LAPORAN SGD 7 LBM 1

21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terjadi perubahan metode pembelajaran dari SMA ke perguruan tinggi. Di SMA kita belajar secara konvensional dengan metode teacher centered learning dimana guru memberikan kita ilmu dengan cara menjelaskan materi. Siswa mendengarkan guru, mencatat pelajaran, menghafalkan dan mengerjakan soal latihan dari guru. Guru adalah narasumber utama pada pembelajaran. Guru bersifat aktif sedangkan siswa bersifat pasif. Namun di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung ( Unissula ) Semarang, metode yang digunakan berbeda dengan yang diterapkan di SMA. Metode yang digunakan adalah metode Problem Based Learning ( PBL ). Metode PBL berbeda dengan metode konvensional yang diterapkan di SMA. PBL menjadikan siswa yang aktif dalam pembelajaran bukannya guru ( student centered learning ). Pengenalan PBL pada awal pembelajaran sangat penting, karena pengenalan tersebut bertujuan agar siswa memahami konsep PBL dan tidak terjadi kebingungan atau disorientasi pada masing-masing siswa. Dalam PBL ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok ini diberi skneario yang terdapat masalah di dalamnya. Skenario ini berfungsi sebagai trigger. Siswa-siswa dalam kelompok dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan cepat

description

laporan sgd

Transcript of LAPORAN SGD 7 LBM 1

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGTerjadi perubahan metode pembelajaran dari SMA ke perguruan tinggi. Di SMA kita belajar secara konvensional dengan metode teacher centered learning dimana guru memberikan kita ilmu dengan cara menjelaskan materi. Siswa mendengarkan guru, mencatat pelajaran, menghafalkan dan mengerjakan soal latihan dari guru. Guru adalah narasumber utama pada pembelajaran. Guru bersifat aktif sedangkan siswa bersifat pasif.Namun di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung ( Unissula ) Semarang, metode yang digunakan berbeda dengan yang diterapkan di SMA. Metode yang digunakan adalah metode Problem Based Learning ( PBL ). Metode PBL berbeda dengan metode konvensional yang diterapkan di SMA. PBL menjadikan siswa yang aktif dalam pembelajaran bukannya guru ( student centered learning ).Pengenalan PBL pada awal pembelajaran sangat penting, karena pengenalan tersebut bertujuan agar siswa memahami konsep PBL dan tidak terjadi kebingungan atau disorientasi pada masing-masing siswa. Dalam PBL ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok ini diberi skneario yang terdapat masalah di dalamnya. Skenario ini berfungsi sebagai trigger. Siswa-siswa dalam kelompok dituntut untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat menggunakan brainstorming yang mereka miliki. Brainstorming membuat siswa menggali pengetauhan awal mereka sehingga siswa termotivasi untuk banyak membaca agar pengetauhan mereka bertambah. Selain brainstorming, siswa juga harus belajar mandiri untuk dapat menyelesaikan masalah yang belum diketahui jawabannya.Belajar adalah hal yang wajib bagi siswa. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( Djamarah, S.B, 2008: 13 ). PBL dimerupakan bentuk pembelajaran yang diyakini efektif dan bermanfaat bagi siswa. Sistem PBL ini sudah banyak diterapkan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Menurut Arends ( Trianto, 2007 ), PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah otentik atau nyata sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetauhannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, mendirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya.Melihat banyak kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sistem PBL, sistem PBL sebaiknya diterapkan di universitas negeri maupun swasta di Indonesia.

B. SKENARIOSeorang mahasiswa semester awal sangat senang karena telah diterima di FKG Unissula. Menjadi dokter gigi merupakan cita-cita dalam hidupnya sejak kecil. Metode problem based learning ( PBL ) adalah metode pembelajaran yang diterapkan di FKG Unissula dengan sistem blok, berbeda ketika dia sekolah. Sehinga dia perlu mencermati buku panduan akademik yang ada.

C. IDENTIFIKASI MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan system blok?2. Mengapa diterapkan sistem PBL?3. Apa kelebihan dan kekurangan PBL sehingga dapat diterapkan di beberapa universitas?4. Apa metode pembelajaran selain menggunakan PBL?5. Mengapa mahasiswa awal itu perlu memahami system akademik dibuku panduan blok?6. Apa hubungan five star doctor dengan generasi khaira ummah?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. BelajarMenurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Menurut definisi yang paling sederhana adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaan dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Cronbach (dalam Djamarah, S.B, 2008:13) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman.

Menurut Slameto (dalam Djamarah, S.B, 2008:13), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor psikologi seperti motivasi, intelegensi, minat, kebiasaan, sikap, perhatian, emosi, fantasi berfikir, bakat.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak murid.

2. Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :1. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.2. Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. 3. Menurut Glazer (2001) mengemukakan Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

Metode Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model PBL diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi (Amir, 2007).

Savery, Duffy dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang disajikan adalah permasalahan real, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dalam PBL pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.

Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Menurut Arends (Trianto, 2007), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :a. Pengajuan pertanyaan atau masalah1. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.3. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.4. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran Luas artinya masalah tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia. 5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecahan masalah dan guru sebagai pembuat masalah.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbgai disiplin ilmu. c. Penyelidikan autentik (nyata) Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.d. Mengahasilkan produk dan memamerkannyaSiswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya. e. KolaboratifPada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.Apapun beberapa karakteristik proses PBL menurut Tan (Amir, 2007) diantaranya :a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaranb. Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambangc. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari bebrapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainnyad. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang barue. Sangat mengutamakan belajar mandirif. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi tidak dari satu sumber sajag. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan koperatifh. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan, dan melakukan presentasiDari beberapa penjelasan mengenai karakteristik proses PBL dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses PBL yaitu adanya suatu permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok kecil.

Kelebihan:1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan barru bagi siswa.2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untukmemahami masalah dunia nyata.4. Membantu siswa untuk mengembaangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.disamping itu,PBL dapat mendrong siswa untuk melakukan evluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.5. Mengambangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk meyusuaikan dengan pengetahuan baru.6. Memeberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dala dunia nyata.7. Mengembangakan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalpun belajar pada pendididkan formal telah berakhir.8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.(Sanjaya,2007)

Kelemahan:1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahawa masalaah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengeaimateri yang diperlukan untuk menyelesaikan masaalah.mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.(Sanjaya,2007)

3. Five Star Doctor

a. care provider (sebagai bagian dari keluarga, pelaksana pealyanan kedokteran komprehensif, terpadu, berkesinambungan, pada pelayanan dokter tingkat pertama, sebagai pelapis menuju ke pelayanan kedokteran tingkat kedua

b. decicion maker (sebagai penentu pada setiap tindakan kedokteran, dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya)

c. communicator (sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasehat keluarga dalam banyak hal dan masalah: gizi, narkoba, keluarga berencana, seks, HIV, AIDS, sters, kebersihan, pola hidup sehat, olah raga, olah jiwa, kesehatan lingkungan).

d. community leader (membantu mengambil keputusan dalan ikhwal kemasyarakatan, utamanya kesehatan dan kedokteran keluarga, sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga).

e. manager (ia berkemampuan untuk berkolaborasi dalam kemitraan, dalam ikhwal penanganan kesehatan dan kedokteran keluarga)

4. Generasi Khaira Ummah

Khaira ummah dalam konteks kekinian adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Quran dan sunnah Rasulullah saw.

Sifat Rasul Arti Penerapan

Shidiq Jujur COMUNITY LEADER

Amanah Dapat dipercaya COMUNITY LEADER

Tabligh Menyampaikan COMUNICATOR

Fathonah Cerdas DECISION MAKER

Umat terbaik adalah mereka yang mau meneladani karakteristik generasi terbaik yaitu generasi pada sahabat dalam setiap gerak kehidupan. Umat terbaik adalah generasi yang mampu menaklukkan dirinya sendiri dan sanggup menyelesaikan urusan kehidupan dalam rangka menunjang kehidupan akherat. Umat terbaik adalah mereka yang tidak menjadi beban bagi orang lain, mandiri dan berdikari. Meminjam istilah motivator finansial kelas dunia Robert Kiyosaki, umat terbaik adalah mereka yang independen secara ekonomi atau bebas finansial. Ekonomi memang merupakan salah satu pilar utama penyangga eksistensi peradaban. Dunia telah melihat jatuh bangun peradaban disebabkan resesi ekonomi. Sejarah juga telah membuktikan bahwa keunggulan di bidang ekonomi membawa banyak sekali manfaat bagi kebangkitan suatu peradaban. Contoh menarik dapat kita saksikan dalam peristiwa besar pembebasan Konstantinopel, ibu kota Byzantium oleh Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Muhammad Al-Fatih. (Disampaikan dalam acara Pelatihan Tutor PAI dan Motivator BUDAI yang diselenggarakan LKPI Unissula (Semarang, 15-19 Juli 2013). Keseluruhan konten tulisan ini diinspirasi oleh, Ahmad Mujib El-Shirazy, MA.)

5. Metode Konvensional

Metode pembelajaran konvensionaladalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan ceramah atau ekspositori dan disampaikan secara klasikal. Metode pembelajaran ceramah merupakan metode pembelajaran konvensional atautradisional. Metode ini sudah digunakan sejak dahulu sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.Kekurangan dari metode ceramah dapat diatasi dengan menggabungkan dengan metode lain sehingga disebut sebagai metode ceramah bervariasi. Metode ceramah bervariasi mempunyai beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah (1) metode pembelajaran, (2) media pembelajaran, (3) penampilan, dan (4) bahan sajian.

B. HASIL DISKUSI DAN PEMBAHASANMetode PBL diterapkan dalam system blok dan pelaksanaannya dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil. Sistem Blok adalah kumpulan mata kuliah yang di kelompokkan per sistem untuk memudahkan pembelajaran. Contohnya blok cardiovaskuler yang akan membahas isinya anatomi fisio jantung, patologi jantung, mengenalkan beberapa klinis jantung termasuk cara penanganan, pemeriksaan penunjang, penyebab-penyebabnya, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan jantung.Sistem ini diterapkan dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pendidikan yang ditempuh.Sistem PBL diterapakan agar siswa tertantang kemampuannya serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetauhan baru bagi siswa. Siswa juga dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajarannya dalam menerapkan pengetauhan siswa untuk memahami masalah dunia nyata. Pengetauhan siswa dapat berkembang dan siswa belajar untuk bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Mahasiswa juga lebih aktif, karena sistem di SMA berbeda dengan system di FKG Unissula, kita dituntut untuk mencari referensi sendiri. Siswa berkesempatan untuk mengaplikasikan pengetauhan yang mereka miliki di dunia nyata. Siswa dikembangkan minatnya secara terus menerus sekalipun pendidikan formal sudah selesai ditempuh. Siswa dimudahkan untuk memahami konsep-konsep yang dipelajari guna menyelesaikan masalah dunia nyata ( Sanjaya, 2007 ). Dan pada akhirnya mahasiswa dapat menjadi Namun PBL sangat bergantung pada siswa. Jika siswa tidak memiliki motivasi, maka siswa lebih berfikir kritis, untuk menarik kesimpulan dari hasil yang di diskusikan. tidak akan menyelesaikan tugas yang diberikan dan siswa tidak akan berkembang seperti yang d iharapkan. PBL juga memerlukan biaya yang cukup besar seperti penyediaan ruangan serta fasilitas-fasilitas pendukung seperti LCD, air conditioner, chart dan penunjang lainnya. Terdapat juga metode-metode pembelajaran selain PBL yaitu kooperatif dan konvensional atau secara langsung. Metode pembelajaran secara langsung menggunakan guru sebagai narasumber utama atau teacher centered learning. Guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan materi, mencatat dan menghafal. Kemampuan siswa berkembang sangat minim dan sangat bergantung kepada pengajar atau guru. Sedangkan metode kooperatif adalah system belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsure pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok ( Johnson dan Johnson, 1993 ). Menurut Anita Lie dalam bukunya cooperative learning ( dalam Akhmat Sudrajat ) bahwa model pembelajaran kooperatif learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok tetapi ada unsure dasar yang membedakannya dalam pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan maka harus diterapkan.Mahasiswa pada awal pembelajarannya diberi buku panduan akademik yang perlu dicermati agar mahasiswa memahami langkah-langkah yang perlu diambil dalam pembelajarannya agar tidak terjadi kebingungan dan kondisi yang kacau yang ditimbulkan. Setelah memahami semua konsep pembelajarannya, dokter diharapkan menjadi five star doctor dalam kerangka generasi Khaira Ummah. Five star doctor adalah fungsi yang diharapkan agar menjadi dokter yang berkompeten dan berkualitas. Five star doctor meliputi; care provider ( memberi pelayanan medis yang bermutu, menyeluruh, dan berkelanjutan dan manusiawi ), decision maker ( mampu menjadi pembuat keputusan yang tepat yang mana yang harus dipilih ), communicator ( mampu berkomunikasi dan mengajak masyarakat dalam hidup sehat ), Community leader ( menjadi pemimpin masyarakat yang dapat bekerjasama dengan oknum lain seperti keluarga, masyarakat, pemimpin masyarakat, dan lingkungan sekitarnya), manager ( memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengkoordinasi dengan baik). Generasi khira ummah sendiri dalam konteks kekinian adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Quran dan sunnah Rasulullah saw. Selain sunnah khaira ummah juga menerapkan sifat-sifat Rasulullah diantaranya, sidiq ( jujur ), amanah ( dapat dipercaya ), tabligh ( menyampaikan), fathanah ( cerdas ) dan hubungannya dengan 5 satr doctor adalah sebagai berikut.

Sifat-sifat Rasulullah SAW : Sidiq : jujurCOMUNITY LEADER Amanah : dapat dipercayaCOMUNITY LEADER Tabligh : menyampaikan COMUNICATOR Fathanah : cerdasDECISION MAKER.

BAB IIIKESIMPULAN

Jadi sistem PBL itu sangat membantu mahasiswa lebih aktif dan mahasiswa lebih bisa memahami suatu masalah di timbang menggunakan sistem belajar yang lain.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangatlah tepat memilih PBL untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi siswa.Namun demikian, tidak berarti tidak akan ada masalah bagi guru untuk melaksanakan PBL. Oleh karena dalam PBL basis dari pembelajarannya adalah masalah, maka pemilihan masalah yang tepat merupakan hal yang penting sekali untuk keberhasilan pelaksanaannya. Kendala yang kemudian muncul pada para guru adalah pemilihan masalah yang tepat bukanlah hal mudah. Kondisi, kemampuan awal, tingkat dan kecepatan berfikir, dan aspek-aspek lain pada diri siswa seringkali juga menjadi masalah tersendiri. Untuk itu seorang guru harus terus menerus mengasah kepekaannya untuk dapat melihat siswa atau kelompok siswa mana yang lebih memerlukan bantuan dibandingkan siswa atau kelompok siswa yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ruseffendi, E. T. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito.Abbas, Nurhayati. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Beroriantasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction). Program Studi Pendidikan Matematika Pasca Sarjana.UNESA.Hajriana. 2010. Problem Based Learning. Artikel diambil dari http://hajrianawarnadunia.blogspot.com/2010/04/problem-based-learning-pembelajaran.html.Idris Harta. 2010. Problem Based Learning. Artikel diambil dari http://www.idrisharta.blogspot.com/.I Wayan Satyasa. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Artikel diambil dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH8f58/8094f08b.dir/doc.pdfAnonim. 2012. Cooperative Learning. http://eliku08.blogspot.com/2012/06/cooperative-learning.htmlGwee M (2009). Problem-based learning: A strategic learning system design for the education ofhealthcare professionals in the 21ST Century. The Kaohsiung Journal of Medical Sciences(5), 231-239 Halonen D (2010). Problem based learning: A case study. University fo Manitoba. auspace. athabascau.ca:8080/.../Problem%20Based%20Learning.ppt. Harden RM, Sowden S, Dunn WR (2009). Educational strategies in curriculum development: the SPICES model. ASME. www.medicaleducation.com KKI (2006a). Standar pendidikan profesi dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia. KKI (2006b). Standar kompetensi dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia. Wood DF (2003). ABC of learning and teaching in medicine. Problem based learning. BMJ, 326