lapsus makrosomia
description
Transcript of lapsus makrosomia
MINI CE-XMINI CE-X
Oleh: Oleh:
Afnies BasugisAfnies Basugis
NIM. 07080150NIM. 070801503535
Dipresentasikan pada tanggal 0Dipresentasikan pada tanggal 055 DesemberDesember 2012 2012
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Pembimbing
dr. dr. SukartiniSukartini, Sp. , Sp. AA
1
MINI CE-X
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : By. Ny. P
Umur : 1 hari (lahir 2 Desember 2012, jam 12.47)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Sekolahan RT.04, Makroman
Nama Ayah : Tn. S
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD
Nama Ibu : Ny.P
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Bangsal : Mawar
Masuk RS : 2 Desember 2012 jam 12.47
2
II. DATA DASAR
1. ANAMNESIS ( Alloanamnesis )
Alloanamnesis dengan Ibu pasien dilakukan pada tanggal 3 Desember 2012 pukul
13.00 WIB di ruang kelas IIIB, bangsal mawar dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama : Bayi berat lahir lebih
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sebelum masuk rumah sakit
Ibu G1P0A0, 35 tahun, hamil 39 minggu, HPHT 27 Maret 2012, HPL 4
Desember 2012, riwayat haid teratur, lama haid 5-7 hari. Selama kehamilan,
ibu memeriksakan kehamilannya ke bidan di Puskesmas terdekat secara rutin
satu bulan sekali. Mendapatkan suntikan imunisasi TT sebanyak 2x.
Selama hamil, ibu menyangkal adanya mual dan muntah yang berlebihan. Ibu
mengakui adanya perubahan pola makan dimana nafsu makan bertambah jauh
melebihi sebelum hamil, dimana dalam sehari frekuensi makan berkisar 3-4
kali dengan porsi yang lebih banyak dari sebelum hamil (dapat mencapai 2x
porsi sebelum hamil). Ibu juga menambahkan bahwa selama hamil kali ini, ibu
sering mengidam makanan manis. Ibu menyangkal riwayat trauma saat hamil,
riwayat dipijat, riwayat penyakit darah tinggi, riwayat penyakit kencing manis,
riwayat demam atau sakit selama hamil maupun riwayat minum obat tanpa
resep dokter dan jamu-jamuan. Selama kehamilan, ibu hanya mengkonsumsi
vitamin penambah darah dari Puskesmas.
3 hari sebelum melahirkan, Ibu memeriksakan kandungannya ke bidan dan
sudah diperkirakan bahwa berat lahir bayi lebih sehingga Ibu sudah diberitahu
untuk melahirkan di Rumah Sakit.
1 hari sebelum melahirkan (1 Desember 2012), Ibu merasakan adanya cairan
yang merembes dari jalan lahir, namun ibu tidak merasakan mules. Cairan
berwarna jernih, tidak berbau, tidak berdarah, menurut pasien pada awalnya air
yang keluar sedikit, tetapi hingga malam hari air yang keluar semakin banyak
kira-kira sebanyak 1 gelas belimbing, Ibu segera ke RSUD AWS.
Lahir bayi laki-laki di RSUD AWS pada pukul 12.47 WIB dengan ditolong
oleh dokter spesialis kandungan melalui operasi SC. Saat lahir, bayi langsung
menangis kencang, kulit kemerahan, tidak kuning, dan peka rangsang, berat
3
badan lahir 3900 gram, panjang badan 47 cm, lingkar dada 36 cm, lingkar
kepala 35 cm, APGAR skor 9-10.
Setelah masuk rumah sakit
Pasien dirawat di ruang bayi untuk observasi lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu mengaku memiliki riwayat penyakit hipertensi.
Riwayat Ibu menderita Diabetes Mellitus, asma, hipertensi, penyakit jantung
sebelum hamil disangkal.
Riwayat Ibu menderita penyakit menular seksual selama kehamilan atau pada
saat proses persalinan seperti gonorea, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis
vaginalis disangkal.
Riwayat Ayah menderita penyakit menular seksual sebelum dan selama istrinya
hamil disangkal.
Riwayat Ibu dan anggota keluarga lain mengidap batuk-batuk lama lebih dari 3
minggu, mendapat pengobatan paru selama 6 bulan dan membuat kencing
berwarna merah selama masa kehamilan disangkal.
Riwayat Ibu mengidap HbsAg (+) untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan dan
tetap positif disangkal.
Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu memeriksakan kehamilan di Bidan Puskesmas secara teratur 1x tiap bulan
selama kehamilan. Mendapatkan suntikan TT 2x. Tidak pernah menderita penyakit
selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat trauma
selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep dokter dan jamu
disangkal. Ibu mengkonsumsi vitamin penambah darah dari Puskesmas.
Riwayat Persalinan :
Bayi laki-laki lahir dari ibu G1P0A0 hamil 39 minggu, lahir melalui operasi SC,
ditolong oleh dokter spesialis kandungan. Saat lahir, bayi langsung menangis
kencang, kulit kemerahan, tidak kuning, dan peka rangsang. Berat badan lahir 3900
gram, panjang badan 47 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar kepala 36 cm, Apgar skor
9-10.
4
Kesan : Neonatus aterm, Lahir SC.
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Pertumbuhan :
Berat badan lahir : 3900 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar kepala : 36 cm
APGAR skor : 9 - 10
Perkembangan :
Perkembangan anak belum dapat dinilai dan dievaluasi.
Riwayat Makan dan Minum Anak :
ASI diberikan sekehendaknya sejak lahir sampai sekarang.
Riwayat Imunisasi :
BCG : ( - )
Polio : ( - )
Hepatitis B : ( - )
Kesan : Anak belum pernah mendapatkan imunisasi
Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu pasien menggunakan metode kontrasepsi jenis suntik KB 3 bulan sekali.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 3 Des 2012 pukul 13.00 WIB
Bayi laki-laki, usia 1 hari, berat badan 3900 gram, panjang badan 47 cm.
Kesan umum : compos mentis, aktif, bayi besar, nafas spontan, tangisan keras,
tidak tampak ikterik.
Tanda vital
5
Tekanan darah : -
Nadi : 128 x/ menit, isi, dan tegangan cukup.
Laju nafas : 47 x/ menit.
Suhu : 36,5 ° C
Status Internus
Kepala : mesocephale, tidak ada caput succadaneum, tidak ada cephal hematom,
tidak ada lserasi, rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala tidak ada kelainan, ukuran lingkar kepala 36 cm, ubun- ubun
besar datar.
Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil bulat, isokor, refleks
cahaya positif normal di kedua mata, kornea jernih, belekan (+).
Hidung : bentuk normal, tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada sekret.
Telinga : bentuk normal, bila dilipat membalik cepat seperti semula, tidak ada
discharge dari kedua telinga.
Mulut : tidak tampak labioschizis, tidak tampak palatoschizis, bibir tidak
sianosis, bibir tidak kering.
Thorax:
Paru
Inspeksi : normothoraks, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis,
tidak tampak retraksi dada.
Palpasi : pemeriksaan stem fremitus tidak dilakukan, tampak papilla
mammae kiri dan kanan.
Perkusi : sulit dinilai.
Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan.
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : ictus cordis tidak melebar.
Perkusi : batas jantung sulit dinilai.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop.
6
Abdomen
Inspeksi : cembung, tali pusat tampak segar.
Auskultasi : bising usus positif normal.
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Tulang Belakang : Tidak ada spina bifida
Genitalia : laki-laki, tidak ada kelainan.
Anorektal : anus (+)
Anggota gerak : tangan dan kaki sempurna
Ekstremitas :
Superior Inferior
Deformitas - /- - /-
Akral dingin - /- - /-
Akral sianosis - /- - /-
Ikterik - /- - /-
Capillary refill < 2 detik < 2 detik
Tonus normotonus normotonus
Kulit : lanugo rata, warna merah, tidak tampak pucat, tidak ikterik,
tidak ada sklerema.
Refleks Primitif :
1. Refleks Oral :
- Refleks Hisap : ( + )
- Refleks Menelan : ( + )
- Refleks Rooting : ( + )
2. Refleks Moro : ( + )
3. Refleks Tonic Neck : ( + )
4. Refleks Palmar Grasp : ( + )
5. Refleks Plantar Grasp : ( + )
Pemeriksaan Khusus : New Ballard Score
7
Maturitas neuromuskuler Poin Maturitas fisik Poin
Sikap tubuh 4 Kulit 4
Jendela siku-siku 3 Lanugo 3
Rekoil lengan 3 Lipatan telapak kaki 3
Sudut popliteal 3 Payudara 3
Tanda Selempang 3 Bentuk telinga 3
Tumit ke kuping 4 Genitalia (laki-laki) 3
Total 20 Total 19
New Ballard Score = maturitas neuromuskular + maturitas fisik
= 20 + 19 = 39 ( ± 39 minggu )
Kesan : Kelahiran aterm 39 minggu
8
III. DIAGNOSIS BANDING
I. Neonatus aterm
dd/: - Bayi Kurang Bulan
- Bayi Lebih Bulan
- Bayi Cukup Bulan
II. Lahir SC
III. Konjungtivitis
dd/: - Konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis viral
Konjungtivitis blenore
IV. DIAGNOSA SEMENTARA
I. Neonatus aterm
II. Lahir SC
III. Konjungtivitis blenore
V. TERAPI MEDIKAMENTOSA DAN DIETETIK
Terapi : - Injeksi vitamin K1 1 x 0.5 cc ( IM )
- Injeksi amoxicilin 3 x 50 mg ( IM )
- Obat tetes mata cendo fenicol 2tts ka ki
Diet : ASI ( 8 x 30 cc )
Program : - evaluasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
- jaga kehangatan bayi
- rawat tali pusat
- periksa kadar glukosa darah tiap 6 jam selama 24 jam atau hingga
kadar glukosa normal 2x berturut-turut
VI. PROGNOSIS
dubia ad bonam.
VII. USULAN
9
Pemeriksaan darah rutin.
Pemeriksaan elektrolit.
Cek GDS dan GDS 3 jam setelah pemeriksaan GDS pertama.
Rawat gabung bila tidak tampak tanda-tanda hipoglikemi dalam 24 jam.
VIII. NASIHAT DI RUMAH
1. Jaga kehangatan bayi.
2. Beri ASI tiap 2-3 jam sekali dan berikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
3. Jika ibu menggunakan botol susu, pastikan botol susu dan dot selalu dalam
keadaan bersih dan harus selalu dicuci serta direbus sebelum digunakan. Ibu harus
selalu membersihkan puting susu sebelum menyusui bayinya. Bila menggunakan
susu formula, ikutilah petunjuk yang terdapat dalam kemasan tentang cara
membuat susu formula serta selalu mencuci tangan sebelum membuat susu.
4. Menjelaskan kepada ibu pasien untuk selalu mencuci tangan sehabis
membersihkan tinja anak.
5. Kebanyakan bayi cenderung menghisap udara yg berlebihan sewaktu menyusui.
Karena itu setelah menyusui semdawakan bayi dengan cara meletakkan bayi tegak
lurus di pundak dan tepuk punggungnya perlahan-lahan sampai ia mengeluarkan
udara.
6. Lakukan pemeriksaan kesehatan bayi secara rutin ke Pusat Pelayanan Kesehatan
terdekat untuk memeriksa perkembangan dan pertumbuhan badan serta pemberian
imunisasi dasar pada bayi.
7. Hindari asap rokok di sekitar bayi karena paru-paru bayi masih sangat rentan
terhadap infeksi pernafasan.
8. Ibu harus menemui dokter secepat mungkin jika bayinya :
- Mempunyai masalah bernafas.
- Menangis ( lebih sering atau berbeda dari biasanya ), merintih, atau mengerang
kesakitan.
- Suhu tubuh ≥ 380C.
- Muntah berlebihan lebih dari 2-3 x/hari.
- Mengeluarkan darah (walaupun sedikit) pada air kencing maupun beraknya.
- Mengalami gemetar pada kaki dan tangan.
- Kejang
TINJAUAN PUSTAKA
10
A. PENGERTIAN
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000 gram.
Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Berat neonatus pada
umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat badan lahir
lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.
B. ETIOLOGI
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar / baby
giant.
Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :
1. Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang
menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan, mereka
cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya
organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan (plethonic) seperti bayi yang
sedang mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita diabetes
memperlihatkan insiden sindrom kegawatan pernafasan yang lebih besar dari pada
bayi ibu yang normal pada umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar
mungkin terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis
surfakton.
2. Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar
(bayi giant).
3. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi
kelahiran bayi besar.
C. TANDA DAN GEJALA
Berat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahir
Wajah menggembung, pletoris (wajah tomat)
Besar untuk usia gestasi
Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion
11
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)
B. KOMPLIKASI
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu. Yang
walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan
yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38 minggu.
Penilaian yang seksama terhadap pelvis ibu.Tingkat penurunan kepala janin dan diatas
serviks. Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali
akan menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan persalinan
pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio sesarea yang direncanakan.
Pada kasus-kasus Bordeline dapat dilakukan persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari
trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan
intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota
gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi penyulit-penyulit ini
dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat
dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun demikian, yang perlu dingat
bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko
dan hanya dapat dilakukan oleh dokter kandungan yang terampil.
C. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang
tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap
makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap
pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika kehamilan dibiarkan hingga
aterm harus diingat dan seksio sesarea efektif harus dilakukan kapan saja persalinan
pervaginam.
Pemantauan glukosa darah
Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar
glukosa 45 gr% dua kali berturut-turut.
Pemantauan elektrolit
Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi
12
Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi
Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa
parenteral tidak efektif.
13