Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

45
LBM 3 SERING PUSING, TIDAK BISA SANTAI STEP 1 Cemas : perasaan takut terus menerus terhadap bahaya yg seolah2 mengancam, tidak nyata hanya dalam perasaan pasien saja. Suatu sinyal yg menyadarkan seseorang akan bahaya yg mengancam dan memungkinkan seseorang tsb mengambil suatu tindakan untuk mngatasi ancaman tsb. Sifatnya internal berada dalam diri sendiri. Misal anak pertama kali masuk skolah Ketakutan : rasa takut yg timbul dari respon oleh suatu ancaman yg asalnya diketahui, eksternal dan jelas dan tidak bersifat konflik (objek yg ditakuti tidak sewajarnya untuk ditakutkan) Dari sudut objek misal ada bayangan tiba2, sudah bertemu objek Hiperaktivitas otonom : respon berlebihan otonom, gejala2 : berkeringat, jantung berdebar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering Hiperaktivitas : Perilaku yg ditandai dengan tingginya tigkat aktivitas krn kurang istirahat, otonom : akibat yg ditimbulkan aktivitas yg tinggi dan kurang istirahat mulut kering, pusing, dll Bias disebabkan neurotransmitter, dari katekolamin mempengaruhi saraf otonom, berkeringat : kulit, jantung berdebar : kardiovaskular, mulut : saliva STEP 2 1. Mengapa pasien mengalami gejala sulit tidur, sering berdebar- debar, kepala pusing disertai keringat dingin? 2. Apa yg menyebabkan pasien sering merasa khawatir, takut dan cemas? 3. Apa yg menyebabkan badan sakit semua, kenceng didaerah tengkuk, gemetar, atau ketegangan motorik pada scenario? 4. Mengapa keluhan muncul terutama saat penderita berada dikeramaian ataupun ditempat umum? 5. DD? 6. Apa saja macam-macam gangguan cemas?

description

Modul Jiwa

Transcript of Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Page 1: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

LBM 3

SERING PUSING, TIDAK BISA SANTAI

STEP 1

Cemas : perasaan takut terus menerus terhadap bahaya yg seolah2 mengancam, tidak nyata hanya dalam perasaan pasien saja.Suatu sinyal yg menyadarkan seseorang akan bahaya yg mengancam dan memungkinkan seseorang tsb mengambil suatu tindakan untuk mngatasi ancaman tsb. Sifatnya internal berada dalam diri sendiri. Misal anak pertama kali masuk skolah

Ketakutan : rasa takut yg timbul dari respon oleh suatu ancaman yg asalnya diketahui, eksternal dan jelas dan tidak bersifat konflik (objek yg ditakuti tidak sewajarnya untuk ditakutkan)Dari sudut objek misal ada bayangan tiba2, sudah bertemu objek

Hiperaktivitas otonom : respon berlebihan otonom, gejala2 : berkeringat, jantung berdebar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut keringHiperaktivitas : Perilaku yg ditandai dengan tingginya tigkat aktivitas krn kurang istirahat, otonom : akibat yg ditimbulkan aktivitas yg tinggi dan kurang istirahat mulut kering, pusing, dllBias disebabkan neurotransmitter, dari katekolamin mempengaruhi saraf otonom, berkeringat : kulit, jantung berdebar : kardiovaskular, mulut : saliva

STEP 21. Mengapa pasien mengalami gejala sulit tidur, sering berdebar-debar, kepala pusing disertai

keringat dingin?2. Apa yg menyebabkan pasien sering merasa khawatir, takut dan cemas?3. Apa yg menyebabkan badan sakit semua, kenceng didaerah tengkuk, gemetar, atau

ketegangan motorik pada scenario?4. Mengapa keluhan muncul terutama saat penderita berada dikeramaian ataupun ditempat

umum?5. DD?6. Apa saja macam-macam gangguan cemas?7. Apa perbedaan dari takut, cemas dan panik?8. Apa terapi dari kasus diatas?9. Apa macam-macam dari phobia?10. Apa penyebab dari gangguan kecemasan?11. Apa macam-macam gangguan tidur?12. Neurotransmitter apa saja yg berperan dalam kasus diatas?13. Apa saja Pemeriksaan fisik dan penunjang yg dilakukan oleh dokter?

Page 2: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

STEP 31. Neurotransmitter apa saja yg berperan dalam kasus diatas?

Anxietas : neurotransmitter norephinerpin, serotonin dan GABASerotonin : eksitator / inhibitorNor ephineprin : eksitatorGABA : inhibitorHubungan ketiganya dengan sistem limbic memunculkan anxietas

Teori neurokimia : model nor adrenergic Pada anxietas mengalami hipersensitivitas akan diteruskan ke locus seroleus mempengaruhi sistem simpatis dan parasimpatis

Model reseptor benzodiazepine : GABA di ion kanal, ca masuk akan terjadi inhibitor, reseptor bermasalah juga akan mengalami masalah missal pada kasus anxietasDi benzodiazepine ada BCCE (beta carbolin 3 asam carboksilat), reseptornya ada GABA B (inhibitor)Reseptor GABA sedikit GABA yg bebas lebih banyak dan jumlah reseptornya sedikit jadi tidak bisa menghambat

Model serotonin : abnormalitas pada reseptor 5HT, yg bermasalah inhibitor, karena bermasalah maka hipersensitaslocus seroleus respon bahaya atau alarm , responnya berlebihan pada individu

NE sistem regulasi pada sistem adrenergic (antagonis alfa 2 adrenergik dan agonis reseptor beta adrenergic)2. Mengapa pasien mengalami gejala sulit tidur, sering berdebar-debar, kepala pusing disertai

keringat dingin?Ada 2 teori Teori psikologis :

teori psikoanalitik : sinyal thd sesuatu yg tidak dpt diterima oleh ego kita melakukan tindakan terhadap sesuatu yg mengacam contoh : saat ujian jadi sulit tidur

teori perilaku : dari stimulasi lingkungancontoh : ketika makan seafood/kerang pertama kali makan jadi sakit takut sakit lagi

teori eksistensial : stimulus tdk dpt diidentifikasikan secara nyatateori biologi :1. Saraf otonom ancaman akan diterima panca indera mengirimkan sinyal ke korteks

serebri sistem limbic & RAS hipotalamus hipofisis kelenjar adrenal mengeluarkan katekolamin untuk menstimulasi saraf otonom jika berlebihan maka terjadi hiperaktivitas otonom

2. Neurotransmitter3. Aplysia siput laut jika ada bahaya maka menghindar masuk kedalam cangkang,

mengkonsumsi makannya dikurangin

3. Apa yg menyebabkan pasien sering merasa khawatir, takut dan cemas?Takut keramaian : gelombang suaranya meningkat mempengaruhi fisiologi tubuh ada 3-12 hz muncul gejala tremor yg psikogenik

Page 3: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Karena ramai dan gelombang suara meningkat irama neurologis terganggu neurotransmitter terganggu muncul gejalaKemungkinan ada kelainan dibagian2 otak misal anxietas : abnormalitas hemisfer kanan Ambang batas gelombang suara dilihat dr suara : orang dewasa mendengar kisaran 8 hz, anak2 kurang dr 8 hz. Ambang batas stress psikososial tiap orang berbeda2 tergantung dari biologic, genetic, pengalaman dan psikososialnya

4. Apa yg menyebabkan badan sakit semua, kenceng didaerah tengkuk, gemetar, atau ketegangan motorik pada scenario?Dari neurotransmitter timbul gejala sistem limbic kerjanya tdk baik emosi tdk terjaga terjadi peningkatan saraf simpatis menuju organ masing2. Pada kardiovaskuler : berdebar-debar, GIT : lambung, dllNyeri mempengaruhi serabut motoriknya tidak bekerja semestinya kontraksi terus menerus terjadi ketegangan otot persepsi seseorang akan merasa nyeriKatekolamin monoamine di hipotalamus menyebabkan gemetar dan hiperaktivitas jantung dll ada kaitannya juga dengan HPA aksis

5. Mengapa keluhan muncul terutama saat penderita berada dikeramaian ataupun ditempat umum?Phobia yg muncul pada keramaian : agoraphobiaAgoraphobia : berusaha menghindari tempat2 ramai, harus 2 atau lebih dari gejala Sosial phobia : menghindari berkomunikasi sama orang, khusus situasi sosial sajaJika tdk bsa membedakan agoraphobia dan sosial phobia maka dimasukkan ke agorophobiaDari beberapa teori yg paling mempengaruhi pengalaman, dilingkungan terdapat keluarga sahabt dll, jika tidak merasa nyaman mempengaruhi neurotransmitterAdanya emosi yg ditekan ingin diluapkan tapi susah jika ditekan lama maka akan menimbulkan frustasi maka akan timbul kecemasan

6. Apa gejala dari gangguan kecemasan? Fisik : detak jantung meningkat, gelisah, diare, merasa mau pingsan

Pada kardiovaskuler TD meningkat, palpitasi, jantung yg berdebar debar, denyut nadi meningkatRespirasi : nafas cepat, rasa tertekan didadaKulit : perasaan panas atau dingin pada kulit, berkeringatGIT : anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, diare, nauseaNeurovaskuler : mata mudah berkedip, insomnia, tremorRespon psikologis : perilaku gelisah, gugup, bicara cepatKognitif : tdk mudah konsentrasi, Mudah lupa, bingung, khawatir yg berlebih dllAfektif : mudah tegang, tidak sabar, bisa menimbulkan tremor

Psikologis : takut berlebihan panik, menjadi tidak percaya diri jika berlanjut bisa menjadi depresi sehingga takut dtinggal sendiri

Page 4: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

7. Apa macam-macam gangguan tidur?Menurut PPDGJ Insomnia : dari psikogenik gangguannya sadar jumlah tidurnya, kualitas disebabkan hal2 seperti stress fisik. Contoh : insomnia, hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur jagaParasomnia : tidurnya yg abnormal, terjadi saat anak2, pada dewasa juga bisa Karena pengaruh psikogenik. Contoh : somnambulisme/sleep walking, terror tidur/ night terror dan mimpi buruk/nightmareKapan dikatakan sleep walking dll?

8. Apa saja macam-macam gangguan cemas?

9. Apa perbedaan dari takut, cemas dan panik?10. Apa macam-macam dari phobia?11. DD?12. Apa saja Pemeriksaan fisik dan penunjang yg dilakukan oleh dokter?13. Apa terapi dari kasus diatas?

STEP 4

takut

Keramaian (agoraphobia)

cemas

Teori biologi, psikososial, pengalaman

Ketegangan motorikHiperaktivitas

otonom

Gangguan tidur

Gangguan kardiovaskuler, GIT dll

Tengkuk sakitDysomnia parasomnia

Page 5: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

STEP 7

1. Neurotransmitter apa saja yg berperan dalam kasus diatas?

Page 6: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Neurobiologi

o Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan

penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat adalah norepinefrin,

serotonin, dan gamma-aminobutyric acid(GABA). (Howland et al., 2002). Kecemasan

atau Ansietas akan merangsang respon hormonal dari hipotalamus yang akan

mengsekresi CRF (CorticotropinReleasing Factor) yang menyebabkan sekresi hormon-

hormon hipofise. Salah satu dari hormon tersebut adalah ACTH (Adreno Corticotropin

Hormon). Hormon tersebut akan merangsang korteks adrenal untuk mengsekresi

kortisol kedalam sirkulasi darah (Hukom, 1986; Siverstone& Turner, 1993). Peningkatan

kadar kortisol dalam darah akan mengakibatkan peningkatan renin plasma, angiotensin

II dan peningkatan kepekaan pembuluh darah terhadap katekolamin (Sidabutar, 1993)

sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu hipotalamus juga berfungsi

sebagai pusat dari sistem saraf otonomik (Siverstone & Turner,1993, Adams, 1993).

Sistem ini terbagi atas sistem simpatis dan sistem parasimpatis (Guyton, 1982; Ganong,

1991). Menurut Salan (Sidabutar, 1993) pada ansietas sedang terjadi sekresi adrenalin

berlebihan yang menyebabkan peningkatan tekanan darah, sedangkan pada

ansietasyang sangat berat dapat terjadi reaksi yang dipengaruhi oleh komponen

parasimpatis sehingga akan mengakibatkan penurunan tekanan darah dan frekuensi

denyut jantung. Padakecemasan yang kronis kadar adrenalin terus meninggi, sehingga

kepekaan terhadap rangsangan yang lain berkurang dan akan terlihat tekanan darah

meninggi. Dari berbagai penelitian klinik yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

stres atau ansietasterhadap tekanan darah didapatkan hasil yang berbeda-beda.

Sebagian besar peneliti menemukan adanya peningkatan tekanan sistolik sebagi akibat

dari peningkatan curah jantung dan denyut jantung(Falkneret al.,1978; Knardahlet al.,

1988), sedangkan yang lainnya menemukan peningkatan tekanan diastolik (Steproeet

al., 1982) dan ada juga yang tidak menemukan hubungan antara keduanya (Mastertonet

al., 1981). Pada penelitian yang membandingkan tekanan darah dari orang-orang yang

menderita stres atau ansietas dengan orang-orang yang tidak menderita stres atau

Ansietas didapatkan hasil tekanan darah yang lebih tinggi pada kelompok penderita

stres (Anwar& Setyonegoro, 1980;Timioetal., 1985).Peranan serotonin didukung

kemajuan penggunaan Selective SerotonineReuptake Inhibitors (SSRIs) pada gangguan

Page 7: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

panik dan Obsessive CompulsiveDisorder (OCD), peran serotonin presinaptik sebagai

ansiolitik sedang postsinaptik sebagai ansiogenik (Castellanos and Hunter, 1999).

Sebagian besar informasi neurologi dasar tentang kecemasan berasal dari percobaan

hewan yang melibatkan paradigma perilaku dan obat psikoaktif. Satu model kecemasan

pada hewan tersebut adalah tes konflik, dimana binatang secara bersama- sama

diberikan stimulasi yang positif (sebagai contoh, makanan) dan negatif (sebagai contoh,

kejutan listrik). Obat ansiolitik (sebagai contoh, benzodiazepin) cenderung

mempermudah adaptasi hewan terhadap situasi tersebut, sedangkan obat lain (sebagai

contoh, amfetamin) lebih mengganggu respon perilaku hewan. Benzodiazepin bekerja

dengan memperkuat efek GABA, dan merupakan pilihan utama sampai saat ini, meski

tidak dianjurkan setelah 4- 6 minggu.

Norepinefrin

o Teori umum tentang peranan norepinefrin terhadap kecemasan adalah mempengaruhi

sistem noradrenergik yang teregulasi secara buruk. Badan sel pada sistem noradrenergik

terutama berlokasi di lokus seroleus di pons rostral, dan mereka mengeluarkan

aksonnya ke korteks serebral, sistem limbik, batang otak dan medula spinalis. Percobaan

pada primata telah menunjukkan bahwa stimulasi lokus seroleus menghasilkan suatu

respon ketakutan pada hewan dan bahwa daerah yang sama merintangi atau sama

sekali menghambat kemampuan hewan untuk membentuk suatu respon ketakutan.

Penelitian pada manusia menunjukkan bahwa, pada pasien dengan gangguan panik,

agonis adrenergik beta sebagai contohnya, isoprotorenol (Isuprei) dan antagonis

adrenergik alfa2 sebagai contohnya, Yohimbin (Yocon) dapat meletuskan serangan

panik yang parah. Sebaliknya, pemberian Klonidin (Catapres), suatu agonis adenergik

alfa2, dapat menurunkan kecemasan. Temuan lain bahwa pasien dengan gangguan

kecemasan, khususnya gangguan panik, memiliki kadar metabolit noradrenergik yaitu 3-

methoxy- 4- hydroxyphenylglycol (MHPG) dalam cairan serebrospinal dan urin yang

meninggi (Kaplan and Sadock, 2004).

Serotonin (5-HT)

o Dikenalinya bentuk tipe reseptor serotonin telah merangsang pencarian akan peranan

serotonin di dalam patogenesis gangguan kecemasan. Perhatian dalam hubungan

tersebut pertama kali dimotivasi oleh pengamatan bahwa antidepresan serotonergik

memiliki efek terapeutik pada beberapa gangguan panik dan OCD, sebagai contoh

Page 8: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

penggunaan Clomipramin (Anafranil) pada gangguan obsesif kompulsif, begitu juga

Buspirone (Buspar) sebagai agonis reseptor serotonergik tipe IA (5-HTIA), ini

menyatakan kemungkinan adanya suatu hubungan antara serotonin dan kecemasan.

Badan sel pada sebagian besar neuron serotonergik berlokasi di nukleus raphe di batang

otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem limbik (khususnya amigdala dan

hipokampus), dan hipothalamus. Walaupun pemberian obat serotonergik pada hewan

menyebabkan perilaku yang mengarah pada kecemasan, efek yang serupa pada

manusia adalah kurang kuat. Beberapa laporan menyatakan bahwa m-

chlorophenylpiperazine (mCPP), suatu obat dengan efek serotonergik dan

nonserotonergik yang multipel, dan fenfluramin (Pondimin), yang menyebabkan

pelepasan serotonin, memang menyebabkan peningkatan kecemasan dan banyak

laporan anekdotal menyatakan bahwa halusinogen dan stimulan serotonergik seperti

lysergic acid diethylamine (LSD) dan 3,4-methylenedioxymethamphetamine (MDMA)

adalah berhubungan dengan perkembangan gangguan kecemasan akut maupun kronis

pada orang yang menggunakan obat- obat tersebut.Menurut Iskandarpada Gangguan

Cemas Menyeluruh yang terutama berperan adalah neurotransmiter serotonin. Pada

saat ini telah diidentifikasi tiga reseptor serotonin, yaitu : 5-HT1, 5-HT2 dan 5-

HT3(Ganong, 1991., Gothert & Schlicker, 1987). Menurut Kabo reseptor 5-HT1 bersifat

sebagai inhibitor, sedangkan reseptor 5-HT2 dan reseptor 5-HT3 bersifat sebagai

eksitator. Menurut Gothert aktivasi reseptor 5-HT1 akan mengurangi kecemasan

sedangkan aktivasi reseptor 5-HT2 akan meningkatkan tekanan darah.

GABA

o Neurotransmitter ini berperan dalam gangguan kecemasan didukung paling kuat oleh

manfaat benzodizepin, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABAA.

Walaupun benzodiazepin potensi rendah adalah paling efektif untuk gejala gangguan

kecemasan umum (generalized Ansietas disorder), benzodiazepin potensi tinggi seperti

Alprazolam (Xanax), adalah untuk gangguan panik. Penelitian pada primata telah

menemukan bahwa gejala sistem syaraf otonomik dari gangguan kecemasan adalah

timbul jika diberikan agonis kebalikan benzodiazepin, seperti betacarboline-3-

carboxyclic acid (BCCA). BCCA juga menyebabkan kecemasan pada sukarelawan kontrol

yang normal. Suatu antagonis benzodiazepin (Flumazenil), menyebabkan serangan panik

yang parah dan berulang. Data tersebut telah menyebabkan peneliti menghipotesiskan

Page 9: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

bahwa beberapa pasien dengan gangguan ansietas memiliki fungsi reseptor GABA yang

abnormal, walaupun hubungan tersebut belum terbukti secara langsung

(Kaplan&Sadock,2004).

Sistem Saraf OtonomGejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap sistem saraf otonom adalah:• sistem kardiovaskuler (palpitasi)• muskuloskeletal (nyeri kepala)• gastrointestinal (diare)• respirasi (takipneu)

Sistem saraf otonom pada pasien dengan gangguan cemas, terutama pada pasien dengan gangguan serangan panik, mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang beradaptasi lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang.

Berdasarkan pertimbangan neuroanatomis, daerah sistem limbik dan korteks serebri dianggap memegang peran penting dalam proses terjadinya cemas.

Korteks SerebriKorteks serebri bagian frontal berhubungan dengan regio parahippocampal, cingulate gyrus, dan hipotalamus, sehingga diduga berkaitan dengan gangguan cemas. Korteks temporal juga dikaitkan dengan gangguan cemas. Hal ini diduga karena adanya kemiripan antara presentasi klinis dan EEG pada pasien dengan epilepsy lobus temporal dan gangguan obsesif kompulsif.

Sistem LimbikSelain menerima inervasi dari noradrenergik dan serotonergik, sistem limbik juga memiliki reseptor GABA dalam jumlah yang banyak. Ablasi dan stimulasi pada primata juga menunjukan jikalau sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. Dua area pada sistem limbik menarik perhatian peneliti, yakni peningkatan aktivitas pada septohippocampal, yang diduga berkaitan dengan rasa cemas, dan cingulate gyrus, yang diduga berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif.Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas Tarumanegara

Page 10: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8
Page 11: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Dalam dekade terakhir, para peneliti otak telah memberikan lebih banyak bukti bahwa gangguan kecemasan umum terkait dengan faktor biologis.

Ada reseptor di otak yang menerima neurotransmiter asam gamma-aminobutyric (GABA).Ketika GABA ditransmisikan ke reseptor, neuron diperintahkan untuk berhenti menembak. Generalized Anxiety Disorder ( gangguan kecemasan) terjadi ketika GABA tidak dapat mengikat secara akurat ke sel reseptor, atau ketika ada terlalu sedikit reseptor GABA. Tanpa jumlah yang tepat dari penerimaan GABA, neuron berlebihan akan, menyebabkan orang untuk tidak menerima pesan cukup untuk "berhenti". Hasilnya adalah orang itu terus-menerus tegang, menjadi terlalu cemas dan gelisah.seanjutnya akan memicu peningkatan saraf simpatis yang akan menimbulkan berbagai gejala yang telah disebutkan diatas.

(Stefan Silbernagl & Florian Lang, PATOFISIOLOGI)

2. Mengapa pasien mengalami gejala sulit tidur, sering berdebar-debar, kepala pusing disertai keringat dingin?

Teori psikologis- Teori psikoanalitik

Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri.misal dengan menggunakan

Page 12: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi, ini menimbulkan gejala.

- Teori perilaku teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya (MPJidentitas).

- Teori eksistensial Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya.Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari.Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.

Teori biologis- System saraf otonom

Stimulasi Sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu kardiovaskuler, gastrointestinal, dan pernapasan.Manifestasi kecemasan perifer tersebut tidak khusus terhadap kecemasan maupun tidak selalu berhubungan dengan pengalaman kecemasan subyektif.

- Neurotransmitter NE agonis adrenergic beta (isoproterenol) dan antagonis alfa 2 (co : yohimbin)

mencetuskan serangan panic. Agonis alfa 2 (clonidin) menurunkan gejala cemas Serotonin antidepresan serotonergik (clomipramine) punya efek terapetik

gangguan obsesif kompulsif, busprione untuk obat gangguan cemas, fonfluromine menyebabkan pelepasan serotonin sehingga menyebabkan peningkatan kecemasan pd pasien dgn gangguan kecemasan.

GABA dalam gangguan kecemasan didukung paling kuat oleh manfaat benzodiazepine yang tidak dapat dipungkiri, yang meningkatkan aktivitas GABA pd reseptor GABAa di dalam pengobatan beberapa jenis gangguan kecemasan.

- Pencitraan otak Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.

- Penelitian genetic Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.

- Neuroanatomis Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu :norepinefrin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid.Synopsis of Psychiatry Volume I, Kaplan and Sadock

Page 13: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial, baik dari diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain(Fracchione, 2004).

Faktor biologis ansietas merupakan akibat dari reaksi syaraf otonom yang berlebihan, sebagai contoh PMS atau Pre Menstrual Syndrome, disamping dapat terjadi gangguan fisik ternyata PMS juga dapat memunculkan ansietas, berupa gangguan mental seperti mudah tersinggung dan sensitif.Sedangkan dari aspek psikoanalisis, ansietas dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar (seks, agresi, dan ancaman) yang masuk ke alam sadar, atau mekanisme pertahanan jiwa yang tidak sepenuhnya berhasil, dapat menimbulkan ansietas yakni reaksi fobia.

Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas.

Dari pendekatan sosial, ansietas dapat disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan kegagalan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan -kecenderungan harga diri yang terhalang, repressi terhadap macam-macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapat kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin(Cameroon, 2004)

Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang menjadi penyebab timbulnya ansietas, misal saat sekarat mendekati kematian atau mengalami penderitaan akibat suatu penyakit.

Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas ini(Brust, 2007). Karena sebagian besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk menghadapi ansietas yang timbul pada dirinya. Beberapa zat yang dapat menyebabkan ansietas anatara lain :

-Anticonvulsants(Carbamazepine, ethosuximide)-Antihistamines-Antimicrobials(Cephalosporins, ofloxacin, aciclovir, isoniazid)-Bronchodilators(Theophyllines)-Digitalis(pada level toksik)-Oestrogen-Levodopa

Page 14: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

-Corticosteroids-Thyroxine-Non-steroidal anti-inflammatory drugs(Indomethacin)-Thyroxine

Memang mungkin dalam penggunaan beberapa obat-obatan lain terkadang juga menyebabkan tremor atau palpitasi seperti ansietas, namun ini dapat dibedakan dari ansietas melalui pemeriksaan klinis lebih lanjut

Ansietas juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat pasien yang terkena ansietas memiliki sekurang-kurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik yang sama(Brust, 2007)

Page 15: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

3. Apa yg menyebabkan pasien sering merasa khawatir, takut dan cemas?Neuron preganglionpada simpatik dan parasimpatik: bersifat kolinergikNeuron pada pada postganglion parasimpatik : Bersifat kolinerikNeuron pada postganglion simpatik : Bersifat Adrenergik

Sehingga asetilkolin disebut sebagai transmitter parasimpatisDan Norepinefrin disebut sebagai Transmiter simpatis

Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan yakni, yang disebut pelepasan impuls secara masal – dengan berbagai cara, keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar. Dengan kejadian sebagai berikut :

a. Peningkatan tekanan arterib. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan aliran

darah ke organ-organ, seperti traktus gastrointestinal dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat

c. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuhd. Peningkatan konsentrasi glukosa darahe. Peningkatan proses glikolisis di hati dan ototf. Peningkatan kekuatan ototg. Peningkatan aktivitas mentalh. Peningkatan kecepatan koagulasi darah

Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek diatas. Oleh karena itu baik stress fisik maupun mental dapat menggiatkan sistem simpatis, seringkali keadaan tersebut dianggap merupakan tujuan dari sistem simpatis untuk menyediakan aktivitas tambahan tubuh pada saat stress. Keadaan ini seringkali disebut respons stress simpatis.Guyton and Hall edisi 11

4. Apa yg menyebabkan badan sakit semua, kenceng didaerah tengkuk, gemetar, atau ketegangan motorik pada scenario?

5. Mengapa keluhan muncul terutama saat penderita berada dikeramaian ataupun ditempat umum?Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)AgorafobiaSemua kriteria ini harus dipenuhi untuk :

Page 16: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.

b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut :

• Banyak orang• Tempat-tempat umum• Bepergian keluar rumah• Bepergian sendiric. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol

Etiologi agorafobia belum diketahui secara pasti tapi patogenesis fobia berhubungandengan faktor biologis, genetik, dan psikososial.DSM IV TR

Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C Meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat,

terutama reseptor alfa-2 katekolamin – meningkatnya aktivitas locus coereleus yang mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic disorder)

Meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 ([hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2)

Menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries

Model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak. Terutama pada corticostriatalthalamocortical (CSTC) yang memediasi cemas bersama dengan sirkuit pada amygdale. Kemudian sensai tersebut diteruskan ke korteks anterior cingulated dan/atau korteks orbitofrontal. Selain itu diteruskan juga ke hypothalamus untuk respons endokrin

Hipotesis keterlibatan genetic namun belum berhasil menentukan gen pastiPine DS. Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadock’s

6. Apa gejala dari gangguan kecemasan?

Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu :

1. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dab individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Page 17: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

a. Respon Fisiologis

Sesekali nafas pendek Nadi dan tekanan darah naik Gejala ringan pada lambung Muka berkerut dan bibir bergetar

b. Respon Kognitif

Lapang persegi meluas Mampu menerima ransangan yang kompleks Konsentrasi pada masalah Menyelesaikan masalah secara efektif

c. Respon perilaku dan Emosi

Tidak dapat duduk tenang Tremor halus pada tangan Suara kadang-kadang meninggi

2. Kecemasan sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

a. Respon Fisiologis

Sering nafas pendek Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik Mulut kering Anorexia Diare/konstipasi Gelisah

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi menyempit Rangsang Luar tidak mampu diterima Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

c. Respon Prilaku dan Emosi

Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)

Page 18: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Bicara banyak dan lebih cepat Perasaan tidak nyaman

3. Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan.

a. Respon Fisiologis

Sering nafas pendek Nadi dan tekanan darah naik Berkeringat dan sakit kepala Penglihatan kabur

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi sangat menyempit Tidak mampu menyelesaikan masalah

c. Respon Prilaku dan Emosi

Perasaan ancaman meningkat Verbalisasi cepat Blocking

4. Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan.

a. Respon Fisiologis

Nafas pendek Rasa tercekik dan berdebar Sakit dada Pucat Hipotensi

b. Respon Kognitif

Lapang persepsi menyempit

Page 19: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Tidak dapat berfikir lagi

c. Respon Prilaku dan Emosi

Agitasi, mengamuk dan marah Ketakutan, berteriak-teriak, blocking Persepsi Kacau Kecemasan yang timbul dapat diidentifikasi melalui respon yang dapat berupa respon

fisik, emosional, dan kognitif atau intelektual.

d. Respon Fisiologis

Kardiovaskuler : Palpitasi berdebar, tekanan darah meningkat/menurun, nadi meningkat/menurun

Saluran Pernafasan : Nafas cepat dangkal, rasa tertekan di dada, rasa seperti tercekik

Gastrointestinal : Hilang nafsu makan, mual, rasa tak enak pada epigastrium, diare Neuromuskuler : Peningkatan refleks, wajah tegang, insomnia, gelisah, kelelahan secara

umum, ketakutan, tremor Saluran Kemih : Tak dapat menahan buang air kecil Sistem Kulit : Muka pucat, perasaan panas/dingin pada kulit, rasa terbakar pada muka,

berkeringat setempat atau seluruh tubuh dan gatal-gatal Respon Kognitif : konsentrasi menurun, pelupa, raung persepsi berkurang atau

menyempit, takut kehilangan kontrol, obyektifitas hilang

Respon emosional : Kewaspadaan meningkat, tidak sadar, takut, gelisah, pelupa, cepat marah, kecewa, menangis dan rasa tidak berdaya

Hiperaktifitas saraf otonom Napas pendek atau rasa tercekik Palpitasi atau takikardia Berkeringat atau tangan dingin lembab Mulut kering Pening atau kepala terasa ringan Nausea, diare, atau distress abdomen lain Flush atau menggigil Sering kencing Sulit menelan atau terasa mengganjal ditenggorok

Kewaspadaan dan perhatian perasaan was- was respons tercengan yang berlebihan sulit konsentrasi atau pikiran kosong karena cemas Penimbul persoalan atau kerap tidur Iritabilitas(mudah teriritasi, mudah tersinggung,mudah nangis,)

Page 20: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Onset : 6 bulan atau lebihMinimal 6 dr 18 gejalaBuku saku Psikiatri Klinik, Kaplan & Sadock

7. Apa macam-macam gangguan tidur?

Page 21: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

F50-F59: Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor

Fisik.

F50 Gangguan makan

F51 Gangguan tidur non organik

F51.0 insomnia non organnik

F51.1 hipersomnia non organik

F51.2 gangguan jadwal tidur jaga non organik

F51.3 somnabulisme (sleep walking)

F51.4 teror tidur (night terrors)

F51.5 mimpi buruk (nightmares)

F51.8 gangguan tidur non organik lainnya

F51.9 gangguan tidur non organik YTT

F52 Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik

F53 Gangguan mental dan prilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK

Page 22: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

F54 Faktor psikologis dan prilaku yang berhubungan dengan gangguan atau

penyakitYDK

F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan

F59 Sindrom prilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor

fisik

8. Apa saja macam-macam gangguan cemas?

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan cemas terdiri dari :(1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik; (3) Fobia spesifik; (4) Fobia sosial; (5) Gangguan Obsesif-Kompulsif; (6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD ); (7) Gangguan Stress Akut;

Menurut PPDGJ F40 gangguan Anxietas fobik

F40.0 argofobia F40.00 argofobia tanpa gangguan panik F40.01 argofobia dengan gangguan panik

F40.1 fobia sosial F40.2 fobia khas (terisolasi) F40.8 gangguan anxietas fobik lainnya F40.9 gangguan anxietas fobik YTT

F41 gangguan anxietas lainnya F41.0 gangguan panik (anxietas paroksismal episodik) F41.1 gangguan anxietas menyeluruh F41.2 gangguan campuran anxietas dan depresif F41.3 gangguan anxietas campuran lainnya F41.8 gangguan anxietas lainnya YDT F41.9 gangguan anxietas YTT

F42 Ggn Obsesif-Kompulsif F43 Reaksi terhadap Stres Berat & Gangguan Penyesuaian F44 Ggn Disosiatif ( Konversi )

F44.0 Amnesia Disosiatif F44.2 Stupor Disosiatif F44.3 Ggn Trans dan Kesurupan F44.7Ggn Disosiatif Campuran

Page 23: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

F45 gangguan somatoform F45.0 gangguan somatisasi F45.1 gangguan somatoform tak terinci F45.2 gangguan hipokondrik F45.3 disfungsi otonomik somatoform .30 jantung dan sistem kardiovaskuler .31 saluran pencernaan bagian atas .32 saluran pencernaan bagian bawah .33 sistem pernafasan .34 sistem genitourinaria .38 sistem atau organ lainnya F45.4 gangguan nyeri somatoform lainnya F45.8 gangguan somatoform lainnya F45.9 gangguan somatoform YTT

F48 Ggn Neurotik Lainnya F48.0 Neurastenia F48.1 Sindroma Depersonalisasi – Derealisasi

9. Apa perbedaan dari takut, cemas dan panik?a. Cemas respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,

samar-samar atau konfliktual (memiliki kualitas menyelamatkan hidup)b. Rasa takut respon dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas atau

bukan bersifat konflik.c. Panic tidak disertai dengan adanya stimulus situasional yang dapat dikenali,

spontan dan tidak diperkirakan. terjadi anxietas berat (severe attack of autonomic anxiety) selama 1 bulan, serangan disertai (4 gejala/lebih) gejala spt palpitasi, sesak napas, nyeri dada, rasa takut mati, gemetar, mual, takut menjadi gila dll yang terjadi tiba2 dan mencapai puncaknya dalam 10 menit (<20 menit).

(Kaplan & PPDGJ)

10. Apa macam-macam dari phobia?11. DD?

Gangguan cemas Gangguan Panik Gangguan Fobik Gangguan Obsesif-kompulsif Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan stres Akut Gangguan Anxietas Menyeluruh

Gangguan somatoformGangguan dissosiasi

1. GANGGUAN CEMAS

Page 24: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

definisi, manifestasi klinis, etiologi sudah dibahas dinomor sebelumnya :D

1. GANGGUAN PANIK

Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.

PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA

Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan diri

Situasi dihindari, misal jarang bepergian Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan mental lain,

misal fobia sosial

PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK

Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan Sekurangnya satu serangan , diikuti satu atau lebih : kekawatiran menetap

Page 25: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

akan mengalami serangan tambahan, ketakutan tentang arti serangan, perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan

Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi medis umum

Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. misal gangguan obsesif - kompulsif.

Gangguan panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia

TERAPI

Konseling dan medikasi. Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik, akan berlalu.

Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

2. GANGGUAN FOBIK

Penelitian epidemiologis di Amerika Serikat menemukan 5 10 persen populasi menderita gangguan ini. FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dsb Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di depan umum, dsb

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Page 26: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan (obyek /situasi)

Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan kecemasan Menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan Situasi fobik dihindari

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap

3. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen. OBSESIF adalahpikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.

PEDOMAN DIAGNOSIS

= Pikiran, impuls, yang berulang = Perilaku yang berulang = Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak beralasan = Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan = Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.

TERAPI

Page 27: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.

4. GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA

Pasien dapat diklasifikasikan mendenta gangguan stres pasca-trauma, bila mereka mengalami suatu stres yang akan bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan.

Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari:

- pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten.

Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk)

Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasaca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda.

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA

A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati: o mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa

ancaman kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain

o respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara

Page 28: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

berikut:o rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang

kejadiano Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian o berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi

kembalio penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal

atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik

o reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan traumaD. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih

berikut: kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan.

E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau

gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

5. REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut.

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala

Page 29: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

permulaan berupa keadaan “ terpaku” , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas, kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.

6. GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhan-keluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Pasien harus menunjukan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut : kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, overaktivitas otonomik

7. GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESIKategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri. (Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ,SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER INDONESIA)

2. GANGGUAN SOMATOFORM

Page 30: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

o definisi: Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah

atau simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik.

Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.

Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psi’s atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit

o Klasifikasi:

3. GANGGUAN DISSOSIASI

o Definisi: Gangguan Disosiatif adalah sekelompok gangguan yang ditandai oleh suatu

kekacauan atau disosiasi dari fungsi identitas, ingatan atau kesadaran. Para individu yang menderita gangguan disosiatif tidak mampu mengingat berbagai

peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru.Gejala utama gangguan ini adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) antara lain:

- ingatan masa lalu- kesadaran identitas dan penginderaan (awareness of identity and immediate

sensations)- kontrol terhadap gerakan tubuh

o Macam-macamnya:o Gangguan Identitas Disosiatif o Amnesia Disosiatif o Fugue Disosiatif o Gangguan Depersonalisasi

Gangguan Konversi

HipokondriasisGangguan Dismorfik

TubuhSomatisasi Gangguan

Nyeri

Page 31: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

o ETIOLOGI

Istilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, dissosiasi, yang diduga menjadi penyebabnya.Pemikiran dasarnya adalah kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi, emosi dan motivasi.Namun dalam kondisi stres, memori trauma dapat disimpan dengan suatu cara sehingga di kemudian hari tidak dapat diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi orang yang bersangkutan, sehingga kemungkinan akibatnya adalah amnesia atau fugue.Pandangan behavioral mengenai gangguan disosiatif agak mirip dengan berbagai spekulasi awal tersebut. Secara umum para teoris behavioral menganggap dissosiasi sebagai respon penuh stres dan ingatan akan kejadian tersebut.

Etiologi GID. Terdapat dua teori besar mengenai GID.Salah satu teori berasumsi bahwa GID berawal pada masa kanak-kanak yang diakibatkan oleh penyiksaan secara fisik atau seksual. Penyiksaan tersebut mengakibatkan dissosiasi dan terbentuknya berbagai kepribadian lain sebagai suatu cara untuk mengatasi trauma (Gleaves, 1996).Teori lain beranggapan bahwa GID merupakan pelaksanaan peran sosial yang dipelajari. Berbagai kepribadian yang muncul pada masa dewasa umumnya karena berbagai sugesti yang diberikan terapis (Lilienfel dkk, 1999; Spanos, 1994).Dalam teori ini GID tidak dianggap sebagai penyimpangan kesadaran; masalahnya tidak terletak pada apakah GID benar-benar dialami atau tidak, namun bagaimana GID terjadi dan menetap.

Etiologi dari fugue disosiatif diduga psikologis. Faktor predisposisinya adalah: Keinginan untuk menarik diri dari pengalaman yang menyakitkan secara

emosional, Berbagai stresor dan faktor pribadi, seperti finansial, perkawinan, pekerjaan,

atau peperangan, Depresi, Usaha bunuh diri, Gangguan organik (khususnya epilepsi), Riwayat penyalahgunaan zat.

12. Apa saja Pemeriksaan fisik dan penunjang yg dilakukan oleh dokter?13. Apa terapi dari kasus diatas ?

pencegahan cemas1) Kontrol pernafasan yang baik

Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual.

Page 32: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

2) Melakukan relaksasi

Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada.Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

3) Intervensi kognitif

Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran.caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul.Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

4) Pendekatan agama

Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.

5) Pendekatan keluarga

Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan.Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga.Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

6) Olahraga

Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.

http://www.pikirdong.org/psikologi/psi18axdi.php

Page 33: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan menyeluruh adalah

pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat

1. PsikoterapiPendekatan psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi:a) Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung.b) Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien.c) Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali keuatan ego pasien. 2. FarmakoterapiGolongan benzodiazepine sebagai “drug of choice” dari semua obat yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamanannya. Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek antianxietas, anti konvulsan, anti insomnia, premdikasi tindakan operatif.a. Diazepam : ” broadspektrum”b. Nitrazepam : dosis anti-anxietas dan anti insomnia berdekatan lebih efektif sebagai anti insomniac. Clobazam : ”psychomotor performance” paling kurang terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktifd. Lorazepam : ” short half life benzodiazepine ” , untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal.e. Alprazolam : efektif untuk anxietas antisipatorik ” onset of action lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti depresi.

Page 34: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

Gangguan Panik

TERAPI

Konseling dan medikasi. Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik, akan berlalu.

Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg

Page 35: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8

malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

Gangguan Fobik

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap

GangguanObsesif-kompulsif

TERAPI

Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.

GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

TERAPI

Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.

Page 36: Rizqonyk Lbm 3 Sgd 8