Lapres Geomagnet
description
Transcript of Lapres Geomagnet
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
Abstrak—Telah dilakukan percobaan tentang geomagnetik. Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui persebaran paku bumi di lapisan tanah belakang rektorat kampus ITS Surabaya. Proses dimulai dengan pengambilan data menggunakan Magnetometer. Analisis dan interpretasi data menggunakan software surfer 11 dan software Magpick untuk mengetahui anomali medan magnetnya. Dari interpretasi data yang telah dilakukan, diketahui bahwa dengan menggunakan metode geomagnetik, struktur bawah permukaan lapangan belakang Gedung Rektorat terdiri dari batuan atau mineral diamagnetic. Diperkirakan bahwa pada area pengukuran terdapat banyak terdapat batuan pasir dan batuan kapur. Anomali yang terjadi disebabkan karena perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dan anomali yang terdeteksi diperkirakan adalah logam. Selain itu adanya pengaruh arus listrik dari sumber listrik seperti tiang listrik di sekitar percobaan yang mempengaruhi medan magnet lokal dan berdasarkan grafik antara besar noise terhadap waktu pengukuran pada base station diperoleh kesimpulan bahwa dalam pengukuran geofisika dengan metode geomagnetik, dipengaruhi oleh efek radiasi matahari.
Kata Kunci—anomali medan magnet, noise, metode geomagnetik, paku bumi.
I. PENDAHULUAN
hli Geofisika telah mampu mengembangkan model matematika untuk medan magnet bumi , yaitu , bentuk
dan intensitas di seluruh permukaan bumi. Survei magnetometer mengindikasikan bahwa ada banyak variasi tak terduga dalam model ini , yang disebut "anomali magnetik". Anomali medan magnet bumi disebabkan oleh induksi atau remanen magnet[2].
A
Metode Geomagnet adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Metode geomagnet didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi atau disebut juga suseptibilitas magnetik. Metode ini banyak digunakan dalam eksplorasi panas bumi, pencarian mineral dalam bumi, mencari nilai suseptibilitas magnetik tanah dan lain sebagainya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi, yang berarti
kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi[3].
Kemudahan suatu benda magnetik untuk termagnetisasi ditentukan oleh suseptibitas kemagnetan χ yang dirumuskan dengan persamaan[1]
M = χ H ................................................(1)Dimana M adalah momen magnetik per satuan volume (A/m), H adalah kuat medn magnetik (A/m), χ adalah pembanding yang dikenal dengan suseptibilitas magnetik. Untuk bahan isotropic, χ berupa skalar biasa. Tetapi untuk bahan anisotropik, M tidak selalu searah dengan H sehingga χ biasanya dinyatakan dengan sebuah tensor orde dua[5].
Suseptibilitas magnetik dapat diartikan sebagai derajat kemagnetan suatu benda. Nilai suseptibilitas magnetik untuk setiap bahan berbeda-beda, hal ini bergantung dengan jenis bahan. Suseptibilitas magnetik ini akan menentukan sifat magnetik pada setiap bahan. Harga χ pada batuan semakin besar apabila dalam batuan semakin banyak dijumpai mineral-mineral yang bersifat magnetik.
Tabel 1. Tabel Nilai Suseptibilitas Batuan dan Mineral [6]
Jenis Batuan/Mineral Suseptibilitas (x 106 emu)
Interval Rata-rataBatuan Sedimen
Dolomit 0 – 75 10 Batu kapur 2 – 280 25 Batu pasir 0 – 1660 30 Lempung 5 – 1480 50 Rata-rata Sedimen 0 – 4000 75
Batuan Metamorf Amphibolit 60 Sekis 25 – 240 120 Phillite 130 Gneiss 10 – 2000 Kuarsit 350 Serpentine 250 – 1400 Slate 0 – 3000 500 Rata-rata Metamorf 0 – 5800
Batuan Beku Granit 0 – 4000 200 Riolit 20 – 3000 Dolorit 100 – 3000 1400
Penerapan Metode Geomagnetik Untuk Mengetahui Persebaran Paku Bumi
Pada Lapisan Tanah Belakang Rektorat ITS Surabaya
Ryandi Bachrudin Yusuf, Dharma Arung Laby, Yoseph Wahyu S.W.WJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
1
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
Augit-senit 2700 – 3600 Olivin-diabas 2000 Diabas 80 – 13000 4500 Porpiri 20 – 16700 5000 Gabro 80 – 7200 6000 Basal 20 – 14500 6000 Diorit 50 – 10000 7000 Piroxenit 10500 Peridotit 7600 – 15600 13000 Andesit 13500 Rata-rata beku asam 3 – 6530 650 Rata-rata beku basa 44 – 9710 2600
Mineral Grafit -8 Quartz -1 Garam batu -1 Anidrite, batu kapur -1 Calsit 0.4 Batubara 2 Tanah liat 20 Chalcopirit 32 Sphalerit 60 Cassiterit 90 Siderit 100 – 310 Pirit 4 – 420 130 Limonit 220 Arsenopirit 240 Hematit 40 – 3000 550 Chromit 240 – 9400 600 Franklinit 36000 Pirrhotit 100 – 500000 125000 Ilmenit 25000 – 300000 150000 Magnetit 100000 –1600000 500000
Berdasarkan harga suseptibilitas χ, benda-benda magnetik dapat digolongkan menjadi diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetic, antiferomagnetic, dan ferromagnetic. [4]
Beberapa jenis material dan beberapa jenis mineral jika dihubungkan dengan suseptibilitas magnetiknya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2 Hubungan antara sifat magnetik dan suseptibilitas magnetik [4]
Sifat Magnetik Suseptibilitas Magnetik Ferromagnetik Suseptibilitas magnetik tinggi
dan berharga positif Contoh : Besi (Fe), Nike( Ni), Khrom (Cr)
Ferrimagnetik Suseptibilitas magnetik tinggi dan berharga positif Contoh:Fe2S(magnetite, pyrotite,maghmemite,gregeite)
Antiferromagnetik Suseptibilitas sedang dan berharga positif Contoh : Fe2O3(hematite, geothite)
Parramagnetik Suseptibilitas rendah dan berharga positifContoh :biotite, olivine
Diamagnetik Suseptibilitas rendah dan berharga negatifContoh : air, material organik
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi, sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku[6]
ALMT HHHH
........................(2)
dengan : : medan magnet total bumi
MH
: medan magnet utama bumi
LH
: medan magnet luar
AH
: medan magnet anomali
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama bumi dibuat standar nilai yang disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui tiap 5 tahun sekali. Nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta Km yang dilakukan dalam waktu satu tahun.
Koreksi pada metode maknetik ada beberapa, antara lain koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari.
ΔH = Hobservasi ± ΔHbase station......................................................(3)Kemudian koreksi IGRF, koreksi ini dapat dilakukan
dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai berikut :
ΔH = Hobservasi ± ΔHharian ± HIGRF.................................(4)Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse
Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat,
2
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar 500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter.
II.METODE
Percobaan ini diawali dengan menentukan total 5 line dengan 4 line horizontal dan 1 line diagonal yang akan digunakan selama percobaan berlangsung. Kemudian mensurvey lokasi untuk sekaligus mentukan dimana saja posisi line yang akan dibentangkan. Percobaan ini dilakukan pada siang hari, sekitar jam 14.00. Tahap selanjutnya adalah persiapan alat yang akan digunakan untuk titik yang sudah dibuat disepanjang 20 meter ditiap line, pada lokasi percobaan. Peralatan yang digunakan pada percobaan geomagnetik ini, antara lain magnetometer, antenna, stopwatch, kompas, meteran, dan GPS.
Magnetometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu benda logam dengan cara mendeteksi anomali magnetiknya. Pengolahan data survei magnetik menggunakan alat magnetometer dengan memanfaatkan ukuran anomali magnetik, sehingga dapat menyediakan informasi spasial berupa peta sebaran benda logam. Lalu GPS merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit, sehingga dapat mengetahui posisi suatu tempat. Sehingga nantinya sangat dibutuhkan pada saat intepretasi data, karena GPS digunakan untuk menentukan koordinat titik posisi pengambilan data. Stopwatch digunakan untuk mengukur setiap waktu selama percobaan berlangsung, karena metode ini memiliki variasi waktu yang cukup besar pengaruhnya. Untuk kompas sebagai penunjuk arah mata angin, karena dalam metode ini menggunakan sebuah antenna yang berisi logam cair, dalam penggunaan alat ini harus menghadap kea rah utara.. Dan peralatan yang terakhir yaitu meteran, untuk mengetahui rentang jarak 2 meter sepanjang 20 meter pengukuran.
Setelah selesai pada tahap akuisisi, yaitu penentuan titik pengamatan dan pengukuran. Untuk tahap berikutnya yaitu koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian dan koreksi IGRF, sesuai persamaan 3 dan 4. Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh yang berasal dari medan magnet utama dan medan magnet luar. Tujuan dari survei medan magnet ini untuk mengetahui persebaran paku bumi, sedangkan data yang diperoleh dari pengukuran merupakan medan magnet total hasil sumbangan dari tiga komponen dasar medan magnet, yaitu medan utama (main field), medan luar (external field), dan medan observasi lokal. Untuk itu perlu dihilangkan pengaruh-pengaruh yang berasal selain dari anomali medan magnet lokal. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik. Untuk software yang digunakan antara lain surfer 11.0 dan magpick. Dari intepretasi data tersebut, dibahas dan juga jenis batuan apa saja yang terdeteksi dari kemagnetannya. Lalu juga dibuat grafik base station antara noise dan waktu untuk mengetahui pengaruh efek radiasi matahari terhadap metode magnetik.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh analisis data dan perhitungan sebagai berikut.
Tabel 3. Data percobaan dan koreksi pada line 1
WaktuNoise
Koordinat H harian HIGRF
LS BT2:17:0
0 22.11698160.
9919476
038444.
5 -6133.52:17:3
0 21.48 698164919477
232236.
2 -12341.82:18:0
0 20.01698167.
1919477
530903.
2 -13674.82:18:3
0 20.5698173.
3919478
832194.
7 -12383.32:19:0
0 23.46698173.
3919479
432688.
5 -11889.52:19:3
0 22.35698179.
5919480
332931.
4 -11646.62:20:0
0 21.65698179.
5919480
940693.
2 -3884.82:20:3
0 21.65698173.
3919480
6 33661 -109172:21:0
0 23.48698170.
3919480
337937.
2 -6640.82:21:3
0 24.31698170.
3919480
337410.
1 -7167.92:23:0
0 20.93698167.
2919480
641304.
5 -10037.72:23:5
0 20.62698164.
1919480
636746.
2 -136202:24:4
0 24.91698161.
1919480
632996.
2 -12694.32:25:3
0 20.98698154.
9919480
316078.
2 -13069.12:26:2
0 23.99698145.
7919479
4 15072 -13775.52:27:1
0 24.39698139.
5919479
117978.
5 -2922.1
Tabel 4. Data percobaan dan koreksi pada line 2
WaktuNoise
Koordinat H harian HIGRF
LS BT2:28:1
0 22.11698151.6
79194760.
132325.
4 -12252.62:28:5
3 21.48698151.6
79194760.
131898.
2 -12679.82:29:3
6 20.01698157.8
39194766.
331750.
9 -12827.12:30:1
9 20.5698154.7
99194772.
436720.
7 -7857.32:31:0
2 23.46698157.8
89194778.
640608.
5 -3969.52:31:4
5 22.35698154.8
39194781.
633598.
2 -10979.82:32:2
8 21.65698154.8
59194787.
836692.
9 -7885.12:34:1
1 21.65 698148.79194784.
738093.
7 -10683.22:34:3
6 23.48 698148.79194784.
740527.
2 -12302.62:35:0
1 24.31698145.6
59194787.
832402.
3 -17334.32:35:2
6 20.93698145.6
59194787.
833161.
1 -5610.72:35:5
1 20.62698142.5
89194787.
815477.
9 -10978.2
3
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
2:36:16 24.91
698139.51
9194787.8
17109.9 -6431.1
2:36:41 20.98
698136.46
9194790.9
18130.7 -5489.7
2:37:06 23.99
698167.02
9194763.2
15920.9 -4974.6
2:37:31 24.39
698167.02
9194763.2
17850.1 -9969.2
Tabel 5. Data percobaan dan koreksi pada line 3
WaktuNoise
Koordinat H harian HIGRF
LS BT2:37:5
6 22.11698163.9
79194766.
234059.
4 -10518.62:38:2
1 21.48698163.9
79194766.
233135.
7 -11442.32:38:4
6 20.01698160.9
19194769.
332860.
3 -11717.72:40:4
5 20.5698160.9
19194769.
339281.
5 -13543.22:41:4
4 23.46698157.8
69194772.
435266.
3 -11703.12:42:4
3 22.35698157.8
69194772.
437953.
9 -3983.72:43:4
2 21.65 698154.89194775.
536484.
8 -10928.92:44:4
1 21.65 698154.89194775.
543018.
5 -42052:45:4
1 23.48698154.8
19194778.
638613.
8 -11122.82:46:4
0 24.31698151.7
59194778.
633831.
5 -4940.32:47:3
9 20.93698151.7
69194781.
618130.
5 -8325.62:48:3
8 20.62698151.7
69194781.
615764.
2 -7776.82:49:3
7 24.91698148.6
99194781.
715896.
7 -7723.72:50:3
7 20.98698145.6
49194784.
717847.
9 -3052.72:51:3
6 23.99698173.1
79194766.
217938.
2 -8517.92:52:3
5 24.39698170.1
29194769.
317511.
5 -6029.5
Tabel 6. Data percobaan dan koreksi pada line 4
WaktuNoise
Koordinat H harian HIGRF
LS BT2:53:3
4 22.11698170.1
29194769.
3 39233 -53452:54:3
3 21.48698167.0
69194772.
442171.
2 -2406.82:55:3
3 20.01698164.0
19194775.
537732.
4 -9760.72:56:4
8 20.5698160.9
49194775.
538882.
6 -56162:58:0
3 23.46698160.9
59194778.
539496.
6 -7806.32:59:1
8 22.35698157.8
89194778.
642926.
8 1142.23:00:0
8 21.65698157.8
99194781.
639568.
3 -1843.93:00:5
8 21.65 698139.59194784.
820441.
7 -3178.73:01:4
8 23.48698154.8
49194784.
726784.
1 5888.63:02:3
8 24.31698154.8
49194784.
720278.
6 -3410.33:03:2 20.93 698151.7 9194787. 19008. -7698
8 8 8 83:04:1
8 20.62698151.7
89194787.
823649.
9 -20928.13:05:0
1 24.91 698151.89194790.
923324.
8 -295.63:05:4
4 20.98 698151.89194790.
9 16372 -4523.53:06:2
7 23.99 698151.89194790.
922180.
2 -1508.73:07:1
0 24.39698139.4
69194775.
617010.
7 -9696.1
Tabel 7. Data percobaan dan koreksi pada line 5
WaktuNoise
Koordinat H harian HIGRF
LS BT3:07:5
3 22.11 698145.69194775.
543264.
9 -1313.13:08:3
6 21.48698148.6
79194775.
545947.
1 1369.13:09:1
9 20.01698148.6
79194775.
546423.
1 1845.13:10:5
6 20.5698148.6
59194772.
435307.
2 -3459.53:11:3
3 23.46698148.6
59194772.
417305.
9 -63833:12:1
0 22.35698151.7
29194772.
420224.
4 -6482.43:12:4
7 21.65698154.7
99194772.
423377.
9 -21200.13:13:2
4 21.65698160.9
39194772.
428082.
1 -16495.93:14:0
1 23.48698160.9
19194769.
322746.
8 -21831.23:14:3
8 24.31698160.9
19194769.
324083.
4 -20494.63:15:1
5 20.93698157.8
39194766.
323576.
7 -21001.33:16:1
5 20.62 698160.99194766.
323976.
1 287.23:16:5
8 24.91698163.9
79194766.
225908.
3 -798.53:17:4
1 20.98698163.9
79194766.
218280.
9 -26297.13:18:2
4 23.99698167.0
49194766.
223072.
4 -21505.63:19:0
7 24.39 698170.19194766.
216788.
7 -27789.33:19:5
0698170.0
99194763.
120722.
4 -23855.63:20:3
3698173.1
69194763.
119698.
6 -24879.4
Tabel 8. Data percobaan pada Base Station
Waktu
Noise
Koordinat
LS BT
8.1919.1
69°81'44''
919°48'03''
8.2722.61
69°81'44''
919°48'03''
8.3322.63
69°81'44''
919°48'03''
8.4023.1
69°81'44''
919°48'03''
8.4720.3
69°81'44''
919°48'03''
8.5520.61
69°81'44''
919°48'03''
9.04 20.73 69°81'44' 919°48'03'
4
698140 698145 698150 698155 698160 698165 698170 6981759194760
9194765
9194770
9194775
9194780
9194785
9194790
9194795
9194800
9194805
9194810
-18000
-16000
-14000
-12000
-10000
-8000
-6000
-4000
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
' '
9.0420.73
69°81'44''
919°48'03''
9.0420.73
69°81'44''
919°48'03''
9.0420.73
69°81'44''
919°48'03''
9.3921.5
69°81'44''
919°48'03''
9.478.58
69°81'44''
919°48'03''
9.537.91
69°81'44''
919°48'03''
10.0021.69
69°81'44''
919°48'03''
Hasil pengolahan data geomagnetik yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan software Surfer 11.0 dan Software Magpick. Berdasarkan hasil interpretasi data diperoleh peta kontur anomaly medan magnet lokal dengan menggunakan software Surfer 11.0 seperti :
Gambar 1. Hasil Pengolahan Data dengan Surfer
Gambar 2. Kurva Base Station
Berdasarkan gambar 1, diperkirakan bahwa anomali yang ditunjukkan tersebut merupakan sebuah logam, karena dari pengamatan secara fisik, banyak terdapat paku bumi didaerah pengukuran. Apabila sebuah logam diletakkan pada sekumpulan batuan sedimen maka akan terlihat perbedaannya, terutama dari medan magnetnya. Medan magnet dari bahan seperti logam akan jauh lebih besar. Dengan adanya anomali medan magnet yang bernilai negatif, maka bisa diketahui bahwa batuan yang terdapat pada lapisan bawah permukaan bersifat diamagnetic. Selain itu yang mempengaruhi anomali ini adalah akibat penyimpangan nilai medan magnet bumi karena perbedaan waktu dan efek radiasi matahari. Selain itu adanya pengaruh arus listrik dari sumber listrik seperti tiang listrik di sekitar percobaan serta pot bunga yang ada disekitar area pengambilan data yang mempengaruhi medan magnet local. Titik pada percobaan terlihat memiliki anomali yang besar karena dipengaruhi oleh paku bumi yang terletak dekat dengan titik awal pengukuran.
Pola anomali medan magnet di daerah Timur, tengah, dan selatan area pengukuran banyak terdapat klosur-klosur kecil dikarenakan adanya anomali lokal. Untuk mendapatkan target anomali regional maka dilakukan operasi filter dengan cara kontinuasi ke atas nilai anomali medan magnet. Kontinuasi keatas dilakukan dengan cara mengangkat nilai anomali yang berada di suatu bidang datar dengan ketinggian tertentu ke suatu bidang datar dengan ketinggian yang diinginkan. Dengan asumsi bahwa kondisi topografi pada daerah penelitian relatif datar.
Metode magnetik dijadikan landasan dalam penelitian ini dikarenakan dalam pengukuran anomali batuan, setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetic batuan atau mineral (k). Tetapi untuk nilai k suatu batuan atau mineral dapat overlap satu dengan yang lainya, sehingga sulit untuk melakukan interpretasi yang berhubungan langsung dengan litologi dan akan lebih baik jika dilakukan interpretasi terhadap strukturnya.
Dari gambar 2, pada grafik tersebut terlihat adanya fluktuasi pengukuran noise yang naik turun. Untuk analisa kurva sebelah kiri dari garis merah, apabila kita perhatikan maka noise yang turun terlalu tajam merupakan error dari pengukuran, karena terlihat jauh berbeda dengan data pengukuran lain yang cenderung naik setiap pertambahan waktunya. Apabila kita asumsikan bahwa setiap hari, matahari akan memberikan efek radiasi yang sama. Kemudian semakin siang, matahari semakin terangkat, maka terlihat bahwa noise-nya semakin beerkurang. Jadi dari sini dapat kita simpulkan bahwa dalam pengukuran geofisika dengan metode geomagnetik, terpengaruhi oleh efek radiasi matahari. Hal ini terjadi akibat hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
5
JURNAL FISIKA LABORATORIUM-GEOMAGNETIK
IV. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode geomagnetik, struktur bawah permukaan lapangan belakang Gedung Rektorat kampus ITS Surabaya terdiri dari batuan atau mineral diamagnetic. Diperkirakan bahwa pada area pengukuran terdapat banyak terdapat batuan pasir dan batuan kapur. Anomali yang terjadi disebabkan karena perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dan anomali yang terdeteksi diperkirakan adalah logam. Selain itu adanya pengaruh arus listrik dari sumber listrik seperti tiang listrik dan pot bunga di sekitar percobaan yang mempengaruhi medan magnet lokal dan berdasarkan grafik antara besar noise terhadap waktu pengukuran pada base station diperoleh kesimpulan bahwa dalam pengukuran geofisika dengan metode geomagnetik, dipengaruhi oleh efek radiasi matahari.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dharma Arung Laby dan Yoseph Wahyu Saputra Wisnu Wardhana selaku asisten Fisika laboratorium-Geofisika untuk praktikum Geomagnetik, dan Pak Kis selaku laboran laboratotium Geofisika ITS Surabaya, atas perkenannya menggunakan fasilitas peralatan selama melakukan percobaan geomagnetik.
DAFTAR PUSTAKA[1] Kahfi, Rian Arifan,dkk. 2008. Identifikasi Struktur Lapisan Bawah
Permukaan Daerah Manifestasi Emas dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat. Hlm. 127-135, (Online), dalam jurnal Berkala Fisika Vol.11. No.4 Oktober 2008
[2] Mariita, N.O. 2007. the magnetic method. Kenya. Kenya Electricity Generating Company Ltd. (KenGen) P.O. Box 785, Naivasha
[3] Nuha,Dafiqiy ya’lu ulin.2012. Pemodelan Struktur Bawah Permukaan Daerah Sumber Air Panas Songgoriti Kota Batu Berdasarkan Data Geomagnetik.(Online) dalam Jurnal Neutrino Vol.4. No.2 april 2012.
[4] Rosanti, Dian Farida. 2012. “Korelasi antara Suseptibilitas Magnetk dengan Unsur Logam Berat pada Sekuensi Tanah di Pujon Malang”. skripsi: Universitas Negeri Malang.
[5] Tauxe, L., Gee, J.S., dan Staudigel, H., 1998, Flow Direction in Dikes from Anisotropy of Magnetic Susceptibilitas Data: The Bootstrap Way, Journal Of Geophysical Research.Volume 103
[6] Telford, M.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. 1991. “Applied Gephysics, second edition”. USA: Cambridge University Press
6