Laporan Uv

22
LAPORAN PENENTUAN KADAR FE(II) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Praktikum Kimia Analitik Instrumen Dosen Pembimbing: Dra. Zakiyah, M.Si. Tanggal Praktikum: 20 Mei 2015 Disusun oleh Kelompok Arini Nur Fitria (1205870) Choerul Umam ( Raden Henni Jumba Endah (

description

UV

Transcript of Laporan Uv

LAPORAN PENENTUAN KADAR FE(II) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISPRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMENdiajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Praktikum Kimia Analitik Instrumen

Dosen Pembimbing:Dra. Zakiyah, M.Si.

Tanggal Praktikum: 20 Mei 2015

Disusun olehKelompok Arini Nur Fitria (1205870)Choerul Umam (Raden Henni Jumba Endah (

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2015

A. Tanggal Praktikum :20 Mei 2015

B. Judul Praktikum :Penentuan Kadar Fe(II) dengan Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis

C. Tujuan Praktikum

1. Dapat menentukan kadar Fe(II) dalam sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis 2. Dapat mengoprasikan alat spektrofotometer UV-Vis.

D. Tinjauan Pustaka

Teknik spektroskopi pada daerah ultra violet dan sinar tampak biasa disebut spektroskopi UV-Vis. Dari spectrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang dengan absorbans maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Konsentrasi suatu unsure atau senyawa juga dengan mudah dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan absorbans maksimum.

Daerah spectrum radiasi elektromagnetik.

(Harvey, David. 2000 : 372)

Spektrofotometer adalah alat pengukuran yang didasarkan pada interaksi cahaya/sinar monokromatis dengan materi, yaitu pada saat sejumlah cahaya/sinar monokromatis dilewatkan pada sebuah larutan, ada sebagian sinar yang diserap, dihamburkan, dipantulkan dan sebagian lagi diteruskan. Namun karena jumlah sinar yang di hamburkan dan dipantulkan sangat kecil, maka dianggap tidak ada.

Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorpsi) secara selektif dan radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi). Absorpsi maksimum dari larutan berwarna terjadi pada daerah warna yang berlawanan, misalnya larutan warna merah akan menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau. Dengan perkataan lain warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati.

Jika ditinjau secara mikro, maka ketika cahaya monokromatis melewati larutan sampel, elektron-elektron yang terdapat di dalam sampel akan mendapatkan energi dari cahaya yang dilewatkan dan kemudian tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. Besarnya perpindahan elektron sama dengan energi radiasi yang berineraksi dengan molekul. Eksitasi elektron ketingkat energi yang lebih tinggi tergantung pada senyawa penyerapnya (kromofor penyerap). Proses ini terjadi dalam dua tahap, yaitu

Tahap 1 : M + hv M*Tahap 2 : M* M + Panas

Elektron-elektron yang tereksitasi bervariasi, tergantung dari jenis orbitalnya, berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika elektron tereksitasi ketika mendapatkan energi dari cahaya yang masuk. Ada empat jenis transisi yang mungkin terjadi, yaitu: *, n *, n *, dan *Tabel Transisi elektron

Tingkat energi elektron molekul

Pada saat kondisi tereksitasi dan energinya habis, maka elektron tersebut akan kembali ke keadaan semula dengan melepaskan sejumlah energi berupa cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Cahaya inilah yang kemudian di terima oleh detektor. cahaya ini disebut cahaya komplementer. Berikut adalah tabel antara

panjang gelombang, warna utama dan warna komplementer:

Tabel Radiasi cahaya tampak dan warna komplementer

Wavelength rangeWave numbersColourComplementary

(nm)(cm-1)colour

< 400>25.000Ultraviolet-

400-45022.000-25.000VioletYellow

450-49020.000-22.000BlueOrange

490-55018.000-20.000GreenRed

550-58017.000-18.000YellowViolet

580-65015.000-17.000OrangeBlue

650-70014.000-15.000RedGreen

>700