasien sering menjejali cucunya biskuit secara

paksa. Selain itu, pasien juga sering berbicara kacau. Keluhan seperti ini sudah

dirasakan keluarganya sejak 1 bulan yang lalu. Pasien selalu benci kepada suami

keponakannya karena pasien menganggap orang tersebut adalah mantan suaminya

yang kedua. Pasien bahkan sering memegang kemaluan suami keponakannya dengan

kasar sebagai bentuk kekesalan terhadap mantan suaminya yang kedua. Pasien juga

sering melamun dan berbicara sendiri. Pasien mengatakan adanya bisikan bisikan

yang memberitahukan bahwa suami keponakannya adalah benar suaminya sehingga

pasien memegang kemaluan keponakannya. Keluarga mengatakan pasien sulit tidur,

makan jika dipaksa oleh keluarga, dan pasien jarang mandi. Keluarga mengatakan

pasien melakukan hal yang tidak sewajarnya semenjak ditinggalkan oleh mantan

suaminya 6 bulan SMRS.

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal, riwayat cedera

kepala, kejang disangkal. Namun pasien masih merokok sampai sekarang ± 2

bungkus sehari dan sering marah” jika tidak diberikan rokok. Penggunaan obat-

obatan terlarang atau zat psikoaktif dan konsumsi alkohol sebelum munculnya

keluhan diatas disangkal.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Gangguan Psikiatrik

Gangguan sekarang sudah dialami pasien sejak 12 tahun yang lalu. Pasien

tidak pernah berobat ke dokter sebelumnya dikarenakan keluhan kambuh-kambuhan

dan keluarga mengira hanya seperti orang tua yang sedang marah-marah biasa.

2

Page 3: CASE REPORT F20.0 c

Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun kejang. Pasien tidak

mempunyai riwayat gangguan medik sebelumnya. Pasien tidak pernah dirawat karena

penyakit lain, tidak ada riwayat operasi sebelumnya.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien merokok dan bisa menghabiskan 2 bungkus sehari, tidak minum alkohol, dan

tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang sebelumnya.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya

2003(12 tahun SMRS)

Tingkat keparahan gangguan

2015 (6 bulan SMRS)

Waktu

3

12 tahun SMRS

(2003)

6 bulan SMRS

(2015)

Pasien marah-

marah dan

membanting

barang

Marah-marah tanpa

sebab, gelisah,

menusuk-nusuk

cucunya, ganguan

tidur, menjadi

pendiam sejak

ditinggal suami.

Halusinasi auditorik

(+), ilusi (+)

Page 4: CASE REPORT F20.0 c

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. Riwayat infeksi dan trauma

selama kehamilan disangkal, kontrol ANC rutin ke bidan. Pasien dilahirkan secara

spontan, prematur, dan selama kehamilan maupun kelahiran tidak ada masalah yang

serius.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian

a. Masa Kanak

i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat, dengan proses

tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya. Pasien tidak pernah

sakit yang serius (berat), dan tidak pernah mengalami kejang dan trauma

kepala saat kecil.

ii. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang cukup aktif, dengan banyak teman

disekelilingnya, prestasi belajarnya kurang, tidak pernah tinggal kelas, namun

pasien berhenti sekolah karena masalah keuangan. Pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik, seperti anak-anak lain sebayanya. Pasien tergolong

anak yang baik dan mudah bergaul.

iii. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

Pasien mempunyai banyak teman di lingkungan rumahnya dan sudah bisa

mencari pekerjaan.

b. Masa Dewasa

Pasien tidak pernah bekerja, pasien pernah mendaftar kerja di pabrik resleting tetapi

disuruh orang tua berhenti dan menjadi pedangang dipasar saja, setelah bekerja

dipasar, pasien membantu-bantu kegiatan di rumah. Pasien cukup aktif di rumah dan

sebelum sakit, pasien merupakan orang yang sangat aktif dan senang membantu

teman dan keluarganya. Setelah sakit, pasien sangat menutup diri dan jarang bergaul,

menjadi pendiam dan mengurung diri dari teman dan lama-lama keluarganya.

4

Page 5: CASE REPORT F20.0 c

3. Riwayat Pendidikan

Pasien menempuh sampai SMP, lalu pasien putus sekolah karena kekurangan biaya.

Selama menempuh pendidikan pasien merupakan anak yang rajin, tidak pernah

mendapat juara, tetapi tidak pernah tinggal kelas juga.

4. Riwayat Pekerjaan

Menurut keluarga pasien, pasien berkerja dipasar sebagai pedagang cabai, tomat,

bawang.

5. Kehidupan Beragama

Pasien beragama Kristen, jarang ke gereja karena berjualan dipasar.

6. Kehidupan Sosial dan Perkawinan

Pasien sudah menikah namun ditinggal suaminya 6bulan SMRS. Hubungan pasien

dengan tetangga dan teman-teman kerja sebelum sakit baik. Setelah sakit pasien

cenderung menarik diri, hubungan dengan tetangga bermasalah.

7. Riwayat Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah berurusan dengan

aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan.

E. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. Di Jakarta, pasien tinggal dirumah

bersama keluarga keponakannya yaitu Ny. S. Pasien merupakan anak kandung dari

Tn. S dan Ny. H, orang tua pasien berada di kampungnya disumatera. Menurut

keluarga pasien, di keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama dengan pasien.

5

Page 6: CASE REPORT F20.0 c

8

Tinggal satu rumah

Sakit dengan keluhan sama seperti pasien

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien

Page 7: CASE REPORT F20.0 c

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG

Ayah dan ibu pasien tidak bekerja dan tinggal di sumatera. Adik pasien sudah

menikah dan mempunyai anak yaitu ny.s yang tinggal bersama pasien dan ny.s sudah

menikah dan mempunyai seorang cucu. Anak pertama pasien bersama mantan

suamniya, anak ke dua dan ketiganya diurus oleh ke2 orang tua pasien. Biaya hidup

sehari – hari dikatakan keponakan pasien kurang.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan ingin pulang dari rumah sakit. Pasien tidak

sadar sedang dirawat di RSJSH. Persepsi lingkungan terhadap dirinya, ia dianggap

stress.

III. STATUS MENTAL (Tanggal 26 agustus 2015 pukul 10.00 WIB)

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien seorang wanita usia 44 tahun, tampak sesuai usianya, bertubuh kurus, postur

tubuh agak bungkuk, rambut hitam dan pendek, kulit coklat. Pada saat wawancara

pasien mengenakan baju kemeja kotak-kotak biru-merah, dengan celana panjang jeans

berwarna biru, beralas kaki sandal jepit. Kebersihan dan kerapihan diri terlihat tidak

terawat.

2. Kesadaran

a. Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis

b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu.

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

a. Sebelum wawancara : pasien sedang duduk diam melamun disofa yang ada

di bangsal.

b. Selama wawancara : pasien duduk disamping pemeriksa, kadang-kadang

melakukan kontak mata. Pasien duduk tenang dan menjawab semua pertanyaan

yang diajukan dengan kurang baik dan perlu diulang pertanyaannya kembali baru

bisa menjawab. Sesekali pasien terdiam menatap pewawancara, kemudian

menjawab lagi.

c. Sesudah wawancara : Pasien melakukan aktivitas berjalan mengambil susu

yang dibagikan petugas RSJSH.

7

Page 8: CASE REPORT F20.0 c

4. Sikap Terhadap Pemeriksa: kurang kooperatif

5. Pembicaraan

a. Cara berbicara : Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, intonasi dan

volume kecil.

b. Gangguan berbicara : Tidak ada

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)

a. Suasana perasaan : euthym

b. Afek : terbatas

c. Keserasian : serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : ada (halusinasi auditorik)

2. Ilusi : ada (suami keponakannya dianggap mantan suaminya)

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan

2. Pengetahuan Umum : Baik (mengetahui nama presiden saat ini)

3. Kecerdasan : Rata - rata

4. Konsentrasi : Baik (Pasien dapat mengeja namanya dari depan

kebelakang dan sebaliknya)

5. Orientasi

a. Waktu : Baik (dapat mengetahui waktu wawancara pada siang hari).

b. Tempat : Baik (pasien mengetahui sedang di rumah sakit).

c. Orang: Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh

dokter muda).

d. Situasi : Baik (Pasien mengetahui situasi sekitar, saat

wawancara berlangsung).

6. Daya Ingat

a. Jangka panjang : Kurang baik (pasien salah mengingat tahun bercerai dan

jumlah anak yang ia punya)

8

Page 9: CASE REPORT F20.0 c

b. Jangka pendek : Baik (pasien dapat mengingat menu makanan yang

dimakan saat pagi).

c. Segera : Baik (Pasien dapat tiga nama benda yang disebutkan

pewawancara)

7. Pikiran Abstraktif : Baik (pasien dapat menjelaskan perbedaan dan

persamaan bola dengan jeruk)

8. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambar jam)

9. Bakat Kreatif : Tidak dapat terlihat

10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien makan, mandi, dan berpakaian

sendiri)

E. PROSES PIKIR

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : Miskin ide

b. Kontinuitas : Koheren

c. Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : tidak ada

b. Waham : ada (curiga)

c. Obsesi : Tidak ada

d. Fobia : Tidak ada

e. Gagasan rujukan : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik (saat pemeriksan).

G. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial : Baik (pasien tahu bahwa mencuri itu berdosa)

2. Uji daya nilai : Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi

apabila menemukan dompet yang terjatuh di jalanan)

3. Daya nilai realitas : Terganggu (terdapatnya halusinasi dan ilusi).

H. TILIKAN: 1 (Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit)

9

Page 10: CASE REPORT F20.0 c

I. RELIABILITAS: Taraf dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS

Keadaan Umum : baik, tampak tidak sakit

Kesadaran : compos mentis

Tekanan Darah : 120/82 mmHg

Frekuensi Nadi : 97x/menit

Frekuensi Napas : 22x/menit

Suhu Badan : 36,5 C

Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kering (+).

Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, distribusi merata,

Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks

cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera

ikterik -/-, oedem -/-.

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-),

sekret (-)

Telinga : Normotia, membran timpani intak +/+, nyeri tarik -/-.

Mulut : Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan (-),

trismus (-), halitosis (+), candidiasis (-).

Lidah :Normoglosia, warna merah muda, kotor (-), tremor (-),

deviasi(-)

Gigi geligi : Baik

Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)

Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis

Leher : KGB supra klavikular tidak teraba membesar, kelenjar tiroid

tidak teraba .membesar, trakea letak normal

10

Page 11: CASE REPORT F20.0 c

Thorax

Paru

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun

dinamis, efloresensi dinding dada (-), pulsasi abnormal (-),

gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).

Palpasi : Tidak dilakukan.

Perkusi : Tidak dilakukan.

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Tidak dilakukan.

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas

Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (+) kaki kanan.

Genitalia : Tidak diperiksa

B. STATUS NEUROLOGIK

1. Saraf kranialis (I–XII) : Baik

2. Tanda rangsang meningeal : Tidak ada

3. Refleks fisiologis : (+) normal

4. Refleks patologis : Tidak ada

5. Motorik : Baik

6. Sensorik : Baik

7. Fungsi luhur : Baik

8. Gangguan khusus : Tidak ada

9. Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus

otot (N), tremor (+), distonia (-)

11

Page 12: CASE REPORT F20.0 c

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Darah Lengkap:

Hemoglobin 12 g/dL 11,0-16,0Eritrosit 4.2 juta/mm 30-42Lekosit 10.390 ribu mm3 130-450LED 72 mm/1jam 4-10Trombosit 370 ribu U/L 3,2-4,6Hematokrit 35 g% <20

Hitung Jenis:

Basofil 0 % 0-1Eosinofil 5 % 1-3Batang 0 % 2-6Segmen 51 % 50-70Limposit 37 % 20-40Monosit 7 % 2-8KIMIA DARAHGDS 83 mg/dL <180SGOT 11 U/L <32SGPT 8 U/L <31

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

H. Seorang wanita, Ny. J, 44 tahun, datang ke IGD RSJSH diantar oleh keluarganya

karena marah-marah sejak 3 jam SMRS. pasien sering marah tanpa sebab dan

berusaha untuk melukai anggota keluarganya seperti mengejar dan menyetrika

cucunya, memukul keponakannya, dan berusaha melempar anggota keluarga lainnya

dengan panci, teko, magic jar dan barang lainnya dan sering menjejali cucunya biskuit

secara paksa. Selain itu, pasien juga sering berbicara kacau. Keluhan seperti ini sudah

dirasakan keluarganya sejak 1 bulan yang lalu. Pasien selalu benci kepada suami

keponakannya karena pasien menganggap orang tersebut adalah mantan suaminya

yang kedua. Pasien bahkan sering memegang kemaluan suami keponakannya dengan

kasar sebagai bentuk kekesalan terhadap mantan suaminya yang kedua. Pasien juga

sering melamun dan berbicara sendiri. Pasien mengatakan adanya bisikan bisikan

yang memberitahukan bahwa suami keponakannya adalah benar suaminya sehingga

12

Page 13: CASE REPORT F20.0 c

pasien memegang kemaluan keponakannya. Keluarga mengatakan pasien sulit tidur,

makan jika dipaksa oleh keluarga, dan pasien jarang mandi. Keluarga mengatakan

pasien melakukan hal yang tidak sewajarnya semenjak ditinggalkan oleh mantan

suaminya 6 bulan SMRS.

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal, riwayat cedera

kepala, kejang disangkal. Namun pasien masih merokok sampai sekarang ± 2

bungkus sehari dan sering marah” jika tidak diberikan rokok.

Dari pemeriksaan psikiatri ditemukan pasien kurang merawat diri. Halusinasi

auditorik(+), ilusi (+) merasa suami keponkannya adalah mantan suaminya. Daya

nilai realitanya terganggu. Tilikannya derajat 1 (Pasien menyangkal bahwa dirinya

sakit Jiwa).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang

dalam batas normal.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian

Khusus

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan sebagai

berikut:

1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

Gangguan fungsi / hendaya dan disabilitas:

Gangguan dalam fungsi pasien jadi tidak dapat melanjutkan pekerjaannya,

gangguan dalam fungsi sosial yaitu pasien menarik diri dari keluarga dan

teman-temannya, dan hendaya dalam penilaian realita dan tilikan.

Distress / penderitaan:

Pasien bicara sendiri, marah-marah, menusuk-nusuk orang.

2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO, karena:

Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik atau

trauma.

Tidak ada gangguan kesadaran neurologik

13

Page 14: CASE REPORT F20.0 c

3. Gangguan jiwa ini tidak disebabkan pengaruh zat psikoaktif

Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan zat psikoaktif yang

berefek pada episode saat ini (menurut pasien dan keluarga, pasien tidak

pernah mengkonsumsi alkohol dan NAPZA).

4. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang

dibuktikan dengan adanya:

- Waham : curiga

Perilaku terdisorganisasi : marah – marah tanpa sebab, bicara sendiri

- Halusinasi : ada (halusinasi auditorik)

- Ilusi : ada (suami keponakannya mirip mantan

suaminya)

Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia (memenuhi

kriteria umum skizofrenia) :

Terdapat waham yang menetap yang sangat jelas

Terdapat riwayat halusinasi auditorik

Adanya gejala negatif, yaitu sikap apatis, bicara yang jarang, penarikan

diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tidak merawat

diri.

Adanya gejala khas tersebut diatas telah berlangsung dalam kurun waktu

satu bulan atau lebih.

Adanya perubahan yang bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa

aspek perilaku pribadi, yaitu hilangnya minat, hidup tak bertujuan, sikap

larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

5. Skizofrenia ini termasuk tipe paranoid karena :

Memenuhi kriteria umum skizofrenia

Terdapatnya waham curiga yang menonjol

Terdapat riwayat halusinasi auditorik yang menonjol

Tidak terdapat gangguan afektif, dorongan dan kehendak, serta gejala

katatonik yang menonjol.

14

Page 15: CASE REPORT F20.0 c

Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak ada diagnosis (tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental).

Aksis III: Kondisi Medis Umum

Tidak ada diagnosis (tidak ada gangguan medis umum)

Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan

Masalah dengan primary support group

Masalah perceraian oleh suaminya dan ketiga anaknya yang diurus oleh mantan

suaminya dan orang tuanya.

Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien dan observasi, maka skala Global

Assesment of Functioning (GAF) ditentukan berikut ini:

GAF current : 30-21 (gejala sedang/moderate, disabilitas sedang)

GAF saat masuk RS : 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat

berat dalam berkomunikasi, dan mengurus diri)

GAF HLPY : 60-51 (gejala sedang/moderate, disabilitas sedang) Hal ini

berdasarkan karena sakitnya, pasien mengalami disfungsi

sosial.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Parnoid

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah dengan primary support group

Aksis V : GAF current : 60-51

GAF saat masuk RS : 20-11

GAF HLPY : 60-51

IX. PROGNOSIS

15

Page 16: CASE REPORT F20.0 c

A. Quo ad vitam: ad bonam (skizofrenia tidak menyebabkan kematian, tidak ada tanda-

tanda pasien menderita gangguan organik atau penyakit lain).

B. Quo ad functionam: dubia ad bonam (pasien masih dapat menjalankan kegiatan

ringan sehari-.hari, bila gejala-gejala terkontrol)

C. Quo ad sanactionam: dubia ad malam

Faktor Yang Memperingan:

- Bukan merupakan skizofrenia yang disorganisasi

- Gejala timbul didahului oleh stressor yang cukup jelas

- Onset usia yang sudah memasuki usia dewasa

Faktor Yang Memperberat:

- Perceraiannya dan maslah anak yang diurus oleh orang lain

- Tingkat pendidikan yang rendah.

X. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik :

- Tidak didapatkan faktor herediter pada keluarga

- Tidak diketemukan kelainan organik

B. Psikologi/psikiatri :

- Waham curiga

- Tilikan derajat 1

C. Sosial/keluarga :

- Hendaya dalam fungsi sosial

- Perceraian.

XI. TERAPI

1. Rawat Inap

Dengan indikasi:

- Untuk menegakkan diagnosis pasien

- Untuk penyesuaian dan stabilisasi dosis medikasi

- Pasien marah-marah dan mengamuk, dapat mebahayakan orang lain.

2. Psikofarmaka

Risperidon 2x2mg tab per oral16

Page 17: CASE REPORT F20.0 c

Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan skizofrenia.

Risperidon merupakan obat anti psikotik generasi 2, yang bekerja pada reseptor D2,

5HT2A, dengan efek samping yang relatif lebih rendah daripada obat antipsikotik

generasi pertama. Dosis optimal sebagai dosis terapi adalah 2-4mg per hari, dan pada

pasien ini di berikan 2x2mg = 4mg per hari.

3. Psikoedukasi

Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang

dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin

diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, prognosis penyakit, kemana harus

mencari pertolongan bila kambuh, menekankan pentingnya kepatuhan pengobatan

dan pemeriksaan rutin.

4. Psikoterapi

Psikoterapi suportif

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur

Memberikan semangat serta dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit.

Memotivasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam

mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol rutin

setelah pulang dari rumah sakit untuk memperbaikin daya fungsi pasien dan

menghindari terjadi kekambuhan.

Memberikan pengertian pada keluarga, dukungan keluarga terhadap pasien akan

membantu kesembuhan dan kestabilan keadaan pasien secara optimal.

5. Sosioterapi

Pelatihan Ketrampilan Sosial

Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi kelompok.

Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.

Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH

Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.

17