d. Tanggapan & Saran Thp Kak

63
PT. AMORA AGUNG ABADI USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI Sebelum memberikan tanggapan dan saran terhadap KAK, usaha perusahaan kami sebagai konsultan penyedia jasa dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK), melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan substansinya. 2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia Pelelangan, berusaha bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya tambahan penjelasan. 3. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis. 4. Studi literatur tentang peraturan Perundang-undangan D | 1 D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK, Fasilitas dan Personil

description

T

Transcript of d. Tanggapan & Saran Thp Kak

Page 1: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Sebelum memberikan tanggapan dan saran terhadap KAK, usaha perusahaan kami sebagai konsultan penyedia jasa dalam memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK), melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut :1. Membaca KAK dan berusaha untuk mengerti keseluruhan

substansinya. 2. Mengikuti Aanwijzing/penjelasan yang diberikan oleh Panitia

Pelelangan, berusaha bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti atau adanya tambahan penjelasan.

3. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis.4. Studi literatur tentang peraturan Perundang-undangan yang

berlaku dan terbaru, kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta rencana/studi-studi terkait yang memiliki korelasi dengan tema studi/pekerjaan yang akan dilakukan.

5. Menginventarisasi dokumen-dokumen pendukung, terutama produk-produk terkait rencana tata ruang baik itu RTRW Provinsi

D | 1

D.Tanggapan dan Saran

Terhadap KAK, Fasilitas dan Personil dari PPK

Page 2: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Sulawesi Utara dan RTRW Kabupaten/Kota yang termasuk dalam lingkup wilayah pekerjaan.

6. Mendiskusikan substansi pokok dan point-point penting pada intern tim penyusun proposal/ usulan teknis untuk mendapatkan kesamaan persepsi dan pandangan diantara sesama tim penyusun.

Upaya diatas adalah langkah awal yang menjadi pertimbangan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan. Secara keseluruhan rangkaian kegiatan dalam memahami substansi dari KAK kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Paal 2 dan Peraturan Zonasi, dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

Gambar D.1 Diagram Proses Pemahaman KAK

D.I TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP LATAR BE-LAKANG

Jelas, dimana latar belakang kegiatan “PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI”, menyatakan bahwa Kecamatan Paal 2 merupakan salah satu kawasan cepat tumbuh yang memiliki potensi wilayah yang sangat strategis seperti terdapatnya kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan (kawasan sempadan Sungai Sawangan) dan daerah cekungan air tanah serta banyaknya kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air, selain itu kawasan Paal 2 ini juga memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi karena

D | 2

Page 3: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

merupakan salah satu kawasan pusat perdagangan dan jasa, serta sebagai salah satu kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan perumahan dan permukiman di wilayah Kota Manado. Disamping itu di kawasan Paal 2 merupakan wilayah perbatasan yang berbatasan dengan kabupaten Minahasa yang diprioritaskan pengendaliannya serta kawasan tempat pembangunan dan pengembangan Terminal penumpang baru dan terminal peti kemas di Liwas.

Dengan memperhatikan akan pentingnya keberadaan kecamatan Paal 2 di wilayah Kota Manado, maka seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Manado Tahun 2014-2034 maka kawasan yang memiliki ciri dimaksud perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR).

Penyusunan Rencana Detail Ruang Kota (RDTR) juga untuk menegaskan rencana pendistribusi pemanfaatan ruang untuk bangunan gedung serta bukan bangunan gedung, ketersediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau pada kawasan Paal 2. RDTR kawasan Paal 2 juga mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif.

Penyusunan RDTR dengan lokasi kawasan Paal 2 ini dilakukan berdasarkan tingkat urgensi/prioritas/keterdesakan penanganan kawasan tersebut di dalam konsteks wilayah perkotaan. RDTR lokasi kawasan Paal 2 juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional, sebagai penjabaran sejumlah kegiatan ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan fungsional dalam kawasan, agar tercipta lingkungan binaan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional yang serasi, selaras, dan terpadu.

Mempertimbangkan hal tersebut di atas, pemerintah Kota Manado akan melakukan penyusunan RDTR dengan lokasi kawasan Paal 2 dan penyusunan zoning regulation sebagai perangkat pengendalian pemanfaatan ruang agar dalam pelaksaaan pembangunan lebih terarah, kompak dan terpadu.

Mempertimbangkan bahwa muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi SULUT masih bersifat umum dan belum operasional, maka sangat tepat bila disusun rencana rincinya (UU No. 26 Tahun 2007 pasal 14) yang bersifat

D | 3

Page 4: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

lebih operasional. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, bentuk operasional dari RTRW Provinsi dapat berupa (Gambar D.2).

Gambar D.2. Hierarki Produk Rencana Tata Ruang

D.II TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini sudah sangat jelas, dimana maksud dan tujuan tersebut adalah:1. Maksud : Mewujudkan keterpaduan dan mendukung terciptanya

kawasan strategis perkotaan maupun kawasan fungsional di kecamatan Paal 2 berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Manado(integration inoperational action plan, area development plan, urban design guidelines).

2. Tujuan : Tersajinya dokumen rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi kawasan Paal 2, (zoning map dan zoning teks) dan album peta untuk dijadikan acuan dalam pemberian perizinan (IMB). Selain itu Penyusunan RDTRK dan PZ ini untuk

D | 4

Page 5: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan Paal 2 sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota tahun 2014-2034

Tabel D. 1 Tanggapan Terhadap Maksud, dan Tujuan

Aspek Isi KAK Tanggapan

Maksud

dan Tujuan

1. Maksud : Mewujudkan keterpaduan dan mendukung terciptanya kawasan strategis perkotaan maupun kawasan fungsional di kecamatan Paal 2 berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Manado(integration inoperational action plan, area development plan, urban design guidelines).

Penyusunan RDTR Kawasan Paal 2 dan peraturan Zonasi yang disesuaikan dengan RTRW Kota manado, RTRW Prov Sulut dan ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 Tahun 201tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota agar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

2. Tujuan : Tersajinya dokumen rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi kawasan Paal 2, (zoning map dan zoning teks) dan album peta untuk dijadikan acuan dalam pemberian perizinan (IMB). Selain itu Penyusunan RDTRK dan PZ ini untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan Paal 2 sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota tahun 2014-2034

Rencana tata ruang seperti Penyusunan RDTR Kawasan Paal 2 dan peraturan Zonasi ini memuat petunjuk teknis/operasional yang dapat dijadikan acuan langsung oleh pemerintah ataupun masyarakat. Hasil pekerjaan ini dapat dijadikan sebagai arahan praktis dan lengkap dalam penataan ruang dan lingkungan kawasan sehingga mewujudkan kondisi ruang kawasam yang berkualitas, indah, nyaman, sehat dan berkelanjutan.

Sumber: Pemahaman Konsultan, 2015

D | 5

Page 6: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

D.III TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP SASARANSasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan

ini sudah sangat jelas, yaitu : 1. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar

lingkungan permukiman dalam kawasan; 2. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antarkawasan

maupun dalam kawasan; 3. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi

kawasan, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta;

4. Mendorongpertumbuhan investasi yang selaras dengan lingkungan dan berkelanjutan;

5. Terkoordinasinya rencana-rencana pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/swasta;

6. Tersusunnya Dokumen Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan penyusunan Ranperda untuk kawasan Paal 2;

D.IV TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP FUNGSI DAN MANFAAT

Fungsi dan manfaat RDTR seperti yang disebutkan dalam KAK sudah sangat jelas, karena sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2011. Dimana KAK menuliskan bahwa fungsi dan manfaat RDTR ini adalah:1. RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai:

a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kota berdasarkan RTRW Kota Manado Tahun 2014-2034;

b. cuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;

c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dane. Acuan dalam penyusunan RTBL.

2. RDTR dan peraturan Zonasi bermanfaat sebagai:a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai ke-

samaan fungsi dan lingkungan permukiman dengan karakter-istik tertentu;

b. Alat operasionalisasi dalam system pengendalian dan pen-gawasan pelaksanaan pembangunan fisik kota yang dilak-sanakan oleh Pemerintah, swasta, dan masyarakat;

D | 6

Page 7: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam struktur ruang kota secara keseluruhan;

d. Ketentuan bagi penetapan kawasan dan pengendalian pe-manfaatan ruangnya pada tingkat Bagian Wilayah Perkotaan atau Sub Bagian Wilayah Perkotaan.

RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu. Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.

RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota. Dalam hal RDTR telah ditetapkan sebagai perda terpisah dari per-aturan zonasi sebelum keluarnya pedoman ini, maka perat-uran zonasi ditetapkan dengan perda kabupaten/kota tersendiri.

D | 7

Page 8: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Sedangkan hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah Perencanaannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

D | 8

Gambar D.3Kedudukan RDTR Kabupaten/Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 9: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan an-tarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

D.IV TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan dan Ruang Lingkup Kegiatan seperti yang sudah disebutkan dalam KAK sudah jelas dimana:4.1. Lingkup Wilayah Perencanaan Lokasi kegiatan berada di kawasan Paal 2 Manado yang mempunyai karakteristik dan fungsi yang menyatu dan kompak sebagai sistem ruang fungsional kawasan perkotaan yang didalamnya terdapat fungsi kawasan perdagangan dan jasa, kawasan evakuasi bencana, kawasan perumahan/permukiman, kawasan pusat transportasi dengan keberadaan Terminal Penumpang Liwas dan Terminal Peti Kemas, kawasan pertanian dan kawasan pariwisata.

4.2. Lingkup Kegiatan a. Lingkup kegiatan/Muatan RDTR

Lingkup kegiatan/muatan RDTR sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota meliputi antara lain:

1. penentuan tujuan penataan kawasan perencanaan, 2. rencana Pola Ruang,

D | 9

Gambar D.4Hubungan Antara RTRW Kabupaten/ Kota dan RTBL serta Wilayah

Perencanaannya

Page 10: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

3. rencana jaringan prasarana,4. penetapanSub BWP yang diprioritaskan penanganan-nya;

5. ketentuan pemanfaatan ruang; dan6. peraturan zonasi

b. Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi merupakan ketentuan sebagai tidak ter-pisahkan dari RDTR Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, keten-tuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan yang terdiri atas ketentuan tambahan, keten-tuan khusus, standar teknis, dan ketentuan pengaturan zonasi.Materi wajib terdiri dari : Ketentuan kegiatan dan penggunaan Lahan

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diper-bolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat se-cara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu, dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu zona.Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan bangunan setempat dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau komponen yang dikembangkan.

Ketentuan Intensitas Pemanfaatan ruangKetentuan Intensitas Pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi;

1) KDB Maksimum2) KLB Maksimum3) Ketinggian Bangunan Maksimum; dan4) KDH Minimal5) Koefisien Tapak Basement (KTB)6) Kepadatan Bangunan atau unit maksimum

Ketentuan Tata BangunanKetentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada su-atu zona.Ketentuan tata bangunan minimal terdiri atas :

D | 10

Page 11: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

1)GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertim-bangkan keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan dan estetika;

2)Tinggi bangunan maksimum atau minimal yang dite-tapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, re-siko kebakaran, teknologi, estetika dan prasarana;

3)Jarak bebas antar bangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak bebas yang di-tentukan oleh jenis peruntukkan dan ketinggian ban-gunan dan;

4)Tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mem-pertimbangkan warna bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya.

Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal Ketentuan Prasarana dan Sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan dalam rangka mencip-takan lingkungan yang nyaman melalui penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal.Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi dapat berupa prasarana parkir, aksesibilitas untuk difabel, jalur pedestrian, jalur sepeda, bongkar muat, dimensi jaringan jalan, kelengka-pan jalan dan kelengkapan prasarana lainnya yang diper-lukanKetentuan prasarana dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan ketentuan mengenai prasarana dan sarana yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

Ketentuan PelaksanaanKetentuan pelaksanaan terdiri atas:1) Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan

ketentuan yang memberikan kelonggaran untuk menye-suaikan dengan kondisi tertentu dengan tetap nengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam peraturan zonasi.Hal ini dimaksudkan untuk menampung dinamika pemanfaatan ruang mikro dan sebagai dasar antara lain transfer of development rights (TDR) dan air right develop-ment

2) Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif yang meru-pakan ketentuan yang memberikan insentif bagi kegiatan

D | 11

Page 12: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ru-ang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta yang memberikan disinsentif bagi kegiatan peman-faatan ruang yang tidak sejalan dengan rencana tata ru-ang dan memberikan dampak negative bagi masyarakat.

3) Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi.

Materi Pilihana. Ketentuan Tambahan

Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat di-tambahkan pada suatu zona untuk melengkapi aturan dasar yang sudah ditetapkan. Ketentuan tambahan berfungsi memberikan aturan pada kondisi yang spesifik pada zona tertentu dan belum diatur dalam ketentuan dasar.

b. Ketentuan KhususKetentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur pe-manfaatan zona yang memiliki fungsi khusus dan diber-lakukan ketentuan khusus sesuai dengan karakteristik zona dan kegiatannya. Selain itu, ketentuan pada zona-zona yang digambarkan di peta khusus yang memiliki per-tampalan (overlay) dengan zona lainnya dapat pula dije-laskan disini.Komponen ketentuan khusus antara lain meliputi :

1) Zona kawasan Fasum dan Fasos2) Zona rawan bencana3) Zona kawasan militer4) Zona gardu induk listrik5) Zona sumber air baku6) Zona BTS7) Zona Pariwisata8) Zona SUTT/SUTET

c. Standar TeknisStandar teknis adalah aturan-aturan teknis pembangunan yang ditetapkan berdasarkan peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku serta berisi panduan yang terukur dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Standar teknis yang digunakan dalam penyusunan RDTR mengikuti stan-dar Nasional Indonesia (SNI), antara lain SNI Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

D | 12

Page 13: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Perumahan di perkotaan Lingkungan dan/atau standar lain.Tujuan standar teknis adalah memberikan kemudahan dalam menerapkan ketentuan teknis yang diberlakukan disetiap zona.

d. Ketentuan Pengaturan ZonasiKetentuan pengaturan zonasi adalah varian dari zonasi konvensional yang dikembangkan untuk memberikan flek-sibilitas dalam penerapan peraturan zonasi dasar.Ketentuan pengaturan zonasi berfungsi untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan peraturan zonasi dasar serta memberikan pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan pengembangan, dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu, sehingga pengendalian pemanfaatan ruang dapat dicapai secara lebih efektif.

Yang dapat disarikan oleh konsultan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota seperti dapat dilihat pada table berikut ini:

D | 13

Page 14: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

No Rencana Muatan Kegunaan1. Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN)

1. Arahan penanganan kawasan lin-dung

2. Arahan pemanfaatan kawasan budi-daya

3. Arahan jaringan prasarana nasional4. Arahan sistem perkotaan5. Arahan lokasi kawasan

andalan/tertentu

1. Acuan untuk penyusunan program sektor pusat

2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang nasional

3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wilayah

4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi(RTRWP)

1. Arahan penanganan kawasan lindung (Provinsi)

2. Arahan pemanfaatan kawasan budi-daya (Provinsi)

3. Arahan jaringan prasarana nasional (Provinsi)

4. Arahan sistem perkotaan (Provinsi)5. Arahan lokasi kawasan

andalan/tertentu (Provinsi)

1. Acuan untuk penyusunan program sektor di Provinsi

2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang Provinsi

3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wi-layah Provinsi

4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor Provinsi

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK)

1. Arahan penanganan kawasan lin-dung (kabupaten/kota)

2. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya (kabupaten/kota)

3. Arahan jaringan prasarana nasional (kabupaten/kota)

4. Arahan sistem perkotaan (kabupaten/kota)

5. Arahan lokasi kawasan andalan/tertentu (kabupaten/kota)

1. Acuan untuk penyusunan program sektor di kabupaten/ kota

2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang kabupaten

3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota

4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor kabupaten/kota

4. Rencana Rinci Tata Ru-ang Kawasan

1. Penetapan lokasi kawasan permuki-man

2. Arahan blok peruntukan di dalam

1. Instrumen untuk pengendalian perkem-bangan kawasan

2. Acuan penyusunan rencana tata bangu-

D | 14

Page 15: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

kawasan3. Penetapan lokasi jaringan

prasarana4. Penetapan pusat-pusat pelayanan5. Arahan bentuk bangunan (kepa-

datan, ketinggian)

nan dan lingkungan3. Acuan penyusunan program dan

Manajemen kawasan

D | 15

Tabel D.2Muatan Dan Kegunaan RDTR dan Peraturan Zonasi

Page 16: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

D.V TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KELUARANKeluaran yang diharapkan seperti yang tercantum dalam KAK

sudah sangat jelas yang meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1. Produk RDTR dan PZ Kawasan Paal 2 yangmempunyai skala

perencanaan, analisis dan rencana 1: 5.000.terdiri dari:1) Laporan Pendahuluan2) Laporan/Buku Data dan Analisa3) Laporan/Draf Buku Rencana/Laporan Akhir4) Laporan/Buku Rencana/Laporan Akhir5) Naskah Akademik6) Draft raperda7) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

2. Album Petadisajikan dengan skala atau tingkat ketelitian 1 : 5.000 dalam format A1.Album peta minimum terdiri atas:a) Peta wilayah perencanaan, yang berisi informasi rupa bumi.b) Peta penggunaan saat ini;c) Peta rencana pola ruang BWP, yang meliputi rencana alokasi

zona dan subzona sesuai klasifikasi yang telah ditentukan;d) Peta rencana jaringan prasarana BWP, yang meliputi rencana

pengembangan jaringan pergerakan, jaringan energy/ke-listrikan. Jaringan telekomunikasi, jaringan air minum, jaringan drainase, jaringan air limbah, prasarana lainnya; dan

e) Peta penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganan-nya.

3. Format laporan disajikan dalam buku berukuran A-4, terkecuali pada laporan Data dan Analisa dalam format A-3, dengan album peta A-1(full color).

Keluaran yang menjadi target dari pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Paal 2 dan Peraturan Zonasi di atas sangat dipahami oleh konsultan dan selaras dengan latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pekerjaan serta mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

D | 16

Page 17: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

D.VI TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN Sangat jelas, bahwa Pemilik Pekerjaan adalah Dinas Tata

Kota Manado.

D.VII TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN

JELAS, bahwa Pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual dan dibiayai dari APBD Kota Manado Tahun 2015 dengan biaya sebesar Rp. 553.000.000,- (lLimaRatus Lima Puluh Tiga Juta Rupiah).

D.VIII TANGGAPAN & SARAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN

SANGAT JELAS, dimana jangka waktu pelaksanaan peker-jaan ini adalah 4 (empat) bulan kalender atau 120 (serratus dua pu-luh) hari kalender terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh pengguna jasa.

D.IX TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP TENAGA AHLI JELAS dimana persyaratan tenaga ahli yang diusulkan sesuai KAK mengacu kepada pesyaratan kualifikasi dan keahlian adalah sebagai berikut :a.AHLI PENATAAN RUANG/ KETUA TIM

Berlatar belakang pendidikan S1 Teknik Planologi, dan memiliki pengalaman profesional di bidangnya minimal 10 (sepuluh) tahun atau S-2 Teknik Perencanaan Wilayah & Kota atau Manajemen Perkotaan (Urban Desain dan atau Urban Management) dengan pengalaman di bidang penataan ruang minimal 6 (enam) tahun. Bertugas sebagai ketua tim yang bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi terhadap tim kerja dan hasil pekerjaan dan menyiapkan rencana detil persiapan kegiatan, intergrasi hasil pekerjaan, penyusunan laporan dan menganalisis wilayah yang lebih luas..

b.AHLI TEKNIK ARSITEKTURBerlatar belakang pendidikan minimal S1 Arsitektur dengan

D | 17

Page 18: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

pengalaman di bidang perancangan kota dan kawasan minimal 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas sebagai ahli teknik arsitektur yang bertanggung jawab dalam penataan kawasan dan Bangunan dimulai dari pengumpulan data primer dan sekunder ditinjau dari segi arsitektur bangunan dan tata bangunan, pengolahan data, analisis data dan konsep pengembangan BWP ditinjau dari arsitektur dan tata bangunan BWP.

c. AHLI TEKNIK SIPIL/ HIDROLOGIBerlatar belakang pendidikan minimal Teknik Sipil Hidrologi dengan pengalaman di bidang penataan ruang sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas sebagai ahli teknik sipil yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data primer dan sekunder sumber daya buatan pengolahan data, analisis data dan konsep pengembangan sumber daya buatan di BWP dan bertugas sebagai ahli hidrologi yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data, analisis data dan konsep pengembangan BWP ditinjau dari Sumber daya air khususnya terhadap sumber daya air baku serta air permukaan (sungai) yang mengalir dalam BWP yang memiliki potensi untuk mendukung pengembangan dan/atau memiliki kesesuaian untuk dikembangkan.

d.AHLI GISBerlatar belakang pendidikan minimal S1 Geodesi/Geografi/Geologidengan pengalaman di bidang GIS dan Pengindraan Jauh dan penataan ruang sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas sebagai penanggung jawab kualitas data hasil pendataan dan digitasi citra.

e.AHLI LINGKUNGAN/ PERTANIAN/ KEHUTANANBerlatar belakang pendidikan minimal S1 ilmu lingkungan dan/atau Pertanian/ Kehutanan dengan pengalaman dibidang lingkungan/Pertanian/Kehutanan dan/atau bidang penataan ruang sekurang-kurangya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas menganalisis batasan dan potensi alam BWP dan menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) BWP dan bertugas menganalisis kesesuaian lahan dengan peruntukkan untuk tanaman pangan, hortikultura, lahan basah

D | 18

Page 19: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

atau lahan kering serta potensi dan permasalahan pertanian/perkebunan yang ada di lokasi perencanaan (BWK).

f. AHLI TEKNIK SIPIL TRANSPORTASIBerlatar belakang pendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Transportasi dengan pengalaman di bidang penataan ruang sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas menganalisis infrastruktur dan jalur transportasidi BWP.

g.AHLI EKONOMI PEMBANGUNANBerlatar belakang pendidikan minimal S1 Ekonomi dengan pengalaman di bidang penataan ruang sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas menganalisis ekonomi dan sektor unggulan BWP serta menganalisis pembiayaan pembangunan di BWP

h.AHLI HUKUM/ KELEMBAGAANBerlatar belakang pendidikan minimal S1 Jurusan Hukum, dengan pengalaman di bidang penataan ruang sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebanyak 1 (satu) orang.Bertugas dalam analisis kelembagaan dan bertanggung jawab dalam penyusunan naskah akademik dan raperda.

i. AHLI SOSIOLOGIBerlatar belakang pendidikan minimal S1 sosiologi dengan pengalaman di bidang penataan ruang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Bertugas menganalisis kondisi sosial budaya masyarakat dan proyeksi perubahan demografi seperti pertumbuhan dan komposisi jumlah penduduk serta kondisi sosial kependudukan.

j. STAF ADMINISTRASI/ SEKRETARIS (1 orang)Berlatar belakang pendidikan minimal SMU/SMK/Sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun dan bertugas sebagai tenaga administrasi proyek.

k.DRAFTER (2 orang)Berlatar belakang pendidikan minimal SMU/SMK/sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun dan bertugas sebagai operator komputer dalam proyek perencanaan.

l. SURVEYOR (6 orang)Berlatar belakang pendidikan minimal SMU/SMK/Sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun sebagai surveyor atau juru ukur. Bertugas untuk pengambilan data lapangan.

D | 19

Page 20: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

m.OPERATOR PETA (4 orang)Berlatar belakang pendidikan minimal SMU/SMK/Sederajat dengan pengalaman minimal 3 tahun dan bertugas sebagai entri data dan penyelarasan data.

D.XI TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PELAPO-RANSANGAT JELAS, dimana laporan yang harus dibuat oleh konsultan terdiri dari :1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat : latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan, rencana kerja, gambaran umum wilayah perencanaan, kesesuaian Rencana Tata Ruang yang ada, perangkat survey data primer dan sekunder.

Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar setelah dibahas dan di presentasikan

2. Laporan Data dan Analisa Laporan ini berisi data dan analisa meliputi : peta-peta rencana dalam RTRW, data dan informasi antara lain mengenai ; jenis penggunaan lahan, jenis dan intensitas kegiatan, identifikasimasalah, kajian dampak terhadap kegiatan yang ada, standar teknis dan administrasi, peraturan perundang-undangan terkait. Laporan data dan analisa dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, softcopy 10 (sepuluh) DVDsetelah dibahas dan dipresentasikan..

3. Draft Laporan Akhir/ Draft Buku Rencana Draf Laporan akhir ini berisi seluruh muatan RDTR dan PZ Kawasan Paal 2 sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Draf Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar,pada saat akan di bahas/dipresentasikan.

4. Laporan Akhir/ Buku Rencana Laporan akhir ini berisi seluruh muatan RDTR dan PZ kawasan Paal 2 hasil pembahasan atau hasil konsultasi publik terakhir. Laporan akhir/Buku Rencana dibuat sebanyak 10 (sepuluh)

D | 20

Page 21: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

eksemplar, softcopy 10 (sepuluh) keping dan diserahkan dibahas/dipresentasikan.

5. Album Peta Album Peta RDTRdan PZ Kawasan Paal 2 dibuat dalam format peta analog dan digital. Album peta Analog masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) exemplar dengan ukuran A3 dan 5 (lima) eksemplar dengan ukuran A1, Album Digital dengan format GIS (*.shp).Laporan dan Album Peta juga dalam bentuk hardcopy dan softcopy file digital (1 TB Eksternal Disk USB 3.0)sebanyak 1 (satu) buah dan flash memory (16 GB USB 3.0) sebanyak 3 (tiga) buah yang diserahkan setelah mendapat persetujuan dari Badan Informasi dan Geospasial (BIG).

6. Naskah Akademik Naskah akademik berisikan :Bab I Pendahuluan , Bab II Kajian Teoritis dan Praktik Empiris, Bab III Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-undangan yang terkait, Bab IV Landasan Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis, Bab V. Jangkauan, Arah Pengaturan dan Ruang Lingkup. Bab VI. Penutup. Naskah Akademik ini dimasukkan setelah dibahas dan dipresentasikan sebanyak10 (sepuluh) eksemplar.

7. Draft Raperda Draft naskah raperda merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana/ materi teknis RDTR, dimasukkan pada bulan ke 4 terhitung sejak penandatangan kontrak. Di buat 10 (sepuluh) eksemplar.

8. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis ini berisikan uraian kajian tentang daya dukung dan daya tampung lingkungan. Dokumen ini dimasukkan setelah dibahas dan dipresentasikan. Dibuat 10 (sepuluh) eksemplar.

D.XII TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KEPEMI-LIKAN DATA DAN HASIL PEKERJAAN

SANGAT JELAS, dimana seluruh data dan hasil pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam KAK ini dimiliki oleh organisasi pengguna Anggaran yakni Dinas Tata Kota Manadosetelah mendapat persetujuan kelengkapan dari Tim Supervisi yang ditunjuk dalam pekerjaan ini..

D | 21

Page 22: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

D.XIII TANGGAPAN KHUSUS TERHADAP SUBSTANSI PEKERJAAN

1. Sistem Perencanaan Tata Ruang1.1. Pengertian Proses Perencanaan

Proses perencanaan adalah urutan pemikiran dan tindakan yang terdiri dari komponen–komponen yang saling menunjang dan bergantung antara satu dengan yang lainnya dalam mengolah kebijaksanaan dan data dengan memanfaatkan segala sumber secara efektif dan efisien untuk menghasilkan satu atau beberapa keputusan. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang harus jelas landasan dan tujuannya. Untuk itu pemerintah di Indonesia telah membuat suatu landasan atau pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanakan perencanaan untuk skala nasional, provinsi, kabupaten, kota, negara bahkan sampai antar negara.

1.2. Unsur-unsur PerencanaanArti dan makna planning tergantung pada sudut pandang dan

masalah yang bersangkutan. Tetapi dari sudut pandang manapun perencanaan (planning) didefinisikan, terdapat unsur-unsur yang memberikan arti dan makna yang sama yaitu merumuskan cita-cita dan keinginan yang lebih baik atau lebih berkembang di masa mendatang. Unsur-unsur yang terkandung dalam perencanaan adalah (Prof. Djoko Sujarto, 1995):1. Unsur keinginan, cita-cita;2. Unsur tujuan dan motivasi;3. Unsur sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi);4. Unsur upaya hasil guna dan daya guna;5. Unsur ruang dan waktu.

Faktor waktu di dalam perencanaan dikenal masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Upaya mencapai cita-cita dimasa mendatang yang lebih baik, selain mempertimbangkan apa yang dibutuhkan dimasa mendatang juga melihat pengalaman dan kecenderungan yang berkembang sejak lalu. Hal ini tidak lain karena adanya dinamika masyarakat yang rangkaiannya bersifat berkesinambungan. Dalam mempetimbangkan upaya peningkatan masa mendatang, maka pengalaman masa lalu akan menjadi bahan pertimbangan pula untuk menghindari kesalahan.

D | 22

Page 23: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Perencanaan sebagai upaya mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik, terkandung pula upaya yang didasari suatu peramalan atau ekspektasi. Perencanaan merupakan proyeksi ke masa depan. Dalam proyeksi ini terkandung pengertian meningkapkan, memperbesar, memperbaiki atau bahkan memperkecil, menurunkan dan mengurangi demi tercapainya keadaan yang lebih baik. Upaya pembesar atau perkecilan ini perlu dilandasi oleh pertimbangan yang obyektif, efisiensi dan efektif.

Gambar D.4 Unsur-unsur Perencanaan

1.3. Pendekatan PerencanaanMakna dan arti perencanaan amat luas karena kedinamisan

masyarakat. Karena variabilitas yang tinggi dalam mencapai tujuan perencanaan, ada beberapa pendekatan yang berbeda-beda dalam perencanaan. Tidak ada satupun pendekatan ini lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Setiap pendekatan dapat dikatakan lebih tepat (jauh lebih memadai) hanya dalam suatu keadaan tertentu.

Jika sasaran dan tujuan akhir sudah digariskan dengan jelas dan dipahami dengan baik, perencanaan dapat menggunakan satu model yang benar-benar rasional. Di dalamnya terdapat empat langkah pengambilan keputusan, yaitu:1. Menganalisis sistem dan masalahnya;2. Mendefinisikan alternatif penyelesaian utama terhadap masalah

tersebut;3. Mengevaluasi konsekunsi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

setiap penyelesaian yang dibuat;4. Memberikan alternatif terbaik berdasarkan kaitan dengan tujuan

yang hendak dicapai.

D | 23

Keinginan, Cita-citaJalur Kecenderungan

Keadaan MasaLalu

Keadaan MasaKini

Keadaan MasaDatang

Dimensi Waktu

Page 24: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Secara khusus bentuk perencanaan ini memberikan penekanan kuat pada teknik pengumpulan data, pengukuran dan analisis. Diasumsikan semua informasi yang relevan mengenai situasi, dapat ditemukan dan dianalisis untuk pengambilan keputusan. Pendekatan seperti ini sangat bermanfaat dalam perencanaan jika:1. Semua kondisi diketahui;2. Sebagian tujuan telah ditetapkan;3. Alat-alat untuk mencapai tujuan telah ditetapkan dan dipahami;4. Tersedia cukup waktu untuk menganalisis dalam

mencapai/untuk pengambilan keputusan.

1.4. Konsep-konsep PerencanaanA. Konsep Perencanaan Strategis

Konsep perencanaan strategis merupakan konsep perencanaan tata ruang wilayah yang menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats), yaitu suatu analisis yang bertujuan mengetahui potensi dan kendala yang dimiliki suatu wilayah, sehubungan dengan kegiatan pengembangan wilayah tersebut yang akan dilakukan di masa datang. Analisis ini meliputi tinjauan terhadap:a. Kekuatan-kekuatan (strength) yang dimiliki kawasan

perencanaan, yang dapat memacu dan mendukung perkembangan wilayah perencanaan, misalnya kebijaksanaan-kebijaksanaan pengembangan yang dimiliki, aspek lokasi yang strategis, dan ruang yang masih tersedia.

b. Kelemahan-kelemahan (weakness) yang ada yang dapat menghambat pengembangan wilayah perencanaan, baik hambatan dan kendala fisik maupun non fisik, misalnya kemampuan sumber daya manusia, aspek lokasi, keterbatasan sumber daya alam pendukung, keterbatasan/ketidakteraturan ruang kegiatan, atau pendanaan pembangunan yang terbatas.

c. Peluang-peluang (opportunity) yang dimiliki untuk melakukan pengembangan wilayah perencanaan, berupa sektor-sektor dan kawasan strategis.

d. Ancaman-ancaman (threats) yang dihadapi, misalnya kompetisi tidak sehat dalam penanaman investasi, pembangunan suatu kegiatan baru atau pertumbuhan dinamis di sekitar kawasan yang dapat mematikan kelangsungan kegiatan strategis yang telah ada.

D | 24

Page 25: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

B. Konsep Perencanaan DinamisModel perencanaan dinamis mengandung pengertian:a. Rencana yang mampu mengantisipasi perkembangan

kebutuhan pelayanan internal, maupun dorongan karena pengaruh perkembangan regional.

b. Rencana yang mampu:Mengakomodasikan kegiatan pembangunan kawasan

perencanaan, termasuk penentuan prioritas pembangunan dalam bentuk indikasi program yang jelas, baik jenis proyek, lokasi, besaran, maupun mekanisme pendanaannya;

Menjadi pedoman dalam pembangunan.Mendorong pemerintah daerah agar dapat dengan mudah

melakukan pembangunan di kawasan perencanaan sesuai kerangka yang digariskan;

C. Konsep Perencanaan Parsitipatif dan AspiratifPendekatan yang lebih dikenal dengan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat ini merupakan suatu pola pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan. Akibatnya semua keputusan dan tindakan pembangunan didasarkan pada aspirasi, kepentingan/kebutuhan, kemampuan dan upaya masyarakat. Pendekatan ini menyejajarkan masyarakat dengan pelaku pengembangan permukiman lainnya seperti pemerintah daerah, instansi yang terlibat, swasta, lembaga yang mendanai dan sebagainya. Terdapat beberapa model pemberdayaan atau peranserta masyarakat, yaitu:a. Peran serta sebagai penelitian pasar, yaitu berkonsentrasi

pada survei-survey dan pengumpulan pendapat karena kita menganggap masyarakat sebagai konsumen/pelanggan;

b. Peran serta sebagai pembuat keputusan, yaitu dengan memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk ikut membentuk badan-badan pengambil keputusan dan bahkan mungki menyerahkan pengambilan keputusan kepada masyarakat;

c. Peran serta sebagai pemecah oposisi yang terorganisir (partisipasi retorik) yaitu dengan memasukkan pemimpin-pemimpin golongan radikal yang cenderung beroposisi sebagai anggota komisi yang kemudian menurunkan kredibilitas mereka dalam pandangan pendukung-pendukungnya;

D | 25

Page 26: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

d. Peran serta sebagai terapi sosial (social therapy) dengan melibatkan masyarakat tidak terlalu banyak pada penentuan apa yang harus disediakan, akan tetapi lebih pada proses penyediaan nyata dari pelayanan itu sendiri (semacam aktivitas kerja bakti/ gotong royong);

e. Peran serta sebagai grass-root radicalism, yaitu sebagai ekspresi puncak dengan mengorganisi kaum miskin untuk melawan struktur kekuasaan dengan cara apapun yang dianggap tepat dengan situasi dan kondisi yang ada, misalnya dengan demonstrasi, pemogkan dan sebagainya;

f. Peran serta sebagai partaking in benefits yaitu dengan memusatkan usaha untuk memperluas hubungan masyarakat melalui brosur, selebaran dan forum penerangan langsung kepada masyarakat untuk menjelaskan apa yang sedang dikerjakan dan mengapa hal itu baik untuk mereka. Dengan demikian peranserta masyarakat dalam pembangunan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai atau budaya dan sikap-sikap perencanaan yang dominan di daerah yang bersangkutan. Peran serta masyarakat mempunyai tahapan perilaku sebagai berikut:a) Kognitif, masyarakat mengetahui secara baik dan

benar tentang pembangunan prasarana dan sarana dasar serta peran yang dapat dilakukan olehnya;

b) Afektif, masyarakat termotifasi dan timbul keinginan untuk terlibat dan berperanserta dalam pembangunan prasarana dan sarana dasar (PSD) sesuai dengan alternatif peran yang dimungkinkan dan kemampuannya;

c) Konasi, masyarakat telah terbiasa dan melakukan peransertanya secara aktif menjadi bagian dalam kehidupannya.

1.5. Sistem Pemanfaatan RuangSistem perencanaan di Indonesia terdiri atas perencanaan

sektoral dan spasial yang dilaksanalkan di tiap tingkatan wilayah (Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota). Setiap rencana tata ruang tersebut memiliki kekuatan hukum masing-masing. Dokumen rencana yang disahkan sebagai peraturan perundangan yang mengikat masyarakat dan juga aparat pemerintah tersebut berlaku sebagai landasan utama dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. Namun demikian, rencana tata ruang di Indonesia tidak diterapkan di lapangan dengan tingkat kedisiplinan yang sama dengan

D | 26

Page 27: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

dokumen zoning pada sistem regulatory. Adanya pertimbangan-pertimbangan khusus pemerintah daerah yang berwenang, tidak jarang dituangkan menjadi peraturan perundangan (surat keputusan, instruksi, dan sebagainya) yang turut berpengaruh dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. Proses pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan rencana tata ruang yang sah tersebut.A. Aturan Pola Pemanfaatan Ruang (Zoning Regulation)

menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk struktur ruang kabupaten. Isi Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana, sistem jaringan transportasi seperti sistem jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan kelas terminal. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi Rencana Pola Pemanfaatan Ruang adalah delineasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan delineasi kawasan lindung. Keterkaitan penataan ruang baik pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota secara fungsi dan administrasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini

D | 27

Page 28: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Gambar D.5 Keterkaitan Penataan Ruang secara Fungsi Utama dan Administratif

Kedudukan Aturan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam Penataan Ruang. Kedudukan aturan pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan ruang kota diuraikan dalam diagram alir pada gambar di bawah ini.

Gambar D.6 Penyelenggaraan Penataan Ruang di Indonesia

2. Kedudukan RDTR dan Peraturan ZonasiSesuai pasal 59 PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang, setiap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun Rencana Detail Tata Ruangnya. Bagian dari wilayah yang akan disusun rencana detail tata ruang tersebut merupakan kawasan perkotaan, kawasan strategis kota, atau kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis kota dan kawasan strategis kabupaten dapat disusun RDTR apabila merupakan :a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan

menjadi kawasan perkotaan; danb. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang

ditetapkan dalam pedoman ini.

D | 28

Page 29: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional disajikan pada Gambar D.7. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota disusun apabila RTRW Kabupaten/Kota tidak/ belum dapat dijadikan acuan pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota memerlukan rencana detail tata ruang, maka disusun rencana detail tata ruang yang dilengkapi dengan peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian penataan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota tidak memerlukan rencana rinci tata ruang, peraturan zonasi Kabupaten/Kota disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.

RDTR kabupaten/kota yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi juga merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan kedalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dengan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

RDTR Kabupaten/Kota dapat disusun bersama-sama dengan Peraturan Zonasi, dimana akan dihasilkan RDTR Kabupaten/Kota yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi untuk wilayah perencanaan tertentu sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, atau dapat juga disusun secara terpisah, dimana akan dihasilkan RDTR Kabupaten/Kota untuk wilayah perencanaan tertentu (dalam hal ini peta pola merupakan Zoning Map wilayah perencanaan tersebut) serta Peraturan Zonasi berisi Zoning Text yang berlaku untuk seluruh kabupaten/ kota. Selain itu, apabila tidak disusun Rencana Detail Tata Ruang atau Rencana Detail Tata Ruang telah ditetapkan sebagai Perda terpisah dari Peraturan Zonasi sebelum keluarnya pedoman ini, maka Peraturan Zonasi juga dapat disusun terpisah dan berisikan Zoning Map dan Zoning Text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.

RDTR kabupaten/kota yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/ Kota. Dalam hal RDTR kabupaten/kota disusun terpisah dengan

D | 29

Page 30: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Peraturan Zonasi, maka keduanya ditetapkan dengan Perda kabupaten/kota yang terpisah. Dalam hal tidak disusun Rencana Detail Tata Ruang atau Rencana Detail Tata Ruang telah ditetapkan sebagai Perda terpisah dari Peraturan Zonasi sebelum keluarnya pedoman ini, maka Peraturan Zonasi ditetapkan dengan Perda kabupaten/kota tersendiri.

Gambar D. 7 Kedudukan RDTR Kabupaten/Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan

Pembangunan NasionalSumber: Permen PU No. 20 Tahun 2011

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah Perencanaannya dapat dilihat pada Gambar D.8

Gambar D.9 Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah Perencanaannya

D | 30

Page 31: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Sumber: Permen PU No. 20 Tahun 2011

3. Perencanaan Berbasis Paradigma Baru3.1. Paradigma Umum

Secara teoritis dan praktis, pendekatan perencanaan (planning approach) telah bergeser dari perencanaan yang bersifat autoritatif (authoritative planning), yaitu perencanaan yang didominasi oleh otorisasi kekuasaan dan keleluasaan perencana, kepada perencanaan yang bersifat lebh komunikatif (communicative planning), yaitu perencanaan yang membuka secara luas terhadap kemungkinan dilakukannya komunikasi antara pemerintah dan perencana dengan masyarakat luas, atau yang dikenal sebagai pemangku (stakeholders). Bahkan mekanisme partisipasi masyarakat sebagai bentuk perencanaan yang komunikatif ini diperkuat dengan keluarnya aturan dan panduan peranserta masyarakat dalam tata ruang. Selain itu perencanaan juga diharapkan tanggap terhadap dinamika masyarakat yang berkembang dengan cepat, sejalan dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, paradigma perencanaan secara global, dan perubahan-perubahan lain yang mungkin saja sebelumnya belum bisa diprediksi.

Tuntutan pembangunan yang memberikan ruang bagi masuknya pengaruh-pengaruh global dan nasional juga memerlukan disain perencanaan yang bukan saja lebih tanggap, akan tetapi didisain menjadi produk perencanaan yang lebih bisa diterima dan menjadi daya tarik investasi pembangunan, baik bagi pihak luar maupun pihak dalam. Perencanaan juga harus adaptif terhadap perubahan cara pandang global, akan tetapi tetap memiliki penguatan ketahanan lokal untuk menjaga sumberdaya alam maupun manusia, sebagai sumberdaya yang harus dipertahankan dan dikembangkan.

Selain itu juga penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan terhadap masyarakat diperlukan kondisi kepemerintahan yang baik (good goverment) dan ditunjang oleh kondisi masyarakat yang baik juga (good governance), atau dikenal juga dengan istilah masyarakat yang madani (civil society). Dalam perkembangan paradigma ini pemerintah dituntut lebih transparan dan dapat diuji kejujurannya dalam bentuk perencanaan pembangunan yang memiliki akuntabilitas tinggi. Pada saat ini juga, pemerintahan dituntut untuk mampu berperan dalam kegiatan ekonomi, seperti yang diharapkan adanya reinventing goverment atau mewira-

D | 31

Page 32: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

usahakah kepemerintahan, sehingga mampu mandiri, membiayai sendiri atau self suficient dan self-help.

Demikian juga dalam produk perencanaan, kinerja aparat, kinerja pelaksanaan aturan pengendalian dan pengawasan penggunaan ruang sangat diharapkan menjadi pilar terlaksananya perencanaan dengan baik. Maka produk perencanaan dan pengendaliannya pun diharapkan memiliki kinerja yang baik (good planning performance).

Dari pergeseran paradigma tersebut maka telah tumbuh perencanaan yang lebih bersifat komunikatif, partisipatif, adaptif, dinamis, dan memberikan ruang publik yang lebih luas dalam proses penentuan rencana dan pengambilan keputusannya.

Dalam menghadapi perkembangan dan permasalahan kawasan, khususnya di pulau/ kecamatan Paal 2 Manado, di samping perlu beradaptasi dengan perubahan paradigma yang berkembang seperti diuraikan di muka, juga perlu dilakukan pendekatan multidisiplin dan multikriteria yang melibatkan banyak fihak terkait, karena permasalahan dan potensi yang berkembang sudah mengarah pada kompleksitas persoalan kawasan yang multi dimensional.

Permasalahan ini juga menghadapkan Paal 2 Manado untuk siap menghadapi era globalisasi, menghadapi pemberlakuan UU No 32/2004 dan 33/2004, serta memecahkan masalah-masalah internal kawasan yang semakin meningkat. Keadaan ini memaksa kita sebagai pelaku pembangunan yang tidak hanya menyaksikan perkembangan tersebut secara statis, untuk turut serta berpartisipasi dalam kancah penyelesaian persoalan-persoalan tersebut secara nyata. Untuk itu diperlukan suatu sikap yang bersifat proaktif dalam mengatisipasi dampak pembangunan yang sedang berlangsung ini.

Salah satu wujud untuk melakukan pengurangan permasalahan dan peningkatan potensi-potensi pembangunan di Paal 2 Manado ini adalah dengan menggali kemungkinan-kemungkinan "meningkatkan nilai jual" aspek-aspek pembangunan kawasan sebagai daya tarik investasi bagi para pelaku ekonomi yang berniat menanamkan modalnya di kawasan tersebut. Penawaran dan "penjualan" kegiatan kawasan yang akan di-launching tersebut harus dianalisis dan dikemas sedemikian rupa sehingga selaras dengan mekanisme kegiatan usaha yang biasa dilaksanakan oleh para pengusaha atau investor tersebut, sekaligus memberikan dampak perkembangan dan peningkatan

D | 32

Page 33: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

pemerataan pembangunan di Paal 2 Manado.Dalam konteks globalisasi, reformasi, dan good governance,

paradigma perencanaan kawasan, termasuk di Paal 2 Manado ini, sudah seharusnya dikalibrasikan kepada paradigma-paradigma baru. Hasil konferensi para ahli perencanaan se-dunia yang diselenggarakan UNHCS di Nairobi pada tahun 1994 (Conference on Re Appraising the Urban Planning Prrocesss as an Instrument of Sustainable Development and Management). Paradigma baru tersebut di antaranya adalah : a. Community partitipation / partisipasi masyarakatb. Involvement of all interest group / keterlibatan seluruh kelom-

pok yang berkepentingan c. Horizontal and ventical coordination /koordinasi horizontal dan ver-

tikal d. Sustainability / keberlanjutane. Financial feasibility / kelayakan finansialf. Subsidiaritiest /subsidiaritas-pengambilan keputuasan di tingkat

terendah yang memungkinkang. Interaction of physical and economic planning / interaksi peren-

canaan fisik tata ruang dengan perencanaan ekonomi/pemban-gunan.

1.2. Paradigma Pembangunan di Paal 2 Manado Seperti halnya di beberapa wilayah di Indonesia, paradigma

pembangunan yang bergeser dari top down approach ke bottom up approach atau dari yang autoritatif ke perencanaan yang komunikatif, maka di Paal 2 Manado pun nuansa tersebut telah mulai terasa. Euphoria reformasi, demokrasi, dan partisipasi semakin terasa dan bergelora hingga pelosok-pelosok wilayah.

Oleh karena itu, dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Paal 2 dan Peraturan Zonasi ini, paradigma tersebut akan dikajiulangkan pada proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (secara keseluruhan disebut dengan proses penataan ruang) yang selama ini dilakukan. Bersama dengan itu dilakukan kaji ulang kinerja produk penataan ruang dari RTRW yang ada terhadap Pulau/ kecamatan Paal 2 Manado berdasarkan faktor penilaian azas kestrategisannya (produktif, efektif, efesien, bergelora budaya, diterima masyarakat, berwawasan lingkungan, dan berkekuatan hukum).

Secara teoritis, beberapa pendekatan alternatif yang

D | 33

Page 34: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

mungkin dilakukan untuk mengantisipasi beberapa perubahan paradigma pembangunan tersebut, di antaranya melalui:: – Goal driven – Trends-driven– Opportunity-driven – Issue-driven– Vision-driven

Beberapa issue yang ada dan berkembang, seperti diuraikan pada bagian muka laporan ini juga memerlukan kajian mendalam untuk kemudian dianalisis dan dituangkan ke dalam produk akhir pekerjaan ini, sebagai hasil akhir Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Paal 2 dan Peraturan Zonasi.

A.Perencanaan berbasis partisipasi masyarakat (public par-ticipation)

Dalam usaha untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang kom-prehensif, optimal dan dapat diterima oleh semua pihak (stake-holder) maka pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan dengan pendekatan partisipasif yang melibatkan stakeholder-stakeholder yang ada di masyarakat. Pendekatan operasionalnya dapat di-lakukan dengan cara : public meeting dan public hearing, focus group, mediasi fasilitasi dan/atau metode lainnya yang dimungkinkan agar partisipasi masyarakat dapat dilakukan sedemikian sehingga aspirasinya dapat tertampung dalam peker-jaan ini.

Pendekatan partsipatif atau prinsip-prinsip pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (PPBM), yaitu melibatkan masyarakat pada proses Penyusunan Rencana Detail Kawasan di Paal 2 Manado agar berperan serta dalam setiap proses dan taha-pan kegiatan. Prinsip ini juga sesungguhnya merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ru-ang. Agar penataan ruang yang pada hakekatnya menjadi tang-gung jawab pemerintah dan peran serta masyarakat. Manifestasi dari semangat tersebut adalah melaksanakan peningkatan kualitas ruang Pulau Paal 2 Manado yang bertumpu pada masyarakat (com-munity based development). Pendekatan tersebut menekankan pada proses yang dimulai sejak tahap awal atau persiapan, tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, sampai dengan evaluasi dan monitoring.

Keterlibatan atau peran serta tersebut bukan berarti seluruh masyarakat terlibat langsung pada setiap kegiatan dalam tahapan

D | 34

Page 35: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

tersebut. Pelaku pembangunan yang dipandang memiliki kemam-puan profesional yang terlibat langsung. Namun untuk dapat menampung semua masukan dari masyarakat, maka dibuat forum dialog dimana masyarakat dapat urun rembug dan menyampaikan pendapat serta bersama-sama seluruh pelaku pembangunan mene-tapkan pilihan yang terbaik. Forum ini tidak harus dibentuk secara formal, tetapi dapat memanfaatkan pranata sosial yang sudah ada yang eksistensinya sudah dirasakan oleh masyarakat. Ini juga di-maksudkan sebagai langkah ditengah masyarakat mengambil peran dalam participatory planning yang menjadi salah satu prinsip penataan ruang. Sehingga penataan ruang di Paal 2 Manado meru-pakan suatu proses yang berkelanjutan (sustainable development).1. Membangun Komitmen dan Pengorganisasian

Sesuai dengan pendekatan yang akan dilakukan dalam pekerjaan ini yaitu sedini mungkin melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam keseluruhan proses kegiatan, identifikasi kelompok-kelompok masyarakat akan mulai dilakukan sejak tahap awal. Pada tahap ini dilakukan untuk mendukung pembentukan komitmen yang sangat dibutuhkan dalam proses penyusunan RDTR

Gambar D.10 Bagan Pembangunan Komitmen dan Pengorganisasian

2. Pemahaman Kebutuhan (Need Assessment)Merupakan kegiatan memahami kebutuhan dan alternatif solusi masyarakat dan stakeholder lainnya sebagai pendataan informasi dan analisis awal sebagai dasar penyusunan konsep

D | 35

Materi Sosialisasi

Perenc.Kawasan

PIHAK TERLIBATKelompok WargaAparat Pemerintah Daerah

Institusi Lokal yang ada

FGDPenetapan

Rencana Awal

Pembangunan Komitmen

Page 36: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

rencana. Kegiatan pendataan dilakukan dengan “self help survey” dengan panduan yang disediakan oleh Konsultan.

Gambar D.11 Bagan Pemahaman Kebutuhan

B. Perencanaan berbasis citra satelitDalam usaha untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih optimal serta mempermudah dalam proses perencanaannya, maka konsultan akan mencoba memanfaatkan citra satelit/ foto udara, hal ini dimaksudkan agar rencana yang dibuat lebih akurat dan lebih tepat dengan melihat visualisasi wilayah perencanaan dari atas dengan menggunakan skala tertentu. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah Kota Manado/ Paal 2 Manado dalam bentuk memberikan informasi dan kemudahan tentang foto udara tersebut jika ada. Sebagai contoh berikut ini ditampilkan beberapa foto udara dan hasil perencanaan yang menggunakan foto udara sebagai media penyusunan rencana.

C. Perencanaan berbasis kearifan lokalPulau/kecamatan Paal 2 Manado memiliki nilai potensi yang sangat tinggi, yang perlu dikelola dan dimanfaatkan secara baik sehingga mampu memberikan nilai manfaat yang besar bagi pengembangan wilayah Paal 2 Manado terutama dalam kedudukannya sebagai perbatasan negara. Pengelolaan dan

D | 36

Page 37: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

pemanfaatan potensi tersebut, tidak boleh hanya dipandang dari nilai ekonominya saja, tetapi harus dipandang juga dari nilai sosial budaya, bahkan agama. Konsep pengelolaan dan pemanfaatan potensi seperti ini dikenal dengan ‘keraifan lokal atau tradisional’.Beberapa kegiatan adat budaya Paal 2 Manado merupakan salah satu bentuk kearifan lokal atau tradisional yang terkait dengan kelestarian alam dan lingkungan. Diantaranya adalah pengetahuan masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya alam dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan ruang di Paal 2 Manado adalah keraifan lokal atau budaya, antara lain prilaku budaya yang merupakan tradisi lama masyarakat Paal 2 Manado. Hal ini perlu dilakukan karena diduga tradisi masyarakat memiliki hubungan yang erat secara fungsional dengan lingkungan alam tempat tinggal masyarakat. Konsep pengembangan berdaraskan kearifan lokal atau tradisional ini, dilakukan dengan melihat :1. Kepercayaan apa yang dapat menahan prilaku masyarakat

untuk tidak merusak lingkungan.2. Bagaimana mitos dan dongeng dapat berfungsi sebagai

pemandu tindakan masyarakat ke arah pelestarian alam.3. Interaksi budaya yang ditetapkan sebagai aturan adat.Konsep pengembangan kawasan di Paal 2 Manado berdasarkan kearifan lokal atau tradisional tercermin dalam praktek-praktek pemanfaatan sumberdaya alam yang mengindikasikan adanya hubungan antara manusia dan alam yang sangat erat. Adanya kawasan-kawasan tertentu yang dianggap boleh dimanfaatkan dan ada kawasan-kawasan tertentu yang harus tetap dijaga kelestariannya.

Kebijakan adat seperti ini sangat mendukung upaya-upaya pelestarian alam yang berksinambungan dan komprehensif. Dari penjelasan-penjelasan tersebut maka konsep pengembangan ruang kawasan Paal 2 Manado jika dikaitkan dengan kearifan lokal atau tradisional adalah sebagai berikut :1. Ada bagian-bagian wilayah Paal 2 Manado yang harus tetap diper-

tahankan sebagai kawasan lindung yaitu sebagai Zona Inti.2. Ada bagian-bagian wilayah Paal 2 Manado yang harus ditetapkan

sebagai kawasan transisi sebagai zona penyangga3. dan ada bagian-bagian wilayah Paal 2 Manado yang dapat diman-

faatan untuk kegiatan budidaya sebagai zona pemanfaatan.

D | 37

Page 38: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

3.4. Pemahaman Kebijakan TerkaitA. Undang-undang no. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

RuangLahirnya Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menggantikan Undang-undang No. 24 tahun 1992 memberikan warna baru dalam dunia perencanaan di Indonesia. Terdapat beberapa perubahan yang signifikan, khususnya terhadap substansi dokumen rencana tata ruang baik pada tingkat Nasional (RTRWN), Provinsi (RTRWP), Kabupaten/ Kota (RTRWK), dan RDTR Kota. Ketentuan tentang substansi rencana tata ruang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel D. 2 Produk, Substansi, dan Jangka Waktu Penetapan Rencana Tata Ruang dari Berbagai Tingkatan Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007

RTRW NASIONAL RTRW PROV RTRW KAB RDTR KOTA

ACUAN Rencana Tata Ruang Wilayah Na-sional;

pedoman bidang pe-nataan ru-ang; dan

rencana pembangu-nan jangka panjang daerah.

Rencana Tata Ruang Wilayah Na-sional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;

pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang pe-nataan ruang; dan

rencana pem-bangunan jangka pan-jang daerah.

RTRW Kabu-paten

pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang pe-nataan ruang; dan

rencana pem-bangunan jangka pan-jang daerah.

SUBSTANSI

tujuan, kebi-jakan, dan strategi pe-nataan ruang wilayah na-

tujuan, kebi-jakan, dan strategi pe-nataan ruang wilayah

tujuan, kebi-jakan, dan strategi pe-nataan ruang wilayah kabu-

1.Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan;

D | 38

Page 39: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

RTRW NASIONAL RTRW PROV RTRW KAB RDTR KOTA

sional; rencana struk-

tur ruang wilayah na-sional yang meliputi sis-tem perko-taan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama;

rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lin-dung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional;

penetapan kawasan strategis na-sional;

arahan pe-manfaatan ru-ang yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan

arahan pen-gendalian pe-manfaatan ru-ang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan perat-uran zonasi

provinsi; rencana struk-

tur ruang wilayah provinsi yang meliputi sis-tem perkotaan dalam wilayahnya yang berkai-tan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;

rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lin-dung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi;

penetapan kawasan strategis provinsi;

arahan pe-manfaatan ru-ang wilayah provinsi yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan

arahan pen-gendalian pe-manfaatan ru-ang wilayah provinsi yang

paten; rencana struk-

tur ruang wilayah kabu-paten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabu-paten;

rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lin-dung kabu-paten dan kawasan budi daya kabu-paten;

penetapan kawasan strategis kabu-paten;

arahan peman-faatan ruang wilayah kabu-paten yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan,ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ke-tentuan umum peraturan zonasi, keten-tuan perizinan, ketentuan in-

2.Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:a. Struktur

pemanfaatan ruang, yang meliputi distribusi penduduk, struktur pelayanan kegiatan kawasan perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan

b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan fungsional (kawasan pemukiman, perdagangan, jasa, pemerintahan, pariwisata, perindustrian) dalam blok-blok peruntukan.

3.Pedoman

D | 39

Page 40: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

RTRW NASIONAL RTRW PROV RTRW KAB RDTR KOTA

sistem na-sional, arahan perizinan, ara-han insentif dan disinsen-tif, serta ara-han sanksi.

berisi indikasi arahan peratu-ran zonasi sis-tem provinsi, arahan periz-inan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

sentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional perkotaan meliputi:a. Arahan

kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap blok peruntukan;

b. Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk setiap blok peruntukan;

c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan;

d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;

e. Rencana pe-nanganan ja-ringan prasa-rana dan sa-rana.

Pedoman pengendalian pemantaatan ruang kawasan fungsional perkotaan.

PEDOMAN

penyusunan rencana pem-bangunan jangka pan-jang nasional;

penyusunan

penyusunan rencana pem-bangunan jangka pan-jang daerah;

penyusunan

penyusunan rencana pem-bangunan jangka panjang daerah;

penyusunan

penyusunan rencana pem-bangunan jangka panjang daerah;

penyusunan

D | 40

Page 41: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

RTRW NASIONAL RTRW PROV RTRW KAB RDTR KOTA

rencana pem-bangunan jangka menengah na-sional;

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah na-sional;

mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseim-bangan perkemban-gan antar-wilayah provinsi, serta keserasian an-tarsektor;

penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk inves-tasi;

penataan ru-ang kawasan strategis na-sional; dan

penataan ru-ang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

rencana pem-bangunan jangka menen-gah daerah;

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi;

mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseim-bangan perkemban-gan antar-wilayah kabu-paten/kota, serta ke-serasian an-tarsektor;

penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk inves-tasi;

penataan ru-ang kawasan strategis provinsi; dan

penataan ru-ang wilayah kabupaten/kota.

rencana pem-bangunan jangka menen-gah daerah;

pemanfaatan ruang dan pen-gendalian pe-manfaatan ru-ang di wilayah kabupaten;

mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseim-bangan an-tarsektor;

penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk inves-tasi; dan

penataan ru-ang kawasan strategis kabu-paten.

rencana pem-bangunan jangka menen-gah daerah;

pemanfaatan ruang dan pen-gendalian pe-manfaatan ru-ang di wilayah kabupaten;

mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimban-gan antarsek-tor;

penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

penataan ruang kawasan kota.

Jangka Waktu

20 Tahun 20 Tahun 20 Tahun 5 Tahun

Peninjauan Kembali

5 Tahun sekali atau lebih dari 1 kali dalam 5 tahun pada kondisi lokasi strate-gis tertentu

5 Tahun sekali atau lebih dari 1 kali dalam 5 tahun pada kondisi lokasi strate-gis tertentu

5 Tahun sekali atau lebih dari 1 kali dalam 5 tahun pada kondisi lokasi strategis ter-tentu

Penetapan

Peraturan Pe-merintah

Peraturan Daerah Provinsi

Peraturan Daerah Kabu-paten

Peraturan Daerah Kabu-paten

D | 41

Page 42: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Sumber: Disarikan dari Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

B. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/ KotaRencana Detail Tata Ruang Kota yang akan disusun akan mengacu kepada pedoman ini dengan menyesuakan beberapa substansi sesuai dengan Undang-undang Penataan Ruang yang baru. Berdasarkan pedoman tersebut, Rencana Detail Tata Ruang memuat hal-hal sebagai berikut:1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional pulau/ kecamatan

Paal 2 Manado yang kemudian disebut sebagai BWP Paal 2 Manado. Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan meru-pakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diper-lukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP. Perumusan tujuan penataan BWP didasarkan pada:a. arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW; b. isu strategis BWP, yang antara lain dapat berupa potensi,

masalah, dan urgensi penanganan; danc. karakteristik BWP.

2. Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana dis-tribusi subzona peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi. Rencana pola ruang berfungsi sebagai: a. alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi,

serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP; b. dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang; c. dasar penyusunan RTBL; dan d. dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.Rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan:

D | 42

Page 43: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

a. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam BWP; dan

b. perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkun-gan.

Rencana pola ruang dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Paal 2 dan Peraturan Zonasi akan meliputi:a. zona lindung yang meliputi:

1) zona hutan lindung; 2) zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di

bawahnya yang meliputi zona bergambut dan zona re-sapan air;

3) zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk, dan zona sekitar mata air;

4) zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan pemakaman;

5) zona suaka alam dan cagar budaya;6) zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi

zona rawan tanah longsor, zona rawan gelombang pasang, dan zona rawan banjir; dan

7) zona lindung lainnya. b. zona budidaya yang meliputi:

1) zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam peruma-han dengan kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan seba-gainya); zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti pe-rumahan tradisional, rumah sederhana/sangat seder-hana, rumah sosial, dan rumah singgah;

2) zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagan-gan jasa deret dan perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelan-jaan, dan sebagainya);

3) zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerin-tah dan perkantoran swasta;

4) zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi sarana pelayanan umum pendidikan, sarana

D | 43

Page 44: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

pelayanan umum transportasi, sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum olahraga, sarana pelayanan umum sosial budaya, dan sarana pelayanan umum peribadatan;

5) zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, indus-tri mesin dan logam dasar, industri kecil, dan aneka in-dustri;

6) zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke dalam zona sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 5 yang antara lain meliputi zona untuk keperluan pertahanan dan kea-manan, zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya;

7) zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain meliputi zona pertanian, zona pertambangan, dan zona pariwisata; dan

8) zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan perdagangan/jasa, perumahan, perda-gangan/jasa dan perkantoran.

3. Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hier-arki sistem jaringan prasarana yang ditetapkan dalam ren-cana struktur ruang yang termuat dalam RTRW kabupaten/kota. Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai: a. pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan, di

dalam BWP; b. dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan

prasarana dan utilitas dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan

c. dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan rencana teknis sektoral.

Rencana jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan: a. rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang ter-

muat dalam RTRW; b. kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP; c. rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR; d. sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan

peran BWP; dan e. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

D | 44

Page 45: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Materi rencana jaringan prasarana meliputi:a. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

Rencana pengembangan jaringan pergerakan merupakan seluruh jaringan primer dan jaringan sekunder pada BWP yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, jalan lingkungan, dan jaringan jalan lainnya yang belum termuat dalam RTRW kabupaten/kota,

b. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/KelistrikanRencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan merupakan penjabaran dari jaringan distribusi dan pengembangannya berdasarkan prakiraan kebutuhan energi/kelistrikan di BWP yang termuat dalam RTRW

c. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasid. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minume. Rencana Pengembangan Jaringan Drainasef. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbahg. Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

4. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan. Penetapan Sub BWP yang dipri-oritaskan penanganannya bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revital-isasi di kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub BWP lainnya. Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan lokasi pelaksanaan salah satu program prioritas dari RDTR. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya berfungsi sebagai: a. dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan

sektoral; dan b. dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program

prioritas RDTR.Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan berdasarkan: a. tujuan penataan BWP; b. nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan; c. kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan Sub BWP

yang akan ditetapkan;

D | 45

Page 46: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP; dan

e. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. 5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini. Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai: a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman

investasi pengembangan BWP; b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program; c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka

waktu 5 (lima) tahunan dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan

d. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi. Ketentuan pemanfaatan ruang disusun berdasarkan: a. rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana; b. ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangu-

nan; c. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan

yang ditetapkan; d. masukan dan kesepakatan dengan para investor; dan e. prioritas pengembangan BWP dan pentahapan rencana

pelaksanaan program sesuai dengan rencana pembangu-nan jangka panjang (RPJP) daerah dan rencana pembangu-nan jangka menengah (RPJM) daerah, serta rencana ter-padu dan program investasi infrastruktur jangka menen-gah (RPI2JM)

6. Peraturan ZonasiPeraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RDTR. Peraturan zonasi berfungsi seba-gai: a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang; b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, terma-

suk di dalamnya air right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif; d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan

D | 46

Page 47: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi.

Peraturan zonasi bermanfaat untuk: a. menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang

ditetapkan; b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan memini-

malkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan

c. meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

C. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pe-merintahan Daerah

C.1 Pembagian Urusan PemerintahDalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintah di luar urusan pemerintahan, Pemerintah dapat: a. menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;b. melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur

selaku wakil Pemerintah; atauc. menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah

dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pemban-tuan.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota meliputi:a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata

ruang; c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat;d. penyediaan sarana dan prasarana umum;e. penanganan bidang kesehatan;f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah sosial;h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;j. pengendalian lingkungan hidup;k. pelayanan pertanahan;l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; m. pelayanan administrasi umum pemerintahan;n. pelayanan administrasi penanaman modal;o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan

D | 47

Page 48: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

C.2 Hak dan Kewajiban DaerahDalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak :

a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;

b. memilih pimpinan daerah;c. mengelola aparatur daerah;d. mengelola kekayaan daerah; e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah;g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang

sah; danh. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai

kewajiban: a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan

dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;c. mengembangkan kehidupan demokrasi;d. mewujudkan keadilan dan pemerataan; e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang

layak;h. mengembangkan sistem jaminan sosial;i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah;k. melestarikan lingkungan hidup;l. mengelola administrasi kependudukan;m. melestarikan nilai sosial budaya;n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-

undangan sesuai dengan kewenangannya; dano. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

C.3 Perencanaan Pembangunan Daerah

D | 48

Page 49: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Perencanaan pembangunan daerah disusun secara berjangka meliputi:a. Rencana pembangunan jangka panjang daerah

disingkat dengan RPJP daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.

b. Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disebut RPJM daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

c. RPJM daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

d. Rencana kerja pembangunan daerah, selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

e. RPJP daerah dan RJMD ditetapkan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

C.4 Pertimbangan Dalam Kebijakan Otonomi DaerahDewan bertugas memberikan saran dan pertimbangan

kepada Presiden antara lain mengenai rancangan kebijakan :a. pembentukan, penghapusan dan penggabungan

daerah serta pembentukan kawasan khusus; b. perimbangan keuangan antara Pemerintah dan

pemerintahan daerah, c. Dewan dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri yang

susunan organisasi keanggotaan dan tata laksananya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.

D. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 19986 tentang Tata Cara dan Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

D.1 Bentuk Peran Serta MasyarakatPeran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata

ruang wilayah Kabupaten/ Kota dapat berbentuk :a. pemberian masukan untuk menentukan arah

pengembangan wilayah yang akan dicapai;

D | 49

Page 50: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

b. pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang wilayah, termasuk perencanaan tata ruang kawasan;

c. pemberian masukan dalam merumuskan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten/ Kota;

d. pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten/ Kota;

e. pengajuan keberatan terhadap rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Wilayah Kabupaten/ Kota;

f. kerjasama dalam penelitian dan pengembangan; dan atau

g. bantuan tenaga ahli.Peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah

Kabupaten/ Kota dapat berbentuk:a. pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara

berdasarkan peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku;

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan perdesaan;

c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

d. konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya untuk tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;

e. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten / Kota;

f. pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang; dan atau

g. kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan.Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten / Kota dapat berbentuk:

a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten/ Kota, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang; dan atau

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang.

D | 50

Page 51: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

Peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan di wilayah Kabupaten/Kota dapat berbentuk:a. pemberian kejelasan hak atas ruang kawasan;b. pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau

pendapat dalam penyusunan rencana pemanfaatan ruang;c. pemberian tanggapan terhadap rancangan rencana

rinci tata ruang kawasan;d. kerjasama dalam penelitian dan pengembangan;e. bantuan tenaga ahli; dan atauf. bantuan dana.

Peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang kawasan di wilayah Kabupaten/Kota dapat berbentuk:a. pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara

berdasarkan peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaaan yang berlaku;

b. bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan;

c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan rencana rinci tata ruang kawasan;

d. konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lain untuk tercapainya pemanfaatan ruang kawasan yang berkualitas;

e. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana rinci tata ruang kawasan;

f. pemberian usulan dalam penentuan lokasi dan bantuan teknik dalam pemanfaatan ruang; dan atau

g. kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan kawasan

Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang kawasan di wilayah Kabupaten / Kota dapat berbentuk:a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan di

wilayah Kabupaten / Kota, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan; dan atau:

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban dalam kegiatan pemanfaatan ruang kawasan dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang kawasan.

D.2 Tata Cara Peran Serta MasyarakatTata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang

wilayah Kabupaten/ Kota dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan peran serta

D | 51

Page 52: d. Tanggapan & Saran Thp Kak

PT. AMORA AGUNG ABADI

USULAN TEKNIS| PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PAAL 2 DAN PERATURAN ZONASI

masyarakat dikoordinasi oleh Bupati/ Walikota termasuk pengaturannya pada tingkat kecamatan sampai dengan desa. Sedangkan Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten/ Kota dan kawasan di Kabupaten/ Kota disampaikan secara lisan atau tertulis dari mulai tingkat desa ke kecamatan kepada Bupati/ Walikota dan pejabat yang berwenang.

D.XVI TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL DAN FASILITAS DARI PPK

Dalam KAK tidak dijelaskan mengenai fasilitas dan personil dari PPK. Namun bila kami dipercaya melakukan pekerjaan ini, maka kami akan mengkonsultasikan hal tersebut dengan PPK.

D | 52