Laporan Tutorial Lbm i
Transcript of Laporan Tutorial Lbm i
LAPORAN TUTORIAL LBM I
KELOMPOK 1 :
1. Albila Husna Prajani
2. Diah Sari Ambarwati
3. Widya Wulandari
4. Pipit Puspita Sari
5. Devi Oktaviana Habsari
6. Rina Dewi Anggraeni
7. Novi Kartika Wulandari
8. Shelly Pheny
9. Arif Dwi Anto
10. Eva Nur Rohmah
11. Evita Listyaningrum
12. Settavianti Jihad Wardhani
Skenario 1
Sakit Kepala Tak Kunjung Sembuh
Tn. Dono, 65 tahun sedah beberapa hari ini mengeluh sering sakit kepala dan badannya
lemah. Setiap kali melakukan aktivitas, Tn. Dono mengatakan mudah lelah dan jantungnya
sering berdebar-debar. Suatu hari Tn. dono memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah
sakit. Tn. Dono diduga mengalami gangguan pada sistem kardiovaskulernya. Perawat Tia
yang bertugas di poliklinik melakukan pengkajian sistem kardiovaskuler dan pemeriksaan
hemodinamik pada Tn. Dono. Hasil yang didapatkan adalah tekanan darah: 150/90 mmHg,
nadi: 97x/menit, WPK: 2 detik. Uji diagnostik juga dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan gangguan pada sistem kardiovaskulernya, yaitu pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG).
STEP 1
1. Pemeriksaan hemodinamik: pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui fungsi
sirkulasi darah lancar atau tidak. Contoh: tensi, kateterisasi jantung.
2. EKG: instrumen yang merekam aktivitas listrik jantung
STEP 2
1. Apa saja pemeriksaan untuk megetahui gangguan awal kardiovaskuker?
2. Bagaimana pengkajian yang dilakukan sebelum pemeriksaan?
3. Apa saja macam gangguan sistem kardiovaskuler? tanda&gejala?
4. Apa faktor yang mempengaruhi gangguan pada kardiovaskuler?
5. Apa hubungan kardiovaskuler dengan vaskularisasi otak?
6. Apa saja perubahan pada jantung dan pembuluh darah pada lansia?
7. Bagaimana pencegahan untuk gangguan sistem kardiovaskuler?
8. Apa saja keuntungan dan kerugian EKG?
9. Pemeriksaan hemodinamik meliputi apa saja? (indikator)
10. Bagaimana penatalaksanaan gangguan kardiovaskuler?
11. Bagaimana mekanisme terjadinya gejala pada Tn.Dono?
12. Bagaimana askep untuk kasus?
13. Mengapa laki-laki lebih beresiko mengalami gangguan kardiovaskuler?
14. Berapa range normal tekanan darah & hubungan dengan sistem kardiovaskuler?
15. Bagaimana karakteristik nyeri jantung?
STEP 3
1. Macam pemeriksaan:
foto rontgen
EKG
mengukur CVP
MRI
exercise test: treadmill, jalan cepat
kateterisasi jantung
monitor holter: portabel EKG
elektrofisiologis katoda elektroda
2. Pengkajian sebelum pemeriksaan
fisik: palpasi, inspeksi, auskultasi
riwayat penyakit
riwayat keluarga
gaya hidup & pola makan
keluhan pasien
3. Macam gangguan
angina pektoris: nyeri jantung
infark miokard
stroke:
- penyumbatan arteri di otak, contoh: lipid & trombus
- pembuluh darah ke otak pecah
aterosklerosis: penumpukan plak (lemak & kolesterol)
VSD: lubang antar katup
disritmia
gagal jantung
4. Faktor yang mempengaruhi:
jantung: harus bisa memompa secara maksimal
pembuluh darah: aliran harus lancar, tidak terhambat
penggunaan kontrasepsi oral
penurunan kadar kalium
kelainan bawaan
5. Hubungan: penurunan perfusi aliran darah ke otak O2 ke otak terganggu sering
pusing.
6. Perubahan pada lansia:
gerak jantung menurun dan hipertrofi pada jantung nutrisi berkurang jantung
bekerja makin kuat jantung membesar
tekanan darah lebih tinggi tapi belum tentu hipertensi
7. Pencegahan gangguan:
pertahankan bb ideal hindari rokok
hindari stress
pemeriksaan rutin
rutin olahraga
batasi konsumsi karbohidrat
perbanyak konsumsi aspirin
meditasi + yoga
jangan terlalu banyak duduk (?)
8. Keuntungan:
mendeteksi kelainan jantung
mencegah serangan jantung
mengetahui efek obat
Kerugian:
hasil bisa jadi tidak valid jika pasien banyak gerak, batuk-batuk, dll
belum bisa menggambarkan kondisi jantung secara valid
9. Pemeriksaan hemodinamik
CVP
perubahan tekanan darah
tekanan ventrikel kanan
tekanan arteri pulmo (tensi, IBP)
kemampuan arteri kiri
curah jantung
10. Penatalaksaan:
non farmako: hipno breathing (untuk sakit kepalanya)
oksigenasi
pembedahan
obat pelebar pembuluh darah
11. Mekanisme gejala: hipertensi otot jantung hipertrofi aliran darah makin kuat
suplai darah berkurang
12. Askep
pengkajian: jawaban no.2
diagnosa: penurunan curah jantung ( ketidakadekuatan jumlah darah yang dipompa
jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik)
NOC: - peningkatan curah jantung - irama jantung: normal
NIC: penurunan aktivitas fisik
13. Faktor yang mempengaruhi laki-laki lebih rentan:
testosteron merangsang eritropoietin darah yang dipompa makin banyak kerja
jantung meningkat
hormon adrenalin memacu jantung lebih cepat
hormon estrogen pada wanita ikut berperan melindungi jantung
14. Sistole tinggi: >140 mmHg dDiastole tinggi: >90
Range normal: 30-40 mmHg
JANTUNG
15. LO
STEP 4
laki” fungsi normal
lansia
faktor
pemeriksaan pencegahan
kelainan
penatalaksanaan
askep farmako non farmako
STEP 5
Learning Objects
1. Anatomi & fisiologi sistem kardiovaskuler
2. Karakteristik nyeri jantung
3. Macam-macam gangguan sistem kardiovaskuler dan tanda gejalanya
4. Penatalaksanaan gangguan sistem kardiovaskuler (farmako & non farmako)
5. Asuhan keperawatan pada kasus
6. Pemeriksaan hemodinamik
7. EKG
STEP 6
Mencari jawaban atas LO yang telah ditentukan dengan studi mandiri
STEP 7
1. - Anatomi jantung:
Berat jantung laki-laki dewasa: 300-350 gram, pada perempuan dewasa: 250-300 gram
Berbentuk seperti pir/kerucut piramida terbalik dengan apeks berada di bawah dan basis
berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas
dan bawah.
Letaknya di rongga dada menjorok ke sebelah kiri, tepatnya pada mediastinum
( pertengahan dada antara kedua paru)
Terdapat 4 ruang dalam jantung. Sisi kanan dan kiri jantung masing-masing tersusun
atas 2 ruang yaitu atrium dan ventrikel. Ventrikel menyemburkan darah ke arteri,
sedangkan atrium menampung darah yang datang dari vena sebelum darah kemudian
dikosongkan ke ventrikel.
Dinding yang memisahkan ruang kanan dan kiri disebut septum
Katup-katup jantung:
a. Katup atrioventrikularis: memisahkan atrium dan ventrikel. Terdiri atas katup
trikuspidalis (memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan) dan katup
mitral/bikuspid (terletak antara atrium dan ventrikel kiri)
b. Katup semilunaris: terletak antara tiap ventrikel dan arteri yang bersangkutan.
terdiri atas katup pulmonalis (antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis) dan
katup aorta (antara ventrikel kiri dan aorta)
Otot jantung terdiri 3 lapisan: Luar (perikardium), tengah (miokardium), dalam
(endokardium)
- Fisiologi jantung:
Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion bergerak menembus membran sel, beda
muatan dalam selnya mengakibatkan potensial aksi jantung. Pada keadaan istirahat
otot jantung terpolarisasi, kemudian impuls listrik dilepaskan fase depolarisasi,
permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya ion bergerak ke
dalam sel, sel menjadi positif kontraksi otot jantung relaksasi otot miokardium
repolarisasi.
Hemodinamika jantung
Arah aliran darah: daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Kontraksi otot ventrikel darah terdorong dari ventrikel ke aorta (ketika tekanan
ventrikel kiri melebihi tekanan aorta) jika kedua tekanan jadi seimbang katup aorta
menutup, keluaran dari ventrikel terhenti darah dalam aorta menaikkan tekanan
dalam pembuluh darah tersebut terjadi perbedaan tekanan darah terdorong secara
progresif ke arteri, kapiler, dan vena darah kembali ke atrium kanan (karena tekanan
atrium lebih rendah dari vena). Aliran darah dari arteri pulmonal ke paru dan kembali
ke atrium kiri juga ditentukan oleh perbedaan tekanan.
Curah jantung
Curah jantung: jumlah darah yang dipompa ventrikel selama satu satuan waktu.
curah jantung normal orang dewasa ± 5 L/menit, tapi tergantung kebutuhan
metabolisme tubuh. Volume sekuncup: jumlah darah yang dapat dipompakan setiap
denyut. Curah jantung dapat dipengaruhi perubahan volume sekuncup maupun
frekuensi jantung. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali
frekuensi jantung (HR) CO= SV x HR
2. Karakteristik nyeri jantung
Karakteristik, Lokasi, dan Penyebaran Durasi PencetusTindakan yg
mengurangi
Angina Pektoris
Nyeri di daerah substernal atau
retrosternal yang menyebar ke atas dada,
dapat menyebar ke tangan bagian dalam,
leher, atau dagu. Sering disertai rasa takut
atau rasa akan menjelang ajal.
5-15 menit Eksersi, emosi,
makan, dan
dingin
Istirahat,
pemberian
nitrogliserin, dan
terapi oksigen
Infark miokardium
Nyeri daerah substernal atau nyeri di
atas perikardium. Nyeri dapat menyebar
ke dada. Dapat terjadi nyeri
ketidakmampuan pada bahu dan tangan.
Sering disertai berkeringat, mual, dan
muntah.
>15 menit Terjadi secara
spontan tapi
dapat berakibat
pada angina
yang tidak
stabil
Morfin sulfat,
reperfusi arteri
Perikarditis
Nyeri yang tajam, nyeri substernal
berat atau nyeri pada bagian kiri sternum.
Dirasakan di sebelah kiri epigastrik dan
dapat menjalar ke leher, lengan, dan
punggung
Intermitten Awitan (onset)
tiba-tiba.Nyeri
meningkat saat
inspirasi,
menelan,
batuk, dan
Analgesik, anti-
inflamasi, duduk
tegak
rotasi badan
Nyeri Esofagus
(Hernia hiatus, refluks esofagitis, atau
spasme). Nyeri substernal, dapat
diproyeksikan sekitar dada
5-60 menit Posisi
rekumben,
cairan dingin,
latihan. Nyeri
dapat terjadi
secara spontan
Makanan, antasida,
Nitrogliserin
pereda spasme.
Nyeri Pulmonalis
Timbul dari bagian pleura. Dapat
menjalar ke batas iga atau abdomen
bagian atas. Pasien mungkin mampu
untuk merelelokalisasi nyeri.
30+ menit Biasanya
terjadi secara
spontan. Nyeri
terjadi atau
meningkat saat
inspirasi
Istirahat,
penanganan
penyebab yang
mendasari,
bronkodilator
Ansietas
Nyeri di atas dada kiri, dapat
bervariasi, tidak menyebar. Dapat
mengeluh kebas dan rasa “geli”
(tingling) pada tangan dan mulut.
2-3 menit Stress,
takipnea
emosional
Menghilangkan
stimulus, relaksasi
Diseksi Aorta
Nyeri berat karena adanya perobekan pada aorta. Biasanya tanpa didahului gejala awal dan
onsetnya mendadak. Lokasi nyeri menunjukkan tempat diseksi dan penyebaran nyeri
menunjukkan perambatan bidang diseksi sepanjang aorta.
Ada 2 jenis nyeri dada
a. Nyeri dada pleuritik
Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura, diafragma, mediastinum, dan
saraf intercostalis. Sifatnya tajam dan seperti ditusuk. Nyeri bertambah jika batuk
atau bernafas dalam, dan berkurang jika menahan nafas atau sisi dada yang sakit
digerakkan. Penyebab: difusi pleura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau
radang subdiafragmatik, dan pneumothorax.
b. Nyeri dada non pleuritik
Biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain. Paling
sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
3. Macam-macam gangguan kardiovaskuler
Angina Pektoris
Adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan episode nyeri atau perasaan tertekan
di dada depan. Penyebabnya diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner suplai
oksigen ke jantung tidak adekuat, dengan kata lain suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat. Biasanya hampir selalu berhubungan degan sumbatan arteri koroner utama.
Ketika myocardial perlu banyak O2 daripada yang dapat disediakan oleh pembuluh
darah, sel miocardial menjadi iskemik melakukan metabolisme anaerob
memproduksi asam laktat yang menstimulasi akhiran saraf otot berakibat timbul nyeri.
Ada sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina:
a. Latihan fisik meningkatkan kebutuhan oksigen jantung memicu serangan
b. Pajanan terhadap dingin vasokonstriksi dan peningkatan tekanan darah
c. Makan makanan berat meningkatkan aliran darah ke daerah mesenterik untuk
pencernaan menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung.
d. Stress atau emosi frekuensi jantung meningkat menambah beban kerja
jantung
Penderita biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik terus-menerus, rasa lemah atau
baal di tangan, dan pasien mungkin merasa akan segera meninggal. Nyeri tersebut akan
hilang jika faktor presipitasinya dihilangkan. Terdapat beberapa tipe angina:
a. Angina Nonstabil: frekuensi, intensitas, dan durasi serangan angina meningkat
secara progresif
b. Angina Nocturnal: nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat
dikurangi degan duduk tegak.
c. Angina Refraktor: angina yang sangat berat sampai tidak tertahan
d. Agina Prizmetal: nyeri angina yang bersifat spontan disertai elevasi segmen ST
pada EKG. Diduga disebabkan spasme arteri koroner.
Chronic Heart Failure (CHF)
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Terdapat gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari
curah jantung normal. Oleh karena itu gagal jantung paling sering terjadi pada penderita
kelainan otot jantung, karena menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Peningkatan
tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli
sehingga menyebabkan edema paru yang dimanifestasikan batuk dan nafas pendek.
Gagal jantung kiri: jika ventrikel kiri gagal yang menonjol adalah kongesti paru karena
ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru peningkatan tekanan
dalam sirkulasi paru cairan terdorong ke jaringan paru manifestasi berupa dispnu,
batuk, mudah lelah, takikardi dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan.
Gagal jantung kanan: bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera
dan jaringan perifer. Sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah
dengan adekuat sehingga mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasi vena. Manifestasi berupa edema ekstremitas bawah (biasanya pitting edema),
pertambahan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites.
Infark Miokard
Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Beberapa jenis PJB:
1. PJB Non Sianotik
Adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai
dengan sianosis. Yang termasuk di dalamnya antara lain:
a. Ventricular Septal Defect (VSD)
Adalah gangguan atau lubang pada septum atau sekat di antara rongga ventrikel akibat
kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel. Secara umum VSD disebabkan
oleh asupan energi yang memadai, malabsorbsi, dan gangguan kebutuhan metabolic
meningkat.
b. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Pada PDA kecil umumnya asimptomatik dan jantung tidak membesar. Tanda dan gejala
adanya aliran ke paru yang berlebihan pada PDA yang besar akan terlihat usia 1-4 bulan
dimana tahanan vaskuler paru menurun dengan cepat. Nadi akan teraba jelas dan keras
karena tekanan diastolic yang rendah dan tekanan nadi yang lebar akibat aliran dari aorta
ke arteri pulmonalis yang besar saat fase diastolic.
c. Aorta Stenosis (AS)
AS derajat ringan atau sedang umumnya asomptomatik sehingga sering terdiagnosis
secara kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar bising sistolik ejeksi dengan atau
tanpa klik ejeksi di area aorta. Intervensi bedah valvotomi atau non bedah Ballon Aortic
Valvuloplasty harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan AS vasvular kritis
dan berat.
2. PJB Sianotik
Manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan PJB sianotik adalah
sianosis. Deteksi terdapatnya sianosis antara lain tergantung kadar hemoglobin. Yang
termasuk antara lain:
a. Tetralogy of Fallot (ToF)
Merupakan salah satu lesi jantung yang defek primer adalah deviasi anterior septum
infundibular. Konsekuensinya adalah obstruksi aliran darah ke ventrikel kanan (stenosis
pulmoner), defek septum ventrikel, dekstroposisi aorta, hipertrofi ventrikuler kanan.
Sianosis terjadi terutama di membran mukosa bibir dan mulut, di ujung ujung jari tangan
dan kaki.
b. Tricuspid Atresia
Sianosis terjadi segera setelah lahir dengan penyebaran yang bergantung pada derajat
keterbatasan aliran darah pulmonal. Kebanyakan pasien mengalami murmur sistolik di
sepanjang tepi sternum kiri. Pasien dengan Tricuspid Atresia beresiko mengalami
penutupan spontan VSD yang dapat terjadi secara cepat.
Rematik Endokarditis
Disebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan
infeksi streptococcus grup A, menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ
sasaran dengan kerusakan paling serius. Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan yang
terkena dan membentuk nodul, yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut.
Pada endokarditis rematik, nodul-nodul tersebut membentuk rantai sepanjang tepi katup
sehingga secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, sehingga jadi memendek dan
menbal dari normalnya, akibatnya katup tidak dapat menutup secara sempurna (regurgitasi
katup). Yang paling sering mengalami regurgitasi adalah katup mitral.
Aterosklerosis
Adanya penimbunan lemak, kalsium, komponen darah, karbohidrat, dan jaringan
fibrosa pada lapisan inti arteri. Akibat langsung aterosklerosis pada arteri meliputi
penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi oleh thrombosis, aneurisma, ulkus, dan rupture.
Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang percabangan arteri dalam
berbagai derajat keparahannya. Akibat tidak langsungnya adalah malnutrisi dan fibrosis
organ.
4. Penatalaksanaan gangguan kardiovaskuler
Nitrogliserin : senyawa nitrat yang merupakan obat utama untuk menangani angina
pectoris. Untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia
dan nyeri angina. Biasanya diletakkan dibawah lidah atau di pipi (kantong bukal) dan akan
menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Obat inotropik positif : bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung dan
digunakan untuk gagal jantung. Ada 2 jenis obat inotropik positif:
a. Glikosida jantung
Adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang kemudian diketahui
berisi digoksin dan digitoksin
b. Penghambat fosfodiesterase
Obat-obatan dalam golongan ini merupakan penghambat enzim fosfodieterase yang
selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan kadar siklik AMP dalam
sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel. Berisi Milrinon dan
Aminiron.
Untuk menghilangkan penumpukan cairan dan sodium ( Diuretik )
a. Diuretik Loop (Furosemid) : meningkatkan ekskresi Na+ & cairan ginjal dengan
tempat kerja di ansa henle ascenden
b. Diuretik Thiazide: menghambat reabsorbsi garam di tubulus distal dan membantu
reabsorbsi kalsium.
Untuk menurunkan beban kerja jantung : member obat penenang (yang irritable),
meningkatkan jam istirahat, menurunkan stimuli lingkungan, meringankan upaya nafas
dengan positioning, e.g: semi fowler.
Obat-obat antiaritmia. Dibagi berdasar penggunaan kliniknya dalam obat-obat untuk
aritmia supraventrikel (misal: verapamil). Obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal:
lidokain), dan obat-obat aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel (misal: disopiramid)
Obat untuk gangguan sirkulasi darah (serebral, arteri, vena)
a. vasodilator perifer
b. vasodilator serebral
c. obat gangguan darah vena
Upaya pembedahan
a. transplantasi jantung
Indikasi yang paling sering adalah kardiomiopati, penyakit jantung iskemik, penyakit
jantung congenital, dan penyakit katup. Jenis operasinya ada dua yaitu transplantasi
ortotopik (paling sering dilakukan) dan transplantasi heterotopik.
b. perbaikan trauma
5. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Keluhan pasien: nyeri dada dan sekitar, sesak napas, pembengkakan pada tangan
dan kaki atau tungkai, pusing, akral dingin, cepat lelah, jantung berdebar-debar.
b. Keluaran urin
c. Keadaan umum: observasi tingkat distress pasien
d. Pemeriksaan tekanan darah dan nadi
e. Amati sianosis perifer, edema/asites, clubbing pada jari tangan dan jari kaki
f. Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada jantung
Diagnosa
a. Decreased Cardiac Output
Tidak adekuatnya daraha yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolism tubuh
b. Activity Intolerance
NOC
a. Cardiac Pump Effectiveness : keadekuatan volume darah dari ventrikel kiri untuk
mendukung tekanan perfusi sistemik.
NIC
a. Cardiac Care
- Evaluasi nyeri dada
b. hsghj
6. Pemeriksaan Hemodinamik
7. EKG
Elektrokardiogram adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Sebuah elektrokardiogram
diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan
penguat instrumentasi biomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari
gabungan khusus electrode rekam yang ditempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.
Sadapan I,II,III disebut sadapan ekstremitas. Sadapan aVR, aVL, dan aVF merupakan
sadapan ekstremitas tambahan yang diperoleh dari electrode yang sama sebagai sadapan
I,II,III. Sadapan prekordial V1-V6 ditempatkan secara langsung di dada.
Keuntungan :
Dapat memberikan informasi penting mengenai aktivitas listrik miokardium.
Berguna untuk mengevaluasi kondisi pada jantung seperti adanya gangguan
kecepatan dan irama, gangguan hantaran, pembesaran kamar-kamar pada jantung.
Adanya infark miokard
Ketidakseimbangan elektrolit
Kerugian :
Dalama menganalisis hasil EKG harus cermat dan sangat teliti
EKG mempunyai keterebatasan dalam sensitivitas dan spesivitasnya diagnosis
penyakit jantung iskemia karena waktu elevasi segmen ST menyerupai iskemia muncul
pada perikarditis akut.
EKG merupakan alat yang kurang peka, karena menghasilkan rekaman yang
normal pada kurang lebih 70% kasus angina pectoris tanpa diikuti infark miokard.
Monitor Holter????