Laporan Tutorial Bm Od

8
SKENARIO I SKENARIO 3 Penderita laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan benjolan di gusi RA kanan depan. Benjolan mulai dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan kecil dan terus membesar. EO terlihat bibir RA terangkat, lunak, sakit (+). Pemeriksaan IO benjolan regio 12,13, fluktuasi (+), permukaan licin. Mahkot gigi 12 terdorong ke medial sedagkan mahkota gigi 13 terdesak ke lateral. Drg melakukan pungsi dan terdapat cairan kuning bening. Apa kira-kira dx dn rencana perawatan yang akan dilakuan Drg? STEP 1 (Klarifikasi Istilah) 1. Pungsi : Proses penusukan yang berfungsi untuk mengeluarkan dan mengetahui cairan dalam tubuh. 2. Fluktuasi : Fluktuasi adalah suatu kondisi cairan yang teraba pada pembengkakan selain itu juga digunakan untuk mengetahui kekenyalan suatu pembengkakan. STEP 2 (Merumuskan Permasalahan) 1. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, apa diagnosa penyakit yang dialami pasien dan latar belakang terbentuknya diagnosa tersebut ? 1

description

ijni

Transcript of Laporan Tutorial Bm Od

Page 1: Laporan Tutorial Bm Od

SKENARIO I

SKENARIO 3

Penderita laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan benjolan di gusi

RA kanan depan. Benjolan mulai dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, awalnya

benjolan kecil dan terus membesar. EO terlihat bibir RA terangkat, lunak, sakit

(+). Pemeriksaan IO benjolan regio 12,13, fluktuasi (+), permukaan licin. Mahkot

gigi 12 terdorong ke medial sedagkan mahkota gigi 13 terdesak ke lateral. Drg

melakukan pungsi dan terdapat cairan kuning bening. Apa kira-kira dx dn rencana

perawatan yang akan dilakuan Drg?

STEP 1 (Klarifikasi Istilah)

1. Pungsi : Proses penusukan yang berfungsi untuk mengeluarkan dan

mengetahui cairan dalam tubuh.

2. Fluktuasi : Fluktuasi adalah suatu kondisi cairan yang teraba pada

pembengkakan selain itu juga digunakan untuk mengetahui kekenyalan

suatu pembengkakan.

STEP 2 (Merumuskan Permasalahan)

1. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, apa diagnosa penyakit yang

dialami pasien dan latar belakang terbentuknya diagnosa tersebut ?

2. Apa penyebab gigi 12 terdorong ke medial sedangkan gigi 13 terdorong ke

lateral pada skenario?

3. Bagaimana asal mula dari cairan kuning pada skenario ?

4. Apakah diagnosa banding dari penyakit yang di alami pasien ?

5. Dari diagnosa yang didapat apa rencana perawatan yang dilakukan beserta

indikasi dan kontra indikasinya ?

STEP 3 (Menganalisis Masalah)

1. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diagnosa yang didapat adalah

kista globulomaksilaris hal ini dikarenakan secara letak lesinya terdapat

1

Page 2: Laporan Tutorial Bm Od

diantara gigi insisive lateral dan caninus. Didapatkan lesi yang besar pada

pemeriksaan intraoral yang menyebabkan gigi insisive lateran dan caninus

terdorong. Jika penyakit yang dialami pasien adalah abses cenderung dapat

meresopsi akar gigi bukan seperti kista globulomaksilari yang memiiki

epitel pada dindingnya yang menyebabkan gigi terdorong. Terjadinya kista

biasanya kronis atau lama seperti di skenario dikatakan penyakit dialami

sejak 3 bulan yang lalu. Kemudian ketika dilakukan tes fungsi juga

didapatkan cairan kuning bening atau cairan kolestrin yang biasanya

terdapat pada kista sedangkan jika pada abses biasanya didapatkan pus.

2. Penyebab dari terdorongnya gigi 12 ke medial dan gigi 13 ke lateral pada

pasien disebabkan oleh pembesaran kista. Pembesaran kista

globulomaksilaris biasanya mendorong gigi insisive lateran dan caninus

tanpa mempengaruhi kevitalan gigi tersebut. Pada proses pembesaranya

kista biasanya mengalami peningkatan volume kandungan kista dan

proliferasi epitel.

A. Peningkatan Volume Kandungan Kista

Sel-sel berproliferasi dalam lapisan dari permukaan vaskular

jaringan penghubung sehingga membentuk suatu kapsul kista.

Setiap sel – sel kista menyebar dari membran dasar

dengan percabangan lapisan basal sehingga kista dapat membesar di 

dalam lingkungan tulang yang padat dengan mengeluarkan faktor-

faktor untuk meresorpsi tulang dari kapsul yang menstimulasi

pembentukan osteoclast. Proses ini lama kelamaan akan menyebabkan

gigi terdorong.

B. Proliferasi Epitel

Pembentukan dinding dalam membentuk proliferasi epitel adalah salah

satu dari proses penting peningkatan permukaan area kapsul dengan

akumulasi kandungan seluler. Pola mulrisentrik pertumbuhan kista

membawa proliferasi sel-sel epitel sebagai keratosis

mengak iba tkan   ekspans i   k i s t a .Ak t i f i t a s   ko l agenase  

2

Page 3: Laporan Tutorial Bm Od

meningka tkan  ko l agena l i s i s . Pertumbuhan tidak mengurangi

batas epitel akibat meningkatnya mitosis.

3. Cairan kuning pada kista disebabkan oleh proses rangsangan pada sisa

epitel pada proses penggabungan proc. Maxilaris dan pro. Globularis yang

menyebabkan kista yang berisi cairan kolestrin yg berasal dari kolestrol.

Cairan kista biasanya terdapat beberapa warna :

1. Warna kekuningan : Cairan berwarna kekuningan biasanya berasal dari

kolestrin atau kolestrol.

2. Warna kuning keruh : Cairan kolestrin yang bercampur dengan pus

dikarenakan infeksi pada kista.

4. Diagosa banding dari Kista Globulomaksilaris :

- Abses submukosa : Abses biasanya terjadi di gigi insisive yang dekat

dengan lokasi kista globulomaksilaris, Selain itu abses ini jika

diperiksa konsistensinya sama seperti kista globuromaksilaris yaitu

fluktuatif.

- Granuloma : Granuloma secara pemeriksaan intra oral memiliki

bentukan yang mirip dengan kista. Namun dapat dibedakan secara

radiologis dengan melihat pada dindingnya yg berbatas jelas tidak

seperti kista yang berbatas radiopak.

- Kista Radikuler : Kista Radikuler pada gigi insisive lateral dan caninus

pada pemeriksaa intra oral menyerupai kista globulomaksilaris. Namun

secara radiografis terlihat jika pada kista globulomaksilaris memiliki

bentuk seperti buah pir terbalik.

5. Penatalaksanaan kista globulomaksilaris ada 2 yaitu :

a. Enukleasi

Merupakan proses pengangkatan seluruh lesi kista tanpa terjadinya

perpecahan pada kista. Kista itu sendiri dapat dilakukan enukleasi

karena lapisan jaringan ikat antara komponen epitelial (melapisi aspek

anterior kista) dan dinding kista yang bertulang pada rongga mulut.

3

Page 4: Laporan Tutorial Bm Od

Lapisan ini akan lepas dan kista dapat diangkat dari kavitas yang

bertulang. Proses enukleasi sama dengan pengangkatan periosteum

dari tulang. Enukleasi pada kista seharusnya dilakukan secara hati –

hati untuk mencegah terjadinya lesi rekuren. Enukleasi diindikasikan

untuk lesi yang berukuran kecil.

Keuntungan :

• Pemeriksaan patologi dari seluruh kista dapat dilakukan 

• Pasien tidak dilakukan perawatan untuk kavitas marsupialisasi

dengan irigasi konstan 

• Jika akses flap mucoperiosteal sudah sembuh, pasien tidak merasa

terganggu lebih lama oleh kavitas kista yang ada

Kerugian :

Jika beberapa kondisi diindikasikan untuk marsupialisasi, enukleasi

bersifat merugikan seperti :

• Fraktur rahang

• Devitalisasi pada gigi

• Impaksi gigi

• Banyak jaringan normal yang terlibat

b. Marsupialisasi

Merupakan metode pembedahan yang menghasilkan surgical window

pada dinding kista, mengevakuasi isi kista dan memelihara kontinuitas

antara kista dan rongga mulut, sinus maksilary atau rongga nasal.

Proses ini mengurangi tekanan inrakista dan meningkatkan pengerutan

pada kista. Marsupialisasi dapat digunakan sebaga terapi tunggal atau

sebagai tahap preeliminary dalam perawatan dengan enukleasi.

Penatalaksanaan ini diindikasikan untuk lesi berukuran besar.

Keuntungan :

• Prosedur yang dilakukan sederhana

4

Page 5: Laporan Tutorial Bm Od

• Memisahkan struktur vital dari kerusakan akibat pembedahan

Kerugian :

• Jaringan patologi kemungkinan masih tertinggal di dalam kavitas 

• Tidak dapat dilakukan pemeriksaan histologi secara teliti 

• Terselip debris makanan akibat adanya kavitas 

• Pasien harus irigasi kavitas beberapa kali setiap hari

Step IV (Mapping)

5