Lapsus Rinitis Akut
-
Upload
dian-putri-lestari -
Category
Documents
-
view
28 -
download
2
Transcript of Lapsus Rinitis Akut
LAPORAN KASUS
RINITIS AKUT
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.Med
Disusun Oleh :
ARYA BOGI KUSUMO H2A009004
Kepaniteraan Klinik Departemen Telinga Hidung Tenggorok
Fakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Semarang
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Periode 8 Juli – 3 Agustus 2013
LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN
TELINGA HIDUNG TENGGOROK
Presentasi kasus dengan judul :
RINITIS AKUT
Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Disusun Oleh:
ARYA BOGI KUSUMO H2A009004
Telah disetujui oleh Pembimbing:
Nama pembimbing Tanda Tangan Tanggal
dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.Med ............................. .............................
Mengesahkan:
Koordinator Kepaniteraan Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.MedNIP. 19720608 201001 1 008
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. U
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Gedangan Tuntang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Tertinggi : SMA
No.RM : 039675-2013
Kelompok Pasien :Umum
Tanggal Periksa : 13 Juli 2013
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 13 Juli 2013 pada jam 11.30
WIB
Keluhan Utama : Nyeri tekan seluruh wajah
1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli THT dengan keluhan nyeri tekan wajah sejak 2 minggu yang
lalu, nyeri dirasakan di seluruh wajah terutama pada bagian sinus-sinusnya. Pasien
mengeluh nyeri kepala dan pusing, juga mengeluh seperti menelan lendir.
2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit yang sama : Disangkal
Hipertensi : Disangkal
DM : Disangkal
Alergi : Disangkal
3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga yang sakit sama dengan pasien : Disangkal
Keluarga Hipertensi : Disangkal
Keluarga DM : Disangkal
Keluarga Alergi : Disangkal
4. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Biaya pengobatan ditanggung
oleh sendiri. Kesan sosial ekonomi menengah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak kesakitan.
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,50c
STATUS GENERALIS
- Kulit : normal sama dengan daerah sekitar, ikterik (-)
- Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-)
- Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea midclavicula sinistra namun
tidak kuat angkat, thrill (-),pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift
(-)
Perkusi :
batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra
batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial midclavicula
sinistra
konfigurasi jantung : Dalam Batas Normal
Auskultasi : Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
- PARU
Paru Dextra Sinistra
Depan1. Inspeksi
2. Palpasi
Simetris, statis, dinamis
Nyeri tekan (-)
Simetris, statis, dinamis
Nyeri tekan (-)
3. Perkusi
4. Auskultasi
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra
Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra
Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)
Belakang
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Simetris, statis, dinamis
Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra
Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)
Simetris, statis, dinamis
Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra
Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler
Ronki (-)
Wheezing (-)
- ABDOMEN
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-), pekak hepar (+), tidak
terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba
- Limfe : Pembesaran Limfe leher dan submandibula (-)
- Ekstremitas :
Superior InferiorAkral dingin -/- -/-Oedem -/- -/-Sianosis -/- -/-Gerakan +/+ +/+Kekuatan 5/5/5 5/5/5Tonus Normotoni NormotoniRefleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukanRefleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Berat Badan : 60 Kg
- Tinggi Badan : 165 Cm
- BMI : 22,03
- Status Gizi : Kesan Cukup
STATUS LOKALIS
Tenggorok
Bibir : sianosis (-)
Gigi : Karies (-), gigi berlubang (-)
Gingiva : Hiperemis (-), Gingivitis (-), stomatitis (-)
Lidah : Simetris, Spasme (-), Fasikulasi (-), Kotor (-), Stomatitis (-),
Tonsil : Membesar (+), Ukuran Tonsil T2-T2 (tenang), Hiperemis (+), Detritus (-),
Granulasi (-), kripte melebar (-)
Uvula : simetris, Hiperemis (-), Luka (-).
Epiglotis : Simetris, Hiperemis (-), Masa (-), Luka (-)
Palatum : Simetris, Masa (-), Hiperemis (-)
Telinga
Telinga Kiri Kanan
Mastoid Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-)
Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-)
Pre-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-),
Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-),
Retro-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-),
Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-),
Aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-), nyeri tarik aurikula (-)
Nyeri Tekan (-), Masa (-), Abses (-), fistula (-), nyeri tarik aurikula (-)
Kanalis Eksternus Benda asing (-), sekret (-), serumen (-), darah (-), lessi (-), massa (-), edem (-)
Benda asing (-), sekret (-), serumen (-), darah (-), lessi (-), massa (-), edem (-)
Discharge (-) (-)
Membran Timpani
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Reflek cahaya Memantulkan cahaya (mengkilap)
Memantulkan cahaya (mengkilap)
Perforasi (-) (-)
Hidung
Pemeriksaan Luar Kanan Kiri
Hidung Deformitas (-), Sianosis (-), Hiperemis (-). Nyeri tekan (+), Krepitasi (-)
Deformitas (-), Sianosis (-), Hiperemis (-). Nyeri Tekan (+), Krepitasi (-)
Sinus Nyeri Tekan Sinus (+) Nyeri Tekan Sinus (+)
Rinoskopi Anterior Discharge (-), Septum deviasi (-), Mukosa Hiperemis (+), Konka Hiperemis (+), Konka hipertrofi (+), Epistaksis (-), Massa (-)
Discharge (-), Septum deviasi (-), Mukosa Hiperemis (+), Konka Hiperemis (+), Konka hipertrofi (+), Epistaksis (-), Massa (-)
Discharge (-) (-)
Mukosa Hiperemis (+), massa (-) Hiperemis (+), masa (-)
Konka Hiperemis (+), hipertrofi (+) Hiperemis (+), hipertrofi (+)
Tumor (-) (-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Diafanoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kepala Dan Leher :
Kanan Kiri
Kepala Mesosefal Mesosefal
Wajah Simetris Simetris
Leher Anterior pembesaran tiroid (-), deviasi trakhea (-)
pembesaran tiroid (-), deviasi trakhea (-)
Leher Lateral Pembesaran limfe (-), pembesaran parotis (-)
Pembesaran limfe (-), pembesaran parotis (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG/KHUSUS
- Pemeriksaan Foto Rontgen SPN Waters : 16 Juli 2013
Tak tampak sinusitis
Resume :
Pasien datang dengan keluhan nyeri tekan pada wajah sejak 2 minggu yang lalu.
Nyeri dirasakan di seluruh wajah terutama pada rongga-rongga sinus. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan Tonsil membesar (+), Ukuran Tonsil T2-T2 (tenang), Hiperemis (+),Nyeri
Tekan Sinus (+), Mukosa Hiperemis (+), Konka Hiperemis (+), Konka hipertrofi (+).
Diagnosis Banding : Rinitis Akut
Rinitis alergika
Pansinusitis
Diagnosis : Rinitis akut
Rencana Pengelolaan
IP Dx : Subyektif : -
Obyektif : CT-SCAN SPN Waters potongan Axial dan koronal
Prick test
IP Tx :
- Cuci hidung
- Applikator hidung dengan ephederine
- Medikamentosa :
Cefadroxil 3x1
Lamesone 3x1
Lapistan 3x1
Lapifed 3x1
IP Mx : Monitoring nyeri wajah
Monitoring kesembuhan
IP Edukasi :
Hindari debu, kalau naik motor gunakan masker
Istirahat yang cukup
Konsumsi vitamin
RINITIS AKUT
Definisi
Rhinitis akut adalah peradangan akut yang mengenai hidung. Rhinitis akut terjadi ketika pergantian musim atau akibat dari kelelahan dan penurunan pertahanan tubuh seperti mengalami defisiensi vitamin. Infeksi pada nasal juga menjadi salah satu penyebab gangguan ini, umumnya disebabkan oleh virus. Sebagian besar yang mencakup virus, meliputi rhinovirus, Respiratory syncytial viruses (RSV), virus parainfluenza, virusinfluenza, dan adenovirus.
Common ColdPenyebab tersering adalah virus. Infeksi biasanya ditularkan melalui udara. Beberapa virus seperti adenovirus, pocorna virus, rhinovirus,coxsacie dan ECHO bertanggung jawab pada penularan penyakit ini. Inkubasi terjadi selama 1-4 hari dan penyakit ini dapat menetap selama 2-3 minggu.Gejala klinik. Sensasi terbakar pada hidung posterior diikuti kekakuan, rhinorrhea dan bersin. Pasien akan merasa kedinginan dan sedikit demam. Biasanya sekret berupa cairan yang banyak dan dapat menjadi mukopurulen akibat adanya invasi sekunder bakteri. Invasi sekunder oleh Streptococcushaemolyticus, Pneumococcus, Staphylococcus, H.Inflenzae, Klesiella pneumoniadan M.catanhalis.Penatalaksanaan Common cold merupakan self limiting disease sehingga dengan istirahat yang cukup dapat menurunkan gejala. Pengobatan simptomatik dapat dengan antihistamin dan dekongestan. Analgesic biasanya untuk menurunkan demam dan keluhan nyeri kepala serta myalgia. Antibiotik hanya di berikan pada infeksi sekunder. Komplikasi berupa sinusitis, faringitis, tonsillitis, bronchitis, pneumonia dan otitis media dapat timbul. Influenza.Influenza virus A, B atau C bertanggung jawab pada terjadinya penyakit ini. Gajala dan tanda hampir sama dengan common cold. Komplikasi biasanya terjadi akibat invasi bakteri.
Gejala Klinis
Permulaan penyakit ini biasanya tiba-tiba dan ditandai dengan rasa kering, gatal, atau rasa panas di hidung atau nasofaring. Segera timbul menggigil dan malaise, disertai dengan bersin dan ingus encer. Pada saat ini biasanya tidak disertai demam. Sering terasa nyeri kepala ringan atau perasaan penuh di antara kedua mata.
Penyakit ini akan berkembang pesat dalam waktu 48 jam dan ditandai dengan suara serak, mata berair, ingus encer dan berkurang atau hilangnya penciuman dan pengecapan. Gejala yang paling mengganggu pada pasien ini ialah hidung yang tersumbat. Rasa nyeri yang tidak terlalu berat disekitar dahi, mata dan kadang-kadang pipi, berhubungan dengan pembengkakan mukosa hidung.
Etiologi
1) Belum Jelas.
2) Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rinitis antara lain :
Reaksi makanan Emosional
Pekerjaan
Hormon
Kelainan anatomi
Penyakit imunodefisiensi
Interaksi dengan hewan
Temperatur
Klasifikasi
1) Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :
a. Rhinitis akut (coryza, commond cold) merupakan peradangan membran mukosa hidung dan sinus-sinus aksesoris yang disebabkan oleh suatu virus dan bakteri. Penyakit ini dapat mengenai hampir setiap orang pada suatu waktu dan sering kali terjadi pada musim dingin dengan insidensi tertinggi pada awal musim hujan dan musim semi.
b. Rhinitis kronis adalah suatu peradangan kronis pada membran mukosa yang disebabkan oleh infeksi yang berulang, karena alergi, atau karena rinitis vasomotor.
2) Berdasarkan penyebabnya, dapat dibedakan menjadi:
a. Rhinitis alergi
Merupakan penyakit umum yang paling banyak di derita oleh perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan inflamasi mukosa saluran hidung yang disebabkan oleh alergi terhadap partikel, seperti: debu, asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara
Macam-macam rhinitis alergi, yaitu:
1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever),
Biasanya terjadi pada musim semi.Umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah, seperti benang sari dari tumbuhan yang menggunakan angin untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau asap.
2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial)
Disebabkan bukan karena musim tertentu ( serangan yang terjadi sepanjang masa (tahunan)) diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat
3. Rhinitis Non Alergi
Rhinitis non allergi disebabkan oleh infeksi saluran napas karena masuknya benda asing kedalam hidung, deformitas struktural, neoplasma, dan massa, penggunaan kronik dekongestan nasal, penggunaan kontrasepsi oral, kokain dan anti hipertensif.
Macam-macam rhinitis non alergi, yaitu:
a. Rhinitis vasomotor
Rhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.
b. Rhinitis medikamentosa
Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan.
c. Rhinitis atrofi
Rhinitis Atrofi adalah satu penyakit infeksi hidung kronik dengan tanda adanya atrofi progesif tulang dan mukosa konka.
Komplikasi Polip hidung
Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung.
Otitis media
Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak.
Sinusitis kronik
Otitis media dan sinusitis kronik bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainase.
Pencegahan
Tidak ada vaksin efektif melawan colds, dan infeksi tidak mempertimbangkan imunitas. Pencegahan tergantung kepada lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi, Tidak berbagi sapu tangan, alat makan, atau gelas minum. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
Pengobatan
Tidak ada terapi spesifik untuk rhinitis akut, selain istirahat dan pemberian obat-obat simtomatik, seperti analgetika, antipiretika dan obat dekongestan. Antibiotik hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri.
Dekongestan oral mengurangi sekret hidung yang banyak, membuat pasien merasa lebih nyaman, namun tidak menyembuhkan. Pemberian obat simtomatik oral sangat efektif dengan diberikan 4 jam sekali, suatu kapsul yang terdiri dari :
Efedrin sulfat 0,015 g
Pentobarbital 0,015 g
Asam asetil salisilat* 0,300 g
*dapat digantikan dengan 300 mg Asetaminofen.