LAPORAN-total-polifenol-ISTI.docx
-
Upload
mila-cassiopeia-yunjaeshipper -
Category
Documents
-
view
15 -
download
1
Transcript of LAPORAN-total-polifenol-ISTI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL
MATERI
PENGUJIAN TOTAL POLIFENOL KOMPONEN BIOAKTIF
PADA PANGAN SEGAR DAN OLAHAN
Disusun Oleh :
Nur Hanif Istikomah / 131710101086
Kelompok J / Kelas A
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
NOVEMBER, 2015
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan fungsional merupakan pangan yang mengandung komponen
bioaktif didalamnya. Ada banyak jenis komponen bioaktif yang dapat
memberikan efek sehat bagi tubuh manusia. Salah satu jenis pangan
kesehatan yang banyak dikembangkan dan diteliti adalah pangan kesehatan
yang mengandung antioksidan (Goldberg, 1994). Mengingat peranannya yang
mampu mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit kronis maka perhatian
banyak ditujukan pada upaya pencarian zat-zat antioksidan yang potensial
terutama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah. Salah
satu komponen bioaktif tersebut adalah polifenol yang dapat berfungsi
sebagai antioksidan bagi tubuh.
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan.
Zat ini memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam
molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah
larut dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa golongan bahan
polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin adalah
senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan fenolitik dijumpai pada protein,
alkaloid dan terpenoid (Harbone, 1987).
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian ekstraksi polifenol pada
beberapa minuman yang diketahui memiliki kandungan polifenol tinggi yaitu
kopi, kakao, teh. Sehingga data yang didapat dapat memberikan informasi
berapa banyaknya senyawa polifenol yang terkandung tiap bahan
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.2.1. Mengetahui cara ekstraksi komponen bioaktif khususnya senyawa
polifenol
1.2.2. Mengetahui prosedur analisa kandungan total polifenol
1.2.3. Mengetahui total komponen bioaktif polifenol dalam bahan segar
maupun bahan kemasan
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini
memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya.
Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam
pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa golongan bahan polimer penting
dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin adalah senyawa polifenol dan
kadang-kadang satuan fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan terpenoid
(Harbone, 1987). Senyawa fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan
mungkin hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat
dalam tumbuhan. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih
biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim. Semua senyawa fenol berupa
senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan kuat di daerah
spektrum UV. Selain itu secara khas senyawa fenol menunjukkan geseran
batokrom pada spektrumnya bila ditambahkan basa. Karena itu cara spektrumetri
penting terutama untuk identifikasi dan analisis kuantitatif senyawa fenol (Harbone,
1987).
Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna
daun saat musim gugur. Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran
serta biji-bijian. Rata-rata manusia mengkonsumsi polifenol dalam sehari sampai
23 mg. Khasiat dari polifenol adalah menurunkan kadar gula darah dan 21 efek
melindungi terhadap berbagai penyakit seperti kanker. Polifenol membantu
melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat memperlambat
penuaan dini (Arnelia, 2002).
Atau
Gambar 1.1. Struktur Phenol
Gambar 1.2 Struktur Polifenol
2.2 Kandungan polifenol Teh, Kopi, Kakao
Polifenol dapat ditemukan di beberapa tanaman yang diantaranya teh, kopi
dan kakao yang masing-masing memiliki kandungan dan jenis polifenol yang berbeda-
beda.
a. Kandungan Senyawa pada The
Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak
negara serta berbagai lapisan masyarakat (Tuminah, 2004). Teh juga mengandung
banyak bahan-bahan aktif yang bisa berfungsi sebagai antioksidan maupun
antimikroba (Gramza et al., 2005).
Kandungan senyawa teh sangat kompleks antaralain protein (15-20%); asam
amino seperti teanine, asam aspartat, tirosin, triptofan, glisin, serin, valin, leusin,
arginin (1-4%); karohidrat seperti selulosa, pectin, glukosa, fruktosa, sukrosa (5-
7%); lemak dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat; sterol dalam bentuk
stigmasterol; vitamin B,C,dan E; kafein dan teofilin; pigmen seperti karotenoid dan
klorofil; senyawa volatile seperti aldehida, alkohol, lakton, ester, dan hidrokarbon;
mineral dan elemen-elemen lain seperti Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn, Mo, Se, Na, P, Co,
Sr, Ni, K, F, dan Al (5%) (Cabrera et al., 2006).
Selain itu teh memiliki lebih dari 4000 campuran bioaktif dan sepertiganya
merupakan senyawa polifenol. Polifenol yang ditemukan dalam teh hampir
semuanya merupakan senyawa flavonoid (Sumpio, 2006). Senyawa flavonoid
tersebut merupakan hasil metabolisme sekunder dari tanaman yang berasal dari
reaksi kondensasi cinnamic acid bersama tiga gugus malonyl-CoA. Banyak jenis-
jenis flavonoid yang ada di dalam teh, tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi
menjadi enam kelompok besar (Cabrera et al., 2006).
Dari senyawa-senyawa polifenol tersebut, flavanol atau yang dikenal dengan
catechin, merupakan senyawa yang memyumbangkan berat 20-30% dari daun teh
yang kering. Senyawa catechin tidak berwarna, larut dalam air, dan berfungsi untuk
memberikan rasa pahit pada teh. Modifikasi pada catechin dapat mengubah warna,
aroma, dan rasa pada teh. Sebagai contoh, pengurangan kadar catechin dalam teh
dapat menambah kualitas aroma dari suatu teh (Cabrera et al., 2006).
Selain flavanol, ada juga senyawa yang disebut dengan flavonol. Quercetin,
myricetin, dan kaemferol merupakan contoh flavonol utama yang menjadi ekstrak
cair dari suatu teh. Flavonol biasanya ditemukan dalam bentuk glycosidic karena
bantuk yang non-glycosidic tidak dapat larut dalam air. Selain itu, di dalam teh juga
terdapat zat kafein (Cabrera et al., 2006).
b. Kandungan Senyawa pada Kakao
Tanaman kakao merupakan keturunan dari genus Theobroma, salah
satukelompok kecil tanaman yang berasal dari hulu sungai Amazon dan daerah-
daerahtropika lain di Amerika Tengah serta Amerika Selatan. Terdapat lebih dari
20species dalam genus ini, tetapi hanya Theobroma Cacao yang dibudidayakan
danmemberikan nilai ekonomis (Wood, 1975).
Buah kakao memiliki bagian-bagian antara lain kulit buah, pulp, plasenta dan
biji. Pulp merupakan salah satu bagian dari buah kakao yang mengandung
beberapa komponen kimia seperti air, albuminoid dan astringent, besi oksida,
garam potas dan garam Cu. Komposisi keping biji kakao dapat dilihat pada Tabel 1.
c. Kandungan Senyawa pada Kopi
Kopi mengandung beberapa komponen fenolik selain tokoferol yang
menunjukkan kapasitas antioksidan seperti asam klorogenat yang merupakan ester
dari beberapa asam sinamat dengan asam quinat, dan asam kafeat, asam ferulat
serta asam p-kaumarat yang terdapat yang terdapat dalam bentuk bebas. Senyawa
polifenol yang utama dalam kopi adalam asam klorogenat dan asam kafeat. Asam
klorogenat mencapai 90% dari total yang terdapat pada kopi (Mursu, et al., 2005
dalam Yusmarini, 2011).
Gambar 1. Strtuktur Kimia Polifenol asam klorogenat dan asam kafeat
senyawa polifenol yang terdapat pada kopi mempunyai beberapa aktivitas
biologis seperti kemampuan untuk memerangkap radikal bebas, meng-kelat
logam, memodulasi aktivitas enzim, mempengaruhi signal transduksi, aktivasi
faktor transkripsi dan ekspresi gen (Ursini et al, 1994 dalam Yusmarini, 2011).
2.3 Jenis-jenis Pengujian Total Polifenol
Dalam pengujian kandungan polifenol dalam suatu bahan pangan, maka
terlebih dahulu perlu dilakukan ekstraksi. Prosedur ekstraksi yang digunakan
tergantung dari jenis antioksidan yang ingin diekstrak. Pemilihan prosedur
ekstraksi yang tepat dapat meningkatkan konsentrasi relatif antioksidan dari bahan
dasar (Suhaj, 2004 dalam Nely, 2007). Tiga prosedur ekstraksi yang dapat
digunakan adalah ekstraksi dengan minyak dan lemak, ekstraksi dengan pelarut
organik, dan ekstraksi dengan supercritical fluid carbondioxide (Pokorny dan
Korczak, 2001 dalam Nely, 2007). Ekstraksi dengan pelarut organik tergantung
dari bahan material tertentu dan stabilized substrate. Beberapa teknik ekstraksi
sudah dipatenkan menggunakan pelarut organik tertentu dengan polaritas yang
berbeda, seperti petroleum eter, toluen, aseton, etanol, metanol, etil asetat, dan
air.
Contoh cara ekstraksi untuk dilakukan uji total polifenol dalam bahan daun gedi
yakni daun gedi yang telah bersih kemudian di keringkan pada oven dengan suhu
500C selama 12 jam kemudian sebanyak 100 gram sampel kering di ekstraksi
dengan menggunakan pelarut air panas selama 15 menit dan berulang sampai
pelarut berwarna jernih. Ekstrak yang didapat kemudian dipekatkan dengan
menggunakan rotary evaporator (Suoth, dkk., 2013).
Selanjutnya hasil ekstrak yang telah dievaporasi dilakukan uji total polifenol.
Kandungan total fenol dalam ekstrak ditentukan dengan metode Jeong et al.
(2005) dalam Suoth, dkk., (2013). Dalam sampel ekstrak sebanyak 1 mL
ditambahkan dengan 1 mL reagen Folin-Ciocalteu (50%) dalam tabung reaksi dan
kemudian campuran ini divortex selama 3 menit. Setelah interval waktu 3 menit,
ditambahkan 1 mL larutan Na2CO3 2%. Selanjutnya campuran disimpan dalam
ruang gelap selama 30 menit. Absorbansi ekstrak dibaca dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang750 nm. Hasilnya dinyatakan sebagai ekuivalen asam
galat dalam mg/kg ekstrak. Kurva kalibrasi dipersiapkan pada cara yang sama
menggunakan asam galat sebagai standar.
1. Metode Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Antioksidan in vivo dapat mencegah oksidasi terhadap target
biologis dengan berbagai cara, yaitu:
a. Menangkap ion logam untuk mencegah pembentukan spesies
oksigen/nitrogen reaktif.
b. Menangkap spesies oksigen/nitrogen reaktif secara langsung.
c. Menghambat enzim oksidatif (contoh: siklooksigenase)
d. Meningkatkan aktivitas enzim antioksidan.
Antioksidan dapat menangkap radikal bebas dengan beberapa
mekanisme, yaitu transfer atom hidrogen, transfer elektron tunggal, dan
baru-baru ini diketahui transfer elektron dengan memberikan proton (Moore, J.
dan Liangli Yu, 2007).
2. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)
Metode yang paling sering digunakan untuk menguji aktivitas
antioksidan tanaman obat adalah metode uji dengan menggunakan radikal
bebas DPPH. Tujuan metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi
yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Hal ini
dapat dicapai dengan cara menginterpretasikan data eksperimental dari
metode tersebut.
DPPH merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa
yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna untuk pengujian
aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu ekstrak. Karena adanya
elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada
517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan
penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri
sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat
mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning (Dehpour, A.A.,
Ebrahimzadeh, M.A., Fazel, N.S., dan Mohammad, N.S., 2009).
Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas
untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal
bebas. Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat dan sensitif
untuk pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak
tanaman (Koleva, I.I., van Beek, T.A., Linssen, J.P.H., de Groot, A., dan
Evstatieva, L.N., 2002; Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010).
3. ABTS●+ (2,2 azinobis (3-ethyl-benzothiazoline-6sulfonic-acid)
Metode pengukuran kemampuan menangkap radikal kation ABTS
(ABTS●+) merupakan metode dekolorisasi yang mengukur kapasitas
antioksidan secara langsung menangkap radikal kation ABTS●+ yang
dihasilkan dengan cara kimiawi. ABTS●+ adalah nitrogen yang menjadi
pusat radikal dengan karakteristik warna hijau-biru, yang kemudian akan
direduksi oleh antioksidan menjadi bentuk non radikal (ABTS) yang
tidak/kurang berwarna. Reaksi ini terukur pada absorbansi 734 nm pada
spektrofotometer. Hasilnya secara umum setara dengan kekuatan trolox
sebagai standar antioksidan (Moore, J. dan Liangli Yu, 2007).
Bahan dan persiapan larutan uji sebagai berikut: 0,5 fosfat bufer (PSB)
pH 7,4; 0,5 mM larutan trolox dalam pelarut yang sama untuk larutan
sampel, standar trolox 1-120 µM diencerkan pada pelarut yang sama, larutan
uji/ekstrak (pengenceran mungkin diperlukan untuk mendapatkan
absorbansi yang linier pada kurva standar); blanko yang mengandung 1
mL PBS dan 80µL pelarut; larutan ABTS●+: disiapkan 5 mM ABTS (2,2`-
azinobis (3-etilbenzotiazolin-6-asam sulfonat) garam diamonium) dalam air,
tambahkan 1 atau 2 spatula MnO menjadi ABTS teroksidasi (ABTS●+),
saring larutan dengan kertas saring whatman #1, encerkan dengan PBS
hingga absorbansi pada 1-cm cell, 734 nm adalah 0,7 (Moore, J. dan Liangli
Yu, 2007) .
Prosedur kerja sebagai berikut: lakukan penyesuaian dengan
panjang gelombang absorbansi pada spetrofotometer adalah 734 nm,
spektrofotometer blanko dengan larutan blanko, ditambahkan 1 ml larutan
ABTS+ dan 80 µl standar atau diencerkan ekstrak sampel ke dalam
tabung uji, biarkan tabung selama 30 detik diikuti vorteks selama 1 menit,
pindahkan ke dalam kuvet dan segera baca absorbansinya (Moore, J. dan
Liangli Yu, 2007).
4. Superoksida anion radikal (O2●-)
Metode pengukuran kemampuan menangkap radikal O2●-
dikembangkan untuk mengevaluasi kemampuan antioksidan hidrofilik yang
secara langsung bereaksi dengan radikal yang sesuai. Metode ini
mengukur kemampuan antioksidan terseleksi bersaing dengan suatu
molekul nitroblue tetrazolium (NBT), untuk menangkap O2●- yang dihasilkan
dari enzimatik hipoxantin-xantin oksidase (HPX-XOD) sistem. NBT memiliki
warna kuning yang akan direduksi oleh O2●- membentuk warna biru yang
akan yang akan terukur 560 nm pada spektrofotometer. Metode ini akan
menunjukkan sisa O2●- (%) (Moore, J. dan Liangli Yu, 2007).
Bahan dan persiapan larutan uji sebagai berikut: 50 mM fosfat bufer
(PBS) pH 7,4; disiapkan larutan uji 2 mM hypoxanthine (HPX) dalam PBS;
disiapkan larutan 0.56 U/mL xantin oksidase (XOD) dalam PBS; disiapkan
larutan 0,34 mM tretrazolium biru (NBT) dalam PBS; ekstrak sampel (Moore,
J. dan Liangli Yu, 2007).
Prosedur kerja sebagai berikut: disiapkan larutan blanko yang
mengandung 300 µl PBS, larutan 200 µl NBT dan larutan 500 µl HPX,
tera absorbansi pada 560 nm menjadi 0 dengan larutan blanko, tabahakan
larutan 200 µl NBT, larutan 500 µl HPX, dan larutan sampel 100 µl (ekstrak
sampel) atau pelarut untuk kontrol, vorteks selama 5 detik, tambahkan 200 µl
XOD dan atur segera timer, vorteks selama 30 detik, ukur absorbansi setiap
menit selama 10 menit (Moore, J. dan Liangli Yu, 2007).
BAB III. BAHAN DAN METODE
1. Bahan
1.1 Bahan Pangan
Pada praktikum ini digunakan dua jenis bahan yang meliputi;
1. Bahan segar : Teh (hijau dan hitam), kakao, kopi (arabika dan robusta)
2. Bahan minuman : Minuman teh hijau, teh hitam, kakao, kopi instan, kopi
instan dekafein dan kopi instan herbal.
1.2 Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan adalah :
1. Etanol
2. Follin Ciocalteau
3. Na2CO3
4. standar asam galat
5. aquades
2. Persiapan Bahan
Setiap Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah jenis bahan segar dan
bahan olahan. Teh segar, kopi dan kakao bubuk serta teh olahan yang dikemas
menjadi teh siap minum. Kemudian dilakukan penimbangan sebanyak 1,5 gram.
Untuk jenis minuman teh yang dalam kemasan tidak perlu dilakukan penimbangan.
3. Ekstraksi Senyawa Polifenol
Sebanyak 1,5 g sampel diekstraksi dengan melarutkan sampel pada 50
ml aquades hangat. Kemudian di aduk selama a10 menit agar bahan terlarut
dalam sampel dapat keluar dengan lebih cepat. Pelarutan dilakukan sebanyak
2 kali pengulangan. Setelah 10 menit dilakukan filtrasi menggunakan kertas
saring sehingga didapatkan filtrate dan residu. Kemudian filtrat dilakukan
peneraan dalam 50 ml aquades yang bertujuan untuk menurunkan
konsentrasi atau larutan. Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan kandungan
polifenol dalam sampel yang selanjutnya akan dianalisa.
Gambar 3. Ekstraksi Senyawa Polifenol
4. Prosedur Analisa
4.1. Analisa Kandungan Polifenol
Analisa total polifenol oleh kelompok 10 menggunakan bahan teh hijau
kepala djenggot dan teh siap minum zestea. Sampel yang telah ditera
dengan 50 ml aquades diambil 0,1 ml dan diletakkan pada tabung reaksi dan
ditambahkan 4,9 ml aquades yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi
sampel. Kemudian ditambahkan 0,5 ml Follin yang bertujuan agar senyawa
polifenol pada sampel dapat bereaksi dengan follin untuk membentuk larutan
berwarna yang dapat diukur absorbansinya. Kandungan senyawa pada
sampel ditunjukkan ketika semakin tinggi kandungan fenol pada sampel
maka akan semakin tinggi pula absorbansinya. Lalu dilakukan pengadukan
dengan vortex agar larutan homogen dan dilakukan pendiaman selama 5
menit untuk menstabilkan larutan karena proses pengadukan.
Setelah pendiaman selama 5 menit ditambahakan 1 ml Na2CO3 yang
berfungsi untuk mencipatakan kondisi basa agar terjadi reaksi antara
senyawa polifenol dengan reagen Follin Ciocalteau. Prinsip dari metode ini
adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru yang diukur pada
panjang gelombang 765 nm. Setelah ditambahkan Na2CO3 dilakukan vortex
lagi utuk menghomogenkan larutan dan bahan kima tambahan tersebut
setelah itu didiamkan selama 60 menit ditempat yang gelap yang bertujuan
Peneraan hingga 50 ml
Residu
Ekstrak Polifenol
Filtrasi
Pengadukan 10’
50 ml Aquades Ekstraksi Polifenol
1,5 g sampel
untuk mencegah terpaparnya senyawa polifenol oleh cahaya yang dapat
menyebabkan oksidasi senyawa polifenol. Setelah 60 menit maka dilakukan
pengukuran absorbansi menggunakan spektofotometer dengan panjang
gelombang 765 nm.
Gambar 4.1 Analisa Kandungan Total Polifenol
Tabel 1. Kurva Standar Analisa Total Polifenol
Konsentrasi Asam Galat (mg) Rata-rata Nilai Absorbans (765 nm)
0 0
0,014 0,155
0,027 0,327
0,041 0,497
0,054 0,652
0,068 0,834
0,081 1,002
0,095 1,198
0,108 1,395
0,122 1,475
Pengukuran absorbansi (λ=765 nm)
Pendiaman 60’ (tempat gelap)
1 ml Na2CO3 (7%) Pencampuran (vortex)
Pendiaman 5’
0,5 ml follin-ciocalteau Pencampuran (vortex)
0,1 ml sampel + 4,9 ml aquades
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.140
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
f(x) = 12.557597876576 x − 0.0125134704711327R² = 0.997724044042443
ABS
Linear (ABS)
Konsentrasi Asam Galat (mg)
Ab
sorb
ansi
(76
5 n
m)
3.4.2 Cara PerhitunganPersamaan dari kurva standar y = 12,558x – 0,0125
Rumus :
a. Total Polifenol (Bahan Segar) = xmg
0,1ml x
V .Total (50ml)B .Sampel (1,5 gram)
b. Total Polifenol (Minuman) = xmg
0,1ml
Perhitungan :
Ulangan 1
Ulangan 12
TOTAL POLIFENOL = A+B
2
Berikut cara perhitungan total polifenol :
Perhitungan Polifenol The
Abs 1
Abs 2
x=...... y=....
x=...... y=....
TP 1
TP 2 Rata-Rata (A)
Abs 1
Abs 1
x=...... y=....
x=...... y=....
TP 3
TP 3
Rata-Rata (B)
1. Blanko
0,017 = 12,558x-0,0125
X = (0,017+0,0125)/12,558
= 0,0023
Total polifenol = 0,0023mg
0,1ml= 0,0235 mg GAE/g
2. Zestea
a. 0,199= 12,558x-0,0125
X = (0,199+0,0125)/12,558
= 0,0168
Total polifenol = 0,0168mg
0,1ml= 0,1684 mg GAE/g
b. 0,778 = 12,558x-0,0125
X = (0,778+0,0125)/12,558
= 0,0629
Total polifenol = 0,0629mg
0,1ml= 0,6295 mg GAE/g
Rata-rata = 0,0168+0,0629
2= 0,0399 mg GAE/g
SD = √ (0,0168−0,0399)2+(0,0629−0,399)2
2−1 = 0,03260
RSD = 0,032600,0023
x 100 %= 1,388%
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil4.1.1 Hasil Pengamatan
Kelompok : A
Bahan : Bubuk kakao (A1) dan bubuk kakao (A2)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
A1 A2 A1 A2
0,022
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorban ssampel (765 ml) 0,481 0,306 0,542 0,256
Kelompok : B
Bahan : Bubuk kakao (A3) dan bubuk kakao (A4)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
A3 A4 A3 A4
0,041
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,701 0,212 0,576 0,287
Kelompok : C
Bahan : Kopi arabika (B1) danBubuk kopi (B2)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
B1 B2 B1 B2 0,024
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,997 0,415 0,977 0,412
Kelompok : D
Bahan : Bubuk kopi (B3) danBubuk kopi (B4)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
B3 B4 B3 B4
0,270
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,881 0,410 0,875 0,660
Kelompok : E
Bahan : Kopi robusta (B5) danbubuk kopi (B6)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
B5 B6 B5 B6
0,024
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 1,326 0,275 1,454 0,271
Kelompok : F
Bahan : kopi robusta (B9) danbubuk kopi (B10)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
B9 B10 B9 B10
0,015
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,217 0,267 0,187 0,212
Kelompok : G
Bahan : Teh hitam (C1) danTeh hitam (C2)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
C1 C2 C1 C2
0,011
Berat bahan (g) 1,5 - 1,5 -
Volume total ekstrak (ml) 50 - 50 -
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,649 0,045 0,677 0,028
Kelompok : H
Bahan : Teh hijau (C3) dan teh Oolong (C4)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
C3 C4 C3 C4
0,036
Berat bahan (g) 1,5 - 1,5 -
Volume total ekstrak (ml) 50 - 50 -
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 1,471 0,499 1,38 0,490
Kelompok : I
Bahan : Teh hijau (C5) dan teh hijau (C6)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
C5 C6 C5 C6
0,025
Berat bahan (g) 1,5 - 1,5 -
Volume total ekstrak (ml) 50 - 50 -
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 0,130 0,973 0,140 1,056
Kelompok : J
Bahan : Teh hijau (C7) dan teh hijau (C8)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
C7 C8 C7 C8
0,017
Berat bahan (g) 1,5 - 1,5 -
Volume total ekstrak (ml) 50 - 50 -
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 1,421 0,119 1,334 0,778
Kelompok : K
Bahan : Teh melati (C9) danTeh melati (C10)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
C9 C10 C9 C10
0,012
Berat bahan (g) 1,5 - 1,5 -
Volume total ekstrak (ml) 50 - 50 -
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765 ml) 1,001 0,279 0,995 0,450
Kelompok : L
Bahan : Bubuk kopi (B7) dan Bubuk kopi (B8)
URAIANUlangan 1 Ulangan 2 Blanko
B7 B8 B7 B8
0,024
Berat bahan (g) 1,5 1,5 1,5 1,5
Volume total ekstrak (ml) 50 50 50 50
Volume ekstrak untuk analisa
(ml)0,1 0,1 0,1 0,1
Absorbans sampel (765ml) 1,356 0,7361 1,214 0,822
4.1.2 Hasil Perhitungan
Tabel 1. Kandungan Polifenol pada Teh, Kopi dan Kakao
Bahan/sampel
minuman
Kandungan Total Polifenol (mg GAE/g)
Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata RSD (%)
A1 13,0666 14,7 13,8833 9,6072
A2 8,4333 7,1 7,76665 11,443
A3 18,9333 15,6333 17,2833 13,5014
A4 5,9667 7,9333 6,95 20,0086
B1 26,7957 26,2648 26,5303 1,4149
B2 11,2677 11,3474 11,3076 0,4908
B3 23,7000 23,5667 23,6334 0,397
B4 11,2000 17,8667 14,5334 32,44
B5 35,5333 38,9333 37,2333 6,457
B6 7,6333 7,5333 7,5833 0,9323
B9 6,0999 5,2999 5,6999 4,0790
B10 7,4189 5,9590 6,6889 1,8612
C1 0,0158 0,0073 0,0116 51,7241
C2 0,045 0,032 0,0385 23,6363
C3 39,3773 36,9618 38,1696 4,47
C4 0,4073 0,4001 0,4037 1,253
C5 3,782449 4,047884 3,9152 2,3969
C6 39,238 42,5425 40,8903 5,7144
C7 38,050 35,7408 36,8955 4,426
C8 0,1684 0,6295 0,0399 1,388
C9 26,9 26,7333 26,8166 2,1531
C10 0,232 0,368 0,3 173,8333
4.2 Pembahasan
4.2.1 Produk Murni
Rolas Te
a
Tong T
ji Gree
n Tea
Seka
r Aru
m Kopi Robusta
Murn
i
Visco Bubuk C
okelat
Murn
i
Seka
r Aru
m Kopi Blen
ding Ekse
len
Seka
r Aru
m Kopi arab
ika M
urni
Kopi O Aik
Chehong
Teh ke
pala Je
nggot
Sari W
angi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0.01163.915167
11.307613.8833
23.633426.5303
34.566736.8955 38.1696
Total Polifenol Produk MurniK
andu
ngan
Pol
ifen
il (m
g G
AE/
g).
Gambar 4.2.1 Kandungan Total Polifenol Murni
Pada praktikum pengujian aktivitas antioksidan sampel yang digunakan adalah
produk murni berbasis teh, kopi dan kakao. Produk murni yang dimaksud yaitu produk
yang diolah tanpa dilakukan penambahan bahan-bahan lain seperti pemanis,
pengawet, pewarna maupun bahan tambahan pangan lainnya. ). Pengujian kandungan
polifenol ini berdasarkan nilai absorbansi yang diperoleh dari masing-masing bahan.
Semakin tinggi nilai absorbansi suatu bahan maka kandungan total polifenol bahan
tersebut akan tinggi pula (Nely, 2007).
Berdasarkan data tersebut kandungan polifenol tertinggi berturut-turut pada
sampel Teh tertinggi yaitu Sariwangi Sari Melati sebesar 38,1696 mg GAE/g, Teh
Kepala Djenggot, TongTji Green Tea, dan Rolas Tea. Hal tersebut menunjukkan
bahwa teh hijau memiliki komposisi tertinggi dibandingkan teh oolong dan teh hitam.
Menurut Yen dan Chen (1995)aktivitas antioksidan dari ekstrak teh dalam menangkap
radikal bebas DPPH dari ekstrak teh hijau sebesar 59,4%, teh hitam 49,0% dan teh
Oolong 54,6%, masing-masing pada konsentrasi 500 μg/ml. Teh memiliki lebih dari
4000 campuran bioaktif dimana sepertiganya merupakan senyawa-senyawa polifenol.
Polifenol dapat berupa senyawa flavonoid ataupun non-flavonoid. Namun, polifenol
yang ditemukan dalam teh hampir semuanya merupakan senyawa flavonoid (Sumpio,
2006).
Teh telah dilaporkan memiliki lebih dari 4000 campuran bioaktif dimana
sepertiganya merupakan senyawa-senyawa polifenol. Polifenol merupakan cincin
benzene yang terikat pada gugus-gugus hidroksil. Polifenol dapat berupa senyawa
flavonoid ataupun non-flavonoid. Namun, polifenol yang ditemukan dalam teh hampir
semuanya merupakan senyawa flavonoid (Sumpio, 2006). Senyawa flavonoid tersebut
merupakan hasil metabolisme sekunder dari tanaman yang berasal dari reaksi
kondensasi cinnamic acid bersama tiga gugus malonyl-CoA. Banyak jenis-jenis
flavonoid yang ada di dalam teh, tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi menjadi
enam kelompok besar (Mahmood et al., 2010).
Khasiat utama teh berasal dari senyawa polifenol yang secara optimal
terkandung dalam daun teh yang masih muda. Daun teh hijau memiliki kandungan 15-
30% senyawa polifenol. Teh hijau diolah melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase
yang terdapat di dalam daun teh tanpa mengalami proses fermentasi. Hal ini berbeda
dengan teh lainnya yang mengalami proses semifermentasi maupun fermentasi.
Perbedaan dari proses pengolahan teh tersebut berpengaruh pada kandungan
polifenolnya. Kandungan polifenol dalam daun teh juga dipengaruhi oleh cuaca,
varietas, jenis tanah, dan tingkat kematangan daun ketika dipetik. (Sumpio, 2006).
Dari literatur menerangkan bahwa kandungan polifenol teh disebabkan beberapa hal,
salah satunya fermentasi pada Teh Hijau (Tong Tji Green tea) tidak dilakukan
fermentasi sehingga cenderung kandungannya tinggi sedangkan Sari Wangi
mengalami fermentasi.
Berdasarkan data tersebut kandungan polifenol tertinggi berturut-turut pada
sampel kopi adalah kopi o aik chehong sebesar 34,5667 mg GAE/g, sekar arum
torabika murni, sekar arum kopi blending ekselen, sekar arum kopi robusta murni. Hal
ini tidak sesuai dengan literature, pada literature dijelaskan proses pengolahan pada
kopi akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan senyawa polifenol dan
antioksidannya. Proses pemanasan seperti pengeringan dengan system spray drying
dapat memicu berlangsungnya interaksi antara senyawa fenolat dengan protein serta
terlepasnya polifenol terikat akibat perlakuan panas (Tiwari et al., 2006). Proses
pengecilan ukuran menyebabkan rusaknya permeabilitas sel maka polfenol akan
berkurang atau bahkan hilang, Hal ini dikarenakan proses pemanasan akan
meningkatkan pembentukan interaksi hidrofobik yang terlibat dalam interaksi antara
asam fenolat dan protein. Dari penjelasan diatas dikatakan bahwa dengan banyaknya
proses pengolahan menyebabkan total polifenol menurun. Dibandingkan dengan
sampel lainnya, kopi o aik chehong memiliki komposisi terbanyak meliputi Biji Kopi
70%, gula, garam, margarin. Kemudian komposisi kopi yang hanya 70% seharusnya
membuat total polifenol kopi o aik chehong lebih sedikit.
Berdasarkan data tersebut kandungan polifenol tertinggi berturut-turut pada
sampel kakao
4.2.2. Produk Olahan
Zeste
a Gree
n Tea
Teh Botol S
osro
The P
ucuk H
arum
Pro Fo
od Jahe C
hocholat
e
Seka
r Aru
m Komik
Visco 3 in
1
Seka
r Aru
m Reksa
Seka
r Aru
m Kopi Jahe S
achet
Visco 3 in
1
Kopi Jahe S
ekar
Arum
My Tea
Seka
r aru
m kopi b
landing e
kselen
Mirai O
cha
05
1015202530354045
0.03990.0385 0.3
6.68897.58337.766611.3474
14.533417.2833
21.016721.016723.6334
40.89025
Total Polifenol Produk Olahan