Lina Isnawati 131710101033 Thp-c Laporan Polifenol

download Lina Isnawati 131710101033 Thp-c Laporan Polifenol

of 45

description

laporan total polifenol beberapa jenis bahan

Transcript of Lina Isnawati 131710101033 Thp-c Laporan Polifenol

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL

    MATERI

    PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL

    SEBAGAI ANTIOKSIDAN

    Disusun Oleh :

    Lina Isnawati / 131710101033

    Kelompok F / THP-C

    JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    Nopember, 2015

  • BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tanpa disadari, dalam tubuh kita terbentuk radikal bebas secara terus-menerus,

    baik berupa proses metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi, dan akibat

    respon terhadap pengaruh dari luar tubuh, seperti polusi lingkungan, ultraviolet (UV),

    asap rokok dan lain-lain (Winarsi, 2007). Radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh ini

    bisa dihambat oleh antioksidan yang melengkapi sistem kekebalan tubuh. Namun,

    dengan bertambahnya usia seseorang,sel-sel tubuh mengalami degenerasi yang

    berdampak pada menurunnya respon imun di dalam tubuh. Akibatnya radikal bebas

    yang terbentuk didalam tubuh tidak lagi diimbangi oleh produksi antioksidan. Oleh

    karena itu, tubuh kita memerlukan suatu antioksidan eksogen yang dapat diperoleh

    dari buah-buahan dan sayur-sayuran.

    Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih

    elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Nely,

    2007). Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini

    memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol

    memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda

    (Hattenschwiler dan Vitousek, 2000). Polifenol adalah kelompok zat kimia yang

    ditemukan pada tumbuhan. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan

    mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Polifenol membantu

    melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat memperlambat

    penuaan dini (Arnelia, 2002).

    Tanaman pangan diketahui kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama

    polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan antimikroba. Biji kakao

    kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain : katekin, epikatekin ,

    proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya (Sartini, et al.,2007).

    Sumber antioksidan dari jenis tumbuhan lain adalah daun teh. Daun teh mengandung

    senyawa polifenol, khususnya golongan katekin (Farmiati, 2000). Selai kakao dan teh

    kopi juga mengandung senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan.

    Senyawa polifenol utama pada kopi adalah asam klorogenat dan asam kafeat (Mursu,

    et al., 2005).

    Kandungan polifenol berbagai jenis tumbuhan berbeda-beda. Beberapa jenis

    bahan pangan mengandung polifenol yang tinggi, sedangkan jenis bahan pangan lain

    mengandung polifenol yang rendah. Dengan demikian perlu dilakukan pengujian

  • kandungan total polifenol beberapa jenis bahan pangan untuk mengetahui kemampuan

    suatu bahan pangan sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebeas.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Adapun tujuan praktikum pengujian komponen bioaktif polifenol sebagai

    antioksidan adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui total polifenol dalam beberapa sampel bahan makanan,

    2. Mengetahui metode pengujian total polifenol menggunakan metode follin

    ciocalteu.

  • BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pegertian Polifenol

    Senyawa fenol dapat di definisikan secara kimiawi oleh adanya satu cincin

    aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol) substitusi hydroksil,

    termasuk derifat fungsionalnya. Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan

    pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam

    molekulnya. Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut

    yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut

    yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Turunan polifenol sebagai antioksidan

    dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang

    dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan

    radikal bebas. Polifenol merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap

    aktivitas antioksidan dalam buah dan sayuran (Hattenschwiler dan Vitousek, 2000).

    Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini

    memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya. Polifenol

    sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar

    (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan

    seperti lignin, melanin dan tanin adalah senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan

    fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan terpenoid (Harbone, 1987).

    Senyawa fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan mungkin hilang pada

    proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam tumbuhan. Ekstraksi

    senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih biasanya mencegah terjadinya

    oksidasi enzim. Semua senyawa fenol berupa senyawa aromatik sehingga semuanya

    menunjukkan serapan kuat di daerah spektrum UV. Selain itu secara khas senyawa

    fenol menunjukkan geseran batokrom pada spektrumnya bila ditambahkan basa.

    Karena itu cara spektrumetri penting terutama untuk identifikasi dan analisis kuantitatif

    senyawa fenol (Harbone, 1987). Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu

    tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Polifenol banyak ditemukan dalam

    buah-buahan, sayuran serta biji-bijian. Rata-rata manusia mengkonsumsi polifenol

    dalam sehari sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah menurunkan kadar gula

    darah dan efek melindungi terhadap berbagai penyakit seperti kanker. Polifenol

    membantu melawan pembentukan radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat

    memperlambat penuaan dini (Arnelia, 2002).

  • atau

    Gambar 2.1 Phenol

    Gambar 2.2 Poliphenol

    2.2 Metode Analisis Total Polifenol

    Metode analisis total polifenol yang digunakan dalam praktkum ini ialah metode

    Follin-ciocalteau. Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi

    kolorimetrik untuk mengukur semua senyawa fenolik dalam sampel uji. Pereaksi Folin-

    Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang dibentuk dari asam

    fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat. Pereaksi ini terbuat dari air, natrium

    tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin

    dan Ciocalteu, 1944). Pada kenyataannya reagen ini mengandung rangkaian polimerik

    yang memiliki bentukan umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO4)3- yang

    dikelilingi oleh beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Struktur tungsten

    dapat dengan bebas bersubstitusi dengan molibdenum.

    Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini

    mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropoli menjadi suatu

    kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa,

    tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya tidak stabil pada kondisi basa. Selama

    reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu,

    membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang

    belum diketahui dan dapat dideteksi dengan spektrofotometer. Warna biru yang

    terbentuk akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk,

    artinya semakin besar konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat

  • yang akan mereduksi asam heteropoli sehingga warna biru yang dihasilkan semakin

    pekat (Singleton dan Rossi, 1965).

    Gambar 2.3 Senyawa Fenolic dalam Suasana Basa

    Gambar 2.4 Reaksi senyawa fenol dengan pereaksi Folin-Ciocalteu

    2.3 Kandungan Polifenol Sampel

    2.3.1 Teh

    Sebagian besar kandungan polifenol teh hijau adalah katekin. Macam polifenol

    tersebut adalah epikatekin (EC), epikatekin galat (ECG), epigalokatekin (EGC),

    epigalokatekin galat (EGCG). Senyawa golongan katekin teh mampu menangkap

    radikal bebas seperti radikal DPPH, anion superoksid, radikal bebas lipid, dan radikal

    hidroksil (Sang dkk., 2003 dalam Irianti 2006).

    Senyawa fenolik atau polifenol merupakan sekelompok metabolit sekunder

    dengan cincin aromatik, terikat satu atau lebih substituen gugus hidroksi (OH)

    (Proestos dkk., 2006 dalam Irianti 2006). Zin dkk. (2004) dalam Irianti (2006)

    mengemukakan bahwa senyawa fenolik dianggap sebagai komponen antioksidatif

    terpenting pada tanaman, memberikan korelasi yang bagus antara konsentrasi fenolik

    dan aktivitas antioksidan.

  • 2.3.2 Kopi

    Kopi mempunyai kapasitas antiosidan 5-8 kali lebih tinggi dibandingkan teh

    (Natella, et al., 2002 dalam Yusmarini, 2011) dan salah satu komponen yang berperan

    adalah senyawa polifenol. Jumlah total polifenol untuk secangkir kopi rata-rata berkisar

    antara 200 550 mg. Salah satu komponen polifenol yang terdapat dalam jumlah yang

    banyak dalam kopi adalah asam klorogenat (Nardini, et al, 2002 dalam dalam

    Yusmarini, 2011). Senyawa polifenol yang terdapat dalam kopi mempunyai

    kemampuan untuk berinteraksi dengan protein yang berasal dari sumber yang lain. Hal

    ini mengakibatkan akan terganggunya absorbsi senyawa polifenol dan kemungkinan

    akan terjadinya pengurangan kekuatan antioksidan dari senyawa polifenol tersebut.

    Disamping itu proses pengolahan pada kopi juga akan memberikan pengaruh terhadap

    senyawa polifenol dan aktivitas antioksidannya (Yusmarini, 2011).

    Kopi mengandung beberapa komponen fenolik selain tokoferol yang

    menunjukkan kapasitas antioksidan seperti asam klorogenat yang merupakan ester

    dari beberapa asam sinamat dengan asam quinat, dan asam kafeat, dalam bentuk

    bebas (Nutella dan Scaccini 2002 dalam Yusmarini, 2011). Senyawa polifenol yang

    utama pada kopi ialah asam klorogenat dan asam kafeat. Jumlah asam klorogenat

    mencapai 90% dari toal fenol yang terdapat pada kopi (Mursu, et al, 2005 dalam

    Yusmarini, 2011).

    Senyawa polifenol yang terdapat pada kopi mempunyai beberapa aktivitas

    biologis seperti kemampuan untuk memerangkap radikal bebas, meng-kelat logam,

    memodulasi aktivitas enzim, mempengaruhi signal transduksi, aktivitas faktor

    transkripsi dan ekspresi gen (Ursini, et al, 1994; Natarajan, et al, 1996 dalam

    Yusmarini, 2011).

    2.3.3 Kakao

    Biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain : katekin,

    epikatekin , proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya. Biji kakao

    mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain : mempunyai

    kemampuan untuk memodulasi system immun, efek kemopreventif untuk pencegahan

    penyakit jantung koroner dan kanker (Othman et al, 2007; Weisburger, 2001; Keen,

    2005 dalam Sartini, et al, 2007), selain itu polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap

    beberapa bakteri patogen dan bakteri kariogenik ( Osawa et al, 2000; Bouchers, 2002;

    Lamuela-Raventos, 2005 dalam Sartini, et al, 2007). Kakao juga mempunyai kapasitas

    antioksidan lebih tinggi dibanding teh dan anggur merah (Lee et al, 2003 dalam Sartini,

    et al, 2007).

  • Polifenol golongan flavonoid terutama katekin dan epikatekin adalah

    komponen utama dalam produk kakao yang berperan sebagai antioksidan

    (Osakabe, et al, 1997 dalam Wardhani, et al, 2014 dan Supriyanto, et al, 2007).

    Polifenol kakao dapat mencegah terbentuknya radikal bebas, dapat melindungi

    oksidasi LDL darah, berpengaruh terhadap antimutagenik, dan dapat menghambat

    tumor (Yamagishi, et al, 2002 dalam Wardhani, et al, 2014).

  • BAB III. BAHAN DAN METODE

    3.1 Bahan

    3.1.1 Bahan pangan yang digunakan untuk analisa antara lain:

    1. Kakao, yang teridir dari beberapa produk sampel, antara lain:

    Sampel A1 (Komposisi: Bubuk kakao, vanili, soda kue)

    Sampel A2 (Komposisi: Bubuk kakao, gula, susu bubuk, vanili)

    Sampel A3 (Komposisi: Cokelat bubuk, gula halus, susu bubuk krimer, agar

    agar)

    Sampel A4 (Komposisi: Sari jahe segar, gula pasir, serbuk kakao, serai,

    garam)

    2. Kopi yang teridir dari beberapa produk sampel, antara lain:

    Sampel B1 (Komposisi: Kopi arabika).

    Sampel B2 (Komposisi: Kopi bubuk, ekstrak ginseng, gula, krimer).

    Sampel B3 (Komposisi: Kopi robusta, kopi arabika).

    Sampel B4 (Komposisi: Kopi bubuk, jahe, gula).

    Sampel B5 (Komposisi: Kopi robusta).

    Sampel B6 (Komposisi: Kopi bubuk minim kafein, gula, krimer).

    Sampel B7 (Komposisi: Biji Kopi 70%, gula, garam, margarin).

    Sampel B8 (Komposisi: Bubuk kopi, serbuk jahe).

    3. Teh yag terdiri dari beberapa prdouk sampel, antara lain:

    Sampel C1 (Komposisi: Teh hitam)

    Sampel C2 (Komposisi: Air, gula, ekstrak teh melati (teh dan bunga

    melati)/teh hitam)

    Sampel C3 (Komposisi: Teh hijau, perisa melati(mengandung lesitin

    kedelai), teh melati)

    Sampel C4 (Komposisi: Air, gula, ekstrak teh oolong (0,19%), perisa identik

    alami teh oolong, antioksidan asam askorbat, pengatur keasaman natrium

    karbonat)

    Sampel C5 (Komposisi: Daun teh hijau)

    Sampel C6 (Komposisi: Air, sirup fruktosa, gula, teh hijau bubuk (0,096%),

    perisa identik sakura, antioksidan, asam askorbat, pengatur keasaman

    natrium bikarbonat)

    Sampel C7 (Komposisi: Teh hijau)

  • Sampel C8 (Komposisi: Air, gula pasir, daun teh hijau dengan melati &

    vitamin C)

    Sampel C9 (Komposisi: Daun teh dan bunga melati)

    Sampel C10 (Komposisi: Air, gula, teh melati (daun teh + bunga melati),

    perisa identik bunga melati, penstabil)

    3.1.2 Bahan kimia yang digunakan dalam analisa

    1. Aquades

    2. Asam galat

    3. Larutan follin ciocalteu

    4. Larutan Na2CO3

    3.2 Persiapan Bahan

    Dalam praktikum ini tidak dilakukan preparasi bahan

    3.3 Ekstraksi Senyawa Polifenol

    3.3.1 Ekstraksi sampel padat

    Gambar 3.1 Skema Ekstraksi Senyawa Polifenol dalam Sampel Bahan Padat

    Senyawa polifenol dalam bahan padat diekstraksi dengan cara maserasi.

    Ekstraksi dengan cara maserasi merupakan proses pengekstrakan menggunakan

    pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

    Sampel bubuk

    Penimbangan 1,5 g

    Ekstraksi + 50 mL aquades

    hangat

    Pengadukan 10 menit

    Penyaringan dg kertas saring

    Peneraan hingga 50 mL

    Ekstrak sampel

    + aquades

    Filtrat

    Residu

  • kamar (Depkes RI, 2000). Metode ekstraksi dengan maserasi memiliki banyak

    keuntungan antara lain prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana, metode

    ekstraksi maserasi tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai

    (Hainrich, 2004).

    Dalam praktikum ini, setiap bahan uji yang digunakan sebanyak 22 sampel, yang

    terdiri dari sampel padat dan sampel cair. Pengekstrakan ini hanya dilakuakan untuk

    sampel padat. Masing-masing sampel padat dilakukan pengekstrakan ulangan

    sebanyak dua kali. Karena dalam pengujian total polifenol ini pengukuran total polifenol

    pada setiap sampel dilakukan pengulangan sebnayak dua kali.

    Ekstraksi metode maserasi ini dilakukan dengan cara pertama-tama bahan

    dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat secara pasti dari bahan yang akan

    digunakan. Dalam praktikum ini berat bahan yang akan diekstrak sebanyak 1,5 gram.

    Bahan tersebut dimasukkan dalam beaker glass, kemudian ditambahkan aquades

    hangat sebanyak 50 mL sebagai larutan pengekstrak. Aquades yang digunakan dalam

    proses pengekstrakan menggunakan aquades hangat, hal ini dilakukan untuk

    mempercepat proses pengektrakan bahan.Campuran bahan dan pelarut diaduk

    menggunakan spatula selama 10 menit. Pengdukan dilakukan agar proses ekstraski

    senyawa polifenol dalam bahan lebih efektif dan efisien, dengan polifenol yang

    terkekstrak optimal.

    Setelah 10 menit pengadukan campuran bahan dan pelarut tersebut dilakukan

    penyaringan menggunakan kertas saring. Hasil saringan (filtrat) yang diperoleh

    ditampung dalam labu takar 50 mL. Penyaringan dilakuka untuk memisahkan antara

    residu dan filtrat bahan, dimana polifenol terkstrak dalam filtrat, sehingga filtrat inilah

    yang kemudian akan digunakan untuk pengujian total polifenol. Filtrat yang telah

    tekstrak dalam labu takar 50 mL, kemudian ditetapkan volumenya menjadi 50 mL

    dengan cara ditera menggunakan aquades hingga volumenya 50 mL (sampai tanda

    batas pada labu ukur).

    Ekstrak sampel diambil 0,1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi untuk

    dilakukan analisis kansungan total polefnol. Ekstrak dianalisis kandungan total polifenol

    menggunakan metode follin ciocalteau.

  • 3.3.2 Prosedur Analisis Kandungan Total Polifenol

    1. Pembuatan kurva standart

    Gambar 3.2 Pembuatan Kurva Satandart

    Dalam praktikum, kandungan total polifenol ini kandungan total polifenol

    dalam sampel dihitung dengan nmenggunakan kurva standart yang dibuat dari

    asam galat (GAE) pada beberapa konsentrasi. Kandungan total polifenol dalam

    bahan dinyatakan sebagai mg GAE/g sampel. Kurva standar memberikan

    hubungan antara konsentrasi asam galat dengan absorbansinya (Adam, et

    al., 2013).

    Adapun pembuatan kurva standart menggunakan asam galat dengan

    konsentrasi 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500 L. Masing-

    masing asam galat dengan konsentrasi tersebut dimasukkan dalam masing-

    Asam galat konsentrasi 5 mg/ml

    0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350,

    400, 450, 500 l

    + aquadest

    + 0,5ml Folin Ciocalteau

    Pemasukkan dalam

    tabung reaksi

    Tera hingga 5 ml

    Vortex

    Pendiaman 30 menit

    dalam tempat gelap

    Pengukuran nilai

    absorbansi = 765 nm

    Pendiaman 5 menit

    + 1 ml Na2CO3

  • masing tabung reaksi dan dilakukan peneraan dengan aquades hingga

    volumenya menjadi 5 mL. Selanjutnya ditambahkan 0,5 mL follin-ciaucalteau.

    Larutan folin ini digunakan untuk membentuk larutan berwarna yang dapat

    diukur absorbansinya. Reagen Folin-Ciocalteu ini merupakan pereaksi spesifik

    untuk senyawa fenol (Waterhause, 1999). Semakin tinggi kandungan fenol

    (jumlah gugus hidroksil fenolik) suatu sampel, maka semakin tinggi pula

    absorbansinya. Campuran larutan sampel dan follin tersebut kemudian

    divorteks untuk menghomogenkan campuran larutan. Dan dilakukan

    pendiaman selam 5 menit agar terjadi reaksi reduksi follin.

    Selanjutnya dilakukan penambahan Na2CO3 (7%) pada larutan sebanyak 1

    mL dan dilakukan vorteks kembali untuk menghomogenkan campuran larutan.

    Na2CO3 ini berfungsi untuk menciptakan suasana basa yang akan mendorong

    terjadinya reaksi antara asam galat dengan reagen Folin Ciocalteau.

    Prinsip dari metode ini adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna

    biru yang dapat diukur pada panjang gelombang 765 nm. Warna biru dihasilkan

    dari reduksi kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat yang terdapat dalam pereaksi

    Folin Ciocalteau oleh senyawa polifenol dalam suasana basa.

    Larutan yang telah homogen kemudian ditutup dengan menggunakan

    alumunium foil pada diseluruh bagian tabung reaksi untuk mengkondisikan

    larutan tidak terpapar cahaya (pengkondisian gelap), dan dilakuakn pendiaman

    selama 30 menit. Pendiaman ditempat gelap ini bertujuan untuk mencegah

    terpaparnya senyawa polifenol oleh cahaya yang dapat menyebabkan oksidasi

    senyawa polifenol yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya

    kesalahan negatif pada analisis. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi

    menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 756 nm. Nilai

    absorbansi dari setiap konsentrasi asam galat yang diperoleh dibuat menjadi

    kurva stadart unuk perhitungan total polifenol sampel. Adapun kurva standart

    yang diperoleh adalah sebagai seperti pada gambar 3.3

  • Gambar 3.3 Gravik kurva standart

    2. Prosedur Analisi Kandungan Total Polifenol

    Ekstrak sampel

    Pengambilan 0,1 mL

    Pengocokan

    + aquades 4,9 mL

    + follin ciocalteu 0,5 mL

    Pendiaman 5 menit

    + Na2CO3 (7%) 1mL

    Pengocokan

    Pendiaman 30 mnt ditempat gelap

    Spektofotometri (765 nm)

    Pemasukan dalam tabung reaksi

    Peneraan hingga 5 mL

    berat sampel sesuai kurva

    jumlah cuplikan pengenceran

    Perhitugan total polifenol:

    Gambar 3.4 Prosedur Analisis Kandungan

  • Analisi kandungan total polifenol dilakukan secara spektrofotometri dengan

    metode follin-ciaucalteau (Slinkard & Singleton 1977 yang dimodifikasi). Pada

    prinsipnya kandungan total polifenol pada bahan dapat diukur berdasarkan

    kemampuan reagen Follin-ciaucalteau (campuran fosfomolibdat dan

    fosfotungstat) dalam mereduksi gugus hidroksil dari polifenol. Inti aromatis pada

    senyawa polifenol, yang berupa gugus hidroksil polifenol dapat mereduksi

    fosfomolibdat menjadi molibdenum yag berwarna biru. Kandungan total

    polifenol dalam bahan dinyatakan dalam GAE (Gallic Acid Aquivalent).

    Sampel ekstrak hasil ekstrasi sebelumnya diambil 0,1 mL menggunakan

    pipet dan dimasukkan dalam tabung reaski, kemudian dilakukan peneraan

    hingga volumenya menjadi 5 ml, peneraan dilakukan dengan penambahan

    aquades sebanyak 4,9 mL, sehingga terbentuk volume larutan 5 ml.

    Selanjutnya ditambahkan 0,5 mL follin-ciaucalteau. Larutan folin ini digunakan

    untuk membentuk larutan berwarna yang dapat diukur absorbansinya. Reagen

    Folin-Ciocalteu ini merupakan pereaksi spesifik untuk senyawa fenol

    (Waterhause, 1999). Semakin tinggi kandungan fenol (jumlah gugus hidroksil

    fenolik) suatu sampel, maka semakin tinggi pula absorbansinya. Campuran

    larutan sampel dan follin tersebut kemudian dikocok untuk menghomogenkan

    campuran larutan. Dan dilakukan pendiaman selam 5 menit agar terjadi reaksi

    reduksi follin.

    Selanjutnya dilakukan penambahan Na2CO3 (7%) pada larutan sebanyak 1

    mL dan dilakukan pengocokan kembali untuk menghomogenkan campuran

    larutan. Na2CO3 ini berfungsi untuk menciptakan suasana basa yang akan

    mendorong terjadinya reaksi antara senyawa polifenol dengan reagen Folin

    Ciocalteau.

    Prinsip dari metode ini adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna

    biru yang dapat diukur pada panjang gelombang 765 nm. Warna biru dihasilkan

    dari reduksi kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat yang terdapat dalam pereaksi

    Folin Ciocalteau oleh senyawa polifenol dalam suasana basa.

    Larutan yang telah homogen kemudian ditutup dengan menggunakan

    alumunium foil pada diseluruh bagian tabung reaksi untuk mengkondisikan

    larutan tidak terpapar cahaya (pengkondisian gelap), dan dilakuakn pendiaman

    selama 60 menit. Pendiaman ditempat gelap ini bertujuan untuk mencegah

    terpaparnya senyawa polifenol oleh cahaya yang dapat menyebabkan oksidasi

    senyawa polifenol yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya

  • kesalahan negatif pada analisis. Kemudian dilakukan pengukuran absorbansi

    menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 756 nm.

    Kandungan total polifenol dalam sampel ekstrak dihitung dengan

    meggunakan kurva standarat yang dibuat dari sama galat (GAL) pada

    beberapa konsentrasi. Kandungan total polifenol dalam bahan dinyatakan

    sebagai mg GAE/G sampel, dengan ketentuan rumus:

    3. Contoh Perhitungan

    Perhitungan total polifenol dihitung dengan rumus:

    Contoh:

    Sampel B7 ((Biji Kopi 70%, gula, garam, margarin)

    Ulangan 1

    Y = 12,558 x - 0,0125

    0,416 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0341

    Total polifenol =

    x

    = 11,3739 mg GAE/g

    Ulangan 2

    Y = 12,558 x - 0,0125

    0,326 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0270

    Total polifenol =

    x

    = 8,9850 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 10,1795 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 1,6892

    Total polifenol = berat sampel sesuai kurva

    jumlah cuplikan pengenceran

    Total polifenol = berat sampel sesuai kurva

    jumlah cuplikan pengenceran

  • RSD =

    x 100%

    = 16,5943%

    Sampel B8

    Ulangan 1

    Y = 12,558 x - 0,0125

    1,011 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0815

    Total polifenol =

    x

    = 27,1673 mg GAE/g

    Ulangan 2

    Y = 12,558 x - 0,0125

    1,508 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1211

    Total polifenol =

    x

    = 40,3594 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 33,7634 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 9,3282

    RSD =

    x 100%

    = 27,6283%

  • BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Tabel 5.1 Total kandungan polifenol bubuk kakao, bubuk kopi, dan teh

    Sampel Total Polifenol (mg GAE/g)

    Rata-rata SD RSD Ulangan 1 Ulangan 2

    A1 13,8424 13,8424 13,8424 0,0000 0,0000

    A2 7,3924 6,5961 6,9943 0,5631 8,0505

    A3 8,5868 9,5955 9,0912 0,7133 7,8456

    A4 4,8176 5,1096 4,9636 0,2065 4,1598

    B1 25,0703 25,7605 25,4154 0,4880 1,9203

    B2 11,6128 13,2054 12,4091 1,1261 9,0751

    B3 0,117 0,114 0,1155 0,0021 1,8366

    B4 9,4667 9,3333 9,4000 0,0943 1,0035

    B5 31,7062 36,8291 34,2677 3,6224 10,5710

    B6 6,1714 6,2245 6,1980 0,0375 0,6058

    B7 11,3739 8,985 10,1795 1,6892 16,5943

    B8 27,1673 40,3594 33,7634 9,3282 27,6283

    C1 49,4373 49,4373 0,0000 0,0000

    C2 0,0044 0,0038 0,0041 0,0004 10,3479

    C3 12,2498 38,3952 25,3225 18,4876 73,0085

    C4 0,0038 0,0052 0,0045 0,0010 21,9989

    C5 90,3333 92,6667 91,5000 1,6500 1,8032

    C6 0,0035 0,0033 0,0034 0,0001 4,1595

    C7 26,9815 35,7674 31,3745 6,2126 19,8014

    C8 0,0054 0,0057 0,0056 0,0002 3,8222

    C9 23,8759 22,0444 22,9602 1,2951 5,6405

    C10 0,0025 0,003 0,0028 0,0004 12,8565

  • 3.2 Pembahasan

    Penentuan kandungan total fenol dilakukan untuk mengetahui potensi

    penangkal radikal bebas dalam suatu ekstrak. Analisis total fenol dengan metode ini

    menggunakan reagen folin ciocalteu dan pada penentuan kadar fenol perlu dibuat

    kurva standar yang menggunakan standar asam galat. Kurva standar yang

    memberikan hubungan antara konsentrasi asam galat dengan absorbansinya

    (Adam, 2013).

    Data aktivitas atioksidan yang diperoleh diolah, kemudian ditabulasi dan

    dinarasikan secara deskriptif. Hasil analisis oleh gold standart dihitung nilai Relative

    Standart Deviation (RSD). Bila RSD hitug lebih kecil dari RSD yang dihitung maka data

    dapa dterima (Dhyanaputri, 2013). Presisi atau ketelitian hasil analisis aktivitas

    antioksidan diukur dengan menghitung Standart Deviasi (SD) dari data yag diadapt

    kemudian dihitung niali Relative Standart Deviation (RSD) atau keovisien keragaman.

    Jika nilai RSD lebih kecil dari atau sama dengan 5% maka data terebut dapat diterima

    atau dapat dikatakan presisis (Neilsen, 2003)

    Gambar 3.5 Grafik rata-rata total polifenol sampel

    Grafik diatas merupakan grafik rata-rata total polienol yang terkandung dalam

    sampel uji. Sampel A merupakan sampel yang berupa produk kakao, sampel B

    merupakan sampel produk kopi, dan sampel C merupakan produk teh dengan

    berbagai macam olahan.

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    C10 C6 C2 C4 C8 B3 A4 B6 A2 A3 B4 B7 B2 A1 C9 C3 B1 C7 B8 B5 C1 C5

    Sampel

    To

    tal

    Po

    life

    no

    l (m

    g G

    AE

    /g)

  • Berdasarkan gambar 3.5 secara keseluruhan rata-rata kandungan total polifenol

    yang paling rendah pada sampel C10 dengan total polifenol senesar 0,0028 mg GAE/g,

    sedangkan yang paling besar pada sampel C5 dengan total polifenol sebesar 91,5 mg

    GAE/g. Sampel C10 merupakan sampel teh RTD (Ready to Drink) yang memiliki

    komposisi air, gula, teh melati (daun teh + bunga melati), perisa identik bunga melati,

    penstabil. Sedanggkan sampel C5 merupakan sampel teh yang merupakan teh hijau.

    Kandungan total polifenol yang berbeda pada kedua sampel ini dimungkinakn

    disebabakan karena pengolahan sampel yang menyebabkan beberapa komponen

    polifenol mengalami oksidasi. Dimunginkan selama pengolahan teh siap minum (RTD)

    banyak banyak kandungan polifenol yang mengalami oksidasi, sehingga kandungan

    polifenol bahan semakin rendah. Peristiwa oksidasi polifenol udara dipercepat oleh

    pengaruh suhu. Pada oksidasi polifenol atom H pada gugus OH diambil oleh senyawa

    pengoksidasi, sehingga menjadi tidak dikenal sebagai polifenol pada hasil analisis

    kadar polifenol. Semakin banyak atom H yang diambil, makin kecil kadar polifenol yang

    terukur (Ribereau Gayon, 1972 dalam Supriyanto, 2007). Sedangkan pada teh hijau

    yang memiliki kandungan polifenol tinggi disebabkan karena teh hijau merupakan teh

    yang tidak mengalami proses fermentasi. Dalam pengolahan teh, selam proses

    fermentasi polifenol teroksidasi oleh polifenol oksidase membentuk quinon dan

    diquinon (Biehl, 1984; Voigt,et al., 1994).

    Pada praktikum total polifenol ini secara keseluruhan nilai SD (Sandart Deviation)

    yang diperoleh berkisar antara 0 - 18,4876%. Dan nilai RSD yang diperoleh pada tiap

    ulangan masing-masing sampel berkisar anatara 0 - 73,0085%. Nilai % RSD (Relative

    Standart Deviation) yang dapat diterima ialah

  • Nilai rata-rata kandungan total polifenol pada sampel yang berupa kakao (sampel

    A) berkisar antara 4,9636 13,8424 mg GAE/g. Nilai rata-rata total polifenol untuk

    sampel A1 yang berbahan bubuk kako, vanili dan soda kue sebesar 13,8424 mg

    GAE/g. Sampel A2 yang bebahan bubuk kakao, gula, susu bubuk dan vanili, memiliki

    nilai rata-rata total polifenol sebesar 6,9943 mg GAE/g. Sampel A3 yang berbahan

    coklat bubuk, gula halus, susu bubuk krimer dan agar-agar, memiliki nilai rata-rata total

    polifenol sebesar 9,0912 mg GAE/g. Dan sampel A4 yang memiliki komoposisi sari

    jahe segar, gula pasir, serbuk kakao, serai dan garam, memiliki rata-rata nilai

    kandungan total polifenol sebesar 4,9636 mg GAE/g. Berdasarkan nilai tersebut dapat

    diketahui. Perbedaan rata-rata kandungan total polifenol setiap sampel ini

    dimungkinkan karena kadar penambahan kakao pada setiap produk berbeda-beda

    sehingga kandungan total polifenol dalam sampel juga berbeda. Semakin banyak

    kadar penambahan kakao pada produk, maka kandungan total polifenol yang

    terkandung juga akan besar. Selain kadar penambahan kakao proses pengolahan

    dengan menggunakan panas juga dapat mempengaruhi kadar polifenol dalam sampel.

    Peristiwa oksidasi polifenol udara dipercepat oleh pengaruh suhu. Pada oksidasi

    polifenol atom H pada gugus OH diambil oleh senyawa pengoksidasi, sehingga

    menjadi tidak dikenal sebagai polifenol pada hasil analisis kadar polifenol. Semakin

    banyak atom H yang diambil, makin kecil kadar polifenol yang terukur (Ribereau Gayon,

    1972 dalam Supriyanto, 2007).

    . Nilai SD pada masing-masing pengulangan untuk sampel A1 yang memiliki nilai

    rata-rata total polifenol tinggi adalah 0% dan nilai RSD yang dimiliki ialah 0Sedangkan

    untuk sampel A4 memiliki kepresisian yang yang baik karena nilai SD yang dimiliki

    sebesar 0,2065%, sedangakan nilai RSD yang dimiliki yaitu 4,1598%. %. Hal ini

    menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan telah memenuhi syarat

    kepresisian atau sangat presisi karena nilai RSD nya termasuk pada kisran nilai RSD

    yang dapet diterima, yaitu dibawah 5%.

    Pada sampel B yang merupakan sampel berupa produk kopi memiliki rata-rata

    kandungan total polifenol berkisar atara 0,115534,2677 mg GAE/g. Rata-rata nilai

    total kandungan polifenol untuk sampel B1 yang merupakan jenis kopi arabika sebesar

    25,4154 mg GAE/g. Sampel B2 yang memiliki komposisi terdiri dari kopi bubuk,

    ekstrak ginseng, gula, krimer memiliki kandungan total polifenol sebesar 12,4091 mg

    GAE/g. Sampel B3 yang memiliki komposisi terdiri dari kopi robusta, kopi arabika

    memiliki kandungan total polifenol sebesar 0,1155. mg GAE/g. Sampel B4 yang

    memiliki komposisi terdiri dari kopi bubuk, jahe, gula memiliki kandungan total polifenol

  • sebesar 9,4 mg GAE/g. Sampel B5 yang merupakan kopi robusta memiliki kandungan

    total polifenol sebesar 34,2677. Sampel B6 yang memiliki komposisi terdiri dari kopi

    bubuk minim kafein, gula, krimer memiliki kandungan total polfenol sebesar 6,1980 mg

    GAE/g. Sampel B7 yang memiliki komposisi terdiri biji kopi 70%, gula, garam,

    margarin memiliki kandungan total polfenol sebesar 10,1795 mg GAE/g.Sampel B8

    yang memiliki komposisi terdiri bubuk kopi, serbuk jahe memiliki kandungan total

    polfenol sebesar 33,7634 mg GAE/g.

    Secara keseluruhan nilai SD untuk sampel kopi dengan label B ini berkisar anatar

    0,0021- 9,3282%, dengan nilai RSD berkisar anatara 0,6058- 27,6283%, seperti yang

    dapat dilihat pada tabel 5.1. Secara keseluruhan, hampir semua data memiliki

    kepresisian yang baik yaitu dengan ditunjukkannya niali SD dibawah 5%, kecuali untuk

    sampel B8 yang memiliki nilai SD lebih dari 5%. Sedangkan untuk nilai RSD 50%

    sampel memiliki nialia RSD dibawah 5% dari pengulangan setiap sampel, sedangkan

    50% sampel lainnya belum memenuhi syarat kepresisian karena memiliki niali RSD

    yang lebih dari range nilai RSD yang diperbolehkan. Nilai RSD yang lebih dari

  • tahap pengolahan bahan pangan pilfenol yang merupakan salah satu antioksidan yang

    paling dominan dalam bahan yang digunakan, dapat mengalami oksidasi. Dari literatur

    menjelaskan bahwa, pada proses fermentasi kandungan polifenol banyak berkurang

    melalui proses oksidasi, polimerisasi, dan pengikatan oleh protein (Nazaruddin et al,

    2006). Sampel yag berupa kopi, teh ataupun kakao dalam pengolahannya dilakukan

    proses fermentasi yang dimungkinakan polifenol mengalami oksidasi. Selain itu,

    peristiwa oksidasi polifenol udara dipercepat oleh pengaruh suhu. Pada oksidasi

    polifenol atom H pada gugus OH diambil oleh senyawa pengoksidasi, sehingga

    menjadi tidak dikenal sebagai polifenol pada hasil analisis kadar polifenol. Semakin

    banyak atom H yang diambil, makin kecil kadar polifenol yang terukur (Ribereau Gayon,

    1972 dalam Supriyanto, 2007).

  • BAB V. KESIMPULAN

    Adapun kesimpulan dari praktikum analisa total polifenol adalah sebagai berikut:

    1. Secara keseluruhan rata-rata kadar total polifenol yang paling tinggi ialah pada

    sampel C5 (teh hijau) dengan total polifenol sebesar 91,5 mg GAE/g. Sedangkan

    kandungan total polifenol yang paling rendah pada sampel C10 dengan total

    polifenol senesar 0,0028 mg GAE/g. Sampel C10 merupakan sampel teh RTD

    (Ready to Drink) yang memiliki komposisi air, gula, teh melati (daun teh + bunga

    melati), perisa identik bunga melati, penstabil.

    2. Prinsip pengujian total polifenol metode Follin-ciaocalteau ialah oksidasi gugus

    fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam

    heteropoli menjadi suatu kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya

    terdapat pada larutan basa, tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya tidak

    stabil pada kondisi basa. Selama reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil

    bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-

    fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat

    dideteksi dengan spektrofotometer.

    3. Secara keseluruhan tingkat keakurasian dan kepresisian data yang diperoleh pda

    praktikum analisa total polifenol ini kurang baik, dengan adanya nilai SD dan RSD

    pada setiap pengulangan sampel yang memiliki nilai lebih dari 5%.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adam, Conchita., Gregoria S. S. Djarkasi., Maya M. Ludon., Tineke Langi. 2013.

    Determining Total Phenol and Antioxidant Activity Extracts of Leaf Leilem

    (Clerodendrum minahassae. Jurnal Penelitian Teknologi Pertanian Fakultas

    Pertanian Universiats Samratulangi.

    Arnelia. 2002. Fito-Kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker http://Puslitbangbogor.go.id/ 12 November 20015.

    Biehl, B., 1984. Cocoa Fermentation and Problems of Acidity, Over Fermentation and

    Low Cocoa Flavor. Proceedings of the Internatinal Comference of Cocoa and

    Coconut, Kualalumpur. No. 561-566.

    Departemen Kesehatan RI. 2000. Prameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktoral Jendral POM-Depkes RI.

    Folin, Octo, Ciocalteu, Vintila, 1944, On Tyrosine and Tryptophane Determinations in Proteins, Jour.Bio.Chem., 73 : 627-650, 1927, in. Todd-Sanford, 10, 412.

    Hainrich, Michael., Barnes, Joanne., Gibbons, Simon., Williamso, Elizabeth M. 2004. Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapi. Hungary: Elsevier.

    Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

    Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.

    Hattenschwiller, S dan Vitousek, P. M. 2000. The role of polyphenols interrestrial

    ecosystem nutrient cycling. Review PII: S0169-5347(00)01861-9 TREE vol. 15, no.

    6 June 2000.

    Irianti, Tatang., Nanang Fakhrudin., Sigit Hartono. 2006. Perbandingan Inhibisi Ekstrak Air Daun Teh (Camellia sinensis (L) O.K.) terhadap Vitamin C pada Fotodegradasi Tirosin yang Diinduksi Ketoprofen dan Kandungan Fenolik Totalnya. Jurnal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

    Neilsen, S.S. 2003. Food Analysis. New York: Plenun Publishers.

    Nely. Fani. 2007. Aktivitas Antioksidan Rempah Pasar dan Bubuk Rempah Pabrik

    dengan Metode Polyfenol dan Uji Aom. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Jurusan

    Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor.

    Romero, R., Bagur, M.G., Gazquez, D., Sanchez-Vinas, M., Cuadros-Rodrigues, L., and Ortega, M. 2004. Estimation of the Main Source of Uncertainty in Chromatographic Analysis: Determination of Biogenic Amines. LCGC The Application Notebook: Supplement To LCGC North America, June: 95103

    Sartini., M. Natsir Djide., Gemini Alam. 2007. Ekstraksi Komponen Bioaktif Dari Limbah Kulit Buah Kakao Dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba. Jurnal Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassar.

  • Singleton, V.L. and Rossi, J.A., 1965, Colorimetry of Total Phenolic with Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagent, Am. J. Enol. Vitic, 16, 147.

    Supriyanto., Haryadi., Budi Rhardjo., Djagal Wiseso Marseno. 2007. Perubahan Suhu, Kadar Air, Warna, Kadar Polifenol, Dan Aktivitas Kakao selam Penyangraian dengan Energi Mikro. Jurnal Agritech, Vol. 27, No. 1 Maret 2007.

    Wardhani, Mustika Rohma., Teti Estiasih. 2014. Pengaruh Seduhan Bubuk Kakao Lindak Terhadap Stres Oksidatif Tikus Wistar Jantan Akibat Pemberian Minyak Jelantah. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2 No.2 p.43-49, April 2014.

    Waterhouse, A., 1999, FolinCiocalteau Micro Method For Total Phenol In Wine,

    Department of Viticulture & Enology University of California, Davis, 152-178

    Winarsi,H.2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

    Yusmarini dan Efendi, R. 2004. Evalusi Mutu Soyghurt yang Dibuat dengan Penambahan Beberapa Jenis Gula. Universitas Riau. Pekanbaru. Jurnal Natur Indonesia. G(2): 104-110

  • DATA PENGAMATAN

    Kel. Sampel

    Total Polifenol

    Ulangan 1

    Ulangan 2

    1 A1 Bubuk kakao, vanili, soda kue 13,8424 13,8424

    A2 Bubuk kakao, gula, susu bubuk, vanili 7,3924 6,5961

    2

    A3 Cokelat bubuk, gula halus, susu bubuk krimer, agar agar

    8,5868 9,5955

    A4 Sari jahe segar, gula pasir, serbuk kakao, serai, garam

    4,8176 5,1096

    3 B1 Kopi arabika 25,0703 25,7605

    B2 Kopi bubuk, ekstrak ginseng, gula, krimer 11,6128 13,2054

    4 B3 Kopi robusta, kopi arabika 0,117 0,114

    B4 Kopi bubuk, jahe, gula 9,4667 9,3333

    5 B5 Kopi robusta 31,7062 36,8291

    B6 Kopi bubuk minim kafein, gula, krimer 6,1714 6,2245

    6 B7 Biji Kopi 70%, gula, garam, margarin 11,3739 8,985

    B8 Bubuk kopi, serbuk jahe 27,1673 40,3594

    7

    C1 Teh hitam 49,4373

    C2 Air, gula, ekstrak teh melati (teh dan bunga melati)/teh hitam

    0,0044 0,0038

    8

    C3 Teh hijau, perisa melati(mengandung lesitin kedelai), teh melati

    12,2498 38,3952

    C4 Air, gula, ekstrak teh oolong (0,19%), perisa identik alami teh oolong, antioksidan asam askorbat, pengatur keasaman natrium karbonat

    0,0038 0,0052

    9

    C5 Daun teh hijau 90,3333 92,6667

    C6 Air, sirup fruktosa, gula, teh hijau bubuk (0,096%), perisa identik sakura, antioksidan, asam askorbat, pengatur keasaman natrium bikarbonat

    0,0035 0,0033

    10

    C7 Teh hijau 26,9815 35,7674

    C8 Air, gula pasir, daun teh hijau dengan melati & vitamin C

    0,0054 0,0057

    11

    C9 Daun teh dan bunga melati 23,8759 22,0444

    C10 Air, gula, teh melati (daun teh + bunga melati), perisa identik bunga melati, penstabil

    0,0025 0,003

  • LAMPIRAN PERHITUNGAN

    Total Polifenol

    Y = 12,558 x - 0,0125

    Total polifenol =

    x pengenceran

    SD= ( ) ( )

    ( )

    RSD=

    x 100%

    A1

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,509 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0415

    Total polifenol =

    x

    = 13,8424 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,509 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0415

    Total polifenol =

    x

    = 13,8424 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 13,8424 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0

    RSD =

    x 100%

  • = 0%

    A2

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,266 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0222

    Total polifenol =

    x

    = 7,3924 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,236 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0198

    Total polifenol =

    x

    = 6,5961 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 6,9943 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,5631

    RSD =

    x 100%

    = 8,0505%

    A3

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,311 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0258

    Total polifenol =

    x

    = mg GAE/g

  • 2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,349 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0288

    Total polifenol =

    x

    = 9,5955 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 9,0912 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,7133

    RSD =

    x 100%

    = 7,8456%

    A4

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,169 = 12,558 x - 0,.0125

    X = 0,0145

    Total polifenol =

    x

    = 4,8176 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,18 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0153

    Total polifenol =

    x

    = 5,1096 mg GAE/g

    Rata-rata =

  • = 4,9636 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,2065

    RSD =

    x 100%

    = 4,1598%

    B1

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,932 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0752

    Total polifenol =

    x

    = 25,0703 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,958 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0773

    Total polifenol =

    x

    = 25,7605 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 25,4154 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,488

    RSD =

    x 100%

    = 1,9203%

  • B2

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,425 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0348

    Total polifenol =

    x

    = 11,6128 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,485 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0396

    Total polifenol =

    x

    = 13,2054 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 12,4091 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 1,1261

    RSD =

    x 100%

    = 9,0751%

    B3

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,135 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0117

    Total polifenol =

    x

    = 0,117 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

  • 0,131 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0114

    Total polifenol =

    x

    = 0,114 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 0,1155 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0021

    RSD =

    x 100%

    = 1,8366%

    B4

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,344 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0284

    Total polifenol =

    x

    = 9,4667 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,339 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0280

    Total polifenol =

    x

    = 9,3333 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 9,4 mg GAE/g

  • SD = ( ) ( )

    ( )

    = 00943

    RSD =

    x 100%

    = 1,0035%

    B5

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,182 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0951

    Total polifenol =

    x

    = 31,7062 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,375 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1105

    Total polifenol =

    x

    = 36,8291 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 34,2677 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 3,6224

    RSD =

    x 100%

    = 10,5710%

    B6

  • 1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,22 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0185

    Total polifenol =

    x

    = 6,1714 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,222 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0187

    Total polifenol =

    x

    = 6,2245 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 6,198 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0375

    RSD =

    x 100%

    = 0,6058%

    B7

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,416 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0341

    Total polifenol =

    x

    = 11,3739 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,326 = 12,558 x - 0,0125

  • X = 0,0270

    Total polifenol =

    x

    = 8,9850 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 10,1795 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 1,6892

    RSD =

    x 100%

    = 16,5943%

    B8

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,011 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0815

    Total polifenol =

    x

    = 27,1673 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,508 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1211

    Total polifenol =

    x

    = 40,3594 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 33,7634 mg GAE/g

  • SD = ( ) ( )

    ( )

    = 9,3282

    RSD =

    x 100%

    = 27,6283%

    C1

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,85 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1483

    Total polifenol =

    x

    = 49,4373 mg GAE/g

    Rata-rata = -

    SD = -

    RSD = -

    C2

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,541 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0441

    Total polifenol =

    = 0,0044 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,458 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0375

    Total polifenol =

    = 0,0038 mg GAE/g

  • Rata-rata =

    = 0,0041 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0004

    RSD =

    x 100%

    = 10,3479%

    C3

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,449 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0367

    Total polifenol =

    x

    = 12,2498 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,434 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1152

    Total polifenol =

    x

    = 38,3952 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 25,3225 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 18,4876

    RSD =

    x 100%

  • = 73,0085%

    C4

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,459 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0375

    Total polifenol =

    = 0,0038 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,645 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0524

    Total polifenol =

    = 0,0052 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 0,0045 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,001

    RSD =

    x 100%

    = 21,9989%

    C5

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,328 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0271

    Total polifenol =

    x

    x

    = 90,3333 mg GAE/g

  • 2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,336 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0278

    Total polifenol =

    x

    x

    = 92,6667 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 91,5 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 1,65

    RSD =

    x 100%

    = 1,8032%

    C6

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,424 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0348

    Total polifenol =

    = 0,0035 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,398 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0327

    Total polifenol =

    = 0,0033 mg GAE/g

    Rata-rata =

  • = 0,0034 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0001

    RSD =

    x 100%

    = 4,1595%

    C7

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,004 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0809

    Total polifenol =

    x

    = 26,9815 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    1,335 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,1073

    Total polifenol =

    x

    = 35,7674 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 31,3745 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 6,2126

    RSD =

    x 100%

    = 19,8014%

  • C8

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,663 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0538

    Total polifenol =

    = 0,0054 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,7 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0567

    Total polifenol =

    = 0,0057 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 0,0056 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0002

    RSD =

    x 100%

    = 3,8222%

    C9

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,887 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0716

    Total polifenol =

    x

    = 23,8759 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

  • 0,818 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0661

    Total polifenol =

    x

    = 22,0444 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 22,9602 mg GAE/g

    SD = ( ) ( )

    ( )

    = 1,2951

    RSD =

    x 100%

    = 5,6405%

    C10

    1. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,303 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0251

    Total polifenol =

    = 0,0025 mg GAE/g

    2. Y = 12,558 x - 0,0125

    0,362 = 12,558 x - 0,0125

    X = 0,0298

    Total polifenol =

    = 0,003 mg GAE/g

    Rata-rata =

    = 0,0028 mg GAE/g

  • SD = ( ) ( )

    ( )

    = 0,0004

    RSD =

    x 100%

    = 12,8565%

  • LAMPIRAN FOTO

    Penimbangan 1,5 gr

    sampel

    Penambahan 50 ml

    aquadest

    Pengadukan

    Penyaringan dengan

    kertas saring

    Peneraan dengan

    aquadest sampai 50ml

    Pengambilan 0,1 ml

    ekstrak

    Penambahan aquades

    hingga volume jadi 5ml

    Penambahan 0,5 ml follin

    ciocalteau

    Pengocokan &

    pendiaman 10 menit

    Penambahan 1 ml

    Na2CO3 10%

    Pengukuran absorbansi

    pada =765 nm Hasil setelah di

    spektrofotometer