laporan tim kunjungan kerja komisi xi dpr ri reses masa persidangan ...
Transcript of laporan tim kunjungan kerja komisi xi dpr ri reses masa persidangan ...
LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI
RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2015 - 2016
KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
22 - 26 MARET 2016
I. PENDAHULUAN
Dalam Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2015-2016, Komisi XI DPR RI
melaksanakan Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Timur pada Tanggal 22
sampai dengan 26 Maret 2016. Sesuai dengan ruang lingkup tugasnya dibidang
keuangan, perencanaan pembangunan nasional dan perbankan, Kunjungan Kerja
Komisi XI DPR RI ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan
atas pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah serta instansi-instansi Pemerintah Pusat
dan mitra kerja Komisi XI DPR RI yang ada di daerah.
Pada kunjungan kerja ini Komisi XI DPR RI bermaksud mendapatkan data dan
informasi terkini guna mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai pelaksanaan
tugas Pemerintah Daerah dan instansi-instansi Pemerintah Pusat yang ada di daerah
serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Sebagai informasi bahwa Komisi XI DPR RI telah menetapkan target-target
pembangunan dalam kesimpulan Rapat Kerja Pembahasan Asumsi Dasar Ekonomi
Makro RAPBN Tahun Anggaran 2016. Target-target pembangunan tersebut
merupakan acuan bagi Pemerintah dalam mengelola APBN bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat Indonesia. Adapun target pembangunan yang telah disepakati
adalah: Tingkat Pengangguran 5,2-5,5%, Tingkat Kemiskinan 9,0-10,0%, Gini Rasio
0,39 dan IPM 70,10.
Dalam APBN tahun 2016, Penerimaan perpajakan ditargetkan sebesar
Rp1.546.664,6 miliar atau meningkat sebesar 3,9 persen jika dibandingkan dengan
APBNP tahun 2015. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh perkiraan
membaiknya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dan didukung oleh kebijakan-
kebijakan di bidang perpajakan, peningkatan kapasitas organisasi, serta
penyempurnaan berbagai peraturan termasuk ketentuan umum dan tata cara
perpajakan.
Dalam kesempatan kunjungan kerja ini, Komisi XI DPR RI mengharapkan
mendapatkan gambaran secara jelas mengenai sejauh mana rencana pembangunan
terutama Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam APBD 2016 serta capain kinerja
pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur, kinerja laporan keuangan Pemerintah
Daerah dan instansi-instansi Pemerintah Pusat, pertumbuhan dan pengawasan
pembangunan, perkembangan inflasi yang terjadi di daerah, serta permasalahan-
permasalahan yang dihadapi Provinsi Kalimantan Timur. Komisi XI DPR RI juga
ingin mendengar masukan dan input program kerja pembangunan Provinsi
Kalimantan Timur untuk dapat diteruskan dalam Rapat Kerja dengan Menteri
Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas.
Selain itu, Komisi XI DPR RI bermaksud mendapatkan informasi terkait dengan
upaya pencapaian target serta optimalisasi yang sudah dan akan dilakukan oleh
Kementerian Keuangan Provinsi Kalimantan Timur agar target penerimaan
perpajakan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2015 tentang
APBN 2016 dapat tercapai serta permasalahan terkait Penagihan Piutang Negara,
Pendapatan Negara Bukan Pajak, Realisasi Pengelolaan dan Penyerapan Anggaran di
Kanwil Kementerian Keuangan, Optimalisasi Pengelolaan Aset Negara, Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di Kanwil Kementerian Keuangan.
Selain hal-hal yang telah diuraikan diatas, Komisi XI DPR RI juga ingin
mendapatkan informasi mengenai kondisi perkembangan sektor jasa keuangan
khususnya yang terkait dengan kinerja perbankan, IKNB, perkembangan dari
penjamin yang diberikan oleh PT Askrindo dan Perum Jamkrindo serta
permasalahan yang dihadapi. Disamping itu juga kondisi ekonomi di wilayah
Kalimantan Timur yang meliputi perkembangan kondisi makroekonomi, inflasi,
sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, prospek perekonomian saat
ini dan dimasa yang akan datang, serta perkembangan dari Kredit Usaha Rakyat di
Provinsi Kalimantan Timur.
Susunan keanggotaan Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Provinsi
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:
No. No.
Angg Nama Anggota Fraksi Keterangan
1. 410 Ir. Marwan Cik Asan, MM F. PD
Ketua Tim
Wakil Ketua
Komisi XI
2. 218 Ir. G. Michael Jeno, MM F. PDIP Anggota
3. 223 Djenri Alting Kientjem, SH., MH F. PDIP Anggota
4. 204 MH. Said Abdullah F. PDIP Anggota
5. 287 M. Sarmuji, SE., M.Si F. PG Anggota
6. 309 Aditya Anugrah Moha, S. Ked F. PG Anggota
7. 350 Dr.Ir. H. Kardaya Warnika, D.E.A F. Gerindra Anggota
8. 346 Heri Gunawan, SE F. Gerindra Anggota
9. 400 Rooslynda Marpaung F. PD Anggota
10. 458 H. Muslim Ayub, SH., MH F.PAN Anggota
11. 68 Hadi Zainal Abidin F. PKB Anggota
12. 94 Ir. H. Junaidy Auly, MM F. PKS Anggota
13. 540 Hj. Kasriah F.PPP Anggota
14. 35 Dr. Achmad Hatari, SE., M.Si F. Nasdem Anggota
15. 545 Ir. Nurdin Tampubolon F. Hanura Anggota
II. INFORMASI DAN TEMUAN
A. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Postur APBD Provinsi Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Postur APBD Provinsi Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir
cenderung mengalami pertumbuhan negatif atau menurun. Pada tahun 2013
mencapai sebesar Rp14,830 T, tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar
Rp12,311 T dan tahun 2015 kembali menurun menjadi sebesar Rp10,452 T, pada
tahun 2016 yang semula APBD ditetapkan sebesar Rp11,096 T mengalami
penurunan menjadi sebesar Rp9,314 T. Hal ini disebabkan oleh merosotnya
Rencana Penerimaan dari Perimbangan Dana Bagi Hasil Pemerintah Pusat.
2. Alokasi penggunaan dan realisasi program yang dananya berasal dari dana
perimbangan selama 3 (tiga) tahun terakhir :
- Dana Alokasi Umum (DAU) sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan Belanja
Pegawai, namun belum mencukupi. Pada tahun 2014 DAU sebesar Rp57,31 M
sedangkan kebutuhan Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung sebesar
Rp930,54M, pada tahun 2015 Provinsi Kalimantan Timur tidak memperoleh
DAU atau Nol, sedangkan kebutuhan Belanja Pegawai sebesar Rp942,46M.
- Dana Bagi Hasil (DBH) digunakan sepenuhnya untuk Belanja Langsung bagi
pembangunan daerah.
- Dana Alokasi Khusus (DAK) sudah terealisasi 100%.
3. Komponen-komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perkembangannya
selama 3 (tiga) tahun terakhir di Provinsi Kalimantan Timur :
a. Komponen-komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD):
- Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
- Biaya Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB)
- Pajak Bahan Bakar Bermotor (PBBKB)
- Pajak Air Permukaan
- Pajak Rokok
b. Hasil Retribusi Daerah :
- Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Perijinan Tertentu
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan :
- Perusahaan Daerah dan Pihak Ketiga
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
- Hasil Penjualan Aset Daerah
yang tidak dipisahkan
- Penerimaan Jasa Giro
- Penerimaan Bunga Deposito
- Penerimaan Ganti Rugi Atas
Kekayaan Daerah (TP/TGR)
- Pendapatan dari Pengembalian
- Penerimaan Denda Pajak
- Penerimaan Denda Retribusi
- Pendapatan dari BLUD
- Parkir Lembuswana
Perkembangan PAD selama 3 (tiga) tahun terakhir meningkat namun
cenderung turun kembali. Kontribusi PAD dalam APBD Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2013 sebesar Rp5,885T atau 39,68% , sedangkan tahun 2014
Rp6,663 T atau 54,12%, tahun 2015 sebesar Rp4,951 T atau 47,37%.
4. Evaluasi dan usulan perbaikan Dana Perimbangan dalam rangka penyusunan APBN,
terutama dengan rencana revisi UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah:
Tanggapan , masukan dan perubahan terhadap pasal dan ayat pada rencana
revisi UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, antara lain :
a. Desentralisasi fiskal yang lebih luas kepada daerah dengan menambah ojek
bagi hasil pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
b. Akses informasi yang lebih luas bagi daerah dalam rangka menjamin
transparansi dan pertanggungjawaban data lifting yang lebih akurat sebagai
dasar perimbagan DBH Migas.
c. Keadilan bagi hasil SDA minyak bumi dan gas bumi yang lebih seimbang bagi
daerah penghasil dan menuntut kesediaan Pemerintah Pusat untuk berbagi
atas lifting migas pada wilayah di atas 12 mil laut.
d. Bagi Hasil SDA pertambangan umum yang dikembalikan kepada pengertian
semula Royalti (13,5), serta Dana Alokasi Umum yang proporsional.
Khusus untuk Dana Bagi Hasil Migas dan Pertambangan Batu Bara, Pemprov
Kalimantan Timur (Kaltim) belum mendapatkan alasan logis dan akademis atas
angka pembagian yang tercantum dalam RUU HKPD yang tidak berbeda dari UU
Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan, yang terlihat diskriminatif
jika dibandingkan dengan daerah yang memliki karakteristik yang sama
(perbatasan dan terpencil).
5. Hasil Audit BPK terhadap laporan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Timur
dalam 3 (tiga) tahun terakhir :
a. Tahun 2012 : Wajar Tanpa Pengecualian
b. Tahun 2013 : Wajar Tanpa Pengecualian
c. Tahun 2014 : Wajar Tanpa Pengecualian
6. a. Kondisi PDRB Provinsi Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir:
PDRB Kaltim atas harga berlaku tahun 2015 merupakan data sangat
sementara sebesar Rp490.874.646.000.000,00. Struktur ini menunjukkan sektor-
sektor unggulan dan yang kurang berkembang dalam wilayah tersebut. Dalam
jangka waktu yang tidak panjang dan pada kondisi normal, biasanya struktur
perekonomian wilayah tidak mengalami pergeseran signifikan.
Industri pengolahan menempati peringkat kedua dengan kontribusi
sebesar 19,5%, sedikit meningkat dari tahun 2013. Industri pengolahan ditopang
oleh komoditi industri migas dengan sumbangan sebesar 13,1% dengan peran
terbesar dari industri LNG.
Dalam struktur ekonomi Kaltim tahun 2014, peranan tertinggi oleh sektor
pertambangan dan penggalian walaupun menurun dari 55,15% pada tahun 2013
menjadi 49,8% pada tahun 2014. Peringkat ketiga dalam struktur perekonomian
Kaltim pada tahun 2014 ditempati oleh sektor konstruksi dengan kontribusi
sebesar 7,6%. Selanjutnya sektor pertanian berada pada urutan keempat dalam
memberikan andil terhadap pembentukan PDRB Kaltim di tahun 2014 yaitu
sebesar 6,9%.
b. Sektor-sektor yang menjadi unggulan di Provinsi Kalimantan Timur :
No Dimensi Pembangunan Nasional No Prioritas Pembangunan
1. Dimensi Pembangunan Manusia 1. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan
2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
3. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
4. Percepatan transformasi ekonomi
5. Pengembangan agribisnis
6. Peningkatan produksi pangan
7. Pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan
8. Peningkatan kualitas infrastruktur
3. Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan
9. Percepatan pengentasan kemiskinan
10. Peningkatan dan perluasan kesempatan kerja
11. Pengembangan ekonomi kerakyatan
4. Dimensi Kondisi Perlu 12. Reformasi birokrasi dan tata kelola Pemerintahan
c. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan dan pengangguran
di Provinsi Kalimantan Timur:
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2015
sebesar -1,65% (data sangat sementara), mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 2,02%. Pertumbuhan ekonomi yang
rendah bahkan negatif (-)tidak berpengaruh terhadap pengangguran dan
kemiskinan di Kaltim. Hal ini terbukti dengan data pengangguran pada tahun
2013 sebesar 7,94% mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 7,53% dan
tahun 2015 menjadi 7,50%. Sementara data kemiskinan pada tahun 2013
sebesar 6,06% mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 6,42% dan pada
tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 6,23%.
d. Langkah kongkrit yang dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Timur dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat:
Pemprov Kalimantan Timur melakukan langkah-langkah sesuai RPJMD
Provinsi Kaltim dengan visi “Mewujudkan Kaltim Sejahtera Yang Merata dan
Berkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Enegi Ramah Lingkungan” dengan 5
(lima) misi diantaranya; Sumber Daya Manusia, Daya Saing Ekonomi,
Infrastruktur, Tata Kelola Pemerintahan, Lingkungan Hidup.
7. a. Kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menarik minat investor , antara lain :
- Pelaksanaan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
- Promosi Investasi dan Business Matching dengan Mitra Strategis
- Mendorong Realisasi Investasi dengan Mengoptimalkan LKPM
- Kebijakan Daerah yang Pro-Investasi
b. Kontribusi investasi terhadap pencapaian target pembangunan di Provinsi
Kalimantan Timur:
Pemprov Kaltim harus memihak pada ekspor dan investasi baik
Pemerintah maupun Publik yang dikembangkan pada penciptaan lapangan kerja.
Kebutuhan investasi tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN yang
memberikan dampak dalam percepatan pembangunan.
c. Manfaat investasi pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:
- Menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas pasar dan
pengembangan teknologi lokal yang baru.
- Meningkatkan daya saing industri ekspor, dan mendorong ekonomi lokal
melalui pasar kedua dari sektor keuangan dan sektor jasa atau pelayanan.
- Meningkatkan pajak pendapatan dan menambah pendapatan lokal atau
nasional serta memperkuat nilai mata uang lokal terhadap pembiayaan
impor.
d. Sektor-sektor unggulan dan infrastruktur yang mendukung percepatan
pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur yaitu:
- Perkebunan kelapa sawit, kakao, tanaman karet, batubara, kelistrikan
e. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Provinsi Kalimantan Timur dalam
penyerapan anggaran:
- Keterlambatan proses keputusan pengelola keuangan
- Pembebasan lahan bermasalah dan Administrasi lelang kurang lengkap
- Keterlambatan pihak ketiga meminta pembayaran hasil pekerjaan
kepada SKPD.
f. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sudah menerapkan sistem akuntansi
Pemerintahan yang baru yang berbasis acrual mulai tahun 2015. Hambatan-
hambatan yang dihadapi antara lain; Keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia
pengelola keuangan yang berlatar belakang pendidikan Akuntansi dan Informasi
Teknologi; Sistem pengelolaan keuangan yang ada masih belum terintegrasi
antara pengelolaan pendapatan (pada Dinas Pendapatan), pengelolaan keuangan
(pada Biro Keuangan) dan pengelolaan barang daerah (pada Biro Perlengkapan).
B. BANK INDONESIA
1. Perkembangan kondisi Makroekonomi, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2015 dan prediksi tahun 2016 :
a. Selama tahun 2015, perekonomian Kaltim tumbuh negatif pada setiap
triwulannya. Kontraksi ekonomi Kaltim terutama disebabkan oleh menurunnya
permintaan batubara dari negara mitra dagang utama dan rendahnya harga
komoditas internasional.
Sumber : BPS Provinsi Kaltim
*)Proyeksi Bank Indonesia Kaltim
b. Selama tahun 2015, ketenagakerjaan Provinsi Kaltim mengalami penurunan.
Kondisi ini tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) namun peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari bulan
Februari ke Agustus 2015.
Sumber : BPS Provinsi Kaltim
Kesejahteraan di Provinsi Kaltim dapat dilihat dari persentase penduduk
miskin yang mengalami penurunan pada September 2015.
Sumber : BPS Provinsi Kaltim
2. Perkembangan inflasi, uang beredar, nilai tukar dan sistem pembayaran di
Provinsi Kaltim selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Sumber : BPS Provinsi Kaltim dan Bank Indonesia
I II III IV TOTAL
%,yoy %,yoy %,yoy %,yoy %,ctc %,ctc %,ctc
PDRB -0,2 -0,4 -2,2 -0,5 -0,9 0,3-0,8 0,5-1,0
20152016* 2017*
2015 2015
Februari Agustus
Penduduk 15+ Orang 2.867.748 2.913.681
Angkatan Kerja Orang 1.935.407 1.822.593
Bekerja Orang 1.800.567 1.690.980
Penganggur Orang 134.84 131.613
Bukan Angkatan Kerja Orang 932.341 1.091.088
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 67,49 62,55
Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 6,97 7,22
2015 2015
Maret September
Jumlah Penduduk Miskin Orang 252.57 250.91
Persentase Penduduk Miskin Persen 6.23 6.13
2013 2014 2015
Inflasi %,yoy 9.65 7.66 4.89
Kurs Tengah BI IDR/USD 10,451.37 11,878.30 13,386.50
SP Tunai
Outflow Rp miliar 7,339.17 8,731.31 9,476.98
Inflow Rp miliar 16,828.83 17,113.59 16,381.22
SP Non Tunai
Kliring Rp miliar 29,920.01 29,362.36 31,213.90
a. Pada tahun 2015 berada dalam sasaran inflasi nasional. Capaian ini tidak
lepas dari upaya BI dan Pemda dalam melakukan berbagai program
pengendalian inflasi di daerah, diantaranya operasi pasar murah, sidak pasar
dan PIHPS.
b. Perkembangan kurs tengah BI sejak 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa
mata uang kita terdepresiasi terhadap US Dollar.
c. Dari sistem pembayaran, transaksi tunai Kaltim pada tahun 2015 mengalami
perlambatan sejalan dengan kondisi ekonomi. Kondisi ini tercermin dari
pertumbuhan outflow yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sementara dari sistem pembayaran nontunai, transaksi kliring
menunjukkan adanya peningkatan pasca kebijakan BI yang mewajibkan
transaksi nontunai dibawah nominal Rp100 juta tidak dapat menggunakan
RTGS.
3. Prospek perekonomian Provinsi Kalimantan Timur dimasa mendatang :
Perekonomian Kaltim kedepan diperkirakan akan membaik walaupun masih
terbatas. Percepatan transformasi ekonomi Kaltim dari ekonomi yang berbasis
sumber daya alam menuju ekonomi yang menghasilkan produk olahan bernilai
tambah tinggi perlu segera dilakukan. Sektor industri pengolahan (industri
nonmigas) diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi Kaltim yang
baru dengan komoditas utama seperti CPO, karet, pupuk dan bahan kimia
lainnya. Pada sisi perkembangan harga, Bank Indonesia dan Pemda melalui TPID
selalu berupaya menjaga tingkat inflasi Kaltim bergerak stabil dan berada dalam
sasaran inflasi nasional.
4. Langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam memperkuat peran Kantor
Perwakilan Bank Indonesia di daerah:
a. Bank Indonesia Kaltim bekerjasama dengan Pemda mengupayakan
pengembangan UMKM di wilayah Kaltim melalui pembinaan kluster-kluster
yang disinergikan dengan program ketahanan pangan pemerintah.
b. Bank Indonesia Kaltim secara rutin menjadi advisor Pemda dalam berbagai
pengambilan kebijakan diantaranya penyampaian asumsi makroekonomi
daerah dalam rangka penyusunan RKPD dan menjadi narasumber dalam
berbagai acara terkait kemajuan ekonomi daerah.
c. Bank Indonesia Kaltim secara rutin menyusun kajian ekonomi keuangan
regional (KEKR) yang diterbitkan setiap triwulanan.
5. Langkah-langkah yang dilakukan Kantor Bank Indonesia dan perbankan Provinsi
Kalimantan Timur dalam peningkatan kualitas dan pemenuhan permintaan uang
rupiah:
a. Bank Indonesia Kaltim bekerjasama dengan Perbankan melayani penukaran
uang pecahan kecil ataupun uang yang lusuh dan rusak dari masyarakat,
melakukan kegiatan Kas Keliling di dalam kota Samarinda hingga daerah
perbatasan.
b. Bank Indonesia Kaltim bekerjasama dengan Perbankan mendirikan kantor
kas titipan di Sangatta (Kab. Kutim), Berau (Kab. Berau) dan Tanjung Selor
(Provinsi Kaltara) untuk memenuhi kebutuhan uang kartal masyarakat.
c. Bank Indonesia Kaltim secara rutin melakukan sosialisasi terkait kewajiban
penggunaan uang Rupiah dan ciri-ciri keaslian uang Rupiah.
6. Langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia
Kalimantan Timur dalam pengendalian inflasi:
a. Inflasi bulanan Kaltim biasanya mengalami lonjakan pada saat menjelang
perayaan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
b. Bank Indonesia bekerjasama dengan TPID secara rutin melakukan berbagai
program kegiatan pengendalian inflasi di daerah.
c. Kendala yang dialami adalah keterbatasan dana Pemda. Pada tahun 2015,
Disperindagkop mampu menyelenggarakan pasar murah di lebih dari 30 titik
yang tersebar di wilayah Kaltim. Sedangkan pada tahun 2016, diperkirakan
hanya mampu menyelenggarakan di 10-15 titik saja.
C. OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
1. a. Aset Perbankan di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara): Dalam Milyar
Aset 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum 86.662 106.119 107.828 115.450 102.686 BPR 292 319 343 366 399
Per posisi Desember 2015, Aset Bank Umum di Kaltim dan Kaltara sebesar
Rp102 T dan BPR sebesar Rp399 M. Jumlah tersebut mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp115 T (Bank Umum) dan
Rp366 M (BPR).
b. DPK Perbankan di Kaltim dan Kaltara:
DPK BANK UMUM
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum 66.311 79.992 85.407 89.468 86.072 Giro 17.476 25.781 22.110 22.578 19.186 Tabungan 28.297 32.939 37.849 38.811 38.774 Deposito 20.538 21.272 25.448 28.079 28.112
DPK BPR
2011 2012 2013 2014 2015
BPR 180 199 209 198 210 Tabungan 82 82 95 103 103 Deposito 98 117 114 95 107
Penurunan DPK pada Desember 2015 secara mayoritas terjadi pada
Giro, yakni sebesar 15,2% dari sebelumnya Rp22,5 T turun menjadi Rp19,18
T. Sementara itu, tabungan per Desember 2015 juga mengalami penurunan,
namun tidak signifikan (-0,10%) dari sebesar Rp38,81 T menjadi Rp38,77 T.
Penurunan DPK diakibatkan oleh penarikan dana Pemda dan swasta untuk
pembayaran proyek-proyek Pemerintah pada akhir tahun.
c. Kredit Perbankan di Kaltim dan Kaltara: Dalam Milyar
Kredit
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum 41.603 52.321 64.098 65.901 67.028 Modal Kerja 15.062 19.133 22.386 22.840 23.512 Investasi 12.266 15.527 21.069 21.062 21.346 Konsumsi 14.275 17.661 20.643 21.999 22.170
2011 2012 2013 2014 2015 BPR 195 217 238 234 246 Modal Kerja 111 124 140 129 116 Investasi 12 15 18 20 28 Konsumsi 73 78 80 85 101
Pertumbuhan kredit Bank Umum berdasarkan wilayah di Kalimantan
Timur pada Desember 2015 mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp67 T
dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit BPR berdasarkan
wilayah di Kaltim pada Desember 2015 juga mengalami sedikit peningkatan
menjadi Rp246 M dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp234 M.
d. Penyaluran KUR Bank Umum yang Berkantor Pusat di OJK Provinsi Kaltim:
Kondisi penyaluran KUR khususnya pada Bank Umum yang berkantor
pusat di Wilayah KOJK Kaltim menunjukkan penurunan. Dari sebelumnya pada
awal tahun 2015 berada pada posisi Rp85,61 M menjadi Rp34,27 M pada
Desember 2015.
e. Data UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Jenis Penggunaan :
Kredit UMKM di Provinsi Kaltim dan Kaltara masih didominasi oleh sektor
perdagangan dengan tren meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan jenis
penggunaan kredit UMKM masih didominasi modal kerja dan konsumsi.
f. Risiko Kredit Perbankan di Kaltim dan Kaltara : Rasio NPL
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum 2,00% 2,37% 3,88% 4,67% 6,16% BPR 13,56% 14,50% 13,48% 13,70% 11,10%
Risiko kredit perbankan di Provinsi Kaltim dan Kaltara dinilai cukup tinggi.
Hal ini terlihat dari kualitas kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL)
Gross yang berada di atas batas indikatif NPL maksimum Perbankan secara
umum. Per posisi Desember 2015 NPL Gross Bank Umum di wilayah Kaltim
tercatat sebesar 6,16%, naik dibandingkan Desember tahun sebelumnya
sebesar 4,67%.
g. Risiko Likuiditas Perbankan di Kaltim dan Kaltara :
Risiko Likuiditas perbankan di Kaltim khususnya pada akhir tahun dinilai
cukup ketat, tercermin dari turunnya DPK Bank Umum per posisi Desember
menjadi Rp86,07T dari sebelumnya Rp89,47T. LDR juga mengalami
peningkatan dari sebelumnya 73,66% (Desember 2014) menjadi sebesar
80,16% (Desember 2015).
h. Risiko Pasar Perbankan di Kaltim dan Kaltara :
Risiko pasar yang dihadapi Perbankan di Kaltim khususnya terkait nilai
tukar (foreign exchange) saat ini dinilai cukup kecil mengingat Bank Umum
yang berkantor pusat di Provinsi Kaltim memiliki exposure dalam bentuk valas
yang relatif kecil. Risiko suku bunga (interest rate risk) yang dihadapi Bank dari
kredit yang diberikan relatif kecil, karena sumber dana sebagian besar berasal
dari dana Pemda yang mayoritas ditempatkan dalam bentuk Giro. Sementara
dari sisi kredit suku bunga yang ditetapkan bank kepada beberapa debitur
besar dengan jangka waktu cukup panjang bersifat tetap.
2. a. Kegiatan Jasa Keuangan Di Sektor Perbankan
Aset perbankan di Kaltim dan Kaltara pada akhir tahun 2015 yaitu sebesar
Rp102 T, tumbuh negatif sebesar 11,05% dibandingkan dengan tahun 2014
dengan share terbesar terdapat di kota Samarinda dan Balikpapan masing-
masing sebesar 42,47% dan 27,75%,
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan Desember 2015
mencapai Rp86,07T, tumbuh negatif sebesar 3,79%. Jumlah total
penghimpunan DPK tersebut portfolio terbesar berasal dari Tabungan sebesar
Rp38,77 T, diikuti penghimpunan Deposito dan Giro masing-masing sebesar
Rp28,11 T dan Rp19,19 T. Share penghimpunan DPK terbesar masih
didominasi oleh kota Samarinda dan Balikpapan masing-masing sebesar
39,25% dan 27,03%, diikuti oleh kota Tarakan sebesar 6,51%.
Berdasarkan jumlah rekening, hingga akhir tahun 2014 telah terdapat
3.885.893 rekening yang terdiri dari 3.751.314 rekening Tabungan, 64.858
rekening Giro dan 69.721 rekening Deposito.
b. Kegiatan Jasa Keuangan Di Sektor Modal
Secara umum perkembangan pasar modal di Kaltim mengalami
peningkatan pada Desember 2015 dengan volume perdagangan harian sebesar
Rp.1.175.832.950 juta saham, namun menurun menjadi Rp670.993.508.000
pada Desember 2015. Penurunan nilai value pasar modal di Kaltim terutama
karena imbas penurunan harga komoditi batubara.
c. Kegiatan Jasa Keuangan Di Sektor IKNB (Industri Keuangan Non Bank)
(Dalam Jutaan Rp)
2013 2014 2015 Penjaminan - 50.468 51.695 Pembiayaan 114.959 129.402 117.465 Dana Pensiun 1.844.959 2.133.310 2.223.144
Terdapat 254 jaringan kantor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di
Provinsi Kaltim dengan rincian: 58 perusahaan Asuransi Umum, 42 Perusahaan
Asuransi Jiwa, 2 Dana Pensiun, 2 Perusahaan Penjaminan, 23 Pegadaian, 126
Perusahaan Pembiayaan, dan 1 Perusahaan modal Ventura.
Total Aset Dana Pensiun di Provinsi Kaltim pada periode Desember 2015
meningkat sebesar Rp89.834 juta dari Rp2.133.310 juta menjadi sebesar
Rp2.223.144 juta. Sementara itu aset Perusahaan pembiayaan turun dari
sebelumnya di posisi Rp129 M menjadi Rp117 M.
3. a. Bentuk Sosialisasi Yang Sudah Dilakukan Terkait Keberadaan Serta Fungsi,
Tugas dan Wewenang OJK Provinsi Kaltim :
OJK Provinsi Kaltim menyelenggarakan edukasi kepada Universitas,
Kantor Pemerintahan, Pesantren, dan pameran dengan membuka booth OJK
pada event besar serta edukasi melalui talkshow di radio dan pemasangan
billboard pada jalan raya utama di Samarinda. Sosialisasi yang telah dilakukan
oleh KOJK Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kegiatan
sosialisasi selama tahun 2015.
b. Bentuk Perlindungan Konsumen dan Masyarakat Yang Dilakukan oleh OJK:
Kantor OJK Provinsi Kaltim menerima segala jenis pengaduan baik
melalui walk in dan surat. Pengaduan yang masuk pada tahun 2015 di KOJK
Provinsi Kaltim dan telah diinput dan diteruskan pada Kantor Pusat OJK yaitu
pengaduan nasabah sebanyak 19 (Sembilan Belas) dan walk in permintaan
informasi pengaduan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan).
4. Mekanisme kerja yang sudah dibangun oleh OJK agar komunikasi antar lembaga
dapat terbangun dan berjalan dengan baik:
- Melakukan koordinasi dan konsolidasi internal antar OJK secara regional
dan nasional.
- Selalu diadakan update kondisi sektor jasa keuangan kepada kantor
diatasnya secara berkala.
- Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal melalui berbagai pendekatan
dengan menyelenggarakan sosialisasi terkait dengan Penanganan Dugaan
Tindak Pidana Perbankan.
- Kunjungan kepada Gubernur, Pemda, Bupati, serta beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
- Menghadiri rapat Paripurna DPRD dalam rangka pembahasan berbagai isu
terkait dengan kegiatan perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.
- Sebagai narasumber dalam berbagai acara terkait dengan perkembangan
industri jasa keuangan dan sektor perekonomian Provinsi Kaltim.
- Membentuk forum komunikasi, antara lain : FKLJK, TPAKD, serta sebagai
anggota evaluasi dan monitoring pencapaian realisasi kredit usaha mikro
dan kecil bersama dengan Pemda Daerah.
D. LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)
1. Data Bank Umum dan BPR yang berada dalam pengawasan oleh LPS di Provinsi
Kalimantan Timur: Provinsi Kaltim Nasional Bank Umum
Konvensional 1 107 Syariah 0 11
Total Bank Umum 1 118 BPR
Konvensional 14 1.637 Syariah 1 163
Total BPR/BPRS 15 1.800 Total Seluruh Bank 16 1.918
Keterangan: * Data per Desember 2015 * Data Bank Provinsi Kaltim merupakan Bank yang berkantor pusat di Kaltim
Bank Umum No Nama Bank Kepemilikan Kategori OJK
1 PD Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
Pemda Konvensional+UUS Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
BPR No Nama Bank Kepemilikan Kategori OJK
1 PT BPR Zebra Surya Prima Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
2 PT BPRS Ibadurrahman Swasta Nasional Syariah Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
3 PT BPR Bontang Sejahtera Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
4 PT BPR Ronggolawe Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
5 PT BPR Permata Hati Jaya Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
6 PT BPR Ingertad Bangun Utama
Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
7 PD BPR Kabupaten Bulungan
Pemda Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
8 PT BPR Paro Tua Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
9 PT BPR Artha Karya Perdana
Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
10 PT BPR Ronabasa Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
11 PD BPR Kota Samarinda Pemda Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
12 PT BPR Kutai Timur Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
13 PT BPR Danartha Dwiprima Swasta Nasional Konvensional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
14 PT BPR Semoga Jaya Artha Swasta Nasional Swasta Nasional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
15 PT BPR Bepede Kutai Sejahtera
Swasta Nasional Swasta Nasional Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur
Keterangan:
* Data per Desember 2015 * Data Bank Provinsi Kaltim merupakan Bank yang berkantor pusat di Kalimantan Timur
2. Data besaran jumlah rekening dan jumlah simpanan yang dijamin oleh LPS di
Provinsi Kalimantan Timur :
Nilai Simpanan yang dijamin maksimal sebesar Rp 2 Milyar (per nasabah per
bank). Sedangkan, Jenis simpanan yang dijamin adalah sebagai berikut :
- Simpanan yang dijamin meliputi giro, tabungan, deposito, sertifikat
deposito, dan atau yang dipersamakan (untuk simpanan berdasarkan
prinsip syariah).
- Simpanan yang dijamin termasuk simpanan yang berasal dari bank lain.
- Pinjaman atau pembiayaan bersaldo kredit dan simpanan bersaldo debet
tidak termasuk sebagai simpanan yang dijamin. (Peraturan LPS
No.2/PLPS/2014).
Data Jumlah Rekening
No Bank
Umum/BPD
Provinsi Kalimantan Timur Nasional
2015 2014 2013 2015 2014 2013
1 Bank
Umum/BPD 642.042 0,37% 595.119 0,37% 553.283 0,37% 175.994.476 160.881.757 147.626.510
2 BPR 88.460 0,76% 80.373 0,70% 101.792 0,90% 11.687.171 11.527.424 11.290.952
Total Seluruh Bank
733.502 0,39% 675.492 0,39% 655.075 0,41% 187.681.647 172.409.181 158.917.462
Data jumlah Simpanan
Dalam Jutaan Rupiah Bank
Umum/BPD Provinsi Kalimantan Timur Nasional
2015 2014 2013 2015 2014 2013
Bank Umum/BPD
15.707.652.66 0,35% 22.770.165.40 0,55% 21.347.288,45 0,58% 4.473.771.929,97 4.168.558.307,77 3.706.609.354,13
BPR 233.070,55 0,31% 209.722,81 0,32% 221.345,51 0,39% 74.449.406,67 65.030.487,61 56.124.923,34
Total Seluruh
Bank 15.940.723,21 0,35% 22.979.888,21 0,54% 21.568.633,96 0,57% 4.548.221.336,64 4.233.588.795,38 3.762.734.277.47
Data jumlah Simpanan Dijamin Dalam Jutaan Rupiah
3. Data besaran premi penjaminan yang dibayarkan oleh perbankan Provinsi
Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Pembayaran Premi Penjaminan dibayarkan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun:
- Pembayaran Periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni
- Pembayaran periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember
Bank Umum/BPD
Provinsi Kalimantan Timur Nasional 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Bank Umum/BPD
9.900.630,01 0,39% 9.711.400,49 0,42% 9.442.571,11 0,45% 2.508.415,97 2.325.021,79 2.109.027,83
BPR 228.462,37 0,31% 204.824,18 0,32% 214.547,45 0,39% 72.758,55 64.291,12 54.743,86 Total
Seluruh Bank
10.129.092,38 0,39% 9.916.224,67 0,42% 9.657.118,56 0,45% 2.581.174.52 2.389.312,91 1.163.771,69
Premi untuk setiap periode adalah sebesar 0,1% (satu perseribu) dari rata-rata
saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode.
Rp 1 Juta
Bank Umum/BPD
Kantor Pusat Kantor OJK Provinsi Kalimantan Timur Nasional 2015 2014 2013 2015 2014 2013
Bank Umum/BPD
50.698 0,66% 37.809 0,55% 60.082 0,98% 7.712.335 6.901.457 6.105.845
BPR 401 0,34% 441 0,42% 438 0,47% 118.897 105.388 92.722 Total Seluruh
Bank 51.099 0,65% 38.251 0,55% 60.521 0,98% 7.831.232 7.006.845 6.198.567
4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh LPS dalam memelihara dan menjaga ketahanan
dan stabilitas sistem perbankan di Provinsi Kalimantan Timur:
- Sebagai anggota FKSSK, yang aktif dalam melakukan asesmen atas kondisi makro
dan industri perbankan (Pasal 44 UU OJK).
- Penetapan suku bunga penjaminan (LPS rate) secara berkala (Pasal 199 UU LPS)
- Penyelesaian Bank Gagal Non Sistemik
LPS telah melikuidasi 66 Bank yang terdiri dari 1 Bank Umum dan 65 BPR sampai
dengan 31 Desember 2015 (Pasa 43-54 UU LPS)
- Penyelamatan 1 Bank Umum (PT Bank Century, Tbk)
LPS telah menjual seluruh kepemilikan saham LPS di Bank Mutiara pada tanggal
24 November 2015 (99%) dengan harga jual sebesar Rp4,4 T dan pada tanggal 25
Juni 2015 (0,996%) dengan harga jual Rp44 M.
E. BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. a. Perkembangan tingkat kemiskinan (miskin dan hampir miskin) di Provinsi
Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir:
Penduduk miskin ada dua kelompok, yaitu sangat miskin dan miskin. Pada
bulan Maret 2012, penduduk yang berada pada kelompok sangat miskin ada
sebesar 2,20%, angka ini berkurang sampai dengan bulan Maret 2013. Namun
pada September 2013 angka tersebut bertambah menjadi 2,80% kemudian
berkurang kembali pada September 2014 menjadi 1,43%. Sedangkan pada
kelompok miskin angkanya mengalami fluktuasi. Pada bulan Maret 2012
sebesar 4,48%, kemudian naik menjadi 4,71% pada September 2012, kemudian
turun kembali pada September 2013 menjadi 3,58%. Namun pada bulan Maret
2014 naik kembali menjadi 3,95%, serta pada bulan September 2014 menjadi
4,88%.
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Status Kemiskinan, 2012-2014
No STATUS
KEMISKINAN Satuan
2012 2013 2014
Maret September Maret September Maret September
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 SANGAT MISKIN
Ribu (000) 82,5 63,3 61,4 112,2 97,6 57,2
Persen (%) 2,20 1,67 1,56 2,80 2,47 1,43
2 MISKIN
Ribu (000) 168,0 179,0 176,6 143,7 156,0 195,5
Persen (%) 4,48 4,71 4,50 3,58 3,95 4,88
3 HAMPIR MISKIN Ribu (000) 250,0 217,8 338,4 342,3 295,4 317,6
Persen (%) 6,67 5,74 8,62 8,54 7,48 7,93
4 RENTAN MISKIN
LAINNYA
Ribu (000) 662,2 600,7 696,8 732,8 725,8 570,3
Persen (%) 17,67 15,82 17,75 18,28 18,36 14,24
5 TIDAK MISKIN Ribu (000) 2.584,9 2.736,1 2.652,9 2.677,5 2.677,3 2865,0
Persen (%) 68,98 72,06 67,57 66,80 67,74 71,52
6 TOTAL Ribu (000) 3.747,6 3.796,9 3.926,1 4.008,6 3.952,2 4005,6
Persen (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7 GARIS KEMISKINAN
Rp/kapita/bln 347.577 363.887 381.706 417.902 431.560 444.248
Sumber: Susenas
Keterangan:
SM : Sangat Miskin (pendapatan perkapita/bulan kurang dari sama dengan 0.8GK)
M : Miskin (pendapatan perkapita/bulan lebih dari 0.8GK dan kurang dari sama dengan GK)
HM : Hampir Miskin (pendapatan perkapita/bulan lebih dari GK dan kurang dari sama dengan 1.2GK)
RML : Rentan Miskin Lainnya (pendapatan perkapita/bulan lebih dari 1.2GK dan kurang dari sama dengan 1.6GK)
TM : Tidak Miskin (pendapatan perkapita/bulan lebih dari 1.6GK)
a. Letak kantong-kantong kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur :
Secara persentase, ada lima kabupaten di Kaltim yang angka kemiskinannya di
atas 7%, yaitu Kabupaten Kutai Timur (8,86%), Kabupaten Paser (7,86%),
Kabupaten Kutai Barat (7,71%), Kabupaten Penajam Paser Utara (7,67%), dan
Kabupaten Kutai Kertanegara (7,42%). Jika dilihat dari angka mutlaknya, peringkat
lima besar penduduk miskin di Kaltim berada di Kabupaten Kutai Kertanegara
(52.528 jiwa), Kota Samarinda (36.648 jiwa), Kabupaten Kutai Timur (28.299 jiwa),
Kabupaten Paser (20,343 jiwa), dan Kota Balikpapan (15,017 jiwa).
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2014 *)
KABUPATEN/KOTA P0 (% Penduduk) Jumlah Penduduk Miskin
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (2) (3) (4) (5)
Paser 7,91 7,65 7,94 7,86 19.123 18.906 20.144 20,343
Kutai Barat 8,25 8,30 7,71 7,71 14.277 14.098 13.204 12,924
Kutai Kertanegara 7,21 6,95 7,52 7,42 47.332 46.840 52.143 52,528
Kutai Timur 9,43 8,79 9,06 8,86 25.267 25.167 27.174 28,299
Berau 5,46 5,25 4,83 4,75 10.297 10.197 9.690 9,765
Malinau 12,67 11,71 10,48 10,26 8.307 7.859 7.229 7,633
Bulungan 12,14 11,76 12,04 12,03 14.364 13.724 14.240 15,107
Nunukan 10,38 9,62 9,51 9,38 15.316 14.655 14.942 14,983
Penajam Paser Utara 8,67 8,59 7,70 7,67 12.980 12.836 11.694 11,579
Tana Tidung 11,41 9,83 10,21 9,48 1.817 1.716 1.885 1,976
Kota Balikpapan 3,39 3,31 2,48 2,46 19.815 19.508 14.918 15,017
Kota Samarinda 4,31 4,19 4,63 4,58 32.881 32.370 36.605 36,648
Kota Tarakan 8,41 7,97 7,90 7,79 17.219 16.409 16.666 17,665
Kota Bontang 5,40 5,21 5,16 5,09 8.134 8.018 8.153 8,215
6,63 6,38 6,38 6,31 247.129 242.303 248.685 252,682
*) Kaltim masih termasuk Kaltara
2. Data perkembangan pembangunan di daerah yang memuat angka kemiskinan, tingkat pengangguran, ketimpangan pendapatan dan Indeks Pembangunan Manusia : a. Perkembangan Kemiskinan
Angka kemiskinan di Provinsi Kaltim selama Maret 2009 hingga
September 2015 menunjukkan penurunan. Angka kemiskinan pada Maret 2009
sebesar 7,73 %, dan pada September 2015 sebesar 6,10 %. Penurunan yang
signifikan terjadi pada Maret 2010 (7,66 %) ke Maret 2011 (6,77 %).
Persentase Penduduk Miskin Kalimantan Timur Menurut Daerah,
Maret 2009 – September 2015
b. Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Timur selalu berada di
atas angka nasional.
Jumlah Pengangguran dan TPT Kalimantan Timur dan Nasional
c. Ketimpangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan masyarakat dapat diukur dengan beberapa cara
diantaranya menggunakan ukuran Gini Ratio dan Indeks Williamson. Gini ratio
Kaltim dalam 5 tahun terakhir selalu berada di bawah angka nasional dan
menunjukan penurunan.
Perkembangan Gini Ratio Kalimantan Timur dan Nasional
d. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Secara umum capaian IPM Kalimantan Timur tergolong kategori tinggi
(antara 70 – 80), dimana IPM tertinggi adalah kota Bontang sedangkan yang
terendah kabupaten Mahakam Ulu. IPM daerah perkotaan tergolong kategori
tinggi (antara 70-80), sedangkan IPM kabupaten banyak yang tergolong sedang
(antara 60-70).
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2012-2014
Secara nasional, IPM Kalimantan Timur menduduki peringkat 3 setelah DKI
Jakarta dan DI Yogyakarta.
Peringkat IPM Nasional tahun 2014
3. a. Evaluasi pemutakhiran dan sinkronisasi data antara pusat dan Provinsi/
Kabupaten/Kota :
Salah satu data yang belum sinkron antara Kabupaten/Kota dengan
Provinsi adalah data luas wilayah administrasi. Hingga kini masih ada data yang
masih perlu di sikronkan antara data Kabupaten/Kota dengan data Provinsi
maupun data pusat.
b. Langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam melakukan pemutakhiran dan
sinkronisasi data:
Melaksanakan Rapat Sinkronisasi dan Konsolidasi Data Pembangunan Se-
Kalimantan Timur dilakukan secara bersama-sama antara Bappeda dan BPS
Provinsi Kaltim. Sinkronisasi data dilakukan terhadap data statistik dan
informasi pembangunan kabupaten/kota dengan data statistik Provinsi yang
memuat penyesuaian data informasi yang berkaitan dengan kemiskinan,
pengangguran, pendidikan, kesehatan, pertanian, investasi, tenaga kerja,
perbatasan kepariwisataan dan daerah tertinggal, perumahan tidak layak huni
dan pemerintahan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Bappeda pada tahun
2013 telah Mencanangkan One Data One Map dalam rangka mewujudkan
penggunaan satu referensi acuan data spasial yang lengkap akurat, terkini,
informatif, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan yang mengupayakan
percepatan aksi pelaksanaan kebijakan One Data One Map di masing-masing
daerah.
c. Data tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun
terakhir:
Tren inflasi tahunan (yoy) Kaltim dalam 3 tahun terakhir semakin
menurun hingga tahun 2015 sebesar 4,89% atau berada pada target Nasional.
Angka inflasi pada tahun 2016 merupakan inflasi terendah selama 6 tahun
terakhir. Perkembangan inflasi bulanan di Balikpapan dan Samarinda,
menunjukkan pola yang tidak sama tiap bulannya, hal ini disebabkan oleh
perbedaan pola konsumsi masyarakat.
d. Komoditas pendorong Inflasi Kaltim, Tahun 2015:
Komoditas Pendorong Inflasi terutama pada kelompok bahan makanan
terutama ikan, daging ayam, sayuran dan kelompok makanan jadi, seperti rokok
dan tembakau. Komoditas yang memberi andil adalah transportasi dan
perumahan. Kelompok Perumahan merupakan inflasi yang belum dapat
dikendalikan, seperti komoditi sewa/kontrak rumah. Faktor-faktor yang
menyebabkan inflasi di Kaltim antara lain dari sisi penawaran yakni Dorongan
inflasi dari volatile food disebabkan produksi yang kurang atau pasokan dari luar
Kaltim yang terganggu diakibatkan cuaca dan kondisi infrastruktur yang kurang
sehingga arus distribusi barang tidak lancer; Administrated Prices dari Kebijakan
Pemerintah atas penyesuaian kenaikan harga dunia, seperti harga BBM, TDL,
kenaikan upah pekerja, dsb.
e. Peran BPS Provinsi Kalimantan Timur dalam pengendalian inflasi di daerah yang
dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjelang Natal dan
Tahun Baru :
- Sesuai dengan UU no 16 Tahun 1997 tentang Statistik, kedudukan BPS
independen dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah, berperan sebagai nara
sumber, aktif memberikan data terkait Inflasi dan informasi fenomena data
dimaksud;
- Pendataan terhadap perkembangan data harga untuk penyusunan inflasi;
- Tindak lanjut lapangan untuk memantau harga menjelang hari raya dan
tahun baru, BPS sebagai anggota Tim TPID juga mengikuti Gubernur/Kepala
Daerah;
F. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Hasil temuan dari BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur terhadap
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara dan
Keuangan Daerah di Provinsi Kalimantan Timur: TAHUN 2013
Jenis Pemeriksaan Jumlah Obyek Pemeriksaan
Jumlah Temuan Pemeriksaan
Jumlah Rekomendasi
Laporan Keuangan 10 187 444
Kinerja 6 69 143
PDTT 9 71 175
TAHUN 2014
Jenis Pemeriksaan
Jumlah Obyek Pemeriksaan
Jumlah Temuan Pemeriksaan
Jumlah Rekomendasi
Laporan Keuangan
10 171 519
Kinerja 3 32 61
PDTT 9 81 159
TAHUN 2015
Jenis Pemeriksaan
Jumlah Obyek Pemeriksaan
Jumlah Temuan Pemeriksaan
Jumlah Rekomendasi
Laporan Keuangan
11 178 420
Kinerja 4 41 96
PDTT 4 52 145
2. Tindak lanjut yang dilakukan entitas terhadap rekomendasi BPK sampai
dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Jumlah Laporan
Hasil Pemeriksaan*
Jumlah Temuan Pemeriksaan
Jumlah
Rekomendasi Tindak Lanjut
Entitas %
222 3.085 6.840 TS : 4.923 73
TB : 1.517 22
BT : 258 4
TT : 25 1 Keterangan: *Semua LHP BPK dari pemeriksaan tahun 2004 s.d. 2015 TS: Tindak lanjut sesuai rekomendasi TB: Sudah ditindaklanjuti, namun belum sesuai rekomendasi BT: Belum ditindaklanjuti TT: Tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan yang sah
3. Progress Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun 2014 sampai Tahun 2015:
G. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) PERWAKILAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. a. Kendala yang dihadapi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dalam melakukan aktifitasnya :
Pada dasarnya kegiatan BPKP selaku internal auditor di bawah Presiden
terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kegiatan: assurance (audit, evaluasi,
reviu dan monitoring) dan consulting (konsultasi) seperti asistensi,
pendampingan, bimbingan teknis, pelatihan. Hambatan-hambatan yang
dihadapi antara lain:
- Masalah dana
Pada tahun anggaran 2015 melakukan selfblocking yang baru dibuka pada
pertengahan tahun. Hal ini cukup menghambat pelaksanaan penugasan di
awal tahun, terutama untuk kegiatan-kegiatan assurance, yang berakibat pada
penyerapan anggaran yang tidak maksimal, dikarenakan anggaran yang
diperlukan oleh BPKP sebagian besar adalah biaya perjalanan dinas untuk
pengawasan yang dilakukan pada obyek pengawasan di luar kantor.
- Keterbatasan Sumber Daya Manusia dan kondisi geografis.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki pegawai berstatus
Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sejumlah 95 orang dan didukung Pejabat
Fungsional Umum (PFU) sejumlah 16 orang. Jumlah ini harus melaksanakan
penugasan pengawasan pada 2 provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara dengan total sejumlah 15 Kabupaten/Kota.
Jumlah PFA yang ada masih kurang ideal karena didominasi oleh Auditor
Madya (senior) dan Auditor Pertama/Pelaksana (junior), sementara jumlah
Auditor Ahli (ketua tim) minim, hal ini mengakibatkan sulitnya menyusun
komposisi tim-tim pegawasan yang ideal.
Untuk PFU yang bertugas mendukung pelaksanaan kegiatan (back office)
sejumlah 16 orang sangat tidak memadai, bahkan sebagian besar akan segera
memasuki usia pensiun.
- Kurang memadainya sarana dan prasarana kerja maupun pendukung
Minimnya alat pendingin ruangan di kantor dan kendaraan dinas yang
sudah tua serta rumah-rumah dinas secara umum dalam kondisi kurang layak.
b. Upaya yang sudah dan akan dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut:
Memilah penugasan yang benar-benar prioritas dan melakukan efisiensi
penugasan dengan cara mengurangi hari tugas ke luar kota dan mengurangi
jumlah auditor yang ditugaskan (1 ketua tim dibantu 1 anggota tim, idealnya 1
ketua tim dibantu minimal 2 anggota tim dalam satu penugasan) untuk
mengatasi self blocking, untuk penugasan yang bersifat assurance sulit untuk
dibiayai dengan dana mitra karena berpotensi mengurangi independensi.
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran belanja modal (Rehabilitasi
gedung/rumah dinas dan pengadaan Sarana dan prasarana) dilakukan dengan
melakukan pemeliharaan rutin.
2. Temuan terhadap ketidakpatuhan dalam pengelolaan dan pelaksanaan anggaran,
pada instansi Pemda dan Pemerintah Pusat oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Pengawasan yang dilaksanakan oleh BPKP dilakukan terhadap
program/kegiatan yang dibiayai dari dana APBN dan BLN. BPKP tidak memiliki
kewenangan untuk melakukan kegiatan pengawasan langsung terhadap program
dan kegiatan yang dibiayai dana APBD, terkecuali melaksanakan penugasan atas
permintaan stakeholder utama misalnya Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara yang meminta BPKP untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi
atas DAK.
Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan bersifat assurance masih
terdapat temuan-temuan hasil pengawasan yang masih harus ditindaklanjuti.
Temuan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kaltim yang mencakup
wilayah Provinsi Kaltim dan Provinsi Kaltara dalam periode 1 Januari 2013 sd. 31
Desember 2015 sebanyak 848 kejadian dengan nilai Rp20.899.366.077,-.
Sedangkan Tindak Lanjut hasil pengawasan pada periode yang sama sebanyak
500 kejadian dengan nilai Rp17.516.958.811,- atau sebesar 83,82%.
Rekapitulasi Temuan dan Tindaklanjut Periode 1 Januari 2013 s.d 21 Maret 2016
Provinsi/Kabupaten Kej TEMUAN Nilai Rp.
Kej Tindaklanjut Kej SALDO
Nilai Rp. Provinsi Kalimantan Timur
176 1.710.833.186,84 109 1.217.906.874,84 63 492.926.312,00
Kab. Berau 64 462.827.847,00 40 431.042.847,00 24 31.785.000,00 Kab. Bontang 49 185.191.807,00 37 93.002,382,00 12 92.189.425,00 Kab. Kutai Kertanegara 75 13.093.364.251,44 46 12.682.514.297,44 29 410.849.954,00 Kab. Kutai Barat 78 787.079.201,50 22 293.454.724,03 56 493.624.477,47 Kab. Kutai Timur 44 82.650.377,50 15 25.598.00,00 29 57.052.377,50 Kab. Pasir 42 523.941.478,00 39 343.290.503,00 3 180.650.975,00 Kota Balikpapan 61 366.038.583,23 43 274.523.303,00 18 91.515.280,23
Kota Samarinda 42 785.074.235,00 27 528.442.831,00 15 256.631.404,00 Kab. Penajam Paser Utara 48 104.596.559,00 28 59.768.786,00 20 44.827.773,00 Kab. Mahakam Ulu - - - - - -
Provinsi Kalimantan Utara
5 - - - 5 -
Kab. Bulungan 36 557.145.231,47 25 472.538.558,47 11 84.606.673,00
Kota Tarakan 33 690.401.862,36 22 290.313.747,36 11 400.088.115,00 Kab. Nunukan 37 1.158.170.665,99 13 710.395.833,64 24 447.774.832,35 Kab. Tana Tidung 26 81.796.500,00 17 75.000.000,00 9 6.796.500,00 Kab. Malinau 32 310.254.291,14 17 19.166.123,76 15 291.088.167,38 TOTAL 848 20.899.366.077,47 500 17.516.958.811,54 348 3.382.407.265,93
Keterangan : Tindak Lanjut sampai dengan tanggal 21 Maret 2016
3. Informasi terkait Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan kegiatan yang
bersifat consulting dalam bentuk sosialisasi, asistensi, bimbingan teknis, atau
pendampingan terhadap rangkaian kegiatan di atas, sedangkan tugas
melaksanakan pemeriksaan pada saat ini merupakan wewenang dari BPK RI.
Opini LKPD 2014 di wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:
a. Provinsi Kalimantan Timur (WTP)
b. Pemerintah Kota Balikpapan (WTP)
c. Pemerintah Kota Samarinda (WTP)
d. Pemerintah Kota Bontang (WTP)
e. Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara (WTP)
f. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (WDP)
g. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (WDP)
h. Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Disclaimer)
i. Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (WDP)
j. Pemerintah Kabupaten Paser (WTP)
k. Pemerintah Kabupaten Berau (WTP)
Opini LKPD 2014 di wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut:
a. Provinsi Kalimantan Utara (WTP)
b. Pemerintah Kota Tarakan (WTP)
c. Pemerintah Kabupaten Malinau (WTP)
d. Pemerintah Kabupaten Bulungan (WDP)
e. Pemerintah Kabupaten Nunukan (WDP)
f. Pemerintah Kabupaten Tana Tidung (WDP)
Peran BPKP diwujudkan dalam bentuk penyediaan aplikasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIMDA) yang berbasis akrual yang
digunakan di seluruh Pemda di Provinsi Kalimantan Utara dan di sebagian besar
wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Dari perspektif penetapan anggaran oleh Pemerintah Daerah di Provinsi
Kalimantan Timur dapat diungkapkan bahwa 10 Pemerintah Daerah tepat waktu
dalam penyusunan APBD, dan hanya 1 Pemerintah Daerah yaitu Kabupaten
Kutai Timur yang tidak tepat waktu.
4. Strategi preemtif, preventif, dan represif yang dilakukan oleh BPKP di Kaltim :
Strategi preemtif melakukan edukasi berupa Sosialisasi Anti Korupsi
kepada beberapa Focus Group seperti pelajar, mahasiswa, Pejabat Pengadaan
Barang Jasa, SKPD dan para penerima hibah bansos.
Strategi preventif dengan melakukan pendampingan dan reviu kepada
Satuan Kerja sesuai Program Kerja Perencanaan Pengawasan Tahunan (PKP2T)
serta dengan melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis aplikasi keuangan
daerah (SIMDA), Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) PDAM, SIA BLUD, Fraud Control Plan (FCP), dan tata
kelola keuangan negara/daerah secara umum. Sedangkan strategi represif
dengan melakukan audit investigative dan audit perhitungan kerugian keuangan
negara atas permintaan Aparat Penegak Hukum.
5. Program pendampingan dan pembinaan yang dilakukan BPKP terhadap
Pemerintah Daerah:
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bertanggungjawab
memberikan masukan-masukan, arahan, pelatihan kepada pegawai
K/L/Pemerintah Daerah yang dibantu. Dengan demikian jelas bahwa tanggung
jawab penyusunan Laporan Pengelolaan maupun Laporan Keuangan tersebut
tetap berada pada Instansi yang di didampingi oleh BPKP. Dalam jangka panjang
diharapkan instansi-instansi tersebut dapat secara mandiri menyusun laporan-
laporan yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
6. Saran dan Pandangan dari Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
yang akan disampaikan kepada Komisi XI DPR RI untuk perbaikan kinerja dan
pengawasan mendatang :
a. Perlunya komitmen pimpinan K/L/Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (Inspektorat) dalam bentuk
pengalokasian sumber daya manusia dan dana yang memadai;
b. Perlunya dukungan anggaran dan SDM yang memadai bagi BPKP sehingga
tidak perlu mengandalkan dana dari mitra dalam melaksanakan penugasan,
walaupun itu merupakan penugasan consulting atas permintaan stakeholders;
c. Mohon kiranya Komisi XI DPR RI dapat mendukung usulan kepada
Kementerian PAN-RB bagi terbentuknya Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Utara.
H. KANWIL KEMENKEU PROV.KALIMANTAN TIMUR
a. KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (DJP) KALIMANTAN
TIMUR & UTARA
1. Target dan realisasi penerimaan negara dari sektor pajak selama 3 (tiga) tahun
terakhir di Provinsi Kalimantan Timur :
Kondisi Penerimaan Pajak Kanwil DJP Kalimantan Timur dan Utara dalam
beberapa tahun terakhir :
Dari tahun ke tahun realisasi penerimaan pajak Kanwil DJP Kalimantan
Timur dan Utara mengalami peningkatan dan didominasi oleh Pajak
Penghasilan, khususnya PPh Pemotongan dan Pemungutan (witholding
tax).
Kontribusi Pertumbuhan Penerimaan Pajak Sektoral 2013-2015
Penerimaan Pajak 2015 didominasi oleh 5 (lima) Sektor Usaha Dominan
(72,04%), antara lain Sektor Pertambangan dan Penggalian, Perdagangan
Besar dan Eceran, Sektor Usaha Konstruksi, Administrasi Pemerintahan dan
Industri Pengolahan.
Rencana Penerimaan Pajak 2016
Rencana Penerimaan Pajak 2016 mengalami kenaikan yang sangat
signifikan yaitu sebesar 38,24% dibandingkan dengan realisasi penerimaan
pajak tahun 2015.
Langkah-langkah Untuk Mengamankan Penerimaan Pajak di Kanwil DJP
Kalimantan Timur 2016 antara lain:
- Penggalian Potensi WP Prominent People termasuk WP Profesi maupun PEP
(Politically Exposed Person) dan Bedah Wajib Pajak Grup
- Melakukan inventarisasi Penunggak Pajak yang akan dilakukan
penyanderaan (Gijzeling)
- Penggalian Potensi WP Sub Kontraktor dari WP PKP2B, baik layer pertama
maupun layer-layer selanjutnya.
- Meningkatkan Publikasi Kegiatan Perpajakan termasuk Publikasi Penegakan
Hukum yang lebih intensif.
2. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam memperlancar penerimaan negara
dari sektor pajak selama 3 (tiga) tahun terakhir :
Kondisi Makro Ekonomi yang kurang baik akibat perekonomian dunia dan
Indonesia yang cenderung melemah. Mengingat sektor dominan di
Kalimantan Timur dan Utara adalah sektor migas dan pertambangan serta
penggalian khususnya batubara sebagai substitusi migas juga mengalami
perlambatan (kontraksi).
Wajib Pajak yang berlokasi di wilayah Kalimantan Timur dan Utara yang
induk perusahaannya berada diluar wilayah Kalimantan Timur dan Utara.
Sering terjadi dispute (sengketa) antara DJP dan Wajib Pajak; akibat dari
ketentuan perpajakan yang tidak sinkron antara ketentuan perpajakan
dengan ketentuan lainnya.
Kurangnya pengawasan terhadap Wajib pajak disebabkan oleh:
- Kondisi geografis wilayah Kaltim yang cukup berat untuk dikunjungi
Petugas Pajak dan minimnya sarana transportasi yang memadai.
- Infrastruktur yang kurang memadai ditunjukkan dengan masih
terdapat 2 (dua) Kantor Pelayanan Pajak yang berlokasi di luar
wilayah kerjanya dan Jaringan IT yang kapasitasnya sangat terbatas.
- Koordinasi dengan instansi terkait (bidang pertambangan,
perkebunan, dan para bendahara Pemerintah) yang masih kurang
maksimal, dalam hal pertukaran data dan informasi perpajakan.
- Jumlah Sumber Daya Manusia yang kurang memadai dibanding
dengan luas wilayah dan besarnya jumlah Wajib Pajak yang diawasi.
3. Langkah-langkah inisiatif strategis yang telah ditempuh untuk meningkatkan
penerimaan pajak di Provinsi Kalimantan Timur dan Utara, antara lain:
Intensifikasi :
Rutin
- Penggalian potensi berbasis Mapping, Profiling, dan Benchmaking;
- Pengawasan pembayaran masa (kewajiban setiap bulan) dari WP;
- Penelitian atas Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan Masa untuk
menguji kebenaran pelaporan penghitungan pajak dari Wajib Pajak;
- Equalisasi omset yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan dan
yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN;
- Equalisasi nilai objek pemotongan PPh dengan nilai yang dilaporkan
dalam Laporan Keuangan Wajib Pajak;
- Pertukaran data dengan sesama instansi di bawah Kementerian
Keuangan dan instansi di luar Kementerian Keuangan, seperti instansi
pada Pemerintahan Daerah;
- Pemanfaatan Data Internal dan Eksternal untuk menguji kebenaran
pelaporan pajak dari Wajib Pajak;
- Law Enforcement melalui Pemeriksaan Khusus terhadap WP
Potensial;
- Melakukan pemeriksaan dan verifikasi terhadap pemenuhan
kewajiban PPh Pasal 21, berkenaan dengan adanya indikasi bahwa
perusahaan (pemberi kerja) melakukan pergeseran (shiffting) obyek
pengenaan pajak yang mengakibatkan hilangnya potensi obyek PPh
Pasal 21;
Non Rutin
- Penggalian Potensi Pajak Sektor Usaha Pertambangan
- Penggalian Potensi Pajak Sektor Usaha Perkebunan Kelapa Sawit;
- Penggalian Potensi Pajak Sektor Usaha Real Estate /Properti; dan
- Penggalian Potensi Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajakan
oleh Bendahara Pemerintah dan WP OP Kaya.
Ekstensifikasi
- Melaksanakan tindak lanjut data hasil kegiatan Sensus Pajak Nasional
(SPN) yang menghasilkan informasi mengenai kegiatan usaha dalam
suatu wilayah yang dimanfaatkan dalam penggalian potensi pajak.
- Melaksanakan kegiatan canvassing (kegiatan pendataan jumlah WP di
suatu wilayah), yang menghasilkan pertambahan jumlah WP terdaftar;
- Penggalian potensi dari WP baru;
- Program peningkatan tax compliance melalui tax education dan
pelayanan yang bersifat penyuluhan di berbagai media untuk
meningkatkan kepatuhan WP dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
Law Enforcement
- Memperluas kegiatan pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan pajak
di sektor-sektor dominan di Kanwil DJP Kalimantan Timur;
- Memperluas wilayah kegiatan pemeriksaan bukti permulaan dan
penyidikan pajak untuk menciptakan deterrent efect sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak;
- Meningkatkan kualitas kompetensi Fungsional Pemeriksa Pajak dengan
cara melaksanakan workshop/ inhouse training serta bimbingan teknis
terhadap Fungsional Pemeriksa Pajak dan melakukan Review dan Peer
Review atas Laporan Pemeriksaan Pajak.
- Mengumpulkan data/profil WP tertentu (pertambangan, jasa penunjang
pertambangan, perkebunan kelapa sawit) yang potensial;
- Melakukan himbauan percepatan pelunasan piutang pajak kepada WP
dan upaya Penagihan Aktif terhadap WP seperti Penyitaan dan
Pemblokiran Rekening;
- Melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak yang pailit melalui kurator
untuk mendapatkan hak mendahulu piutang pajak;
- Koordinasi dengan Kantor Pusat dan Pengadilan terkait dengan WP yang
mengajukan upaya hukum (banding dan gugatan).
4. Pembinaan SDM dan Reformasi Birokrasi di Kanwil DJP Kaltim dan Kaltara :
Kanwil DJP Kaltim dan Kaltara membentuk Unit Kepatuhan Internal di
Kanwil maupun di masing-masing KPP. Selain itu setiap pegawai diharuskan
mengikuti ICV (Internalisasi Corporate Value), Leadership Development
Program (LDP) dan Assesment Centre secara berkelanjutan dan
berkesinambungan serta didorong untuk segera memberikan laporan
kemungkinan adanya potensi dan indikasi pelanggaran kode etik pegawai
yang mungkin terjadi di lingkungan kerjanya melalui Whistle Blowing System .
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan di Kanwil DJP Kalimantan
Timur dan Utara :
- Optimalisasi Teknologi Informasi, untuk memudahkan pelayanan
kepada WP dan Sistem yang terintegrasi.
- Penataan Organisasi, antara lain : Program Internalisasi Corporate Value
(ICV), In House Training, Leadership Development Program, Program
Budaya DJP, Whistle Blowsing System.
- Penataan Sumber Daya Manusia antara lain dilaksanakan dengan :
Unit Kepatuhan Internal
Pemisahan Fungsi AR, yaitu Fungsi AR dibedakan antara fungsi
pengawasan dan pelayanan (konsultasi);
- Sinergi Antar Instansi
Sinergi dengan Pemerintah Daerah, Sinergi dengan instansi penegak
hukum; Sinergi dengan Lembaga Pendidikan di Kaltim dan Kaltara,
Kampus dan Sekolah.
5. Indikator yang menunjukkan keberhasilan (output dan outcome) reformasi
birokrasi di lingkungan Kanwil DJP Kalimantan Timur dan Direktorat Jenderal
Pajak sampai saat ini :
Menjadi Lembaga yang dipercaya masyarakat
- DJP telah beberapa kali menerima penghargaan dari KPK sebagai
instansi yang konsisten menerapkan Kode Etik Pegawai dan
mempromosikan Anti Korupsi.
- Lembaga Survey AC Nielsen juga merilis hasil survey yang
memuaskan atas pelayanan di KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya
maupun KPP Pratama.
- Layanan informasi Perpajakan dan Pengaduan (Kring 1500200) juga
telah beberapa kali menerima penghargaan sebagai The Best Contact
Centre baik tingkat Nasional maupun Internasional.
Indikator keberhasilan yang utama adalah Peningkatan Penerimaan Pajak
di Kanwil DJP Kaltim dan Kaltara, adanya peningkatan pelayanan prima
kepada WP dengan ditetapkannya Standart Pelayanan, antara lain :
Pelayanan pendaftaran WP paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah Bukti
Penerimaan Surat diterbitkan; Penerbitan Surat Keterangan Bebas rata-
rata paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara
lengkap; Jumlah pengaduan semakin berkurang, tahun 2012 terdapat 20
pengaduan, tahun 2013 terdapat 14 pengaduan, tahun 2014 hanya ada 6
pengaduan, sedangkan di tahun 2015 hanya 7 pengaduan dan semuanya
telah terselesaikan dengan baik.
b. DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANWIL PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2015 dan 2016 :
Proporsi belanja untuk Tahun Anggaran (TA) 2015 ke 2016, Belanja Modal
merupakan belanja dengan alokasi tertinggi meskipun 2016 proporsinya
menurun sebesar 9% dari 46% menjadi 37%. Dibandingkan TA 2015, pagu
2016 menurun sebesar Rp2,897 T dari Rp13,038 T di tahun 2015 menjadi
Rp10,141 T di tahun 2016.
2. Penyerapan Anggaran APBN 2013-2015 (dalam jutaan rupiah)
Tahun Pagu Realisasi %
Tahun 2013 10,670.52 9,029.69 84.62%
Tahun 2014 9,630.97 8,266.74 85.83%
Tahun 2015 13,041.43 11,111.74 85.20%
3. Pagu dan Realisasi APBN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2013 – 2015:
4. Pagu dan Realisasi APBN Intansi Vertikal lingkup Kanwil Ditjen
Perbendaharaan Prov. Kalimantan Timur TA. 2013 – 2015 :
5. Pagu dan Realisasi APBN Satuan Kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Kalimantan Timur (613771) TA. 2013 – 2015 :
6. Kendala- Kendala dalam Penyerapan Anggaran TA 2015 :
- Perubahan Nomenklatur pada beberapa Kementerian;
- Lemahnya perencanaan program dan kegiatan serta koordinasi antara
bagian perencanaan dan pelaksana kegiatan, termasuk diantaranya
ketidaksesuaian antara rencana dengan kebutuhan (riil);
- Blokir anggaran yang diakibatkan belum dilengkapinya persyaratan;
- Masih belumnya ada komitmen yang tinggi dari pengelola perbendaharaan
dalam hal kedisiplinan penyerapan anggaran terutama dalam mengatur
pencairan dana sehingga masih menumpuk di akhir tahun.
- Keterbatasan SDM antara lain kompetensi pejabat pengadaan barang dan
jasa, rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan, dll.
- Keterlambatan penerbitan SK Penunjukan pejabat perbendaharaan pada
satker Dekonsentarsi dan Tugas Pembantuan, Keterlambatan pengajuan
tagihan atas pekerjaan yang telah diselesaikan.
Penjelasan tidak terserapnya di beberapa Satker :
NO SATKER SISA PAGU KETERANGAN
1 UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT DAN JARINGAN KALIMANTAN
278,491,757,306 TIDAK TERSERAPNYA DANA PADA OUTPUT TRANSMISI DAN OUTPUT GARDU LISTRIK
2 DINAS PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
164,846,367,380 TIDAK TERSERAPNYA DANA PADA OUTPUT PENYEDIAAN BIBIT SAPI
3 KPU SE KALTIM - KALTARA 265,378,257,588 BELUM TERSERAPNYA DANA HIBAH PILKADA SERENTAK UNTUK OUTPUT TAHAPAN PEMILU S.D MARET 2016
4 KANTOR KESYAHBANDAAN DAN OTORITAS PELABUHAN SAMARINDA
69,832,669,334 DANA MASIH ADA CATATAN HALAMAN 4 (BLOKIR). DANA UNTUK OUT PUT CADANGAN
5 BANDAR UDARA JUWATA DI TARAKAN 68,832,669,334 TIADK TERSERAPNYA DANA PADA OUTPUT PERALATAN PENUNJANG DAN OUTPUT PEMBANGUNAN DRAINASE
6 UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN SUNGAI NYAMUK
42,402,391,614 DANA MASIH ADA CATATAN HALAMAN 4 (BLOKIR). DANA UNTUK OUTPUT CADANGAN
TOTAL 889,889,472,556
7. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka optimalisasi APBN :
- Kanwil/KPPN mengingatkan satker untuk meneliti kembali DIPA Petikan yang
telah diterima dan memastikan tidak terdapat kesalahan administratif pada
DIPA Petikan yang dapat menghambat proses pencairan dana. Jika terdapat
kesalahan administratif pada DIPA Petikan, satker diminta untuk segera
mengajukan revisi ke Kanwil.
- Kanwil/KPPN mengidentifikasi satker-satker yang anggarannya masih
diblokir/terdapat catatan di Halaman IV DIPA dan mendorong satker utk
melengkapi data pendukung yang diperlukan atau dipersyaratkan dan
menyampaikan ke Unit Eselon I.
- Kanwil/KPPN melakukan identifikasi dan memastikan seluruh satker telah
menyampaikan spesimen tandatangan atau SK Pejabat Perbendaharaan;
Mendaftarkan data supplier; Memiliki PIN PPSPM; Memiliki KIPS;
Mengajukan UP.
- Kanwil/KPPN mengidentifikasi satker-satker yang memiliki alokasi belanja
modal serta memiliki pekerjaan dengan nilai paket pekerjaan s.d Rp.200 juta.
- Kanwil/KPPN berdasarkan hasil identifikasi menyampaikan kepada satker
agar melakukan percepatan proses pengadaan barang/jasa; Segera
mendaftarkan kontrak ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak di
tandatangani dan merealisasikan paket pekerjaan dengan nilai s.d Rp.200 juta.
- Kanwil/KPPN monitoring realisasi paket pekerjaan dengan nilai s.d Rp.200
juta dan mengingatkan kembali satker jika atas paket pekerjaan tersebut tidak
segera direalisasikan.
8. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan revolusi mental di DJPBN di Kaltim:
- Pembentukan KPPN Percontohan memiliki keunggulan diantaranya
penyelesaian tagihan menjadi 1 jam, jumlah SDM yang lebih efisien dan
melalui proses assessment, layout dan SOP kantor modern (front office, middle
office, back office), tanpa biaya.
- Dari sisi SDM, setiap saat dilaksanakan pembinaan, bimtek, workshop, GKM,
FGD, dsb, kepada seluruh pegawai baik yang dilaksanakan oleh Kantor Pusat
DJPBN, Kanwil, KPPN, maupun berkerja sama dengan Perbankan untuk
meningkatkan kapabilitas dan kompentensi SDM. Kantor Pusat DJPBN
bersama dengan Kanwil menjaring pegawai-pegawai bertalenta untuk
mendapatkan pembinaan.
- Melakukan perubahan mindset pegawai dengan cara menginternalisasikan
dan mengimplementasikan nilai-nilai kementerian keuangan (Integritas,
Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan) kepada seluruh
pegawai.
- Ditjen Perbendaharan telah menginstruksikan instansi vertikalnya di daerah
(Kanwil dan KPPN), untuk melakukan penataan kelembagaan,
penyempurnaan proses bisnis dan pengelolaan SDM untuk meningkatkan
Layanan Publik, Peningkatan Kinerja, dan “good governance”.
- Kanwil DJPBN Prov. Kaltim telah melaksanakan perubahan di struktur
organisasi serta perubahan dan penyempurnaan SOP untuk memangkas jalur
birokrasi dan peningkatan kualitas layanan.
- Kanwil DJPBN Kaltim sudah melakukan roll out SPAN sejak awal tahun 2015
Untuk menciptakan ayanan yang makin cepat, tepat, transparan, bebas biaya,
dan akuntabel.
9. Indikator yang menunjukan keberhasilan reformasi birokrasi dan revolusi
mental di DJPBN Kalimantan Timur antara lain:
- Kepuasan Pelanggan Tertinggi, hasil survey yang dilakukan oleh Institut
Pertanian Bogor dan Universitas Gajah Mada dari tahun 2012 s.d. 2015
pada KPPN Balikpapan.
- KPPN Balikpapan menjadi Juara I dalam Lomba KPPN Percontohan
Tingkat KPPN A1 dan Juara III KPPN Percontohan Tingkat Nasional pada
Tahun 2014 dan sudah mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008 pada 2015.
- KPPN Samarinda mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2016
dan KPPN Nunukan termasuk dalam 10 besar KPPN dengan Kinerja
Terbaik 2016.
- Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Kantor Wilayah DJPBN Prov.
Kaltim hasil Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukan tingkat
kepuasaan masyarakat yang tinggi terhadap layanan Kanwil DJPBN Prov.
Kaltim maupun KPPN.
- Pada tahun 2010, Ditjen Perbendaharaan mendapatkan penilaian
tertinggi/peringkat pertama untuk Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)
dengan nilai 8,89 dari skala penilaian 0-10 dari 18 K/L yang diwakili 80
unit utama
- Ditjen Perbendaharaan Sebagai Organisasi dengan Integritas Layanan
Terbaik Tahun 2011 berdasarkan Survey KPK.
- Berdasarkan Survey SFO (Strategy Focused Organisasi) yang dilaksanakan
oleh Pushaka Sekretariat Jenderal Kemenkeu bersama dengan para
pengelola kinerja organisasi unit eselon I Kemenkeu menyatakan bahwa
Ditjen PBN meraih indeks tertinggi dari tahun 2013 s.d. 2015. Ditjen
Perbendaharaan menempati nilai tertinggi di antara unit eselon I
Kementerian Keuangan, yaitu sebesar 4.89 (skala indeks 1 s.d 6) atau
pada level “We are best practice at this”.
c. KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI KALIMANTAN
BAGIAN TIMUR
1. Target dan realisasi penerimaan negara dari sektor bea dan cukai selama 3
(tiga) tahun terakhir di Provinsi Kalimantan Timur :
Grafik Penerimaan Bea Cukai Tahun 2013 S.D. 2016
Kanwil DJBC Kalbagtim
(Dalam Jutaan Rupiah)
CAPAIAN PENERIMAAN BEA MASUK, BEA KELUAR DAN CUKAI KANWIL DJBC KALBAGTIM TAHUN 2013 S.D. 2016
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan: - Penerimaan Bea Masuk secara year of year pada tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami kenaikan namun tidak
signifikan - Penerimaan Bea Keluar mengalami penurunan secara signifikan dikarenakan CPO sebagai penyumbang Bea Keluar
terbesar tarif Bea keluarnya 0 %. - Dari sektor Cukai, trend per tahunnya tidak dapat diprediksi dikarenakan wilayah Kalimantan Bagian Timur bukan
merupakan daerah produksi BKC
2. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam memperlancar penerimaan negara
dari sektor bea dan cukai selama 3 (tiga) tahun terakhir :
DARI SEKTOR BEA MASUK
- Melemahnya kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur.
- Terdapat beberapa perusahaan merencanakan akan melakukan
importasi melalui KPU Tanjung Priok pada tahun 2016,.
- Sebagian besar kegiatan importasi di wilayah Kanwil DJBC Kalimantan
Bagian Timur telah menggunakan fasilitas BKPM dan menggunakan
fasilitas FTA (MEA).
- Permintaan komoditi impor cenderung mengalami penurunan.
DARI SEKTOR BEA KELUAR
Kendala pencapaian penerimaan dari sektor Bea Keluar di Kalimantan
Timur sangat dipengaruhi oleh kegiatan ekspor CPO. Dalam hal ini CPO
sebagai penyumbang Bea Keluar terbesar di wilayah Kanwil DJBC
Kalimantan Bagian Timur hingga saat ini harga patokan ekspornya masih
dibawah harga batas pengenaan Bea Keluar, sehingga tidak dapat dikenakan
pungutan Bea Keluar.
3. Kinerja pengawasan barang kena cukai (preventif dan represif) yang telah
dilakukan oleh Kanwil Bea dan Cukai Provinsi Kalimantan Timur:
LANGKAH PREVENTIF DAN REPRESIF PENGAWASAN BKC
DATA HASIL PENINDAKAN CUKAI PERIODE 2013 S.D. 2015 WILAYAH KANWIL DJBC KALBAGTIM
NO PRODUK BKC 2013 2014 2015
1 MMEA 43 42 45
2 HASIL TEMBAKAU 42 38 67
POTENSI KERUGIAN NEGARA HASIL PENINDAKAN BKC HT 2013 S.D. 2015
Tahun Jumlah SBP Jumlah Potensi Kerugian
2013 42 12,899,600 Rp 4,837,350,000.00
2014 37 19,627,112 Rp 7,360,167,000.00
2015 66 29,451,358 Rp 11,044,259,250.00
4. Pengawasan dan pembinaan terhadap Aparat Bea dan Cukai agar tidak terjadi
kebocoran Penerimaan Negara :
Pengawasan Pegawai Bea dan Cukai
Pembinaan Pegawai Bea dan Cukai
5. Langkah-langkah yang telah ditempuh untuk meningkatkan penerimaan bea
dan cukai di Provinsi Kaltim :
- Peningkatan pengawasan di Bidang Kepabeanan dan Cukai
- Peningkatan koordinasi dengan Institusi Fiskal lainnya
- Penelitian mendalam terhadap Pemberitahuan Pabean yang memiliki
kecenderungan salah dalam pemberitahuan Nilai Pabean dan/atau Tarif
- Optimalisasi penagihan baik piutang lancar maupun piutang macet.
- Pembentukan Tim Optimalisasi Penerimaan Kanwil DJBC Kalbagtim
- Pemberian Pelatihan-pelatihan/diklat kepada Pegawai
6. Proyeksi Penerimaan bea dan cukai:
- Rencana Pembanguan Kilang Minyak di Balikpapan dan Bontang, dapat
menjadi potensi penerimaan Negara dari sektor Bea Masuk melalui
importasi barang-barang untuk keperluan pembangunan Kilang Minyak
tersebut.
- Adanya Pelabuhan Logistik Berikat dapat mendorong pergerakan
ekonomi dan akan menambah potensi penerimaan Negara.
- Penerimaan Bea dan Cukai pada Tahun 2016 diproyeksikan tidak jauh
berbeda dengan jumlah penerimaan yang dicapai pada tahun-tahun
sebelumnya, khususnya capaian pada Tahun 2015..
7. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan revolusi mental di lingkungan
Kementerian Keuangan provinsi Kalimantan Timur :
- Terwujudnya pelayanan yang cepat, efisien, responsif & transparan.
- Tercapainya pengawasan yang efektif, tercermin dari keakuratan NHI
yang diterbitkan.
- Tercapainya kantor pelayanan yang bebas KKN dan didukung oleh SDM
yang profesional dan berintegritas tinggi, salah satunya melalui kegiatan
Evaluasi Kantor.
- Terwujudnya pelayanan perizinan, fasilitas dan keberatan satu atap
- Terciptanya hubungan kemitraan dengan pengguna jasa melalui kegiatan
coffee morning dan customs award pada Kantor Pelayanan.
- Terwujudnya penerapan teknologi informasi secara optimal untuk
mendukung pelayanan dan pengawasan melalui otomasi sistem layanan.
- Terwujudnya organisasi yang efektif dan efisien dengan telah
dibentuknya kantor modern di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
8. Indikator yang menunjukkan keberhasilan reformasi birokrasi dan revolusi
mental di lingkungan Kementerian Keuangan Provinsi Kalimantan Timur :
- Hasil Survei Kepuasan Pengguna Jasa yang diberikan target 3,9 (skala 5)
dan memperoleh nilai 3,99 dengan kriteria penilaian Puas pada tahun
2014. Sedangkan pada tahun 2015 hasilnya meningkat dengan
memperoleh nilai 4,14 yang masuk dalam kriteria penilaian Puas.
- Menurunnya angka pelanggaran disiplin serta pemberian hukuman dan
penghargaan kepada pegawai di lingkungan Kantor Wilayah DJBC
Kalimantan Bagian Timur.
f. DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR WILAYAH
KALIMANTAN TIMUR
1. Penyerapan anggaran APBN Kanwil Kementerian Keuangan selama 3 (tiga)
Tahun terakhir:
Penyerapan Anggaran di Wilayah di Kanwil DJKN Kalimantan Timur
Penyerapan Anggaran pada Kanwil DJKN Kalimantan Timur (Kanwil Selaku Satker)
2. Rincian Alokasi Anggaran Kanwil DJKN Kalimantan Timur
(dalam ribuan)
.
Faktor-faktor yang memperlancar dalam proses penyerapan anggaran:
- Pengelolaan Anggaran, sepenuhnya menjadi kewenangan
Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran dan dalam hal diperlukan revisi
guna optimalisasi penyerapan anggaran dapat dilaksanakan oleh KPA
atau Kanwil DJPB.
- Perencanaan dan Penganggaran disusun sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi dengan target output yang jelas.
3. Nilai Kekayaan Negara dalam lingkup wilayah kerja Kantor Wilayah DJKN
Kalimantan Timur yang meliputi Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi
Kalimantan Utara seluruhnya sebesar Rp40.032.715.643.142,00 dengan
rincian:
Aset Lancar / Persediaan Rp. 722.160.652.773
Aset Tetap Rp. 39.018.985.971.146
Aset Lainnya Rp. 291.569.019.223
4. Nilai BMN hasil penilaian di wilayah Kanwil DJKN Kaltim sebagai berikut:
Untuk mendukung penyusunan neraca BMD di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara, Kanwil DJKN Kaltim telah
menjalin kerjasama (MoU) penilaian BMD dengan beberapa Pemda antara
lain : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemkot Balikpapan, Pemkot
Samarinda, Pemkot Bontang, Pemkab Kutai Kartanegara, Pemkab Kutai Timur,
Pemkab Berau, Pemkot Tarakan, Pemkot Nunukan.
5. Adapun kendala/permasalahan dalam pengelolaan aset/kekayaan negara
antara lain :
- Masih terdapat SDM Satker K/L dan Pemda yang secara spesifik
belum menguasai pengelolaan aset, upaya sosialisasi dan koordinasi
serta diklat pegawai terus dilakukan.
- Kurangnya tingkat kepedulian pimpinan Satker K/L dan Pemda
terhadap penatausahaan BMN/D.
- Kondisi geografis yang luas sehingga tidak mudah untuk melakukan
koordinasi dalam Pengelolaan dan Penilaian BMN/D secara cepat.
- Dukungan tekhnologi informasi pada stakeholder dalam pengelolaan
BMN/D yang belum memadai.
6. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan revolusi mental di lingkungan Kanwil
DJKN Kalimantan Timur: - Adanya penerapan kontrak kinerja kepada seluruh Pejabat/Pegawai
yang merupakan target yang harus dicapai dan dibebankan kepada
Pejabat/ Pegawai setiap tahun;
- Adanya penerapan budaya kerja yaitu: (1) Informasi setiap hari, (2)
Dua menit sebelum jadwal, (3) Tiga salam setiap hari, (4) Rencanakan,
kerjakan, monitoring dan tindak lanjut, dan (5) Ringkas, rapi, resik,
rawat, rajin;
- Adanya penerapan manajemen risiko yang bertujuan untuk memitigasi
kemungkinan terburuk di dalam pelaksanaan tusi Kantor;
- Adanya pemanfaatan teknologi informasi, seperti penggunaan aplikasi
SIMAK, SIMAN, SIMANTAP, SIBANKUM, SIMPLe, E_Auction, Elang, SIP
(Sistem Informasi Penilaian), Siprita
- Adanya transparansi pengelolaan pelayanan publik, seperti customer
service, helpdesk yang memberikan keterbukaan informasi kepada
stakeholder
- Adanya fungsi pengawasan yang diimplementasikan dalam
Pemantauan Pengendalian Intern (PPI) terhadap SOP Layanan
Unggulan dan fungsi pengawasan dari UKI.
7. Indikator-indikator yang menunjukkan keberhasilan reformasi birokrasi dan
revolusi mental di lingkungan Kanwil DJKN Kalimantan Timur antara lain:
- Capaian kinerja yang di tetapkan dalam kontrak kinerja di lingkungan
Kanwil DJKN Kalimantan Timur 2 (dua) tahun terakhir untuk NKO
(Nilai Kinerja Organisasi) selalu di atas 100%
- Para Pejabat/Pegawai semakin giat, rajin, dan disiplin dalam setiap
melaksanakan tusinya
- Risiko-risiko dalam tusi selalu dapat dimitigasi
- Kelancaran dan kemudahan dalam mendukung pelaksanaan tusi dan
melayani stakeholder
- Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (IKPL) terhadap stakeholder
setiap tahun meningkat
- Makin rendahnya pengaduan dari stakeholder.
I. LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (LPEI)
1. Kinerja LPEI di wilayah Provinsi Kalimantan Timur selama 3 (tiga) tahun
terakhir serta proyeksi kinerja pada tahun 2016 :
Outstanding pembiayaan LPEI selama 3 tahun terakhir yaitu ; pada tahun
2013 sebesar Rp1,2 T, sedangkan pada tahun 2014 sebesar Rp3,2 T, dan
sebesar Rp3,7 T pada tahun 2015.
Rata-rata pertumbuhan outstanding pembiayaan per tahun sebesar 87%.
LPEI optimis bahwa pembiayaan ekspor di Kaltim pada tahun 2016 akan
kembali meningkat. Selain itu, kinerja LPEI optimis meningkat didukung
dengan beroperasinya Kantor Pemasaran LPEI di Balikpapan sejak
pertengahan tahun 2015.
2. Potensi sektor unggulan ekspor yang ada di Provinsi Kaltim selama 3 (tiga)
tahun terakhir :
Ekspor non migas Kaltim tahun 2015 sebesar USD11,9 M yang tersebar ke
sejumlah komoditi unggulan yaitu Produk Mineral (Share 86,10%), Produk
Industri Kimia (Share 5,70%) dan Kayu dan produk kayu (Share 3,63%).
Selama kurun waktu 3 tahun terakhir (2013-2015). Melihat potensi komoditas
lainnya, terdapat peluang bagi LPEI untuk memberikan fasilitas salah satunya
adalah produk industri kimia dan produk kayu.
3. Perkembangan kinerja yang dicapai dan permasalahan yang dihadapi oleh LPEI
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir di Provinsi Kaltim:
a. Pembiayaan
Total outstanding di Kaltim mencapai Rp8,1 T selama 3 (tiga) tahun terakhir,
dengan sebanyak 23 debitur yang dibiayai oleh LPEI antara lain bergerak di
sektor pertambangan (batubara dan biji nikel), dan sektor pertanian
(perkebunan kelapa sawit).
b. Asuransi dan Penjaminan
Aktivitas Asuransi di Kaltim belum satupun tercatat selama 3 (tiga) tahun
terakhir, namun terdapat 1 (satu) perusahaan tertanggung Asuransi di
Kalimantan Utara. Sementara untuk aktivitas Penjaminan di Kaltim, terdapat
71 perusahaan terjamin dalam 3 (tiga) tahun terakhir (2013-2015). 71
Perusahaan terjamin di Kaltim tersebut bergerak dalam sektor ekonomi ,
antara lain Pertambangan, Transportasi dan Konstruksi, dengan total
penerbitan sebanyak 345 sertifikat penjaminan.
c. Jasa konsultasi
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir (2013-2015), LPEI bekerjasama dengan
Kementerian, Pemerintah Daerah dan Lembaga lainnya dalam melakukan
sosialisasi, pelatihan, penyaluran bantuan sarana dan alat produksi kepada
eksportir/pelaku usaha di Banjarmasin, Pontianak, dan Palangkaraya.
Secara umum, tantangan yang dihadapi LPEI selama beberapa tahun
terakhir dalam menyalurkan fasilitasnya lebih dipengaruhi oleh turunnya
harga komoditas global yang merupakan komoditas unggulan Kaltim.
4. Data pelaku usaha yang telah diberikan layanan pembiayaan ekspor dan jasa
konsultasi di Provinsi Kaltim dalam 3 (tiga) tahun terakhir:
Debitur LPEI di Kalimantan Timur Sektor ALFARA DELTA PERSADA, PT Pertambangan Batubara BARA JAYA UTAMA, PT Perindustrian BINTANG DELAPAN MINERAL, PT Pertambangan Biji Logam dan Nikel KOPERASI PERKEBUNAN AKAT BERAYAK Pertanian dan Tanaman Perkebunan KOPERASI SERBA USAHA BAYU KEO Pertanian dan Tanaman Perkebunan PENGELOLA LIMBAH KUTAI KARTANEGARA, PT Jasa-jasa Dunia Usaha PUTRA TANJUNG PURA, PT Pengangkutan RICOBANA ABADI Pertambangan Batubara APEXINDO PRATAMA DUTA TBK, PT Jasa-jasa Dunia Usaha ARKANANTA APTA PRATISTA, PT Pertambangan Batubara BERINGIN JAYA ABADI, PT Pertambangan Batubara ETAM BERSAMA LESTARI, PT Perkebunan Kelapa Sawit HAMPARAN PERKASA MANDIRI, PT Perkebunan Kelapa Sawit KEDAP SAYAAQ DUA, PT Perkebunan Kelapa Sawit MUARATOYU SUBUR LESTARI, PT Perkebunan Kelapa Sawit PAKARTI TIRTO AGUNG, PT Jasa Konstruksi PALARAN JASA UTAMA, PT Pertambangan Batubara SAKTI MAIT JAYA LANGIT, PT Perkebunan Kelapa Sawit SUBUR ABADI WANA AGUNG, PT Perkebunan Kelapa Sawit CAHAYA ANUGERAH PLANTATION, PT Perkebunan Kelapa Sawit MEGA ALAM SEJAHTERA, PT Industri Bahan Kimia MEGADAYA TANGGUH, PT Perindustrian SOE MAKMUR RESOURCES, PT Pertambangan Biji Logam
Jenis Kegiatan Lokasi
Sosialisasi Fasilitas Pembiayaan Ekspor Banjarmasin Workshop Peluang Ekspor Sawit dan Karet menjelang ASEAN Free Trade area 2015
Pontianak
Forum Peningkatan Daya Saing Sektor Konstruksi Pontianak dan Palangkaraya Bantuan Paket Pisau Sadap Karet untuk Petani Pontianak Sharing Knowledge Pembiayaan Sektor Perkapalan, Infrastruktur, Perkebunan dan Perikanan
Pontianak
Workshop Kebijakan Perniagaan dan Industri Palangkaraya
5. Upaya-upaya yang dilakukan oleh LPEI untuk meningkatkan kemampuan
pelaku usaha:
- Penyediaan jasa konsultasi bagi eksportir baru (rintisan ekspor)
- Memberikan capacity building bagi supplier / plasma
- Penyediaan pembiayaan dalam bentuk program kemitraan
- Pengembangan Aspek Pemasaran
- Pameran dan Business Gathering
- Penyediaan Informasi Pasar
- Pengembangan Jaringan Kantor
J. PNM (PERMODALAN NASIONAL MADANI)
1. Potensi UMKM di wilayah Provinsi Kaltim selama 3 (tiga) tahun terakhir:
Sektor usaha yang dibiayai PNM di Kaltim selam tiga tahun terakhir masih
didominasi oleh sektor perdagangan yang mencapai 82%. Kajian Bank Indonesia
menunjukkan sektor ekonomi kredit UMKM didominasi sektor PHR
(Perdagangan, Hotel dan Restoran) berkontribusi sebesar Rp10,13 T atau 44,3%
dari total nilai kredit UMKM. Pada sektor pertanian khususnya pertanian,
perburuan dan kehutanan menunjukkan peningkatan 11,33% (yoy), hal ini
merupakan dampak dari ekspansi perkebunan kelapa sawit dan semakin
banyaknya pabrik CPO di Kaltim.
2. Kendala UMKM dan Solusi PNM Kalimantan Timur :
Berdasarkan kualitas pembiayaan ULaMM PNM, sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang tingkat kesehatannya tidak lebih baik dari sektor lain
untuk pembiayaan UlaMM PNM di Kaltim. Terdapat juga beberapa pembiayaan
ke sektor ekonomi lainnya seperti sektor pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan yang cukup baik kualitas pembiayaannya dan didukung oleh sumber
daya alam yang dimiliki di Provinsi Kaltim. Pembiayaan ke sektor tersebut akan
dapat memenuhi komitmen pembiayaan sektor-sektor ketahanan pangan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut , terdapat beberapa solusi yang bisa
diberikan diantaranya PNM melaksanakan Program Pengembangan Kapasitas
Usaha dengan pembinaan dan pendampingan kepada nasabah melalui pelatihan
Hard Skill maupun Soft Skill, pameran produk, studi banding, dan pembentukan
klasterisasi sektoral dan teritorial.
3. Potensi UMKM Pendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Kaltim:
Potensi sub-sektor pertanian di Provinsi Kaltim terutama pada 6 sektor yaitu
kelapa sawit, kakao, karet, kelapa, kopi, dan lada. Produksi pada tahun 2014
mencapai 9,7 ton yang terdiri dari usaha besar dan usaha rakyat. Sedangkan
potensi sub-sektor perikanan pada tahun 2014 mencapai setara Rp5,2 T.
4. Rencana Pengembangan Pemberdayaan 5 (Lima) Tahun ke Depan:
a. Rencana Pemberdayaan UMK
Meningkatakan Jangkauan UMK Non-Bankable dengan Penyaluran
Pembiayaan dan meningkatkan jangkauan jumlah nasabah. Rata-rata
pembiayaan UlaMM berkisar Rp50 juta s/d 60 juta.
b. Rencana Pengembangan Program PKU
Meningkatkan Program Pembinaan dan Pelatihan UMK dengan Program
Klasterisasi dan Pelatihan UMK.
Program Klasterisasi 2015 2016 2017 2018 2019
Penambahan Klaster 45 90 150 225 315
Pelatihan UMK 2015 2016 2017 2018 2019
Pelatihan (orang) 50.000 79.000 118.000 168.000 230.000
c. Rencana Pengembangan Jaringan UlaMM PNM
Rencana Pengembangan Jaringan UlaMM PNM dengan Penambahan Unit
Layanan dan Peningkatan Jangkauan Kecamatan (Penguatan Infrastruktur).
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Penambahan Unit Layanan 608 975 1200 1200 1200
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Jangkauan Layanan (Kecamatan) 2931 3873 4435 4479 4524
5. Pemberdayaan UMK Melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha :
Meningkatkan kapasitas usaha UMK, menyediakan modal untuk
pengembangan usaha UMK. Manfaat yang diperoleh diantaranya penyerapan
tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan data saing.
K. PERUM JAMKRINDO
1. Kinerja operasional dan kinerja keuangan selama 3 (tiga) tahun terakhir serta
proyeksi kinerja keuangan pada Tahun 2016 (konvensional maupun syariah):
(*) dalam Milyar Rupiah
Tahun Pokok Kredit (*) IJP (*) Klaim (*) NPG Rasio Klaim a b c d e = d/b f = d/c
Konvensional 2013 41.389 1.463 921 2,23% 62,95% 2014 38.627 1.565 985 2,55% 62,94% 2015 63.826 1.472 902 1,41% 61,28%
PROYEKSI 2016 113.000 1.959 1.203 1,06% 61,41% Syariah
2013 3.894 138 42 1,08% 30,46% 2014 2.156 121 36 1,67% 29,68% 2015 1.693 91 20 1,18% 21,98%
PROYEKSI 2016 9.500 111 42 0,44% 37,84%
Korporat 2013 45.283 1.601 963 2,13% 60,15% 2014 40.783 1.686 1.021 2,50% 60,55% 2015 65.519 1.563 922 1,41% 58,99%
PROYEKSI 2016 122.500 2.070 1.245 1,02% 60,14%
2. a. Besar penjaminan kredit di Provinsi Kaltim yang telah disalurkan kepada
Perbankan terutama dalam perlindungan kepada sektor UMKM dan untuk
Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 3 tahun terakhir :
*Dalam Jutaan Rupiah
Uraian
Tahun 2013 2014 2015
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Konvensional 409.060 11.832 18.273 316.893 9.730 12.278 105.100 4.026 4.954 Syariah 42.254 351 673 15.839 188 286 - - - Total 451.315 12.183 18.946 332.732 9.918 12.564 105.100 4.026 4.954
Kinerja Perum Jamkrindo KC Samarinda
*Dalam Jutaan Rupiah
POLA PENJAMINAN
BANK
Tahun 2013 2014 2015
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Volume* UMKMK Tenaga Kerja
Konvensional
BRI 231.231 10.476 15.458 228.353 9.324 11.46 78.495 3.770 4.593 MANDIRI 62.106 161 942 48.714 115 307 10.545 170 170 BNI 28.002 141 176 23.445 89 89 16.060 86 191 BTN 4.115 23 67 2.217 16 49 - - - BPD KALTIM
83.606 1.031 1.630 14.165 186 367 - - -
SUB TOTAL
409.060 11.832 18.273 316.893 9.730 12.278 105.100 4.026 4.954
Syariah
BNI SYARIAH
1.582 9 9 250 1 1 - - -
BTN SYARIAH
9.005 43 72 5.211 36 44 - - -
BSM 23.435 200 474 9.545 144 221 - - - BPD KALTIM SYARIAH
8.232 99 118 833 7 20 - - -
SUB TOTAL
42.254 351 673 15.839 188 286 - - -
Total 451.315 12.183 18.946 332.732 9.918 12.564 105.100 4.026 4.954
b. Permasalahan yang dihadapi (baik konvensional maupun syariah) :
- Masyarakat masih beranggapan bahwa kredit program merupakan dana
hibah dari Pemerintah.
- Keterbatasan pengalaman UMKM dalam menjalankan usahanya dan
keterbatasan kemampuan manajemen.
3. Jumlah dan persentase Non Performing Guarantee (NPG) Perum. Jamkrindo di
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur (konvensional maupun syariah):
Nilai NPG yang tinggi pada tahun 2015 disebabkan karena merupakan masa
transisi dari KUR lama kepada KUR baru sehingga plafond yang disalurkan tidak
sebesar tahun sebelumnya, sedangkan nilai klaim yang dibayar merupakan
komitmen atas penjaminan kredit KUR di tahun sebelumnya.
Dalam Jutaan Rupiah
JENIS
2013 2014 2015 VOLUME (Rp)
Beban Klaim (Rp)
NPG (%)
VOLUME (Rp)
Beban Klaim (Rp)
NPG (%)
VOLUME (Rp)
Beban Klaim (Rp)
NPG (%)
Konvensional 409.060 22.498 5,50% 316.894 23.033 7,27% 105.100 19.751 18,79% Syariah 42.254 7.283 17,24% 15.838 11.221 70,85% - 436 - Total 451.314 29.781 6,60% 332.732 34.254 10,29% 105.100 20.187 19,21%
L. PT. ASKRINDO
1. Kinerja Keuangan PT. ASKRINDO Kantor Cabang Samarinda, Balikpapan dan
Tarakan 3 (Tiga) Tahun Terakhir:
Kantor Cabang Samarinda Rp Juta
KETERANGAN 2014 2015 S/D FEBRUARI 2016
SMD Pendapatan Underwritting: -Premi Asuransi Kredit -Premi Suretyship & Askredag -Premi Asuransi Umum - Premi Kupedes - Premi Reasuransi – Incoming - Premi & Jasa YTMP - Premi & Jasa YBMP - Pendapatan Underwritting Lain TOTAL PENDAPATAN UNDERWRITTING Beban Underwritting : - Klaim - Recoveries Netto - EKRS Thn Berjalan - EKRS Thn Lalu
Jumlah Beban Klaim - Beban Premi Reasuransi – Outgoing
- Beban Komisi Netto - Beban Underwritting Lain
TOTAL BEBAN UNDERWRITTING
TOTAL HASIL UNDERWRITTING Hasil Investasi BEBAN USAHA - Biaya Pemasaran - Biaya Umum - Biaya Administrasi - Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA
11.355
1.724 6 -
4.694 (6.456)
43 11.367
6.067 (313) 5.094
(2.953) 7.895 1.310
525 82
9.811 1.555
-
135 1.098
628 56
1.916 (361)
16.264
3.286 2
1.279 -
6.465 (9.192)
65 18.170
11.654 (1.623)
75 (5.094)
5.012 2.982
933 163
9091 9079
-
216 1.250
584 101
2.151 6.928
3.258
413 55
6 -
1.774 (1.870)
5 3.640
1.003 (399)
52 (75) 582 389 (38)
24 956
2.684 -
73 239
81 19
412 2.271
HASIL (BEBAN) LAINNYA - Hasil Lain-lain - Beban Lain-lain
Jumlah Hasil (Beban) lainnya Laba/(Rugi) Sebelum Pajak
21 (6) 14
(347)
9
(9) (1)
(6.928)
1
(1) (0)
(2.271)
Kantor Cabang Balikpapan
Rp Juta
KETERANGAN 2014 2015 S/D FEBRUARI 2016
BPN Pendapatan Underwritting: -Premi Asuransi Kredit -Premi Suretyship & Askredag -Premi Asuransi Umum - Premi Kupedes -Premi Reasuransi – Incoming - Premi & Jasa YTMP - Premi & Jasa YBMP - Pendapatan Underwritting Lain TOTAL PENDAPATAN UNDERWRITTING Beban Underwritting : - Klaim - Recoveries Netto - EKRS Thn Berjalan - EKRS Thn Lalu
Jumlah Beban Klaim - Beban Premi Reasuransi – Outgoing
- Beban Komisi Netto - Beban Underwritting Lain
TOTAL BEBAN UNDERWRITTING
TOTAL HASIL UNDERWRITTING Hasil Investasi BEBAN USAHA - Biaya Pemasaran - Biaya Umum - Biaya Administrasi - Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA
HASIL (BEBAN) LAINNYA: - Hasil Lain-lain - Beban Lain-lain
Jumlah Hasil (Beban) lainnya Laba/(Rugi) Sebelum Pajak
22.561
4.071 129
-
10.771 (11.493)
1.395 27.353
21.317 (4.673) 19.682
(20.135) 16.191
1.669 1,291
359 19.511 7.842
-
275 1.414
639 79
2.407 5.436
25 (9)
16
(5.452)
20.670
2.407 702
1.667 -
11.480 (11.080)
106 25.950
13.437 (4.147) 19.837
(19.673) 9.454 4.427
762 447
15.090 10.860
-
419 1.417
643 54
2.532 8.328
8 (6)
2
(8.330)
3.891
367 392
11 -
3.901 (2.149)
5 6.418
5.642 (1.194) 19.682
(19.682) 4.449 1.044
104 71
5.667 751
-
95 268
92 16
470 280
1 (22) (21)
(259)
Kantor Cabang Tarakan
Rp Juta
KETERANGAN 2015 S/D FEBRUARI 2016
TRKN Pendapatan Underwritting: -Premi Asuransi Kredit -Premi Suretyship & Askredag -Premi Asuransi Umum - Premi Kupedes -Premi Reasuransi – Incoming - Premi & Jasa YTMP - Premi & Jasa YBMP - Pendapatan Underwritting Lain TOTAL PENDAPATAN UNDERWRITTING Beban Underwritting : - Klaim - Recoveries Netto - EKRS Thn Berjalan
7.884 1.670
- 389
- 51
(5.570) 53
4.476
- -
59
817 223
6 - -
974 (505)
5 1.520
- - -
- EKRS Thn Lalu Jumlah Beban Klaim
- Beban Premi Reasuransi – Outgoing
- Beban Komisi Netto - Beban Underwritting Lain
TOTAL BEBAN UNDERWRITTING
TOTAL HASIL UNDERWRITTING Hasil Investasi BEBAN USAHA - Biaya Pemasaran - Biaya Umum - Biaya Administrasi - Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA
HASIL (BEBAN) LAINNYA: - Hasil Lain-lain - Beban Lain-lain
Jumlah Hasil (Beban) lainnya Laba/(Rugi) Sebelum Pajak
- 59
1.271 913 114
2.358 2.118
-
168 706 408
24 1.305
813
37 (3)
34
(5.452)
(60) (60)
42 286
1 268
1.252 -
16 126
54 5
202 1050
7
(0) (7)
(1.057)
2. Perkembangan Kinerja Penjaminan KUR Provinsi Kalimantan Timur 3 Tahun
Terakhir (1 Januari 2013 s/d 29 Februari 2016):
Tahun
Realisasi Penjaminan Tuntutan
Klaim
Penyelesaian Klaim Recoveries
Saldo Hak Subrogasi
NPG Jumlah UMKMK
Plafon KUR
Nilai Penjaminan
Klaim Disetujui
Klaim Ditolak
(Unit) (Rp) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (5%) 2013 24.041 581.502,9 415.487,3 13.738,9 12.172,5 10,9 2.115,1 10.057,4 2,9% 2014 20.325 416.415,2 300.938,1 24.468,2 20.328,9 2.924,7 3.904,8 16.424,1 6,8% 2015 9.694 273.483,3 191.707,7 19.736,9 16.980,5 544,5 4.033,5 12.947,0 8,9% 2016 7.265 222.950,0 156.065,0 1,171,3 979,0 4,9 409,9 569,5 0,6%
TOTAL 61.325 1.494.351,3 1.064.198,1 59.115,4 50.460,9 3.484,9 10.462,9 39.998,0 4,7%
3. a. Jumlah dan persentase Non Performing Guarantee (NPG) PT.Askrindo di
Wilayah Provinsi Kaltim (konvensional maupun syariah) :
Non Performing Guarantee (NPG) Kredit Usaha Rakyat PT.Askrindo di
Wilayah Provinsi Kaltim terakhir seluruh Bank Pelaksana Penyalur KUR
(2013 sd 29 Februari 2016) sebesar 4,7%. Yang tertinggi BTN 3 tahun (2013
sd 29 Februari 2016) terakhir sebesar 31,7%.
PERFOMANCE BANK BTN Jumlah UMKMK (Unit) 47 Plafond (Rp Juta) 6.093,4 Nilai Penjaminan (Rp Juta) 4.346,3 Tuntutan Klaim (Rp Juta) 1.592,6 Klaim Disetujui (Rp Juta) 1.378,8 NPG % 31,7%
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat NPG, antara lain:
- Kesiapan Nasabah Calon Debitur KUR
- Sektor Usaha Yang Dimasuki
- Pendampingan Dan Pembinaan Teknis
- Kesiapan Bank Pelaksana Penyalur KUR
- Sosialisasi Program KUR
c. Upaya-upaya untuk menekan Tingkat Non Performing Guarantee (NPG) :
- KUR yang telah memasukkan NPL akan segera dikomunikasikan
dengan pihak Bank Pelaksana KUR agar dilakukan restrukturisasi dan
klaim yang merupakan upaya terakhir dalam penyelesaian KUR.
- Sosialisasi ketentuan dan persyaratan program KUR baik kepada pihak
Bank Pelaksana KUR maupun instansi-instansi atau Dinas terkait
pembina UMKMK.
- Melakukan verifikasi secara cermat atas berkas dan data-data
permohonan penerbitan Sertifikat Penjaminan program KUR.
- Melakukan pengawasan pelaksanaan KUR, baik secara administratif
maupun secara langsung di lapangan.
8. Upaya pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat yang dilakukan oleh PT.
Askrindo :
PT. Askrindo melibatkan pihak lain (Pemprov/Pemkot/Pemkab dan Bank
Pelaksana penyaluran KUR) dalam melakukan pembinaan dan pelatihan. Hal ini
dilakukan untuk menjaga Moral Hazard masyarakat yang selama ini
beranggapan bahwa kredit yang sudah dijamin tidak perlu dikembalikan
sehingga menimbulkan kredit macet.
M. PERBANKAN KALIMANTAN TIMUR
1. Bank Mandiri
a. Kinerja Keuangan Bank Mandiri di Provinsi Kaltim selama 3 (tiga) tahun
terakhir dan proyeksinya:
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Bank Mandiri Provinsi Kalimantan Timur telah berhasil meningkatkan
DPK menjadi Rp17,8 T sampai bulan Desember 2015 atau tumbuh sebesar
Rp132 M (0,7%) YoY,
Area 2013 2014 2015
2013 % Yoy 2014 % Yoy 2015 % Yoy Kaltim Tabungan Giro Deposito Total
9.283.082 3.304.524 4.069.237
16.656.843
13,9% 24,9% -4,1%
10,7%
1.134.524 657.961
(176.023) 1.616.463
9.315.351 3.164.870 5.193.263
17.673.484
0,3% -4,2%
27,6% 6,1%
32.270 (139.654) 1.124.025
1.016.641
9.424.049 3.471.136 4.910.838 17.806.023
1,2% 9,7%
-5,4% 0,7%
108.698 306.266
(282.425) 132.539
Penyaluran Kredit Rp. Juta
Area 2013 2014 2015
2013 % Yoy 2014 % Yoy 2015 % Yoy Kaltim Baki
Debet 10,101,337 42,6% 3,017,331 11,559,960 14,4% 1,458,624 12,165,508 5,2% 606,547
Kredit di Bank Mandiri Provinsi Kaltim mengalami peningkatan sampai
bulan Desember 2015 menjadi Rp12,1 T atau tumbuh sebesar Rp606 M
(5,25) Yoy.
Pertumbuhan Asset
Asset Bank Mandiri Provinsi Kaltim telah berhasil mengalami
peningkatan menjadi Rp20,2 T atau tumbuh sebesar Rp2,3 T pada Desember
2015.
Rp. Juta
Provinsi 2013 2014 2015 Growth Des’13 s.d Des’15
Nom % Kalimantan Timur 17.912.756 21.275.255 20.283.801 2.371.044 13,24%
d. Realisasi dan perkembangan penyaluran KUR oleh Bank Mandiri di Provinsi
Kaltim dalam 3 (tiga) tahun terakhir:
Target dan realisasi penyaluran KUR menurut sektor usaha :
- Secara akumulasi penyaluran KUR Provinsi Kalimantan Timur (2013-
29 Februari 2016) telah mencapai Rp1,283.04 M kepada 14.926
debitur.
- Tingkat NPL KUR Provinsi Kaltim sebesar 1.38%.
- Penyaluran KUR didominasi oleh sektor pertanian sebesar 57.55%
diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 33.85% serta sektor jasa
dunia usaha sebesar 2.74%.
Realisasi penyaluran KUR menurut pengelompokan besaran kredit:
- Penyaluran KUR di Provinsi Kaltim (2013-29 Februari 2016)
berdasarkan besaran kredit (Rp. M)
SEGMEN LIMIT BAKI DEBET (Rp) Jumlah Debitur TOTAL LINKAGE TOTAL
s.d. Rp. 25 Juta 132,30 0,04 8.211 > Rp. 25 Juta 1.150,74 412,48 6.715
TOTAL 1.283,04 412,52 14.926
Realisasi penyaluran KUR menurut karakteristik nasabah KUR
- Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Timur(2013-29Februari
2016) berdasarkan pola penyaluran (Rp.M)
SEGMEN LIMIT
(Rp. Milyar) BAKI DEBET (Rp. Milyar)
Jumlah Debitur
Individual 567,56 132,39 9.492 Linkage-Channeling 715,48 412,52 5.434
TOTAL 1.283,04 544,91 14.926
Non Performing Loan (NPL) KUR
NPL di Provinsi Kalimantan Timur (2013-29 Februari 2016)
Tingkat suku bunga KUR menurut sektor usaha diatur sebagai berikut:
- Untuk KUR Mikro : maksimal 9% efektif per tahun
- Untuk KUR Retail : maksimal 9% efektif per tahun
- Untuk KUR TKI : maksimal 9% efektif per tahun
Perbandingan jumlah debitur KUR dengan Kredit UMKM sejenis (Rp.M).
Provinsi Feb-2015 Feb-2016 % kenaikan Kaltim UMKM 19,640 21,879 11% KUR 13,223 14,926 13%
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penyaluran KUR :
- Banyaknya calon debitur “baru akan berusaha”, padahal pengusaha
yang baru akan berusaha;
- Masih terdapat persepsi di masyarakat bahwa KUR adalah hibah dari
Pemerintah sehingga tidak perlu dikembalikan pinjamannya;
- Tidak semua calon debitur memiliki e-KTP dan NPWP
- Belum semua sektor usaha dapat diberikan KUR;
Kendala dan permasalahan yang dihadapi calon Nasabah penerima KUR:
- Kepemilikan e-KTP dan NPWP dalam pengajuan KUR
- Belum semua sektor usaha dapat diberikan KUR
e. Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan produktifitas dan
peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah :
SEKTOR EKONOMI 2013 2014 2015 2016 PERTANIAN 0,11% 0,31% 0.04% 0.02% PERDAGANGAN 5,27% 9,73% 6.76% 5.39% PERINDUSTRIAN 3,15% 29,67% 1.10% 0.90% JASA DUNIA USAHA 7,51% 5,36% 15.00% 2.95% JASA SOSIAL MASYARAKAT
0,55% 6,13% 0.54% 0.75%
PENGANGKUTAN - 2,60% 17.67% 18.66% PERTAMBANGAN 42,99% 44,41% - - LISTRIK, GAS DAN AIR - - - - KONSTRUKSI 13,11% 16,72% 48.55% 29.37% LAIN-LAIN - - - - TOTAL 1,54% 2,52% 1.64% 1.38%
Sejak tahun 2011 KUR yang diberikan di Provinsi Kaltim meningkat 2
(dua) kali lipat pada bulan Februari 2016 menjadi Rp1,283.04 Milyar dan
jumlah UMKMK yang mendapatkan KUR meningkat 3 (tiga) kali lipat dari
semula hanya 5,777 orang di tahun 2011 menjadi 14.926 orang pada bulan
Februari 2016. Hal ini menunjukkan bahwa debitur KUR di Provinsi Kaltim
telah naik kelas atau bankable dan mampu mendapatkan kredit komersil
sebesar Rp518.54 Milyar untuk 8.588 debitur. Debitur KUR “naik kelas” di
Bank Mandiri terdiri dari 2 kategori, yaitu debitur KUR yang telah berhasil
meningkatkan nilai limitnya hingga diatas Rp500 juta dan berhasil
mengembangkan usahanya dengan lebih baiksehingga dapat melunasi
kewajibannya ataupun mengkonversi KUR menjadi kredit komersil.
f. Permasalahan yang dialami oleh Bank Mandiri Provinsi Kaltim saat ini:
Meningkatkan profil resiko untuk prningkatan kredit terhadap bisnis
Migas dan Batubara. Bank Mandiri Area Balikpapan akan berfokus pada
sektor bisnis perkebunan yang mendominasi sebesar 43,4%. Komoditas
utama dari sektor ini adalah kelapa sawit memiliki total luas lahan mencapai
1,2 juta Ha dengan jumlah produksi mencapai sekitar 13 juta ton selama
tahun 2015, mengalami pertumbuhan sebesar 34,4% (ctc).
g. Upaya yang dilakukan oleh Bank Mandiri Balikpapan antara lain:
Pada Sektor Konstruksi
Bank Mandiri mendukung seluruh aktivitas transaksi untuk seluruh
rekanan perusahaan yang tergabung dalam pengerjaan berbagai proyek
Pemerintah.
Sektor Komunikasi
Bank Mandiri mengerjakan project bersama salah satu perusahaan
Telekomunikasi terbesar di Indonesia untuk memfasilitasi pembelian
pulsa yang diperdagangkan, dengan membentuk rantai komunitas
tertentu yang menjalankan transaksi melalui sistem E-Channel Bank
Mandiri.
Sektor Pertanian
Bank Mandiri fokus mendukung seluruh nasabah yang bergerak dalam
industri sawit dengan bekerja sama sampai dengan rantai bisnis terkecil
dalam business Tree nasabah.
Mengedepankan budaya kerja unggul dan disiplin disetiap lini yang
didasari cara kerja efektif dan efisien.
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
a. Kinerja Keuangan Bank Rakyat Indonesia di Provinsi Kaltim selama 3 (tiga)
tahun terakhir dan proyeksinya:
Kinerja Keuangan BRI Provinsi Kaltim terus mengalami pertumbuhan
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
Keterangan 2013 2014 2015 Febr-2016 Proyeksi Des-2016
Simpanan 12,649,446 13,266,931 14,207,692 12,822,088 15,147,517 Pinjaman 7,944,280 9,015,282 10,690,785 10,613,414 11,986,666 NPL 64,482 90,946 127,232 177,836 213,671 NPL % 0.81% 1.01% 1.19% 1,68% 1.78% Laba/Rugi 648,303 72,029 774,887 134,982 802,673
b. Komposisi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Komposisi Dana Pihak Ketiga BRI Provinsi Kaltim didominasi oleh dana
murah (Giro dan Tabungan) sebesar 73%. Total nasabah yang dimiliki
sebanyak 1.411.771 nasabah.
Keterangan 2013 2014 2015 Febr-2016 Proyeksi Des-2016
Giro 1,828,049 1,642,163 2,482,085 1,269,031 2,680,401 Deposito 3,508,334 3,841,323 3,340,205 3,467,557 3,652,096 Tabungan 7,313,064 7,783,445 8,385,402 8,085,500 8,815,019 Total DPK 12,649,446 13,266,931 14,207,692 12,822,088 15,147,517
c. Perkembangan Asset Perusahaan
Pertumbuhan Asset BRI Provinsi Kaltim selama 3 (tiga) tahun terakhir
sebesar 3,95%. Keterangan 2013 2014 2015 Feb-16 Total Asset 13,914,391 14,593,624 15,083,145 13,048,235
d. Penyaluran Kredit
Kredit yang disalurkan berdasarkan segmen bisnis Provinsi Kaltim.
Jumlah debitur BRI Provinsi Kaltim sebanyak 134.888 debitur. Keterangan 2013 2014 2015 Feb-16 Mikro 1,849,392 2,225,347 2,688,105 2,851,828 Ritel 3,399,471 3,933,438 4,424,964 4,543,689 Menengah & Korporasi 2,695,418 2,856,496 3,577,716 3,217,897 TOTAL 7,944,280 9,015,282 10,690,785 10,613,414
e. Target dan Realisasi KUR menurut sektor usaha:
3 (Tiga) Besar Sektor Usaha yang dibiayaai KUP di Provinsi Kaltim adalah:
- Perdagangan sebesar 67.9%
- Pertanian sebesar 15.67%
- Industri Pengolahan sebesar 3.66%
h. Realisasi Komposisi Penyeluran KUR Februari 2016 adalah:
- Rp15 – 25 juta sebesar 47.11 %
- Rp100 – Rp350 Juta sebesar 19.96%
- Rp350 – Rp500 Juta sebesar 16.49%
Karakteristik Nasabah KUR BRI di Provinsi Kaltim adalah Nasabah
Perorangan. NPL KUR BRI di Provinsi Kaltim pada Februari 2016 sebesar
1,46%. Tingkat suku bunga KUR BRI maksimum 9% per Tahun (efektif).
Perbandingan KUR BRI Provinsi Kaltim pada Februari 2016 sebesar 6,66%
dari total kredit keseluruhan.
i. Kendala dalam Penyaluran KUR
- Adanya ketentuan Pemerintah bahwa untuk peminjam diatas Rp50
juta harus mempunyai NPWP, sedangkan pada umumnya nasabah
yang bergerak di sektor informal dan pertanian biasanya belum
mempunyai NPWP.
- Banyak petani sawit yang membutuhkan pembiayaan KUR dalam
jangka waktu yang lebih panjang.
j. Permasalahan yang dihadapi oleh calon nasabah KUR :
- Untuk pengajuan KUR Ritel diatas Rp50 Juta banyak pengusaha kecil
yang belum memiliki NPWP.
k. Dampak KUR terhadap produktifitas perkembangan sektor UMKM di
Provinsi Kalimantan Timur :
- Sejak diluncurkan KUR, maka akses pembiayaan ke bank untuk
pelaku UMKM semakin terbuka lebar.
- Dengan semakin banyaknya akses dukungan modal bagi UMKM
melalui KUR, maka semakin banyak pelaku usaha UMKM yang
terbantu dalam menjalankan usahanya serta meningkatkan
kesejahteaan masyarakat.
l. Permasalahan Perbankan di Provinsi Kalimantan Timur :
- Penurunan harga komoditas (batubara, minyak bumi, kelapa sawit,
dan karet) di Provinsi Kaltim.
- Peningkatan NPL
- Banyaknya PHK Karyawan
- Luas wilayah Kaltim menyebabkan beberapa wilayah tertentu belum
terlayani operasional perbankan.
m. Upaya-upaya yang telah dilakukan:
- Penyelamatan kredit bermasalah
- Secara konsisten memperluas jaringan kerja perbankan
3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)
a. Kinerja Keuangan Perbankan di Provinsi Kalimantan Timur selama kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir:
Pinjaman BNI Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan setiap
tahunnya dimana growth tahun 2015 adalah 19,33% meningkat
dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 17,23% sementara market
mengalami penurunan.
b. Realisasi penyaluran KUR menurut pengelompokan besaran kredit :
Penyaluran KUR di BNI didominasi pada besaran kredit Rp100 juta
sampai dengan Rp500 juta dengan jumlah debitur hingga bulan Februari
2016 sebanyak 494 debitur atau sebesar 66,12% dari total debitur.
Baki debet Februari 2016 sebesar Rp123.116 juta atau sebesar 91,99%
dari total baki debet.
c. Realisasi penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota di Kaltim adalah
sebagai berikut:
NPL kredit KUR di Kaltim tahun 2015 sebesar Rp460 juta atau sebesar
0,43% dari total baki debet tahun 2015 sebesar Rp107.230 juta. Kualitas
kredit dinilai baik dan masih wajar. NPL pada bulan Februari 2016
mengalami perbaikan mejadi Rp417 juta dibanding tahun 2015 sebesar
Rp460 juta.
d. Tingkat suku bunga KUR di BNI tidak dibedakan atas sektor usaha
debitur :
- Tahun 2013 sampai 2014 tingkat suku bunga KUR sebesar 13,00%
- Tahun 2015 tingkat suku bunga KUR sebesar 12%
- Tahun 2016 tingkat suku bunga KUR sebesar 9%
e. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyaluran KUR:
- Banyaknya calon debitur yang baru memulai usaha kurang dari 6
bulan
- Calon debitur KUR umumnya sudah memiliki pinjaman di Bank
(diluar kredit konsumtif) sehingga jika ingin memiliki fasilitas KUR
harus melunasi pinjamnanya terlebih dahulu
- Calon debitur KUR pada umumnya berloksi jauh dari Kantor
Operasional Bank
f. Kendala dan permasalahan yang dihadapi Nasabah KUR :
- Suku bunga KUR dinilai masih lebih tinggi dibanding dengan suku
bunga kredit program lainnya
- KUR hanya dapat diberikan kepada Debitur Baru dan bukan kepada
Debitur yang sedang atau masih menerima kredit/pembiayaan dari
Perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
- Pembiayaan hanya dapat diberikan untuk satu jenis pemakaian
yaitu untuk Modal Kerja atau Kredit Investasi.
g. Program KUR di Kaltim telah memberikan dampak yang baik bagi
produktivitas dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah serta
kesejahteraan masyarakat. Nilai ekspor UMKM dari tahun 1997 sampai
dengan 2012 terus meningkat dengan jumlah yang cukup signifikan.
Tercatat pada tahun 2011 sebesar Rp187.441,58 miliar meningkat
menjadi Rp208.067 miliar pada tahun 2012 atau mengalami growth
sebesar 11%.
h. Permasalahan Perbankan di Provinsi Kaltim :
- Penurunan bisnis pertambangan mengakibatkan dunia usaha tidak
dapat melakukan ekspansi usahanya sehingga berpengaruh pada
pertumbuan pinjaman dan DPK Perbankan.
Upaya-upaya yang sudah dilakukan :
- Melakukan ekspansi bisnis pada pasar yang selektif untuk
pertumbuhan dengan fokus pada sektor-sektor yang menjadi
unggulan daerah, misalnya transportasi dan perdagangan.
III. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan ke III Komisi XI
DPR RI ke Provinsi Kalimantan Timur. Kami mengharapkan berbagai data dan
informasi yang diperoleh didalam laporan ini dapat menjadi bahan
pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam Rapat-rapat Komisi XI DPR RI.
Jakarta, Maret 2016
Tim Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI
Ketua
Ir. Marwan Cik Asan
A. 410